Professional Documents
Culture Documents
MAHASISWA ANGKATAN LV
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
berbagai seminar dan bentuk kegiatan lainnya telah gencar membahas masalah
tersebut, namun tidak satu pun yang dapat menemukan terapi penanggulangannya.
Jika hal ini tidak diikuti dengan tindakan pencegahan dan pemberantasan
yang sistematis dan koordinasi serta kerja sama yang baik di antara bangsa-bangsa
di dunia, dapat menimbulkan akibat yang merugikan tidak saja untuk generasi kini,
tetapi juga generasi mendatang. Untuk itu, menjadi semakin penting diperhatikan
masalah ratifikasi Konvensi PBB tahun 1988 tentang pemberantasan lalu lintas
perdagangan gelap narkotika tersebut.
2
C. PERMASALAHAN
Berdasarkan pada asumsi masalah yang telah kami uraikan di atas maka
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
3
1) Narkotika alam adalah narkotika yang berasal dari hasil olahan tanaman
yang dapat dikelompokkan dari tiga jenis tanaman masing-masing :
2) Narkotika semi sintetis, adalah narkotika yang dibuat dari alkaloid opium
dengan inti penanthren dan diproses secara kimiawi untuk menjadi bahan
obat yang berkhasiat sebagai narkotika.
2. Psikotropika
4
Misalnya : Amfetamia, Shabu-shabu (Methamfetamina), Fensiclidina (PCP) dan
lain-lain.
Contoh antara lain : Sedatin (pil BK), Rohypnol, Mogadon, Valium, Mandrax.
Jenis Psikotropika saat ini yang paling banyak beredar di Indonesia adalah Ecstasy
dan Shabu.
a. Ectasy
Ectasy adalah Psikotropika jenis pil yang mempunyai reaksi cepat sekitar
30 menit setelah menelan efeknya akan terasa sangat energik dan bahagia
secara fisik maupun mental tergantung kemampuan toleransi pemakainya,
perasaan tersebut akan berakhir setelah 2 (dua) sampai 6 (enam) jam. Buruknya
setelah efek berakhir maka pemakainya akan mengalami kekacauan, tubuh
mengalami kelelahan dan menjadi mudah tersinggung.
Dari data yang tercatat di Kepolisian Eropa (EUROPOL) pada tahun 1997
akhir dijelaskan bahwa jenis ectasy yang beredar diwilayah eropa mencapai
sekitar 197 jenis. Dari berbagai jenis macam ectasy tersebut pada prinsipnya
bahan penyusun ectasy yang terdaftar berbagai golongan I dan golongan II
adalah:
5
1) Amfetamine (Psikotropka Golongan II)
b. Shabu - Shabu
b. Obat Bebas Terbatas, dapat diperoleh secara bebas dipasaran baik di took
obat atau apotek, dengan tanda lingkaran biru, dengan garis tepi warna
hitam.
c. Obat Keras :
6
2) Obat Keras Tertentu, dapat diperoleh hanya dengan resep dokter di
apotek, dengan tanda lingkaran merah dengan gairs tepi warna hitam
disertai huruf K ditengah.
7
dianggap sebagai generasi penerus bangsa dan juga sebagai calon-calon
pemimpin bangsa masa depan yang diharapkan mampu memimpin bangsa ini
disegala sektor kehidupan membawa bangsa ini mencapai tujuan nasional serta
dapat bersaing dengan negara-negara lain didunia. Hal tersebut dapat kita
bayangkan bagaimana jadinya bangsa ini apabila para remaja yang sekaligus
sebagai sebagai generasi penerus bangsa sudah terlibat dengan narkoba, dimana
narkoba tersebut sangat merusak individu sipemakainya, maka yang terjadi adalah
kehancuran bagi bangsa Indonesia yang besar ini, sehingga dapat dikatakan
apabila ingin menghancurkan suatu bangsa tidak perlu repot-repot cukup kirim saja
narkoba sebanyak mungkin kenegara tersebut agar para remajanya menjadi
pemakainya sehingga akan merusak mental siremaja tersebut.
2. Black Market atau pasar gelap narkoba akan hilang dan yang
muncul adalah pasar bebas narkoba
a. Produser.
b. Distributor.
c. Konsumen.
8
b. Lingkungan Pekerjaan baik di institusi pemerintahan amaupun
swasta bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa di lingkungan Polri sendiri di
dapati kasus penyalahgunaan narkoba.
B. FAKTA-FAKTA PENYALAHGUNAAN
NARKOBA
Kejahatan yang paling tinggi pada anak-anak remaja atau yang sudah
dewasa adalah penyalahgunaan narkoba, hal ini dikarenakan para remaja atau
anak dewasa merasa tertarik terhadap hal-hal yang baru tidak terkecuali hal yang
baru itu merupakan tindak pidana yang paling diperangi oleh pemerintah sekarang
ini. Bahkan penyalah gunaan ini telah merambah bukan hanya pada level sekolah
menengah atas akan tetapi sudah ditemukan indikasi digunakan oleh anak-anak
sekolah dasar, dengan kemasan yang lebih simpel dan menarik seperti hanya
dengan mengunyah permen yang mengandung zat narkoba.
