You are on page 1of 9

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF PEMANIS

BUATAN NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN BERENERGI DI


PALANGKA RAYA
Petrus Adi Susilo
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Palangka Raya
e-mail : petrusadisusilo@gmail.com ; petrusadisusilo@live.com

ABSTRAK

Minuman berenergi merupakan salah satu produk minuman ringan yang
dapat memberikan tenaga dan meningkatkan kebugaran. Pada proses
pengolahannya produsen cenderung menggunakan pemanis buatan yang ditinjau
dari harganya sangat menguntungkan dan kemanisannya sangat tinggi yaitu 30-
300 kali dibandingkan dengan gula alami.
Pemanis buatan seperti siklamat biasanya digunakan untuk penderita
Diabetes Melitus dan Obesitas sebagai pengganti gula, karena tidak memiliki atau
rendah nilai kalori. Pemakaian siklamat dalam dosis tinggi dan sering dapat
menyebabkan diare dan kanker sehingga Permenkes RI No.
722/Menkes/PER/EX/1988 membatasi pemakaian siklamat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kadar siklamat pada minuman
berenergi yang dijual di kota Palangka Raya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei yang bersifat
deskriptif. Sampel yang diperoleh dari beberapa penjual minuman berenergi
selanjutnya diperiksa di Laboratorium Program Studi Pendidikan Kimia UNPAR.
Data diperoleh dari hasil analisa siklamat secara kualitatif dengan metode
pengendapan dan secara kuantitatif juga dengan menggunakan metode
pengendapan untuk mengetahui kadar siklamat pada minuman berenergi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7 sampel yang diperiksa
diperoleh 2 sampel yang menggunakan siklamat sebagai bahan pemanisnya,
dengan kadar terendah yaitu 0,01 g/kg dan kadar tertinggi yaitu 0,06 g/kg.
Berdasarkan pemeriksaan siklamat, diperoleh kenyataan bahwa siklamat
masih banyak digunakan dalam konsumsi umum. Perlu adanya pembinaan dan
pengawasan Dinas Kesehatan dan Balai POM terhadap produsen/perusahaan yang
memproduksi minuman berenergi sehingga memenuhi persyaratan dan tidak
membahayakan kesehatan.
Kata kunci : pemanis buatan, natrium siklamat, minuman berenergi
PENDAHULUAN

Minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup
yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Minuman adalah segala sesuatu yang
dapat dikonsumsi dan dapat menghilangkan rasa haus.
Minuman yang sering ditawarkan dan mampu menghilangkan rasa haus
dengan cepat adalah minuman berenergi. Minuman berenergi merupakan salah
satu produk minuman ringan karbonasi atau non karbonasi yang bertujuan untuk
memberi energi dan meningkatkan kebugaran. Minuman ini umumnya
mengandung pemanis, taurine, vitamin golongan B (niacin, inositol,
cyanocobalamin, thiamin), ada pula yang ditambah asam amino choline dan
lysine.
Hampir semua jenis minuman berenergi mengandung pemanis buatan.
Pada awalnya penggunaan bahan pemanis buatan ditujukan bagi pasien yang
dilarang mengkonsumsi gula dengan tujuan untuk mengurangi masukan kalori
(diet) atau karena penyakit (diabetes). Tetapi akhir-akhir ini bahan pemanis
buatan sering disalahgunakan oleh produsen bahan makanan sebagai bahan
pengganti gula dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang besar
(Suprayatmi, 1996).
Pemanis buatan yang sering ditambahkan ke dalam makanan/minuman
salah satunya adalah siklamat. Siklamat ditambahkan ke dalam
makanan/minuman pada tahun 1950-an dan sejak itu siklamat mendominasi
pemasaran pemanis buatan (Dirjen POM, 1977).
Penambahan siklamat ditinjau dari segi kemanisan dan harganya yang
sangat murah dibandingkan dengan gula. Apabila ditinjau dari segi fungsinya
terhadap kesehatan terkadang dapat merugikan karena siklamat dibuat dari bahan-
bahan kimia yang diolah sedemikian rupa yang di dalam unsur-unsur kimianya
tidak mempunyai nilai gizi serta mempunyai kalori yang rendah. (Winarno, 1991)
Dilakukan penelitian pada tikus sebagai binatang percobaan di Institut
Kanker Nasional Amerika. Tikus tersebut diberi makan siklamat 2,5 g/kg setiap
hari. Setelah 2 tahun tikus tersebut menderita tumor/kanker kandung kemih.
(Winarno, 1994). Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan pada manusia yang
meminum siklamat dengan dosis 40-75 mg/kg berat badan secara teratur selama
18 bulan menyebabkan pertumbuhan tumor.
Siklamat mengalami beberapa proses dalam tubuh manusia. Absorpsi atau
penyerapan siklamat dalam tubuh tergolong lambat, yaitu 6-8 jam. Siklamat
tidak seluruhnya diserap oleh usus halus, sebagian keluar (ekskresi) bersama tinja
kira-kira 18-36%. Ini menunjukkan bahwa siklamat tidak sempurna diserap di
usus.

