Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Steven Day Dumanauw
NIM: 09725045
BAB II
1. Pendahuluan
Pelajaran Fisika salah satu ilmu yang membahas gejala dan prilaku alam, sepanjang
dapat diamati oleh manusia. Cara mengungkapkannya tidak saja kualitatif tetapi juga
kuantitatif. Dengan demikian ada empat cara memahami ilmu fisika tersebut. Pertama
kita memerlukan kejelasan tentang matra atau wadah gejala dan prilaku alam itu
berlangsung, kedua kejelasan tentang objek yang menjadi fokus bahasan. ketiga, kita
perlu kenal alat dan media yang akan digunakan untuk menangkap gejala dan prilaku
alam tersebut, dan keempat adalah bahasa yang digunakan untuk mengungkap prilaku
alam tersebut. Bahasa yang digunakan untuk mengungkap peristiwa alam tersebut
adalah bahasa matematika. Matematika memegang peranan penting dalam fisika. Matematika
di dalam fisika dipelajari secara khusus yaitu dalam mata pelajaran fisika matematika. Fisika
matematika membahas secara terpadu dan sistematis matematika yang dipakai dalam fisika.
Ilmu ini erat sekali hubungannya dengan fisika teori yang berupaya membahas hukum-hukum
fisika secara matematika melalui penelaah secara logis dan perhitungan serta penerapan secara
kuantitatif berbagai hukum-hukum fisika secara empiris. Pada bab I , pembahasan matematika
dibatasi pada penerapan operator nabla, persamaan diferensial, sistem koordinat dan penerapan
integral dalam fisika
Operator nabla atau disebut juga operator del dengan simbol ∇ , yang bukan merupakan suatu
vektor dalam arti biasanya. Sebagai vektor operator nabla tidak berdiri sendiri, tetapi bekerja
pada suatu fungsi tertentu. Misalkan terdapat fungsi dengan satu variabel f(x) . Misal turunan
dari derivatif df/dx, ini artinya bahwa df = (df/dx)dx, yang maksudnya perubahan dari x, sebesar
da akan menyebabkab perubahan harga f sebesar df, dimana df/dx addalah faktor
pembandingnya. Interferensi geometris dari df/dx merupakan kemiringan dari lengkungan f(x).
Misal suatu fungsi suhu dengan tiga variabel yaitu T(x,y,z) yang menunjukkan suhu pada suatu
ruangan. Menurut teori derivatif parsial pernyattan ini dapat ditulis:
∂T ∂T ∂T
dT = dx +
dy + dz (1.1)
∂x ∂y ∂z
= ( ∇T ).( dl ) , dengan dl = i dx + j dy + kdz
Steven day dumanauw S2 sains November 2009 2
∂T ∂T ∂T
maka gradien suhu T = ∇T = i +
j + k , merupakan besaran vektor dengan
∂x ∂y ∂z
tiga konponennya yang masing-masing mempunyai arah sesuai dengan arah suatu vektor i, j dan
k. Jadi interferensi geometri suatu gradien, seperti vektor yang mempunyai harga dan arah dan
ditulis dalam bentuk abstrak, yaitu
dT = ∇ T .dl = ∇ T dl cos θ (1.2)
Operator del dedifinisikan sebagai deferensial dari suatu fungsi yang oleh koordinat kartesius
∂ ∂ ∂
definisiskan ∇= i +j +k .
∂x ∂y ∂z
Ada tiga cara dalam perkalian untuk opertor nabla, seperti dalam vektor:
1. Bekerja pada fungsi skalar yang disebut gradien.
∂T ∂T ∂T
∇T = i + j + k
∂x ∂y ∂z
2. Bekerja pada fungsi vektor yang disebut divergensi, melalui perkalian dot.
∂V ∂V ∂V
∇ .V = +
+
∂x ∂y ∂z
3. Bekerja pada fungsi vektor melalui perkalian silang yang disebut rotasi atau curl
..i....j....k
∂ ∂ ∂
∇x V = . .
