Professional Documents
Culture Documents
Mendiskripsikan interaksi social sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat
Interaksi Sosial
− Proses interaksi social
− Sarat terjadinya interaksi sosial
− Bentuk-bentuk interaksi sosial
− Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
Nilai dan Norma Sosial
− Jenis-jenis nilai dan norma sosial
− Fungsi nilai dan norma sosial
− Keteraturan dan tertip
A. Interaksi Sosial
1. Proses Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan k e l o m p o k
d e n g a n k e l o m p o k . S u a t u hubungan sosial dikatakan interaksi sosial
jika terdapat dua syarat yang harus terpenuhi, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
Terjadinya interaksi sosial bermula dari individu melakukan tindakan
sosial terhadap orang lain. Tindakan sosial merupakan perbuatan-perbuatan yang
ditunjukkan atau dipengaruhi orang lain untuk maksud serfs t u j u a n t e r t e n t u .
S e m u a t i n d a k a n s o s i a l melahirkan aksi dari seorang individu dan
menimbulkan reaksi dari individu lain. Karena adanya sifat pengaruh
mernengaruhi satu sama lain, maka tindakan ini menyebabkan, hu bu n g an
s os ia l. J i ka h ub un ga n s o s i al tersebut berlangsung secara timbal balik
maka akan menyebabkan terjadinya interaksi sosial.
2. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial terjadi apabila terpenuhi dua syarat, yaitu:
a. Kontak sosial, yaitu hubungan sosial antara individu satu dengan
individu lain yang bersifat langsung, seperti dengan s en tu h a n ,
p er ca ka pa n m au pu n t at ap muka
b. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada
orang lain yang dilakukan secara langsung maupun d e n g a n s l a t b a n t u
a g a r o r a n g l a i n memberikan tanggapan atau tindakan tertentu.
3. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk yaitu yang mengarah
pads penyatuan (asosiatif) dan yang mengarah pads pemisahan
(disosiatif).
a. Asosiatif
1) Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama terbentuk karena orango r a n g m e n y a d a r i b a h w a
mereka m e m p u n y a i k e p e n t i n g a n kepentingan yang
s a m a d a n kemudian sepakat untuk''be''kerja s a m a d a l a m . , -
mencapai tujuan bersama. Sehubungan dengan
p e l a k s a n a a n n y a , t e r d a p a t e m p a t bentuk kerja sama, yaitu:
a) Bargaining (tawar-menawar) yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai
p e r t u k a r a n b a r a n g d a n j a s a antara dua organisasi atau lebih.
b ) C o o p t a t i o n ( k o o p t a s i ) y a i t u proses penerimaan unsur-unsur
b a r n o l e h p e m i m p i n a t a u organis as i s ebagai salah satu
cars untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam organisasi.
c) Coalition, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih
dengan tujuan yang sama.
d) Joint-Venture (usaha patungan) y a i t u k e r j a s a m a , d a l a m
p e n g u s a h a a n p r o y e k - p r o y e k tertentu.
2 ) Akomodasi ( A c c o m o d a t i o n )
A k o m o d a s i merupakan suatu proses penyesuaian antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok den gan
kelompok guns mengurangi, mencegah, atau mengatasi
k e t e g a n g a n d a n k e k a c a u a n , " P r o s e s a k o m o d a s i , dibedakan
menjadi beberapa bentuk a n t a r a l a i n p e m a k s a a n ( c o e r s i o n ) ,
kompromi (compromise), penggunaan jasa perantara (media-
tion), penggunaan jasa penengah (arbitrase), peradilan
(adjudication), toleransi, dan stalemate:
3) Asimilasi (Assimilation)
Proses asimilasi menunjuk'?suatu proses yang ditandai
adanya ;usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara
beberapa orang atau kelompok serta usaha menyamakan sikap,
mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama.
b. Disosiatif
1) persaingan (competition) yang ditandai dengan adanya perlombaan atau
persaingan untuk mengejar suatu nilai tertentu.