METODE
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain gelas kimia 300
mL, stopwatch, neraca analitik, kertas saring Whatman 40, labu takar 25 mL,
pengaduk, corong, pipet gondok 5 mL, pipet volumetri 1 mL, oven, batang statif,
tabung reaksi botol semprot 300 mL.
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain larutan HCl
37% untuk membuat larutan HCl 10%, BaCl
2
padatan untuk membuat larutan
BaCl
2
.10%, NaNO
2
padatan untuk membuat larutan 10%, aquades, dan 7 sampel
berbagai merk minuman berenergi yang dijual di Palangka Raya.

Prosedur
Uji Kualitatif (uji pengendapan)
Pada uji pengendapan atau gravimetri ini prinsipnya berdasarkan
mengendapkan sampel dengan menambahkan suatu pelarut yang sesuai ke dalam
sampel sehingga sampel terendapkan.
Sampel diambil sebanyak 5 ml kemudian ditambahkan BaCl
2
10%
sebanyak 2,5 ml, didiamkan selama 30 menit. Kemudian endapan dipisahkan
dengan filtratnya dengan cara disaring menggunakan kertas saring Whatman 40.
Lalu ditambahkan 2,5 ml HCl 10% dan ditambahkan lagi 2,5 ml NaNO
2
10% dan
dipanaskan di atas penangas air. Kemudian diamati hingga terdapat endapan putih
yang menunjukkan adanya siklamat.
. Uji Kuantitatif (uji pengendapan)
Sampel diambil sebanyak 5 ml kemudian ditambahkan BaCl
2
10%
sebanyak 2,5 ml, didiamkan selama 30 menit. Kemudian endapan dipisahkan
dengan filtratnya dengan cara disaring menggunakan kertas saring Whatman 40.
Lalu ditambahkan 2,5 ml HCl 10% dan ditambahkan lagi 2,5 ml NaNO
2
10% dan
dipanaskan di atas penangas air. Kemudian diamati hingga terdapat endapan putih
yang menunjukkan adanya siklamat.
Penentuan kadar siklamat ditentukan dengan cara menyaring endapan
putih dari BaSO
4
dengan kertas saring. Lalu dikeringkan. Kemudian ditimbang
massa siklamat pada neraca analitik hingga berat konstan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Kualitatif dan Kuantitatif Pemanis Buatan Natrium Siklamat.
a. Perlakuan Pertama
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi sampel 5 ml larutan BaCl
2
10% 2,5 ml.
Setelah 30 menit, semua larutan terdapat endapan namun banyak dan
sedikitnya berbeda-beda. Hal ini menunjukan semua sampel terdapat ion
pengotor.
b. Perlakuan Kedua
Larutan disaring dengan kertas saring Whatman 40 agar filtrat dan residu/
endapan terpisah. Setelah itu ditambahkan larutan HCL 10% 2,5 ml + larutan
NaNO2 10% 2,5 ml, larutan berbau dan berbuih.
c. Perlakuan Ketiga
Tabung reaksi yang berisi larutan diletakkan di dalam penangas air selama 15
menit hingga terdapat endapan. Setiap sampel memiliki waktu pembentukan
endapan yang berbeda-beda, tergantung dari kadar Natrium Siklamat yang
dikandungnya, namun ada beberapa sampel yg tidak membentuk endapan
setelah 15 menit.
d. Perlakuan Keempat
Ditimbang terlebih dahulu kertas saring Whatman 40 yang akan dipakai untuk
menyaring dan mencatat massa kertas saring Whatman 40. Larutan disaring
kembali dengan kertas saring Whatman 40 sehingga endapan terpisah. Setelah
itu dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit dengan suhu 105
o
C. Hal ini
bertujuan untuk menguapkan kadar air dari kertas saring. Setelah 15 menit,
didinginkan selama 5 menit.
e. Perlakuan Kelima
Ditimbang endapan + kertas saring Whatman 40. Mencatat kembali massa
yang didapat. Selanjutnya melakukan perhitungan kadar Natrium Siklamat
dengan rumus :
Kadar (%) Siklamat =
( )

