Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Minyak Atsiri
Dosen Pengampu : Dr. Ratnaningsih Eko S., M.Si.
Disusun oleh :
Enjang Priatna (2011) Enung Warsita D (2010) Fajri Nur Adrianto (2010) Rosalina (2011)
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................. i BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1.Latar Belakang .................................................................................................... 1 1.2.Rumusan Masalah............................................................................................... 2 1.3.Tujuan ................................................................................................................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3 2.1. Sejarah Tanaman mint....................................................................................... 3 2.2. Botani Tanaman Mint ....................................................................................... 4 2.3. Proses Ekstraksi Minyak Permen ...................................................................... 9 2.4. Kegunaan Minyak atsiri .................................................................................... 11 2.5. Analisis Minyak menthol .................................................................................. 12 BAB III SIMPULAN ............................................................................................... 19 LAMPIRAN .............................................................................................................. 20
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Keanekaragaman flora (biodiversity) berarti keanekaragaman senyawa kimia (chemodiversity) yang kemungkinan terkandung di dalamnya. Hal ini memacu dilakukannya penelitian dan penelusuran senyawa kimia terutama metabolit sekunder yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti teknik pemisahan, metode analisis, dan uji farmakologi. Senyawa hasil isolasi atau senyawa semi sintetik yang diperoleh dari tumbuhan sebagai obat atau bahan baku obat (Hariana, 2004; Anonim, 2006). Minyak atsiri merupakan salah satu bahan ekspor non migas andalan Indonesia. Namun harga senyawa turunan minyak atsiri yang diimpor ke Indonesia jauh lebih mahal daripada harga minyak atsiri yang dieskpor. Untuk mengatasi permasalahn tersebut pemerintah telah menetapkan penelitian bidang minyak atsiri merupakan topik penelitian unggulan saat ini. Minyak daun cengkeh, minyak sereh, minyak terpentin, minyak permen, minyak nilam, dan minyak akar wangi merupakan beberapa contoh minyak atsiri yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Minyak atsiri awalnya digunakan sebagai bahan pewangi, parfum, obat-obatan, dan bahan aroma makanan. Salah satu minyak atsiri yang banyak digunakan di Indonesia adalah minyak atsiri dari tanaman mint (minyak permen). Minyak permen banyak digunakan dalam bidang penambah aroma dan rasa pada makan, minuman, obat, kosmetik, dan produk penyegar lainnya. Minyak permen banyak diminati karena karakter aromanya yang murni dan menyegarkan, berasa pedas dan membakar. Oleh karena itu permasalahan yang ingin diungkap pada makalah ini adalah ingin mengetahui lebih jauh tentang minyak permen.
2
1.2.Rumusan Masalah 1.2.1. Dari manakah tanaman mint berasal? 1.2.2. Apa saja kegunaan dari minyak permen? 1.2.3. Bagaimana proses ekstraksi dari minyak permen? 1.2.4. Apa senyawa utama yang terkandung dalam minyak permen?
1.3.Tujuan 1.3.1. Mengetahui asal dari tanaman mint. 1.3.2. Mengetahui kegunaan dari minyak permen. 1.3.3. Mengetahui proses ekstraksi dari minyak permen 1.3.4. Mengetahui senyawa utama yang terkandung dalam minyak permen