2) Pertikaian (conflict) yaitu proses interaksi sosial yang ditandai dengan
adanya persaingan dengan cara menyingkirkan bahkan memusnahkan pihak
satu terhadap pihak yang lain.
4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Interaksi Sosial
a. Sugesti
Proses sugesti diartikan sebagai suatu proses pemberian pandangan
atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu
sehingga pandangan atau pengaruh tersebut diikuti tanpa berpikir
panjang.
b. Imitasi
Imitasi pada hakikatnya adalah proses belajar seseorang dengan cara
meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Melalui proses imitasi seseorang
dapat mempelajari nilai dan norma dalam masyarakat. Namun, dapat pula
menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku.
c. Identifikasi
Proses identifikasi berawal dari rasa kekaguman seseorang kepada tokoh
idolanya. Kekaguman tersebut mendorong seseorang untuk menjadikan dirinya
sama atau identik dengan tokoh tersebut.
d. Simpati
Sekilas simpati tampak sama dengan identifikasi karena menuntun
seseorang untuk memosisikan diri pada keadaan orang lain. Hanya saja, dalam
simpati faktor perasaan memegang peranan utama..
e. Motivasi
Motivasi dalam suatu interaksi sosial merupakan dorongan yang
mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan
rasionalistis. Motivasi dalam diri seseorang dapat muncul disebabkan faktor atau
pengaruh dari orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain.
f. Empati
Dalam hal ini, rasa empati merupakan rasa haru ketika seseorang melihat
orang lain mengalami sesuatu yang menarik perhatian. Empati merupakan
kelanjutan rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa
simpatinya.
B. Nilai dan Norma Sosial
1. Nilai Sosial
Nilai dalam arti sosiologi merupakan sesuatu yang dianggap balk dan
diharapkan oleh masyarakat. Nilai sosial dalam masyarakat bersumber
pada tiga hal yaitu dari Tuhan, masyarakat, dan individu.
a. Tolok Ukur Nilai Sosial
Tolok ukur nilai sosial ditentukan dari kegunaan nilai tersebut. Jika
berguna dipertahankan, jika tidak akan terbuang seiring dengan berjalannya
waktu.
b. Jenis-Jenis Nilai Sosial
Menurut Prof. Notonegoro, nilai sosial dikelompokkan menjadi tiga
macam yaitu:
1) Nilai material, merupakan nilai yang muncul karena mated yang terdapat
dalam sebuah bends.
2) Nilai vital, merupakan nilai yang muncul karena days kegunaannya.
3) Nilai kerohanian, bersifat abstrak yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
spiritual meliputi nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai kebaikan, dan nilai
religius.
Selain itu, apabila dilihat dari segi orientasinya menurut Dyde Kluckhonn,
terdapat lima nilai mendasar dalam kehidupan manusia, yaitu:
1) Nilai mengenai hakikat hidup,
2) Nilai mengenai hakikat karya,
3) Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan sesame,
4) Nilai mengenai hubungan manusia dengan slam,
5) Nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu.
Berdasarkan fungsinya, nilai dapat dikelompokkan menjadi due bentuk,
yaitu nilai integratif dan disintegratif.
1) Nilai integratif adalah nilai-nilai yang akan memberikan tuntutan atau
mengarahkan seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mencapai cite-
cite bersama.
2) Nilai disintegratif adalah nilai-nilai sosial yang berlaku hanya untuk
sekelompok orang di wilayah tertentu. Jadi, sifat nilai disintegratif adalah
lokal dan sangat etnosentris.
