You are on page 1of 18

KONTRIBUSI PEMIKIRAN

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


TERHADAP PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN
STAIN JEMBER

Dibuat untuk persyaratan lomba yang diadakan oleh


Perpustakaan STAIN Jember dalam rangka menyambut
Bulan Berkunjung Perpustakaan

Oleh :

Nuron Habibillah
Dhama Suroyya
Aisyahtur Rohmah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JEMBER

JURUSAN DAKWAH

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

Oktober, 2009
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam kehidupan

umat manusia. Dengan adanya pendidikan khususnya perguruan tinggi STAIN

Jember diharapkan mampu mewarnai corak kehidupan masyarakat menjadi

masyarakat yang berperadaban tinggi sehingga nantinya Indonesia yang masih

sangat rendah sumber daya manusianya ini mampu bangkit dari keterpurukan.

Salah satu faktor yang sangat berperan penting didalam mewujudkan

harapan-harapan tersebut adalah adanya perpustakaan. Keberadaan perpustakaan

sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya

mahasiswa. Keberadaan perguruan tinggi tanpa adanya perpustakaan sangatlah

mustahil akan membentuk manusia-manusia yang berperadaban tinggi.

Perpustakaan adalah paru-paru pendidikan atau pengetahuan, karena dengan

adanya perpustakanlah mahasiswa dapat mengembangkan keilmuan yang

dimilikinya. Kalau perpustakaan masih kurang lengkap, tentunya juga akan turut

mengganjal pertumbuhan keilmuan dan kesejahteraan kehidupan masyarakat.

Hanya masyarakat yang tingkat bacanya tinggi yang dapat menjadikan kehidupan

sejahtera dan semua itu bisa didapatkan hanya di perpustakaan.


Namun, tidak sampai di situ walaupun tersedia perpustakaan dalam suatu

perguruan tinggi tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap

pemustaka. Oleh sebab itu kami (team) dari Jurusan Dakwah, Prodi Komunikasi

Penyiaran Islam sangat prihatin menyaksikan fenomena ini, sehingga kami

berinisiatif untuk turut menyumbangkan ide-ide yang kami pikir mampu

mengatasi kekurangan-kekurangan yang masih perlu dan terus diperbaiki. Dengan

berbagai pertimbangan yang telah kami susun dan kami perhitungkan insya Allah

ide kami dapat memberikan manfaat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Sejarah perpustakan

2. Permaslahan yang sedang mengganjal di perpustakaan STAIN

Jember

3. Ide-ide penyegaran
BAB II

PEMBAHASAN

2.I Definisi Perpustakaan

Perpustakaan berasal dari kata ’’Pustaka” menurut kamus umum bahasa

Indonesia karangan WJ.Purwadarminta, kata pustaka artinya

buku,sedangkanperpustakaan artinya kumpulan buku (bacaan dsb).Perpustakaan

dalam bahasa inggris disebut ”Library” berasal dari bahasa romawiyaitu”

Librarium” yang terdiri dari kata Liber artinya buku sedangkan armarium.artinya

Lemari.Jadi dilihat dari kata asalnya, berarti lemari yang di dalamnya terdapat

kumpulan buku- buku.

Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah.

Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun

perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan

dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat

yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.

Tetapi, dengan koleksi dan penemuan media baru selain buku untuk

menyimpan informasi, banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat

peyimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil seni lainnya, mikrofilm,

mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape video dan DVD, dan menyediakan fasilitas

umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan internet.


Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai

tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu

disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan

modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada

dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan

komputer).

