You are on page 1of 12

Deteksi dan Koreksi

Kesalahan

Selama pengiriman data baik berupa sinyal digital maupun sinyal


analog, data tersebut mengalami perubahan dan kesalahan.
Untuk menjaga dan meyakinkan bahwa data yang sedang dikirim
akan tiba dengan lengkap dan utuh ke penerima data tersebut,
perlu dilakukan pendeteksian kesalahan dan melakukan
pembetulan kembali data jika terjadi kesalahan.
Kesalahan komunikasi data dapat terjadi karena gangguan pada
saluran, sistem pengalihan, radiasi gelombang, crosstalk, dsb.
Ada beberapa kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pengiriman frame-frame data, yaitu sebagai berikut :
P0 = Probabilitas kesalahan bit tunggal yang disebut dengan bit error rate
P1 = Probabilitas frame yang diterima tanpa adanya kesalahan
P2 = Probabilitas frame diterima dengan kesalahan tetapi tidak terdeteksi
P3 = Probabilitas frame diterima dengan kesalahan tetapi terdeteksi
Metode deteksi kesalahan dengan menggunakan bit paritas merupakan
metode deteksi yang paling sederhana. Pengendalian kesalahan dengan
bit paritas memiliki dua sistem, yaitu paritas karakter dan paritas blok.
1. Paritas karakter, pada paritas karakter sebuah bit ditambahkan ke
setiap karakter dalam data. Pada rekomendasi ITU-T V4 telah
ditentukan bahwa bit paritas diletakkan setelah bit ketujuh dari bit
signifikan terbesar sehingga menjadi bit kedelapan.
CONTOH : 1010000 menjadi 0101000
2. Paritas blok, dengan menggunakan paritas blok maka efesiensi
pendeteksian kesalahan dapat ditingkatkan. Pesan dibagi menjadi
sejumlah blok dan setiap blok memiliki karakter pemeriksa blok (blok
check character) yang ditambahkan pada akhir blok.

BIT PARITAS
CONTOH :
Nomor Bit 7 6 5 4 3 2 1 0

0 1 0 0 0 0 0 1

1 0 1 0 0 0 0 0

0 1 0 0 0 1 1 1

1 1 1 0 0 1 1 1

Karakter 1 0 1 0 0 0 0 0

0 1 0 0 0 0 1 0

0 1 0 0 0 1 1 1

0 1 0 0 0 1 1 1

0 1 0 0 1 0 1 1

BBC 0 0 0 0 1 1 1 1

Pembentukan Karakter Pemeriksa Blok


Cyclic Redundancy Check (CRC) merupakan sistem dengan penambahan
kontrol bit untuk menjamin keamanan data. Kontrol bit dibentuk oleh
komputer pengirim bedasarkan atas perhitungan data yang dikirim. Pada
prinsipnya, ketika data sampai di komputer penerima maka akan
dilakukan perhitungan seperti yang dilakukan oleh komputer pengirim.
Jika hasil perhitungan sama maka tidak ada kesalahan dalam pengiriman.
Untuk memahami lebih lanjut tentang konsep CRC, sebaiknya pahami
terlebih dahulu konsep pembagian modulo 2 serta konsep penjabaran
deretan bit menjadi aljabar polinomial.

CYCLIC REDUNDANCY CHECK


Suatu proses arimatik dan aturan pembagian modulo 2 suatu
bilangan biner dengan bilangan biner lain adalah sebagai berikut:
1. Jika pembagi mempunyai cacah bit yang sama dengan bilangan
yang dibagi hasilnya 1. jika pembagi mempunyai cacah bit yang
lebih sedikit maka hasil baginya adalah 0.
2. Menggunakan penjumlahan biner tanpa pembawa, dimana hanya
merupakan operasi eksklusif OR.
Untuk kepentingan ini didefinisikan :
T = (k + n) bit frame untuk ditransmisi, dengan n < k
M = k bit message, k bit pertama dari T
F = n bit FCS, n bit terakhir dari T
P = pattern dari n + 1 bit.
Dimana :

MODULO 2 ARITHMATIC
Karena pembaginya adalah biner, remainder selalu kurang
dari 1 bit dibanding pembagi. Maka :

Atau :
Dalam bentuk variabel x dengan koefesien-koefesien
biner. Koefesien tersebut berhubungan dengan bit-
bit dalam biner sehingga proses CRC nya dapat di
jabarkan sebagai :

1.

2. T(X)=X M(X) +R(X)

POLONOMIAL
Shift register adalah perangkat penyimpanan string 1
bit dimana terdapat sebuah line output yang
mengindikasikan nilai yang dimuat dari sebuah line
input. Seluruh register di-clock secara cimultan,
menyebabkan 1 bit bergeser sepanjang seluruh
register. Sirkuit ini dapat dipenuhi sebagai berikut :
1. Register mengandung n bit, sama dengan panjang
FCS.
2. Ada lebih dari n gate exclusive-OR
3. Keberadaan dan ketiadaan suatu gate tergantung pada
keberadaan atau ketiadaan suatu syarat dalam
pembagi polinomial, P(X).

REGISTER DAN GATE EXCLUSIVE-OR


Kode hamming merupakan kode non-trivial untuk koreksi
kesalahan yang pertama kali diperkenalkan. Kode ini dan
fariasinya telah lama digunakan untuk kontrol kesalahan pada
sistem komunikasi digital. Kode Hamming ada dua macam, yaitu
biner dan non-biner. Kode Hamming biner dapat dipresentasikan
dalam bentuk persamaan berikut :

di mana k adalah jumlah bit informasi yang membentuk n bit kata


sandi, dan m adalah bilangan bulat positif. Jumlah paritas bitnya
adalah sejumlah m = n-k bit

KODE HAMMING
Error correcting codes dinyatakan sebagai penerusan koreksi
kesalahan untuk mengindikasikan bahwa pesawat penerima
sedang mengoreksi kesalahan. Contohnya pada komunikasi
broadcast digunakan transmisi simplex. Metode transmisi
ulang dinyatakan sebagai koreksi kesalahan balik, karena
pesawat penerima memberi informasi balik ke pesawat
pengirim yang kemudian mentransmisi ulang data yang salah.

FORWARD ERROR CORRECTION


Dimana setiap karakter atau frame memiliki informasi yang cukup untuk
memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi
tidak menemukan lokasinya. Sebuah transmisi kontrol digunakan untuk
meminta pengiriman ulang, menyalin informasi yang dikirimkan.
Kontrol kesalahan arus balik ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan.
2. Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk mengontrol transmisi
ulang.
Metode deteksi kesalahan :
1. Echo : Metode sederhana dengan sistem interaktif. Operator memasukan
data melalui terminal dan mengirimkannya ke komputer. Komputer akan
menampilkan kembali di terminal sehingga dapat diperiksa apakah
datadikirimkan dengan benar.
2. Kesalhan otomatis/Parity Check : Penambahan bit paritas untuk akhir
masing - masing kata dalam frame.

FEEDBACK (BACKWARD) ERROR CONTROL

You might also like