Professional Documents
Culture Documents
An-Nikah atau az-Zuwaj secara bahasa berarti al-‘Aqdu (perjanjian) dan al-
Wath’u (persetubuhan), sedangkan menurut istilah, an-Nikah atau az-Zuwaj
adalah:
“akad yang sangat kuat atau mitssaqan ghalidhan untuk mentaati perintah Allah
dan melaksanakannya merupakan ibadah”.
Artinya: “Wahai para pemuda, siapa diantara kalian yang mampu untuk
menikah, maka menikahlah, karena dengan menikah mata lebih tertunduk
dan kemaluan lebih terjaga, sedangkan yang belum mampu menikah
1
Muhammad al-Khatib as-syarbini, Mugni al-Mutij, jld lll, Dar al-Fikr, Bairut, t.
Th, h. 123.
hendaklah ia berpuasa, karena puasa melemahkan syahwat”. (H.R.
Bukhari dan Muslim).
ُ
م ) رواه أبففو
َ مف
َ م ال ُ دود َ ال ْوَل ُففود َ َفففإ ِّنى
ُ مكففاث ٌِر ب ِك ُف ُ َجففوا ال ْفو
ُ ّت ََزو
. ( داود
2
‘Abd al-Wahhab Khallaf, ‘Ilmu Ushal al-Fiqh, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Bairut,
2008, h. 161.
Pembahasan
َ
خْيففٌرَ ة ِ ْ مؤ
ٌ مَنفف ّ ة ٌ مَ ن وَل ّ مِ ْحّتى ي ُؤَ ت ِ كاَ ِشر
ْ م ُ ْ حوا ْ ال
ُ ِ وَل َ َتنك
َ
حّتى َ نَ كي ِ ِشر ِ مُ ْ حوا ْ ال
ُ ِ م وَل َ ُتنك َ ْشرِك َةٍ وَل َوْ أع
ْ ُ جب َت ْك ْ م ّ من ّ
َ
مْ جب َك ُفَ ْك وَل َفوْ أع ٍ ِشفر ْ م ّ مففن ّ خي ْفٌر َ ن
ٌ م ّ ٌ مُنوا ْ وَل َعَب ْد
ِ ْ م فؤ ِ ْي ُؤ
ة
ِ جن ّفَ ْ ه ي َفد ْعُوَ إ ِل َففى الُ ن إ ِل َففى الن ّففارِ َوالل ّفَ عوُ ْ ك ي َفد َ ِ أ ُوَْلف فئ
ن ْ ُس ل َعَل ّه
َ م ي َت َذ َك ُّرو َ ْ َوال
ُ ّ مغِْفَرةِ ب ِإ ِذ ْن ِهِ وَي ُب َي
ِ ن آَيات ِهِ ِللّنا
artinya: “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari
wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu
menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang
Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia
supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah: 221)
2. Ibn Umar, salah satu putra Umar bin Khattab, berpendapat bahwa
ahli kitab itu sebagai penganut kemusyrikan yang lebih besar daripada
kemusyrikan yang dianut bangsa Arab. Apakah statemen Ibn Umar ini
berarti ia mengharamkan pernikahan dengan ahli kitab? Mengomentari
pernyataan Ibn b. Umar ini, al-Jashshas, salah seorang mufassir kesohor
bermazhab Hanafi, seperti dikutip Tafsir Tematik al-Qur’an, menyatakan
bahwa sebetulnya Ibn Umar tidak sampai mengharamkan, tetapi tidak
senang melihat orang Islam menikah dengan ahli kitab.4
3
M. Ali Ashhabuni. Rawai’ul Bayan. Dar El-Kutub Islamiyah: Jakarta, 2001. Juz
1. Hal. 425
4
Al-Jashshash, Ahkâm al-Qur’an (Beirut: Dar al-Kitab al-`Araby, 1335 H), 332-
3
5
Wahbah Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islam Wa Adillatuhu. Dar El-Fikr: Suriah, th) Juz 9.
Hal. 168.
artinya: Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-
baik.Makanan(sembelihan)orang-orang yang diberi al-Kitab itu halal
bagimu,dan makanan kamu halal pula bagi mereka (dan dihalalkan
mengawini)wanita-wanita yang menjaga kehormatan diantara Jaga
kehormatan diantara orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu.
6
Abu Bakar bin Muhammad Syata.I’ana ath-Thalibin, (Dar El-Fikr: Beirut, tt)
juz. 3. Hal. 294.
7
Abdurrahman al-Jaziri, al-Fiqh ‘ala Madzah al-Arba’ah. (melalui aplikasi
maktabah Syamilah) Juz. 4. Hal. 45.
8
Manshur ath-Thabalawi. Tuhfah al-Muhtaj fi syarh Mahaj. (melalui aplikasi
maktabah syamilah.) Juz. 30. Hal. 355.
11
H Sudarsono SH MS, Konsultasi : Rumitnya Kawin Beda Agama, 02
September 2007, http://www.surya.co.id/web Powered by Joomla.
perkawinan.”12 Jadi bagi orang Islam, perkawinan tidak akan dianggap sah
apabila dilakukan di luar hukum Islam. Sedangkan bagi non muslim harus
sesuai hukum agamanya sendiri, sesuai pasal 2 ayat 1 Undang-undang No. 1
Tahun 1974 tadi.
12
Ibid. UU perkawinan Indonesia
Penutup
Analisis
Muhammad al-Khatib as-syarbini.. Mugni al-Mutij. jld lll. Dar al-Fikr: Bairut.
‘Abd al-Wahhab Khallaf. 2008. ‘Ilmu Ushal al-Fiqh. Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah:
Bairut.
Abu Bakar bin Muhammad Syata. t. Th. I’anatu ath-Thalibin. Juz 3. Dar El-Fikr:
Beirut.