2.2 Sejarah Perpustakaan

Perkembangan perpustakaan tidak lepas dari sejarah manusia, karena

perpustakaan merupakan produk manusia. Dalam kehidupan mengembara dan

bertani, manusia memperoleh pengalaman bahwa bila dia memberi tanda pada

sebuah batu, pohon, papan, lempengan serta benda lainnya, ternyata manusia

dapat menyampaikan berita ke manusia lainnya. Pesan ini dipahatkan pada batu

atau pohon atau benda lainnya, manusia mulai berkomunikasi dengan kelompok

lain melalui bahasa tulisan.Bila kegiatan memberi tanda tersebut berlangsung dari

generasi ke generasi berikutnya maupun dari suku ke suku lainnya maka banyak

dugaan perpustakaan dalam bentuknya yang sangat sederhana sudah dikenal

ketika manusia mulai melakukan kegiatan penulisan ke berbagai benda. Benda itu

dapat diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya ataupun dapat dibaca suku

lain. Walaupun demikian, kita tidak pernah mengtahui kapan perpustakaan

pertama kali berdiri. Di bawah ini merupakan keterangan-keterangan mengenai

perpustakaan tua di dunia.


Sumeria dan Babylonia

Perpustakaan sudah dikenal sejak 3000 tahun yang lalu. Penggalian di

bekas kerajaan Sumeria menunjukkan bahwa bangsa Sumeria sekitar 3000 tahun

sebelum Masehi telah menyalin rekening, jadwal kegiatan, pengetahuan yang

mereka peroleh dalam bentuk lempeng tanah liat (clay tablets). Tulisan yang

dipergunakan masih berupa gambar (pictograph), kemudian diterjemahkan ke

dalam aksara Sumeria.

Semasa pemerintahan Raja Ashurbanipal dan Assyria (sekitar tahun 668-

626 sebelum Masehi) didirikan Perpustakaan kerajaan di ibukota Niniveh, berisi

puluhan ribu lempeng tanah liat yang dikumpulkan dari segala penjuru kerajaan..

Untuk mencatat koleksi digunakan system subjek serta tanda pengenal pada

tempat penyimpanan. Banyak dugaan bawa Perpustakaan ini terbuka bagi kawula

kerajaan.

Mesir

Pada masa yang hampir bersamaan, peradaban Mesir Kuno pun

berkembang. Teks tertulis paling awal yang ada di Perpustakaan Mesir berasal

sekitar tahun 40000 SM, namun gaya tulisannya berbeda dengan tulisan sumeria.

Orang Mesir menggunakan tulisan yang disebut hieroglyph. Tujuan hieroglyph

ialah memahatkan pesan terakhir di monumen karena tulisan dimaksudkan untuk

mengagungkan raja sedangkan tulisan yang ada di tembok dan monument

dimaksudkan untuk memberi kesan kepada dunia.

Perpustakaan Mesir bertambah maju berkat penemuan penggunaan rumput

papyrus sekitar tahun1200 SM. Permukaan lembaran papyrus dapat digunakan


sebagai bahan tulis, sedangkan alat tulisnya berupa pena sapu dan tinta.

Umumnya tulisan Hierolgyph hanya dipahami oleh pendeta karena itu papyrus

banyak ditemukan di kuil-kuil brisi pengumuman resmi, tulisan keagamaan,

filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Pengembangan perpustakaan Mesir terjadi

semasa raja Khufu, Khafre, dan Ramses II sekitar tahun 1250 SM. Pada saat raja

Ramses II memerintah perpustakaan memiliki koleksi sekitar 20.000 buku.

Arab

Agama Islam muncul pada abad ke-7. Islam kemudian mulai menyebar ke

daerah sekitar Arab. Dengan cepat pasukan Islam menguasai Syria, Babylonia,

Mesopotamia, Persia, Mesir, seluruh bagian utara Afrika, serta menyeberang ke

Spanyol. Orang Arab berhasil dalam bidang Perpustakaan dan berjasa besar dalam

penyebaran ilmu pengetahuan dan matematika ke Eropa.

Dalam Abad ke-8 dan ke-9, tatkala Konstantinopel mengalami

kemunduran dalam hal karya sekuler maka Bagdad berkembang sebagai pusat

kajian karya Yunani. Ilmuwan Muslim mulai memahami pikiran Aristoteles.

