Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (Q.S. an-
Nisaa’ : 59)
BAB II
PERMASALAHAN
2
2.1. Obyek Kajian Ushul fiqh
Banyak obyek yang dikaji dalam ilmu ushul fiqh, namun kali ini kita akan
membahas tentang sumber dan dalil-dalil hukum tentang al-Qur’an dan as-
Sunnah, secara terperinci dapat disimpulkan mengenai hal tersebut, yakni :
1. Pembahasan tentang pengertian dalil-dalil syara’
2. Pembahasan tentang dari mana asal-usul sumber dalil tersebut.
3. Meresume mengenai penjelasan dalil-dalil hukum al-Qur’an dan as-Sunnah
.
2.2 Kegunaan Obyek Kajian
Dalam mengkaji obyek ini, maka terdapat beberapa kegunaan yang dapat
dikemukakan, diantaranya sebagai beriklut :
1. Dengan mempelajari ini, maka kita dapat mengetahui tentang sumber dan
dalil-dalil tentang al-Qur’an dan as-Sunnah.
2. Setelah mengetahui sumber dan dalil-dalil tersebut, kita juga dapat
menggunakannya sebagai dasar-dasar ilmu untuk suatu ketentuan atau
permasalahan.
BAB III
METODE PENULISAN
3
3.1. Metode Pemahaman
Dalam pemahaman penulisan ini, penulis merangkum beberapa kaidah-
kaidah yang terdapat dalam beberapa karangan Ushul Fiqh dari para ulama’,
dimasudkan agar mudah dibaca dan dipelajari oleh kita semua, sehingga kita
dapat memahami dan mengaplikasikan dalil-dalil hukum yang terdapat dalam al-
Qur’an dan as-Sunnah.
BAB IV
PEMBAHASAN
4
4.1. Dalil Pertama : al-Qur’an
a. Pengertian al-Qur’an
Al-Qur’an dalam kajian Ushul Fiqh merupakam objek pertama dan
utama pada kegiatan penelitian dalam memecahkan suatu hukum. al-
Qur’an menurut bahasa berarti “bacaan” dan menurut istilah Ushul Fiqh
al-Qur’an berarti “kalam” (perkataan) Allah yang diturunkan-Nya dengan
perantaraan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. dengan bahasa
Arab serta dianggap beribadah membacanya.
b. Keistimewaan al-Qur’an
Al-Qur’an itu dikompilasikan di antara dua ujung yang dimulai
dari surat al-Fatihah, dan ditutup dengan surat an-Naas, yang sampai
kepada kita secara tertib dalam bentuk tulisan maupun lisan dalam
keadaan utuh atau terpelihara dari perubahan dan pergantian, sekaligus
dibenarkan oleh Allah di dalam firman-Nya :
5
c. Keselarasan ayat-ayat al-Qur’an dengan teori-teori ilmiyah yang
diungkapkan dalam ilmu pengetahuan.
d. Pemberitaan peristiwa-peristiwa yang tidak diketahui, melainkan Allah
yang mengetahui hal-hal yang gaib itu. Serta masih banyak lagi
keistimewaan yang terkandung di dalamnya.
c. Kehujjahan al-Qur’an
Argumentasi bahwa al-Qur’an adalah hujjah bagi umat manusia,
dan hukum-hukumnya merupakan undang-undang yang wajib dipatuhi,
ialah karena al-Qur’an diturunkan oleh Allah swt. secara qath’i yang
kebenarannya tidak diragukan.
Artinya : “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan
(yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
(Q.S. al-Anbiya’ : 25)
6
Disamping itu ayat-ayat Makkiyah juga berbicara tentang kisah
umat-umat masa lampau sebagai pelajaran bagi umat Nabi Muhammad
saw.
Peristiwa hijrah Rasulullah ke Madinah adalah garis pemisah
antara dua periode tersebut di mana pada saat hijrah ini masalah iman
telah tertanam ke dalam hati segenap pribadi yang ikut hijrah bersama
Rasulullah. Dari kelompok kecil inilah kemudian menjadi komunitas yang
besar menjadi masyarakat Islam. Maka mulailah turun ayat-ayat
Madaniyah yang banyak terkait dengan hukum dari berbagai aspeknya.
Misal tentang perintah untuk membayar zakat, Allah berfirman :
7
3. Hukum-hukum amaliyah, yaitu ketentuan-ketentuan yang
berhubungan dengan amal perbuatan mukalaf. Dari hukum-hukum
amaliyah inilah timbul dan berkembangnya ilmu fiqh.