Dapat kita bayangkan bahwa pada saat seseorang berusia amat muda atau
berumur belasan tahun, sebetulnya nasibnya sudah ia tentukan sendiri. Sehingga
seorang remaja juga sudah menentukan nasibnya atau jalan hidupnya pada usia
amat muda, coba bayangkan kalau hal itu terjadi dimana seorang remaja sudah
menentukan jalan hidupnya akan menjadi seorang penjahat atau “god father”, atau
apabila itu terjadi dari sejumlah 50-an juta anak remaja/muda di Indonesia itu
5%nya saja memilih tetap memilih jalan kejahatan mereka, betapa tingginya biaya
sosial atau social cost yang ditanggung oleh masyarakat dan tidak dapat kita
9
bayangkan apabila kejahatan tersebut digabungkan dengan penyalahgunaan
narkoba seperti yang telah diuraikan diatas.
Berdasarkan informasi yang kita dapat atau yang dapat kita dengar
penyalahgunaan narkoba dewasa ini sudah merambah kesegala umur sebagai
pemakainya, baca dan lihat dimedia elektronik dan media cetak banyak sekali
pemakai/pengguna narkoba yang sudah tertangkap, serta banyak juga diantara
mereka yang meninggal dunia akibat pemakaian narkoba yang berlebihan atau
yang lebih dikenal dengan over dosis. Mengapa jumlah pengguna narkoba secara
statistik terus bertambah, padahal dipihak lain pemerintah sudah berupaya keras
untuk mengatasi permasalahan tersebut, baik melakukan penangkapan, pemutusan
jalur narkoba, penggrebekan pabrik-pabrik obat terlarang, memperketat tata niaga
bahan-bahan berbahaya terutama yang berhubungan sebagai prekursor narkoba
selain itu pemerintah juga mendirikan beberapa rumah sakit ketergantungan
narkoba baik itu yang dikelola pemerintah atau yang dikelola oleh swasta, namun
upaya-upaya yang dilakukan tersebut tidak mengurangi peredaran narkoba serta
pemakaiannya.
10
Langkah penanggulangangan Narkoba wajib dilakukan oleh seluruh lapisan
masyarakat terutama pemerintah dan aparat penegak hukum kaeran pemberantasan
tindak pidana narkoba bukan merupakan tanggung jawab salah satu instansi
pemerintah saja akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama, secara nasional stretegi
penanganan narkoba adalah :
a. Supply Reduction
Peran POLRI secara bersama dengan instansi pemerintahan yang lain untuk
melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap produksi dan distribusi bahan
dan obat berbahaya yang mungkin bisa disalahgunakan dengan diselundupkan.
Bila volume narkoba yang ada di pasar kurang atau tidak ada maka secara otomatis
pengguna narkoba tidak akan bisa mendapatkan narkoba.
b. Demand Reduction
c. Harm Reduction
Dampak buruk yang diakibatkan oleh narkoba sungguh sangat luas, berawal dari
pemakaian narkoba terutama dengan jarum suntik secara bergantian akan
membantu penyebaran virus HIV / AIDS. Maka metode yang digunakan dalam
strategi harm reduction di Indonesia adalah dengan :
Para pecandu bisa membeli / menukarkan jarum suntik yang lama dengan jarum
suntik baru yang steril di puskesmas / tempat pelayanan lain yang sudah
ditentukan.
Metadon adalah pengganti opiat yang legal, yang secara farmakologis sama
dengan heroin, dikonsumsi secara oral (diminum) dengan pengawasan dari
dokter dengan pengurangan doses dalam jangka waktu bertahap. Dengan
11
harapan akan mengurangi dosis kecanduan pengguna sampai akhirnya berhenti
menggunakan narkoba.
1. POLRI
Langkah yang dilakukan polri dapat digolongkan menjadi 3 tahapan antara lain :
12
d) Mengawasi tempat-tempat hiburan seperti Diskotik, karaoke, pub, kafe
warung remang dan lain-lain
13
2. INSTANSI TERKAIT BAIK PEMERINTAH MAUPUN NON PEMERINTAH.
a) Dengan meningkat kan kerja sama antar instansi terkait Seperti antara lain
dengan :DEP. KEUANGAN CQ BEA CUKAI, DEP. KEHAKIMAN & HAM CQ.
IMIGRASI DAN PENGADILAN , KEJAKSAAN, DEP. PENDIDIKAN NASIONAL,
DEP. AGAMA, DEP. PARIWISATA SENI DAN BUDAYA , DEP.
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN, BADAN POM DEPKES & KESSOS ,
DLL, kerjasama tersebut di bawah naungan Badan Koordinasi Narkotika
Nasional (BKNN) berdasarkan KEPPRES NO 116/1999 TANGGAL 29
SEPTEMBER 1999.
- PESANTREN SURALAYA
- REHABILITASI DULOS
3. MASYARAKAT
14
Selain ketiga hal yang telah di sebutkan di atas secara lebi terperinci peran
serta masyarakat dapat dilakukan dengan berbagi cara sesuai dengan lingungan
yang antara lain :
a) Di lingkungan Keluarga
15
4. KERJASAMA DENGAN NEGARA LAIN
16
– POLRI - CNB (BDN NARKOBA SINGAPURA)
b) KERJASAMA REGIONAL
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
17
dukungan di sini, tidak hanya memberikan informasi mengenai pelaku, pengedar
dan sindikat pemasok obat-obat yang sangat berbahaya itu, tetapi yang terpenting
lagi peran orang tua dan anggota keluarga lainnya sangat menentukan dalam
membentengi keluarga supaya tidak seorang pun anggotanya yang ikut terjerumus
menjadi pelanggan setia dari obat-obat terlarang tersebut.
B. SARAN
18
Jakarta , Oktober 2009
REFERENSI :
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 124 / 1993 tentang Obat Keras Tertentu.
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 782 / 1996 tentang Obat Keras Tertentu.
19