Professional Documents
Culture Documents
1. Prinsip efesiensi pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang
manajer harus memakai fasilitas, bahan dan tenaga kerja supaya mendapat kan hasil yang sebaik-baiknya.
2. Prinsip efisiensi pembagian tugas, tidak hanya untuk pekerjaan manual saja, melainkan juga untuk aktivitas
mental.
3. Sangat memperhatikan faktor manusia, disarankannya sebaiknya ada kerjasama dalam hal kepentingan
bersama antara pekerja dan pemilik pabrik.
4. Menganjurkan adanya semacam system pembagian keuntungan, sehingga para pekerja memperoleh bagian
keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas.
5. Menyarankan para pekerja menerima pembayaran tetap tergantung dari sifat pekerjaan mereka, ditambahkan
dengan bagian keuntungan dan ditambahkan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan untuk
meningkatkan produktivitas.
Sumbangan terbesar beliau adalah dalam bidang biaya, keahlian teknik, dan insentif, berdasarkan keyakinan
akan spesialisasi dan alokasi imbalan sesuai produktivitas.
Taylor, yang terkenal dengan manajemen ilmiahnya berupa peningkatan produktivitas karena mahalnya
biaya buruh trampil di Amerika Serikat pada awal abad ke 20. Gerakanya terkenal dengan gerakan efisiensi
kerja. Untuk menjawab berbagai pertanyaan seperti apakah ada satu cara kerja terbaik “the one best way of
doing job” dia mengajukan sekelompok prinsip-prinsip yang menjadi ininya manajemen ilmiah. Taylor terkenal
dengan rencana peng upahan yang merangsang “differential rate system”, yang menghasil kan turunnya biaya
dan meningkatnya produktivitas, mutu, pendapatan pekerja dan semangat kerja karyawan.
Filsafat dibelakang konsep Taylor terletak diatas 4 prinsip yang dikenal dengan “Empat prinsip dasar
Taylor” yaitu :
a. Pengembangan Manajemen Ilmiah yang benar dapat di gunakan untuk menentukan metode terbaik untuk
menjalankan setiap tugas.
b. Seleksi karyawan dengan cara ilmiah, karyawan diberi tanggung jawab atas tugas yang sesuai dengan
keterampilannya.
c. Pendidikan dan pengembangan karyawan dengan cara ilmiah.
d. Hubungan kerjasama yang erat antara Manajemen dan Karyawan.
Untuk menerapkan keempat prinsip ini, Taylor mensyaratkan perlunya satu revolusi mental dikalangan manajer
dan karyawan.
Prinsip-prinsip dasar yang menurut dia mendasari pendekatan manajemen ilmiah adalah :
a. Menggantikan cara yang asal-asalan dengan ilmu (pengetahuan yang sistematis).
b. Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok dan bukannya perpecahan.
c. Mencapai kerjasama manusia dan bukanlah individualisme yang kacau.
d. Bekerja untuk keluaran yang maksimum dan bukan keluaran yang terbatas.
e. Mengembangkan semua karyawan sampai taraf yang setinggi-tingginya, untuk kesejahteraan maksimum
mereka sendiri dan perusahaan mereka.
Pengikut Taylor yang menonjol adalah : Carl George Borth, Henry L Gantt, Frank & Lilian Gilbreth dan Edwar
A. Filane.
2) Henry L. Gantt (1861-1919)
Gantt mempertimbangkan kembali system perangsang Taylor, dengan memperkenalkan system bonus
harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Setiap pekerja yang dapat menyelesailan tugas yang dibebankan
kepadanya dalam sehari berhak menerima bonus.
Dia juga memperkenalkan system “Charting” yang terkenal dengan “Gantt Chart” yang memuat jadwal
kegiatan produksi karyawan supaya tidak terjadi pemborosan.
Setiap kemajuan karyawan dicatat pada kartu pribadi, untuk menilai pekerjaan mereka.
Gantt menekankan pentingnya mengembankan minat timbal balik antara manajemen dan karyawan, yaitu
kerjasama yang harmonis. Dia menggaris bawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian
tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan bahwa “dalam segala
masalah manajemen unsur manusia yang paling penting”.
Gantt paling terkenal karena mengembangkan metode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan
memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dia juga menekankan pentingnya waktu
maupun biaya dalam merencanakan dan mengendalikan pekerjaan. Hal ini menghasil kan
terciptanya “Gantt Chart” yang terkenal itu. Skema itu merupakan pelopor teknikl-teknik modern seperti
PERT (Program Evaluation and Review Technique).