8
mengatur sumber-sumber pendapatannya dan pembelanjaannya. Ayat-
ayat yang mengatur masalah ini tercatat sekitar 10 ayat.
a. Pengertian as-Sunnah
Kata sunnah secara bahasa berarti “perilaku seseorang tertentu,
baik perilaku yang baik atau perilaku yang buruk”. Menurut istilah Ushul
Fiqh, Sunnah Rasulullah, seperti dikemukakan oleh Muhammad ‘Ajjaj al-
Khatib (guru besar hadits Universitas Damaskus), berarti segala perilaku
Rasulullah yang berhubungan dengan hukum, baik berupa ucapan
(Sunnah qauliyyah), perbuatan (Sunnah Fi’liyyah), atau pengakuan
(sunnah Taqririyah)”.
b. Kehujjahan as-Sunnah
Umat Islam sepakat bahwa apa saja yang datang dari Rasulullah
saw. baik ucapan, perbuatan dan taqrir membentuk suatu hukum, dengan
kata lain hukum-hukum yang ada pada as-sunnah adalah hukum yang ada
dalam al-Qur’an sebagai peraturan perundangan yang harus ditaati.
Kehujjahan as-Sunnah ini dapat dibuktikan sebagai berikut :
a. Adanya nash-nash al-Qur’an, yang dalam hal ini Allah
memerintahkan melalui ayat-ayat-Nya untuk taat kepada
Rasulullah saw. yang taat kepada Rasullullah ini berarti mentaati
kepada Allah swt. Alllah swt. berfirman :
9
Artinya : “Barang siapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya
ia telah mentaati Allah”. (Q.S. an-Nisaa’ : 80)
b. Ijma’ para sahabat ketika Rasul masih hidup dan sepeninggal
beliau tentang keharusan taat kepada Rasulullah saw. atau sunnah
Rasul.
c. Di dalam al-Qur’an, Allah swt. telah mewajibkan kepada umat
manusia untuk melakukan sesuatu dengan lafazh yang ‘am, dan
yang menjelaskan keumuman tersebut adalah Rasuluyllah saw.
dengan sunnah qauliyah maupun amaliyah. Seperti ibadah shalat,
firman Allah :
….. ..…
Artinya : “......Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.....”.
(Q.S. an-Nisaa’ : 77)
10
) طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة ( رو اه البيهقى
Artinya : “Menuntut ilmu itu adalah merupakan kewajiban bagi tiap-tiap
orang Islam baik laki-laki atau perempuan”. (HR. al-Baihaqi)
11
berzina tetapi tidak mampu mengajukan empat orang saksi
padahal istrinya itu tidak mengakuinya, maka jalan keluarnya
adalah dengan cara li’an. Li’an adalah sumpah empat kali dari
pihak suami bahwa tuduhannya benar dan pada kali yang kelima ia
berkata : “laknat (kutukan) Allah atasku jika aku termasuk ke
dalam orang-orang yang berdusta”. Setelah itu istri pula
mengadakan lima kali sumpah membantah tuduhan tersebut
sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah :
12
lain berzina tanpa saksi) dan istripiun bebas dari tuduhan berzina
itu. Namun dalam ayat tersebut tidak dijelaskan apakah hubungan
suami istri antara keduanya masih lanjut atau terputus. Sunnah
Rasulullah menjelaskan hal itu yaitu bahwa diantara keduanya
dipisahkan buat selamanya. (HR. Ahmad dan Abu Daud)
3. Menetapkan hukum yang belum disinggung dalam al-Qur’an.
Contohnya : hadits riwayat al-Nasa’i dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah bersabda mengenai keharaman memakan binatang
buruan yang mempunyai taring dan burung-burung yang
mempunyai cakar sebagaimana disebutkan dalam hadits :
13
BAB V
KESIMPULAN
14
Adanya nash-nash al-Qur’an yang memerintahkan kepada umat Islam
untuk mentaati Rasulullah saw. karena dengan mentaati Rasulullah,
maka ini berarti mentaati Allah swt.
Ijma’ para sahabat
Sunnah juga berfungsi sebagai penjelas dan perinci tentang ayat-ayat
dalam al-Qur’an yang mujmal (umum)
4. Beberapa masalah yang terdapat di dalam al-Qur’an adalah secara garis besar yang
disampaikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar, umum, dan bersifat global, kecuali
dalam beberapa hal tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Satria, Pengantar Ushul Fiqh dan Ushul Fiqh Perbandingan, Jakarta : Pustaka
Hidayah, 1993, Cet. I
Khallaf, Abdul Wahhab, Ilmu Ushul Fiqh, Bandung : Gema Risalah Press, 1996, Cet. II
15
CURRICULUM VITAE
16
17