Professional Documents
Culture Documents
BAB III
PENCAHAYAAN
A. PENGERTIAN PENCAHAYAN
Pencahayaan adalah suatu aspek penting bagi keselamatan kerja. Pencahayaan yang baik
memungkinkan tenaga kerja melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa
upaya-upaya tidak perlu. lebih dari itu, penerangan yang memadahi memberikan kesan
pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan.
Sejak dimulainya peradaban hingga sekarang, manusia meciptakan cahaya hanya dari
api,walaupun lebih banyak sumber panas daripada cahaya. Di abad ke 21 ini kita
masihmenggunakan prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan cahaya melalui lampu
pijar.Hanya dalam beberapa dekade terakhir produk-produk penerangan menjadi lebih canggih
danberaneka ragam. Perkiraan menunjukan bahwa pemakaian energi oleh penerangan adalah 20
-45% untuk pemakaian energi total oleh bangunan komersial dan sekitar 3 - 10% untukpemakaian
energi total oleh plant industri. Hampir kebanyakan pengguna energi komersial danindustri peduli
penghematan energi dalam sistim penerangan. Seringkali, penghematan energiyang cukup berarti
dapat didapatkan dengan investasi yang minim dan masuk akal. Mengganti lampu uap merkuri
atau sumber lampu pijar dengan logam halida atau sodium bertekanan tinggiakan menghasilkan
pengurangan biaya energi dan meningkatkan jarak penglihatan. Memasangdan menggunakan
kontrol foto, pengaturan waktu penerangan, dan sistim manajemen energi jugadapat memperoleh
penghematan yang luar biasa. Walau begitu, dalam beberapa kasus mungkin perlu
mempertimbangkan modifikasi rancangan penerangan untuk mendapatkan penghematanenergi
yang dikehendaki. Penting untuk dimengerti bahwa lampu-lampu yang efisien, belumtentu
merupakan sistim penerangan yang efisien.
1. Pijar padat dan cair memancarkan radiasi yang dapat dilihat bila dipanaskan sampai
suhu1000K. Intensitas meningkat dan penampakan menjadi semakin putih jika suhu naik.
2. Muatan Listrik: Jika arus listrik dilewatkan melalui gas maka atom dan
molekulmemancarkan radiasi dimana spektrumnya merupakan karakteristik dari elemen
yang ada.
39
3. Electro luminescence: Cahaya dihasilkan jika arus listrik dilewatkan melalui
padatantertentu seperti semikonduktor atau bahan yang mengandung fosfor.
4. Photoluminescence: Radiasi pada salah satu panjang gelombang diserap, biasanya
olehsuatu padatan, dan dipancarkan kembali pada berbagai panjang gelombang. Bila radiasi
yangdipancarkan kembali tersebut merupakan fenomena yang dapat terlihat maka radiasi
tersebutdisebut fluorescence atau phosphorescence.Cahaya nampak, seperti yang dapat
dilihat pada spektrum elektromagnetik, diberikan dalam Gambar 1, menyatakan gelombang
yang sempit diantara cahaya ultraviolet (UV) dan energiinframerah (panas). Gelombang
cahaya tersebut mampu merangsang retina mata, yangmenghasilkan sensasi penglihatan
yang disebut pandangan. Oleh karena itu, penglihatanmemerlukan mata yang berfungsi dan
cahaya yang Nampak.
Cahaya hanya merupakan satu bagian berbagai jenis gelombang elektromagnetis yang
terbang keangkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi tertentu, yang nilainya
dapat dibedakan dari energi cahaya lainnya dalam spektrum elektromagnetisnya. Cahaya adalah
energi Radian yang dapat merangsang retina mata, sehingga menghasilkan penglihatan.
Sedangkan energi Radian adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk gelombang
elektromagnetis.
Cahaya hanya merupakan satu bagian berbagai jenis gelombang elektromagnetis yang
terbang keangkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi tertentu, yang nilainya
dapat dibedakan dari energi cahaya lainnya dalam spektrum elektromagnetisnya.
40
B. FAKTOT-FAKTOR PENCAHAYAAN YANG MENJADI SEBAB KECELAKAAN
Kecelakaan yang terjadi pada tempat kerja yang memiliki pencahayaan kurang seringkali
berdampak besar pada produksi yang ditargetkan suatu perusahaan. Dengan adanya kecelakaan
yang diakibatkan hanya kearena sistem yang kurang dampaknya sangat luas sekali, maka dari itu
penerapan sistem pencahayaan yang baik kiranya harus diprioritaskan pada setiap perusahaan atau
industri. Banyak faktor yang mengakibatkan mengapa kecelakaan terjadi. Faktor-faktor itu antara
lain:
1. Kesilauan langsung
Keadaan yang tiba-tiba berubah yang tadinya terang menjadi gelap juga sangat
berbahaya, karena pekerja akan merasakan semacam sock akibat perubahan keadaan.
Biasanya perubahan pencahayaan yang dengan tiba-tiba berubah pekerja akan merasa
keadaan pandang akan berkurang yang mengakibatkan tidak efisiennya pekerjaan pada
suatu perusahaan atau pabrik.
Kesulitan dalam penglihatan merupakan perilaku yang sangat mendasar sekali kaitannya
dengan pencahayaan yang kurang. Jelas sekali apabila dalam pencahayaan yang kurang
pastilah penglihatan akan terasa sulit, dengan kesulitan yang kaitannya dalam penglihataan
jelas sekali akan menghambat produktifitas pekerja dalam bekerja. Efek akan kembali ke
masalah produktifitas pekerja dalam berproduksi.
41
4. Ukuran obyek
Akan tampak jelas sekali apabila pencahayaan kurang maksimal maka akan berdampak
pada pengamatan obyek yang kurang baik, atau dalam kata lain tidak maksimalnya kita
dalam mengamati ukuran obyek yang akhir-akhirnya akan kembali lagi dalam masalah
kurang maksimalnya pekerjaan dalam suatu perusahaan atau industri.
Saat pencahayaan kurang maksimal pastilah obyek di sekeliling kita akan terasa kurang
jelas dan akan terasa kontras bagi para penglihat apabila akan melihat obyek tersebut.
Masalah akan timbul juga apabila suatu obyek yang dilihat akan terasa kurang jelas dan
pastilah pekerja akan kesulitan untuk bekerja secara optimal.
Saat pencahayaan berlebih atau melebihi setandar maka kecenderungan pekerja akan terlalu
sulit dalam hal pengamatan, karena benda akan tersa sangat terang apabila di pandang atau
dilihat. Maka dengan kata lain terlalu terang pencahayaan juga kurang baik dalam
pengamatan ke obyek.
Sama halnya dengan kesilauan langsung pemantulan pada arah si pengamat akan terasa
sekali apabila pengaturan tempat benda tidak baik, karena dengan peletakan benda yang
kurang baik akan menghambat si pelihat dalam mengamati suatu obyek. Jadi kecendrungan
si pelihat akan merasa silau apabila tata letak benda kurang baik.
42
8. Lamanya melihat (Suma’mur, 1984 : 93-94)
Faktor-faktor ini dapat mengimbangi satu dengan yang lain.Misalnya suatu obyek dengan kontras
kurang dapat dilihat, apabila obyek tersebut cukup besar atau bila Pencahayaan cukup baik.sebagai
contoh : Seorang tenaga kerja yang menuruni tangga salah injak dan terjatuh sebagai akibat adanya
bayangan yang mengenai tangga oleh keadaan Pencahayaan yang buruk.
Adapun opsi yang bisa direkomendasikan apabila kita akan memilih pencahayaan yang akan
diterpkan dalam sebuah pabrik atau pabrik. Opsi-opsi itu antara lain:
a. Cahaya alami adalah yang terbaik dan merupakan sumber cahaya yang murah, sehingga
akan menghemat biaya
b. Pemerataan cahaya dalam tempat kerja dapat ditingkatkan melalui cahaya alami, hal ini
terbukti dapat meningkatkan efisiensi dan kenyamanan naker.
c. Penggunaan cahaya alamiah merupakan gerakan ramah lingkungan
43
Bagaimana caranya?
