Professional Documents
Culture Documents
A. Pengantar
‘The higher you go as a leader, the easier you lead’ (John Maxwell)
B. Tujuan
Setelah sesi ini diharapkan peserta memiliki kompetensi untuk:
1. Mendefinisikan pengertian kepemimpinan
2. Menyebutkan teori kepemimpinan
3. Mengidentifikasi tipologi Kepemimpinan
Halaman 1 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
C. Materi
Pokok-pokok Materi:
1. Kepemimpinan
a.Pengertian kepimpinan
b.Teori kepemimpinan
c. Tipologi Kepemimpinan
d. Peran-peran pemimpin
2. Manajer
a. Pengertian manajer
b. Perbedaan pemimpin dan manajer
3. Pemimpin sekolah yang bermutu
a. Ciri-ciri pemimpin bermutu
b. Aktualisasi pemimpin bermutu
c. Kepala sekolah pemimpin dalam peningkatan mutu sekolah
4. Kemitraan sekolah dengan masyarakat
5. Peran Pemimpin Sekolah Dalam Kemitraan Masyarakat
6. Sekolah dan tanggung-jawab social
Halaman 2 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
I KEPEMIMPINAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:
Mitos-mitos Pemimpin
Ada 3 (tiga) mitos yang berkembang di masyarakat, yaitu mitos the Birthright, the
For All Seasons, dan the Intensity. Mitos the Birthright berpandangan bahwa
pemimpin itu dilahirkan bukan dihasilkan (dididik). Mitos ini berbahaya bagi
perkembangan regenerasi pemimpin karena yang dipandang pantas menjadi
pemimpin adalah orang yang memang dari sananya dilahirkan sebagai pemimpin,
sehingga yang bukan dilahirkan sebagai pemimpin tidak memiliki kesempatan
menjadi pemimpin
Mitos the For All Seasons berpandangan bahwa sekali orang itu menjadi
pemimpin selamanya dia akan menjadi pemimpin yang berhasil. Pada
kenyataannya keberhasilan seorang pemimpin pada satu situasi dan kondisi
tertentu belum tentu sama dengan situasi dan kondisi lainnya. Mitos the Intensity
berpandangan bahwa seorang pemimpin harus bisa bersikap tegas dan galak
karena pekerja itu pada dasarnya baru akan bekerja jika didorong dengan cara
yang keras. Pada kenyataannya kekerasan mempengaruhi peningkatan
produktivitas kerja hanya pada awal-awalnya saja, produktivitas seterusnya tidak
bisa dijamin. Kekerasan pada kenyataannya justru dapat menumbuhkan
keterpaksaan yang akan dapat menurunkan produktivitas kerja.
Atribut-atribut Pemimpin
Halaman 3 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Secara umum atribut personal atau karakter yang harus ada atau melekat pada
diri seorang pemimpin adalah:
B. TEORI KEPEMIMPINAN
Selama tiga dekade, dimulai pada permulaan tahun 1950-an, penelitian mengenai
perilaku pemimpin telah didominasi oleh suatu fokus pada sejumlah kecil aspek
dari perilaku. Kebanyakan studi mengenai perilaku kepemimpinan selama periode
tersebut menggunakan kuesioner untuk mengukur perilaku yang berorientasi pada
Halaman 4 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
tugas dan yang berorientasi pada hubungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk
melihat bagaimana perilaku tersebut dihubungkan dengan kriteria tentang
efektivitas kepemimpinan seperti kepuasan dan kinerja bawahan. Peneliti-peneliti
lainnya menggunakan eksperimen laboratorium atau lapangan untuk menyelidiki
bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja bawahan.
Jika kita cermati, satu-satunya penemuan yang konsisten dan agak kuat dari teori
perilaku ini adalah bahwa para pemimpin yang penuh perhatian mempunyai lebih
banyak bawahan yang puas.
