You are on page 1of 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena


dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih


banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...

PENULIS

1
DAFTAR ISI Halaman

Kata Pengantar ………………………… 1


Daftar Isi ........................................ 2
Bab 1.Pendahuluan
1.1.Latar Belakang ........................................ 3
1.2.Identifikasi Masalah ........................................ 3
1.3.Tujuan ........................................ 4
1.4.Manfaat ........................................ 4
Bab 2.Isi
2.1.Pengertian ........................................ 4
2.2.Pembahasan ........................................ 4
2.4.Penyelesaian ........................................ 9
Bab 3.Kesimpulan ........................................ 10
Bab 4.Saran ........................................ 11
Bab 5.Daftar Pustaka ........................................ 11

2
BAB 1.PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Timor Tengah Selatan(TTS) merupakan perbukitan dengan curah hujan yang lebih
tinggi dibandingkan kabupaten lainnya di NTT.Ironisnya,kabupaten yang dikenal “sangat
tahan pangan” ini warga masyarakatnya “jauh dari sehat”.
Masyarakat TTS masih berkutat pada pemenuhan kebutuhan yang sangat dasar,yaitu
makan dan minum.Sebagian lagi sudah berpikir tentang bagaimana melindungi tubuh dari
panas dan hujan,serta memiliki rumah yang layak huni.Pendidikan bukan menjadi prioritas
utama bagi masyarakat terutama kaum perempuan.Kemampuan baca tulis menjadi
langka.Menurut data Badan Pusat Statistik,mayoritas warga hanya lulus Sekolah
Dasar.Bahkan jumlah warga yang tak sekolah cenderung lebih tinggi lagi.
Letak TTS yang sangat strategis,kondisi alam,dan kondisi sumber daya manusia yang
ada berpengaruh pada ragam budayanya termasuk yang berkaitan dengan bidang kebidanan.
Mereka perlu disadarkan akan pengaruh budaya yang ada terlebih yang berkaitan dengan
kesehatan bahwa tidak semua kebudayaan yang dimilikinya berdampak positif.

1.2.IDENTIFIKASI MASALAH
Budaya yang bertentangan dengan kesehatan yang ada di TTS antara lain:
a. Melahirkan di Rumah Bulat dan dipanggang dengah bara api di bawahnya(sampai 40
hari setelah melahirkan).
b. Tubuh ibu yang melahirkan dikompres menggunakan air panas ± 100oC
c. Tidak boleh makan ikan,cumi(daging),goreng-gorengan,sayur santan dan lain-
lain,baik saat hamil maupun setelah melahirkan.
d. Tidak memberikan ASI Pertama pada bayi namun dibuang.
Faktor-faktor yang tergolong mendasar (basic factors) pada budaya-budaya tersebut
yaitu:rendahnya pendidikan.pengetahuan,sikap ibu yang berkaitan dengan kesehatan
kehamilan dan persalinan khususnya tentang kelompok resiko tinggi bahkan kematian
maternitas(ibu hamil,ibu melahirkan,dan ibu nifas).

3
Dengan demikian akibatnya,apakah sebagai pelaku kesehatan hanya bisa terlarut dan
terbawa arus mengikuti budaya tersebut?Apa yang bisa dilakukan untuk memerangi akibat
budaya tersebut?

1.3.TUJUAN
a. Mendeskripsikam masalah budaya Timor Tengah Selatan yang berkaitan dengan Post
Natal(setelah melahirkan).
b. Bagaimana mengatasi/ Solusi apa yang perlu dilaksanakan guna mengatasi
permasalahan tersebut oleh masyarakat khususnya pelaku medis.

1.4.MANFAAT
a. Memberikan pengertian kepada masyarakat mengenai dampak budaya yang ada di
daerah Timor Tengah Selatan(TTS).
b. Memberikan kejelasan mengenai hubungan antara budaya dan bidang kesehatan
c. Mempromosikan kesehatan.

BAB 2.ISI
2.1.PENGERTIAN
-Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
-Tidak semua budaya berdampak positif(budaya positif),ada pula yang berdampak
negatif(budaya negatif)
-Budaya TTS berarti budaya yang diciptakan oleh masyarakat TTS khususnya dan dipercaya
turun-temurun oleh masyarakat-masyarakatnya.