Petunjuk penting:
Mengapa?
a. Perbedaan warna akan memberikan pantulan. Pantulan terbesar pada warna putih
(90%), terendah pada warna hitam
b. Dinding dan langit-langit yang cerah akan menghemat energi karena dengan sedikit
cahaya dapat meningkatkan penerangan kamar
c. Dinding dan langit-langit yang cerah akan membuat ruangan menjadi nyaman, sehingga
kondusif untuk bekerja efisien
d. Permukaan warna cerah penting dalam pekerjaan teliti dan pemeriksaan
Bagaimana caranya?
a. 90% pantulan) untuk langit–langit dan warna muda (50-85% pantulan) untuk dinding
b. Untuk dapatkan pantulan sempurna gunakan warna paling cerah (mis. putih = 80-
Hindari perbedaan pencerahan antara dinding dan langit-langit
c. Jangan gunakan bahan/cat mengkilap agar tidak menyilaukan
44
d. Atur agar langit-langit dan tata lampu dapat saling memantul sehingga pencahayaan
makin merata
Petunjuk penting:
a. Bersihkan dinding dan langit-langit secara teratur, karena debu akan menyerap banyak
cahaya
b. Bagian atas lampu yang terbuka bukan hanya memberikan pantulan dari langit-langit,
tetapi juga memberikan pecahayaan yag merata serta mencegah bertumpuknya kotoran.
c. Warna cerah dinding dan langit-langit membuat lingkungan kerja menjadi nyamandan
efektif
Mengapa?
Bagaiamana caranya?
Petunjuk penting:
a. Tata lampu adalah bagian penting dalam pemeriksaan berkala dan progam pemeliharaan
45
b. Penerangan pada lorong, tangga dan gudang boleh jadi kurang dari pada diruang
produksi, tetapi hal ini penting bagi keselamatan transportasi dan perpindahan orang atau
barang
c. Pasang saklar otomatis bila tangga, lorong dan gudang digunakan secara teratur, atau
jika tiba-tiba mati dapat menimbulkan kecelakaan
d. Penerangan yang baik pada lorong dan tangga mencegah kecelakaan naker dan tamu,
mengurangi kerusakan produk dan meningkatkan citra perusahaan
Mengapa?
a. Perubahan pandangan dari terang ke gelap memerlukan adaptasi mata dan membutuhkan
waktu yang menimbulkan kelelahan
b. Bekerja menjadi lebih nyaman dan efisien pada ruangan dengan fariasi penerangan kecil
c. Penting untuk mencegah kelap – kelip, karena melelahkan mata
d. Bayangan pada permukaan benda kerja menyebabkan hasil kerja buruk, produktifitas
rendah. gangguan dan kelelahan mata, dan kecelakaan.
Bagaiman caranya?
a. Hilangkan kap karena tidak ekonomis dan mengurangi terangnya ruang kerja
b. Pertimbangkan untuk mengubah ketinggian lampu dan menambah penerangan utama
agar ruang makin terang
c. Gunakan cahaya alamiah
d. Kurangi zone bayangan dengan pemasangan lampu, pantulan dinding serta perbaikan
layout ruang kerja
e. Hindari cahaya bergetar dengan menukar neon dengan lampu pijar
Mengapa?
Bagaimana caranya
Petunjuk lain :
Mengapa?
a. Dibanding dengan pekerjaan produksi dan kantor, pekerjaan presisi dan pemeriksaan
memerlukan lebih banyak penerangan
b. Penerangan lokal yang memadai akan meningkatkan keselamatan dan efisiensi
c. Kombinasi penerangan utama dan lokal akan diperoleh penerangan memadai dan
mengurangi gangguan akibat adanya bayangan
Bagaimana caranya?
a. Pasang penerangan lokal dekat dan diatas pekerjaan teliti dan pemeriksaan
b. Usahakan penerangan lokal mudah dipindah-pindahkan sesuai kebutuhan, mudah
dibersihkan dan dirawat
47
c. Gunakan neon untuk pekerjaan warna yang cermat
d. Pastikan kombinasi cahaya alamiah dan buatan memberikan kontras antara benda kerja
dan bidang latar
Petunjuk penting :
Mengapa?
Bagaimana caranya ?
Mengapa ?
48
a. Silau tidak langsung sama dengan silau langsung dapat mengurai daya lihat tenaga kerja
b. Membuat kurang nyaman dan kelelahan mata
Bagimana caranya ?
Petunjuk lain :
a. Pekerja tua lebih sensitif terhadap silau, sehingga perlu penerangan yang lebih baik
b. Coba berbagi posisi agar diparoleh pencahayaan yang baik
c. Pantulan menyilaukan membuat mata lelah dan menurunkan kinerja, hindarilah hal
tersebut
Mengapa ?
Bagaimana caranya ?
Sifat terlihat (Visibilatas), suatu obyek bagi seseorang adalah perebandingan diantara ukuran
obyek dan ukuran obyek terkecil yang dapat dilihat.Jika ukuran terkecil yang dapat dilihat adalah
Do, maka ketajaman penglihatan adalah V =1/Do. Dan jika D adalah ukuran sudut suatu benda,
49
maka visibilitasnya adalah R=D/Do.atau jika benda berukuran garis setinggi t dan dilihat pada jarak
d,maka R=3.400 x t/d.
Bila diruang kerja terdapat banyak orang, Pencahayaan harus diadakan secara baik dijalan-
jalan untuk lewat, ditangga-rangga, tempat-tempat keluar, didaerah mesin-mesin. Sekalipun
pencahayaan umum tidak dapat melakukannya, maka dari itu sering kali diperlukan pembangkit
listrik khusus untuk keperluaan tersebut. Kadang-kadang cat-cat yang berluminensi dapat
membantu.Tanda-tanda harus jelas dan untuk itu dipakai penerangan listrik.
Kurang baiknya pencahayaan dalam suatu ruangan industri yang notabennya merupakan ruangan
produktif akan terasa sekali dalam hal penghambatan aktifitas kerja dan produktifitas kerja. Terkait
dengan itu semua perhitunga untuk suatu pencahayaan di ruangan sangat diperlukan. Efek yang
sangat mendasar apabila pencahayaan terganggu adalah ke mata, karena mata sangat erat kaitannya
dengan pengamatan ke benda atau obyek.
1. Sakit kepala
Efek yang paling mendasar adalah sakit kepala, karena saat mata lelah maka akan kontak
langsung ke kepala yang mengakibatkan sakit dan akan menghambat produktifitas pekerjaan
dan akan berdampak pada kemampuan pekerja dalam mencerna tugas yang dikerjakan.
Saat mata lelah dan pastilah akan terjadi siklus yang namanya ngantuk karena kelelahan mata
juga akan merambat kedalam kemampuan otak dalam mencerna tugas. Saat kelelahan mata
terjadi terjadi juga kelelahan pada otak yang akan berdampak pada kesulitan berfikir.
Pecah konsentrasi dalam bekerja merupakan hal yang pasti apabila mata lelah, seperti yang
dikatakan poin kedua saat mata lelah maka kemampuan otak dalam mencerna tugas kurang
karena mata akan cenderung sulit untuk dikendalikan.
50
Bila pekerja mencoba mendekatkan matanya terhadap obyek untuk memperbesar ukuran
benda, maka akomodasi lebih dipaksa, dan mungkin terjadi penglihatan rangkap atau kabur.
Ketajaman penglihatan berkurang menurut bertambahnya usia.Pada tenaga kerja berusia lebih dari
40 tahun, visus jarang ditemukan 6/6, melainkan berkurang.Maka dari itu, kontras dan ukuran
benda perlu lebih besar untuk melihat dengan ketajaman yang sama. Penggunaan alat pembesar
dirasa bisa menjadi solusi, namun penggunaan alat pembesar untuk melihat obyek ada kerugiannya,
antara lain:
Mata pasti akan merasa lelah apabila pencahayaan kurang baik dan saat mata lelah daya
efisiensi kerja pasti akan berkurang saat daya efisiensi berkurang maka produktifitas akan
berkurang juga, semua akan berkaitan satu dengan yang lainnya saat pencahayaan yang
diperlukan kurang ataupun berlebih.
2. Kelelahan mental
Mental juga akan terkena dampaknya saat pencahayaan kurang karena saat mata lelah kareana
pencahayaan buruk pekerja akan terpres dalam bekerja dan mengakibatkan kondisi mental akan
terpengaruhi.
Sama halnya dengan poin tiga saat mendekatkan mata ke objek dan mungkin dengan alat
pembesar maka akan terjadi kerusakan-kerusakan dalam saraf indra penglihatan yang
dampaknya akan fatal sekali bagi para pekerja.
5. Meningkatnya kecelakaan.
Pasti tidak bisa dipungkiri lagi saat pencahayaan buruk intensitas kecelakaan akan meningkat
dan produktifitas akan menurun. Dampak akan nampak sekali ke perusahaan karena banyak
karyawan yang terkena dampak pencahayaan yang kurang baik.