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sejarah Tanaman Mint Tanaman mentha bukan merupakan tanaman asli Indonesia tetapi berasal dari daerah subtropik, sekitar Mediteriania (Laut Tengah). Menurut sejarah, penyebaran M. arvensis ke daerah sekitar Asia diduga berasal dari Eropa, yang pada mulanya tanaman ini disebarluaskan oleh orang spanyol di daerah semenanjung Malaya dan Singapura. Beberapa jenis dari marga Mentha yang memiliki nilai ekonomi sebagai penghasil minyak atsiri dan menthol serta banyak dibudidayakan, yaitu : M. arvensis., M. piperita L. dan M. spicata. Pada tahun 1500 tanaman tersebut telah banyak dibudidayakan di California, Washington, Michigan, Ohio serta negara-negara lainnya yang menghasilkan minyak atsiri seperti Romania, Inggris, Perancis, Maroko, Rusia, Argentina dan Bulgaria. M. Arvensis banyak ditanam di Jepang, Brazilia, Cina dan Argentina. Mentha arvensis L. merupakan salah satu tanaman herbal aromatik penghasil minyak atsiri yang dewasa ini merupakan komoditas masa depan yang cukup prospektif sebagai penambah aroma dan rasa pada makan, minuman, obat, kosmetik, dan produk penyegar lainnya. Minyak M. arvensis dalam perdagangan disebut Cornmint oil, banyak digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan permen, pasta gigi, minyak angin, balsem dan berbagai obat-obatan. Kandungan utama minyak M. arvensis (Cornmint Oil) adalah menthol, menthone dan menthyl asetat, dengan kandungan menthol tertinggi. Menthol berkhasiat sebagai obat karminatif (penenang), antispasmodic (anti batuk) dan diaforetik (menghangatkan dan menginduksi keringat). Minyak M. arvensis (cornmint oil) sebagai sumber utama menthol. Minyak yang sudah diisolasi mentholnya disebut dementholized oil (DMO). DMO dapat digunakan sebagai substitusi minyak permen (Peppermint oil) yang dihasilkan dari M. piperta. Jenis mentha yang berpeluang untuk di kembangkan di Indonesia adalah dari jenis Mentha arvensis dan Mentha piperita. 4
2.2.Botani Tanaman Mint 2.2.1. Mentha arvensis a. Klasifikasi Mentha termasuk suku Lamiaceae, yang marganya terdiri atas 25 jenis. Klasifikasi Mentha arvensis adalah sebagai berikut: Devisio/Devisi : Magnoliophyta Sub Devisioa/ anak : Angiospermae Class/Kelas : Dicotyledonae Ordo/Bangsa : Tubiflorae Family/suku : Lameaceae/Labiatae Sub Family/Anaka Suku : Lamioideae Genus/Marga : Mentha Species/Jenis : Mentha arvensis L. b. Morfologi Tanaman 1) Batang Tanaman M. arvensis merupakan tanaman herba tahunan yang terdiri atas beberapa varietas, baik yang dibudidayakan maupun yang liar. Batang tegak atau sedikit menjalar dengan tinggi tanaman berkisar 30,5 - 98,5 cm, mempunyai percabangan simpodial, berbentuk segi empat, tekstur permukaaan licin atau sedikit berbulu, dan berwarna hijau keunguan. 2) Daun
Gambar 1. Bentuk daun, bulat telur sampai bundar 5
Gambar 2. Kedudukan daun berseling berhadapan Panjang daun berkisar 1,3 6,5 cm dengan lebar 1- 3,2 cm, berbentuk lanset (laceolate) sampai setengah bundar (suborbiculer), Ujung daun runcing (acute) sampai segitiga tumpul (obtuse). Tepi daun beringgit dangkal (Creneate) atau bergerigi (Serrate), tangkai daun berbulu, pangkal daun menyempit berbentuk pasak (Cuncate) sampai bundar (rounded) (Gambar 1). Letak daun berseling berhadapan (Gambar 2).
3) Bunga Bunga majemuk bergerombol, berbentuk karangan melingkar di ketiak daun (Gambar 3), berwarna putih, putih keunguan sampai ungu. Bunga berkelamin dua (hermaprodit) dan bersifat aktinomorf mempunyai pelindung bunga menyerupai daun dan dasar bunga berbentuk cawan lonceng. Kelopak bunga bergerigi pendek dan runcing. Kelopak bagian luar berbulu halus,sedang bagian dalam tidak berbulu, panjang sekitar 2 mm, Mahkota bunga (corolla) berwarna putih sampai ungu, bagian luarnya berbulu halus, berbentuk tabung panjang sekitar 4-5 mm. Benang sari (stamen) berjumlah empat menyebar dengan panjang yang sama + 0,75 mm (didynamous) 6
dan terjulur, tangkai putih pendek berjumlah satu dan kepala putik bercabang dua.
