You are on page 1of 18

Selasa, 04 November 2008

ASKEP KLIMAKTERIUM

Pengertian

Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase


reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat
menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium.
(Baziad, 2003, hal 1)

Klimakterium yaitu fase peralihan antara pramenopause dan


pascamenopause. (Baziad, 2003, hal 1)

Klimakterium adalah fase terakhir dalam kehidupan wanita


atau setelah masa reproduksi berakhir. (Kasdu, 2002, hal 2 )

Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang


wanita dari periode reproduktif ke periode non reproduktif. (Kasdu,
2002, hal 2 )

Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa


reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita
berumur 40 – 65 tahun.

(¶ 1, www.dkk-bpp.com)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa klimekterium adalah


periode peralihan dari akhir masa reproduksi sampai awal masa
senium yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun
embriologik dari ovarium dan terjadi pada wanita berumur 40 -65
tahun.

Menurut Baziad (2003, hal 2) klimakterium terdiri dari beberapa


fase klimakterik, yaitu :
Pramenopause

Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan


dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid
yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang
dan jumlah darah haid yang relatif banyak dan kadang kadang
disertai nyeri haid (dismenorea). Pada wanita tertentu telah
timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom pramenstrual
(PMS). Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase
folikuler yang memendek, kadar esterogen yang tinggi, kadar
FSH juga biasanya tinggi, tetepi juga dapat ditetepkan kadar FSH
yang normal. Fase luteal tetap stabil. Akibat kadar FSH yang
tinggi ini dapat terjadi perangsangan ovarium yang berlebihan
(hiperstimulasi) sehingga kadang – kadang dijumpai kadar
estrogen yang sangat tinggi.

Perimenopause

Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause


dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang
tidak teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya > 38 hari
dan sisanya <>

Menopause

Menopause adalah perdarahan haid yang terakhir yang


terjadi pada usia 40 – 65 tahun. Jumlah folikel yang mengalami
atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi
folikel yang cukup. Produksi estrogenpun berkurang dan tidak
terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause.
Menopause tidak terjadi pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi hormonal pada usia perimenopause. Perdarahan
lucut terus terjadi selama wanita masih menggunakan pil
kontrasepsi secara siklik dan wanita tersebut tidak mengalami
keluhan klimakterik. Untuk menentukan diagnosa menopause,
penggunaan pil kontrasepsi harus segera dihentikan dan satu
bulan kemudian dilakukan pemeriksaan FSH dan estradiol.

Pada awal menopause kadar estradiol rendah pada


sebagian wanita, apalagi pada wanita gemuk, kadar estradiol
dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses aromatisasi androgen
menjadi estrogen di dalam jaringan lemak. Diagnosis menopause
merupakan diagnosis retrospektif. Bila seorang wanita tidak haid
selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah > 40 mIU/ml
dan kadar estradiol <>

Pascamenopause

Pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai


senilis. Fase ini terjadi pada usia di atas 60 – 65 tahun. Biasanya
wanita beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis.
Sebelum haid terhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi
berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti :

Sklerosis pembuluh darah

Berkurangnya jumlah folikel

Menurunnya sintesis steroid seks

Penurunan sekresi estrogen

Gangguan umpan balik pada hipofise

Menopause dapat terjadi lebih dini akibat beberapa penyakit,


antara lain anemia dan tuberkulosis. Selain itu menopause dapat
terjadi secara buatan sebagai akibat pembedahan dan
pengangkatan kedua ovarium atau pengobatan dengan sinar
radiasi. ( ¶ 3, www.dkk-bpp.com )

Menurut Baziad ( 2003, hal 7 ) menyatakan bahwa keluhan


klimakterik pada wanita usia 45 – 54 tahun adalah :

Gejolak panas ( hot flushes)

Jantung berdebar – debar

Gangguan tidur

Depresi

Mudah tersinggung, berasa takut, gelisah dan lekas marah

Sakit kepala

Cepat lelah, sulit konsentrasi, mudah lupa, kurang tenaga


Berkunang-kunang

Kesemutan

Gangguan libido

Obstipasi

Berat badan bertambah

Nyeri tulang dan otot

Menopause terjadi karena habisnya folikel (sel telur) pada


indung telur. Jumlah sel telur ketika seorang dilahirkan adalah ±
733.000 dan jumlah ini terus berkurang selama masa kanak-kanak
dan masa reproduksi. Pada usia 39 – 45 tahun jumlah sel telur kira-
kira 10.900.

