You are on page 1of 4

KELOMPOK-KELOMPOK YG PARSIAL DLM MEMAHAMI AQIDAH YG

MENGANDALKAN PENAMPILAN DAN TINGKAH-LAKU : ALIRAN KHAWARIJ


(AL-MANHAJUL JUZ'I FI FAHMI AQIDAH FI MAZHAHIR)

Oleh : DR. M. Hidayat Nurwahid, MA.

“Kami dulu diturunkan keimanan sblm turunnya al-Qur’an, sehingga saat turun al-Qur’an kami
mengimani semuanya, sementara ada kaum yang diturunkan Qur’an sebelum diturunkan
keimanan dalam hati mereka, maka mereka membaca dari Alif Lam Mim sampai Minal Jinnati
wan Nas, tapi tidak tahu mana perintah mana larangan, mana yang halal mana yang haram”
(HR al-Hakim)

Kesaksian Ibnu Abbas ra ttg mereka : “Pakaian mereka kasar & berserat, mukanya pucat,
keningnya menghitam seperti lutut kambing tapak tangan & kakinya keras, bacaan Qur’annya
sangat lama”

DEFINISI :
Para ulama menyebutkan bahwa mereka disebut khawarij (berasal dari kata kerja kharaja-
yakhruju yang berarti keluar) karena mereka keluar dari pasukan Ali ra, mereka sering juga
disebut Haruriyyah karena asal daerah mereka yaitu dari daerah Haruri, mereka disebut juga
Muhkamah karena menggugat tahkim Ali ra.

SEJARAH KHAWARIJ :
 Berkata Ibnu Taimiyyah : “Yang pertama kali melakukan bid’ah penampilan dalam Islam
adalah orang2 Khawarij.” (Majmu’ al-Fatawa libni Taimiyyah).
 Secara perorangan mereka sebenarnya sudah ada sejak masa Nabi SAW, dari hadits Abu
Sa’id ra : “Setelah perang Hunain, Nabi SAW membagi ghanimah lebih banyak kepada
pembesar2 Quraisy seperti al-Aqra’ bin Habits, ‘Uyainah, dll. Maka berkatalah seseorang :
Demi Allah pembagian ini tidak adil & tidak mengharap ridha Allah…” (HR Muslim)
 Sejarah mereka kemudian timbul kembali dimasa Umar ra, yaitu dengan berhasilnya
mereka membunuh Khalifah Umar ra, yaitu oleh Abu Lu’lu (seorang Khawarij).
 Secara kelompok mereka baru mulai berkembang pada masa Utsman ra (dalam Tarikh at-
Thabari & Ibnu Katsir), bahwa merekalah yang memimpin persekongkolan untuk membunuh
Khalifah Utsman ra (dibawah hasutan Ibnu Saba’).
 Memuncaknya mereka yaitu dimasa Ali ra, saat perang Shiffin, saat Ali ra hampir menang
mereka minta tahkim pada Kitabullah, saat Ali ra menuruti keinginan mereka & ingin
mengutus Ibnu Abbas ra untuk wakil dalam tahkim tersebut mereka menolak dan meminta
Abu Musa ra untuk hal tsb, akhirnya Abu Musa ra kalah berdebat dengan Amr bin Ash ra
(wakil dari kelompok Mu’awiyah ra) maka mereka (kaum Khawarij) tiba2 mengkafirkan Ali
ra & 12.000 orang mereka keluar dari pasukan Ali ra. Dan di akhir pemerintahan Khalifah
Ali ra merekalah yang akhirnya menghasut Abdurrahman Ibnu Muljam untuk membunuh Ali
ra.
 Tokoh2 mereka dimasa Ali ra diantaranya adalah : Al-Asy’at bin Qais, Mas’ud al Fadaki,
Ibnul Kawa’(yang pertama kali keluar dari pasukan Ali ra), dll.