ORIENTASI KPD
BAW AHAN
OT
bahwa hasil-hasil dapat diperoleh dengan usaha yang serius dan bahwa usaha
yang demikian akan berhasil, maka kemungkinan akan melakukan usaha tersebut.
Halaman 5 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Aspek-aspek situasi seperti sifat tugas, lingkungan kerja dan karakteristik pengikut
menentukan tingkat keberhasilan dari jenis perilaku kepemimpinan untuk
memperbaiki kepuasan dan usaha para pengikut.
Halaman 6 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Beberapa teori atribusi yang hingga saat ini masih diakui oleh banyak orang yaitu:
Kepemimpinan Kharismatik
Karisma merupakan sebuah atribusi yang berasal dari proses interaktif antara
pemimpin dan para pengikut. Atribut-atribut karisma antara lain rasa percaya diri,
keyakinan yang kuat, sikap tenang, kemampuan berbicara dan yang lebih penting
adalah bahwa atribut-atribut dan visi pemimpin tersebut relevan dengan
kebutuhan para pengikut.
Halaman 7 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Kepemimpinan Transformasional
Hasil penelitian Bennis dan Nanus, Tichy dan Devanna telah memberikan suatu
kejelasan tentang cara pemimpin transformasional mengubah budaya dan
strategi-strategi sebuah organisasi. Pada umumnya, para pemimpin
transformasional memformulasikan sebuah visi, mengembangkan sebuah
komitmen terhadapnya, melaksanakan strategi-strategi untuk mencapai visi
tersebut, dan menanamkan nilai-nilai baru.
C. TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Kondisi sosio-psikologis adalah semua kondisi eksternal dan internal yang ada
pada saat pemunculan seorang pemimpin. Dari sisi kondisi sosio-psikologis
pemimpin dapat dikelompokkan menjadi pemimpin kelompok (leaders of crowds),
pemimpin siswa/mahasiswa (student leaders), pemimpin publik (public leaders),
dan pemimpin perempuan (women leaders). Masing-masing tipe pemimpin
tersebut masih bisa dibuat sub-tipenya. Sub-tipe pemimpin kelompok adalah:
crowd compeller, crowd exponent, dan crowd representative.
Halaman 8 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Tipe pemimpin yang lain adalah pemimpin perempuan, yang oleh masyarakat
dilekati 4 setereotip, yaitu sebagai: the earth mother, the manipulator, the
workaholic, dan the egalitarian.
Sensors - perceivers
Sensors - judgers
Intuitive - thinkers
Intuitive - feelers
Halaman 9 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Tipologi pemimpin berdasar fungsi, peran, dan perilaku pemimpin adalah tipologi
pemimpn yang disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam
kelompok. Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam
kelompok tipe berdasar fungsi, berdasar peran, dan berdasar perilaku yang
ditunjukkan oleh pemimpin. Berdasar perilakunya, tipe pemimpin dikelompokkan
dalam kelompok tipe pemimpin yang dikemukakan oleh: Cattell dan Stice; S.
Levine; Clarke; Komaki, Zlotnik dan Jensen. Berdasar fungsinya, tipe pemimpin
dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe pemimpin yang dikemukakan oleh:
Bales dan Slater; Roby; Shutz; Cattell; Bowes dan Seashore. Berdasar perannya,
tipe pemimpin dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe pemimpin yang
dikemukakan oleh: Benne dan Sheats; dan Mintzberg.
D. PERAN-PERAN PEMIMPIN
Sebuah visi adalah pernyataan yang secara relatif mendeskripsikan aspirasi atau
arahan untuk masa depan organisasi. Dengan kata lain sebuah pernyataan visi
harus dapat menarik perhatian tetapi tidak menimbulkan salah pemikiran. Agar visi
sesuai dengan tujuan organisasi di masa mendatang, para pemimpin harus
menyusun dan manafsirkan tujuan-tujuan bagi individu dan unit-unit kerja.
