You are on page 1of 11

KETERAMPILAN MENGAJAR SEORANG GURU

TUGAS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Media Pembelajaran Tata Niaga/ Manajemen Bisnis

Oleh:

Fitri Kusumadewi (0807067)

JURUSAN PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS


PROGRAM PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2009
 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru
Dalam memberikan pengertian tentang keterampilan mengajar guru, maka dalam hal
ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa
ahli keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
Menurut Alvin W Howard, mengajar adalah suatu aktivitas untuk memberi,
menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan,mengubah atau mengembangkan
ide (cita-cita).
Menurut Warni Rasyidin mengemukakan bahwa mengajar adalah keterlibatan guru
dan siswa dalam interaksi proses belajar mengajar. Guru sebagai koordinator
menyusun,mengorganisasi dan mengatur situasi belajar.
Menurut AG Soejono mengajar adalah usaha guru memimpin muridnya keperubahan
situasi dalam arti kemajuan dalam proses perkembangan intelek pada khususnya dan
proses perkembangan jiwa, sikap, pribadi serta keterampilan pada umumnya.
Berdasarkan dengan pengertian diatas maka dapat dipahami bahwa mengajar adalah
usaha yang dilaksanakan oleh guru melalui bahan pengajaran yang diarahkan kepada
siswa agar dapat membawa perubahan baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Keterampilan mengajar guru adalah kecakapan atau kemampuan guru dalam
menyajikan materi pelajaran. Dengan demikian seorang guru harus mempunyai persiapan
mengajar antara lain, guru harus menguasai bahan pengajaran mampu memilih metode
yang tepat dan penguasaan kelas yang baik.

 Keterampilan Dasar Mengajar


Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin
menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai sumbstansi
bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan
keterampilan penunjang untuk keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar.
Sari dari keterampilan dasar mengajar ini diambil dari berbagai sumber dimana
bahan ini digunakan untuk para mahasiswa yang melakukan praktek mengajar di sekolah
sebelum dia bekerja sepenuhnya sebagai seorang guru.
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola
tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar ini.
Keterampilan dasar mengajar ini adalah merupakan panduan pengajaran mikro dengan
menggunakan perangkat Sydney Micro Skills (1973).
Keterampilan Dasar Mengajar ini adalah :
1. Keterampilan Bertanya
2. Keterampilan Memberi Penguatan
3. Keterampilan Mengadakan variasi
4. Keterampilan Menjelaskan
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
6. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
7. Keterampilan Mengelola Kelas
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

1. Keterampilan Bertanya
Dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari
guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban yang diajukan.
Pada kenyataannya di lapangan banyak para guru yang tidak menguasai teknik-teknik
dalam memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga banyak pertanyaan tersebut hanya
bersifat knowledge saja artinya kebanyakan hanya mengandalkan ingatan.
Pengertian dan Rasional keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi
untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir. Pertanyaan yang
diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut respon siswa.
Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan tersebut adalah:
a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
b. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
c. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
d. Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
f. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
g. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
h. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.

Komponen-komponennya yaitu:
1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas
2) Pemberian Acuan
3) Pemusatan
4) Pemindahan Giliran
5) Penyebaran
6) Pemberian waktu berfikir
7) Pemberian Tuntunan

2. Keterampilan Memberi Penguatan


Penguatan adalah suatu respon terhadap suatu tingkah laku dan penampilan siswa.
Penguatan adalah suatu respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang dapat
menimbulkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Komponen-komponen dalam keterampilan memberi penguatan adalah:
1) Penguatan Verbal; penguatan ini dapat dinyatakan dalam 2 bentuk yaitu kata atau
kalimat.
2) Penguatan Non Verbal; bisa berupa mimik atau gerakan badan, mendekati,
memberi sentuhan atau memberi kegiatan yang menyenangkan, berupa symbol
atau benda maupun penguatan tak penuh sepert “yah, jawabanmu sudah baik
tetapi masih perlu disempurnakan”.