D. GELOMBANG
Satu gelombang penuh terdiri dari satu puncak (a-b) dan satu lembah (b-c). Jarak antara
titik puncak (e) dan titik lembah (g) disebut amplitudo (d). Jarak titik (a) dan (c) disebut panjang
gelombang (?). Apabila kecepatan rambat gelombang adalah v dan frekuensi getaran gelombang
per detik adalah f maka : v = f x ? . Dari persamaan ini jelas bahwa gelombang elektromagnetis
yang memiliki frekuensi tinggi akan memiliki panjang gelombang yang pendek. Panjang
gelombang elektromagnetik biasanya dinyatakan dalam satuan meter sedangkan frekwensi
getarannya dinyatakan dalam satuan hertz. Energi cahaya yang dipancarkan dalam bentuk
gelombang elektromagnetis memiliki panjang gelombang (?) 380 nanometer sampai dengan 780
nanometer. Gelombang elektromagnetis ini (gelombang cahaya) bergerak dengan kecepatan V
299860 kilometer per detik atau sekitar 186000 mil per detik, dengan frekuensi getaran gelombang
(f) 390 x 1012 hertz sampai dengan 790 x 1012 hertz. Ketiga besaran ini (V, ? dan f) adalah
52
besaranbesaran gelombang cahaya. Notasi (V) menyatakan kecepatan rambat gelombang cahaya,
diukur dalam satuan kilometer per detik. Notasi menyatakan panjang gelombang cahaya, diukur
dalam satuan nanometer, notasi (f) menyatakan frekuensi getaran gelombang cahaya, diukur dalam
satuan hertz. Hubungan besaran-besaran cahaya ini ditunjukan oleh persamaan v = f x ,
dimana T1 f , dan T adalah periode waktu untuk satu gelombang penuh, dinyatakan dalam detik.
1. Gelombang Elektromagnetis
Dimanapun kita berada, setiap saat kita dilingkupi oleh beberapa energy Radian.
Umumnya energi Radian dimaksud dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetis.
Sebagai contoh : panas dan cahaya mata hari adalah energi radian, stasiun pemancar radio
dan televisi memancarkan programnya ke rumah-rumah dalam bentuk gelombang
elektromagnetis. Radar pesawat terbang dan radar kapal laut dapat mendeteksi sesuatu
melewati gumpalan awan dan kabut karena adanya gelombang elektromagnetis. Sinar-X
adalah energi radian yang dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetis. Sinar ini
biasanya digunakan untuk mendeteksi bagian-bagian dalam tubuh manusia atau bagian-
bagian mesin yang tersembunyi. Semua jenis pancaran atau radiasi elektromagnetis
memiliki kesamaan yaitu bergerak dalam bentuk gelombang dengan kecepatan (V) yang
sama. Perbedaannya adalah semua jenis pancaran atau radiasi elektromagnetis memiliki
ketidaksamaan jumlah gelombang yang dihasilkan pada selang waktu tertentu (f) dan efek
yang terjadi pada permukaan yang dikenainya.
Telah dijelaskan bahwa semua jenis radiasi elektromagnetis memiliki kecepatan gerak v
yang sama tetapi memiliki frekuensi getaran f yang tidak sama. Hal ini berarti bahwa semua
jenis radiasi elektromagnetis dapat disusun dalam suatu deretan radiasi menurut tingkatan
frekuensinya f ataupun tingkatan panjang gelombangnya. Susunan deretan radiasi
elektromagnetis seperti itu disebut spektrum gelombang elektromagnetis. Spektrum adalah
sebutan atau nama dari deretan radiasi yang disusun dalam bentuk panjang gelombang atau
frekuensi. Jenis-jenis radiasi elektromagnetis dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
Urutan jenis-jenis radiasi elektromagnetis pada spektrum gelombang elektromagnetis,
53
mulai dari panjang gelombang terpendek adalah; sinar cosmic, sinar gama, sinar-x, radiasi
vacuum ultraviolet, radiasi ultraviolet, cahaya tampak, radiasi infrared, gelombang radar,
gelombang televisi, gelombang radio, gelombang transmisi daya.
E. CAHAYA TAMPAK
Salah satu jenis radiasi elektromagnetis adalah cahaya tampak. Dengan adanya cahaya
tampak ini orang dapat melihat objek di sekelilingnya kemudian berfikir dan memberi tanggapan.
Peranan cahaya bukan hanya membantu orang untuk dapat melihat suatu objek, tetapi juga
mempengaruhi proses berpikir orang tersebut untuk menetapkan tanggapan terhadap obyek yang
dilihatnya. Energi cahaya yang dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetis memiliki
panjang gelombang 380 nanometer sampai dengan 780 nanometer. Gelombang elektromagnetis ini
(gelombang cahaya) bergerak dengan kecepatan V 299860 kilometer per detik atau sekitar 186000
mil per detik, dengan frekuensi getaran gelombang (f) 390 x 1012 hertz sampai dengan 790 x 1012
hertz. Ketiga besaran ini (V dan f) adalah besaranbesaran gelombang cahaya. Notasi (V)
menyatakan kecepatan rambat gelombang cahaya, diukur dalam satuan kilometer per detik. Notasi
menyatakan panjang gelombang cahaya, diukur dalam satuan nanometer, notasi (f) menyatakan
frekuensi getaran gelombang cahaya, diukur dalam satuan hertz. Hubungan besaran-besaran
cahaya ini ditunjukan oleh persamaan v = f x ?, Dimana T1 f ? , dan T adalah periode waktu untuk
satu gelombang penuh, dinyatakan dalam detik.
Semua logam penghantar akan memijar jika dialiri arus listrik tertentu. Sebagai
contoh, pada waktu menghidupkan kompor listrik, mula-mula terasa panas dari elemen
pemanasnya. Beberapa saat kemudian elemen ini terlihat memijar. Jika saklar pengatur
panas distel pada posisi tingkat pemanasan yang lebih tinggi maka pemijaran elemen
pemanas akan bertambah terang. Gejala yang sama dapat terjadi pada lampu pijar, yaitu
apabila lampu ini beroperasi di atas tegangan normalnya amaka lampu akan terlihat lebih
terang dari semula. Sebaliknya lampu akan terlihat suram apabila beroperasi dibawah
tegangan normalnya. Gejala-gejala tersebut di atas memberi gambaran bahwa logam
54
penghantar berarus listrik dapat menimbulkan rasa panas untuk nilai arus tertentu. Apabila
nilai arus secara bertahap dinaikan, yaitu dengan mengatur tegangan kerja, maka pada
awalnya logam mulai memancarkan cahaya merah, kemudian cahaya kuning dan akhirnya
cahaya putih. Warna-warna cahaya ini memiliki panjang gelombang yang berlainan.
Cahaya merah memiliki lebih panjang dari cahaya kuning, seterusnya cahaya kuning
memiliki lebih panjang dari cahaya putih. Warna-warna cahaya ini tersusun menurut
panjang gelombangnya masing-masing dan susunan demikian disebut spektrum cahaya
tampak. Berkas cahaya matahari dilewatkan melalui cela S, yang kemudian dipertajamlensa
L pada permukaan prisma P. Cahaya ini akan diuraikan prisma P kedalam beberapa jalur
warna cahaya yaitu; merah, orange, kuning, hijau, biru dan violet. Masing-masing warna
cahaya ini memiliki daerah panjang gelombang tertentu. Cahaya violet sekitar 380 nm
sampai 450 nm, cahaya biru sekitar 450 nm sampai dengan 490 nm, cahaya hijau sekitar
490 nm sampai dengan 560 nm, cahaya kuning sekitar 560 nm sampai dengan 590 nm,
cahaya orange sekitar 590 nm sampai dengan 630 nm, cahaya merah sekitar 630 nm
samapai dengan 780 nm.
1. Radiasi Ultraviolet
2. Radiasi Inframerah
Inframerah teradiasi dalam daerah panjang gelombang 780 nm sampai 100 atau
200 mikrometer. Radiasi dalam jalur panjang gelombang ini merupakan radiasi panas.
Oleh sebab itu radiasi panas disebut juga radiasi inframerah. Dalam beberapa kondisi
tertentu, radiasi inframerah membawa bahaya bagi manusia. Sebagai contoh : rusaknya
mata manusia karena melihat gerhana matahari dengan mata telanjang. Pada saat terjadi
gerhana matahari, radiasi inframerah dengan intensitas yang tinggi masuk ke dalam mata
dan membakar retina sehingga mengakibatkan buta total. Para pekerja di Industri
penempaan besi dan glass secara bertahap dikenai radiasi inframerah sehingga dalam
selang waktu tertentu mendapat serangan sakit catarac mata. Disamping bahaya-bahaya
tersebut di atas, radiasi inframerah dapat digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat
misalnya penggunaan lampu-lampu inframerah sebagai:
Sistem penerangan langsung umumnya digunakan di industri dan juga digunakan sebagai
penerangan outdoor. Antara 90 % sampai dengan 100 % cahaya diarahkan langsung ke bidang
kerja dengan bantuan deep reflector. Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara
57
langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur
pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang
mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek
yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu
diberi warna cerah agar tampak menyegarkan.