Halaman 10 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Ruang lingkup peran hubungan yang melekat pada pemimpin meliputi peran
pemimpin dalam pembentukan dan pembinaan tim-tim kerja; pengelolaan tata
kepegawaian yang berguna untuk pencapaian tujuan organisasi; pembukaan,
pembinaan dan pengendalian hubungan eksternal dan internal organisasi serta
perwakilan bagi organisasinya.
Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin
adalah peran membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan
cara memberikan pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk
penghargaan dan insentif. Penghargaan adalah bentuk pujian yang tidak
berbentuk uang, sementara insentif adalah pujian yang berbentuk uang atau
benda yang dapat kuantifikasi. Pemberian insentif hendaknya didasarkan pada
aturan yang sudah disepakati bersama dan transparan. Insentif akan efektif dalam
peningkatan semangat kerja jika diberikan secara tepat, artinya sesuai dengan
tingkat kebutuhan karyawan yang diberi insentif, dan disampaikan oleh pimpinan
tertinggi dalam organisasi , serta diberikan dalam suatu 'event' khusus.
Halaman 11 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki
kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika kita
selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi,
sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan
pemerintah, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang
sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan
upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala
sekolah. Anwar dan Amir (2000) mengemukakan bahwa: “ kepala sekolah sebagai
pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama
meningkatkan kompetensi profesional guru.” Perlu digarisbawahi bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan
penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan
kompetensi sebagaimana telah dipaparkan di atas.
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru
merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala
sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan
kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat
memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan
senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara
terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan efektif dan efisien.
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan
kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan
profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi
Halaman 12 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan
pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah seperti: MGMP/MGP
tingkat sekolah, in house training, diskusi profesional dan sebagainya. Dapat juga
melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah seperti: kesempatan
melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang
diselenggarakan pihak lain.
Halaman 13 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 14 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
E. GAYA KEPEMIMPINAN
Dengan didominasi oleh ketiga perilaku kepemimpinan tersebut, berarti gaya ini
diwarnai dengan usaha mewujudkan dan mengembangkan hubungan manusiawi
(human relationship) yang efektif, berdasarkan prinsip saling menghormati dan
menghargai antara yang satu dengan yang lain. Pemimpin memandang dan
menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek, yang memiliki
kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti dirinya juga. Kemauan, kehendak,
kemampuan, buah pikiran, pendapat, minat/perhatian, kreativitas, inisiatif, dan
lain-lain yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain selalu dihargai
dan disalurkan secara wajar.
Berdasarkan prinsip tersebut di atas, dalam gaya kepemimpinan ini selalu terlihat
usaha untuk memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. Proses kepemimpinan
diwujudkan dengan cara memberikan kesempatan yang luas bagi anggota
kelompok/organisasi untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Partisipasi itu
disesuaikan dengan posisi/jabatan masing-masing, di samping memperhatikan
pula tingkat dan jenis kemampuan setiap anggota kelompok/organisasi. Para
pemimpin pelaksana sebagai pembantu pucuk pimpinan, memperoleh pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab, yang sama atau seimbang pentingnya bagi
pencapaian tujuan bersama. Sedang bagi para anggota kesempatan berpartisipasi
dilaksanakan dan dikembangkan dalam berbagai kegiatan di lingkungan unit
masing-masing, dengan mendorong terwujudnya kerja sama, baik antara anggota
dalam satu maupun unit yang berbeda. Dengan demikian berarti setiap anggota
tidak saja diberi kesempatan untuk aktif, tetapi juga dibantu dalam
mengembangkan sikap dan kemampuannya memimpin. Kondisi itu
memungkinkan setiap orang siap untuk dipromosikan menduduki posisi/jabatan
pemimpin secara berjenjang, bilamana terjadi kekosongan karena pensiun,
pindah, meninggal dunia, atau sebab-sebab lain.
