You are on page 1of 2

Kultur Jaringan Pisang

PADA umumnya pisang diperbanyak dengan anakan dan Bid (potongan bonggol). Namun
akhir-akhir ini pisang telah dapat diperbanyak melalui teknik kultur jaringan. Keuntungan
perbanyakan bibit pisang melalui kultur jaringan antara lain bibit yang dihasilkan seragam,
bibit bebas hama dan penyakit, dapat dihasilkan jumlah banyak dalam waktu lebih singkat,
tanaman asal kultur jaringan berbuah lebih awal pengiriman bibit lebih muda, dapat dikirim
jarak jauh dengan volume yang relatif kecil.

Proses Pembuatan Bibit

Pengambilan eksplan (bahan tanam). Eksplan diambil dari kebun induk yang telah diketahui
jenisnya. Syarat sebagai tanaman induk adalah produksi tinggi dengan telah diketahui
buahnya, tanaman sehat atau tidak terserang hama/penyakit. Sehingga tanaman pisang
dapat mengasilkan produksi yang optimal.

Pengambilan eksplan dapat dilakukan dengan anakan diambil/dipisahkan dari induknya yang
mengikuti sertakan bonggolnya. Setelah diambil, kemudian dipotong dan dibawa ke
laboratorium.

Eksplan dipotong kemudian dikupas dan disisakan di sekitar titik tumbuh sebesar ibu jari,
potongan eksplan dicuci sampai bersih, direndam dalam larutan sterilan, dibilas dengan
akuades, lalu ditanam dalam media kultur.

Untuk memperbanyak bibit dapat dilakukan dengan proses perbanyakan bibit di laboratorium
yang meliputi, induksi yaitu proses merangsang tumbuhnya tunas dari eksplan, reproduksi
yaitu proses perbanyakan dari tunas yang terbentuk pada proses induksi dan pengakaran
yaitu proses untuk menumbuhkan akar dari tunas hasil reproduksi

Melalui ketiga proses tersebut akhirnya dihasilkan bibit kecil (planlet berukuran tinggi 5 cm).
Proses induksi. Reproduksi, dan pengakaran dikerjakan di ruang steril dengan media padat
dan cair.

Proses Penyesuaian Dengan Lingkungan

Aklimatisasi adalah proses penyesuaian dengan lingkungan baru di luar laboratorium. Caranya
sebagai berikut, siapkan bedengan dibawah naungan dengan intensitas penyinaran 30 %,
media tanam terdiri dari campuran tanah, pasir, pupuk kandang halus (1:1:1). Taburkan
furadan 3 G 20 g/m2 Kemudian disiram sampai basah. Planlet ditanam dengan jarak 4 x 5 cm.
Setelah itu disiram dan dipupuk dengan pupuk daun Gandasil D (konsentrasi 1,5 g/liter air).
Bedengan disungkup dengan lembaran plastik tembus cahaya. Penyiraman dilakukan setiap
hari. Penyegahan hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan Decis 1,5 ml/l dan
Benlate 1 g/l setiap 5 hari sekali. Pemupukan menggunakan Gandasil D diberikan bersamaan
dengan pengendalian hama dan penyakit lamanya aklimatisasi berkisar 20 - 45 hari
tergantung besar kecilnya planlet.

Pembibitan

Bibit yang telah berukuran tinggi 10 cm siap dipindahkan ke polibag. Untuk pembibitan dapat
digunakan polibag ukuran 12 x 18 cm dengan media campuran tanah, pupuk kandang, dan
pasir (1:1:1). Bibit dalam polibag disusun dibawah naungan dengan intensitas penyinaran 40-
50%. Pemeliharaan bibit meliputi menyiram, memupuk, menyiang, dan mengendalikan hama
dan penyakit pemupukan berupa larutan urea 0,1 % (1gr/liter) diberikan setiap 5 hari sekali.
bibit siap ditanam apabila telah mencapai tinggi 15-20 cm dengan jumlah daun 5 helai.
Pengiriman Bibit

Bibit asal kultur jaringan dapat dikirimkan (dibeli) dalam bentuk : Planlet (pra aklimatisasi),
bibit pasca aklimatisasi, dan bibit siap tanam. Untuk pengiriman jarak jauh (antar pulau)
dianjurkan berupa planlet karena tahan selama 1 minggu. pengiriman bibit berupa planlet
dikemas dalam kotak plastik masing-masing berisi 200 bibit dengan berat 250 gr tiap
kemasan.

Penanaman dan pemeliharaan

Penanaman dan pemeliharaan tanaman pisang asal kultur jaringan dapat dilakukan sesuai
dengan petunjuk budidaya pisang yang ada (dapat diperoleh di toko-toko buku). Karena bibit
asal kultur jaringan relatif kecil. Maka pemeliharaan pada tahap awal perlu lebih intensip.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada budidaya pisang asal kultur jaringan
adalah :

Anakan baru dipelihara setelah tanaman induk berumur 5 dan 10 bulan (masing-masing
dipelihara 1). Dengan demikian jumlah pohon per rumpun maksimal 3 dengan umur berbeda.
Tanaman dipelihara sampai 3 kali berbuah setelah itu sebaiknya dibongkar dan ditanam ulang.
Bibit pisang asal kultur jaringan dijamin bebas hama dan penyakit, tetapi tetap diperlukan
pencegahan dan pengendalian apabila terjadi serangan di kebun. (berbagai sumber)

Keunggulan

Bibit hasil kultur jaringan memiliki keunggulan antara lain:

-Penyediaan bibit dapat diprogram sesuai dengan jadwal kebutuhan dan jumlah yang
diperlukan pekebun
-Sifat unggul tanaman induk tetap dimiliki oleh tanaman hasil perbanyakan dengan kultur
jaringan
-Bibit dalam keadaan bebas hama dan penyakit karena diperbanyak dalam keadaan aseptik
dari tanaman yang sehat
-Tingkat keseragaman bahan tanaman yang tinggi, sehingga mampu meningkatkan efisiensi
dalam pengelolaan kebun

You might also like