DALIL2 SUNNAH TENTANG KHAWARIJ :


1. Pada suatu peperangan, Nabi SAW lebih banyak membagi ghanimah kepada sekelompok
orang, maka berkatalah seseorang : “Hai Muhammad ittaqullah ! Maka berkatalah Umar
ra : Ya Rasulullah ! Biar saya tebas leher orang ini ! Jawab Nabi SAW : Biarkan ia, kelak
dari keturunannya akan lahir suatu kaum yang bacaan Al-Qur’an mereka hanya sampai
ditenggorokan, mereka membunuh orang Islam & membiarkan orang musyrik, mereka lepas
dari Islam seperti panah dari busurnya.” (HR Muttafaq ‘alaih)
2. “Akan keluar dari ummatku nanti kaum yang muda usia & bodoh, mereka berkata dengan
kata2 kita, mereka membaca Al-Qur’an tidak melewati tenggorokan mereka & mereka
keluar dari Islam seperti panah dari busurnya.” (HR Muttafaq ‘alaih)
3. “ … mereka akan keluar terus, sampai yang terakhir akan keluar bersama Dajjal …” (HR
An-Nasa’I & al-Hakim)
4. “… mereka bagus dalam bicara tapi jelek dalam amalnya, mereka mengajak kepada al-
Qur’an tapi sedikitpun mereka tidak melaksanakannya.” (HR al-Hakim)

SIFAT2 KHAWARIJ MENURUT AS-SUNNAH & TARIKH YANG PERLU


DIWASPADAI :
1. Mudah mencela & mengkafirkan orang lain : Mereka berani mencela Nabi SAW,
mengkafirkan Utsman & Ali ra & mengkafirkan orang2 yang berdosa besar. Sehingga
hendaknya kita mewaspadai sikap mudah mencela dan mengkafirkan orang atau kelompok
lain ini seperti yang dilakukan oleh berbagai kelompok neo-khawarij belakangan ini, karena
demikianlah sifat mereka.
2. Berburuk sangka pada muslimin : Sifat mudah ber-su-uzhan kepada kelompok muslim lain.
Sifat inipun sekarang mulai menghinggapi sebagian kelompok kaum muslimin kontemporer,
sehingga dengan mudahnya memberi level kepada kelompok diluar kelompoknya sebagai
sesat, kafir, ahlul bid’ah bahkan termasuk kepada orang yg sudah wafat seperti Sayyid
Quthb, Hasan al-Banna, dll-pun mereka fasikkan walaupun tanpa adanya bukti2 yang kuat.
3. Keras pada muslimin tapi berhati2 pada orang kafir : Pada peristiwa Khabbab Ibnul Arts ra
yang mereka bunuh karena mengaku sebagai salah seorang sahabat Nabi SAW, sementara
Washil bin Atha’ (seorang Mu’tazilah mereka biarkan karena mengaku seorang kafir). Pada
sebagian kelompok saat ini ada yang demikian rajin memusuhi dan mencaci maki kelompok
kaum muslimin yang lain dalam tulisan2 mereka, sementara mereka membiarkan dan bahkan
berdamai dengan kaum kafirin dan musyrikin yang memusuhi dan jelas2 memerangi Islam.
4. Sedikitnya ilmu mereka : Simak saja perdebatan mereka dengan Imam Ali ra : Kenapa
anda bertahkim ? Ali ra membaca QS 4/35 lalu menjawab : Kalau dalam mslh keluarga saja
boleh tahkim apalagi dalam mslh Khilafah ! Kata mereka : Kenapa dalam perang Jamal
anda tidak mengambil mereka sbg budak ? Jawab Ali ra : Tidak halal memperbudak kaum
muslimin. Kata mereka : Kenapa saat perjanjian anda tidak gunakan kata Amirul
Mu’minin ? Jawab Ali ra : Orang yang lebih baik dari saya (Nabi SAW) pernah tidak
menggunakan kata Rasulullah saat perjanjian Hudhaibiyyah. Kata mereka : Kenapa anda
pindahkan hak anda pada orang lain saat Tahkim ? Jawab Ali ra : Kekasihku Rasulullah
SAW pernah memberikan hak keputusan pada Sa’ad bin Mu’adz ra saat peristiwa bani
Quraizhah, tapi keputusan beliau SAW ditaati, sementara keputusanku kalian dustakan.
Maka sebagian mereka berkata : Demi Allah dia (Ali ra) benar & kita hrs bertaubat ! Maka
bertaubatlah 8000 orang dari mereka sedang sisanya 4000 orang diperangi oleh Ali ra dengan
4000 pasukannya, kt Ali ra : Demi Allah ! Aku mendengar dari kekasihku Rasulullah SAW
bhw pasukan yang terbunuh diantara kita hanya 9 orang dan mereka yang tertinggal (tidak
terbunuh) hanya 9 orang saja ! Pada kelompok neo-khawarij (Khawarij modern) juga
terdapat ciri yang sama, mudahnya mereka mengkafirkan kelompok di luar kelompok
mereka, tanpa tahu secara mendalam tentang kelompok yang mereka kafirkan tersebut
(karena mereka tidak pernah membaca ttg kelompok diluar mereka tsb, kecuali berdasarkan
fatwa guru2 mereka saja). Dan mereka dipimpin oleh orang2 yang memang bukan ahli
syari’ah, melainkan hanya sebagian orang yang masih baru belajar ilmu syari’ah dan sama
sekali belum memenuhi syarat untuk berfatwa.
5. Meremehkan orang lain & merasa diri paling benar : Mereka kagum pada pendapat sendiri
& menafsirkan Qur’an & Sunnah dengan pikiran mereka dengan menolak untuk mengambil
pendpt para imam salafus shalih. Pada jenis neo-khawarij saat ini, pendapat salafus-shalih
ini dimonopoli oleh mereka sendiri, seolah2 hanya mereka saja yang menjadi representasi
dari salaf dengan penafsiran mereka, mereka lupa bahwa dalam syari’at dari masa salaf
sampai sekarang tetap ada perbedaan pendapat yang tidak dapat disatukan dalam masalah
furu' syari'ah, sampai2 Imam Malik rahimahullah menolak ketika kitabnya al-Muwaththa
ingin dijadikan referensi induk oleh Khalifah dengan mengatakan : “Wahai amirul
mukminin, sesungguhnya para sahabat Rasulullah SAW telah berpencar ke berbagai pelosok
dengan pendapatnya masing2, maka bagaimana mungkin engkau akan memaksa kaum
muslimin untuk hanya mengikuti satu pendapat ?!”