Halaman 15 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 16 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
a. Kepemimpinan Agitator
Halaman 17 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
II. MANAJER
A. Pengertian Manajer
Terdapat sejumlah perbedaan tugas antara pemimpin dan manajer didalam suatu
organisasi yang apapun bentuknya, dimana Pemimpin adalah orang yang
melakukan hal-hal yang benar (people who do the right thing) dan Manajer adalah
orang yang melakukan segala sesuatu secara benar (people who do things right).
Kepemimpinan bukan pada pencarian kesalahan dan kelengahan untuk
melakukan penghukuman tetapi untuk mengidentifikasi guna mengeliminir
penyebab kegagalan. Fokus Pemimpin adalah pada perbaikan sistem yang
dipimpinnya, sedangkan manajer adalah pada perolehan target hasil (Goal).
Halaman 18 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
KEPEMIMPINAN MANAJEMEN
Halaman 19 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Kelebihan dan Keunggulan Seorang Pemimpin Berbagai literatur dalam dan luar
negeri, yang kuno maupun yang mutakhir, yang tradisional maupun modern, yang
sederhana maupun yang canggih, mengajarkan kepada kita bahwa seorang
pemimpin harus selalu memiliki kelebihan dan keunggulan dari pada anggota
organisasinya / pengikutnya.
JohnMaxwell :
5 LEVEL KEPEMIMPINAN MENURUT JOHN C MAXWELL
Thehigher youg
Level 1: (Posisi)
the
anda miliki tidak ada hubungannya dengan job description anda. Berikut ini adalah
hal-hal yang harus anda lakukan agar anda bisa menempati level yang lebih baik
dalam kepemimpinan:
Pelajarilah dan pahamilah job description anda dengan baik
Pelajari dan pahami juga asal-usul dari organisasi yang anda pimpin
Halaman 20 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Pada level kepemimpinan ini anggota dalam organisasi menghormati anda bukan
hanya karena posisi anda dalam organisasi. Pada level ini anda bisa merasakan
sesuatu yang menyenangkan. Pada level ini juga bisa membuat anda menjadi
seorang pemimpin yang tidak mengenal istirahat dalam menjalankan pekerjaan
anda karena motiasi anda begitu tinggi. Berikut ini adalah beberapa langkah yang
harus diambil sebelum anda mencapai level yang lebih tinggi.
Peliharalah rasa dicintai dari anggota organisasi anda.
Level 3: (Produk/Hasil)
Pada level ini anggota organisasi menghormati/mentaati anda karena apa yang
sudah anda lakukan terhadap organisasi’. Kesuksesan yang dimaksud adalah
dirasakan oleh hampir semua anggota organisasi. Mereka menyukai tindakan
yang telah anda lakukan terhadap organisasi. Segala permasalahan dapat
dipecahkan dalam waktu yang singkat dan dengan usaha yang tepat. Berikut ini
adalah langkah-langkah yang harus anda lakukan dengan baik sebelum anda
melangkah ke level leadership berikutnya:
Berinisiatif dan berusaha bertanggungjawab atas kemajuan organisasi
Halaman 21 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Pada level ini anggota organisasi mengikuti/mentaati anda karena apa yang
telah anda perbuat terhadap mereka. Pada tahap ini juga terjadi
perkembangan yang sangat berarti pada organisasi anda. Komitmen
kepemimpinan anda terhadap organisasi menyebabkan kemajuan yang luar
biasa terhadap organsasi dan anggotanya. Apapun yang anda lakukan akan
selalu menimbulkan efek yang bagus terhadap organisasi. Berikut ini adalah
beberapa karakteristik yang harus anda lakukan untuk mencapai ke level yang
lebih tinggi:
Menyadari akan pentingnya orang-orang disekitar anda sebagai suatu
asset yang sangat berharga
Level 5: Kehormatan
Pada level ini orang akan mentaati anda karena sudah mengetahui siapa
sebenarnya anda dan prestasi anda selama ini. Level ini hanya bisa dimiliki
oleh seorang pemimpin yang telah berjuang sekian lama bersama-sama
Halaman 22 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Setiap orang adalah pemimpin karena setiap orang bisa mempengaruhi orang
lain dengan cara tersendiri. Tak semua orang bisa menjadi pemimpin yang
luar biasa, tetapi setiap orang bisa menjadi pemimpin yang lebih baik,
pertanyaannya sekarang adalah: “Apakah anda mau menjadi pemimpin yang
gagal ataukah anda ingin memperbaiki diri untuk menapaki level yang lebih
tinggi?
Halaman 23 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Habitat yang dapat dijadikan persemaian karakter pemimpin itu antara lain harus
dapat menumbuh suburkan dan mengembangkan perilaku dan sifat-sifat seperti :
1. Kesadaran diri sendiri (self awareness) jujur terhadap diri sendiri dan
terhadap oranglain, jujur terhadap kekuatan diri, kelemahan dan usaha
yang tulus untuk memperbaikinya.
2. Dasarnya seseorang pemimpin cenderung memperlakukan orang lain
dalam organisasi atas dasar persamaan derajad, tanpa harus menjilat
keatas, menyikut kesamping dan menindas ke bawah. Diingatkan oleh
Deepak Sethi agar pemimpin berempati terhadap bawahannya secara
tulus.
3. Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa
aman dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru
secara jujur, lugas dan penuh rasa hormat kepada pemimpinnya.
4. Bersikap transparan dan mampu menghormati pesaing ( lawan politik ) atau
musuh, dan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun
kondisi bisnis pada umumnya.
5. Memiliki kecerdasan, cermat dan tangguh sehingga mampu bekerja secara
professional keilmuan dalam jabatannya. Hasil pekerjaanya berguna bagi
dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
6. Memiliki rasa kehormatan diri (a sense of personal honour and personal
dignity) dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan mempunyai rasa
tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya. Tidak seperti saat ini para
pemimpin saling lempar ucapan pedas terhadap rekan sejawatnya yang
berbeda aliran politiknya.
7. Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat ” team work “, kreatif,
percaya diri, inovatif dan mobilitas.
Halaman 24 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 25 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Dalam setiap organisasi perlu ada “Pembaharu” atau Agent of Change yaitu orang
yang mampu melakukan perubahan dalam lingkungan organisasinya. Pada
dasarnya ketika Anda ditunjuk sebagai leader atau Pimpinan suatu organisasi,
maka bersama itu juga melekat tanggungjawab sebagai The Agent of Change.
Karena di tangan seorang Pimpinanlah terdapat kewenangan untuk mengambil
keputusan-keputusan penting kemana organisasi mau dibawa. Oleh karena itu
ketika seorang Pimpinan tidak mampu bertindak sebagai “Pembaharu” atau Agent
of change, maka dia sebenarnya bukanlah seorang pimpinan yang layak disebut
sebagai leader .
Seorang “pembaharu” lebih dekat kearah karakteristik risk taker, karena setiap
perubahan mengandung resiko kegagalan atau penolakan dari bawahan (mungkin
juga atasan dan rekan selevel). Adanya resiko kegagalan menyebabkan lebih
banyak pimpinan yang mengambil sikap sebagai safety player, karena kegagalan
dapat berdampak terhadap perkembangan karir nya.
Halaman 26 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Oleh karena itu adanya The agent of Change dalam setiap organisasi sangat
diperlukan, karena dia lah yang akan membawa perubahan terhadap
organisasinya (sekolah). Perubahan dapat dilakukan secara incremental
(evolusioner) atau secara radikal ( revolusioner). Tentunya perubahan bukanlah
asal berubah, tapi tujuannya menghasilkan kinerja organisasi (sekolah) yang lebih
baik. Meskipun tidak ada rumus yang mujarab untuk mengelola setiap perubahan,
Allan R Cohen menyatakan ada 10 langkah yang dapat dipedomani dalam
mengelola perubahan:
Pertanyaannya seberapa siap Anda untuk memikul tugas itu? Sebagai gambaran,
sejarah menunjukkan bahwa dunia hanya milik orang pemberani. Tugas
pembaharu menuntut keberanian. Seorang Pembaharu harus siap menghadapi
adanya penolakan atau bahkan pengucilan terhadap dirinya.
Halaman 27 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Tugas seorang pembaharu memang berat dan kadang harus kesepian. Oleh
karena itu seorang pembaharu bukan milik orang yang berhati lemah. Dia harus
memiliki kepekaan seperti seorang pekerja sosial, wawasan seorang psikolog,
stamina pelari marathon, keteguhan seperti anjing buldog, ketahanan diri seorang
pertapa, dan kesabaran seorang suci. Siapkah Anda?
Halaman 28 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Seorang kepala sekolah yang baik adalah seorang pemimpin yang bersifat
instruksional yang membantu guru untuk menciptakan bagaimana cara
terbaik siswa belajar. Pemberian keleluasaan kepada guru untuk
menentukan cara terbaik sehingga proses belajar menjadi sangat berarti.
Nilai-nilai: Kepercayaan, keleluasaan.
Kepala sekolah yang baik akan selalu menyertakan peran keluarga dalam
komunitas sekolah sehingga orang tua merasa dielaborasi dalam setiap
program persekolahan. Hubungan yang dekat antara kepala sekolah dan
orang tua siswa ini terjadi setiap saat dan bersifat terbuka dengan cara
kunjungan langsung kepala sekolah ke rumah-rumah orang tua siswa
sehingga tercipta keharmonisan diantara mereka.
Halaman 29 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
g. Mengembangkan Kepemimpinan
Kepala sekolah yang baik akan selalu melibatkan anak buahnya dalam
menggapai misi sekolah. Dia tidak pernah berfikir bahwa dia bisa
melakukannya sendiri. Guru merasa bahwa dirinya akan selalu ingin
menjadi guru yang lebih baik dari hari ke hari karena dorongan dari kepala
sekolahnya.
Halaman 30 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Tugas pokok hubungan sekolah dengan masyarakat dalam pendidikan antara lain
Halaman 31 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 32 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Dan ketika hubungan sekolah dengan masyarakat ini dapat berjalan harmonis dan
dinamis dengan sifat pedagogis, sosiologis dan produktif, maka diharapkan
tercapai tujuan utama yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara
produktif, efektif, efisien dan berhasil sehingga menghasilkan out-put yang
berkualitas secara inteletual, spritual dan sosial.
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih
termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha
untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan
budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila
kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu
disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka
mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan
tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang setiap
pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-
waktu hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-
psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan (modifikasi dari pemikiran E.
Mulayasa (2003) tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator)
Halaman 33 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Mandiri secara ekonomi berarti bahwa seseorang yang mengaku dirinya dewasa
maka ia sudah memiliki kemampuan untuk menghidupi dirinya sendiri, membiayai
kehidupannya atas dasar usahanya sendiri, bukan karena meminta atau disokong
(support) oleh orang lain. Usaha sendiri bukan berartri tidak boleh bekerja pada
orang lain.Dengan demikian berarti pendidikan dapat pula dipandang sebagai
suatu lembaga yang melakukan kegiatan dalam rangka mendewasakan manusia
melakukan berbagai aktivitas mendidik dalam wujud pemberian pengalaman-
pengalaman belajar, berlatih dan melakukan berbagai kegiatan kepada semua
peserta didik (manusia yang belum dewasa). Pengalaman-pengalaman yang
diperoleh melalui kegiatan-kegiatan pendidikan adalah merupakan gejala yang
Halaman 34 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
bersifat universal dari suatu masyarakat. Isi dan corak dari pengalaman-
pengalaman pendidikan tersebut sangat bervariasi sesuai dengan situasi dan
kondisi masyarakat yang memiliki latar belakang budaya, nilai, keyakinan, filosofi
yang berbeda. Sifat-sifat universal dari pengalaman-pengalaman pendidikan dapat
memberikan kontribusi pengembangan masyarakat dan kebutuhan bagi semua
masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai warisan budayanya, dan
menanamkan terhadap generasi muda nilai-nilai luhur budaya, cita-cita,
kebiasaan-kebiasaan, dan standar perilaku dari budaya masyarakatnya.