∂x ∂y ∂z
Vx .V y ..Vz
∂V z ∂VVy ∂V x ∂V z ∂V y ∂VVx
= i
∂y − ∂z + j − + k
∂x − ∂y
∂z ∂x
beberapa aturan dalam perkalian operator nabla
1. ∇( fg ) = f ( ∇g ) + g ( ∇f )
2. ∇( A.B ) = A x ( ∇x B ) + B x ( ∇x A ) + ( A.∇
) B + ( B.∇ )A
3. ∇ ( fA) = f (∇
. A) + A(∇
f )
∇ x ) = B ( ∇x A ) - A .( ∇x B ).
B
4. .( A
5. ∇ .( fA ) = f( ∇x A ) - A .( ∇ f).
(
6. ∇x ( A x B ) = B.∇ A − A.∇ B ) ( )
Perkalian
tripel
1. A.( B x C ) = C .( A x B ) = B.( C x A )
2. A x ( B x C ) = B ( A.C ) −C ( A.B )
Turunan kedua
1. ∇ . ( ∇x A ) = 0.
2. ∇x (∇ f ) =0
3. ∇x ( ∇x A ) = ∇ (∇x A) - ∇2 A
Anggap medan skalar φ(x,y,z) sebagai fungsi skalar pada setiap titik ruang (x,y,z) dalam
koordinat kartesius. Seebagai fungsi skalar ia harus mempunyai nilai sama pada titik ruang dan
tidak bergantung pada rotasi sistem koordinat.
φ' ( x1' , x2' , x3' ) = φ( x1 , x2, x3 ).
(
∂φ ' x1' , x2' , x3' ) = ∂φ ( x1, x2 , x3 ) = ∂φ∂x j
∑j ∂x
∂φ
= ∑aij ∂x
∂xi' ∂xi j ∂xi j j
Jadi gradien itu merupakan suatu vektor dengan konponen ∂φ ∂x j yang disebut gradien φ,
dalam koordinat kartesius ditulis
∂φ ∂φ ∂φ
∇ φ= i +j +k
∂x ∂y ∂z
Bila dr = idx + jdy + kdz , maka
∂φ ∂φ ∂φ
∇ φ.dr = ( i +j +k ).( dr = idx + jdy + kdz )
∂x ∂y ∂z
∇ φ.dr = dφ (1.3)
Jadi ∇ φ.dr = dφ merupakan perubahan fungsi skalar φ terhadap perubahan posisi dr.
misalkan titik P dan Q adalah 2 buah titik yang terletak pada permukaan φ( x, y, z ) = c adalah
konstan dan jarak P dan Q adalah dr, sehingga
dφ = (∇φ).dr
∇ φ.dr cosθ = 0, dengan θ = 90 o
Hal ini berarti ∇ φ ⊥dr . Bila diambil dr dari suatu permukaan φ = C 1 ke permukaan
berikutnya φ= C2, maka
dφ = C 2 − C1 = ∇C
dφ = (∇φ).dr = ∇ φ.dr cosθ (1.4)
∇φ
dr dr
..i....j....k
∂ ∂ ∂
= . .
∂x ∂y ∂z
Vx .V y ..Vz
∇x ( fv ) x =
∂
( )
( fv z ) − ∂ fv y
∂y ∂z
∂v z ∂f ∂v y ∂f
= f + vz − f − vy
∂y ∂y ∂z ∂z
Interpretasi fisika dari rotasi adalah sebagai sirkulasi fluida pada suatu loop. Ambil sebagai loop
tersebut terletak di bidang x – y. Sirkulasi tidak lain yaitu mencari integral
∫v .dl . Perhatikan gambar di bawah ini :
(xo,yo+dy) (xo+dy,yo+dy)
Sistem Koordinat
4.1 Koordinat kartesius
..i....j....k
∂ ∂ ∂
3. Rotasional ∇x v
= . .
