Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Banyak orang berkata, bahwa remaja adalah kelompok yang biasa saja, tidak jauh
beda dengan kelompok manusia yang lain. Sementara pihak lain menganggap remaja adalah
kelompok orang yang sering menyusahkan orang-orang tua. Pada pihak lain lagi
menganggap, bahwa remaja adalah manusia yang perlu dimanfaatkan karena memiliki
banyak potensi. Namun mana kala remaja sendiri yang angkat bicara tentang dirinya, maka ia
akan menyatakan hal lain. Mungkin mereka berbicara tentang ketakutan, ketidak pedulian
orang lain atau bahkan ketidak adilan atau juga, mereka berpendapat bahwa remaja adalah
kelompok minoritas yang punya warna tersendiri yang sukar dijamah oleh orang lain atau
orang tua. Pandangan semacam inilah yang nantinya akan memunculkan satu bentuk prilaku
yang berlawanan dengan norma sosial. untuk lebih jelasnya tentang hal ini berikut uraian
kami dalam pendahuluan :
Remaja sebagai insan manusia yang tergolong dalam masa labil membuat mereka
sering melakukan hal-hal yang berlawanan dengan norma, baik disengaja maupun tidak.
Namun sebenarnya penyimpangan yang di lakukan oleh remaja bukan tanpa alasan ataupun
sebab. Banyak faktor yang mendasari akan munculnya prilaku tersebut. Namun tak sedikit
dari kita mampu menganalisis, apa penyebab dari kenakalan remaja itu, padahal problem
semacam ini, nantinya akan sangat merugikan berbagai pihak. Diantaranya remaja itu sendiri,
orang lain dan juga lingkungan. Sebagai generasi muda hendaknya remaja mendapatkan
perhatian serius dari kita semua, agar dikemudian hari mereka dapat menjadi generasi bangsa
yang berkompeten dan dapat mengharumkan nama bangsa
B. Rumusan Masalah
Permasalahan mendasar pada penelitian ini adalah, hampir sebagian besar remaja
melakukan penyimpangan (kenakalan remaja). Berpijak pada permasalahan tersebut, maka
kami melakukan penelitian pada remaja yang terlibat dalam masalah penyimpangan /
kenakalan remaja. Dan memberikan solusi pemecahan masalah tersebut.
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui dengan jelas apa itu kenakalan remaja,
beserta sebab musabahnya
D. Hipoteses Tindakan
Jika kita mampu memberikan sikap yang tepat pada remaja maka kenakalan remaja
yang selama ini menghambat peningkatan SDM yang berkompeten dapat diminimalisir.
E. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
beberapa pihak, antara lain :
1. Keluarga, hasil penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur dalam mendidik anak, agar
anak tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
2. Kepolisian, penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk mengambil sikap dalam
menaggulangi kenakalan remaja.
3. Pehak sekolah, hasil penelitian ini dapat di jadikan landasan dalam membina anak
didiknya.
4. Remaja, penelitian ini dapat di jadikan kajian akan pentingnya menempatkan diri
dalam kehidupan bermasyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Masa Remaja dan Penggolonganya :
L.C.T. Bigot, Ph. Kohnstam dan B.G. Palland, ahli-ahli psikologi berbangsa Belanda,
pernah mengemukakan berbagai masa kehidupan manusia, seperti dikutip secara lengkap
oleh Drs. B. Simanjuntak, SH. (namun disini kami hanya memaparkan masa remaja saja).
a) Masa Pueral : 13 – 14 tahun
b) Masa Prae pubertas : 14 – 15 tahun
c) Masa Pubertas : 15 – 18 tahun
d) Masa Adolescence : 18 – 21 tahun
Sedang untuk pendapat kedua dalam hal ini, ahli-ahli Indonesia yang berusaha memberi
batasan rentang usia remaja, namun dasar pemikiran para ahli tersebut masih banyak
dipengaruhi oleh ahli di atas. Drs. M.A. Priyatno, S.H yang membahas kenakalan remaja
menurut pandangan agama Islam menyebutkan, rentang usia 13 – 21 tahun adalah masa
remaja. Dra. Singgih Gunarsa dan suami, walau menyatakan kesulitan dalam menentukan
batasan masa remaja di Indonesia tapi akhirnya mereka sepakat bahwa usia antara 12 – 22
tahun sebagai masa remaja. Sedang Dra. Susilowindradini, untuk menghindari salah paham,
berpatokan pada literatur Amerika dalam menentukan masa pubertas (11/12 – 15/16 tahun).
