You are on page 1of 6

TUGAS TINJAUAN PUSTAKA

BLOK XII : RESPIRASI



DISPLASIA BRONKOPULMONER


ELINA INDRASWARI
H1A012016




FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014

PENDAHULUAN
Saat ini, banyak bayi yang menderita RDS atau respiratory distress syndrome. RDS
adalah kelainan dalam bernapas yang banyak diderita oleh bayi premature. Bayi-bayi ini
memiliki paru-paru yang belum terbentuk secara sempurna sehingga tidak dapat
menghasilkan cukup surfaktan. Surfaktan adalah cairan dalam paru-paru yang membantu
agar paru-paru tidak kolaps. Tanpa surfaktan, paru-paru akan kolaps dan bayi harus berusaha
lebih keras untuk bernapas. Karena kesulitan bernapas, bayi akan kekurangan oksigen dan hal
tersebut dapat berdampak pada organ-organ lainnya.
1

Displasia bronkopulmoner atau BPD adalah suatu RDS yang terjadi pada neonatus.
Neonatus yang menderita BPD biasanya lahir dengan berat badan rendah dan lahir prematur.
1

Displasia bronkopulmoner adalah diagnosis klinis yang ditentukan berdasarkan
ketergantungan oksigen dalam periode waktu tertentu setelah lahir dan disertai gambaran
radiologis tertentu yang sesuai dengan kelainan anatomi.
2


ETIOLOGI
Faktor risiko terjadinya BPD adalah bayi premature dengan masa gestasi kurang dari
28 minggu, bayi laki-laki, RDS (Respiratory Distress Syndrome) yang berat, bayi dengan
PDA (Patent Ductus Arteriosus), adanya penyakit paru-paru, berat badan lahir kurang dari
1000 gram, skor APGAR yang rendah, infeksi, kekurangan udara, dan faktor genetik. Selain
itu, dapat disebabkan karena toksisitas oksigen, barotrauma dan volutrauma, edema pulmoner,
dan inflamasi.
3


EPIDEMIOLOGI
BPD dapat ditemukan pada pasien dengan masa gestasi kurang dari 30 minggu dan
dengan berat lahir kurang dari 1200 gram. Insidensi pada infant yang lahir dengan berat
badan 500-750 gram adalah 52%, 34% pada infant yang lahir dengan berat badan 751-1000
gram, 15% pada infant yang lahir dengan berat badan 1001-1200 gram, dan 7% pada infant
yang lahir dengan berat badan 1201-1500 gram.
4


PATOGENESIS
Pada awalnya, BPD dipercaya sebagai akibat trauma langsung dari ventilator dan
toksisitas oksigen. Namun, dalam perkembangannya, dengan adanya perubahan gejala klinis
dan adanya ketergantungan oksigen pada bayi tanpa RDS atau pada bayi yang awalnya tidak
diberi oksigen, diketahui bahwa inflamasi merupakan penyebab utama BPD. Bukti bahwa
respon inflamasi menyertai RDS adalah ditemukannya sel-sel inflamasi yang teraktivasi,
mediator inflamasi, dan sitokin-sitokin pada bayi yang menderita BPD. Sel-sel inflamasi
banyak ditemukan di ruang antar sel maupun rongga udara, selain itu sel epitel paru juga
mensitesis mediator-mediator inflamasi.
2

Barotrauma dan volutrauma akibat respirator dapat merusak jalan napas dan parenkim
paru secara langsung ataupun tidak langsung. Intubasi menyebabkan kerusakan permukaan
saluran respiratorik lokal, mengganggu aktivitas silier, dan sebagai jalan masuk langsung
bakteri pathogen dan gas eksogen pada saluran respiratorik.
2

Bayi dengan paru yang masih imatur dapat mudah mengalami kerusakan dan lebih
sulit mengalami perbaikan. Diketahui bahwa alveoli terus berkembang hingga usia 5 tahun.
Dari hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa sebagian besar bayi dengan BPD membaik
secara klinis meskipun kelainan patologis dan radiologis biasanya menetap hingga dewasa.
2


MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis BPD meliputi takipneu, takikardi, retraksi, penurunan berat badan yang
signifikan selama 10 hari pertama setelah lahir, mengi, dan ronki. Kebutuhan oksigen mulai
meningkat pada akhir minggu pertama setelah lahir dan menetap pada awal minggu ketiga.
2,5