3) The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868-1924 dan Lilian Gilbreth : 1878-1972).
Pasangan suami istri ini bekerjasama mempelajari aspek kelelahan dan gerak (fatique and motion studies).
Disamping itu Lilian juga tertarik dengan usaha membantu pekerja, menurut Lilian, sasaran akhir manajemen
ilmiah adalah usaha membantu karyawan menampilkan kemampuannya yang penuh sebagai mahluk manusia.
Konsep Gilbreth : Gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap langkah yang dapat menghasilkan gerak
dapat mengurangi kelelahan, hal ini dapat meningkatkan semangat karyawan.
Pasangan ini juga terkenal dengan konsep “Three position plan of promotion” (Rencana tiga kedudukan
untuk suatu promosi), Menurut konsep ini setiap karyawan memiliki tiga peran yaitu sebagai pelaku, pelajar
dan pelatih yang senantiasa mencari kesempatan baru. Pada saat yang sama karyawan melakukan pekerjaan
saat ini, ia juga mempersiapkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi dan sekaligus melatih penggantinya (be a
doer, a learner and teacher).
Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja dan perhatian suaminya pada efisiensi yaitu
usaha untuk menemukan cara satu-satunya yang terbaik dalam melaksana kan tugas tertentu. Dalam
menerapkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah, harus memandang para karyawan dan mengerti kepribadian
serta kebutuhan mereka. Ketidak puasan diantara pekerja karena kurang perhatian dari pihak manajemen
terhadap pekerja.
Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh Manajemen Ilmiah, namun satu hal yang dilupakan oleh
manajemen ini, yaitu kebutuhan social manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan
dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan karyawan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan
karyawan sebagai manusia biasa.
Sumbangan Teori Manajemen Ilmiah
1) Metode-metode yang dikembangkan dapat diterapkan pada berbagai kegiatan organisasi.
2) Teknik-teknik efisiensi (studi gerak dan waktu) telah menyadar kan para manajer bahwa gerak fisik dan alat
yang diguna kan dalam menjalankan tugas dapat menjadi efisien.
3) Penekanan pada seleksi dan pengembangan karyawan dengan cara ilmiah menunjukan pentingnya
kemampuan dan faktor pelatihan dalam meningkatkan efektivitas kerja seorang karyawan.
4) Manajemen ilmiah yang menekankan pentingnya rancangan kerja mendorong manajer mencari cara terbaik
untuk pelaksanaan tugas.
5) Manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekat an rasional dalam memecahkan masalah
organisasi, tetapi lebih dari itu manajemen ilmiah menunjukan jalan kearah profesionalisasi manajemen.
Keterbatasan Teori Manajemen Ilmiah
1) Peningkatan produksi tidak disertai dengan peningkatan pendapatan.
2) Upah yang tinggi dan kondisi kerja yang baik bukan hanya disebabkan oleh peningkatan laba perusahaan.
3) Hubungan manajemen dan karyawan tetap jauh.
4) Memandang manusia sebagai sesuatu yang rasional, yang hanya dapat dimotivasi dengan pemuasan
kebutuhan ekonomi dan fisik. Aliran ini tidak memandang kebutuhan sosial karyawan. Dengan kata lain,
aliran ini mengabaikan frustasi dan ketegangan yang akan dialami karyawan apabila mereka tidak dapat
memenuhi kebutuhan social mereka.
5) Mengabaikan kebutuhan manusia untuk mendapatkan kepuasan dari hasil kerjanya.
CLASSICAL ORGANIZATION THEORY (TEORI ORGANISASI KLASIK)
1) Henry Fayol (1841-1925)
Pada tahun 1916, Fayol menyusun buku yang berjudul “Administration Industrielle et Generalle” dan
dalam banhasa Inggris “General and Industrial Management, terkenal dengan teori manajemen klasiknya yang
tidak hanya memperhatikan produktivitas pabrik dan karyawan saja, tetapi dia memperhati kan manajemen
bagi suatu organisasi yang kompleks, sehingga dia mampu menampilkan satu ajaran manajemen yang lebih
utuh sebagai satu bentuk cetak biru. Fayol yakin keberhasilan para manajer tidak ditentukan oleh mutu
pribadinya, tetapi oleh karena adanya peramalan yang ilmiah dan penggunaan metode manajemen yang tepat.