Pada sistim penerangan semi langsung, sekitar 60 % sampai dengan 90 % cahaya diarahkan
langsung ke bidang kerja dengan bantuan semi direct reflector. Sisa cahaya lainnya digunakan
untuk menerangi langit-langit dan dinding. Jenis sistim penerangan ini cocok digunakan sebagai
penerangan ruangan dengan langit-langit yang tinggi, dimana ruangan tersebut membutuhkan
tingkat illuminasi yang tinggi.
Pengaruh kesilauan pada sistim penerangan ini dapat dihilangkan dengan memasang diffusing
globe yang berfungsi memperbaiki kecerahan kearah mata, dan sekaligus memperbaiki efisiensi
sistim penerangan kebidang kerja. Pada sistim penerangan umum, bola lampu penerangannya
menggunakan diffusing glass sehingga pancaran cahaya yang dihasilkan terdistribus i merata
kesegala arah. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi.
Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean pemantulan
90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%.
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari,
sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan sistem ini
termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya
keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas dipantulkan
secara diffuse ke bidang kerja dan sisa cahaya lainnya diarahkan langsung ke bidang kerja.
Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat
dengan baik. Effek bayangan pada sistim penerangan ini dapat diperhalus dan tidak
58
menimbulkan pengaruh kesilauan pada mata. umumnya sistim penerangan semi tidak langsung
digunakan sebagai penerangan dekorasi indoor.
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas
kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat
menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan
sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya
mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja. Umumnya sistim
penerangan ini digunakan sebagai penerangan dekoratif pada gedung-gedung pertunjukan,
theatre, hotel dan lain sebagainya. Sistim penerangan ini juga dapat digunakan pada workshop
yang memiliki mesin-mesin besar atau tempat lainnya dimana pengaruh kesilauan dipandang
sangat membahayakan pekerja.
TINGKAT
JENIS KEGIATAN PENCAHAYAAN KETERANGAN
MINIMAL (LUX)
Pekerjaan kasar dan 100 Ruang penyimpanan & ruang
tidak terus – menerus peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan
yang kontinyu
PEKERJAAN KASAR DAN 200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar
TERUS– MENERUS
Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan
mesin & perakitan/penyusun
PEKERJAAN AGAK HALUS 500 Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin
kantor, pekerjaan pemeriksaan atau pekerjaan
59
TINGKAT
JENIS KEGIATAN PENCAHAYAAN KETERANGAN
MINIMAL (LUX)
dengan mesin
Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan teksti, pekerjaan
mesin halus & perakitan halus
PEKERJAAN AMAT HALUS 1500 Mengukir dengan tangan, pemeriksaan
pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat
Tidak menimbulkan
halus
bayangan
Pekerjaan terinci 3000 PEMERIKSAAN PEKERJAAN, PERAKITAN SANGAT
HALUS
Tidak menimbulkan
bayangan
Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)
Pencahayaan Umum 20 LAYANAN PENERANGAN YANG MINIMUM DALAM AREA SIRKULASI
untuk ruangan dan area LUAR RUANGAN, PERTOKOAN DIDAERAH TERBUKA, HALAMAN
TEMPAT PENYIMPANAN
YANG JARANG DIGUNAKAN 50 Tempat pejalan kaki & panggung
70 Ruang boiler
DAN/ATAU TUGAS-TUGAS
100 Halaman Trafo, ruangan tungku, dll.
ATAU 150 Area sirkulasi di industri, pertokoan dan ruang
penyimpan.
VISUAL SEDERHANA
PENCAHAYAAN UMUM UNTUK 200 LAYANAN PENERANGAN YANG MINIMUM DALAM TUGAS
INTERIOR 300 MEJA & MESIN KERJA UKURAN SEDANG, PROSES UMUM DALAM
INDUSTRI KIMIA DAN MAKANAN, KEGIATAN MEMBACA DAN
MEMBUAT ARSIP.
PENCAHAYAAN SETEMPAT)
Pencahayaan tambahan 3000 Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali, misal instrumen
setempat untuk tugas yang sangat kecil, pembuatan jam tangan, pengukiran
visual yang tepat
Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat
komputer, karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan komputer tidak
dapat berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean menyusun
rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara
300-700 lux seperti berikut.
Tingkat Pencahayaan
Keadaan Pekerja
(lux)
Kegiatan Komputer dengan sumber 300
dokumen yang terbaca jelas
400-500
Kegiatan Komputer dengan sumber
500-700
dokumen yang tidak terbaca jelas
tabel 3.3 rekomendasi tingkat pencahayaan pada tempat kerja dengan komputer
(sumber: putraprabu.wordpress.com/.../sistem-dan-standar-pencahayaan-ruang/ -)
H. SUMBER PENCAHAYAAN
1. Pencahayaan alami
2. Pencahayaan buatan
Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan
atas 3 macam yakni:
Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan.
Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk
melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan
secara teratur di seluruh langi-langit.
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah
tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan
tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek
tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni
melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan
dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek
menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata.
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya
tempat kerja yang memerlukan tugas visual. Sistem pencahayaan ini sangat
bermanfaat untuk:
1. Pantulan Cahaya
Apabila suatu berkas cahaya jatuh pada permukaan yang licin misalnya
cermin datar atau metal maka berkas cahaya dimaksud akan dipantulkan oleh
permukaan itu, dimana cahaya idealnya dan cahaya pantul bersama garis
normal berada dalam satu bidang datar, dan besarnya sudut dating akan sama
dengan besarnya sudut pantul yaitu ?. Hubungan antara intensitas cahaya (I)
dengan luminasi dari cahaya yang dipantulkan dan karakteristik cahaya
tersebut sebelum dipantulkan dapat diterangkan sebagai berikut :
Luminasi pada mata pengamat pada saat melihat berkas cahaya pantulan,
yaitu melihat kearah titik P dapat dijelaskan sebagai berikut : Emitansi pada
titip P (dalam hal ini yang dimaksud adalah illuminasi) adalah h = LW cos ? .
Apabila luminasi dimata pengamat dinotasikan dengan L’ maka emitansi pada
titik P setelah pantulan adlaah H’ = L’W cos ?. Selanjutnya misalnya faktor
pantulan dan juga emitansi cahaya pantulan pada titik P akan sama dengan ?
kali emitansi cahaya sebelum dipantulkan.
H’ = ?H
L’ = ? L
Dimana; ? i adalah faktor pantulan untuk sudut cahaya datang sebesar i dan
sudut bias sebesar r. Apabila cahaya dipantulkan oleh bidang pemantul gelas
atau air dimana dibelakang bidang pemantul ini adalah udara maka kedudukan
i dan r dalam rumus Fresnel dibalik.
Apabila besarnya sudut cahaya datang i melampaui harga sudut kritis 900
maka nilai faktor pantulan tetap sama dengan satu. Jadi harga faktor pantulan
bahan. Bahan pemantul non konduktif ditentukan berdasarkan besarnya sudut
cahaya datang. Sistim pemantulan speculer terdiri dari pemantul speculer
berbentuk cekung ataupun menyerupai lensa. Pemantul-pemantul speculer ini
dipa kai apabila instalasi penerangan membutuhkan pancaran cahaya yang
tajam, misalnya untuk penerangan sorot dan penerangan jalan.
b. Pantulan Diffuse
2. Pantulan Campuran.
? = ? Io
= ? LS
Jadi :
H = ?L
L = (H/?)
Bila suatu berkas cahaya memancarkan melalui suatu medium ke medium lain
misalnya dari medium udara ke gelas atau ke air atau sebaliknya dari medium
gelas ke udara maka arah berkas cahaya itu akan berubah pada titik batas
keduamedium dimaksud. Femonena ini dinamakan pembiasan cahaya. Menurut
hukum snell maka : Dimana n adalah indeks bias, dan harganya untuk medium
udara adalah satu. Harga sin ? bergantung pada kecepatan rambat cahaya dalam
udara sedangkan harga sin ? bergantung pada kecepatan rambat cahaya dalam
gelas. Harga indeks bias (n) tergantung pada kondisi medium dan kondisi cahaya
datang. Apabila kedua sisi permukaan medium gelas tidak sejajar dimana salah
satu permukaan lebih tebal dari yang lainnya maka arah belokan cahaya setelah
merata.
Reflektor lampu penerangan jalan dan traffic signs. Cahaya datang dapat saja
dibuat dengan terlebih dahulu melewati medium gelas dan kemudian dibiaskan
pada medium udara.
3. Transmisi Cahaya
Sebuah rancangan yang bagus yang memadukan kaca atap dengan bahan FRP
bersamaan dengan langit-langit transparan dan tembus cahaya dapat memberikan
pencahayaan bagus bebas silau; langit-langit juga akan memotong panas yang
datang dari cahaya alami.
Pemakaian atrium dengan kubah FRP pada arsitektur dasar dapat menghilangkan
penggunaan cahaya listrik pada lintasan gedung-gedung tinggi.