Gambar 3. Rangkaian bunga, letak bunga di axiler 4) Biji M. arvensis yang dibudidayakan di Indonesia dapat berbunga tetapi jarang terjadi pembuahan sehingga jarang membentuk biji. Perkembangbiakan biasanya dilakukan secara vegetatife yaitu dengan cara setek pucuk, setek batang atau stolon. Apabila terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah dan bakal biji tumbuh menjadi biji, yang berukuran kecil dan berwarna hitam. 2.2.2. Mentha piperita a. Klasifikasi Klasifikasi Tanaman Mentha piperita L adalah sebagai berikut: 7
Kingdom Plantae Divisi Spermatophyta Sub divisi Angiospermae Kelas Dicotyledonae Famili Solanales Ordo Labialae Genus Mentha Species Mentha piperita Tanaman ini merupakan persilangan dari Mentha aquatica dan Mentha spicata (Croteau et al., 2005). Tanaman ini lebih dikenal dengan nama Peppermint. Daun Mentha piperita mengandung saponin, flavonida,dan polifenol di samping minyak atsiri. Selain tergolong dalam tanaman obat dan aromatik, tanaman ini dapat menjadi gulma atau invasif (Handayani, 2010).
8
b. Morfologi tanaman
Gambar 4. Tanaman Mentha piperita di Lapang (Jayashree, 2006). 1) Batang tegak, lunak, bercabang, halus, dan berwarna ungu. Tinggi berkisar antara 30-70 cm. Mempunyai cabang kecil yang tumbuh menjalar, berbuku-buku, batang tajam, berbentuk segi 4.
2) Daun tunggal , bangun bulat telur memanjang sampai memanjang bangun lanset, bersilang berhadapan, sisi atas dan sisi bawah berwarna hijau tua, bertulang daun menyirip, memiliki panjang berkisar 4-9cm dan lebarnya 1,5-4cm. Ujung runcing, pangkalnya tumpul, dan tepi daun kasar bergigi. 9
3) Bunga majemuk , berupa tandan yang terdiri dari karangan karangan semu bertangkai pendek hingga seluruhnya menyerupai bentuk bulir, pangkal kelopak gundul, bertulang. Mahkota bunga berwarna putih keunguan panjang 4-5 mm, berbentuk tabung dengan panjang 2-2,5 mm, di bagia dalam berpusar dengan rambut-rambut panjang.
4) Buah dan Biji Termasuk buah buni, kecil, berbentuk bulat telur, halus, berwarna coklat tua.
2.3.Proses Ekstraksi Minyak Permen
Gambar 5. Proses Destilasi Uap Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Proses ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai seperti dengan cara destilasi (destilasi air, destilasi uap air, destilasi uap dan hidrofusi), dengan ekstraksi pelarut, dengan cara enfluerege ataupun dengan cara expression. 10
Pemilihan proses ekstraksi untuk mendapatkan minyak atsiri dalam tanaman tergantung pada sifat minyak atsiri yang terkandung didalamnya.Untuk mengisolasi minyak permen pada Mentha Arvensis L dapat dilakukan dengan cara destilasi uap.Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Distilasi Uap merupakan salah satu jenis destilasi yang lebih kompleks daripada ditilasi sederhana dan distilasi fraksionasi. Destilasi uap dilakukan dengan cara mengalirkan uap air ke dalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Untuk destilasi uap, wadah yang berisi tanaman dihubungkan dengan labu pembangkit uap atau generator uap.Uap yang sudah mengektrak minyak atsiri dalam tanaman akan keluar dari wadah tersebut kemudian dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan menggunakan separator yang sesuai berat jenis minyak. Keuntungan menggunakan destilasi uap dalam mengekstraksi minyak permen adalah kualitas minyak permen yang dihasilkan cukup baik, tekanan dan suhu selama proses destilasi dapat diatur sesuai kebutuhan ekstraksi, waktu penyulingan pendek, reaksi hidrolisis antara air dengan minyak atsiri yang dihasilkandapat dicegah atau bahkan sampai tidak terjadi. Sedangkan kerugian dalam destilasi uap adalah alat generator uap yang cukup mahal harganya dan memerlukan tenaga ahli dalam merakit alat-alat destilasi uap.