2. Jenis-Jenis Norma Sosial
Norma sosial merupakan petunjuk hidup bermasyarakat yang
berisi larangan dan perintah, untuk tercapainya suatu nilai dalam
masyarakat. Norma sosial terdiri etas beberapa jenis, yaitu:
a. Norma Cara (Usage)
Norma ini lebih menunjuk pads suatu perbuatan di dalam hubungan antar
individu. Norma cara mempunyai days ikat yang sangat lemah di antara norma-
norma lainnya. Penyimpangan terhadap norma ini tidak mengakibatkan hukuman
yang beret tetapi hanya sekadar ejekan; celaan, dan cemoohan.
b. Norma Kebiasaan (Folkways)
Norma ini mempunyai kekuatan mengikat lebih tinggi daripada norma
cara. Terbentuknya norma kebiasaan berawal dari perbuatan yang diulang-ulang
dalam bentuk yang same hingga terbentuklah suatu kebiasaan. Pengulangan
tindakan dalam hal ini membuktikan bahwa perbuatan itu dianggap baik.
c. Adat Istiadat (Custom)
Norma ini berasal dari aturan nenek moyang yang diwariskan secara
turuntemurun. Oleh karenanya, norma edat istiadat merupakan tata kelakuan
yang telah mendarah daging dan berakar kuat dalam masyarakat serta memiliki
kekuatan yang mengikat. Pelanggaran terhadap norma akan dikenai sanksi yang
keras baik langsung maupun tidak langsung.
d. Norma Tata Kelakuan (Mores)
Dalam masyarakat, norma ini digunakan sebagai alat pengawas tingkah
laku yang diyakini sebagai norma pengatur. Jadi, tata kelakuan merupakan alat
agar pars anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan tata
kelakuan tersebut. Pads umumnya, tata kelakuan diwujudkan dalam kebiasaan-
kebiasaan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat.
e. Norma Agama
Norma agama merupakan wahyu langsung dari Tuhan dan biasanya
tertulis dalam kitab suci. Dalam norma ini tidak terdapat sanksi tegas bagi
pelanggarnya. Hanya orang-orang beragama yang percaya bahwa bagi
pelanggarnya akan mendapat hukuman di akhirat. Norma agama lebih
menekankan pads kepatuhan masing-masing individu terhadap agamanya.
f. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan merupakan suatu aturan yang berasal dari hati nurani
individu mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Norma kesusilaan
berkaitan erat dengan keyakinan seseorang terhadap agamanya. Bagi pelanggar
norma ini biasanya mengalami pertentangan dalam dirinya sendiri.
g. Norma Adat
Norma adat merupakan kebiasaankebiasaan yang telah menyatu dengan
tata kehidupan masyarakat serta mengandung nilai-nilai ritual yang diyakini.
h. Norma Kesopanan\
Norma kesopanan merupakan aturan yang mengajarkan agar seseorang
bersikap sopan terhadap orang lain sebagai anggota masyarakat.
i. Norma Hukum
Norma hukum merupakan aturanaturan baik tertulis maupun tidak tertulis
yang dibuat oleh pemerintah. Norma hukum mengatur, melarang, serta memaksa
orang untuk berperilaku sesuai dengan yang diterapkan oleh hukum dan undang-
undang. Norma ini berfungsi untuk menertibkan kehidupan sosial.
3. Fungsi Nilai dan Norma
a. Sebagai Petunjuk Arah dalam Bersikap dan Bertindak
Hal ini berarti nilai dan norma telah melekat pads diri individu atau
masyarakat sebagai suatu petunjuk perilaku yang diyakini kebenarannya.
b. Sebagai Pemandu dan Pengontrol bagi Sikap dan Tindakan Manusia
Melalui nilai dan norma, setiap individu dapat mengetahui mana yang
benar dan mana yang salah. Dengan acuan ini pula sikap dan tindakan manusia
dapat dikontrol, apakah sudah sesuai atau telah menyimpang dari nilai.
c. Sebagai Pendorong Sikap dan Tindakan Manusia
Nilai dan norma sosial dapat pula berfungsi sebagai alai pendorong (moti-
vator) seseorang untuk bertingkah laku sesuai dengan nilai. Selain itu, mampu
pula menuntun orang untuk bersikap balk. Hal ini disebabkan nilai sosial yang
balk memunculkan harapan dalam diri seseorang.
d. Sebagai Benteng Perlindungan bagi Keberadaan Masyarakat
Adanya nilai dan norma dalam suatu tatanan pergaulan merupakan
pelindung terhadap perilaku-perilaku yang menyimpang. Terutama bagi pihak-
pihak yang lemah. Tanpa adanya nilai dan norma dalam masyarakat, terkadang
kepentingan-kepentingan pihak lemah akan dirampas secara paksa oleh pihak-
pihak yang kuat.
e. Sebagai Alat Pemersatu Anggota Masyarakat
Dengan adanya nilai clan norma yang sama dalam suatu masyarakat, maka
antara satu anggota dengan anggota yang lain mempunyai hubungan yang erat.
