You are on page 1of 24

DRAMA

XI IA 6
KELOMPOK VI
• Muhamad Ryan Nurfadzril
• Muhammad Rizki Nugraha
• Nadia Darunnajah
• Putri Widya Webrianti Widodo
• Raden Miranty Anggraeni
• Rani Nurwanti
Pengertian Drama
• Drama berasal dari bahasa Yunani “draomai"
yang berarti berbuat.
• Sedangkan drama dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pengertian drama adalah
komposisi syair atau prosa yang diharapkan
dapat menggambarkan kehidupan dan
watak pelaku melalui tingkah laku atau
dialog yang dipentaskan.
• Dramatik adalah jenis karangan yang
dipertunjukkan dalam suatu tingkah laku,
mimik dan perbuatan.
• Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di
mana sandi adalah rahasia dan wara adalah
pelajaran.
Drama menurut masanya

1. Drama Baru / Drama Modern


Drama baru adalah drama yang memiliki
tujuan untuk memberikan pendidikan
kepada mesyarakat yang umumnya
bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2. Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang
umumnya menceritakan tentang
kesaktian, kehidupan istanan atau
kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian
luar biasa, dan lain sebagainya.
Berdasarkan Isi Kandungan Cerita
1. Drama Komedi 7. Pantomim
Drama komedi adalah drama yang lucu dan Pantomim adalah drama yang
menggelitik penuh keceriaan.
2. Drama Tragedi
ditampilkan dalam bentuk gerakan
Drama tragedi adalah drama yang tubuh atau bahasa isyarat tanpa
ceritanya sedih penuh kemalangan. pembicaraan.
3. Drama Tragedi Komedi 8. Tablau
Drama tragedi-komedi adalah drama yang Tablau adalah drama yang mirip
ada sedih dan ada lucunya.
4. Opera
pantomim yang dibarengi oleh
Opera adalah drama yang mengandung gerak-gerik anggota tubuh dan
musik dan nyanyian. mimik wajah pelakunya.
5. Lelucon / Dagelan 9. Passie
Lelucon adalah drama yang lakonnya Passie adalah drama yang
selalu bertingkah pola jenaka merangsang
gelak tawa penonton. mengandung unsur agama /
6. Operet / Operette relijius.
Operet adalah opera yang ceritanya lebih 10. Wayang
pendek
Wayang adalah drama yang
pemain dramanya adalah boneka
wayang. Dan lain sebagainya.
Unsur Intrinsik Naskah Drama
• Tema : Ide pokok yang menjiwai drama
Tema Utama adalah tema secara keseluruhan yang menjadi
landasan dari lakon drama, sedangkan
• Tema tambahan merupakan tema-tema lain yang terdapat
dalam drama yang mendukung tema utama.
• Alur : Jalan cerita
• Amanat : Pesan yang hendak disampaikan pengarang
• Latar : Tempat, waktu dan suasana terjadinya drama
• Perwatakan : Karakter yang ditampilkan tokoh dalam drama
• Konflik : Masalah yang diceritakan dalam drama.
Konflik Eksternal
Konflik Internal
Unsur-unsur Dalam Pementasan Drama