Sumbangan terbesar dari Fayol adalah pandangannya yang menyatakan bahwa manajemen itu bukanlah
keterampilan pribadi, tetapi merupakan satu ke-terampilan yang dapat diajarkan segera setelah dipahami
prinsip prinsip pokoknya dan teori umumnya yang sudah dirumus kan.
Dalam mengembangkan ilmu manajemen, Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6
macam yaitu :
1) Technical (Teknis), Perusahaan menghasilkan dan membuat barang-barang produksi.
2) Commercial (Perdagangan), Perusahaan membeli bahan mentah dan menjual hasil produksi.
3) Financial (Keuangan) Perusahaan mencari dan mengguna kan dana (modal) secara optimum
4) Security (Keamanan) Perusahaan menjaga keselamatan dan kekayaan perusahaan.
5) Accounting (Akuntansi termasuk statistik) Perusahaan men catat dan melaporkan biaya, laba, hutang dan
penyusunan neraca serta berbagai data statistik.
6) Management (Manajerial) yang terdiri dari 5 fungsi :
a. Planning (Perencanaan) berupa penetuan langkah yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan-
tujuannya.
b. Organizing (Pengorganisasian) dalam arti mobilisasi bahan material dan sumber daya manusia guna me-
laksanakan rencana.
c. Commanding (Memerintah) dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas
pekerjaan mereka.
d. Coordinating (Pengkoordinasian) dengan memastikan sumber daya dan kegiatan organisasi berlangsung
secara harmonis dalam mencapai tujuannya.
e. Controlling (Pengendalian) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah rencana itu sudah
dilaksana kan sebagaimana mestinya.
Dari enam kegiatan diatas Fayol memberi perhatian utama pada kegiatan manajerial, yang merupakan aspek
paling penting yang dibutuhkan dalam operasi perusahaan.
Selain hal-hal pokok diatas, masih terdapat beberapa ajaran Fayol lainnya, yaitu :
1) Keterampilan yang dibutuhkan oleh manajer tergantung kepada kedudukannya pada tingkatan organisasi;
yang kedudukannya lebih rendah lebih membutuhkan keterampil an dan kemampuan teknis dibandingkan
dengan keterampil an manajerial pada manajer tingkat atas.
2) Kemampuan dan keterampilan manajemen harus diajarkan dan dipelajari, sehingga tidak mungkin hanya
diperoleh melalui praktek, timbul tenggelam, seperti orang belajar menyelam tanpa guru.
3) Kemampuan dan keterampilan manajemen dapat diterap kan pada segala bentuk dan jenis organisasi, seperti
rumah tangga, pemerintah, partai, industri dan lain-lain.
4) Fayol lebih suka menggunakan konsep prinsip-prinsip manajemen dari pada hukum manajemen, karena
hokum bersifat kaku, sedang prinsip lebih luwes, sehingga dapat disesuaikan pada keadaan yang dihadapi.
5) Fayol menyusun 14 macam prinsip manajemen sebagai berikut :
5.1 Division of labor (Pembagian kerja),
Semakin seseorang menjadi spesialis, maka pekerjaannya semakin efisien.
5.2 Authority and Responsibility (Wewenang dan Tanggung Jawab),
Manajer harus memberi perintah/tugas supaya orang lain dapat bekerja
5.3 Discipline (Disiplin)
Setiap anggota organisasi harus menghormati peraturan/ketentuan dalam organisasi. Kepemimpinan
yang baik berperan penting bagi kepatuh an ini dan juga kesepakatan yang adil, seperti pengharga an
terhadap prestasi serta penerapan sanksi hukum secara adil terhadap yang menyimpang.
5.4 Unity of Cammand (Kesatuan komando),
Setiap karyawan hanya menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya
dari dua orang atau atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan wewenang
yang harus dipatuhi.
5.5 Unity of Direction (Kesatuan pengarahan)
Sekelompok kegiatan yang mempunyai tujuan yang sama yang harus dipimpin oleh seorang manajer
dengan satu rencana kerja.
5.6 Sub Ordination of Individual interest to the common good (Pengutamaan kepentingan umum dari pada
kepenting an pribadi).
Kepentingan perorangan (karyawan) dikalah kan terhadap kepentingan organisasi secara
keseluruhan.
5.7 Renumeration of Personnel (Pemberian upah karyawan)
Imbalan yang adil antara karyawan dan pengusaha.
5.8 Centralization(Sentralisasi/Pemusatan)
Manajer adalah penanggung jawab terakhir dari keputusan yang diambil walaupun demikian manajer
juga harus memberi wewenang yang cukup kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas
(desentralisasi).