11
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Randemen Minyak Permen adalah sebagai berikut: 1. Tingkat kesegaran bahan olah. Semakin segar bahan olah, semakin tinggi rendemennya. Bahan yang kering/layu kemungkinan telah terjadi penguapan sejumlah kecil minyak ke udara bebas. 2. Bagian dari tanaman Kandungan minyak permen lebih terakumulasi pada daun dibanding batang atau bunga. 3. Umur tanaman Kandungan minyak permen dalam Mentha arvensis mencapai maksimum pada periode saat berbunga dan akan menurun setelah selesai periode bunga
2.4.Kegunaan Minyak atsiri Daun mint (Mentha Cordifolia) mempunyai aroma wangi dan cita rasa dingin menyegarkan. Aroma wangi dan semriwing daun mint disebabkan kandungan minyak asiri berupa minyak menthol. Daun ini mengandung vitamin C, provitamin A, fosfor, besi, kalsium dan potasium. Daun mint dikenal sebagai penyegar napas, dan sering dapat dirasakan pada permen. Tak jarang, daun mint juga digunakan sebagai perasa dalam konsumsi lain, seperti minuman es, kue, bahkan lalap. Namun, siapa sangka, daun kecil nan wangi ini juga memiliki fungsi lain untuk tubuh kita. Ini di antaranya: 1. Mengatasi Ketombe Resep ini datang dari Resort Spa Lake Austin, Texas. Masukkan batang mint dan rosemary dalam 8 ons cuka apel, diamkan seminggu agar benar-benar keluar sarinya, lalu gunakan setelah keramas seperti menggunakan kondisioner. Mint akan meningkatkan sirkulasi di kulit kepala untuk mencegah ketombe, sementara cuka apelnya akan mengeringkan ketombe. 2. Penghilang Sakit Perut 12
Kram perut bisa diatasi dengan segelas mint panas (tambahkan satu sendok teh daun mint segar ke dalam air panas). Mint membantu otot pencernaan untuk rileks dan mengatasi keram, demikian menurut Walt Coyle, MD, gastroenterology director di Scripps Medical Center, La Jolla, California. 3. Penghilang Rasa Lapar Menurut sebuah studi yang dilangsungkan di Wheeling Jesuit University, West Virginia, mereka yang menghirup minyak esensial mint setiap 2 jam, berkurang konsumsi kalorinya hingga 23 persen ketimbang mereka yang tidak. Siapkan mint atau permen mint untuk membantu mengatasi rasa lapar. Namun, batasi konsumsi permennya.
Menthol dipergunakan pada berbagai produk dengan berbagai alasan meliputi: 1. Mengurangi iritasi ada tenggorokan misalnya sebagai obat batuk 2. Untuk perlakuan pada luka bakar atau kena panas karena dapat menimbulkan rasa dingin Umumnya dipergunakan pada kesehatan mulut untuk mengilangkan bau mulut seperti obat kumur, odol, dll. 2.5.Analisis Minyak Permen 2.5.1. Sifat fisika dan sifat kimia minyak permen Kemurnian minyak permen dapat dilihat dari sifat fisika dan sifat kimia minyak permen. Secara umum, sifat fisika dan sifat kimia dari minyak permen dapat dilihat sebagai berikut : - Warna : Tidak berwarna hingga sedikit berwarna kekuningan. - Aroma : memiliki aroma mint yang kuat. - Berat molekul : 965,51 - Densitas : 0,896-0,908 pada 25 o C. - Indeks refraksi 1,460-1,464 pada 20 o C. - Larut dalam etanol.
13
Gambar 6. Minyak permen Minyak permen yang murni memiliki indeks refraksi yang tinggi. Apabila ditemukan indeks refraksi dari minyak permen dibawah 1,0 maka dimungkinkan didalam minyak permen tersebut belum murni dan masih bercampur dengan air. 2.5.2. Komposisi minyak permen Kandungan terbesar yang terdapat dalam minyak permen yaitu mentol. Selain mentol terdapat kandungan lainnya dalam minyak premen diantaranya menton, pulegon, limonene, mentofuran, dan masih banyak kandungan lainnya. Analisis komposisi minyak permen dapat dilakukan dengan analisis dengan menggunakan instrument GC (Gas Chromatography). Dari hasil analisis menggunakan GC, dapat diketahui komponen-komponen senyawa yang terdapat dalam minyak permen dengan membandingkannya terhadap standar, kemudian dapat diketahui persen komposisi komponen-komponen tersebut dengan melihat luas area puncak setiap komponen.