Hal ini berarti, semakin kuat pemahaman dan penghayatan nilai sosial oleh pars
anggotanya, semakin kuat pula ikatan dalam suatu kelompok.
4. Keteraturan dan Tertib Sosial
Keteraturan sosial adalah suatu keadaan di mana hubungan-
hubungan sosial berlangsung dengan selaras, serasi, clan harmonis
menurut nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku. Artinya, setiap
individu ataupun kolektif dapat memenuhi kebutuhan masingmasing
tanpa adanya pihak yang dirugikan.
Terciptanya keteraturan sosial memerlukan tiga persyaratan yang
mendasar, yaitu adanya kesadaran warga masyarakat akan pentingnya
menciptakan keteraturan, adanya norma sosial yang sesuai dengan
kebutuhan Berta peradaban manusia dan adanya aparat penegak hukum
yang konsisten dalam menjaiankan tugas fungsi dari kewenangannya.
Bentuk konkret dari keteraturan sosial adalah adanya keselarasan yang
diwujudkan dalam kerja sama antaranggota masyarakat. Apabila
keteraturan dapat tercipta, maka masyarakat akan mampu mencapai
tertib sosial.
A. Sosialisasi
Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar yang dilakukan oleh
seseorang (individu) untuk berbuat atau bertingkah laku berdasarkan
patokan yang terdapat dan diakui dalam masyarakat. Melalui proses ini
seseorang kemudian mengadopsi kebiasaan, sikap, dan ide-ide orang lain
kemudian seseorang mempercayai dan mengakui sebagai milik pribadi.
1. Proses Sosialisasi
Proses penyesuaian diri terhadap masyarakat dalam sosiologi dinamakan
proses sosialisasi, Melalui proses ini; secara l a m b a t l a w n k e p r i b a d i a n s e s e o r a n g
terbentuk.
Terjadinya sosialisasi dapat melalui conditioning, interaksi dan komunikasi. Dalam
proses conditioning, keadaan lingkungan individu berperan penting dalam
proses s o s i a l i s a s i . K e a d a a n l i n g k u n g a n menyebabkan individu
mengaktualisasi dirinya untuk memperoleh sikap dan pola t i n g k a h l a k u y a n g
s e s u a i d e n g a n masyarakat. Sosialisasi dapat pula terjadi melalui interaksi dan
komunikasi. Melalui interaksi dan komunikasi, seseorang memperoleh
pengalaman-pengalaman hidup, kebiasaan-kebiasaan yang menjadi bekal
pergaulan di masyarakat lugs.
0. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Proses Sosialisasi
Menurut F.G. Robins, terdapat lima faktor y a n g memengaruhi
p e r k e m b a n g a n k e p r i b a d i a n m a n u s i a s e b a g a i h a s i l sosialisasi. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
−sifat dasar,
- lingkungan prenatal;
−perbedaan perorangan,
- lingkungan, dan 5) motivasi.
3, Bentuk-Bentuk Sosialisasi
a) Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer terjadi pads anak berusia di bawah lima tahun. Pads saat
sosialisasi primer, seseorang akan dapat mengenal lingkungan terdekatn ya,
misalnya ibu, bapak, kakak, adik, paman, bibi, nenek, kakek, teman sebaya,
tetangganya, dan bahkan dirinya sendiri. Dengan demikian, proses sosialisasi primer
adalah proses sosialisasi di lingkungan keluarga.
b) Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder terjadi setelah sosialisasi primer berlangsung. Sosialisasi ini
berlangsung di luar keluarga. Dalam proses sosialisasi sekunder, anak akan mendapat
berbagai pengalaman yang berbeda dengan keluarga. Jika dalam sosialisasi
primer yang berperan adalah orang tua dan keluarga dekatnya, maka dalam
sosialisasi sekunder yang berperan a d a l a h o r a n g l a i n s e p e r t i t e m a n
sepermainan, teman sekolah, dan teman sebaya.