Sutradara : Orang yang bertanggung jawab atas nilai artistik


pementasan
Penonton : Penikmat Drama
Teknisi : Orang yang bertanggung jawab atas tempat
pementasan dan segala perlengkapan
Kostum : Pakaian yang dikenakan pelaku dalam drama
Tata Rias : Bagian dari pementasan drama yang berfungsi
untuk menonjolkan karakter pemeran
Tata Cahaya : Bagian dari pementasan yang berfungsi
menambah cahaya atau penerangn sesuai yang dibutuhkan
dalam pementasan
Tata Panggung:Bagian dari pementasan yang berfungsi
mengatur tempat pementasan
Tema Drama
• Tema drama adalah gagasan atau ide
pokok yang melandasi suatu lakon drama.
Pembagian Tokoh
• Berdasarkan perannya
• Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam
pementasan drama Tokoh utama setidaknya ditandai oleh empat
• (1) paling sering muncul dalam setiap adegan,
• (2) menjadi sentral atau pusat perhatian tokoh-tokoh yang lain,
• (3) kejadian-kejadian yang melibatkan tokoh lain selalu dapat
dihubungkan dengan peran tokoh utama, dan
• (4) dialog-dialog yang dilibatkan tokoh-tokoh lain selalu berkaitan
dengan peran tokoh utama.
• tokoh pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan
untuk mendukung jalan cerita dan memiliki kaitan dengan tokoh
utama.
Dari segi perwatakannya
•Tokoh berkembang adalah tokoh yang mengalami perkembangan
selama pertunjukan. Misalnya, tokoh yang awalnya seorang yang baik,
namun pada akhirnya menjadi seorang yang jahat.
•Tokoh pembantu adalah tokoh yang diperbantukan untuk menjelaskan
tokoh lain. Tokoh pembantu merupakan minor character yang berfungsi
sebagai pembantu saja atau tokoh yang memerankan suatu bagian
penting dalam drama, namun fungsi utamanya tetap sebagai tokoh
pembantu.
•Tokoh statis adalah tokoh yang tidak mengalami perubahan karakter
dari awal hingga akhir dalam dalam suatu drama. Misalnya, seorang
tokoh yang berkarakter jahat dari awal drama akan tetap bersifat jahat di
akhir drama.
•Tokoh serba bisa adalah tokoh yang dapat berperan sebagai tokoh lain
(all round). Misalnya, tokoh yang berperan sebagai seorang raja, namun
ia juga berperan sebagai seorang pengemis untuk mengetahui
kehidupan rakyatnya.
Konflik
• . Konflik eksternal adalah konflik yang
terjadi antara seorang tokoh dengan
lingkungan alamnya (konflik fisik) atau
dengan lingkungan manusia (konflik
sosial)..
• Konflik Internal adalah konflik yang
terjadi dalam diri atau jiwa tokoh.
Contoh Drama
• Suasana:
• Adegan terjadi malam hari di suatu ruangan (Bu As sedang membuka-buka brosur
wisata ke luar negeri)
• Pak Hanafi : (dalam hati) “Dasar orang miskin, bisanya cuma mimpi. Emangnya, kalau
sudah buka-buka brosur begitu. Lantas sudah merasa berada di luar negeri …?
• (Calon menantu duduk di samping Pak Hanafi)
• Calon menantu : “Ibu mau pergi ke mana untuk merayakan Tahun Baru?”
• Bu As : “Lha ini, aku sedang bingung. Pokoknya rahun ini aku harus keluar dari orbit
ibu-ibu kompleks sini.
• Sudah bosen merayakan Tahun Baru dengan mereka. Perayaan Tahun Barunya tidak
mengesankan.
• Hanya bakar sate, lantas apa lagi goreng singkong.
• Nggak berkesan!”
• Pak Hanafi : “Lha itu, Bu, untuk membeli kenangan alangkah mahalnya, harus pergi ke
hotel, atau tempat lain.
• Tabungan dikuras.”
• Bu As : “Yang penting puas. Pak. Bapak kok iri sama orang berduit?”
• Calon menantu : “Terus, Ibu mau ke mana?”
• Bu As : “Aku sedang bingung. Mau Tahun Baru ke Prancis, di sana sedang ada
pemogokan. Transportasi lumpuh.
• Masak, pergi ke Prancis cuma mendekam di rumah Saudara. Kan, nggak enak. Mau
nengok famili di Kanada, di sana sedang musim dingin.”
Pak Hanafi : (mencibirkan bibirnya)
Calon menantu : “Kan, ada baju tebal.”
Bu As : “Bukan perkara baju tebal, tetapi rematikku ini, lho.
Bisa kambuh nanti.”
Calon menantu : “Ke Australia saja, Bu As. Di sana kan sedang musim panas.”