Cahaya alam dari jendela harus juga digunakan. Walau begitu, hal ini harus
dirancang dengan baik untuk menghindari silau. Rak cahaya dapat digunakan
untuk memberikan cahaya alami tanpa silau.
J. PENGLIHATAN
Semua objek yang dilihat mata selalu diikuti dengan kerja otak untuk
member tanggapan. Sebagai contoh, timbulnya rasa senang ketika melihat
panorama yang indah. Dalam hal ini otak bekerja untuk memberi tanggapan
bahwa panorama ituindah. Jadi proses melihat selalu meminta kerja otak untuk
memberi tanggapan. Suatu objek dapat dilihat dengan jelas jika disekeliling
medan pandang ke objek itu tersedia penerangan yang memadai. Seluk beluk
penerangan yang memadai dapat dipahami dengan terlebih dahulu mengetahui
cara kerja mata, cara menghasilkan dan memanfaatkan cahaya dengan baik.
1. Mata Manusia
Bentuk mata manusia hampir bulat, berdiameter + 2,5 cm. Bagian luarnya
terdapat lapisan pembungkus sclera yang mempunyai ketebalan + 1 mm.
Seperenam luas sclera di bagian depan merupakan lapisan bening yang disebut
cornea. Di sebelah dalam cornea ada iris dan pupil. Fungsi iris untuk mengatur
bukaan pupil secara otomatis menurut jumlah cahaya yang masuk ke mata. Dalam
keadaan terang bukaan pupil akan kecil, sedangkan dalam keadaan gelap bukaan
pupil akan membesar. Diameter bukaan pupil berkisar antara 2 sampai 8 mm.
Bagian penting mata lainnya adalah retina. Bagian ini merupakan lapisan sebelah
dalam mata, dengan ketebalan 0,004 sampai 0,02 inchi.
a. Pigment epithelium
b. Layer of rods and cones
c. External limiting membrane
d. Outer nuclear layer
e. Outer fibre layer
f. Inner fibre layer
g. Layer of ganglion cells
h. Layer of optic nerve fibres
i. Internal limiting membrane
Retina terdiri atas lapisan saraf yang peka terhadap cahaya (Rod dan cone),
lapisan cell bipolar, lapisan cell ganglion dan lapisan serat saraf optic. Retina
mata manusia normal memiliki 100 juta rod dan cone, dengan perincian bahwa
jumlah rod hampir sepuluh kali jumlah cone. Rod sangat peka cahaya tetapi tidak
dapat membedakan warna, sedangkan cone kurang peka cahaya tetapi dapat
membedakan warna. Rod tersebar sepanjang retina sedangkan cone terkonsentrasi
pada fofea dan mempunyai hubungan tersendiri dengan serat saraf optik. Pada
retina terdapat dua buah bintik yaitu bintik kuning (fofea) dan bintik buta (blind
spot). Pada bintik kuning (fofea) terdapat sejumlah cone sedangkan pada bintik
buta tidak terdapa cone maupun rod. Suatu objek dapat dilihat dengan jelas
apabila bayangan objek tersebut tepat jatuh pada fofea. Dalam hal ini lensa mata
akan bekerja otomatis untuk memfokuskan bayangan objek tersebut sehingga
tepat jatuh pada bagian fofea. Diantara cornea dan lensa mata terdapat semacam
cairan encer (aquerus humour). Demikian pula antara lensa mata dan bagian
belakang mata terisi semacam cairan kental (vitreous humour). Cairan ini bekerja
bersama-sama lensa mata untuk membiaskan cahaya sehingga tepat jatuh pada
fofea atau dekat fofea. Proses kerja mata manusia diawali dengan masuknya
cahaya melalui bagian cornea, yang kemudian dibiaskan oleh aquerus humour ke
arah pupil. Pada bagian pupil, jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata
dikontrol secara otomatis, dimana untuk jumlah cahaya yang banyak, bukaan
pupil akan mengecil sedangkan untuk jumlah cahaya yang sedikit bukaan pupil
akan membesar. Lewat pupil, cahaya diteruskan ke bagian lensa mata, dan oleh
lensa mata cahaya difokuskan ke bagian retina melalui vitreus humour. Cahaya
ataupun objek yang telah difokuskan pada retina, merangsang rod dan cone untuk
bekerja dan hasil kerja ini diteruskan ke serat saraf optik, ke otak dan kemudian
otak bekerja untuk memberi tanggapan sehingga menghasilkan penglihatan.
Tingkat kepekaan mata manusia terhadap cahaya akan rendah pada cahaya
yang pendek dan pada cahaya yang panjang. Tetapi kepekaan dimaksud akan
maksimum pada cahaya yang terletak dekat harga pertengahan dari skala panjang
gelombang spektrum cahaya tampak. Kepekaan mata terhadap berbagai jenis
panjang gelombang/cahaya, tidak selamanya sama untuk setiap orang. Demikian
pula halnya dengan kepekaan kerja rod dan cone pada retina mata. Rod bekerja
untuk penglihatan dalam suasana kurang cahaya, misalnya pada malam hari
(Scotopic vision). Sedangkan cone bekerja untuk penglihatan dalam suasana
terang, misalnya pada siang hari (photopic vision).
Telah dijelaskan bahwa suatu objek dapat dilihat dengan jelas apabila
bayangan objek tersebut tepat jatuh pada bagian fofea. Untuk itu maka lensa mata
harus dapat bekerja otomatis memfokuskan bayangan objek sehingga tepat jatuh
pada bagian fofea. Kerja lensa mata bergantung pada jarak antara objek dan mata.
Untuk objek yang dekat, lensa mata akan cenderung cembung sedangkan untuk
objek yang jauh lensa mata akan cenderung menjadi plat.
Kerja otomatis lensa mata ini disebut akomodasi mata. Untuk mata yang
normal, akomodasi mata menghasilkan bayangan pada retina sedangkan untuk
mata yang tidak normal (mata yang tidak dapat berakomodasi), maka bayangan
obyek mungkin jatuh di bagian depan atau di bagian belakang retina. Mata orang
yang tidak dapat berakomodasi tetapi dapat melihat jelas objek di dekatnya, maka
orang tersebut dikatakan berpenglihatan dekat.
Dalam hal ini jarak antara lensa mata dan retina terlalu jauh sehingga
bayangan obyek yang dilihatnya jatuh di depan retina. Untuk memperbaiki
penglihatan ini maka orang tersebut dianjurkan menggunakan kaca mata dari jenis
lensa cekung. Sedangkan mata orang yang tidak dapat berakomodasi tetapi dapat
melihat jelas objek yang jauh dari padanya, maka orang tersebut dikatakan
berpenglihatan jauh. Dalam hal ini jarak antara lensa mata dan retina terlalu dekat
sehingga bayangan objek yang dilihatnya jatuh di belakang retina. Untuk
memperbaiki penglihatan ini maka orang tersebut dianjurkan menggunakan kaca
mata dari jenis lensa cembung. Kemampuan akomodasi mata manusia biasanya
berkurang sejalan dengan perubahan umur. Oleh sebab itu kesempurnaan
penglihatan orang yang berusia lanjut sering harus dibantu dengan menggunakan
kaca mata.
5. Contrast
Untuk dapat melihat jelas suatu objek, perlu adanya contrast antara objek
tersebut dengan latar belakangnya. Contrast diartikan sebagai perbedaan terang
atau perbedaan warna objek yang dilihat dan latar belakangnya. Kepekaan
contrast mata manusia terhadap objek yang dilihat dari latar belakangnya, akan
tinggi apabila objek dan latar belakang dimaksud terlihat lebih banyak
memancarkan cahaya dibandingkan dengan cahaya yang dipancarkan oleh
bagian-bagian lain di sekelilingnya. Apabila terjadi keadaan sebaliknya dimana
daerah sekeliling obyek lebih banyak memancarkan cahaya (lebih terang) maka
kepekaan contrast mata manusia akan rendah, sehingga akibatnya obyek yang
dilihat tidak dapat diidentifikasi dengan jelas. Untuk itu maka pada tempat-tempat
kerja seperti meja tulis atau meja baca, tempat mesin kerja, harus memiliki
penerangan yang memadai.
6. Ketajaman Penglihatan
Kemampuan mata manusia untuk dapat melihat jelas suatu obyek secara
mendetail disebut ketajaman penglihatan. Ketajaman penglihatan mata manusia
terhadap suatu obyek ditentukan oleh tiga faktor sebagai berikut :
a.Berapa besar cahaya yang diperlukan untuk dapat melihat jelas suatu
obyek.
b. Berapa besar sudut penglihatan ke arah obyek tersebut.
c.Bagaimana baiknya contrast antara obyek dimaksud dan latar
belakangnya.