Pada setiap siklus haid sebanyak 20 – 1000 sel telur akan


dipersiapkan untuk berkembang, tetapi umumnya hanya 1 folikel
yang akan berkembang pesat dan mengalami ovulasi ( pelepasan
sel telur dari folikel indunfg telur ). Sisanya dan juga sebagian besar
sel telur akan mengalami hambatan perkembangan, penyusutan
dan penyerapan. Dengan demikian sel-sel telur yang tidak berhasil
tumbuh menjadi matang akan mati. Hal ini yang ditandai dengan
masih datangnya haid secara teratur. Seiring dengan tumbuh dan
berkembangnya sel telur dalam indung telur maka hormon
estrogen dan progesteron akan mengalami peningkatan sehingga
semakin sedikit folikel yang berkembang semakin berkurang
pembentukan hormon estrogen dan progesteron. (Departemen
Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 1992, hal 49).
Selain itu, kekuatan atau kelenturan alat kelamin luar ( vagina dan
vulva ) menurun. Demikian juga jaringan alat tubuh lainnya yang
berada di bawah pengaruh hormon estrogen. Penurunan fungsi
ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk
menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya
interaksi antara hipotalamus-hipofise. Pertama-tama terjadi
kegagalan fungsi luteum kemudian menurunnya fungsi steroid
ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif
terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH
serta LH dan dari kedua gonadotropin itu, ternyata yang paling
mencolok peningkatannya adalah FSH. ( ¶ 4, www.dkk-bpp.com )

Terapi sulih hormon (TSH)

TSH atau HRT (Hormon Replacement Terapy) merupakan pilihan


untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau
sindroma menopause dalam masa premenopause dan
postmenopause. Selain itu, TSH juga berguna untuk menjaga
berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti
keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada
saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah
perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon
estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan
pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti
hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan
kesehatan wanita yang bertambah tua. (Kasdu, 2002, hal 85)

Syarat minimal sebelum pemberian estrogen dimulai :


Tekanan darah tidak boleh tinggi.
Pemeriksaan sitologi uji Pap normal.
Besar uretus normal ( tidak ada mioma uterus ).
Tidak ada varises di ekstremitas bawah.
Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas.
Kelenjar tiroid normal.
Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium,
fungsi hati.
Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus
perlu dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit
dalam.
Kontra Indikasi Pemberian Estrogen
Troboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis.
Sindrom Dubin Johnson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin
konjugasi.
Riwayat ikterus dalam kehamilan.
Kanker endometrium, kanker payudara, riwayat gangguan
penglihatan, anemia berat.
Varises berat, tromboflebitis.
Penyakit ginjal.
Persyaratan dalam Pemberian Estrogen
Mulailah dengan menggunakan estrogen lemah ( estriol ) dan dengan
dosis rendah yang efektif.
Pemberian secara siklik.
Diusahakan kombinasi degan progesteron ( bila digunakan
estrogen lain seperti etinil estradiol maupun estrogen
konjugasi ).
Perlu pengawasan ketat ( setiap 6-12 bulan ).
Bila terjadi perdarahan atipik perlu dilakukan kuretase.
Keluhan nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes
melitus, terlebih dahulu konsul ke bagian penyakit dalam.
Yang perlu diketahui
Tidak semua keluhan dapat dihilangkan dengan pemberian estrogen.
Pelajari faktor-faktor yang menimbulkan keluhan (faktor psikis,
sosial budaya, atau hanya memang terdapat kekurangan
estrogen ).