5.9 Scalar Chain (Rantai Skalar/Garis Wewenang)
Garis wewenang yang tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada
bagan organisasi.
5.10 Order (Tata Tertib)
Tertibnya penempatan barang dan orang pada tempat dan waktu yang tepat.
5.11 Equity (Keadilan),
Kelemahan temuan Mayo ditunjukan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat
kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor lain seperti tingkat gaji, menarik
tidaknya pekerjaan, struktur dan kultur organi-sasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain. Menghadapi
keterbatasan gerakan hubungan manusiawi ini, muncul pemikir-pemikir lain yang juga tergolong aliran perilaku
yang lebih maju.
Sumbangan Aliran Hubungan Manusiawi (Human Behavior).
Aliran hubungan manusiawi menyadarkan pentingnya ke-butuhan sosial. Dengan demikian aliran ini
menyeimbangkan konsep lama yang menekankan ekonomi/rasionalitas manusia. Suasana kerja menjadi lebih baik
dibandingkan sebelumnya. Pelatihan-pelatihan yang kemudian banyak yang memfokuskan pada upaya
memperbaiki hubungan kerja antar manajer dengan karyawan. Aliran ini mempelopori studi baru dalam bidang
dinamika kelompok, dimana perhatian ditunjukan tidak hanya pada individu, tetapi juga pada proses dan dinamika
kelompok.
Keterbatasan Aliran Perilaku/Human Behavior/Behavior School
Meskipun demikian ada beberapa keterbatasan teori ini. Disain, metoda dan analisis penelitian yang
dilakukan oleh Mayo sampai saat ini masih menjadi kontaversi. Konsep manusia sosial yang dikembangkan
ternyata tidak menjelaskan sepenuhnya perilaku manusia. Usaha perbaikan-perbaikan kondisi kerja ternyata tidak
mampu menaikan prestasi kerja. Sebagai contoh, perbaikan kondisi kerja disuatu perkebunan, tidak menaikan
prestasi kerja, malah cenderung menurunkan prestasi kerja karena pekerja cenderung menjadi lebih santai dalam
kerja. Tidak ada tekanan untuk bekerja keras seperti sebelumnya.
Tentunya ada faktor lain, selain faktor sosial, yang mendorong prestasi kerja. Faktor ekonomi (gaji),
kemampuan kerja karyawan, budaya dan struktur organisasi, dan banyak faktor lain mempengaruhi prestasi kerja
karyawan. Aliran hubungan manusia belum mampu melakukan prediksi perilaku manusia dengan akurat. Suatu hal
yang dapat dimengerti karena faktor sosial merupakan hasil emosi manusia yang lebih sulit diukur. Contoh lain,
kepuasan kerja sering dikatakan sebagai pendorong prestasi kerja. Tetapi hubungan tersebut diragukan bahkan
logika sebaliknya tampaknya lebih kuat : prestasi kerja akan menyebabkan kepuasan kerja.
D. MANAGEMENT SCIENCE SCHOOL (ALIRAN ILMU MANAJEMEN).
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama merupakan
pengembangan aliran perilaku (perilaku organisasi) dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah (aliran
kuantitatif) atau operation reserch dan management science.
5. RENSIS LINKERT
Mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem : 1. exploatif-otoritatif
sampai, 4. partisipatif kelompok.
6. FRED FIEDLER
Menyarankan pendekatan kontingensi pada studi kepemimpinan
7. CHRIS ARGYRIS
Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
8. EDGAR SCHIEN
Banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan lain nya.
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
(1) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip).
(2) Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati.
(3) Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai
dengan situasi.
(4) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
Beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku :
(1) Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagal an pencapaian tujuan organisasi.
(2) Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen.
(3) Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh
kebutuh an mereka.
(4) Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibat an para karyawan.
(5) Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai kepuasan diri dari pekerjaan
tersebut.
(6) Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian positif yang
menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.
Sumbangan Aliran Perilaku Organisasi
Sumbangan para ilmuwan perilaku ini terlihat dalam pe-ningkatan pemahaman terhadap motivasi
perseorangan, perilaku kelompok, hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Semua
hal ini telah membuat para manajer semakin peka dan terampil dalam menangani dan berhubungan dengan
bawahannya. Bahkan kemudian muncul berbagai konsep yang lebih maju lagi seperti kepemimpinan, penyelesaian
perselisih an, cara mendapatkan dan memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep komunikasi.