4. Media Sosialisasi
a)Keluarga
Dalam keluarga, seorang anak akan mengenal bapak, ibu, kakak, bibi, paman,
tetangga, teman sebayanya bahkan mengenal dirinya sendiri sehingga is dapat
membedakan dirinya dengan orang lain. Oleh karenanya; pemeran utama dalam
proses sosialisasi dalam media ini adalah orang tua.
b)Sekolah
Terdapat dua fungsi penting sekolah dalam proses sosialisasi, yaitu
- M e m b e r i k a n p e n g e t a h u a n , d a n keterampilan yang diperlukan untuk
mengembangkan days intelektual, agar sis wa dapat- hidup layak dalam
masyarakat.
−Membentuk kepribadian siswa agar
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-
norma yang ads dalam masyarakat.
c) Kelompok pergaulan
Kelompok ini menjadi penting dalam
sosialisasi karena dalam kelompok seperti anak atau remaja dapat
mempelajari bagaimana berinteraksi dengan orang lain tanpa pengawasan
langsung dari orang tea
d)Media Massa
Media massa merupakan slat sosialisasi yang penting karena dapat membantu
memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Media massa dapat pula
dipergunakan untuk mempengaruhi bahkan mengubah pendapat umum
B. Sosialisasi sebagai Pembentuk Kepribadian
Kepribadian seseorang diperoleh karena adanya proses sosialisasi di
mana individu belajar dari lingkungan sosial sedikit demi sedikit. 1. Faktor-Faktor
Pembentuk Kepribadian
Perbedaan kepribadian terjadi karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-
faktor tersebut enters lain:
a)Warisan Biologis
Warisan biologis biasanya berupa bawaan dari ayah, ibu, nenek, clan kakek.
Pengaruh ini tampak pads inteligensi clan kematangan fisik.
seperti ciri-ciri fisik, tingkat IQ, bakat seseorang, clan sifat-sifat khas yang
diturunkan oleh orang tuanya.
b)Lingkungan slam
Perbedaan iklim, topografi, dan c u m b e r d a y s s l a m m e n y e b a b k a n
manusia harus menyesuaikan diri terhadap slam.
c)Lingkungan sosial
Kelompok tempat bergabung seperti lingkungan keluarga, sekolah, kerja, clan
m a s y a r a k a t l u a s , j u g s d a p a t memengaruhi kepribadian seseorang. Hal
ini disebabkan setiap kelompok mempunyai nilai clan norma yang
disosialisasi secara terus-menerus oleh anggotanya. Oleh karenanya, sebagian
beset kepribadian seseorang
dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.
2 Tahap-Tahap Terbentuknya Kepribadian George Herbert Mead menyatakan
bahwa pengembangan diri atau kepribadian seseorang berlangsung melalui beberapa tahap
sebagai berikut.
a) Imitation Stage (Tahap Peniruan)
Tahap ini merupakan, tahap permulaan di mana seorang bayi menanggapi
orang lain hanya sebagai bentuk imitasi atau peniruan. Mereka mengikuti perilaku-
perilaku tertentu tanpa mengetahui maksud perilaku tersebut.
b) Play Stage (Tahap Bermain)
Pada tahap ini, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orang yang
berada di sekitarnya.
C) Game Stage (Tahap Bermain Peran) Pada tahap ini, seorang anak mengetahui peran
y a n g h a r u s i s j a l a n k a n b a h k a n mengetahui peran yang harus dijalankan oleh
orang lain.
d) Generalized Others (Tahap 11mu Lainnya)
Pada tahap ini, seorang anak telah mampu mengambil peranan yang ads di dalam
masyarakat. la mampu berinteraksi d e n g a n o r a n g l a i n k a r e n a t e l a h
memahami peranannya sendiri setts peran orang lain yang menjadi mitre
interaksinya.