Ilmuwan Muslim mengkaji dan menerjemahkan karya filsafat, pengetahuan dan

kedokteran Yunani ke dalam bahasa Arab; kadang-kadang dari versi bahasa

Syriac ataupun Aramaic. Puncak kejayaan terjemahan ini terjadi semasa

pemerintahan Abbasid Al-Ma’mun, yang mendirikan rumah kebijakan pada tahun

810, sebuah lembaga studi yang menggabungkan unsur perpustakaan, akademi,

dan biro terjemahan. Dalam penaklukan ke timur, orang Arab berhasil mengetahui

cara pembuatan kertas dari orang Cina;


Pada abad ke-8 di Bagdad telah berdiri pabrik kertas. Teknik pembuatan

kertas selama hampir lima abad dikuasai orang Arab. Karena harganya murah,

banyak, serta mudah ditulis maka produksi buku melonjak dan Perpustakaan pun

berkembang.

Eksistensi Perpustakaan

Pada tahun 2008. komisi X DPR-RI mengakui bahwa badan perpustakaan dan

arsip Daerah (Baperasda) Sumut merupakan perpustakaan terbaik di Indonesia

( Kompas.com). Alasan diakui sebagai perpustakaan terbaik karena:

1) Buku-buku yang ada tertata rapi dan terbersih sehingga semuanya

terlihat indah.

2) Memiliki ruang digital.

3) Kedatangan pengunjung sesuai laporan kepada Baperasda Sumut

sangat meningkat.

4) Jumlah koleksi buku 504.000 eksemplar.

Pada tahun 2009, perpusda ( Perpustakaan Daerah ) Sumut kembali

mengembat predikat sebagai perpustakaan terbaik di Indonesia dalam versi

pelayanannya yang sangat baik bagi anak.

Penyerahan piala presiden dilakukan saat puncak hari anak nasional.

Penghargaan perdana ini diserahkan kepada Gubsu karena perpusda dapat

memberikan layanan kepada anak dengan baik.

Adapun kriteria perpusda menjadi terpilih sebagai perpustakaan terbaik di

Indonesia karena beberapa factor yang mendukung, diantaranya:


1) Perpustakaan itu menyediakan pembelajaran dan pelayanan untuk anak

tuna netra.

2) Menyediakan anatomi tubuh manusia dan hewani.

3) Menyediakan tempat untuk anak bermain secara audio-visual,

pembelajaran dan ruang digital dan permainan anak yang lain

Dalam tataran dunia, perpustakaan di Indonesia pun memasuki wilayah yang

memuaskan. Perpustakaan UI baru-baru ini hampir memasuki 200 besar

perpustakaan ternama kelas dunia. Pada tahun 2008, UI menduduki rangking ke-

287 di dunia, dan rangking ke-34 di Asia, sedangkan di Asean bertengger di

urutan ke-5.

2.3 Permasalahan yang sedang menganjal di STAIN Jember

Canggihnya teknologi, kelengkapan perpustakaan, pengetahuan dan

pengalaman akan menjadikan sebuah perpustakaan terkenal luas. Perpustakaan

yang demikianlah yang sangat diharapkan oleh masyrakat Karena akan membwa

daya tarik tersendiri bagi pengunjuang perpustakaan.

Dengan suasana yang demikianlah pengunjung perpustakaan akan merasa

nyaman, betah berlama-lama berada didalamnya. Namun sebaliknya, apabila hal-

hal tersebut tidak dapat direalisasikan, kemungkinan besar pengunjugn

perpustakaan hanyalah orang yang merasa butuh atau memang dituntut untuk
butuh kepada perputkaanlah yang mengunjunginya. Seperti halnya yang dihadapi

oleh perpustakaan STAIN Jember, kalau tidak melakukan inovasi-inovasi.

Berikutnya tantangan yang dihadapi oleh Perpustakaan STAIN Jember lebih

mengembang, walaupun beberapa tahun belakanga ini sudah dilakukan inovasi-

inovasi. Pengunjung menjadi bosan dengan inovasi yang ada Karena inovasi yang

dilakukan masih perlu untuk diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut.