Dengan demikian untuk melihat jelas suatu obyek secara mendetail maka halhal
yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
K. BESARAN-BESARAN PENERANGAN
1. Fluks cahaya;
?
I,?
?
Dimana :
I=Intensitas cahaya dalam arah ? 0 , dinyatakan dalam satuan lumen per steradian
atau candela (Cd)
Intensitas Cahaya (I) biasanya disebut juga dengan nama candle power (cp).
Harga rata-rata candle power suatu sumber cahaya adalah harga rata-rata untuk
semua arah, dan merupakan hasil bagi fluks cahaya total yang dipancarkan
dengan faktor 4. Apabila harga rata-rata dimaksud diperhitungkan untuk setengah
bidang bola maka besarnya sama dengan hasil bagi fluks cahaya total yang
dipancarkan setengah bidang bola dengan factor 2 .
Contoh soal :
Sebuah selubung lampu tembus cahaya terbuat dari bahan gelas berbentuk bundar
dengan diameter 20 cm, digunakan untuk menyelubungi lampu listrik 100 cd.
Apabila 20% cahaya lampu diserap oleh selubung dimaksud, hitunglah intensitas
cahaya rata-rata yang dipancarkan lampu setelah diselubungi.
Jawab
?T
I? ?
?T
?
100 ? ?
4?
? T adalah fluks cahaya yang dihasilkan oleh lampu. Dua puluh persen fluks ini
diserap oleh selubung lampu sehingga total fluks cahaya yang dipancarkan lampu
setelah diselubungi adalah : (80/100) x 4? x 100 = 320 ? lumen.
320 ?
Intensitas cahaya rata-rata = cd X 100 lumen
4?
3. Illuminasi
Besaran illuminasi dinotasikan dengan huruf (E) dan dinayatakan dalam satuan
lumen per meter persegi atau lux. Apabila suatu permukaan seluas A meter
persegi menerima fluks cahaya sebanyak ? lumen maka illuminasi rata-rata pada
bidang tersebut adalah (? /A) lux. Apabila luas permukaan A terukur dalam
satuan feed dan fluksi cahaya ? dalam satuan lumen maka illuminasi (E)
dinyatakan dalam satuan footcandle (fc). Secara matematis, illuminasi pada
suatu bidang kerja dapat ditulis sebagai berikut :
?
E? .............................................................................
A
(i)
Dalam kenyataan tidak selamanya fluksi cahaya dari lampu penerangan jatuh
tegak lurus pada bidang kerja, tetapi umumnya selalu membentuk sudut lebih
besar atau lebih kecil dari 900 (lihat gambar (2.11) berikut ini) :
Gambar 3.7 Ilustrasi Penjelasan Konsep Illuminasi Untuk Cahaya Yang Tidak
Tegak Lurus Bidang Kerja
Komponen fluksi cahaya yang tegak lurus bidang horizontal (A) adalah ? cos ? .
Dengan demikian illuminasi horizontal pada bidang horizontal (A) dapat ditulis
sebagai berikut :
? cos?
EH ?
A
Selanjutnya komponen fluksi cahaya yang tegak lurus bidang vertikal yang
dibentuk melalui garis potong PQ adalah ? sin ? . Apabila luas bidang vertikal
dimaksud adalah x maka illuminasi vertikal dapat ditulis sebagai berikut :
? sin?
EV ?
x
Menurut hukum kwadrat jarak, illuminasi pada suatu tempat akan sebanding
dengan intensitas cahaya dan berbanding terbalik dengan kwadrat jarak antara
sumber cahaya dan bidang yang diterangi. Apabila intensitas cahaya ke arah
bidang yang diterangi adalah (I) cd dan jarak antara sumber cahaya dan bagian
bidang yang diterangi adalah (d) meter maka illuminasi pada bidang tersebut
dapat ditulis sebagai berikut :
I
E? 2 …………………………………………..
d
(ii)
Persamaan (ii) berlaku jika fluksi cahaya jatuh tegak lurus pada bidang yang
diterangi. Tetapi apabila posisi lampu dan bidang seperti dalam gambar (2.11)
di atas maka persamaan (ii) dapat ditulis sebagai berikut :
I cos?
E Horizontal (E H ) ?
( LP ) 2
I sin?
E Vertikal (E V ) ?
( LP ) 2
Illuminasi horizontal (EH) pada titik P dalam gambar (2.11) di atas dapat juga
dijabarkan sebagai berikut :
I cos?
E p ?
( LP ) 2
I ( LR )
?
( LP ) 2 ( LP )
I ( LR ) ( LR ) 2
? x
( LP ) 2 ( LP ) ( LR ) 2
I ( LR ) 3
? x
( LR ) 2 ( LP ) 3
=E R Cos 3 ? ……………………………………….
(iii)
EP dan ER dalam persamaan (iii) di atas masing-masing menyatakan
illmuninasi horizontal pada titik P dan illuminasi horizontal pada titik R.
Illuminasi horizontal harus direncanakan dengan baik karena illuminasi ini yang
menentukan tingkat terangnya suatu bidang kerja. Illuminasi vertikal dihitung
pada bidang vertikal yang tegak lurus dengan arah pandang. Dalam praktek
illuminasi vertikal otomatis terpenuhi jika illuminasi horizontal yang diperlukan
telah memenuhi. Biasanya tingkat illuminasi pada lokasi-lokasi tertentu telah
ditetapkan oleh rekomendasi-rekomendasi. Sebagai contoh SAA code (AS
1680) menetapkan rekomendasi tingkat illuminasi di beberapa tempat kerja
pemeriksaan dan pengujian teknik adalah 400 lux. Jadi jumlah fluksi cahaya
yang harus sampai ke bidang kerja seluas 200 m2 adalah 400 lux x 200 m2 =
80.000 lumen.
Contoh Soal
b. Arah cahaya lampu membentuk sudut 600 terhadap garis normal pada
bidang kerja.
Jawab:
Gambar 3.8 Menentukan Intensitas Cahaya, Jika Arah Cahaya Tegak
Bidang Kerja
? = 90 o - 60 o
= 30 o
LM
Sin β ?
LB
LM
?
d
LM
d ? Sin β
10
? (1 / 2)
? 20 m
ICos ?
E?
22
ICos 60 o
10 ?
400
I = 8000 (cd)
4. Luminasi
besaran luminasi dinotasikan dengan huruf (L) dan dinyatakan dalam satuan
candela per meter persegi (cd/m2). Luminasi didefinisikan sebagai perbandingan
antara intensitas cahaya (I) dari suatu obyek yang memancarkan cahaya dalam
arah tertentu, dengan luas bidang proyeksinya (Ap) dalam arah dimaksud.
Obyek yang memancarkan cahaya dapat langsung dari lampu, atau merupakan
pantulan dari suatu bidang permukaan.
Gambar 3.10 Illustrasi Penjelasan Konsep Luminasi
Apabila (A) adalah luas suatu permukaan yang dilihat dari arah tertentu dan
mempunyai intensitas cahaya (I) maka luminasinya dalam arah tersebut dapat
I
L?
Ap
I
?
ASin (90 −?)
Contoh Soal :
Dua buah obyek besar dan kecil, masing-masing memancarkan cahaya ke arah
pengamat yang berada pada jarak 300 m. Obyek yang berukuran besar adalah
dinding sebuah bangunan yang memiliki luas permukaan 400 m2 disoroti
dengan lamp u listrik sehingga memantulkan cahaya 5000 cd tegak lurus ke
arah pengamat. Obyek yang berukuran kecil adalah sebuah lampu sinyal dengan
luas permukaan 0,1 m2, memancarkan cahaya 5000 cd tegak lurus ke arah
pengamat. Hitunglah Illuminasi dan Luminasi disisi pengamat.
Jawab :
5000 cos 0 0
= (lux )
(300 ) 2
= 0.06 lux
I
b. Luminasi (LB) =
A sin( 90 −?)
5000
= (cd / m 2 )
400
= 12,5 (cd / m 2 )
5000 cos 0 0
= (lux )
(300 ) 2
= 0,06 (lux)
I
b. Luminasi (LS) =
A sin( 90 −?)
5000 2
= 0,1 (cd / m )
= 50000 (cd / m 2 )
1. Intensitas cahaya (I) lumen per steradian (lm/sr) atau candela (cd)
2. Fluksi cahaya (Lm ) lumen (lm).
3. Efficiency cahaya (η ), lumen per watt (lm/watt ).
4. Illuminasi (E), lumen per meter persegi (lm/m2) atau lux
5. Luminasi (L), candela per meter persegi (cd/m2) atau nit.
Illuminasi (E) dapat juga dinyatakan dalam satuan lumen per foot persegi (lm/ft2)atau
footcandle, dimana 1 (lm/ft2) setara dengan 10,76 lux atau 1 lux setara dengan 0,0929
(lm/ft2). Selanjutnya Luminasi (L) dapat juga dinyatakan dalam satuan-satuan
sebagai berikut :
Faktor konversi masing-masing Satuan Luminasi (L) dapat dilihat dalam tabel (2.1)
di bawah ini.