14
Gambar 7. Hasil analisis GC kandungan minyak permen Mentha piperita
a) b) Gambar 8. Komposisi senyawa kimia pada minyak permen a) Mentha piperita, b) Mentha arvensis. Hasil analisis GC menunjukkan bahwa kandungan terbesar dalam minyak permen dari Mentha piperita adalah mentol dengan persen komposisi sebesar 47,49 %. Secara umum terdapat perbedaan antara komposisi minyak permen yang dihasilkan dari Mentha piperita dengan yang dihasilkan dari Mentha arvensis. Kandungan senyawa mentol pada Mentha arvensis lebih besar dibandingkan Mentha piperita yaitu sebesar 70 80%, sedangkan pada Mentha piperita hanya sekitar 35-50%. Perbedaan komposisi senyawa mentol tersebut yang menyebabkan rasa serta aroma mint dari minyak permen Mentha arvensis lebih kuat dibandingkan Mentha piperita. Perbedaan lain dari kandungan kimia kedua tanaman tersebut adalah adanya kandungan senyawa mentofuran pada Mentha piperita yang tidak terdapat pada Mentha arvensis. Adanya kandungan senyawa mentofuran tersebut menyebabkan minyak permen yang diekstrak dari Mentha piperita memiliki aroma dan rasa yang lebih enak dibandingkan minyak permen dari Mentha arvensis. 15
2.5.3. Senyawa utama dalam minyak permen 1) Mentol Mentol merupakan salah satu senyawa utama yang terkandung dalam minyak permen dengan kandungan terbesar. Mentol merupakan senyawa golongan terpenoid.
Gambar 9. Mentol Mentol berwujud padat berwarna putih pada suhu kamar. Mentol memiliki titik didih pada suhu 212 o C (1 atm) serta memiliki titik leleh sekitar 42 45 o C. Mentol merupakan senyawa nonpolar yang larut baik dalam etanol. Mentol memiliki banyak kegunaan dalam bidang industry, makanan, obat obatan, serta parfum. Berikut adalah contoh kegunaan senyawa mentol dalam berbagai bidang : a) Digunakan sebagai penambah aroma makanan b) Mentol digolongkan sebagai antipruritic, yang dapat mengurangi gatal. c) Menthol juga terkandung dalam banyak produk seperti pasta gigi, permen karet, obat batuk, obat kumur serta produk untuk menghilangkan nyeri otot dan keseleo d) Dalam merek rokok tertentu, mentol digunakan selain sebagai aroma juga untuk mengurangi iritasi tenggorokan dan sinus yang disebabkan oleh merokok e) obat karminatif (penenang), antispasmodik (anti batuk) dan diaforetik (menghangatkan, menginduksi keringat). 16
2) Menton Menton juga merupakan salah satu senyawa utama dalam minyak permen. Sama halnya seperti mentol, menton juga merupakan senyawa golongan monoterpenoid.
Gambar 10. Menton Pada suhu kamar menton berwujud pada serta berwarna putih. Menton memiliki titik didih 207 o C dan titik leleh sekitar 41-43 o C (pada tekanan 1 atmosfer). 2.5.3.1.Isolasi senyawa mentol dari minyak permen Mentol merupakan senyawa yang bermanfaat dalam banyak bidang, sehingga pada berbagai industry, mentol sering digunakan untuk membuat berbagai macam produk seperti permen, pasta gigi, shampoo, obat-obatan, dan lainnya. Isolasi mentol dari minyak permen merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mendapatkan mentol dari bahan alami. Secara umum, isolasi mentol dari minyak permen yang banyak dilakukan oleh industri adalah dengan melakukan pendinginan langsung minyak permen pada suhu sekitar -20 o C hingga -30 o C. Prinsip isolasi tersebut didasarkan pada perbedaan titik leleh dari berbagai senyawa yang terkandung dalam minyak permen. Mentol memiliki titik leleh sekitar 42 45 o C dan memiliki kandungan terbanyak dalam minyak permen sehingga ketika dilakukan pendinginan langsung, mentol akan menjadi senyawa yang paling banyak didapat. Selain mentol, kemungkinan juga terdapat senyawa lain seperti menton yang ikut membeku karena perbedaan titik leleh dengan mentol tidak berbeda jauh. Namun, 17
0 1 2 3 4 PPM dikarenakan mentol memiliki kandungan terbesar dalamminyak permen sehingga mentol akan lebih banyak didapat dibanding menton dan senyawa lainnya. Kemurnian mentol yang diperoleh dapat dilihat dari sifat fisik dan kimianya. Selain itu, untuk menentukan apakah senyawa yang didapat tersebut merupakan mentol atau senyawa lain, dapat digunakan instrumen 1 H NMR dan MS. Berikut hasil analisis 1 H NMR untuk mentol.