4
2.2.PEMBAHASAN
2.2.1.Budaya melahirkan di Rumah Bulat

GAMBAR RUMAH BULAT

Dinding Rumah Bulat(umek bubu) melingkar dengan garis tengah antara


tiga sampai lima meter.Atapnya berbentuk seperti kepala jamur merang terbuat
dari rumput alang-alang.Ujung alang-alangnya hampir menyentuh permukaan
tanah.Dindingnya terbuat dari potongan-potongan kayu dan bambu.Pintunya
setengah lonjong dengan ketinggian kurang satu meter.Untuk masuk,orang
dewasa harus membungkukkan badan terlebih dahulu.
Rumah bulat menjadi ciri khas adat dan budaya orang Timor yang masih
dipertahankan sampai saat ini,padahal sebetulnya ia juga sumber persoalan.
Sulit menemukan rumah bulat berjendela.Lubang angin pun tidak menjadi
pertimbangan dalam membangun rumah bulat. Udara dan sinar matahari hanya
bisa menerobos dari lubang-lubang kecil pada dinding-dinding bambu.
Kebiasaan masyarakat yang mengharuskan perempuan melahirkan di
dalam rumah bulat yang penuh debu dari tungku dan asap akan menyebabkan
bayi dan ibunya mudah terkena ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

5
2.2.2.Setelah melahirkan dipanggang dengan bara api dibawahnya
Proses panggang di rumah bulat juga dipercaya masyarakat menjadi
penangkal dari sakit berat terlebih wanita sehabis melahirkan.Ada pula
ketakutan dari para orang tua:jika proses ini tak dilakukan ,kondisi badan anak
akan lembek dan tak kuat,bahkan akan menimbulkan kegilaan pada si
ibu.Namun pada kenyataannya hal ini berakibat buruk.Bukan hanya
kemungkinan akan terbakarnya tubuh sang ibu maupun bayi,namun
berpengaruh terhadap kesembuhan luka-luka pada tubuh ibu setelah melahirkan.

2.2.3.Tubuh Ibu dikompres dengan air panas


Setelah seorang ibu melahirkan,ia kemudian dikompres menggunakan air
mendidih atau air panas.Dikompres pula dengan cara menekan-nekan perut dan
bagian luka yang ada setelah melahirkan.Seperti halnya dipanggang,hal ini bisa
menimbulkan infeksi pada organ tubuh yang luka,terlebih organ yang sangat
sensitif(daerah kemaluan) sang ibu.kesembuhan luka-lukanya menjadi butuh
waktu yang relatif lama.Ini merupakann salah satu kekerasan fisik terhadap
kaum ibu.

2.2.4.Tidak boleh makan daging,sayur santan,dan lain-lain


Rendahnya tingkat pendapatan ekonomi keluarga dan masih banyak lagi
praktik lokal yang sangat merugikan ibu,seperti pantang makanan
tertentu(ikan,telur,cumi.ayam,udang,kepiting,sayur-sayuran) yang sebenarnya
sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk proses pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam kandungan ibu maupun setelah menjadi bayi dan untuk proses
metabolisme ibu serta sebagai pengganti energi setelah melahirkan dan laktasi
kelak.
Saat hamil dan melahirkan seorang perempuan harus tetap
memperhatikan makanan yang ia konsumsi agar bayi yang dilahirkan dalam
kondisi sehat dan terpenuhi segala macam nutrisi untuk tumbuh kembang sang
bayi.hal pertama yang harus diperhatikan adalah seorang perempuan hamil
harus memgkonsumsi makanan yang mengandung asam folat dan vitamin B

6
kompleks.Kedua jenis makanan ini bahkan harus dikonsumsi sebelum seorang
perempuan hamil atau saat yang bersangkutan merencanakan hamil.Asam folat
dan vitamin B kompleks diperlukan saat pembentukan sel-sel saraf terutama
pada masa awal kehamilan.Peningkatan konsumsi kedua zat ini terbukti dapat
meningkatkan pertumbuhan bayi secara signifikan.
Zat lain dari makanan yang dibutuhkan perempuan hamil adalah
protein.Sebagai zat pembangun,protein terutama dibutuhkan saat pembentukan
sel tubuh dan sel darah.Jenis makanan yang banyak mengandung protein adalah
daging,telur dan kacang-kacangan.Selain mengandung protein,daging
mengandung zat besi yang berguna untuk pembentukkan sel dan mencegah
terjadinya anemia baik bagi sang ibu maupun bayinya.
Perempuan yang sedang mengandung juga harus mengkonsunsi
karbohidrat yang cukup.Karbohidrat merupakan bahan bakar pembentukan
energi untuk aktifitas sehari-hari.Saat hamil,peningkatan berat badan dan
perubahan hormonal menyebabkan menyebabkan seorang perempuan
membutuhkan energi ekstra.Meskipun demikian,perempuan hamil juga harus
tetap menjaga keseimbangan energi dengan cara rutin melakukan olahraga yang
khusus diperuntukkan bagi perempuan hamil.
Di samping protein adn karbohidrat,perempuan yang sedang hamil juga
harus senantiasa mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin dan
mineral.seperti yang kita ketahui bersama,kalsium merupakan bahan yang
sangat penting untuk pembentukkan tulang,juga untuk fungsi sel-sel
saraf.Vitamin A,C,B12,D dan lain-lain diperlukan untuk menjaga kesehatan
kulit dan tulang serta menjaga fungsi sel-sel saraf.Vitamin-vitamin ini dengan
mudah kita temukan pada sayur-sayuran dan buah-buahan.