Mengkonversi Satuan Luminasi (L) dalam lajur ini
Terhadap Faktor Cd/m 2 Cd/in ft-L asb sb lambert mililamb
satuan ert
Pengg 2
luminasi (L)
dalam lajur ali
ini
Cd/m 2 1 1550 4,3 0,318 10000 3180 3,18
Cd /in 2 0,000645 1 0,00221 0,000205 6,45 2,05 0,00205
ft-L 0,929 452 1 0,0929 2920 929 0,929
asb 3,14 4970 10,8 1 31400 10000 10
sb 0,0001 0,155 0,000343 0,0000318 1 0,318 0,000318
lambert 0,000314 0,487 0,00108 0,0001 3,14 1 0,001
mililambert 0,314 487 1,08 0,1 3140 1000 1
a. Inluminasi langsung.
Pada illuminasi langsung 90%- 100% dari pada cahaya diarahkan secara langsung
pada permukaan yang perlu diterangi. Langit-langit dan dinding serta objek-objek
didalam ruangan perlu diberi warna-warna cerah supaya tampak menyegarkan.
Pada illuminasi semi langsung : 60%-90% dari pada cahaya diarahkan langsung
kepada permukaan yang perlu diterangi, sedang selebihnya
menerangiJdipantu1kan oleh langit-langit dan dinding. Plesteran putih
mempunyai effisiensi pantulan 90% sedang cat putih (mat) antara 75 dan 90%.
c. Illuminasi Dijfus.
Illuminasi semi tak langsung : 60%-90% dari pada cahaya diarahkan ke langit-
langit dan dinding bagian atas, dan sisanya ke bawah, rnaka langit-langit perlu
dibkri finishing dan pemeliharaan yang baik masalah bayangan praktis tidak ada
serta kesilauan dapat dikurangi.
Illuminasi tidak langsung : 90%-100% dari pada cahaya diarahkan ke arah langit-
langit dan dinding bagian atas, untuk dipantulkan kemudian menerangi
keseluruhan bagian ruangan berupa cahaya diffus.
M. KUAT PENERANGAN
Sebagian dari cahaya yang mengenai suatu permukaan akan diserap oleh permukaan
itu. Bagian yang diserap menimbulkan panas pada permukaan tersebut. Permukaan
yang gelap dan buram menyerap banyak cahaya. Bagian flux cahaya yang diserap
oleh suatu permukaan ditentukan oleh faktor absorpsi apermukaan. flux cahaya yang
diserap a = flux cahaya yang mengenai permukaan. Dengan adanya penyerapan yang
dilakaukan permukaan maka kita harus bisa mensiasati penerangan-penerangan yang
seperti apa pada masing-masing ruangan.
1. Kantor
2. Ruangan sekolah
3. Industri
Pekerjaan sangat halus (pembuatan jam tangan, instrumen kecil dan halus, mengukir)
5000 lux 2500 lux
Pekerjaan halus (pekerjaan pemasangan halus, kempa halus, poles) 2000 lux 1000 lux
Pekerjaan biasa (pekerjaan bor, bubut kasar, pemasangan biasa) 1000 lux 500 lux
E=I/d2
d = jarak
E1 d1² = E2 d2²
Jarak diukur dari titik uji ke permukaan yang pertama-tama kena cahaya – kawat
lampu pijar jernih, atau kaca pembungkus dari lampu pijar yang permukaannya
seperti es.
Contoh:
Jika seseorang mengukur 10 lm/m² dari sebuah cahaya bola lampu pada jarak 1
meter,berapa kerapatan flux pada jarak setengahnya?
= (1,0 / 0,5)² * 10
= 40 lm/m²
O. WARNA CAHAYA
1. Suhu Warna
Suhu warna, dinyatakan dalam skala Kelvin (K), adalah penampakan warna dari
lampu Itu sendiri dan cahaya yang dihasilkannya. Bayangkan sebuah balok baja
yang dipanaskan secara terus menerus hingga berpijar, pertama-tama berwarna
oranye kemudian kuning dan seterusnya hingga menjadi “putih panas”. Sewaktu-
waktu selama pemanasan, kita dapat mengukursuhu logam dalam Kelvin (Celsius +
273) dan memberikan angka tersebut kepada warna yang dihasilkan. Hal ini
merupakan dasar teori untuk suhu warna. Untuk lampu pijar, suhu warna
merupakan nilai yang “sesungguhnya”; untuk lampu neon dan lampu dengan
pelepasan intensitas tinggi (HID), nilainya berupa perkiraan dan disebut korelasi
suhu warna. Di Industri,“suhu warna” dan “korelasi suhu warna” kadang-kadang
digunakan secara bergantian. Suhuwarna lampu membuat sumber cahaya akan
nampak “hangat”, “netral” atau “sejuk”. Umumnya, makin rendah suhu, makin
hangat sumber, dan sebaliknya.
2. Perubahan Warna
Kemampuan sumber cahaya merubah warna permukaan secara akurat dapat diukur
dengan baik oleh indeks perubahan warna. Indeks ini didasarkan pada ketepatan
dimana serangkaian uji warna dipancarkan kembali oleh lampu yang menjadi
perhatian relatif terhadap lampu uji, persesuaian yang sempurna akan diberi angka
100. Indeks CIE memiliki keterbatasan, namun cara ini merupakan cara yang sudah
diterima secara luas untuk sifat-sifat perubahan warna dari sumber cahaya.
P. JENIS PENCAHAYAAN
2. Lampu Tungsten—Halogen
Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat
pijar tungsten seperti lampu pijar biasa yang digunakan di rumah, tetapi bola
lampunya diisi dengan gas halogen. Atom tungsten menguap dari kawat pijar
panas dan bergerak naik ke dinding pendingin bola lampu. Atom tungsten,
oksigen dan halogen bergabung pada dinding bola lampu membentuk
molekul oksihalida tungsten. Suhu dinding bola lampu menjaga molekul
oksihalida tungsten dalam keadaan uap. Molekul bergerak kearah kawat pijar
panas dimana suhu tinggi memecahnya menjadi terpisah-pisah. Atom
tungsten disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat pijar – bukan
ditempat yang sama dimana atom diuapkan. Pemecahan biasanya terjadi
dekat sambungan antara kawat pijar tungsten dan kawat timah molibdenum
dimana suhu turun secara tajam.
Gb. 3.12 Lampu pijar dan Diagram Alir Energi Lampu Pijar
Ciri-ciri
a. Efficacy – 12 lumens/Watt
b. Indeks Perubahan Warna – 1A
c. Suhu Warna - Hangat (2.500K – 2.700K)
d. Umur Lampu – 1-2.000 jam
3. Lampu Tungsten—Halogen
Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat
pijar tungsten seperti lampu pijar biasa yang digunakan di rumah, tetapi bola
lampunya diisi dengan gas halogen. Atom tungsten menguap dari kawat pijar
panas dan bergerak naik ke dinding pendingin bola lampu. Atom tungsten,
oksigen dan halogen bergabung pada dinding bola lampu membentuk
molekul oksihalida tungsten. Suhu dinding bola lampu menjaga molekul
oksihalida tungsten dalam keadaan uap. Molekul bergerak kearah kawat pijar
panas dimana suhu tinggi memecahnya menjadi terpisah-pisah. Atom
tungsten disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat pijar – bukan
ditempat yang sama dimana atom diuapkan. Pemecahan biasanya terjadi
dekat sambungan antara kawat pijar tungsten dan kawat timah molibdenum
dimana suhu turun secara tajam.
Ciri-ciri
Efficacy – 18 lumens/Watt
Indeks Perubahan Warna – 1A
Suhu Warna – Hangat (3.000K-3.200K)
Umur Lampu – 2-4.000 jam
4. Lampu Neon
Bagian dalam dinding kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini
dipilih untuk menyerap radiasi UV dan meneruskannya ke daerah nampak.
Proses ini memiliki efisiensi sekitar 50%. Tabung neon merupakan lampu
‘katode panas’, sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari proses awal.
Katodenya berupa kawat pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium
karbonat. Jika dipanaskan, lapisan ini akan mengeluarkan elektron
tambahan untuk membantu pelepasan. Lapisan ini tidak boleh diberi
pemanasan berlebih sebab umur lampu akan berkurang. Lampu
menggunakan kaca soda kapur yang merupakan pemancar UV yang
buruk. Jumlah merkurinya sangat kecil, biasanya 12 mg. Lampu yang
terbaru menggunakan amalgam merkuri, yang kandungannya sekitar 5 mg.