Gambar 11. Spektrum 1 H NMR mentol Untuk meningkatkan randemen mentol yang dihasilkan, biasanya dilakukan konversi dari senyawa-senyawa lain pada minyak permen seperti mentil asetat dan menton menjadi senyawa mentol.
Gambar 12. Reaksi pengubahan mentil asetat dan menton menjadi mentol Mentol yang diperoleh dari bahan alami seperti dari minyak permen memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan mentol yang diperoleh dari hasil sintesis. Harga 1 kilogram mentol yang diperoleh dari minyak permen Mentha piperita dapat mencapai Rp. 800.000. Dari sisi keamanan, mentol yang diperoleh dari bahan alami relative jauh lebih aman dibanding hasil sintesis karena tidak ada penambahan zat-zat kimia lain selama proses isolasi.
19
BAB III SIMPULAN
Tanaman mentha bukan merupakan tanaman asli Indonesia tetapi berasal dari daerah subtropik, sekitar Mediteriania (Laut Tengah). Tanaman mentha yang dapat tumbuh di Indonesia adalah Mentha arvensis dan Mentha piperita. Untuk mengisolasi minyak permen pada Mentha Arvensis L dapat dilakukan dengan cara destilasi uap. Kandungan terbesar yang terdapat dalam minyak permen yaitu mentol.
20
LAMPIRAN Pertanyaaan dan Jawaban 1) Oki Nurhidayat a. Apakah minyak permen yang dihasilkan selalu randemen nya sekitar 0,1 1% atau bisa lebih .? Jawaban : randemen minyak permen yang dihasilkan akan berada pada rentang 0,1 1%, hal tersebut dikarenakan kandungan minyak permen dalam tanaman Mentha piperita dan Mentha arvensis berada pada rentang 0,1 1%. Hanya saja melalui teknik produksi dapat memaksimalkan randemen yang dihasilkan.
2) E. Herlina a. Mengapa pada peak GC terdapat 3 peak yang tinggi dan tajam sedangkan dikatakan bahwa dilihat dari peak terdapat dua komponen utama saja ? Apakah Limonen yang memiliki peak tinggi diawal merupakan senyawa utama juga ? Jawaban : untuk melihat komposisi minyak atsiri dari kromatogram GC, maka harus dilihat selain tinggi puncak yaitu luas puncak. Puncak dari dua komponen yang merupakan puncak senyawa utama mentol dan menton memiliki tinggi puncak yang paling tinggi serta jika dilihat luas puncak nya, maka dilihat luas puncak nya lebih lebar dibanding puncak limonen.
3) Sendy A.S. a. Jika dibandingkan, manakah preparasi sampel yang akan menghasilkan minyak permen lebih banyak ? dikeringkan terlebih dahulu atau langsung didestilasi dalam keadaan basah..? b. Prosedur mana yang lebih baik ? Jawaban : a) Secara umum tidak akan ada perbedaan randemen dari hasil yang dikeringkan ataupun tidak ketika dikeringkan maka akan terjadi 21
penurunan berat material awal yang akan mempengaruhi hasil kalkulasi randemen. Namun, jika dibandingkan hasil minyak permen yang didapat jumlahnya akan sama saja. b) Pengeringan tanaman terlebih dahulu akan menghasilkan minyak permen yang lebih baik karena adanya air dalam tanaman akan menghambat uap untuk penetrasi ke dalam jaringan tanaman yang menyimpan kandungan minyak atsiri.
4) Anantya Firdha A. a. Pada proses pemurnian menggunakan pendinginan langsung apakah mentol yang dihasilkan murni tidak adsa komponen lain yang ikut mengkristal? Bukankah titik leleh dari komponen lainnya seperti menton hampir sama dengan menton? Jawaban : Kemungkinan senyawa lain yang ikut mengkristal bersama mentol pasti ada namun pada jumlah yang sangat kecil. Hal tersebut dikarenakan didalam minyak permen, komponen yang paling banyak jumlahnya yaitu mentol dengan kandungan hampir 70 % sehingga apabila dilakukan pendinginan langsung, senyawa yang paling banyak diperoleh adalah mentol. Proses isolasi dengan menggunakan pendinginan langsung ini hanya sesuai untuk komponen yang memiliki kandungan diatas 60% yang memiliki titik leleh diatas suhu kamar.