3. Keterampilan Mengadakan Variasi


Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksud sebagai proses perubahan dalam
pengajaran yang dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu; variasi dalam gaya
mengajar, variasi dalam menggunakan alat dan media pembelajaran dan variasi dalam
pola interaksi dalam kelas.
Komponennya adalah:
a. Variasi dalam Gaya Mengajar:
1) Penggunaan variasi suara
2) Pemusatan perhatian
3) Kesenyapan
4) Mengadakan kontak pandang
5) Gerakan badan dan mimik
6) Pergantian posisi guru dalam kelas
b. Penggunaan Media dan Bahan Pelajaran
1) Variasi alat/ bahan yang dapat dilihat
2) Variasi alat yang dapat didengar
3) Variasi alat yang dapat diraba dan dimanipulasi
c. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa.

4. Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara
sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, antara sebab akibat, yang
diketahui dan yang belum diketahui.
Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan
a. Merencanakan:
1) Isi pesan (materi)
2) Penerima pesan (siswa)
b. Menyajikan suatu penjelasan
1) Kejelasan
2) Penggunaan contoh dan ilustrasi
3) Pemberian tekanan
4) Balikan

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


A. Membuka Pelajaran
Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya
seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru
di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak
berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran. Dalam tahap ini, yang perlu
dilakukan terlebih dahulu adalah menetapkan sikap dan minat yang benar di antara
anggota kelas.
1. Hubungan dengan Kelas
Ada banyak hal yang masih memikat perhatian murid di luar ruangan kelasnya. Hal
tersebut dapat membuat murid tidak memerhatikan pelajaran yang disampaikan. Untuk
mengatasi hal ini, guru dapat menetapkan titik hubungan antara murid dan pelajaran yang
disampaikan. Pembukaan pelajaran harus sesuai dengan minat dan kebutuhan murid.
Guru juga harus dapat membangkitkan minat belajar sampai murid dapat memusatkan
perhatian mereka kepada pelajaran. Pembukaan pelajaran dengan metode yang terbaik
pun tidak akan ada manfaatnya jika tidak mampu membawa murid untuk memusatkan
perhatian mereka kepada pelajaran.
Berikut ini beberapa cara yang dapat membangkitkan minat dan perhatian murid saat
guru mulai mengajarkan pelajarannya.
a. Berita-berita terkini
Berita terkini yang sedang marak dibicarakan atau sedang menjadi perhatian dalam
masyarakat dapat dipakai untuk mendapatkan minat murid. Murid-murid kelas besar
biasanya membaca surat kabar, majalah, mendengarkan radio, dan menonton televisi.
Mereka memunyai perhatian pada banyak hal. Guru bisa mendapatkan berita-berita terkini
melalui media-media tersebut. Untuk murid- murid kelas kecil, mereka biasa menanggapi
kejadian-kejadian yang berkaitan dengan sekolah atau permainan mereka. Guru yang sangat
mengetahui aktivitas murid-muridnya sepanjang minggu itu pasti tidak akan menemukan
kesulitan dalam hal ini. Adapun informasi tersebut dapat berupa kegiatan murid sepanjang
minggu yang bisa diperoleh dengan menanyakannya pada murid.
b. Cerita-cerita dan lukisan
Sebuah cerita yang diceritakan dengan metode yang baik akan membangkitkan dan
mempertahankan minat murid terhadap pelajaran yang sedang disampaikan. Sebuah gambar
atau benda bisa sangat menarik perhatian anak. Lukisan dari kehidupan sehari-hari
merupakan pilihan yang baik untuk menarik minat dan menanamkan sebuah kebenaran
kepada mereka.