DIAGNOSIS
Diagnosis yang direkomendasikan untuk mengkonfirmasi BPD adalah foto toraks, tes
darah, dan ekokardiografi. Pada pemeriksaan foto toraks, dapat diketahui apakan paru-paru
mengalami kolaps, edema, atau dalam keadaan normal. Foto toraks juga dapat membedakan
antara BPD dengan atelektasis dan pneumonia. Tes darah dapat berupa tes darah arteri untuk
mengetahui apakah pasien mengalami asidosis dan hipoksia. Ekokardiografi dapat menjadi
tes untuk mengkonfirmasi diagnosis yang ada. Pada ekokardiografi dapat ditemukan adanya
hipertensi pulmonal pada BBLR.
1,5



TATALAKSANA
Terapi yang dapat diberikan adalah dengan terapi oksigen, pemberian nutrisi yang
cukup, diuretik, bronkodilator, dan kortikosteroid. Diuretik dapat mengurangi edema paru
dan kebutuhan oksigen, kortikosteroid dapat menurunkan bantuan pernapasan, bronkodilator
dapat mengatasi bronkospasme pada bayi dengan BPD. Nutrisi yang optimal sangat penting
untuk perkembangan dan perbaikan paru. Malnutrisi dapat menurunkan fungsi maupun
ukuran paru. Nutrisi yang penting untuk mencegah atau mengobati BPD adalah asam lemak,
vitamin A, C, dan E. Pemberian vitamin A secara parenteral yang diberikan setelah lahir
dapat menurunkan risiko BPD. Pemberian ASI secara eksklusif dapat membantu memberikan
keuntungan imunologis pada bayi dengan BPD.
1,2,4,5


PROGNOSIS
Sebagian bayi dengan BPD dapat bertahan hidup, tetapi terdapat peningkatan risiko
infeksi, hiperreaktivitas saluran respiratorik, disfungsi jantung, dan kelainan neurologis. 24%
dari bayi dengan BPD akan memiliki keluhan respiratorik hingga dewasa. Anak yang
menderita BPD mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita asma atau infeksi
saluran respiratorik bawah dibandingkan dengan anak tanpa BPD. Bayi dengan BPD juga
berisiko untuk menderita hipertensi pulmonal dan cor pulmonale.
1,2
Bayi dengan BPD berat dapat berisiko mengalami kematian pada 2 tahun pertama
kehidupan. Pada anak-anak dan dewasa dengan riwayat BPD menunjukkan adanya kelainan
paru yang berhubungan dengan disfungsi pulmoner.
5


PENUTUP
BPD atau displasia bronkopulmoner adalah kelainan respiratorik yang terjadi pada
bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan masa gestasi yang kurang. Gejala klinis yang
terlihat adalah takipneu, takikardi, ronki, mengi, dan penurunan berat badan yang signifikan.
Diagnosis dapat ditegakkan dengan berbagai pemeriksaan penunjang. Terapi yang dapat
diberikan adalah terapi oksigen, nutrisi, dan medikamentosa. Secara umum, bayi dengan BPD
dapat hidup. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa anak-anak atau dewasa yang
memiliki riwayat BPD dapat menderita kelainan pulmoner.


DAFTAR PUSTAKA

1. National Heart, Lung, and Blood Institute. Bronchopulmonary Dysplasia. 12 Januari
2012. Tersedia di http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/bpd/
diakses pada tanggal 14 Juni 2014.
2. Setiawati, Landia dan Setyoningrum, Retno Asih. Displasia Bronkopulmoner. Jakarta:
IDAI. 2013.
3. Intensive Care Nursery House Staff Manual. Chronic Lung Disease
(Bronchopulmonary Dysplasia). California: UCSF Medical Center. 2004.
4. Bhandari, Anita dan Bhandari, Vineet. Bronchopulmonary Dysplasia. Yale University
School of Medicine. 2007.
5. Ambalavanan, Namasivayam. Bronchopulmonary Dysplasia. 28 Maret 2014. Tersedia
di http://reference.medscape.com/article/973717-overview#showall diakses
pada tanggal 14 Juni 2014.

You might also like