Atasi keluhan emosi dan faktor penyebab

Efek samping pemberian TSH sebagian besar karena dosis estrogen


yang tinggi.
Nyeri payudara

Peningkatan berat badan

Keputihan dan sakit kepala

Perdarahan

http://www.dkk-bpp.com

Olahraga

Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan


seseorang, biasanya ini juga membawa dampak positif, seperti :

Menguatkan tulang

Meningkatkan kebugaran

Menstabilkan berat badan

Mengurangi keluhan menopause

Mengurangi stress akibat menopause

Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja


berbeda dengan wanita yang masih dalam usia reproduktif
karena biasanya bebetapa organ tubuhnya sudah tidak berfungsi
sempurna, selain itu bebeapa penyakit sudah dideritanya. Jadi
tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain menjaga
kebugaran juga untuk mengurangi atau mengobati penyakit.
Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk wanita usia
menopause yaitu jalan cepat, senam, dan berenang. (Kasdu,
2002, hal 97)

Nutrisi (Diet)

Bertambahnya usia menyebabkan beberapa organ tidak


melakukan proses perbaikan (remodelling) diri lagi, misalnya
masa tulang tidak melakukan pembentukan kembali. Selain itu,
semakin tua aktivitas gerak yang dilakukan juga tidak sekuat
dulu sehingga kalori yang dikeluarkan juga berkurang sehingga
kalori yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh juga menurun
dengan demikian, asupan makanan yang dibutuhkan juga
berkurang. Sehingga setiap orang tetap membutuhkan makanan
bergizi seimbang yang berfungsi untuk memenuhi zat – zat gizi
seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. (Kasdu,
2002, hal 103).

Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang menentukan kesehatannya di masa yang


akan mendatang. Menurut Frank B. Hu, MD, Ph.D, dalam New
England Journal of Medicine tentang manfaat perubahan gaya
hidup untuk pencegahan jantung koroner pada wanita, peneliti
tersebut meyakinkan bahwa salah satu gaya hidup yang sudah
mulai dikurangi atau kalau mungkin dihentikan adalah merokok.
Kebiasaan ini dapat memicu timbulnya berbagai penyakit.
Termasuk minum minuman beralkohol, meskipun kebiasaan ini
mungkin jarang dilakukan oleh wanita Indonesia.
Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah masalah
makanan dan olahraga, pola makanan yang baik, disesuaikan
dengan kebutuhan gizi usia tersebut serta aktivitas. (Kasdu,
2002, hal 124)

Penyakit Jantung Koroner

Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh


darah meliputi : kulit terasa kering, keriput dan longgar dari
ototnya oleh karena turunnya sirkulasi menuju kulit, badan
terasa panas termasuk wajah, terjadi perubahan sirkulasi pada
wajah yang dapat melebar ke tengkuk (hot flushes), mudah
berdebar – debar terjadi tekanan darah tinggi yang berlanjut ke
penyakit jantung koroner. (Manuaba, 1999, hal 201)

Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol


menyebabkan meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya
aterosklerosis. Khususnya mengenai sklerosis primer koroner
dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah
kadar estrogen menurun. ( ¶ , http://www.medicastore.com )

Osteoporosis

Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang


berfungsi membentuk tulang baru terhambat dan fungsi
osteoclast merusak tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap
dan dirusak osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh
osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis. ( ¶ ,
http://www.medicastore.com )

Dimensia
Wanita pascamenopause biasanya kemampuan berfikir dan
ingatnnya menurun hal ini merupakan pengaruh dari
menurunnya hormon estrogen, dimana hormon estrogen ini
dapat mempengaruhi kerja dari degenerasi sel – sel saraf dan sel
– sel otak. ( Manuaba, 1999, hal 201 )