3. Sosialisasi Nilai dan Norma dalam Pembentukan Kepribadian
Sosialisasi berperan dalam membentuk k e p r i b a d i a n s e s e o r a n g . J i k a p r o s e s
sosialisasi berlangsung dengan baik, maka akan baik pula kepribadian seseorang.
Sebaliknya, jika sosialisasi berlangsung k u r a n g b a i k , m a k a k u r a n g b a i k
p u l a kepribadian seseorang. Dengan demikian, proses pembentukan kepribadian dimulai
dari proses sosialisasi baik di lingkungan keluarga, teman sepermainan, lingkungan
sosial, lingkungan kerja, maupun lingkungan masyarakat luas.
Kepribadian seseorang dipengaruhi nilai clan norma sosial kebudayaan yang
berlaku di lingkungan sekitar. Nilai clan norma sosial y a n g b e r l a k u d a l a m
m a s y a r a k a t diperkenalkan kepada generasi selanjutnya melalui proses sosialisasi.
Melalui proses sosialisasi ini, masyarakat dapat mewariskan nilai clan norma sosial
budaya kepada generasi selanjutnya. Dengan usaha ini, maka nilai clan norma sosial
budaya tersebut akan menjadi lestari karena terns dipatuhi oleh masyarakat dari waktu ke
waktu.
Kebudayaan merupakan pole-pole tindakan yang Bering diulang-ulang
yang akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan-kebiasaan yang melekat dalam diri
masyarakat, diperkenalkan clan dipelajari oleh individu-individu secara terus-
menerus. D a l a m p r o s e s y a n g p a n j a n g i n i l a h , kepribadian terbentuk seiring
clan sesuai dengan kebudayaan setempat.
RINGKRSRN MATERI 3
B. Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial adalah suatu proses yang direncanakan atau tidak
direncanakan yang mengajak, membimbing clan bahkan memaksa warga
masyarakat agar mematuhi nilai-nilai clan kaidah-kaidah yang berlaku
dalam masyarakat.
1. Fungsi Pengendalian Sosial Pengendalian sosial
berfungsi agar masyarakat mematuhi nilai-nilai dan
norma-norma sosial yang berlaku, balk dengan
kesadaran sendiri maupun dengan paksaan.
Melalui pengendalian s o s i a l ; o r a n g - o r a n g y a n g
s u d a h melakukan penyimpangan diupayakan
untuk kembali mematuhi nilai clan norma masyarakat.
2. Sifat Pengendalian Sosial
a) Preventif, yaitu pengendalian sosial yang dilakukan sebelum penyimpangan sosial
terjadi. Misalnya dengan sosialisasi clan pelaksanaan pendidikan balk formal
maupun nonformal.
b) Represif, yaitu pengendalian sosial yang dilakukan setelah penyimpangan
sosial terjadi. Tujuannya untuk mengembalikan keserasian atau keteraturan yang
pernah mengalami gangguan.
3. Cara Pengendalian Sosial
a)Koersif (Paksaan)
Cara koersif lebih menekankan pads a n c a m a n y a n g m e n g g u n a k a n kekerasan.
Tujuannya agar si pelaku jera clan tidak melakukan perbuatan buruk lagi.
b)Persuasif (Tanga Paksaan)
Cara persuasif lebih menekankan pads usaha untuk -mengajak atau membimbing
anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan a t u r a n y a n g b e r l a k u
d a l a m masyarakat,
c)Compulsion
Dalam pengendalian sos ial ini, diciptakan situasi seclemikian rupa sehingga
seseorang terpaksa tact atau mengubah sikapnya, sehingga menghasilkan kepatuhan
secara tidak langsung.
d)Pervasion
Dalam pengendalian sosial ini, nilai clan norma sosial diulang-ulang
penyampaiannya, dengan harapan akan dapat lebih dipahami oleh anggota
masyarakat.