Bu As : “Ya, ngapain ke sana. Cuma melihat kanguru.
Sudah ada, tuh, di sini. Di kebun binatang. Kenapa mesti ke sana.”
Pak Hanafi : “Alasan rematik, alasan kanguru, orang tidak punya tabungan saja,
Ibu berlagak ….”
Bu As : “Siapa tahu ada yang mengongkosi ….”
Pak Hanafi : (agak marah) “Bu, di depan calon menantu jangan ngomong begitu,
nanti dikira nyindir ….”
Calon menantu : (sambil meringis) “Saya sudah kebal kok, Pak, oleh sindiran.
Saya memang orang yang benar-benar tidak punya.”
Bu As : (menjadi berang) “Bapak menuduh asal-asalan.
Memangnya aku minta diongkosi oleh menantu ….”
Pak Hanafi : “Yaa … misalnya, orang lain, mau Bu?”
Bu As : (Wajah berangnya kontan hilang, berubah terbelalak penuh harap). “Lho,
siapa, Pak, yang mau mengongkosi?”
Pak Hanafi : “Ada, mau?”
Bu As : (sambil melihat kesungguhan suaminya). “Ya, mau.”
Pak Hanafi : “Ibu loncat pagar saja di kedutaan!”
Calon menantu : (tertawa terbahak-bahak).
Bu As : (kebingungan) “Lho, bisa toh, Nak?”
Calon menantu : “Ya, bisa, Bu, tetapi itu namanya minta suaka politik.”
Pak Hanafi : “Ya, nggak apa-apa, Bu. Ibu bilang saja pada orang kedutaan, sudah
bosan tinggal di Indonesia. Punya suami sudah gaek, tidak bisa apa-apa. Di luar
negeri jadi gelandangan juga diberi uang, kok, Bu.”
Bu As : “Huu, menghina, jadi gelandangan …. nggak, nggak sudi yaa ….”
Tiba-tiba terdengar suara “bluk” di belakang rumah.
Bu As : “Lho, apa itu?”
Calon menantu lari ke belakang. Bu As dan Pak Hanafi menyusul. Di pojok
belakang ada sesosok lelaki terduduk. Kelihatannya habis loncat dari pagar dan
kakinya sedikit kesakitan.
Bu As : (teriak) “Maliiiiing!”
Purwoko : “Bu, saya bukan maling, tetapi tetangga di belakang rumah Ibu.”
Bu As : “Lho, Nak Purwoko ….”
Purwoko : “Iya, Bu ….”
Pak Hanafi : (mendekat). “Dik, ini bukan kedutaan. Jangan minta suaka di
sini. Apalah saya ini. Saya tidak permah melamar jadi duta besar, kok Adik
mencari suaka di rumah saya ….”
Purwoko : “Maaf, saya … ng … saya mau dibunuh istri saya ….”
Bu As : “(geleng kepala). “Wah, ini perkara perselingkuhan.
Pasti ini. Biarlah suami istri orang Inggris saja yang pada selingkuh. Kenapa
pada tiru-tiru.”
Pak Hanafi : (tertawa). “Perselingkuhan lagi nge-trend, kok, Bu.Menurut
ramalanku, tahun 1996, bakalan banyak perselingkuhan.”
Purwoko tidak menghiraukan ocehan-ocehan tersebut dan hendak
meninggalkan mereka, tetapi ….
Pak Hanafi : (sambil mengajak masuk ke dalam rumah). “Sudah, ditenangkan
dulu.”
Purwoko : “Saya ini, ‘kan orang kapal, Bu. Sering keliling dunia ….”
Pak Hanafi melirik Bu As.
Pak Hanafi : “Itu, Bu, kalau mau keliling dunia secara gratis, Ibu jadi orang
kapal saja ….”
Bu As : “Sembarangan. Orang kapal ….”
Purwoko : (menengah) “Saya sudah bosan jadi orang kapal.
Saya mau jadi orang daratan saja, Bu. Eee … istri saya malah marah. Katanya, di
daratan banyak pengangguran. Lantas ia memaksa saya untuk berlayar lagi,
tetapi saya tidak mau. Istri saya marah.
Lantas saya menuduh dia lebih senang saya tinggalkan. Biar bisa bersenang-
senang dengan lelaki lain ….”
Pak Hanafi : (sambil mengangkat tangan). “Lho, bukan saya.
Saya sudah tua, lho ….”
Purwoko : (tersenyum) “Terus dia marah dan bawa pisau dapur. Saya mau
ditusuk. Lantas saya lari.”
Calon Menantu : “Masak, tidak bisa dicegah sendiri. ‘Kan lelaki lebih kuat.”
Purwoko : “Saya menangkis dengan bantal dan guling sampai bantal dan guling
itu ‘bodol’, tetapi dia tetap saja mengamuk. Lantas saya lari.”
Pak Hanafi : “Wah, ini pertanda berita tentang pembunuhan pada tahun 1996
semakin banyak. Tabloid-tabloid tidak bakal kekurangan bahan. Baiklah, Nak
Purwoko di sini dulu. Saya mau tengok istri Nak Purwoko.
(sambil menepuk bahu calon menantu) “Ayo, temani Bapak ….”
Bu As : “Biar, aku saja ….”
Sumber: Nova, 17 Desember 1996
AKTING YANG BAIK