Keterbatasan Aliran Perilaku Organisasi
Meskipun demikian, banyak ahli berpendapat potensi teori ini belum dikembangkan lebih lanjut. Selain itu
juga banyak kritikan terhadap aliran ini, karena disamping terlalu umum, terlalu abstrak dan ruwet/rumit.
Teori tersebut juga cukup kompleks untuk manajer. Rekomen- dasi mereka sering berbeda satu ahli dengan
ahli lainnya, sehingga manajer mengalami kesulitan menentukan pendapat yang paling baik.
ALIRAN KUANTITATIF (RISET OPERASI DAN MANAJEMENN SAINS).
Aliran kuantitatif untuk manajemen mulai berkembang sejak Perang Dunia II. Pada waktu itu Inggris ingin
memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam perang. Inggris kemudian membentuk Team Riset
Operasi (Reserch Operation), dipimpin oleh P.M.S Blackett. Team ini terdiri dari ahli matematika, fisika, dan
ilmuwan lainnya. Inggris berhasil menemukan terobosan-terobosan penting dari team tersebut. Amerika Serikat
kemudian meniru, membentuk team riset operasi seperti yang dibentuk Inggris. Komputer digunakan untuk
menghitung model-modek matematika yang dikembangkan.
Ketika perang selesai, model-model dari riset operasi tersebut kemudian diaplikasikan ke Industri. Industri
juga mengalami per-kembangan pesat dengan persoalan-persoalan yang semakin kompleks. Persoalan tersebut
tidak dapat lagi dipecahkan dengan metode-metode konvensional. Model riset operasi diperlukan dalam hal ini.
Beberapa model riset operasi : CPM (Critical Path Method) yang digunakan untuk merencanakan proyek, teori
antrian untuk memecahkan persoalan antrian.
Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini lebih sederhana dan
dapat diaplikasikan langsung pada situasi manajemen. Beberapa contoh model manajemen operasi adalah :
pengendalian persediaan seperti EOQ (Economic Order Quantity), simulasi, analisis break-even, programasi lenier
(linear programming). Manajemen operasi sering dianggap sebagai aplikasi dari riset operasi.
Sumbangan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/Manajemen Sains)
Pendekatan kuantitatif memberikan sumbangan penting terutama dalam perencanaan dan pengendalian.
Model-model yang dikembangkan sangat sesuai untuk fungsi tersebut. Sebagai contoh, model CPM bermanfaat
untuk perencanaan dan pengen dalian proyek. Pendekatan tersebut juga membantu memahami persoalan
manajemen yang kompleks. Dengan menggunakan model matematika, persoalan yang kompleks dapat disederhana
kan menjadi model matematika. Meskipun nampaknya model matematika dengan formula-formula yang sulit
dimengerti sangat kompleks, tetapi model tersebut bermaksud menyederhanakan dunia nyata yang sangat
kompleks. Dengan model matematika, faktor-faktor yang penting dapat dilihat dan diberi perhatian ekstra.
Keterbatasan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/Manajemen Sains)
Sayangnya model kuantitatif banyak menggunakan model atau simbol yang sulit dimengerti oleh
kebanyakan orang, termasuk manajer. Pendekatan kuantitatif juga tidak melihat persoalan peri laku dan psikologi
manusia dalam organisasi. Meskipun demikian potensi model kuantitatif belum dikembangkan sepenuhnya.
Apabila dapat dikembangkan lebih lanjut pendekatan kuantitatif akan memberikan sumbangan yang lebih berarti.
E. PENDEKATAN MANAJEMEN (MANAJEMEN KONTEMPORER)
Beberapa aliran manajemen telah dibicarakan dimuka, di-mana pendekatan-pendekatan dalam masing-
masing aliran ter-sebut telah mengalami perkembangan. Adanya beberapa per kembangan yang cenderung
mengintegrasikan pendekatan-pendekatan sebelumnya, menjadikan batas-batas pendekatan yang telah dibicarakan
menjadi titik jelas. Namun demikian ada pendekatan yang tetap berakar pada pendekatan-pendekatan ter tentu.
Bagian berikut ini akan membicarakan pendekatan baru dalam manajemen.
1. SYSTEM APPROACH (PENDEKATAN SISTEM)
Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub sistem yang saling berkaitan. Organisasi sebagai suatu
sistem akan di pandang secara keseluruhan, terdiri dari bagian-bagian yang ber kaitan (sub-sistem), dan
sistem/organisasi tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan. Pandangan yang menyeluruh semacam itu akan
lebih bermanfaat dibanding dengan pandangan terisolasi.
Sumber : sulistining.staff.gunadarma.ac.id