Selanjutnya beliau menguraikan tentang masa remaja awal atau Early Adolescence (13 – 17
tahun) dan remaja akhir atau Late Adolescence (17 – 21 tahun).
Dr. Winarno Surachmad, setelah meninjau banyak literatur luar negeri, menulis usia 12 – 22
tahun adalah masa yang mencakup sebagian terbesar perkembangan Adolenscence. Sedang
Kwee Soen Liang S.H membagi masa pubertas sebagai berikut :
1. Prae Pubertas, Laki-laki : 13 – 14 tahun 3. Adolescence, Laki-laki : 19 – 23 tahun
Wanita : 12 – 13 tahun Wanita : 18 – 21 tahun
2. Puberteit, Laki-laki : 14 – 18 tahun
Wanita : 13 – 18 tahun
Berpijak pada pernyataan dari para ahli tersebut di atas, maka kami mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja.
Pada masa ini banyak perubahan yang dialami oleh remaja. Antara lain, meningkatnya
hormon seksualitas, mulai berkembangnya organ-organ seksual atau organ-organ
reproduksi dan juga perkembangan intelektual yang sangat pesat. Pada masa ini remaja
juga cenderung lebih berani mengutamakan keinginan, mengutarakan pendapat dan juga
mempertahankan pendapat mereka.
Masa ini disebut juga masa remaja awal dimana perkembangan fisik mereka sangat
menonjol. pada masa ini emosi mereka sangat labil, Akibat perkembangan hormon-
hormon seksual yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat pada masa ini.
Selain itu remaja pada masa ini mulai mengerti tentang gengsi, penampilan dan daya tarik
seksual. Perasaan sosialnya juga semakin kuat, sehingga mereka mulai bergabung dengan
kelompok-kelompok sosial yang di sukainya dan membuat peraturan dengan pikirannya
sendiri.
Pada masa ini bagi remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik akan
mampu menerima kodratnya, baik sebagai lelaki maupun perempuan. Namun
kematangan psikologi belum mencapai tahap maksimal.
Pada masa ini kebanyakan remaja sudah mencapai tahap kematangan sempurna, baik segi
fisik, emosi dan psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak
dan mulai berjuang mencapai suatu tujuan yang ada di dalam pikirannya. Pada masa ini
sikap remaja pada kehidupan mulai jelas seperti : cita-cita, bakat, minat dan lain-lain
1. Perkembangan Fisik.
Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat strategis, penting
dan berdampak luas bagi perkembangan berikutnya. Pada remaja awal, perkembangan
fisiknya sangat pesat tetapi tidak proporsional, misalnya pada hidung, tangan dan
kaki. Pada remaja akhir, proporsi tubuh remaja mencapai ukuran tubuh orang dewasa
dalam semua bagian. (Syamsu Yusuf, 2000).
Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan terpenting adalah aspek
seksualitas, yang dapat dinilai menjadi dua bagian, yaitu :
A) Seks Primer
Remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembulu yang
memproduksi seperma dan kelenjar prostate. kematangan organ-organ seksualitas
ini memungkinkan remaja pria, sekitar 14-15 tahun mengalami mimpi basah.
Pada remaja wanita, terjadi pertumbuhan cepat pada ovum rahim dan ovarium
yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan. Akibat
terjadinya siklus menarche (menstruasi pertama). Siklus awal menstruasi sering
diiringi dengan sakit kepala, sakit punggung, depresi dan mudah tersinggung.
B) Seks Sekunder
Seksualitas sekunder adalah pertumbuhan yang melengkapi kematangan
individu sehingga tampak sebagai lelaki atau perempuan. Remaja pria mengalami
pertumbuhan bulu-bulu pada kumis, jambang janggut, tangan, kaki, ketiak dan
kelaminnya. Pada pria telah tumbuh jakun dan suara remaja pria berubah menjadi
parau dan rendah. Kulit berubah menjadi kasar.Pada remaja waniata juga
mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni pada ketiak dan
kelamin. Pertumbuhan juga akan terjadi pada kelenjar yang nantinya
memproduksi air susu di buah dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga
menjadi seperti wanita dewasa secara proporsional.