∂x ∂y ∂z
Vx .V y ..Vz
∂V z ∂VVy ∂V ∂V z ∂V y ∂VVx
= i + j
x − + k
∂y − ∂z ∂z ∂x ∂x − ∂y
Dalam beberpa hal kita dapat memakai pengetahuan kita mengenai sistem bujur dan lintang
yang dipakai untuk menetukan tempat pada permukaan bumi, tetapi dalam hal tersebut kita hanya
titik pada permukaan bumi, sedangkan titik di atas dan di bawah permukan bumi tidak ditinjau.
Sistem koordinat bola dpat dibangun berdasarkan ketiga sumbu cartesian, seperti pada gmbar
1.6. Sistem koordinat bola merupakan fungsi dari f ( r ,θ,φ) .
( )
1
∂r ∂ x 2 + y 2 + z 2
2
=
∂x ∂x
(
( 2x) x2 + y2 + z2 − )
1 1
2
=
2
x
=
r
df ( r ) ∂r df ( r ) ∂r df ( r ) ∂r
∇ f (r ) = iˆ + ĵ + k̂
dr ∂x dr ∂y dr ∂z
x y z df ( r )
= iˆ + ˆj + kˆ
r r r dr
df ( r )
= r̂o
dr
4 Jika f ( r ) = ar , maka ∇
n f (r ) = anr n −1 r̂o
1 1
∇( ) = ( − ) rˆo
r r
∇r
. =3
∂
∇.r f ( r ) =
∂
[ xf (r )] + ∂ [ yf (r )] + ∂ [ zf (r )]
∂x y ∂z
x 2 df y 2 df z 2 df df
= 3 f (r ) + ( + + ) = 3 f (r ) + r
r dr r dr r dr dr
1. Jelaskan struktur atom pada kain wol, pipa plastik, dan ebonit
2. Kenapa pipa plastik yang digosok-gosok ke kain wol, pipa plastik menjadi muatan positip?
3. Sobekan-sobekan kertas yang tadinya netral, bila didekatkan dengan pipa plastik yang sudah
termuati, sobekan-sobekan kertas yang netral tadi dapa ditarik oleh pipa plastik tersebut.
4. Jelaskan konsep induksi di bawah ini
a. elektroskop, jika pada kepala elektroskop didekatkan dengan benda yang bermuatan
positip, apa yang terjadi, jika kepala elektroskop tersebut dihubungakan dengan bumi,
sementara benda bermuatan positif masih tetap berada ditempat, bagamana daun-daun
elektroskop tersebut. Selanjutnya hubungan ke tanah dilepas, sementara benda
bermuatan masih tetap berada ditempat, apa yang terjadi pada daun elektroskop, dan apa
yang terjadi, jika benda bermuatan dijauhkan dari kepala elektroskop tersebut!
b. Jelaskan konsep penangkal petir !
5. hitung laplace dari fungsi
a. T = x 2 + 2 xy +3 z + 4
b. T = sin x sin y sin z
b. B =∇ x A , tunjukkan bahwa ∫ ∫B.dA = 0, untuk setiap permukaan tertutup.
9. Suatu partikel bergerak dalam lintasan lingkaran r =iˆr cos ωt + ˆjr sin ωt
r
a. Hitung r x o
.
.
b. Tunjukkan bahwa r x ω2 r = 0
Hitung
harga rotasional berikut ini
∇ xr f (r ) .
10. Bila f ( r ) = ar n dan r = ix + jy + kz hitung
f (r ) , b. ∇2 f ( r ) , c. ∇
a. ∇ .r , d. ∇xr f (r )
12. Diketahui suatu medan E1 = xyi + 2 yzj + 3 xzk
( )
dan E 2 = y 2 i + 2 xy + z 2 j + 2 yzk , tentukan mana diantara kedua medan
diatas merupakan medan
elektrostatika ? Syarat medan elektrostatika adalah
∇E. ≠0 dan ∇xE =0
BAB III
PENUTUP
Ilmu ini (Matematika) dapat dianggap sebagai penunjang fisika teoritis dan fisika
komputasi.
Bahasa yang digunakan untuk mengungkap peristiwa alam tersebut adalah bahasa
matematika. Matematika memegang peranan penting dalam fisika. Matematika di dalam fisika
dipelajari secara khusus yaitu dalam mata pelajaran fisika matematika.