Pengunjung perpustakaan menjadi bosan dengan kenyataan tersebut dan hal ini

merupakan gejala alamiah mengingat sifat dasar manusia yang tidak pernah

merasa puas. Namun disisi lain inilah tantangan yang harus dijawab oleh

perpustakaan STAIN Jember sebagai tanggung jawab edukatif di dalam

mencerdaskan dan melahirkan generasi berperadaban dan berpengetahuan luas.

2.4 Kontribusi Pemustaka pada Pustaka

Setelah kami memeparkan permaslahan-permasalahan yang dihadapi oleh

perpustakaan STAIN Jember, kami mencoba menawarkan solusi-solusi yang

bersumber dari pemikiran kami, pengamatan dan pengalaman.

Adapun kontribusi yang dapat kami sumbangkan selaku pemustaka ialah:

A. Resensi Buku
Pemustaka yang sudah menghatamkan buku yang dipinjamnya dapat

meresensi buku tersebut. Resensian tersebut kemudain diketik

menggunakan tinta berwarna atau gambar yang mampu menarik

pandangan mata untuk membaca resensian tersebut agar tumbuh rasa

ingain tahu, penasaran sekaligus tertarik untuk mengetahui isi di

dalamnya. Hendaknya librarian memberikan reward dan pengumuman

akan hal ini dan yang pasti librarian terlalu sibuk untuk meresensi sendiri.

B. Membentuk komunitas pencinta buku.

Komunitas ini dibentuk oleh mahasiswa yang mencintai buku dan sangat

peduli terhadap keberlangsungan perpustakaan. Selain itu komunitas yang kami

maksudkan mempunyai link dengan librarian. Komunitas pencinta buku

mempunyai tugas sebagai berikut:

• Mensosialisasikan pentingnya membaca bagi masyarakat luas. Hal

tersebut dapat dilakukan melalui Radio Praktikum Dakwah, mengadakan

kunjungan kepada lembaga pendidikan, semisal SD, MI atau pondok

pesantren dan melalui website. Sosialisasi mengenai pentingnya membaca

buku ini dimaksudkan dalam rangka mambangun reading society

(masyarakat membaca) dan untuk membangun learning society

(masyarakat belajar) serta sebagai upaya untuk menigkatkan kualitas

sumber daya manusia. Untuk mengembangkan dan mewujudkan budaya


baca pada masyarakat yakni perpustakaan dan komunitas melakukan

perpustakaan keliling (pusling)

• Menyediakan link atau alamat website yang berhubungan dengan

perpustakaan. Tujuan yang diharapkan ialah memudahkan librarian untuk

mengetahui yang berkualitas mengenai link atau website yang berkaitan

dengan review buku. Link mengenai komunitas buku, link mengenai go

public atau penjualan buku dan link pembrowsingan buku.

C. Pustaka Online

Pustakan online sangat penting sekali di dalam membantu mahasiswa untuk

mengembangkan pengembaraan keilmuannya. Dengan adanya pustaka online

mahasiswa dapat mengakses berbagai macam jenis buku yang terdapat di

dalamnya. Selain simple pustaka online juga turut meringankan librarian untuk

sirkulasi buku dan yang penting ialah sangat membantu di dalam mengatur

keefisienan waktu, sehingga baik librarian maupun mahasiswa dengan segera

dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban masing-masing tanpa merisaukan

waktu, sambil bersegera menyambut tugas baru yang sudah menunggu.

Sebelum menggunakan pustaka online ada baiknya kita mengetahui sesuatu

yang berkaitan dengan pustaka online sebagai bahan pertimbangan ke depan.


Pustaka online sangat bersinggungan erat dengan penguasaan dibidang teknologi,

sehingga baik librarian ataupun pemustaka harus terlebih dahulu mengenal

teknologi. Mengenal cara pengoperasiannya dan cara memperbaikinya apabila

terdapat sesatu yang tidak diinginkan, entah programnya rusak atau atau masalah-

masalah lain.

D. Pemutaran Musik Instrumen

Disadari atau tidak seseorang yang sedang membaca buku atau kutu buku

sekalipun, pada titik tertentu titik syaraf otak akan merasa jenuh karena terus

dipacu untuk berpikir, seperti halnya seorang pelari yan terus berlari, lama

kelamaan ia akan kehilangan tenaga capek karena tenaga yang dimilikinya

terkuras secara terus menerus untuk berlari. Demikian pula dengan otak yang kita

miliki apabila ia dipacu terus untuk berpikir maka stamina otak akan berkurang

lemah dan menjadi lamban dalam berpikir . Oleh sebab itu otak membutuhkan

makanan yang mampu memberikan stamina baru agar otak bisa berperan seperti

sedia kala.

Pemutaran musik instrument merupakan salah satu cara untuk

mengenyangkan otak dan memberikan nutrisi baru. Kitaro merupakan salah satu

contoh musik instrument yang tidak mengganggu pemikiran seseorang dalam

membaca buku, sehingga pemustaka dapat membaca buku sambil enjoi

menikmati alunan musik.


E. Food Court

Istilah food Court mungkin masih asing bagi sebagian kita. Food Court ialah

suatu tempat yang terdapat di dalam perpustaka dimana di dalamny adijual

makanan ringan, soft drink dan lain-lain. Dengan demikian tenaga pemustaka

yang terkuras dalam menelaah buku dapat diganti dengan mensuplainya dari food

Court dan tentunya harus membayar terlebih dahulu. Food court sebagai ladang

usaha bagi librarian dan pemulih tenaga bagi pemustaka.


BAB III

PENUTUP

A. Saran

Kami sangat menghargai niatan tulus dari librarian untuk mengembangkan

perpustakaan tercinta ini. Sedangkan di sisi lain kami sangat menyayangkan kalau

usaha-usaha yang diakukan ini hanya berlangsung di saat bulan berkunjung

perpustakaan. Alangkah baiknya mengembangkan perpustakaan tidak hanya

dilakukan dalam rangaka bulan berkunjung ke perpustakaan saja. Hal ini lebih

disebabkan pengembangan perpustkaan tidak terkait dengan bulan berkunjung ke

perpustkaan, tetapi lebih disebabkan oleh tuntutan dan perkembangan zaman yang

setiap detiknya selalu berubah.

Melebihi hal diatas ialah perlombaan ini kami harapkan jangan hanya

dijadikan rutinitas belaka tanpa adanya tindakan yang lebih lanjut. Pengembangan

perpustakaan menuntut realisasi, bukannya menuntut perlombaan. Sehingga

substansi dari semua ini ialah merealisasikan sumbangsih pemikiran yang mampu

menjadikan STAIN Jember sebagai perguruan tinggi yang terpercaya an

mendobrak mahasiswa STAIN Jember menjadi manusi ayang berpengetahuan

luas, beradab dan memberikan manfaat bagi orang yang berada di sekitar.

B. Kesimpulan

Perpustakaan STAIN Jember yang turut membentuk karakter dan mewarnai

corak pengetahuan manusia harus selalu memperbaiki diri dan terus berubah
melihat karena perubahan adalah mutlak dan barang siapa yang tidak mau

berubah berarti sudah sampai disisni pengmbangan ilmu yang dimiliki.

Sumbangan pemikiran yang kami tawarkan tiada lain sebagai bentuk kepedulian

kami yang cinta perpustakaan. Pada akhirnya pilihan ke depan ditentukan oleh

libarian di dalam menumbuh-kembangkan paru-paru dunia dan selaku institusi

yang bertanggung jawab intelektual dan edukatif terhadap mahasiswa atau

pemustaka selaku calon pemimpin peradaban dimas mendatang.


DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan.

http://sdm4sby.com Powered by: Joomla! Generated: 19 October, 2009, 16:17

You might also like