x 100%
Ket. : a = massa kertas saring (gram)
b = massa kertas saring + endapan (gram)
Volume sampel dalam satuan mL
Mengulang semua perlakuan sebanyak 1 kali lagi dengan tujuan mendapatkan
hasil yang akurat, dan selanjutnya menghitung rata-rata massa endapan yang
didapat pada masing-masing sampel.

Tabel Hasil Penelitian
No Sampel
Warna
Larutan
Rasa
Sampel
Hasil Analisa Data
Kualitatif Kuantitatif
1 A Ungu pekat Asam manis + 0,06 %
2 B Kuning Asam - -
3 C Kuning Asam manis - -
4 D Kuning Asam - -
5 E Kuning Asam - -
6 F Kuning Asam manis - -
7 G Kuning Asam manis +

0,01 %

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada beberapa minuman berenergi,
yaitu minuman A dan G ditambahkan pemanis buatan berupa siklamat. Namun
ada juga minuman berenergi lain yang yang tidak ditambahkan pemanis buatan
berupa siklamat. Sampel minuman berenergi yang positif mengandung siklamat
yaitu sebanyak 2 jenis sampel sementara yang negatif tidak mengandung siklamat
berjumlah 5. Bahkan didapatkan pada komposisi kemasan di merk G tidak tertera
pemanis buatan Natrium Siklamat. Adapun untuk kadar pemanis buatan Natrium
Siklamat yang ditambahkan kedalam minuman berenergi masih di bawah batas
yang diijinkan oleh Kementerian Kesehatan (3 g/kg), kadar siklamat tertinggi
berada pada 0,06% atau setara dengan 0,0006 g/mL