2.2.5.Tidak memberikan ASI Pertama pada bayi.


Kolostrum adalah ASI berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari
pertama setelah melahirkan,sebaliknya diberikan sedini mungkin setelah bayi
lahir.

7
Karena warnanya yang kekuningan membuat masyarakat TTS terutama
kaum ibu menyimpulkan bahwa ASI pertama/kolostrum tersebut merupakan
ASI yang kotor atau mengandung banyak kuman,sehinnga ASI tersebut dibuang
dan tidak diberikan kepada bayi yang baru lahir.Padahal manfaat kolostrum
sangat besar antara lain:

• Kolostrum berkhasiat khusus untuk bayi dan komposisinya mirip dengan nutrisi yang
diterima bayi selama di dalam rahim.
• Kolostrum bermanfaat untuk mengenyangkan bayi pada hari-hari pertama hidupnya
• Seperti imunisasi, kolostrum memberi antibodi kepada bayi (perlindungan terhadap
penyakit yang sudah pernah dialami sang ibu sebelumnya).
• Kolostrum juga mengandung sedikit efek pencahar untuk menyiapkan dan
membersihkan sistem pencernaan bayi dari mekonium.
• Kolostrum juga mengurangi konsentrasi bilirubin (yang menyebabkan bayi kuning)
sehingga bayi lebih terhindar dari jaundice.
• Kolostrum juga membantu pembentukan bakteri yang bagus untuk pencernaan

Kolostrum adalah konsentrasi tinggi karbohidrat, protein, dan zat kebal tubuh. Zat
kebal yang ada antara lain adalah: IgA dan sel darah putih. Kolostrum amat rendah lemak,
karena bayi baru lahir memang tidak mudah mencerna lemak.1 sendok teh kolostrum
memiliki nilai gizi sesuai dengan kurang lebih 30 cc susu formula. Usus bayi dapat menyerap
1 sendok teh kolostrum tanpa ada yang terbuang, sedangkan untuk 30 cc susu formula yang
diisapnya, hanya satu sendok teh sajalah yang dapat diserap ususnya.Pada hari pertama
mungkin hanya diperoleh 30 cc. Namun, dalam setiap tetesnya terdapat berjuta-juta satuan
zat antibodi. SIgA adalah antibodi yang hanya terdapat dalam ASI. Kandungan SIgA dalam
kolostrum pada hari pertama adalah 800 gr/100 cc. Selanjutnya mulai berkurang menjadi 600
gr/100 cc pada hari kedua, 400 gr/100 cc pada hari ketiga, dan 200 gr/100 cc pada hari
keempat.Maka dari itu, kolostrum memiliki fungsi yang sangat vital dalam 10 hari pertama
kehidupan bayi! Meskipun nantinya anda tidak dapat menyusui bayi dalam jangka waktu
yang lama, sebisa mungkin kolostrum ini harus diberikan kepada bayi terlebih dahulu.