Pendidikan sebagai suatu wahana untuk mendewasakan manusia lainnya
dilakukan dalam suatu proses. Proses dimana anak belajar mengenal cara hidup
dan berperilaku, kebiasaan-kebiasaan serta nilai-nilai budaya masyarakat yang
disebut sebagai proses enkulturasi. Pada waktu yang sama semua anggota
masyarakat harus belajar bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakatnya. Suatu proses dimana
generasi muda belajar terhadap nilai-nilai atau kebiasaan-kebiasaan baru tersebut
disebut alkulturasi. Dua proses enkulturasi dan alkulturasi tersebut berjalan
seiring, berkesinambungan dan saling pengaruh mempengaruhi, sampai pada
akhirnya masyarakat merasa memiliki kemantapan nilai-nilai tertentu yang
diyakininya sebagai nilai yang dapat membawa kebaikan bagi kehidupannya.
Semua orang di dalam masyarakat harus mengadaptasi pola-pola perilaku dan
sistem nilai serta cara berfikir yang sudah mantap. Akan tetapi dalam
kenyataannya sistem nilai, pola perilaku dan cara-cara berfikir tersebut juga
mengalami perubahan, seiring dengan perubahan budaya baik sebagai akibat
masuknya budaya lain maupun sebagai akibat kemajuan budaya masyarakat
setempat akibat proses pendidikan itu sendiri. Kegagalan seseorang individu yang
berada dalam suatu lingkungan untuk mengadaptasi nilai-nilai baru yang tumbuh
dan berkembang di lingkungannya dapat mengakibatkan resiko konflik dan
mungkin stagnasi, bahkan seseorang dapat terisolasi dari lingkungan masyarakat
dimana dia berada apabila dia gagal dalam mengadaptasi diri. Oleh karena itu
pendidikan berfungsi pula untuk mempersiapkan peserta didik kemampuan
penyesuaian diri dengan lingkungannya. Sehingga sekolah secara kelembagaan
tidak dapat dipisahkan dengan lingkungannya dalam pembentukan anak secara
utuh.
Halaman 35 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
istilah edukasi dan sosialisasi. Edukasi sering dihubungkan dengan belajar dalam
sekolah formal, sedang sosialisasi dianggap suatu konsep yang memiliki makna
yang lebih luas, yaitu meliputi segala hal yang berhubungan dengan upaya belajar
untuk menyesuaikan dan mengadopsi nilai-nilai baru. Meskipun sebenarnya
edukasi dan sosialisasi keduanya bermuara pada tujuan akhir pendewasaan
seseorang. Adakalanya seseorang dapat beradaptasi terhadap nilai baru sebagai
akibat dari keikutsertaannya dalam pencarian informasi melalui sosialisasi.
Dengan demikian sosialisasi pada dasarnya merupakan salah satu cara dalam
proses edukasi.Tumbuh dan berkembangnya budaya masyarakat dapat terbentuk
melalui kedua proses tersebut, yaitu proses sosialisasi dan edukasi, walau proses-
proses tersebut tidak dapat diabstraksikan dari cakupan budaya dan struktur
sosial, agaknya aspek-aspek tersebut dapat dimengerti sebagai bagian dari aspek
kebudayaan.