2. Perkembangan Kognitif
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12-20 tahun dan Secara
fungsional perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan
sebagai berikut :
a. Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.
b. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggiyang membuat remaja strategis
dan membuat keputusan keputusan serta memecahkan masalah.
c. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang kogrit
dengan yang abstrak.
d. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguasai hipotesis.
e. Memikirkan masa depan, perencanaan dan mengekspresikan alternative untuk
mencapainya.
f. Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berintropeksi.
g. Horison berfikirnya semakin luas.
3. Perkembangan Emosi
4. Perkembangan Moral
Moral yang muncul dari agama dan lingkungan sosial remaja, memberikan
konsep baik maupun buruk, patu dan tak patut. Pada satu pihak remaja tidak
menerima begitu saja konsep tersebut, tetapi dipertentangnya dengan citra diri dan
setruktur kognetif yang dimiliki. Remaja menganggap bahwa hal yang benar adalah
hal yang praktis dan sesuai dengan tingkat nalarnya. Lebih dari itu, kecenderungan
pada ketidak adilan yang dialami oleh remaja sehari-hari, menimbulkan konflik dalam
diri mereka.
5. perkembangan Sosial
Semakin bertambah usia remaja, maka ia akan mulai mengerti dan mengalami
sendiri kehidupan sosial. Dimana dalam kehidupan itu mereka telah mampu
berinteraksi dengan lingkingan sekitar. Jika saat semacam ini remaja tidak mampu
mendalikan diri dengan baik bisa jadi ia akan salah mengambil langkah, sehingga ia
cenderung melakukan penyimpangan.
6. Perkembangan Kepribadian
Seiring dengan proses sosialisasi yang dilakukan oleh remaja, maka akan
timbul reaksi dari apa yang telah ia perbuat. Pada permasalahan seperti ini
kepribadian remaja akan semakin tampak dan berkembang dengan cukup dinamis.
Kembali pada masing-masing individu yang sejatinya dibekali suara hati atau
”Gad Sport”, maka ia akan mulai menggunakan nalar dan juga memadukan antara
suara hati yang cenderung membimbing remaja untuk mampu memilih jala untuk
kembali mencari ketenangan batin, salah satunya adalah agama.
Santorock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai prilaku remaja yang tidak dapat
diterima secara sosial, hingga terjadi tindakan kriminal.
Kenakalan remaja pertama kali mendapat perhatian sejak terbentuknya peradilan anak-
anak nakal (juvenile court) pada tahun 1899 di Illinois, Amerika Serikat
A. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
Mencuri
Tawuran
Bolos sekolah
Melawan kepada orang tua
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Setelah kami mengamati siswa-siswi SMAN dan juga mengumpulkan dari pihak sekolah
kami menyimpulkan :
50% kenakalan remaja di sebabkan oleh faktor orang tua.
15% kenakalan remaja di sebabkan oleh faktor sifat kepribadian.
15% kenakalan remaja di sebabkan oleh faktor lingkungan.
15% kenakalan remaja di sebabkan oleh faktor teman sepermainan.
5% kenakalan remaja di sebabkan oleh faktor kemajuan teknologi.
B. Pembahasan keseluruhan
Setelah mengamati secara sistematis dan mengumpulkan data dari angket dan wawancara,
maka kami mengambil kesimpulan, bahwa faktor yang mengakibatkan kenakalan remaja
diantaranya :
1. Faktor Interen
1.1 Dalam diri remaja secara pribadi
A. Gen / keturunan
Sebagai mahluk hidup yang berkembangbiak manusia selalu membawa sesuatu hal
yang dimiliki orang tuanya, contonya ciri fisik dan juga sifat. Hal inilah yang mendasari
adanya sifat yang dimiliki oleh masing-masing individu. Apabila orang tua memiliki
kebiasanan atau sifat yang kurang baik maka secara alami fifat itu akan menurun pada sang
anak. Begitu juga sebaliknya, jika orang tua punya sifat kasih sayang maka sifat tersebut akan
menurun pada sang anak.