8
2.2.PENYELESAIAN

Untuk individu sebagai masyarakat,diharapkan mampu mengembangkan budaya yang


ada menjadi budaya yang efeknya lebih ke arah positif.Jika resiko dari kebiasaan atau budaya
masyarakat yang ada hanya merugikan,buat apa dikembangkan?
Agar tidak terjadinya diskriminasi oleh budaya-budaya yang ada maka masyarakat
diharapkan memiliki sikap-sikap sebagai berikut:
1) Penerimaan secara terbuka (open minded); sikap ini merupakan langkah pertama dalam
upaya menerima pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan membuat kita
lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot, dan akan lebih mudah
menerima perubahan dan kemajuan zaman.
2) Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif; sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap
terbuka. Setelah kita dapat membuka diri dari hal-hal baru, langkah selanjutnya adalah kita
harus memiliki kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi
kaitannya dengan pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap antisipatif dapat menunjukkan
pengaruh yang timbul akibat adanya arus globalisasi dan modernisasi. Setelah kita mampu
menilai pengaruh yang terjadi, maka kita harus mampu memilih (selektif) pengaruh mana
yang baik bagi kita dan pengaruh mana yang tidak baik bagi kita.
3) Adaptif, sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatif dan selektif. Sikap adaptif
merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil perkembangan modernisasi dan
globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri yang dilakukan bersifat selektif, artinya memiliki
pengaruh positif bagi si pelaku.
Sebagai pelaku kesehatan,yang perlu dilakukan adalah melakukan promosi
kesehatan. Promosi kesehatan membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat
optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi,
sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun
berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam
membuat keputusan yang sehat.
Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabungan:
1. menciptakan lingkungan yang mendukung,
2. mengubah perilaku, dan

9
3. meningkatkan kesadaran.
Salah satu program kesehatan masyarakat adalah promosi kesehatan yang
seharusnya merupakan kegiatan inti dari program lain, yaitu preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Berbagai upaya promosi kesehatan telah dilakukan sejak dulu dengan berbagai bentuk
kegiatan, seperti penyuluhan langsung kepada masyarakat, bisa juga melalui media
elektronik televisi, radio dan media cetak. Berbagai bentuk spanduk, billboard, buku dan
lefleat serta stiker yang berisi pesan-pesan kesehatan sejak dulu sudah diperkenalkan dan
diedarkan di mana-mana.
Pelaku medis harus terlibat secara langsung dalam kehidupan kesehatan
masyarakat,teruama para bidan.Berbagai pengertian mengenai kesehatan harus dijelaskan
secara baik dan hidup sehat sendiri harus ditunjukkan terlebih dahulu oleh pelaku medis.

BAB 3.KESIMPULAN
-Tidak semua kebiasaan di masyarakat bisa berdampak positif
-Kebiasaan atau budaya di daerah TTS yang berdampak buruk antara lain:
a. Melahirkan di Rumah Bulat dan dipanggang dengah bara api di bawahnya(sampai 40
hari setelah melahirkan).
b. Tubuh ibu yang melahirkan dikompres menggunakan air panas ± 100oC
c. Tidak boleh makan ikan,cumi(daging),goreng-gorengan,sayur santan dan lain-
lain,baik saat hamil maupun setelah melahirkan.
d. Tidak memberikan ASI Pertama pada bayi namun dibuang
-Untuk mengatasi masalah budaya-budaya tersebut maka sebagai anggota masyarakat harus
memiliki sikap terbuka terhadap pengetahuan-pengetahuan ilmiah dan selektif terhadap
budaya-budaya yang ada.
-Sebagai pelaku medis,yang dapat dilakukan yaitu promosi kesehatan dengan cara
penyuluhan mengenai dampak buruknya budaya negatif yang berkembang serta terlibat
langsung memperbaiki budaya yang ada.

10
BAB 4.SARAN
1. Kepada masyarakat Timor Tengah Selatan (TTS) agar lebih mengembangkan
pengetahuan mengenai kesehatan dan cara-cara menjaga kesehatan pribadi maupun
anggota keluarga.Hidup sehat adalah awal dalam membangun negeri sendiri.
2. Kepada para bidan di daerah TTS agar secara langsung terlibat dan memberikan
penyuluhan mengenai dampak-dampak dari kebiasaan yang berdampak buruk
masyarakat TTS.Masyarakat terutama ibu hamil perlu diberi pengertian mengenai
cara-cara menjalani hidup sehat yang baik dan selektif terhadap budaya yang ada.

BAB 5.DAFTAR PUSTAKA


Arnold, Matthew. 1869. Culture and Anarchy. New York: Macmillan. Third edition, 1882,
available online. Retrieved: 2006-06-28.
Barzilai, Gad. 2003. Communities and Law: Politics and Cultures of Legahkjkjl Identities.
University of Michigan Press.
O'Donnell, Michael, MBA, MPH. "Definition of Health Promotion: Part III: Expanding the
Definition." American Journal of Health Promotion. Winter 1989, Vol. 3, No. 3. p. 5.
Minkler, M. Ed. Community Organizing & Community Building for Health. Rutgers State
University Press, 1997.
Blog Budaya masyarakat TTS,2008

11

You might also like