ASUHAN KEPERAWATAN KLIMAKTERIUM

Pengkajian yang dilaksanakan pada pasien dengan gangguan masa


klimakterium selain pengkajian secara umum juga dilakukan
pengkajian khusus yang ada hubungannya dengan gangguan masa
klimakterium yang meliputi :

Haid

Menarche

Lamanya

Banyaknya

Siklus

Dismenore

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat obstetri

Kehamilan

Abortus

Pemakaian obat kontrasepsi


Riwayat perkawinan

Kebiasaan hidup sehari-hari

Istirahat

Pola kegiatan

Diet

Penyakit yang pernah diderita

Pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah yang sedang


dialami

Keluhan-keluhan yang sedang dialami

Ganguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologis

Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis


proses penuaan

Nyeri berhubungan dengan fisik/psikologik ( contoh : spasme otot ,


usia lanjut )

Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan feminitas


atau ketidakmampuan mempunyai anak

Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan


perubahan fungsi (penurunan libido)

Ganguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologis

Tujuan :

Pasien melaporkan perubahan dalam pola tidur/istirahat


Pasien mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera atau segar

Intervensi Rasoinal
Tentukan kebiasaan tidur dan Mengkaji perlunya dan
perubahan yang terjadi mengidentifikasi intervensi
Berikan tempat tidur yang yang tepat
nyaman Meningkatkan kenyamanan

Tingkatkan kenyamanan waktu tidur serta dukungan fisiologis


tidur misal: mandi air hangat, dan psikologis
Meningkatkan efek relaksasi
masase
Memberikan situasi kondusif
Kurangi kebisingan dan lampu
untuk tidur
Dorong posisi yang nyaman
Perubahan posisi mengubah
Berikan sedatif sesuai indikasi
area tekanan dan
meningkatkan istirahat
Mungkin diberikan untuk
membantu pasien
tidur/istirahat
Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis
proses penuaan

Tujuan :

Pasien mamapu mempertahankan orientasi realita sehari – hari

Pasien mampu mengenali perubahan pola pemikiran dan


tingkah laku

Intervensi Rasoinal
Sediakan waktu adekuat bagi Waktu reaksi mungkin

pasien untuk memberikan diperlambat dengan proses

respon terhadap pertanyaan penuaan


Kehilangan ingatan jangka
Catat masalah pasien tentang
pendek dapat berguna untuk
daya ingat jangka pendek dan
mengetahui bahwa hal ini
sediakan bantuan
merupakan sesuatu yang wajar
Evaluasi tingkat stess individu
Tingkat stess mungkin dapat
dan hadapi dengan tepat
Reorientasikan pada orang/ meningkat dengan pesat karena
waktu/ tempat sesuai kehilangan yang baru
kebutuhan terjadi,seperti proses penuaan
Catat perubahan siklik dalam Membantu pasien untuk
mental / tingkah laku mempertahankan fokus
Mungkin timbul sebagai respon
dari penurunan fisiologis tubuh

Nyeri berhubungan dengan fisik/psikologik ( contoh : spasme otot ,


usia lanjut )

Tujuan :

Keluhan nyeri berkurang/terkontrol

Pasien tampak rileks

Pasien mampu melakukan aktivitas

Intervensi Rasoinal
Kaji keluhan nyeri, Sebagai dasar pengawasan

perhatikan intensitas (skala keefektifan intervensi


0 – 10 ), lamanya dan lokasi Menurunkan ketegangan otot ,
memfokuskan kembali perhatian
Berikan tindakan kenyamanan
dan meningkatkan kemampuan
Batasi aktivitas fisik pasien
koping
Dorong teknik managemen
Mengurangi pengeluaran energi
stress (relaksasi)
Memfokuskan kembali perhatian
Berikan analgesik sesuai
dan kontrol individu
indikasi
Menghilangkan nyeri dan
mengurangi ketidaknyamanan

Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan feminitas


atau ketidakmampuan mempunyai anak

Tujuan :
Pasien menyatakan masalah dan menunjukkan pemecahan
masalah yang sehat

Pasien menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi


terhadap perubahan pada citra tubuh

Intervensi Rasoinal
Berikan waktu untuk mendengar Memberikan kesempatan untuk

masalah dan ketakutan pasien memperbaiki kesalahan konsep,

Kaji stress emosi pasien. Dorong seperti : perubahan tubuh karena

pasien untuk mengekspresikan menopause

dengan tepat Biasanya wanita takut tak mampu

Berikan informasi akurat tentang memenuhi peran reproduksi dan

masalah pasien mengalami kehilangan

Berikan lingkungan terbuka pada Memberikan kesempatan pada

pasienuntuk mendiskusikan pasien untuk bertanya dan

masalah seksualitas mengasimilasi informasi


Meningkatkan keyakinan dan
mengidentifikasi kesalahan konsep/
mitos yang dapat mempengaruhi
penilaian situasi

Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan


perubahan fungsi (penurunan libido)

Tujuan :

Pasien menyatakan pemahaman perubahan fungsi seksual

Pasien mampu mendiskusikan masalah tentang hasrat seksual


pasangan dengan orang terdekat

Pasien mampu mengidentifikasi kepuasan seksual yang diterima

Intervensi Rasoinal
Kaji informasi pasien / orang Masalah seksual sering tersembunyi
terdekat tentang fungsi seksual sebagai pernyataan humor atau hal
Dorong pasien untuk berbagi yang gamblang
masalah dengan teman Komunikasi terbuka dapat
Solusi pemecahan masalah mengidentifikasi masalah dan
potensial seperti : menunda koitus meningkatkan diskusi dan resolusi
saat kelelahan, menggunakan Membantu pasienkembali pada
minyak vagina hasrat/ kepuasan aktivitas seksual
Diskusikan sensasi/ Perubahan kadar hormon dan
ketidaknyamanan fisik, perubahan kehilangan sensasi irama kontraksi
pada respon individu uterus selama orgasme
Rujuk ke konselor/ahli seksualitas mengganggu kepuasan seksual
Mungkin dibutuhkan bantuan
tambahan untuk meningkatkan
kepuasan hasil

Menurut Doenges (1999), setelah dilakukan implementasi


keperawatan maka evaluasi yang di harapkan untuk pasien dengan
klimakterium si antaranya sebagai berikut :

Pasien melaporkan perubahan dalam pola tidur/istirahat

Pasien mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera atau segar

Pasien mamapu mempertahankan orientasi realita sehari – hari

Pasien mampu mengenali perubahan pola pemikiran dan tingkah


laku

PAsien menyatakan nyeri berkurang/terkontrol

Pasien tampak rileks

Pasien mampu melakukan aktivitas


Pasien menyatakan masalah dan menunjukkan pemecahan
masalah yang sehat

Pasien menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi


terhadap perubahan pada citra tubuh

Pasien menyatakan pemahaman perubahan fungsi seksual

Pasien mampu mendiskusikan masalah tentang hasrat seksual


pasangan dengan orang terdekat

Pasien mampu mengidentifikasi kepuasan seksual yang diterima

DAFTAR PUSTAKA

Baziad, Ali. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Pramihardjo

Departemen Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1992. Asuhan


Keperawatan dan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi. Jakarta
: Departemen Kesehatan.

Doenges, M.E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Kasdu, Dini. 2002. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta : Puspa
Swara

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.


Jakarta : Arcan

Scott, James R. 2002. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya
Medika

http://www.dkk-bpp.com/indek.php?option.com-

content&tosk=view&aid=140&itemid=47

http://www.medicastore.com/natrofor/balance/isi

di 01:36 Diposkan oleh u7i3_blogspot.com


Label: ILMU
Reaksi:

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Halaman Muka


Langgan: Poskan Komentar (Atom)

You might also like