B. Kepribadian
Selain adanya sifat yang merupakan ciri khas itu, manusia yang dikarunia pikiran dan
hasrat juga akan memberikan pandangan tentang suatu permasalahan dengan cara dan
pemikirannya sendiri. Hal inilah yang nantinya memunculkan sifat atau kepribadian. Jika
kebiasaan itu buruk dan tiada upaya untu merubahnya maka suatu saat hal itu akan
memunculkan sebuah prilaku yang mungkin tidak bisa diterima oleh kelompok sosial.
1.2 Keluarga
Lingkungan keluarga adalah satu bentuk kelompok sosial yang dimiliki oleh seorang
anak manusia. Keluarga ini dapat digolongkan dalam faktor interen dan juga eksteren
tergantung dari mana kita mengambil pola pengelompokan. Di sini kami menggolongkan
keluarga sebagai faktor interen berdasarkan pada bentuk interaksi yang dihasilkan.
Di dalam keluarga remaja mendapatkan berbagai macam pengaruh yang nantinya akan
berdampak pada kehidupan seorang anak di masa yang akan datang. Apabila remaja
mendapatkan kasih sayang yang cukup, maka ia akan menjadi pribadi yang baik. Namun jika
kekerasan yang ia dapatkan, maka itu akan menjadi dampak negatif dalam kehidupan remaja.
Berikut fakto-faktor yang mengakibatkan remaja depresi dan melakukan prilaku menyimpang
(kenakalan remaja) yang disebabkan atau berhubungan dengan orang tua (keluarga) :
a. Kurangnya Perhatian
Di era globalisasi seperti sekarang ini, semua keluarga dituntut untuk aktif guna untuk
mencukupi hidupnya. inilah sebabnya, mengapa anak remaja kurang dalam hal perhatian
orang tua. Kesibukan yang dialami oleh orang tua telah menyita waktu mereka untuk
sekedar memperhatikan anak – anak mereka. Akhirnya karena merasa tidak diperhatikan,
maka ia mencari pelarian guna untuk mencari obat dalam kesepian hati dan jiwanya. Hal
inilah yang nantinya membawa remaja pada penyimpangan norma dan salahnya dalam
pelarian. Sebaiknya orang tua dapat menyisihkan sebagian waktu untuk dapat
berkumpulbersama keluarga agar keharmonisan tampak dan secara langsung orang tua
dapat memberikan perhatian pada buah hatinya (remaja).
c. Konflik Keluarga.
Keluarga memang sangat rawan akan adanya konflik / permasalahan. Karena
keluarga adalah penyatuan antara karakter individu yang harus menjadi satu. Bila dalam
keluarga ada masalah hendaknya hal tersebut tidak berlarut hingga beberapa hari. Agar
anak tidak tertekan dan juga merekam kejadian – kejadian yang nantinya akan
menimbulkan bentuk pribadi remaja yang kurang baik.
2. Faktor Ekstren
2.1 Lingkungan
Dimana remaja bersosialisasi dengan orang lain. Ini dapat
Smemperngaruhinya tatkala remaja kurang mampu dalam membentengi diri dan
ia menerima begitu saja pengauh dalam lingkungan.
2.2 Teman Sepermainan
Bagi remaja memiliki banyak teman adalah suatu kebanggaan tersendiri. Inilah
yang seharusnya menjadi perhatian orang tua, jangan sampai remaja terisolasi
dengan pengaruh teman yang kurang baik.
BAB V
PENUTUP
Setelah kami menguraikan penelitian kami pada remaja SMAN maka selanjutnya
kami dapat menarik kesimpulan.
5.1 Kesimpulan
Kenakalan remaja harus menjadi perhatian serius kita semua dengan adanya beberapa
faktor tersebut, harapan kami kita dapat mengkaji satu persatu dan kemudian menjadikan
landasan bagi kita untuk mengambil sifat terbaik guna menanggulangi kenakalan remaja.
Terutama orang tua yang mana adalah salah satu faktor yang dominan.
5.2 Saran
Sebagai generasi penerus bangsa, remaja harus mendapatkan perhatian yang serius
dari kita semua agar kelak muncullah para generasi yang berkompeten dan dapat
membanggakan kita semua.
DATAR PUSTAKA
cipta