Halaman 36 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 37 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Kepentingan tersebut di atas tidak perlu dianggap sebagai asumsi yang harus
dipertentangkan, akan tetapi harus ditempatkan di dalam suatu kontinum, yang
akan memberi kesempatan kepada pengambil kebijakan, untuk mengambil
pilihan-pilihan yang diinginkan, atas pertimbangan-pertimbangan situasi, tempat
dan kepentingan tertentu.Dari uraian-uraian tersebut di atas, nampak bahwa
pembicaraan tentang persekolahan tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan
tentang masyarakatnya, sebab sekolah diciptakan sebagai lembaga yang
berperan dalam mengembangkan masyarakat kearah kemajuan, berkualitas dan
sejahtera. Oleh sebab itu sangat tepat kalau tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar
Dewantara menyatakan bahwa pendidikan itu berpusat pada tiga lembaga yaitu :
keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lembaga tersebut merupakan satu
kesatuan yang utuh dalam proses pembentukan masyarakat yang berkualitas
Halaman 38 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
sangat rasional. Dengan kata lain terjadinya perubahan terhadap suatu keputusan
yang telah diambil seseorang atas dasar pemikiran yang matang juga berarti suatu
kematapan dalam keputusan.Kestabilan dalam pandangan hidup berarti bahwa
dengan kesadaran dan keyakinan seseorang telah menganut suatu pandangan
hidup/keagamaan tertentu secara utuh dengan tidak mudah tergoyahkan oleh
factor apapun.Kestabilan dalam nilai-nilai yaitu segala perbuatan/perilaku dan
sikapnya selalu didasarkan kepada nilai-nilai kehidupan/kemasyarakatan serta
nilai-nilai dalam berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK,SD, SMP, SMA, SMK
& SLB, Jakarta : BP. Cipta Karya
Mary E. Dilworth & David G. Imig. Professional Teacher Development and the
Reform Agenda. ERIC Digest. 1995. . (Accessed 31 Oct 2002 ).
Halaman 39 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Suyanto dan Djihad Hisyam. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan Indonesia
Memasuki Millenium III. Yogyakarta : Adi Cita.
Halaman 40 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Lampiran 1:
LEMBAR KERJA
LEMBAR KERJA 1
The higher you go as a leader, the easier you lead (John Maxwell)
Lembar Kerja 3
Kegiatan belanja, dua anggota kelompok menunggu kesimpulan yang
telah ditempelkan untuk memberikan penjelasan kepada pengunjung
(anggota kelompok lainnya) serta mencatat masukan yang diberikan
oleh pengunjung uuntuk kesempurnaan pendapat kelompoknya.
Anggota kelompok lainnya keliling melihat tayangan kesimpulan
masing masing kelompok untuk menanyakan hal–hal yang kurang
jelas, serta menambahkan hal hal yang dianggap perlu.
Setelah waktu saling mengunjungi habis anggota kelompok kembali
kekelompok asal untuk memperbaiki tayangan sesuai dengan masukan
pengunjung untuk dipresentasikan kepada seluruh peserta pelatihan.
Lembar Kerja 4
Setiap kelompok menyajikan tayangan yang mendapat masukan dari
pengunjung topik yang dperoleh .
Setelah diperoleh kesepakatan dari seluruh peserta pelatihan, bacalah
ringkasan materi serta perhatikan tayangkan pointer pointer materi
yang diberikan oleh fasilitator untuk dicocokan dengan kesimpulan
Lembar
yang telah diperoleh dalam diskusi Kerja
kelas. 4
Pada akhir penayangan setiap kelompok melaporkan apakah
kesimpulan yang dperoleh dari diskusi kelas sebelumnya cocok atau
tidak dengan materi yang diberikan oleh fasilitator.
Apabila ada hal yang tidak cocok laknjutkan dengan diskusi
berikutnya yang dipimpin oleh kelompok yang mendapatkan topik
tesebut.
Halaman 41 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Lembar Kerja 5
Setelah diskusi berakhir secara perorangan tulislah learning log yang
merupakan resume seluruh topik yang telah didiskusikan serta refleksi
terhadap tugas keseharian anda sebagai kepala sekolah sebanyak kurang lebih
200 kata
Lembar Kerja 6
Halaman 42 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 43 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 44 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 45 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 46 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 47 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 48 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 49 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 50 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 51 dari 52
Paket Pelatihan School Leadership
Halaman 52 dari 52