(0,0006 g dalam 5 mL larutan
sampel).
Prinsip identifikasi adanya siklamat dalam sampel yaitu dengan cara
pengendapan. Pengendapan dilakukan dengan cara menambahkan Barium klorida
kemudian ditambah Natrium nitrit dalam suasana asam. sehingga akan terbentuk
endapan Barium sulfat. Untuk analisis adanya siklamat, ada sebagian sampel yang
menghasilkan reaksi positif artinya di dalam sebagian larutan sampel tersebut
terdapat kandungan siklamat. Reaksi antara siklamat dengan HCl akan terurai
menghasilkan amina alifatis primer. Metode ini berdasarkan sifat bahwa siklamat
(ikatan sulfitnya) oleh HCl akan membentuk asam sulfat dan jumlahnya setara
dengan siklamat yang ada. Adanya siklamat ditunjukkan dengan endapan putih.
Adapun fungsi dari reagen-reagen yang ditambahkan atau direaksikan
dalam uji analisis siklamat ini adalah:
1. Penambahan BaCl
2
berfungsi untuk mengendapkan pengotor-pengotor yang
ada dalam larutan.
2. Penambahan HCl berfungsi untuk mengasamkan larutan. Larutan dibuat dalam
keadaan asam agar reaksi yang akan terjadi dapat lebih mudah bereaksi.
3. Penambahan NaNO
2
berfungsi untuk memutuskan ikatan amina pada amina
alifatis primer.
Gas nitrogen yang dihasilkan dari reaksi dapat diketahui dengan bau yang
menyegat ketika proses pengujian.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari 7 sampel minuman berenergi yang diperiksa terdapat 2 sampel yang
mengandung siklamat sebagai bahan pemanisnya yaitu sampel A dan sampel
G.
2. Didapatkan kadar pemanis buatan Natrium siklamat pada minuman berenergi
yang tersebar di Palangka Raya, minuman berenergi merk A sebesar 0,06%
dan merk G sebesar 0,01%.
3. Kadar pemanis buatan siklamat di dalam sampel minuman berenergi yang
beredar masih di bawah batas maksimum penggunaan siklamat pada minuman
ringan berdasarkan Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang BTM,
namun termasuk dalam keadaan yang waspada karena sampel G tidak
mencantumkan natrium siklamat sebagai pemanis di kemasannya.
4. Kadar pemanis buatan Natrium siklamat yang paling besar terdapat pada merk
A yaitu 0,06% atau 0,0006 gr dalam 5 ml minuman berenergi.

Saran-saran yang diajukan untuk kelanjutan penelitian ini adalah :
1. Perlu dikembangkan upaya pendidikan/penyuluhan bagi konsumen ataupun
masyarakat tentang bahaya konsumsi berlebih dari siklamat
2. Perlu dipelajari kajian analisis kuantitatif menggunakan alat spektrofotometer
UV-Visibel agar kadar pemanis buatan natrium siklamat lebih tepat.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Pemanis Buatan.
http://hnz11.wordpress.com/2009/05/27/siklamat/, diakses 25 juli
2013.

BSN (Badan Standar Nasional).2010. Cara Uji Pemanis Buatan dalam SNI
01-2893-1994.

Cahyadi, Wisnu. 2008. Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan
Pangan, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Kesehatan RI dan Dirjen POM, 1988. Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor : 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan
Tambahan Makanan . Jakarta.

Direktorat Pengawasan Makanan dan Minuman Dirjen POM, 1997. Bahan
Tambahan Pangan. Jakarta.

Ginting, Jani. 2004. Analisis Kandungan Siklamat pada Minuman Limun
yang Dijajakan di Beberapa Pasar Kota Medan, skripsi, Medan :
FKM Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hernike Napitulu, Linda.2006. Analisa Zat Warna Dan Pemanis Buatan
Pada Es Krim Yang Dijajakan Di Beberapa Pasar Di Kota Medan,
skripsi, Medan: FKM Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hikmah Wati, Henny.2004. Kadar Pemanis Buatan Pada Minuman Yang
Dijual Di Sekolah Dasar Di Kecamatan Wonoayu Kabupaten
Sidoarjo, Tesis, Jakarta: JIPTU.

Yuliarti, Nurheti.2007. Awas! Bahaya Di Balik Lezatnya Makanan,
Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Renwick. AG., 1983. Developments in Sweeteners. Applied Science
Publishers, London.

Suprayatmi, Mira, 1996. Yang Manis Tidak Selalu Manis. Artikel, 18 Mei
2004, www.infopangandangizi.com.



Winarno, FG., Sulistyowati, Titi, 1994. Bahan Tambaban untuk Makanan
dan Kontaminan. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Desember 1990. Pengujian
Makanan Jajanan Anak SD.

You might also like