BAGAIMANA JIKA TERPAKSA BERDEBAT DENGAN MEREKA :


1. Pilih orang yang memiliki kefahaman syari'ah untuk berdiskusi dengan mereka :
 Ibnu Abbas ra sengaja mendatangi mereka dengan pakaian yang indah, lalu mereka
mencibir lalu kata Ibnu Abbas : “Katakanlah siapa yang mengharamakaan perhiasan
yang indah2 …” (QS 7/32)
 Umar bin Abdul ‘Aziz ra pernah berdiskusi dengan mereka lalu diminta oleh mereka
untk melaknat leluhurnya (Bani Umayyah) maka jawab Ibnu Abdul ‘Aziz ra : Coba
sebutkan dalilnya kita harus melaknat Fir’aun jika ada ?! Jawab mereka : Tidak ada !
Maka kata Ibnu Abdul Aziz : Kalau demikian apalagi terhadap orang yang lebih baik
dari Fir’aun !
2. Berhati2 pada sifat seperti mereka. Hendaknya kita merenungkan pendapat Imam Syafi’i
rahimahullah ketika berkata : Ra’yii shawab walakin yahtamilul khatha’, wa ra’yu ghairii
khatha’ walakin yahtamilush shawab (Pendapatku benar tapi mengandung kesalahan,
sementara pendapat orang lain salah tapi tetap mengandung kebenaran). Kalau beliau saja
yang demikian luas ilmunya demikian menghargai pendapat orang lain, maka bagaimana
pula dengan kita ?!
3. Pilihlah dialog dengan cara yang terbaik. Jelaskan bahwa benar pendapat salaf itu
merupakan kewajiban semua kaum muslimin untuk mengikutinya, karena jika tidak maka
mereka akan sesat, tetapi adalah na’if jika menganggap bahwa yang berhak menafsirkan salaf
itu hanya monopoli suatu kelompok saja, lalu memvonis kelompok lain sebagai sesat dan
menyimpang. Diperlukan diskusi mendalam diantara berbagai kelompok kaum muslimin
untuk mendekatkan diantara berbagai pemikiran yang berkembang yang ingin kembali
kepada pemikiran salafus shalih.
4. Belajar Islam dengan pemahaman yang mendalam. Hendaknya kita mempelajari Islam
secara mendalam, sehingga diakui secara ilmiah kepakaran kita dan kita memiliki wawasan
ilmu keislaman yang luas, terutama dalam aspek Fiqh al-Ikhtilaf dan Muqarranat al-
Madzahib.

"Aku tidak mengetahui ni'mat mana yg lebih besar yg dikaruniakan Allah padaku:
Apakah ni'mat pemahaman Islam yg mendalam ini atau ni'mat dijauhkan dari bid'ah"
(Ibnu Taimiyyah)

You might also like