Hal ini memungkinkan tekanan merkuri optimum berada pada kisaran
suhu yang lebih luas. Lampu ini sangat berguna bagi pencahayaan luar
ruangan karena memiliki fitting yang kompak.
Ciri-ciri
a. Efficacy – 18 lumens/Watt
b. Indeks Perubahan Warna – 1A
c. Suhu Warna – Hangat (3.000K-3.200K)
d. Umur Lampu – 2-4.000 jam
5. Perawatan Lampu
Elemen yang paling penting dalam perlengkapan cahaya, selain dari lampu,
adalah reflector. Reflektor berdampak pada banyaknya cahaya lampu mencapai area
yang diterangi dan juga pola distribusi cahayanya. Reflektor biasanya menyebar
(dilapisi cat atau bubuk putih sebagai penutup) atau specular (dilapis atau seperti
kaca). Tingkat pemantulan bahan reflektor dan bentuk reflektor berpengaruh
langsung terhadap efektifitas dan efisiensi fitting. Reflektor konvensional yang
menyebar memiliki tingkat pemantulan 70-80% apabila baru. Bahan yang lebih baru
dengan daya pemantulan yang lebih tinggi atau semi-difusi memiliki daya
pemantulansebesar 85%. Pendifusi/Diffuser konvensional menyerap cahaya lebih
banyak dan menyebarkannya daripada memantulkannya ke area yang dikehendaki.
Lama kelamaan nilai daya pantul dapat berkurang disebabkan penumpukan debu dan
kotoran dan perubahan warna menjadi kuning disebabkan oleh sinar UV.
Reflektor specular lebih efektif dimana pemantul ini memaksimalkan optik dan
daya pantul specular sehingga membiarkan pengontrolan cahaya yang lebih seksama
dan jalan pintas yang lebih tajam. Dalam kondisi baru, lampu ini memiliki nilai
pantul sekitar 85-96%. Nilai tersebut tidak berkurang seperti pada reflektor
konvensional yang berkurang karena usia. Bahan yang umum digunakan adalah
alumunium yang diberi perlakuan anoda (nilai pantul 85-90%) dan lapisan perak
yang dilaminasikan ke bahan logam (nilai pantul 91-95%). Menambah (atau
melapisi) alumunium dilakukan untuk mencapai nilai pantul lebih kurang 88-96%.
Lampu harus tetap bersih agar efektif, reflektor optik kaca tidak boleh digunakan
dalam peralatan yang terbuka di industri dimana peralatan tersebut mungkin akan
terkena debu.
Faktor penggunaan didefinisikan sebagai persen dari lumen lampu kosong yang
mengeluarkan cahaya dan mencapai bidang kerja. Faktor ini bertanggungjawab
langsung terhadap cahaya dari luminer dan cahaya yang dipantulkan permukaan
ruangan. Fihak pabrik akan memasok setiap luminer dengan tabel CU nya sendiri
yang berasal dari laporan pengujian fotometrik. Dengan menggunakann tabel yang
tersedia dari pabrik, ditentukan faktor penggunaan untuk pemasangan berbagai
cahaya jika pantulan dari dinding dan langit-langit diketahui, indeks ruangan telah
ditentukan dan jenis luminer diketahui. Untuk peralatan tabung kembar, faktor
pengunaannya adalah 0,66, sesuai untuk indeks ruangan 2,5.
N = Jumlah fitting
A = Luas ruangan (L x W)
Akan lebih baik bila memilih luminer dengan SHR yang lebih besar. Hal
ini akan mengurangi jumlah peralatan dan beban pencahayaan yang terhubung.
Terkait dengan efisiensi pencahayaan yang harusnya diterapkan pada setiap area
kerja, maka perlulah bagi industri menimbang dan memperhitungkan pencahayaan
yang harusnya diterpkan pada suatu ruangan, karena penghematan untuk pencahayaan
perlu diterapkan namun kita juga tidak bias mengkesampingkan untuk kualitas
pencahayaan itu sendiri. Maka dari itulah harusnya pada industri mempertimbangkan
beberapa rekomendasi untuk pencahayaan ruangan.
1. Skala Pencahayaan
Pencahayaan minimum untuk seluruh interior yang bukan untuk pekerjaan,
telah disebutkan sebesar 20 Lux (seperti pada IS 3646). Faktor sekitar 1,5
merupakan perbedaan terkecil yang cukup berarti pada efek pencahayaan
subjektif. Oleh karena itu direkomendasikan skala pencahayaan berikut.
20–30–50–75–100–150–200–300–500–750–1000–1500–2000, …Lux
2. Kisaran pencahayaan
Nilai yang lebih tinggi (H) dari kisaran harus digunakan pada kasus-
kasus pengecualian dimana pantulan rendah atau terjadi kontras dalam tugas,
bila terjadi kesalahan akan mahal untuk diperbaiki, pekerjaan visual yang
kritis, ketepatan atau produktivitas yang lebih tinggi merupakan hal yang
sangat penting dan kapasitas visual pekerja menjadi penting. Dengan cara
yang sama, nilai yang lebih rendah (L) dari kisaran dapat digunakan bila
pantulan atau kontras biasanya tidak tinggi, kecepatan & ketepatan tidak
penting dan tugas dilakukan hanya kadang-kadang.
Lampu yang tidak disingkirkan mungkin akan tidak menyala atau akan
berkelip atau menghasilkan cahaya sangat sedikit. Sehingga, pada balas
dengan susunan kawat secara seri kita perlu menyingkirkan seluruh lampu
dari balas. Balas akan terus menggunakan energi, 10 hingga 12 watt untuk
yang magnetis dan 1 hingga 2 watt untuk yang elektronik. Balas kawat
parallel dapat di uraikan tanpa menemui terlalu banyak masalah dan kadang
dihitung oleh pabriknya untuk mengurangi satu lampu kurang dari yang
tertera dalam label.
Rincian jenis-jenis lampu yang umum disarikan dibawah ini. Dari daftar ini,
memungkinkan untuk mengidentifikasi potensi penghematan energi untuk lampu-
lampu dengan menggantinya dengan jenis-jenis yang lebih efisien.
Direkomendasikan untuk memasang LED untuk lampu penunjuk panel pada tahap
perancangan.
Balass Elektronik
Sensor Sinar Infra Merah dan Penempatan Ultrasonic dapat digunakan untuk
mengontrol cahaya dalam kabin dan juga di perkantoran besar. Sensor penempatan
infra merah sederhana sekarang tersedia di India. Walaupun begitu sensor
penempatan ultrasonik masih harus diimpor. Mungkin dapat dicatat disini bahwa
sensor penempatan yang lebih canggih yang digunakan diluar negeri memiliki
kombinasi pendeteksian infra merah dan ultrasonik; sensor tersebut menggabungkan
microprocessor dalam setiap unitnya yang secara terus menerus memantau sensor,
menyetel tingkat kepekaan hingga ke kinerja optimal. Microprocessor diprogram
untuk menghafalkan ciri-ciri statis dan perubahan lingkungan; hal ini menjamin
bahwa sinyal yang diterima dari panas yang berulang dan perlatan yang bergerak
seperti kipas dapat disaring. Di negara maju, konsep mengenai cahaya tabung dengan
balas elektronik digabung dengan photo-controlled dimmer dan sensor penempatan
dipromosikan sebagai satu paket. Metodologi kontrol berikut cukup berguna.
1. Area umum
a. Bilamana cahaya siang hari tersedia, berikan pengontrol cahaya
siang hari. Gunakan dim untuk ruangan yang kegiatan pergerakannya
sedikit seperti membaca, menulis, dan konferensi. Gunakan dim bertingkat
(saklar hidup/mati) untuk ruangan dengan kegiatan gerakan yang besar
seperti berjalan dan penyimpanan kedalam rak.
b. Selalu meletakkan sensor penempatan ultrasonik paling tidak 6
hingga 8 ft jauhnya dari saluran HVAC pada tempat dan permukaan yang
bebas dari getaran sehingga tidak terdapat pendeteksian diluar pintu atau
keterbukaan ruangan.
c. Pada ruangan dengan kepemilikan tempat yang tinggi seperti
kantor swasta dan ruangan konferensi, selalu menyertakan saklar untuk
pengontrolan cahaya yang terkesampingkan secara manual.
d. Jika tidak terdapat perhatian bahwa cahaya dapat dimatikan
secara otomatis atau secara manual bilamana masih terdapat orang di
ruangan, simpanlah pada pencahayaan malam hari untuk jalan keluar yang
aman.
e. Beberapa peralatan pengontrol cahaya memiliki tegangan yang
spesifik dan persyaratan nilai beban. Yakinkan untuk menetapkan model
alat yang sesuai dengan tegangan dan nilai beban yang benar untuk
penerapannya.
2. Ruang Konferensi
3. Ruangan kecil