Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Maka mulai diperkenalkan dan dibuat manajemen risiko dalam kerangka kerja
departemen kesehatan di Inggris, diberlakukan untuk seluruh trust dan board
yang menjadi afiliasinya. Selanjutnya disadari bahwa tidak hanya
penanggulangan risiko saja yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan masyarakatnya. Perlunya evaluasi berkelanjutan,
fokus pada kepentingan pasien, dan komponen-komponen lain membentuk
sebuah kerangka kerja baru yang disebut clinical governance. Manajemen risiko
merupakan salah satu pilar penerapan clinical governance dalam institusi
pelayanan kesehatan.
Risiko yang dicegah dalam pengelolaan manajemen risiko berupa risiko klinis dan
non klinis sifatnya. Risiko klinis adalah seluruh risiko yang dapat dikaitkan
langsung dengan layanan medis, maupun layanan lain yang dialami pasien
selama dalam institusi kesehatan. Seperti manajemen farmasi, masuk dan keluar
rawat inap, kontrol infeksi, kecukupan jumlah perawat yang melayani, dan
sebagainya. Sementara risiko non medis ada yang berupa risiko bagi organisasi,
maupun risiko finansial. Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung
dengan komunikasi, produk layanan, proteksi data, sistem informasi dan semua
risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organsisasi. Risiko dalam
segi finansial tentunya yang dapat menganggu kontrol finansial yang efektif,
termasuk sistem yang harusnya dapat menyediakan pencatatan akuntasi yang
baik.3
Tujuan
Kegiatan pelayan kesehatan adalah suatu aktivitas berisiko tinggi, baik untuk
pengguna yaitu pasien maupun bagi penyedia layanan. Sehingga peran
manajemen risiko sangat penting dan esesial dalam sebuah institusi layanan
kesehatan.
Bila kita lihat contoh-contoh kebijakan manajemen risiko dari Negara lain
bunyinya sangat bervariasi, namun memiliki beberap prinsip yang terikat dalam
benang merah “menciptakan lingkungan yang aman”. Aman disini artinya sangat
luas, aman bagi organisasi dari masalah hukum dan finansial; aman bagi pasien
dari kesalahan medis dan fasilitas fisik kurang baik; aman bagi karyawan dapat
bekerja dengan tenang dan mau melaporkan setiap insiden karena yakin tidak
akan disalahkan.
Ada beberapa istilah yang terkait dengan insiden dan risiko. Kegagalan aktif
(active failures) adalah perilaku berisiko yang dilakukan oleh ujung tombak
6 ARC. NHSQI Scotland. Risk Management Report.2004
7 NHS Ambulance service trust. Risk Management Strategy.2007
8 Owles & Karim. Vulnerablity & Risk Assesment in the environment of care.2006
9 Steele. An introduction to risk management. 2001.
10 How do I asses or analyse risk?. www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk
Page 6
organisasi, dalam waktu singkat, spontan dan sulit diprediksi. Berlawanan
dengan sebelumnya, kondisi laten adalah kondisi dimana risiko berkembang
seiring waktu, bila bertemu faktor lain atau kegagalan aktif dapat membuahkan
insiden. Sering berupa rutinitas lama yang dapat diidentifikasi dan dihilangkan
9
sebelum menimbulkan dampak buruk.
Bila proses manajemen risiko dapat terlaksana disetiap unit manajer dapat
mengantisipasi situasi sebelum terjadi kecelakaan. Analisis proaktif terhadap
data insiden dapat mengurangi risiko, yaitu menganalisa apa saja yang potensial
menimbulkan kesalahan. Juga membantu identifikasi biaya yang diperlukan
9
melakukan sesuatu dengan benar dan biaya yang keluar bila terjadi kesalahan.
Apa yang terjadi bila terlanjur terjadi sebuah insiden? Harus segera
mengumpulkan data-data untuk membuat pencatatan kronologis yang akurat.
Selanjutnya dianalisa insiden yang terjadi memiliki kecenderungan dampak
kemana. Selain pengumpulan data, pelaporan juga harus up to date dan
sesegera mungkin. Hal ini akan menyediakan peringatan awal dari kemungkinan
tuntutan hukum. Hal ini termasuk dalam tindakan mengontrol risiko dan
meminimalisir risiko.9
Manajer berperan untuk memastikan bahwa proses diatas berjalan disetiap area.
Adanya metode reaktif untuk pelaporan insiden, komplain dan klaim serta
metode proaktif seperti survey kepuasan pelanggan, inspeksi kepatuhan dari
laporan, dan lain-lain dapat membantu manajer mengidentifikasi risiko pada
pelayanan primer.3
2. Menelusuri siapa dan apa yang dapat dirugikan serta bagaimana caranya
Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko
tersebut bila benar terjadi. Dampak terhadap produk layanan maupun
pencapaian tujuan organisasi. Standar Australia menyebutkan bahwa risiko =
dampak x kemungkinan terjadi. Hal inilah yang menelurkan matriks analisa
6 ARC. NHSQI Scotland. Risk Management Report.2004
7 NHS Ambulance service trust. Risk Management Strategy.2007
8 Owles & Karim. Vulnerablity & Risk Assesment in the environment of care.2006
9 Steele. An introduction to risk management. 2001.
10 How do I asses or analyse risk?. www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk
Page 8
risiko. Risiko yang dampaknya signifikan mendapat prioritas tinggi adalah risiko
yang sangat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Semua risiko yang
termasuk kategori ini harus mendapat perhatian utama dari direktur atau board
of trust dan dibuat rencana tindak lanjutnya. Risiko yang dampaknya medium-
rendah akan dikumpulkan menjadi sebuah register oleh manajer risiko bekerja
sama dengan kepala-kepala departemen untuk pembuatan rencana tindak
3
lanjutnya dan pengawasan.
Kesimpulan
Saran
1. J Manth, A Gatherer. Editorials: Managing Clinical Risks. BMJ vol 308. Juni
1994. Disitasi dari www.bmj.com tanggal 22 Februari 2009.
2. NHS QI Scotland. Clinical Governance & Risk Management: Achieving safe,
effective, patient-fokused care and service. 2005. Disitasi dari
www.nhshealthquality.org tanggal 22 februari 2009.
3. Bury Primary Care Trust. Risk management policy & strategy. 2007.
Disitasi dari www.burypct.nhs.uk tanggal 22 februari 2009.
4. Clinical governance into practice. Disitasi dari www.nhs.org tanggal 22
februari 2009.
5. Kerringan, Helen. NHS direct: Corporate Risk management and Policy.
Desember 2008. Disitasi dari www.nhsdirect.nhs.uk tanggal 22 februari
2009.
6. ARC. NHS QI Scotland- Risk management report. Agustus 2004. Disitasi
dari www.nhs.scot.org tanggal 22 februari 2009.
7. NHS ambulance service trust. Risk management strategy. 2007. Disitasi
dari www.nhs.org.
8. Owles Jr, Robert E. Karim H Vellani. Vulnerability and risk assessment in
the environment of care. 2006. Disitasi dari www.jcaho.org tanggal 22
februari 2009.
9. Steele, chris. An introduction to clinical risk management. 2001.disitasi
dari www.optometry.co.uk tanggal 22 februari 2009.
10.Educational resources clinical governance. How do I asses or analyse risk.
Disitasi dari www.clinicalgovernance.scot.nhs.uk tanggal 22 februari 2009.