Dialog yang baik ialah dialog yang :


• terdengar (volume baik)
• jelas (artikulasi baik)
• dimengerti (lafal benar)
• menghayati (sesuai dengan
tuntutan/jiwa peran yang
ditentukan dalam naskah)
Gerak yang baik ialah gerak yang :
•terlihat (blocking baik)
•jelas (tidak ragu‑ragu,
meyakinkan)
•dimengerti (sesuai dengan hukum
gerak dalam kehidupan)
•menghayati (sesuai dengan
tuntutan/jiwa peran yang
ditentukan dalam naskah)
Hal-hal Penting dalam
memerankan drama
• · Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar
sampai jauh
• · Artikulasi yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku
kata terucap dengan jelas dan terang meskipun diucapkan dengan
cepat sekali. Jangan terjadi kata‑kata yang diucapkan menjadi
tumpang tindih.
• · Lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan
hukum pengucapan bahasa yang dipakai . Misalnya berani yang
berarti "tidak takut" harus diucapkan berani bukan ber‑ani.
• · Menghayati atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan
harus dapat menimbulkan kesan yang sesuai dengan tuntutan
peran dalam naskah
• · Blocking ialah penempatan pemain di panggung, diusahakan
antara pemain yang satu dengan yang lainnya tidak saling menutupi
sehingga penonton tidak dapat melihat pemain yang ditutupi.
• Pemain lebih baik terlihat sebagian besar bagian depan
tubuh daripada terlihat sebagian besar belakang tubuh.
Hal ini dapat diatur dengan patokan sebagai berikut :
• · Kalau berdiri menghadap ke kanan, maka kaki
kanan sebaiknya berada didepan.
• · Kalau berdiri menghadap ke kiri, maka kaki kiri
sebaiknya berada didepan.
• Harus diatur pula balance para pemain di panggung.
Jangan sampai seluruh pemain mengelompok di satu
tempat. Dalam hal mengatur balance, komposisinya:
• · Bagian kanan lebih berat daripada kiri
• · Bagian depan lebih berat daripada belakang
• · Yang tinggi lebih berat daripada yang rendah
• · Yang lebar lebih berat daripada yang sempit
• · Yang terang lebih berat daripada yang gelap
• · Menghadap lebih berat daripada yang
membelakangi
Komposisi yang baik
• 1. Jelas, tidak ragu‑ragu, meyakinkan, mempunyai pengertian
bahwa gerak yang dilakukan jangan setengah‑setengah bahkan
jangan sampai berlebihan. Kalau ragu‑ragu terkesan kaku
sedangkan kalau berlebihan terkesan over acting
• 2. Dimengerti, berarti apa yang kita wujudkan dalam bentuk
gerak tidak menyimpang dari hukum gerak dalam kehidupan.
Misalnya bila mengangkat barang yang berat dengan tangan kanan,
maka tubuh kita akan miring ke kiri, dsb.
• 3. Menghayati berarti gerak‑gerak anggota tubuh maupun gerak
wajah harus sesuai tuntutan peran dalam naskah, termasuk pula
bentuk dan usia.
Produser dan Sutradara
• Didalam suatu pementasan drama, pengelola
dan penanggung jawab seluruh kegiatan
pementasan disebut “produser”, sedangkan
yang bertanggung jawab atas nilai artistik
pementasan disebut “sutradara”.
• Tugas utama sutradara adalah menata gerak
para aktor dan aktris. Ia juga harus bekerja
sama dengan berbagai pihak yagn terlibat,
seperti penata panggung, penata cahaya
(lampu), dan penata bunyi (musik).
Istilah-istilah dalam Drama

Prolog Emosi
Penghayatan
Dialog
Blocking
Adegan Plot
Babak Business
Evilog Movement
Gestures
Dramatik Person Guide
Gerak Teatrikal
Gerak Nonteatrikal
Daftar Pustaka
• http://bin-redaksi.blogspot.com/2008/05/arti-definisi-pengertian-drama-dan
• http://nandorotten.multiply.com/journal/item/1/Drama_sebagai_Seni
_Pertunjukan
• Ditulis dalam Drama, Edi Sutardi. Tag: d, Drama.
Leave a Comment »
• http://sendratasik.wordpress.com/2008/12/05/pengertian-drama-
dan-teknik-penulisan-naskah-drama/
• http://id.wikipedia.org/wiki/Protagonis
• http://vigneteoridrama.multiply.com/journal/item/6
• http://dahlanforum.wordpress.com/2009/08/18/contoh-naskah-
drama/

You might also like