c. Laporan tentang tugas-tugas


Umumnya, manusia lebih tertarik dengan aktivitasnya sendiri. Oleh karena itu, usahakan
untuk membahas pekerjaan rumah murid di awal pelajaran. Kegiatan tersebut bisa
menambah semangat murid untuk memulai pelajaran. Selain itu, dengan membahas
tugas-tugas yang sudah murid kerjakan di rumah, perhatian kelas dapat diarahkan kepada
makna dan pentingnya belajar sendiri. Jangan lupa untuk menyatakan penghargaan atas
usaha murid-murid yang telah belajar di rumah.
d. Persoalan yang diandaikan
Persoalan atau pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dalam pelajaran hendaknya
merupakan hal-hal yang biasa terjadi dalam kehidupan murid. Misalnya, “Apa yang akan
kaukatakan seandainya ada orang yang bertanya mengapa engkau pergi ke masjid?” atau
“Apa yang kau lakukan seandainya kamu disalahkan atas perbuatan yang tidak kamu
lakukan?” Persoalan harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga mengarah pada
pelajaran yang akan disampaikan.
e. Pemakaian alat peraga
Sebuah gambar, peta, benda, atau alat peraga yang lain dapat digunakan secara efektif
untuk menumbuhkan minat murid terhadap pelajaran.
2. Menghubungkan Pelajaran
Saran-saran berikut ini merupakan cara-cara yang efektif untuk mengenalkan sebuah
pelajaran.
a. Hubungkan pelajaran dengan pelajaran-pelajaran sebelumnya
Setiap pelajaran baru yang diajarkan merupakan bagian dari kurikulum yang sudah
ditetapkan. Pelajaran itu harus dihubungkan dengan pelajaran-pelajaran lain agar menarik
perhatian murid dan menajamkan pengertian mereka terhadap rangkaian pelajaran
tersebut. Pelajaran dalam pertemuan sebelumnya harus diulang untuk dihubungkan
dengan pelajaran yang baru. Hal ini juga dapat menolong murid untuk mengetahui
hubungan antara pelajaran- pelajaran yang telah disampaikan dengan isi Alkitab. Metode
untuk menghubungkan pelajaran yang sekarang dengan pelajaran sebelumnya harus
divariasikan. Seorang guru tidak akan kehilangan waktu mengajarnya bila mengulang
pelajaran sebelumnya. Jika seorang guru memunyai waktu 35 menit untuk mengajar,
gunakan waktu lima menit pertama untuk menetapkan titik hubungan.
b. Umumkan pokok pelajaran secara wajar
Tidak perlu mengumumkan pokok pelajaran secara resmi. Yang penting adalah
bagaimana kita dapat menyajikannya dengan lebih menarik, tetapi penuh dengan
keterangan. Penyampaian pokok pelajaran harus menarik minat murid seperti halnya
penyampaian pokok berita dalam sebuah surat kabar.
c. Nyatakan sasaran dan tujuan pelajaran
Banyak pendapat mengenai penyampaian sasaran dan tujuan pelajaran kepada murid.
Ada yang berpendapat, sebaiknya hal tersebut disampaikan di akhir pelajaran. Ada juga
yang berpendapat untuk menyampaikannya di awal pelajaran. Tidak semua pelajaran
harus dilakukan dengan cara yang sama. Jika pelajaran tersebut, misalnya mengenai
larangan minuman keras, penginjilan, atau pelajaran khusus tentang perayaan hari-hari
tertentu, lebih baik sasaran dan tujuan disampaikan di awal pelajaran.
d. Garis besar harus jelas
Menyampaikan pokok pikiran atau garis besar pelajaran untuk menarik perhatian
sangatlah penting. Penyampaian ini seperti halnya penyampaian tajuk rencana dalam
sebuah surat kabar yang dapat menarik minat para pembaca untuk melihat lebih lanjut
tulisan-tulisan dalam surat kabar tersebut. Garis besar pelajaran bisa disampaikan dengan
lengkap atau hanya ringkasannya saja.
B. Menguraikan Pelajaran
Setelah memperkenalkan pelajaran, guru harus mengajarkan pelajaran sesuai dengan
rencana yang telah disiapkan. Mutu persiapan dapat terlihat pada waktu pengajaran itu
disampaikan. Satu hal yang perlu diingat, jika tidak ada murid yang belajar dari
pengajaran tersebut, itu berarti guru belum mengajarkan pelajaran itu. Evaluasi yang
terbaik bukanlah apa yang dikatakan guru, tetapi apa yang dipelajari oleh murid.
1. Merangsang Pikiran
Mengajukan pertanyaan merupakan metode yang efektif untuk merangsang pikiran
murid. Pancing murid untuk memikirkan sedalam mungkin setiap uraian yang
disampaikan oleh guru. Pengujian murid secara teratur bisa menjaga perhatian murid
untuk tetap tajam sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana murid mendapat manfaat
dari pelajaran itu.
Satu cara untuk menuntun pikiran adalah dengan menerapkan pola pemikiran yang
deduktif. Pola ini dimulai dengan guru menyebutkan satu prinsip atau pernyataan umum
yang diikuti sejumlah lukisan atau ilustrasi. Kemudian libatkan murid dengan meminta
mereka mencari contoh-contoh selanjutnya dari kehidupan mereka sendiri.
2. Doronglah Pengungkapan
Selain dirangsang untuk berpikir, murid juga perlu didorong untuk mengungkapkan
pikirannya. Doronglah murid dengan menolong mereka mengemukakan penafsiran dan
pengertiannya sendiri mengenai pelajaran itu. Cara yang terbaik untuk melaksanakan hal
ini ialah dengan metode pengajaran induktif. Mula-mula guru mendapat bantuan murid
untuk mengumpulkan fakta atau ilustrasi yang ada hubungannya dengan pelajaran.
Sebagai hasilnya, murid-murid akan dapat menemukan hukum- hukum, prinsip-prinsip
umum, atau tujuan pelajaran itu sendiri. Pengetahuan atau pengalaman murid-murid
dapat dipakai untuk mencapai prinsip ini.
3. Menerapkan Kebenaran
Guru perlu membimbing murid-muridnya dalam keadaan khusus di mana murid harus
mempraktikkan prinsip-prinsip iman Kristen mereka. Hal ini bisa membawa pertumbuhan
rohani yang baik bagi murid. Guru yang terus-menerus menitikberatkan penerapan maupun
pengetahuan yang diperoleh murid dapat membawa murid-muridnya belajar dan menerapkan
pelajaran itu pada pilihan, tingkah laku, tindakan, sikap, dan keseluruhan hidup rohani
mereka.
C. Menutup Pelajaran
Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik
mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan suatu penutup yang tidak tergesa-gesa
dan juga dengan doa sekitar tiga sampai lima menit.
1. Merangkum Pelajaran
Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah
disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau
penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan
selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Misalnya,
kebenaran- kebenaran yang penting dalam pelajaran, pelajaran praktis yang telah
diajarkan, penerapan akhir yang harus dibuat, Kristus dinyatakan sebagai Juru Selamat
orang berdosa, atau bagaimana pelajaran dapat dilakukan di rumah, sekolah, atau saat
beraktivitas.
2. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya
Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana
pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan
berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka.
Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu
depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam
pelajaran mendatang.
a. Bangkitkan minat
Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat.
Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau
pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu
mereka. Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita bersambung,
yang membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya. Dengan cara yang sama, guru
dapat mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang “berklimaks” sehingga seluruh kelas
menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak sabar.
b. Memberikan tugas
Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama, bahkan sebelum pelajaran dimulai.
Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan
mempengaruhi minat dan semangat para anggota kelas.

6. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok adalah merupakah salah satu strategi yang memungkinkan siswa
menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang
memberi kesempatan berfikir, berinteraksi sosial serta berlatih bersikap positif.
Komponen Keterampilan:
1) Memusatkan perhatian
2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat
3) Menganalisa pandangan siswa
4) Meningkatkan urunan siswa
5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6) Menutup diskusi

a. Ketrampilan Mengelola Kelas


Mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan pada kondisi belajar yang
optimal.
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yang optimal Meliputi:
1) Menunjukkan sikap tanggap
2) Membagi perhatian
3) Memusatkan perhatian kelompok
4) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
5) Menegur
6) Memberi penguatan
b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal
meliputi:
1) Modifikasi tingkah laku
2) Pengelolaan kelompok
3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah

7. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan


Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab dapat terjadi antara guru-siswa,
maupun antara siswa dan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan.
Komponen Keterampilan:
1) Keterampilan untuk mengadakan pendekatan secara pribadi
2) Keterampilan Mengorganisasikan
3) Keterampilan Membimbing dan memudahkan belajar siswa
4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar

You might also like