4. Peran Lembaga Pengendalian Sosial
a) Polisi, untuk menjaga keamanan dan ketertiban sosial, polisi mengendalikan perilaku
masyarakat agar tidak menyimpang atau melanggar nilai dan norma masyarakat.
b) Pengadilan, yaitu suatu lembaga milik negara yang mempunyai wewenang untuk menyelidiki,
mengusut dan menjatuhkan hukuman kepada warga masyarakat yang melanggar hukum.
c). Pengadilan adat, merupakan suatu lembaga yang terdapat pads masyarakat y a n g m a s i h
k u a t memegang adat istiadat. Hukuman yang dijatuhkan oleh lembaga ini berdasarkan
pads peraturan adat.
B. Diferensiasi Sosial
1. Pengertian
Diferensiasi sosial berasal dari bahasa Inggris difference, yang artinya perbedaan. secara
istilah, diferensiasi sosial adalah pembedaan anggota masyarakat ke dalam golongan-golongan
secara horizontal (tidak memandang perbedaan lapisan).
2. Ciri Diferensiasi Sosial
a ) Ciri fisik, yaitu ditandai dengan perbedaan ciri-ciri tertentu seperti warna kulit, bentuk mats,
rambut, hidung, muka, dan jenis kelamin.
b) Ciri sosial, yaitu adanya perbedaan pekerjaan yang menimbu lkan cars p a n d a n g
d a n p o l y p e r i l a k u d a l a m m a s y a r a k a t . C o n t o h n y a , p e r i l a k u seorang karyawan
berbeda dengan seorang dokter.
c) Ciri budaya, yaitu ciri yang berdasarkan pads pandangan hidup suatu masyarakat seperti
religi, kepercayaan, sistem kekeluargaan, dan nilai-nilai yang dianut.
3. Bentuk Diferensiasi Sosial
a) Diferensiasi Sosial berdasarkan Ras Pembedaan masyarakat berdasarkan ciri-ciri
sosiologis yang bersifat fisik seperti bentuk muka, bentuk hidung, warna kulit, dan
warna rambut.
0 ) D i f e r e n s i a s i S o s i a l b e r d a s a r k a n Agama
D i f e r e n s i a s i a g a m a m e r u p a k a n penggolongan masyarakat berdasarkan agama
atau kepercayaan, misalnya agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, B u d d h a ,
K o n g h u c u , d a n a l i r a n kepercayaan.
a ) Diferensiasi Sosial berdasarkan Jenis Kelamin
Kedudukan laki-laki dan perempuan pads dasarnya adalah sama. Mereka memiliki
kesempatan, status, dan peran sosial yang sama. Diferensiasi sosial b e r d a s a r k a n j e n i s
k e l a m i n l e b i h m e n u n j u k k a n k e p a d a p e m i s a h a n peranan antara laki-laki dan
perempuan dalam kehidupan bermasyarakat.
b) Diferensiasi Sosial berdasarkan Clan Diferensiasi sosial berdasarkan dan ( k l a n )
a d a l a h s a t u k e s a t u a n a t a u kelompok kekerabatan yang berdasarkan atas hubungan
keturunan atau hubungan darah (genealogic) yang terdapat di dalam masyarakat.
b ) Diferensiasi Sosial berdasarkan Suku Bangsa (Etnis)
Pembedaan kelompok masyarakat yang dilihat dari ciri-ciri asal usul, tempat asal; dan
kebudayaan. Hal itu dapat dilihat dari ke sa maa n d a la m ciri f isik, b ah asa daerah,
kesenian, dan adat istiadat.
c ) D i f e r e n s i a s i Sosial b e r d a s a r k a n Profesi (Pekerjaan)
Diferensiasi sosial berdasarkan profesi merupakan penggolongan anggota masyarakat yang
berdasarkan pads jenis
c. Konflik Sosial
1. Sebab-Sebab Konflik Sosial
Konflik memiliki kecenderungan untuk saling meniadakan atau melenyapkan. I nd ivid u
ya n g te rlib a t kon f lik leb ih men gg u na kan pe ra sa an be nci da n amarah Keadaan ini
mendorong setiap i n d i v i d u u n t u k s a l i n g m e l u k a i d a n menyerang pihak lawan. Oleh
karena itu, konflik erat dengan tindak kekerasan dan keduanya sering kali diidentifikasi dengan
kekerasan.
Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker konflik sosial disebabkan hal-hal sebagai
berikut.
a) Perbedaan Antar orang
Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan itu dapat
menimbulkan konflik sosial. Contohnya, si A dan si B berbeda p e n d i d i k a n . H a l i t u
s a j a d a p a t menyebabkan terjadinya konflik di antara mereka.
0 ) P e r b e d a a n K e b u d a y a a n Kebudayaan dapat memengaruhi pembentukan serta
perkembangan kepribadian seseorang. Contohnya, kebudayaan orang yang tinggal di
daerah pantai berbeda dengan yang di pegunungan. Perbedaan itu dapat
menyebabkan timbulnya konflik di antara mereka.
b) Bentrok Kepentingan
K e p e n t in g a n se t ia p o ra n g a t a u kelompok sangat mungkin berbeda. Apabila terjadi
benturan di antara kepentingan itu dapat dipastikan akan terjadi konflik sosial. Contohnya,
kepentingan buruh berbeda dengan kepentingan pengusaha.
c) Perubahan Sosial
Masing-masing orang tidak sama dalam menyikapi suatu perubahan. Perbedaan
sikap mereka dapat m e n i m b u l k a n k o n f l i k d i a n t a r a mereka.
2 . B e n t u k - B e n t u k K o n f l i k S o s i a l Menurut Soerjono Soekanto konflik memiliki
bentuk-bentuk berikut.
a) Konflik Pribadi
K o n f l ik ya n g t e r ja d i a n t a ra d ir i seseorang dengan orang lain karena diawali perasaan
tidak suka di antara mereka.
b) Konflik Rasial
Konflik yang terjadi di suatu negara yang memiliki banyak suku dan ras.
c) Konflik Antarkelas Sosial
Di masyarakat terdapat kelas-kelas so sial yang d ilihat be rdasa rkan k e k a y a a n ,
k e h o r m a t a n , d a n kekuasaan. Hal itu memunculkan adanya perbedaan kelas sosial
yaitu a t a s , m e n e n g a h , d a n b a w a h . Perbedaan itu jika tidak diakomodasi sering kali
memicu terjadinya konflik antarkelas sosial.
d) Konflik Politik Antargolongan dalam Satu Masyarakat Maupun antara Negara-Negara yang
Berdaulat
Konflik politik dapat terjadi karena m a s i n g - m a s i n g g o l o n g a n y a n g t e r d a p a t d i d a l a m
m a s y a r a k a t menganut politik yang berbeda-beda. Suatu masalah yang sama kadang-
kadang ditangani dengan politik yang berbeda. Hal itulah yang -sering kali menimbulkan
konflik antargolongan.
e) Konflik Bersifat Intemasional
Konflik internasional terjadi karena pe rbedaan kepen tin gan masing masing negara.
Konflik ini biasanya berlangsung dalam waktu lama dan sering menimbulkan perang antar
bangsa.
C. Mobilitas Sosial
1. Faktor Penyebab Mobilitas Sosial Faktor penyebab terjadinya mobilitas
sosial dipengaruhi oleh hal-hal yang dianggap berharga di masyarakat. Hal-
hal yang dimaksud tersebut di antaranya:
a)Kekayaan
Pemilik kekayaan (rumah, kendaraan pribadi, clan perhiasan) yang paling
banyak akan 'menduduki dalam lapisan teratas.
b)Kehormatan
Orang yang paling disegani clan clihormati akan menclapat tempat yang
teratas, misalnya orang tua atau yang berjasa besar.
c)KekLiasaan
Seseorang yang memiliki kekuasaan c l a n w e w e n a n g t e r b e s a r a k a n
menempati lapisan yang tertinggi.
d)ilmu pengetahuan
Masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan akan menggunakan ilmu
pengetahuan sebagai tolok ukur dalam pelapisan sosial.
2. Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial