You are on page 1of 174

GAMBARAN PENATALAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA PADA KASUS SYNDROM DISPEPSIA MELALUI


PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA ( HERBAL) RIMPANG
KUNYIT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAJENANG I
KABUPATEN CILACAP TAHUN 2005

SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana
Pada Jurusan Ilmu Keperawatan
STIK YPT Bina Putera Banjar

EKO HARTONO
NPM. 4102010032

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YPT BINA PUTERA
BANJAR
2005
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tanaman obat keluarga ( herbal) adalah tumbuhan yang biasa ditanam,

diolah dan digunakan oleh keluarga sebagai obat, dan khasiatnya dalam

mengurangi/ mengobati keluhan penyakit telah diketahui lewat penelitian atau

secara turun temurun dari nenek moyang. Salah satu tanaman obat keluarga

yang sering digunakan untuk mengurangi keluhan penyakit saluran

pencernaan khususnya syndrom dispepsia adalah rimpang kunyit ( Thomas,

1989).

Rimpang kunyit berasal yang dari suku temu-temuan, rimpang kunyit

merupakan akar kunyit yang berbentuk bulat panjang dan membentuk cabang

akar berupa batang yang berada didalam tanah, terdiri dari rimpang induk dan

cabang rimpang, dimana khasiatnya dalam mengurangi/ mengobati keluhan

penyakit saluran pencernaan telah diketahui secara turun temurun dari nenek

moyang dan telah diketahui khasiatnya lewat penelitian ( Winarto, 2003).

Pentingnya pemanfaatan tanaman obat keluarga ditempat pelayanan

kesehatan formal ( Puskesmas) dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

termuat dalam SKN pada Bab VII. Yang mengungkapkan bahwa

“Pengembangan dan peningkatan tanaman obat keluarga ( obat tradisional)

ditujukan agar diperoleh tanaman obat keluarga yang bermutu tinggi, aman,
memiliki khasiat yang nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan

secara luas, baik untuk pengobatan sendiri oleh masyarakat maupun

digunakan dalam pelayanan kesehatan formal”.

Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang

mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang

melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan

terpadu untuk masyarakat yang tinggal diwilayah kerja tertentu ( Muninjaya,

1999).

Puskesmas dalam mengembangkan misinya tidak akan lepas dari

masyarakat dan keluarga. Masyarakat menurut Linton adalah setiap kelompok

manusia yang telah lama hidup bekerjasama sehingga dapat

mengorganisasikan diri dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan

sosial dengan batas-batas tertentu. Sedangkan keluarga adalah unit terkecil

dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang

berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan

saling ketergantungan ( Depkes, 1988).

Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, harus mampu

menyelesaikan tugas-tugasnya dalam mengoptimalisasi fungsi-fungsi

keluarga. Adapun tugas keluarga menurut Freeman diantaranya mengenal

gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga, mengambil

keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat, memberikan perawatan

kepada anggota keluarga yang sakit yang tidak dapat membantu diri karena
cacat atau usianya terlalu muda, mempertahankan suasana dirumah yang

menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota

keluarga, mempertahankan hubungan timbal balik antar keluarga dan

lembaga-lembaga kesehatan ( Bachtiar, 2005).

Perawat dalam mengoptimalkan tugas keluarga tersebut dapat

memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada, salah satunya yaitu tanaman

obat keluarga rimpang kuyit yang biasa digunakan keluarga dalam

memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang mengalami

gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia, pada penatalaksanaan asuhan

keperawatan keluarga ( penulis).

Menurut penelitian pada percobaan klinis efek rimpang kunyit pada

syndrom dispepsia dilakukan terhadap 10 pasien, obat diberikan secara oral

dalam bentuk kapsul dengan dosis 500 mg diminum empat kali sehari

setengah sampai satu jam sebelum makan dan sebelum tidur. Syndrom

dispepsia tersembuhkan pada 5 pasien dalam 4 minggu dan 5 pasien dalam 4-

12 minggu. Pada studi kasus lain setelah 12 minggu pengobatan pada sakit

perut akibat tukak lambung, 88% pasien memperlihatkan perbaikan dan satu

kasus tersembuhkan ( Lucie Widowati, 1999).

Menurut literature Kurkuminoid yang terkandung dalam rimpang

kunyit mempunyai khasiat sebagai anti oksidan sehingga mampu melindungi

sel-sel hati dari pengaruh zat-zat toksik, menurunkan kadar kolesterol total,

dan antibakteri terhadap Escherichia coli maupun Pseudomonas aeruginosa


sehingga mampu mengurangi rasa nyeri pada gangguan sistem pencernaan.

Sedangkan minyak astirinya dapat meningkatkan nafsu makandan dapat

mengurangi penumpukan gas dalam lambung ( Djoko Hargono, 2002).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti diwilayah kerja

Puskesmas Majenang I, kebanyakan pasien yang menderita syndrom dispepsia

sebelum masuk kepelayanan kesehatan mereka biasa menggunakan ramuan

tanaman obat keluarga ( ramuan obat tradisional), dan salah satu tanaman obat

keluarga tersebut adalah rimpang kunyit.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien yang datang kesalah satu

Balai Pengobatan diwilayah kerja Puskesmas Majenang I pada bulan Januari,

dari empat pasien dengan kasus syndrom dispepsia yang biasa menggunakan

tanaman obat keluarga ( herbal) rimpang kunyit yang belum memahami aturan

minum, penyakit yang mereka derita bukan malah bertambah baik malah

semakin parah. Sedangkan menurut penelitian dan literature, tanaman obat

keluarga ( herbal) rimpang kunyit mampu mengurangi bahkan menyembuhkan

penyakit syndrom dispepsia.

Berdasarkan data Sistem Pelaporan Terpadu Puskesmas ( SPTP) yang

dikutip dari data profil Kabupaten Cilacap tahun 2003 angka kejadian

kesakitan di Kabupaten Cilacap yang diperoleh dari 35 Puskesmas diketahui

bahwa secara keseluruhan berjumlah 455.846 kasus, kasus gangguan sistem

pencernaan masuk dalam 10 besar angka kejadian kesakitan untuk tingkat

Kabupaten Cilacap, dengan prosentase 5,56 % ( 25.351 kasus).


Dari hasil pengamatan peneliti di Puskesmas dari sekian banyak kasus

gangguan sistem pencernaan, kebanyakan pasien datang dengan keluhan nyeri

ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa

yang bisa akut atau kronik, keluhan tersebut sesuai dengan pengertian

syndrom dispepsia menurut Djojoningrat ( 2001).

Data angka kejadian penyakit di Puskesmas Majenang I dari bulan

Oktober 2004 sampai Desember 2004, menunjukan bahwa pasien yang

mempunyai keluhan tersebut diatas masuk dalam 5 besar data penyakit

terbanyak, yang berjumlah 327 kasus atau 6,85 % dari 4772 kasus dan yang

paling banyak pada usia 15-44 tahun dengan jumlah 174 kasus.

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk memanfaatkan tanaman

obat keluarga ( herbal) rimpang kunyit dalam penatalaksanaan asuhan

keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia di wilayah kerja

Puskesmas Majenang I.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran

penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia

melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga ( herbal) rimpang kunyit di

wilayah kerja Puskesmas Majenang I”.


C. Tujuan Penelitian

Melihat gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada

kasus syndrom dispepsia melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga ( herbal)

rimpang kunyit di wilayah kerja Puskesmas Majenang I.

D. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

a. Sebagai bahan pembelajaran dalam penatalaksanaan asuhan

keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia dan mampu

memanfaatkan sumberdaya keluarga yang ada yaitu tanaman obat

keluarga ( herbal) rimpang kunyit.

b. Meningkatkan sumberdaya peneliti dalam penatalaksanaan asuhan

keperawatan keluarga.

2. Profesi keperawatan

a. Menambah kekayaan ilmu keperawatan khususnya ilmu

keperawatan keluarga.

b. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perawat

keluarga dalam melakukan penatalaksanaan asuhan keperawatan

keluarga agar dapat memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada.

3. Institusi pendidikan

a. Sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang

pengaruh pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang kunyit dalam


penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom

dispepsia.

4. Institusi pelayanan kesehatan

a. Mendapatkan gambaran penatalaksanaan asuhan

keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia dengan

memanfaatkan tanaman obat keluarga rimpang kunyit di wilayah kerja

Puskesmas Majenang I.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas)

Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan

terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan

pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan

kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang

tinggal diwilayah kerja tertentu ( Muninjaya, 1999).

Misi Puskesmas sebagai pusat pengembangan pelayanan

kesehatan masyarakat ( Centre for health development), dilakukan

melalui berbagai upaya diantaranya meluaskan jangkauan pelayanan

kesehatan, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, pengadaan

peralatan dan obat-obatan yang disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat, sistem rujukan, dan peningkatan peran serta

masyarakat ( Muninjaya, 1999).

Peningkatan peran serta masyarakat sebagai salah satu upaya

Puskesmas untuk mewujudkan misinya, dapat dilakukan dengan cara

memandirikan masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan.

Memandirikan masyarakat melalui perawatan kesehatan masyarakat


( perkesmas) dan memandirikan keluarga melalui penatalaksanaan

asuhan keperawatan keluarga. Sebab dalam asuhan keperawatan

keluarga, keluarga dituntut mandiri melalui peningkatan

kemampuan pelaksanaan tugas-tugas kesehatan ( Penulis).

Berdasarkan misi tersebut Puskesmas bertanggungjawab

melaksanakan pelayanan kesehatan secara menyeluruh (

comprehensive health care service) yang meliputi aspek promotive,

preventive, curative dan rehabilitative, prioritas pelayanan puskesmas

diarahkan pada bentuk pelayanan kesehatan dasar ( basic health care

services) yaitu promotive dan preventive. Comprehensive health care

service meliputi 12 program pokok yaitu kesehatan ibu dan anak,

keluarga berencana, pemberantasan penyakit menular, peningkatan

gizi, kesehatan lingkungan, pengobatan, penyuluhan kesehatan

masyarakat, laboratorium, kesehatan sekolah, perawatan kesehatan

masyarakat ( Perkesmas), kesehatan jiwa dan kesehatan gigi

( Muninjaya, 1999).

Kegiatan program pokok Puskesmas dikembangkan

berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar yang

dianjurkan oleh WHO yaitu “basic seven”. Basic seven tersebut terdiri

dari MCHC ( Maternal and child health care), MC ( Medical care), ES

( environmental sanitation), HE ( Health Education), Simple


Laboratory, CDC ( Communicable Disease Control) dan simple statistic

( Muninjaya, 1999).

Perkesmas sebagai salah satu program pokok Puskesmas

memiliki tiga tujuan yaitu memberikan pelayanan perawatan secara

menyeluruh (comprehensive health care) kepada pasien/ keluarga

dirumahnya dengan mengikutsertakan seluruh anggota keluarga,

membantu keluarga/ masyarakat mengenal sedini mungkin masalah

kesehatan dan mengenal kebutuhan kesehatannya sendiri serta cara-

cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas

kemampuan mereka, dan menunjang program kesehatan lainnya

dalam usaha pencegahan penyakit, peningkatan dan pemulihan

kesehatan individu dan keluarganya ( Muninjaya, 1999).

Penulis dalam penelitian ini akan berusaha menerapkan ketiga

tujuan perkesmas tersebut dengan melakukan pelayanan perawatan

dirumah pasien, mengikutsertakan keluarga, membantu keluarga

mengenal kebutuhan kesehatannya sendiri, membantu keluarga

mengenal cara penangulangan masalah kesehatan yang disesuaikan

dengan batas-batas kemampuan mereka dan menunjang program

kesehatan lainnya dalam usaha pemulihan kesehatan individu melalui

penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom

dispepsia melalui pemanfaatan herbal rimpang kunyit diwilayah

kerja Puskesmas Majenang I.


Sekilas tentang Puskesmas Majenang I, Puskesmas Majenang

I berdiri tahun 1996 yang beralamat di Jl. Raya Cilopadang No. 49

Majenang , Cilacap, Jawa Tengah. Puskesmas Majenang I memiliki 4

Puskesmas pembantu dan 2 polindes dengan luas wilayah 7695,6 km²

yang terdiri dari 11 desa diantaranya desa Mulyasari, Padangsari,

Mulyadadi, Jenang, Sindangsari, Pahonjean, Cilopadang, Padang

Jaya, Bener, Ujung Barang dan Boja. Jumlah Kepala kelaurga

diwilayah Puskesmas Majenang I sebanyak 20.593 kepala keluarga

dengan penduduk 89.669 jiwa dan rata-rata jiwa per kepala

keluarga 4,35 jiwa dengan kepadatan penduduk 1165 penduduk/km².

2. Keluarga

a. Pengertian

Pendapat para ahli tentang pengertian keluarga yang

dikutip dari materi kuliah keperawatan keluarga ( Rahayu, 2004),

diantaranya:

1). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang

terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang

berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan ( Depkes, 1988).

2). Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang

mempunyai hubungan darah baik sama atau tidak, terlibat


dalam kehidupan yang terus menerus, tinggal dalam suatu

atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban

antara satu orang dengan orang lainnya ( Johnson`s,1992).

3). Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik

yang mempunyai kebersamaan seperti pertalian darah atau

ikatan keluarga, emosional, memberikan asuhan/ perhatian,

tujuan, orientasi, kepentingan dan memberikan asuhan untuk

berkembang ( Bentler, 1989).

Kesimpulan penulis dari tiga pengertian keluarga diatas

adalah unit terkecil dari masyarakat yang tinggal bersama disuatu

tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling

ketergantungan, mempunyai ikatan emosional dan satu orang

dengan orang lainnya mempunyai kewajiban saling memberi

perhatian/ asuhan untuk berkembang.

b. Ciri-ciri keluarga

Ciri-ciri keluarga menurut Rahayu ( 2004) yaitu diikat

dalam suatu tali perkawinan, ada hubungan darah, ada ikatan

batin, ada tanggungjawab masing-masing anggotanya, ada

pengambil keputusan, ada kerjasama diantara anggota keluarga,

ada komunikasi interaksi antar anggota keluarga dan tinggal

dalam suatu rumah.

c. Tipe keluarga ( Rahayu, 2004)


1). Keluarga tradisional

a). Nuclear family ( keluarga inti) adalah keluarga yang

terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

b). The dyad family adalah keluarga yang terdiri dari

suami, istri dan tanpa anak yang hidup bersama dalam

satu rumah.

c). The childless family adalah keluarga tanpa anak karena

terlambat menikah.

d). Composite family adalah keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama.

e). Single parent family adalah keluarga duda/ janda.

f). Ekstended family ( keluarga besar).

g). Keluarga usila.

2). Keluarga non tradisional

a). Blended family adalah keluarga yang terbentuk oleh

orang tua yang membawa anak yang bukan dari hasil

perkawinan yang pertama tetapi dari hasil perkawinan

berikutnya.

b). The umarried teenage mother adalah keluarga yang

terdiri dari ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.


c). The single adult living alone adalah keluarga yang

terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri.

d). The stepparent family adalah keluarga dengan orang tua

tiri.

e). Commune family adalah beberapa pasangan keluarga

yang hidup bersama dalam suatu rumah, sumber dan

fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi

anak dengan melalui aktifitas kelompok.

f). The nonmarital heterosexual cohabiting family adalah

keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan

tanpa melalui pernikahan.

g). Gay and lesbian families adalah seseorang yang

mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana

pasangan menikah.

h). Cohabitation family adalah dua orang menjadi satu

tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

d. Struktur keluarga ( Rahayu, 2004)

1). Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari

sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana

hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.


2). Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari

sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana

hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3). Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal

bersama keluarga sedarah istri.

4). Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal

bersama keluarga sedarah suami.

e. Siklus keluarga ( Bachtiar, 2005)

Siklus keluarga menurut Duvall (1977) adalah sebagai

berikut:

1). Tahap I : Pasangan yang baru menikah

2). Tahap II : Dimulai dengan kelahiran anak pertama sampai

umur 30 bulan

3). Tahap III : Keluarga dengan anak pertama usia prasekolah

(30 bln – 6 tahun)

4). Tahap IV : Keluarga dengan anak pertama usia sekolah (6 -

13 tahun)

5). Tahap V : Keluarga dengan anak pertama usia remaja (13-

20 tahun).

6). Tahap VI : Keluarga dengan anak pertama usia dewasa

muda (anak pertama meninggalkan rumah untuk

membina keluarga baru sampai anak terakhir).


7). Tahap VII : Orang tua dengan usia pertengahan (mulai anak

terakhir meninggalkan rumah).

8). Tahap VIII: Keluarga usia tua yaitu salah satu atau keduanya

pensiun, salah satu meninggal dan pada akhirnya

keduanya meninggal.

f. Tugas pekembangan keluarga ( Bachtiar,

2005)

1). Tahap I : Menciptakan/ membina hubungan yang harmonis

dan saling menguntungkan.

2). Tahap II : Adaptasi menjadi orang tua, memenuhi

kebutuhan-kebutuhan anak/ bayi.

3). Tahap III : Mengasuh anak, menyesuaikan/ menyediakan

kebutuhan-kebutuhan anak usia pra sekolah,

persiapan kelahiran anak berikutnya.

4). Tahap IV : Salah satu tugas orang tua pada tahap ini

sosialisasi anak dan mendorong anak mencapai

prestasi sekolah dan membina hubungan

perkawinan yang harmonis.

5). Tahap V : Menjaga keseimbangan tanggung jawab dari

kebebasan bagi remaja. Pada tahap ini sering

terjadi konflik antara orang tua dengan remaja.

6). Tahap VI : Melepaskan anak untuk membina perkawinan.


7). Tahap VII : Menjalin kembali hubungan perkawinan,

membina hubungan dengan generasi baru.

8). Tahap VIII: Penyesuaian terhadap pensiun atau pasangan

meninggal dunia.

g. Tugas keluarga

Ada lima tugas keluarga menurut freeman agar dapat

dikatakan sanggup mengatasi dengan baik masalah-masalah

kesehatan diantaranya:

1) Keluarga mampu mengenal

masalah kesehatan.

2) Keluarga mampu

mengambil keputusan dalam mengatasi masalah kesehatan.

3) Keluarga mampu

memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,

cacat atau usianya terlalu muda.

4) Keluarga mampu

memodifikasi lingkungan yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5) Keluarga mampu

menggunakan fasilitas kesehatan dalam menjaga

kesehatannya.
Ada delapan tugas pokok keluarga agar dianggap sebagai

keluarga sejahtera, yaitu:

1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para

anggotanya.

2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada

dalam keluarga.

3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya

sesuai dengan kedudukannya masing-masing.

4) Sosialisasi antar anggota keluarga.

5) Pegaturan jumlah anggota keluarga.

6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

7) Penempatan anggota keluarga dalam

masyarakat yang lebih luas.

8) Membangkitkan dorongan dan semangat

anggota keluarga.

h. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga merupakan salah satu data yang akan

dikaji dalam penelitian ini, yaitu:


1) Fungsi keluarga menurut

WHO adalah fungsi biologis, fungsi psikologis, fungsi

sosialisasi, fungsi ekonomi dan fungsi pendidikan.

2) Fungsi keluarga dalam PP

No. 21 tahun 1994 adalah Fungsi keagamaan, fungsi sosial

budaya, fungsi cinta kasih, fungsi melindungi, fungsi

reproduksi, fungsi sosialisasi, fungsi pendidikan, fungsi

ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan.

3) Fungsi keluarga menurut

Friedman ( 1998) adalah fungsi afektif, fungsi sosial dan

sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi dan fungsi

perawatan keluarga.

i. Masalah kesehatan keluarga

Tiga kelompok masalah kesehatan keluarga menurut

freeman:

1). Kondisi yang mengancam kesehatan ( health threats).

2). Kondisi sakit, tidak/ kurang sehat.

3). Kondisi krisis ( stress).

j. Klasifikasi keluarga sejahtera ( Bachtiar,

2005)

1). Keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang tidak

memenuhi syarat sebagai keluarga sejahtera I.


2). Keluarga sejahtera I

a) Makan dua kali sehari atau lebih.

b) Pakaian berbeda untuk dirumah, sekolah/

kerja, bepergian.

c) Bagian terluas dari rumah, lantai bukan dari

tanah.

d) Bila ada anggota keluarga ada yang sakit,

berobat ke sarana pelayanan kesehatan atau petugas

kesehatan.

3). Keluarga sejahtera II

a) Minimal seminggu sekali menyajikan telur/ daging/

ikan/ lauk.

b) Seluruh anggota keluarga minimal memperoleh 1 stel

pakaian baru.

c) Luas lantai rumah minimal 8 m².

d) Seluruh anggota keluarga yang berumur < 60 tahun

dapat membaca dan menulis latin.

e) Seluruh anak usia 6-12 tahun bersekolah.

f) Minimal satu anggota keluarga yang berumur 15 tahun

keatas mempunyai pekerjaan tetap.

g) Seluruh anggota keluarga sehat sehingga mampu

melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.


h) Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur

menurut agama yang dianutnya.

4). Keluarga sejahtera III

a) Anak hidup maksimal dua orang atau lebih, keluarga

termasuk golongan PUS, memakai kontrasepsi.

b) Mempunyai tabungan.

c) Makan bersama minimal satu kali sehari.

d) Ikut kegiatan masyarakat dimana berada.

e) Rekreasi bersama diluar rumah minimal 3 bulan sekali.

f) Menerima informasi dari radio, surat kabar/ majalah.

g) Mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai

dengan kondisi daerah setempat.

h) Ada upaya keluarga untuk meningkatkan pengetahuan

agama.

5). Keluarga sejahtera III plus

a) Memenuhi syarat KS 1,2,3.

b) Secara teratur memberikan sumbangan materi untuk

kegiatan sosial atau kemasyarakatan.

c) Aktif menjadi pengurus yayasan atau institusi

masyarakat lainnya.

3. Asuhan keperawatan keluarga


Keperawatan keluarga adalah salah satu area spesialisasi

didalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target

pelayanan dan praktek keperawatan keluarga adalah pemberian

pelayanan/ asuhan keperawatan dengan menggunakan proses

keperawatan kepada keluarga dan anggota keluarga dalam situasi

sehat atau sakit ( Bachtiar, 2005).

Asuhan keperawatan keluarga adalah proses yang kompleks

dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama

dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga ( Bachtiar,

2005).

Wewenang dan perhatian utama perawat dalam melakukan

asuhan keperawatan keluarga yaitu mengembangkan kemampuan

keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga dengan

mengembangkan/ memperkuat kemampuan keluarga dalam

mengatasi masalah-masalah kesehatannya dan melaksanakan

pemeliharaan kesehatannya sendiri ( Bachtiar, 2005).

Hal ini sesuai dengan tugas pokok perawat menurut Kep.

MenPan No. 94 th. 2001 adalah memberikan pelayanan keperawatan

berupa asuhan keperawatan/ kesehatan individu, keluarga, kelompok,

masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan serta


pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian

dibidang keperawatan/ kesehatan.

Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga

melalui beberapa tahapan proses keperawatan, diantaranya:

a. Pengkajian keluarga

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat

mengambil secara terus menerus data dari keluarga atau anggota

keluarga yang dibinanya. Data yang diambil pada pengkajian

keluarga meliputi data demografi dan sosio kultural, data

lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stress dan strategi

koping yang digunakan keluarga dan perkembangan keluarga.

Sedangkan data yang diambil pada pengkajian individu sebagai

anggota keluarga meliputi pengkajian fisik, mental, emosi dan

spiritual.

Sumber data pada tahap pengkajian menggunakan metode

wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik

dari anggota keluarga yang sakit dan data sekunder.

Data yang diambil pada tahap pengkajian seperti pada

tabel berikut ini:

Tabel 2.1.
Format pengkajian asuhan keperawatan keluarga

Puskesmas : … Kecamatan : … No. Register : … Tanggal : …


Nama Kepala Keluarga : …………….. Alamat : ………………………
Nama Hubungan
Um Pendi- Peker- Keadaan
No Anggota Dengan L/P agama Ket
ur dikan jaan kesehatan
Keluarga Kepala Keluarga

Genogram keluarga
1. Tipe keluarga :
2. Tahap perkembangan keluarga :
3. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Biologis Psikologis Sosial Ekonomi Lingkungan
Keluarga Keluarga Keluarga Rumah
4. Keadaan kese- 12. Keadaan 19. Hubungan deng- 26. Kebersihan dan
hatan emosi an orang lain kerapihan
5. Kebersihan ke- 13. Koping 20. Kegiatan organi- 27. Penerangan
luarga keluarga sasi sosial 28. Ventilasi
6. Penyakit yang 14. Kebiasa- 21. Kegiatan ekono- 29. Jamban
sering diderita an buruk mi 30. Sumber air minum
7. Penyakit kronis/ 15. Reaksi Spiritual Keluarga 31. Pemanfaatan
menular 16. Pola ko- 22. Ketaatan beriba- halaman
8. Kecacatan ang- munkasi dah 32. Pembuangan air
gota keluarga keluarga 23. Keyakinan ten- kotor
8. Kecacatan ang- 17. Pengam- tang kesehatan 33. Pembuangan
gota keluarga bilan ke- 24. Nilai dan norma sampah
9. Pola makan putusan 25. Adat yang mem- 34. Sumber
10. Pola istirahat 18. Peran pengaruhi kese- pencemaran
11. Reproduksi/ informal hatan Fungsi
akseptor kb Keluarga
Harapan Pemeriksaan Catatan Tambahan 35. Fungsi afektif
Keluarga Fisik 36. Fungsi sosialisasi
Individu 36. Fungsi perawatan
kesehatan

Analisa Data

Setelah mendapatkan data yang cukup bermakna, data tersebut

dikelompokan menjadi data obyektif dan subyektif sehingga

menghasilkan rumusan masalah kesehatan pada keluarga. Masalah


kesehatan ada yang bersifat aktual, resiko, dan wellness ( hanya perlu

peningkatan atau mempertahankan yang sudah baik).

Tabel 2.2
Format analisa data

No. Data pada Keluarga Masalah Kesehatan/ Dx


Actual
Data Obyektif
Resiko
Data Subjektif
Wellness

Perumusan Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dalam penelitian

ini yaitu gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada

keluarga Tn. X ( Ny. Y) berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia.

b. Tahap Perencanaan

Perencanaan disusun dengan menetapkan tujuan,

identifikasi sumber daya keluarga dan menyeleksi intervensi

keperawatan, formatnya terdiri dari:

Tabel 2.3
Format rencana asuhan keperawatan keluarga

Identitas keluarga : …
Diagnosa Tujuan Evaluasi
Inter-
No kepera-
Umum Khusus Kriteria Standar vensi
watan
Mengurangi Memenuhi Peryataan Pernyataan
keluhan lima tugas hasil yang sesuai
syndrom keluarga diharapkan dengan
dispepsia dalam teori yang
mengatasi berkaitan
kasus dengan
syndrom tujuan
dispepsia khusus

c. Tahap Pelaksanaan Dan Evaluasi

Pelaksanaan merupakan aplikasi perencanaan yang telah

disusun dengan memobilisai sumber-sumber daya yang ada di

keluarga, masyarakat dan pemerintah. Evaluasi merupakan penilaian

terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Implementasi dan evaluasi

dirancang dalam satu format yang terdiri dari:

Tabel 2.4
Implementasi Dan Catatan Perkembangan Keperawatan Keluarga

Identitas keluarga : …
WAKTU No. DK IMPLEMETASI EVALUASI

S: Data subjektif

O: Data objektif

A: Analisa data

P : Perencanaan lanjutan

4. Syndrom dispepsia

a. Pengertian
Menurut Arif Mansjoer ( 2000) syndrom dispepsia merupakan

kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/ sakit

diperut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan.

Pengertian dispepsia terbagi dua yaitu dispepsia organic ( bila telah

diketahui kelainan organik sebagai penyebabnya) dan dispepsia

nonorganik atau dispepsia fungsional atau dispepsia nonulkus ( bila

tidak jelas penyebabnya).

Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual,

kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa.

( Dharmika Djojoningrat, 2001).

b. Etiologi

1). Gangguan pada lumen saluran cerna:

tukak peptik, tumor, gastritis.

2). Obat-obatan: anti-inflamasi nonsteroid,

antibiotic, digitalis, teofilin.

3). Penyakit pada hati, pankreas dan

saluran empedu.

4). Penyakit sistemik: diabetes militus,

penyakit tiroid, penyakit jantung koroner.

5). Fungsional: dispepsia fungsional atau

dispepsia non-ulkus.
c. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis dibagi tiga yaitu:

1). Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus dengan gejala nyeri

epigsatrium terlokalisasi, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar,

nyeri episodic.

2). Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas, dengan gejala

mudah kenyang, perut cepat terasa penuh saat makan, mual,

muntah, upper abdominal bloating, rasa tak nyaman bertambah

saat makan.

3). Dispepsia nonspesifik ( tidak ada gejala seperti kedua tipe

diatas).

Sedangkan pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu

tiga bulan.

d. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan radiology yaitu, OMD dengan kontras ganda,

serologi helicobacter pylory dan Endoskopi. Pemeriksaan yang dapat

dilakukan dengan endoskopi adalah CLO ( rapid urea test), patologi

anatomi, MO ( kultur mikroorganisme) jaringan, PCR ( polimerase

chain reaction).
5. Tanaman obat keluarga

Tanaman obat keluarga ( herbal) adalah segala macam tumbuhan

yang dapat digunakan dalam mengurangi/ mengobati keluhan penyakit

yang tumbuh disekitar kita dan biasa ditanam, diolah dan digunakan oleh

keluarga sebagai obat serta telah diketahui khasiatnya lewat penelitian atau

secara turun temurun dari nenek moyang.

Ada banyak sekali tanaman obat keluarga yang tumbuh subur di

Indonesia dan salah satunya yang berasal dari suku temu-temuan adalah

rimpang kunyit.

6. Rimpang kunyit

a. Pengertian

Rimpang kunyit adalah akar kunyit yang berbentuk bulat

panjang, membentuk cabang akar berupa batang yang berada

didalam tanah yang terdiri dari rimpang induk dan cabang

rimpang/ tunas. Rimpang kunyit muda memiliki tebal rata-rata

1,61 cm sedangkan yang baik digunakan sebagai obat adalah

rimpang kunyit tua yang memiliki tebal rata-rata 4,06 cm dan

panjang 22,5 cm ( Winarto, 2003).

Rimpang kunyit tumbuh dari umbi utama yang berbentuk

bulat panjang, pendek, tebal, lurus, dan melengkung. Warna kulit

rimpang jingga kecoklatan atau berwarna terang agak kuning

sampai kuning kehitaman, dagingnya berwarna jingga


kekuningan dilengkapi dengan bau khas yang rasanya agak pahit

dan pedas ( Winarto, 2003).

b. Taksonomi Tumbuhan

Tanaman yang termasuk dalam suku temu-temuan

( Zingiberaceae) terdiri dari 45 genus dan kurang lebih 500

species, rimpang kunyit ( curcuma longa L.) merupakan salah satu

dari suku temu-temuan tersebut dan curcuma berasal dari bahasa

Arab (kurkum) yang berarti kuning. ( Wiranto, 2003).

Menurut Rukmana ( 1995), taksonomi tumbuhan kunyit

dikelompokan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae ( tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji)

Sub divisi : Angiospermae ( berbiji tertutup)

Kelas : Monocotyledonae ( berbiji berkeping satu)

Orde : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma domestica Valet

c. Kandungan rimpang kunyit

Tabel 2.5
Kandungan zat kimia pada rimpang kunyit

Kandungan zat KP Cimanggu KP Manoko


(dari bobot kering) Bogor Lembang
(240 m dpl) (1200 m dpl)
Kadar minyak astiri 1,8100 1,4600

(%) 55,0300 47,8100

Kadar pati (%) 3,4400 2,8700

Kadar serat(%) 6,4700 7,5200

Kadar abu(%) 1,5030 1,5086

Indeks bias 0,9300 0,9465

Bobot jenis Kuning Kuning

Warna minyak(%)
Rukmana (1995)

Komponen zat warna atau pigmen pada rimpang kunyit

yang utama adalah curcumin yakni sebanyak 2,5 – 6 % yang

memberi warna kuning pada kunyit dan memberi karakter

kepedasan yang lembut, zat warna lain yang terkandung yaitu

monodesmetoksicurcumin dan biodesmetoksicurcumin

( Winarto,2003).

Besarnya kandungan kurkumin tiap kunyit berbeda,

menurut analisis spektrofotometer yaitu kunyit varietas alleppey

( 6,5 %), kunyit varietas modros ( 3.5%), Kunyit jawa ( 0,63 –

0,75%), selengkapnya kandungan kurkumin dan senyawa lain

yang tekandung dalam 100 gr rimpang kunyit seperti tabel

dibawah ini:

Tabel 2.6
Kandungan zat kimia dalam rimpang kunyit
Per 100 gr bahan yang dapat dimakan

No Nama komponen Komposisi


1 Air 11,4 g

2 Kalori 1480 kal

3 Karbohidrat 64,9 g

4 Protein 7,8 g

5 Lemak 9,9 g

6 Serat 6,7 g

7 Abu 6,0 g

8 Kalsium 0,182 g

9 Fosfor 0,268 g

10 Besi 41 g

11 Vitamin A -

12 Vitamin B 5 mg

13 Vitamin C 26 mg

14 Minyak astiri 3%

15 Kurkumin 3%
Sumber : Farell ( 1990) serta natarajan dan Lewis ( 1980) dalam

sejati, N.I.P., 2002

d. Khasiat kunyit sebagai tanaman obat

keluarga ( herbal)

Tabel 2.7
Efek farmakologis zat aktif yang terkandung dalam rimpang

kunyit.
No Nama zat aktif Efek farmakologis
1 Caffeic acid Merangsang semangat, penyegar,

mengurangi rasa lelah, anti radang,

anti kejang, dan antioksidan.

2 L-a dan L-b Penyegar

3 curcumae Menurunkan kepekaan saraf peraba

Guanicol dan menekan batuk

4 Merangsang daya tahan tubuh

5 Protochatechuic acid Memerangsang daya tahan, stamina,

Ukanon A,B,C, dan D kekebalan tubuh.

6 Feramon ( Zat pengharum obat/

Zingiberene makanan)
Sumber : Karyasari, 2000

Kandungan kurkuminoid terdiri atas senyawa curcumin

dan keturunanya, yang mempunyai aktivitas biologis berspektrum

luas, diantaranya antibakteri, antioksidan, dan antihepatotoksik.

Curcumin diduga merupakan penyebab berkhasiatnya rimpang

kunyit sebagai obat-obatan ( Rukmana, 95).

Kunyit menahan sekresi getah lambung, sebagai anti

oksidan yaitu mampu melindungi kerusakan sel-sel, mampu

mengurangi rasa nyeri pada ganguan pencernaan, antibakteri

terhadap Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa, mampu

meningkatkan nafsu makan, mengurangi penumpukan gas dalam


lambung, dan melindungi sel-sel hati dari pengaruh zat-zat toksik.

( Hargono, 2002).

Menurut lucie ( 1999) sifat-sifat kunyit yang dapat

menyembuhkan luka pada saluran pencernaan sudah dilaporkan

sejak tahun 1953, selain itu minyak atsiri yang terdapat pada

kunyit mempunyai khasiat antiinflamasi yang sebanding dengan

hydrokortison asetat, dan khasiat Ekstrak air rimpang kunyit 40

mg/ kg BB sama dengan indomentasin 5 mg/ kg BB.

e. Penelitian rimpang kunyit

Menurut lucie ( 1999) pemberian ekstrak air atau ekstrak

etanol rimpang kunyit secara oral pada kelinci secara nyata

menurunkan sekresi asam lambung dan meningkatkan produksi

mukus pada mukosa lambung. Jus kunyit dengan dosis 165 mg/ kg

BB dan bubuk kunyit dengan dosis 10 mg/ kg BB memperlihatkan

aktivitas antiulcer yang diakibatkan oleh pemberian dosis tinggi

HCL, aspirin, penilbutazon pada tikus.

Masih dalam artikel yang sama lucie mengemukakan

bahwa percobaan klinis efek rimpang kunyit pada syndrom

dispepsia dilakukan terhadap 10 pasien, obat diberikan secara

oral dalam bentuk kapsul dengan dosis 500 mg diminum empat

kali sehari setengah sampai satu jam sebelum makan dan sebelum

tidur, syndrom dispepsia sepenuhnya tersembuhkan pada 5 pasien


dalam jangka waktu 4 minggu dan 5 pasien lagi dalam jangka

waktu 4-12 minggu. Pada studi kasus lain setelah 12 minggu

pengobatan pada sakit perut akibat tukak lambung, 88% pasien

memperlihatkan perbaikan dan satu kasus tersembuhkan ( Lucie

Widowati, 1999).

f. Cara pemberian kunyit

Cara pengolahan kunyit menjadi serbuk kunyit yaitu cuci

kunyit, kupas dan iris tipis-tipis antara 0,75-0,85 mm lalu

keringkan hingga tebalnya 0,65 mm. Pengeringan secara

tradisional dengan cara dijemur dibawah sinar matahari dengan

ketebalan hamparan 2-5 cm dan penjemuran antara 3-8 hari,

dianjurkan menggunakan alas kain hitam kalau ada ( bisa

menyerap sinar matahari) sehingga pengeringan lebih cepat.

Untuk menjadikannya menjadi serbuk dihancurkan dengan mesin

penghancur atau ditumbuk lalu disaring ( Winarto, 2003).

Hargono ( 2002) mengatakan dalam artikelnya dimajalah

intisari, serbuk rimpang kunyit 1,5 - 3 gr direbus dalam 150 ml air

selama 15 menit, setelah keluar uap disaring dan ditambah air

masak hingga volumenya 150 ml, dan untuk memperbaiki rasa

tambahkan 1 sendok makan gula pasir atau madu, diminum tiga

kali sehari 1/ 3 bagian ( 50 ml sebelum makan).


Bila digunakan dalam bentuk kapsul, 500 mg bubuk kunyit

per kapsul, diberikan secara oral empat kali sehari dengan dosis

10 mg/ kg BB, diminum setengah sampai satu jam sebelum makan

dan sebelum tidur ( Lucie Widowati, 1999)

Kerangka Konsep

Sumber Daya Keluarga Masalah


( SDK) : Teratasi
Seluruhnya
Tanaman Obat Keluarga
Masalah Kesehatan Rimpang Kunyit
Keluarga: Masalah
Keluarga Dengan Kondisi Teratasi
Sakit/ Adanya Kasus Penatalaksanaan Asuhan
Keperawatan Keluarga Sebagian
Syndrom Dispepsia Pada
Individu Sebagai Anggota
Keluarga. Masalah
Sumber Daya Petugas Belum
( SDP) Teratasi
Keterangan:

: Diteliti

: Tidak diteliti

Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga

pada kasus syndrom dispepsia dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga

rimpang kunyit di wilayah kerja Puskesmas Majenang I?

Definisi operasional

7. Penatalaksanaan
Adalah tindakan yang diberikan pada sesuatu dengan mengunakan

suatu teknik/ cara dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini yaitu

tindakan asuhan keperawatan keluarga yang diberikan kepada keluarga,

menggunakan format asuhan keperawatan keluarga yang terdiri dari

observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik dengan tujuan agar keluarga

mampu melaksanakan lima tugas keluarga dalam menangani masalah

kesehatannya yaitu masalah kesehatan keluarga aktual ( adanya anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia) melalui pemanfaatan sumber

daya keluarga yang ada ( tanaman obat keluarga rimpang kunyit).

8. Asuhan keperawatan keluarga

Adalah proses yang kompleks dengan menggunakan

pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan

individu sebagai anggota keluarga dalam menyelesaikan suatu

masalah kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari

beberapa tahapan yaitu pengkajian perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

Diagnosa kepereawatan keluarga yang mungkin muncul pada

penelitiana ini adalah gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia

pada keluarga Tn. X ( Ny Y) berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom

dyspepsia. Intervensinya terfokus pada pemanfaatan tanaman obat

keluarga rimpang kunyit dan dievaluasi selama tujuh hari.


9. Syndrom dispepsia

Sindrom dispepsia merupakan kumpulan keluhan/ gejala klinis yang terdiri

dari salah satu atau lebih gejala rasa tidak enak/ sakit diperut bagian atas

yang menetap atau mengalami kekambuhan, nyeri ulu hati, mual,

kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa.

10. Tanaman obat keluarga ( herbal)

Tanaman obat keluarga ( herbal) adalah segala macam tumbuhan

yang dapat digunakan dalam mengurangi/ mengobati keluhan penyakit

yang tumbuh disekitar kita yang biasa ditanam, diolah dan digunakan oleh

keluarga sebagai obat serta telah diketahui khasiatnya lewat penelitian/

secara turun temurun dari nenek moyang. Salah satu tanaman obat

keluarga yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang kunyit.

11. Rimpang kunyit

Rimpang kunyit ( akar kunyit) berbentuk bulat panjang dan

membentuk cabang rimpang berupa batang yang berada didalam

tanah, yang menurut penelitian dan literature tanaman obat keluarga

ini mampu mengurangi bahkan menyembuhkan penyakit gastritis,

sindrom dyspepsia dan penyakit saluran pencernaan lainnya.

Rimpang kunyit yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rimpang kunyit jawa yang telah diolah dalam bentuk serbuk

dimasukan kedalam kapsul @ 500 mg diminum 4 X 1 kapsul sehari


setengah sampai satu jam sebelum makan dan sebelum tidur ( dengan

dosis 10 mg/ kg BB tiap kali minum).

Cara ukur : Observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik.


Alat ukur : Format asuhan keperawatan keluarga.
Skala : Ordinal
Hasil ukur :
1. Masalah teratasi seluruhnya jika keluarga mampu melaksanakan 4-

5 tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia dan keluhan anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia

teratasi >70 %.

2. Masalah teratasi sebagian jika:

a. Keluarga mampu melaksanakan 4-5 tugas keluarga dalam merawat

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia tetapi keluhan

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia yang teratasi ≤ 70 %.

b. Keluarga mampu melaksanakan 2-3 tugas keluarga dalam merawat

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia dan keluhan anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia yang teratasi 40-70 %.

c. Keluhan anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia teratasi

> 70 % tetapi keluarga hanya mampu melaksanakan ≤ 3 tugas keluarga

dalam merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.

3. Masalah teratasi sebagian jika keluarga mampu melaksanakan 0-1

tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom


dispepsia dan keluhan anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia

yang teratasi < 40 %.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

pendekatan studi kasus. Penelitian deskriptif adalah penelitian untuk

menggambarkan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002)


dengan maksud untuk mengetahui keadaan sesuatu mengenai keadaan apa

dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana sehingga bersifat

menjelaskan atau menerangkan tentang suatu hal (Arikunto, 1998).

Pendekatan yang dipilih adalah studi kasus yaitu meneliti suatu

permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal (satu orang

atau sekelompok orang) yang dianalisis secara mendalam baik dari segi

yang berhubungan dengan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang

mempengaruhi, kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus,

maupun reaksi kasus terhadap suatu perlakuan tertentu (Notoatmojo,

2002).

Variabel penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga
pada kasus syndrom dispepsia melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang kunyit di wilayah kerja
Puskesmas Majenang I.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah bagian yang akan diteliti dapat berupa

manusia, benda, hewan, gejala dan peristiwa tertentu sebagai sumber data

yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi,

1995). Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah klien

yang didiagnosa syndrom dyspepsia berusia 15-44 tahun yang bersedia

mengkonsumsi rimpang kunyit sebagai obat keluarga.

Subjek penelitian yang diteliti berjumlah 4 orang pasien. Waktu

penelitian untuk setiap pasien adalah sampai keluhan berkurang dalam

jangka waktu 1 minggu.


Tahapan Penelitian

Tahap Persiapan/ Menyusun Proposal Penelitian

Tahap persiapan/menyusun proposal penelitian meliputi:

memilih lahan penelitian, melakukan pendekatan pada Puskesmas

yang akan dijadikan lahan penelitian, bekerjasama dengan Puskesmas

untuk studi pendahuluan, melakukan studi pendahuluan, menyusun

proposal penelitian, seminar proposal penelitian.

Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian meliputi: mendapatkan izin

penelitian, mendapatkan informed consent, melakukan pengumpulan

data, mengolah dan menganalisa data.

Tahap Akhir Penelitian

Tahap akhir penelitian: menyusun laporan penelitian meliputi: sidang,

memperbaiki dan memperbanyak hasil.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian.

Penelitian dilaksanakan di diwilayah kerja Puskesmas

Majenang I, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai April 2005 dan berakhir

September 2005.
Jadwal Kegiatan Skripsi
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan
Apr Mei Juni Juli Agust Sept Sept
2005 2005 2005 200 2005 2005 2006
5
Konsultasi Proposal xxx xxx xxx
Seminar Proposal xxx
Perbaikan Proposal xxx
Pengumpulan Data xxx
Pengolahan Data xxx
Pembuatan Laporan xxx
Seminar Hasil xxx
Sidang Skripsi xxx
Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian

(Arikunto, 1997). Populasi dalam penelitian ini adalah

penderita sindrom dispepsia di di wilayah kerja Puskesmas

Majenang I.

Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan “sampling”

tertentu untuk bisa memenuhi/ mewakili populasi (Nursalam & Siti Pariani,

2001). Sampel dalam penelitian ini adalah purvosive sampling.

Kriteria sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah klien dengan sindrom

dyspepsia, pernah menggunakan tanaman obat keluarga, bersedia untuk

mengkonsumsi kunyit, kooperatif, di wilayah kerja Puskesmas Majenang I,


umur pasien yaitu 15-45 tahun, dan menurut Croty (1996) sampel dalam

penelitian studi kasus berjumlah 6-9 kasus.

Teknik Pengumpulan Data

Menurut Mulyana (2000), teknik pengumpulan data dalam studi kasus dapat

dilakukan melalui wawancara, pengamatan, hasil survey dan berbagai cara

lain untuk menguraikan suatu kasus secara terperinci. Teknik pengumpulan

data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik observasi

partisipatif (pengamatan berperan serta).

Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi

melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2002). Pada

penelitian ini, peneliti ikut terlibat/berpartisipasi dalam setiap kegiatan

pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi penurunan keluhan pada

klien dengan kasus syndrom dispepsia yang diobservasi setiap hari melalui

kunjungan rumah kemudian melakukan pencatatan terhadap gejala-gajala

yang tampak pada objek penelitian sesuai dengan hasil observasi.

Wawancara dilakukan kepada klien melalui kunjungan rumah meliputi

riwayat penyakit syndrom dyspepsia/ pengkajian keperawatan keluarga.


Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman pengamatan

Asuhan Keperawatan keluarga pada klien yang mengalami gangguan saluran

pencernaan (syndrom dyspepsia).

Prosedur Pengumpulan Data

Adapun langkah-langkah prosedur pengumpulan data


sebagai berikut :
Prosedur pengumpulan data dimulai dengan memilih sampel sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan.

Peneliti memberikan informed consent kepada klien, apabila klien setuju maka

klien mengisi dan menandatangani format persetujuan tersebut.

Melakukan pengkajian melalui teknik observasi dan dokumentasi tentang

keluhan-keluhan klien terutama hal-hal yang berhubungan dengan

gangguan saluran pencernaan yaitu syndrom dyspepsia.

Menentukan diagnosa keperawatan sesuai dengan hasil pengkajian.

Menentukan rancangan intervensi keperawatan terfokus pada klien yang

menderita penyakit syndrom dyspepsia. Dilakukan sesuai dengan diagnosa

keperawatan yang didapat terutama yang berhubungan dengan

penatalaksanaan pada gangguan system pencernaan (syndrom dyspepsia).

Melakukan intervensi keperawatan keluarga dengan menitikberatkan pada

pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang kunyit.


Mengobservasi dan mencatat intervensi keperawatan yang dilakukan perawat

dengan menitikberatkan pada pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang

kunyit dalam mengurangi keluhan syndrom dyspepsia.

Mengevaluasi intervensi keperawatan yang telah dilakukan.

Analisa Data

Analisa data menurut Patton (1980:268, dikutip dari Moleong, 2000:103)

adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya kedalam suatu pola,

kategori, dan satuan uraian dasar.

Adapun analisa data dalam penelitian ini adalah:

1. Menelaah hasil asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispesia

tentang pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang kunyit dalam

mengurangi keluhan syndrom dispepsia.

2. Menganalisa gambaran berkurangnya keluhan yang telah didapat

berdasarkan teori yang ada.


Penyajian Data

Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk narasi dengan tidak

menyimpang dari data yang dikumpulkan dari hasil observasi.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jumlah keluarga yang diteliti pada penelitian tentang gambaran

penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia

dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga rimpang kunyit di wilayah kerja

Puskesmas Majenang I ini sebanyak empat keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia, diambil secara insidental pada bulan Agustus sampai September 2005.

Keempat keluarga dengan kasus syndrom dispepsia diobservasi selama 1 minggu

melalui kunjungan rumah dengan menggunakan metode asuhan keperawatan

keluarga dengan memanfatkan tanaman obat keluarga rimpang kunyit. Keempat

keluarga tersebut adalah sebagai berikut:

A. Kasus I

1. Pengkajian

a. Identitas Keluarga

1).Nama kepala keluarga : Tuan T


2).Alamat : Mulyasari RT 5 RW III Majenang

3).Tanggal pengkajian : 28 Agustus 2005

4).Puskesmas : Majenang I

5).Kecamatan : Majenang

6).No Reg : 10524

7).Diagnosa medis : Syndrom dispepsia

b. Daftar anggota keluarga

N Nama Anggota Hub. Dgn L/ Pendi- Peker- Kead


Umur Agama Ket
o Keluarga KK P dikan jaan kes.
1 Tn. T KK L 40 th SD Buruh Islam Sehat
2 Ny. K Istri P 36 th SD - Islam Sakit
3 Riyadi Anak L 21 th SMP Buruh Islam Sehat
4 Hidayat Anak L 19 th SD Buruh Islam Sehat
5 Sendi P Anak L 14 th SMP - Islam Sehat
6 Atun Anak P 5 th SD - Islam Sehat
7 Wahyudin Anak L 3 th SD - Islam Sehat

c. Pemeriksaan Individu ( Ny. K dengan Kasus Syndrom Dispepsia)

1).Keluhan utama : Ny. K mengeluh perut terasa sakit, mual, kembung.

cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati

dan nyeri setelah makan.

2).Keadaan umum : Baik

3).Tanda Vital : Tensi 90/60 mmhg, nadi 68 x/ menit, suhu 36,2 OC,

pernafasan 20 x/ menit, BB 45 kg dan TB 145 cm.


4).Pencernaaan : Defekasi 1-2 kali sehari dengan konsistensi lembek

dan warna kuning kecokelatan, tidak terjadi

obstifasi dan tidak diare, kembung dan kelihatan

mual.

5).Mata : Konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik.

6).Kulit : Warna sawo matang, turgor baik, tidak terdapat

luka/ borok/ lecet, tidak ikterik, tidak pucat.

7).Genita Urinaria : Miksi 3 – 5 kali dan tidak ada kesukaran.

d. Analisa Data
No Data pada keluarga Masalah kesehatan
1 DO: Gangguan sistem
- Ada anggota keluarga dengan kasus pencernaan syndrom
syndrom dispepsia ( Ny. K), dan obat dispepsia.
dari Puskesmas yaitu antacid, B12,
parasetamol.
- Pada pemeriksaan fisik Ny. K
ditemukan nyeri pada perut bagian atas,
kembung, kelihatan mual, keadaan umum
baik, BB 45 Kg, TB 145 Cm, Tensi 90/60
mmhg, suhu 36,2 OC, nadi 68 x/ mnt,
pernafasan 20 x/ menit.
DS :
- Ny. K mengeluh perut terasa sakit,
mual, kembung, cepat kenyang, tidak
nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah
makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh
pada perut bagian atas.

e. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada

keluarga Tn. T ( Ny. K) berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia.

2. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Tabel 4.1 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. T

Identitas Keluarga: Tn. T


Diagnosa Tujuan Evaluasi
No Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1 Gangguan sis- Setelah 7 x Setelah 2 x 45
tem pencerna- pertemuan menit pertemuan
an syndrom gangguan tatap muka dan
dispepsia pa- sistem intervensi
da keluarga pencernaan keluarga mampu:
Tn. T (Ny. K) syndrom 1. Mengenal
berhubungan dispepsia ma-salah GSP
dengan keti- pada Ny. K syn-drom
dakmampuan teratasi. dispepsia pada
keluarga da- Ny K dengan
lam merawat cara:
anggota ke- 1.1 Menyebutkan Respon Syndrom dispepsia adalah 1.1.1. Diskusikan
luarga dengan pengertian verbal kumpulan gejala yang dengan keluarga
kasus syn- syndrom terdiri dari nyeri ulu hati, mengenai pengertian
drom dispep- dispepsia mual, kembung, muntah, syndrom dispepsia
sia. rasa penuh, cepat kenyang
dan sendawa.

1.2 Menyebutkan Respon Minimal 3 dari 5 penyebab 1.2.1.Diskusikan dengan


penyebab verbal syndrom dispepsia keluarga mengenai
syndrom 1. Gangguan pada lumen penyebab syndrom
dispepsia saluran cerna (gastritis/ dispepsia
maag) 1.2.2.Tanyakan kembali
2. Penyakit pada hati, pada keluarga
pangkreas, dan saluran mengenai pengertian
empedu. dan penyebab
3. Pola makan tidak teratur syndrom dispepsia
4. Obat-obatan. 1.2.3.Berikan pujian pada
5. Makanan. keluarga
1.3 Menyebutkan Respon Jenis syndrom dispepsia 1.3.1 Diskusikan dengan
jenis syndrom verbal 1. Akut yaitu kurang dari keluarga mengenai
dispepsia dan tiga bulan jenis syndrom
tandanya 2. Kronik lebih dari tiga dispepsia dan
bulan tandanya.
Gejala syndrom dispepsia: 1.3.2 Motivasi keluarga
1. Nyeri perut bagian atas untuk menyebutkan
2. Nyeri setelah makan kembali jenis
3. Nyeri saat lapar syndrom dispepsia
4. Mudah kenyang dan tandanya
5. Perut cepat terasa 1.3.3 Berikan pujian pada
penuh saat makan keluarga
6. Mual
7. Muntah
8. Kembung
9. Rasa tak nyaman
bertambah saat makan.

1.4 Mengidentifi- Respon Cara mengetahui adanya 1.4.1 Jelaskan pada


kasi adanya verbal kembung dan sakit perut keluarga cara
kembung dan dan pada Ny. K: mengetahui
sakit perut psiko- 1. Tempelkan telapak kembung dan sakit
pada Ny. K motor tangan kiri pada perut perut pada Ny. K
lalu ketuklah dengan 1.4.2 Minta keluarga
ibu jari tangan kanan, untuk menjelaskan
jika terdengar suara kembali dan
plung-plung berarti memperagakan cara
kembung. mengetahui
2. Tekanlah area perut kembung dan sakit
secara perlahan dengan perut
ujung jari tangan dan 1.4.3 Berikan pujian pada
cari area yang terasa keluarga
nyeri bila ditekan.
2. Mengambil
ke-putusan
untuk merawat
ang-gota
keluarga
dengan kasus
GSP syndrom
dispepsia ( Ny.
K) dengan
cara:
2.1 Menyebutkan Respon Minimal 2 dari 4 akibat 2.1.1 Diskusikan dengan
akibat lanjut verbal lanjut keluarga mengenal
dari GSP syn- 1. Bila ada infeksi akibat lanjut dari
drom dispep- maka rasa sakit akan syndrom dispepsia.
sia terus bertambah. 2.1.2 Motivasi keluarga
2. Metabolisme untuk menyebutkan
tubuh terganggu bila kembali tentang aki-
saluran pencernaan bat lanjut syndrom
terganggu. dispepsia.
3. Tubuh akan 2.1.3 Berikan pujian pada
bertambah lemah. keluarga.
4. Biaya berobat
mahal.
2.2 Memutuskan Respon Keluarga memutuskan 2.2.1 Tanyakan keinginan
untuk mera- verbal untuk merawat Ny K yang keluarga untuk mera-
wat Ny. K ya- mengalami GSP syndrom wat Ny. K
ng mengalami dispepsia 2.2.2 Berikan pujian pada
GSP syndrom keluarga.
dispepsia
3. Merawat ang-
gota keluarga
dengan masa-
lah GSP syn-
drom dispepsia
dengan cara:
3.1 Menyebutkan Respon Minimal 2 dari 4 cara 3.1.1 Diskusikan
cara pence- verbal pencegahan dengan keluarga
gahan GSP 1. Anjurkan pola makan mengenai cara
syndrom dis- teratur pencegahan GSP
pepsia 2. Anjurkan perut selalu syndrom dys-pepsia
terisi/ makan sediki- 3.1.2 Tanyakan kembali
sedikit tapi sering. pada keluarga ten-
3. Menjaga kebersihan tang cara pencegah-
lingkungan an GSP syndrom
4. Anjurkan jangan makan dispepsia
makanan yang 3.1.3 Berikan pujian pada
merangsang peningkat- keluarga
an asam lambung
( pedas, asam, kopi,
dll).
3.2 Menyebutkan Respon Minimal 5 dari 7 cara 3.2.1 Diskusikan cara
cara merawat verbal merawat anggota keluarga merawat anggota
anggota ke- dengan kasus GSP keluarga dengan
luarga dengan syndrom dispepsia: kasus GSP syndrom
kasus syndrom 1. Keluarga dapat dispepsia
dispepsia ( mengkaji sumber daya 3.2.2 Minta keluarga
Ny. K ) keluarganya yang dapat menyebutkan
dimanfaatkan dalam kembali cara
menangani kasus merawat anggota
syndrom dispepsia keluarga dengan
yaitu mengatasi GSP kasus GSP syndrom
syndrom dispepsia dispepsia
terlebih dahulu dengan 3.2.3 Berikan pujian pada
obat tradisional keluarga
rimpang kunyit.
2. Mampu mengolah
kunyit
3. Makan makanan yang
tidak merangsang sakit
pada saluran
pencernaan
4. Makan sedikit-sedikit
tapi sering.
5. Meningkatkan istirahat
6. Melakukan kompres
hangat pada area perut
yang sakit.
7. Melakukan teknik
relaksasi pada waktu
perut terasa sakit ( tarik
nafas dari hidung
dalam-dalam lalu
hembuskan lewat mulut
dan ulangi terus sampai
terasa nyaman).
3.3 Mendemons- Respon Cara pembuatan dan pe- 3.3.1 Demonstrasikan
trasikan cara Psiko- ngolahan obat cara pembuatan obat
pembuatan ob- motor tradisional: tradisional dan
at tradisional. Serbuk rimpang memasukannya
kunyit 1,5 - 3 gr direbus kedalam kapsul.
dalam 150 ml air selama 3.3.2 Motivasi keluarga
15 menit, setelah keluar untuk melakukan
uap disaring dan redemonstrasi
ditambah air masak pembuatan obat
hingga volumenya 150 tradisionat
ml, dan untuk 3.3.3 Berikan pujian pada
memperbaiki rasa keluarga.
tambahkan 1 sendok
makan gula pasir atau
madu, diminum tiga kali
sehari 1/3 bagian ( 50 ml
sebelum makan).
Bila digunakan
dalam bentuk kapsul,
500 mg bubuk kunyit per
kapsul, diminum empat
kali sehari setengah
sampai satu jam sebelum
makan dan sebelum
tidur.
Cara membuat
bubuk kunyit, kupas
kunyit, potong ± 1-3 mm,
jemur dibawah
matahari, hancurkan
dengan ditumbuk/
diblender, lalu saring.

3.4 Melakukan Respon Keluarga melakukan 3.4.1. Adakan kunjungan


perawatan afektif perawatan pada Ny. K tidak terencana dan
untuk yaitu dengan: evaluasi cara
mengatasi 1. Mengatasi gangguan keluarga untuk
keluhan saluran pencernaan merawat Ny. K
syndrom syndrom dispepsia 3.4.2. Berikan pujian pada
dispepsia pada dengan obat tradisional keluarga.
Ny. K rimpang kunyit dalam
bentuk kapsul yang
dibuat bersama.
2. Mampu memberi kapsul
kunyit dengan dosis 4X1
kapsul satu jam sebelum
makan dan sebelum
tidur.
3. Memberi makan
makanan yang tidak
merangsang sakit pada
saluran pencernaan
4. Menganjurkan makan
sedikit-sedikit tapi
sering.
5. Menganjurkan
mening-katkan istirahat
6. Mengkompres hangat
pada area perut yang
sakit.
7. Memotifasi untuk
melakukan teknik
relaksasi pada waktu
perut terasa sakit
4. Memodifikasi
lingkungan.
4.1 Menyebutkan Respon Minimal 2 dari 4 ciri-ciri 4.1.1 Diskusikan dengan
ciri lingkung- verbal lingkungan rumah yang keluarga mengenai
an rumah sehat; ciri-ciri lingkungan
yang sehat. 1. Bersih dan rapih rumah yang sehat
2. Ventilasi cukup 4.1.2 Motivasi keluarga
3. Ada penerangan untuk menyebutkan
dari sinar matahari kembali mengenai
4. Tidak lembab. ciri-ciri lingkungan
rumah yang sehat
4.1.3 Berikan pujian pada
keluarga
4.2 Memodifikasi Respon Memodifikasi lingkungan 4.2.1 Berikan kesempatan
lingkungan psiko- 1. Membuka jendela pada keluarga untuk
menjadi sehat motor atau pintu rumah menilai kondisi
2. Menutup rumahnya
makanan 4.2.2 Bersama-sama de-
3. Membersihkan ngan keluarga mela-
tempat yang disukai kukan modifikasi
lalat. Iingkungan
4.2.3 Berikan pujian pada
keluarga
5 Memanfaat-
kan pelayanan
kesehatan
5.1 Pergi ke Respon Jika dalam tiga hari Ny. K 5.1.1 Anjurkan keluarga
Puskesmas/ afektif tidak mambaik maka untuk membawa Ny.
dokter untuk keluarga akan membawa K ke Puskesmas atau
mengatasi Ny. K pergi ke Puskesmas ke dokter terdekat.
syndrom atau ke dokter 5.1.2 Berikan pujian pada
dispepsia keluarga
pada Ny. K

3. Implementasi Dan Evaluasi


Tabel 4.2 Implementasi Dan Evaluasi Keluarga Tn. T
Identitas Keluarga : Tn. T
No.
Waktu Implemetasi Evaluasi
DX
28-8-05 TUK 1.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai Data Subjektif :
15.00 1 pengertian syndrom dispepsia. 1. Keluarga mampu menyebutkan pengertian dari
WIB Syndrome dispepsia adalah kumpulan gejala syndrom dispepsia adalah ”nyeri ulu hati, mual,
yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung”
kembung, muntah, rasa penuh, cepat 2. Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5
kenyang dan sendawa. penyebab dari syndrom dispepsia.
1.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai Penyebabnya adalah maag, makan tidak teratur,
penyebab syndrom dispepsia. makanan.
Penyebab dari syndrom dispepsia: 3. Keluarga tidak mampu menyebutkan jenis
1. Gangguan pada lumen saluran cerna syndrom dispepsia tapi mampu menyebut-kan
( gastritis/ maag) tanda syndrome dispepsia yaitu nyeri ulu hati,
2. Penyakit pada hati, pangkreas, dan mual, kembung.
saluran empedu.
3. Pola makan tidak teratur
4. Keluarga mampu menjelaskan cara cara
mengetahui adanya kembung.
4. Obat-obatan.
Data Objektif :
5. Makanan.
1.2.2 Menanyakan kembali pada keluarga 1. Keluarga mendemonstarsikan cara mengetahui
mengenai pengertian dan penyebab syndrom kembung.
dispepsia 2. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
1.2.3 Memberikan pujian pada keluarga diskusi berlangsung.
1.3.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai 3. Terdapat kontak mata.
jenis syndrom dispepsia dan tandanya. 4. Sesekali keluarga terlihat menganguk-
Jenis syndrom dispepsia: anggukkan kepala.
1. Akut yaitu kurang dari tiga bulan 5. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.
2. Kronik lebih dari tiga bulan Analisa :
Tanda dan gejalanya yaitu nyeri perut bagian Masalah belum teratasi
atas, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, Perencanaan :
mudah kenyang, perut cepat terasa penuh Lanjutkan Implementasi dengan modifikasi jika
saat makan, mual, muntah, kembung, rasa diperlukan.
tak nyaman bertambah saat makan.
1.3.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali jenis syndrom dispepsia dan tandanya
1.3.3 Memberikan pujian pada keluarga
1.4.1Menjelaskan pada keluarga cara mengetahui
adanya kembung dan sakit perut pada Ny. K
Cara mengetahui kembung dan area perut
yang sakit yaitu:
1. Tempelkan telapak
tangan kiri pada perut lalu ketuklah
dengan ibu jari tangan kiri, jika terdengar
suara plung-plung berarti kembung.
2. Tekanlah area perut
secara perlahan dan cari daerah yang
terasa nyeri bila ditekan.
1.4.2Meminta keluarga untuk menjelaskan
kembali dan memperagakan cara
mengetahui adanya kembung dan area sakit
perut pada Ny. K
1.4.3Memberikan pujian pada keluarga
TUK 2.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenal Data Subjektif :
2 akibat lanjut dari syndrom dispepsia. 1. Keluarga mampu menyebutkan 1 dari 4 akibat
Akibat lanjut dari syndrom dispepsia: lanjut dari syndrom dispepsia yaitu biaya
1. Bila ada infeksi maka rasa sakit akan berobat mahal
terus bertambah. 2. Keluarga menyatakan keinginan-nya untuk
2. Metabolisme tubuh terganggu bila mengatasi syndrom dispepsia pada Ny. K
saluran pencernaan terganggu. Data Objektif :
3. Tubuh akan bertambah lemah. 1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
4. Biaya berobat mahal diskusi berlangsung
2.1.2Memotivasi keluarga untuk menyebutkan 2. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.
kembali tentang akibat lanjut dari syndrom Analisa :
dispepsia. Masalah belum teratasi.
2.1.3 Memberikan pujian pada keluarga Perencanaan :
2.2.1 Menanyakan keinginan keluarga untuk Lanjutkan implementasi
merawat Ny. K
2.2.2 Memberikan pujian pada keluarga
TUK 3.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai Data Subjektif :
3 cara pencegahan syndrom dispepsia 1. Keluarga menyebutkan 2 dari 4 cara
Cara pencegahan syndrom dispepsia: pencegahan syndrom dispepsia yaitu
1). Anjurkan pola makan teratur menganjurkan pola makan teratur dan
2). Anjurkan perut selalu terisi/ makan menganjurkan perut selalu terisi.
sediki-sedikit tapi sering. 2. Keluarga mampu menyebutkan 4 cara dari 7
3). Menjaga kebersihan ling-kungan cara merawat anggota keluarga dengan kasus
4). Anjurkan jangan makan makanan yang syndrome dispepsia
merangsang ( pedas, asam, kopi, dll). 3. Keluarga mampu menjelaskan cara pembuatan
3.1.2 Menanyakan keinginan keluarga untuk serbuk kunyit dan bisa memasukannya kedalam
merawat Ny. K kapsul.
3.1.3 Memberikan pujian pada keluarga
3.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga cara Data Obyektif:
merawat anggota keluarga dengan masalah 1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
syndrom dispepsia diskusi berlangsung.
Cara merawat anggota keluarga yang 2. Terdapat kontak mata.
mengalami syndrom dispepsia yaitu: 3. Sesekali keluarga terlihat mengangguk-
1. Keluarga dapat mengkaji sumber daya anggukkan kepala
keluarganya yang dapat dimanfaatkan 4. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian
dalam menangani kasus syndrom
dispepsia yaitu mengatasi GSP syndrom Analisa :
dispepsia terlebih dahulu dengan obat Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu
tradisional rimpang kunyit. menyebutkan cara mencegah dan merawat anggota
2. Mampu mengolah kunyit keluarga dengan kasus syndrom dispepsia yaitu
3. Makan makanan yang tidak merangsang mengkaji sumber daya keluarganya yang dapat
sakit pada saluran pencernaan dimanfaatkan dalam menangani kasus syndrom
4. Makan sedikit-sedikit tapi sering. dispepsia ( obat tradisional rimpang kunyit), makan
5. Meningkatkan istirahat makanan yang tidak merangsang sakit pada saluran
6. Mengkompres hangat pada area perut pencernaan, meningkatkan istirahat, mengkompres
yang sakit. hangat pada area perut yang sakit.
7. Melakukan teknik relaksasi pada waktu Perencanaa :
Lanjutkan implementasi.
perut terasa sakit ( tarik nafas dari
hidung dalam-dalam lalu hembuskan
lewat mulut dan ulangi terus sampai
terasa nyaman).
3.2.2Meminta keluarga menyebut-kan kembali
cara merawat anggota keluarga dengan
masalah syndrom dispepsia
3.2.3 Memberikan pujian pada keluarga
3.3.1 Menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit:
kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur
dibawah matahari, hancurkan dengan
ditumbuk/ diblender, lalu saring.
3.3.2Mendemonstrasikan cara memasukan serbuk
kunyit kedalam kapsul. Masukan serbuk
kunyit yang telah kedalam kapsul ukuran
500 mg dengan membuka kapsul, masukan
serbuk kunyit penuh atas bawah lalu tutup
kembali.
3.3.3Memotivasi keluarga untuk melakukan
redemonstrasi pembuatan obat tradisional.
3.3.4 Memberikan pujian pada keluarga.
TUK 4.1.1Mendiskusikan dengan keluarga mengenai Data Subjektif :
4 ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat 1. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 ciri-ciri
Ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat; lingkungan rumah yang sehat yaitu bersih dan rapi,
1. Bersih dan rapih sinar matahari masuk ke dalam rumah, menutup
2. Ventilasi cukup makanan.dan tidak lembab.
3. Ada penerangan dari sinar matahari 2. Keluarga menilai kondisi rumahnya sudah baik
4. Tidak lembab dan termasuk rumah yang sehat.
5. Menutup makanan. Data Objektif;
4.1.2 Memotivasi keluarga 1.
untuk Rumah keluarga tampak bersih dan rapi,
menyebutkan kembali mengenai ciri-ciri jendela rumah terbuka, dan sinar masuk ke dalam
Iingkungan rumah yang sehat rumah.
4.1.3 Memberikan pujian pada keluarga 2. Keluarga memperhatikan maha-siswa saat
diskusi berlangsung.
4.2.1 Memberikan kesempatan pada keluarga
3. Terdapat kontak mata
untuk menilai kondis rumahnya
4. Keluarga tersenyum ssat diberi pujian.
4.2.2 Menganjurkan pada keluarga untuk
Analisa :
mempertahankan kondisi rumahnya.
Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu
4.2.3 Memberikan pujian pada keluarga
memodifikasi lingkungan rumah menjadi sehat.
Perencanaan :
Lanjutkan implementasi
TUK 5.1.1 Menganjurkan keluarga untuk membawa Data Subjektif :
5 kembali Ny. K ke Puskesmas atau ke Keluarga mengatakan akan membawa Ny K akan
dokter terdekat jika dalam waktu 3 hari ke Puskesmas atau ke dokter jika dalam waktu 3
kondisinya tidak membaik. hari SDP syndrom dispepsia yang diderita tidak
5.1.2 Memberikan pujian atas keinginan mengalarni perbaikan.
keluarga untuk memanfaatkan pelayanan Data Objektif :
kesehatan. 1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
diskusi berlangsung
2. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.
Analisa :
Masalah teratasi sebagian, keluarga telah
menyatakan kesediaannya untuk memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan.
Perencanaan :
Lanjutkan implementasi
29-8-05 1 1.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai Data Subjektif :
15.00 TUK. pengertian syndrom dispepsia. 1. Keluarga mampu menyebutkan pengertian dari
WIB 1 Syndrom dispepsia adalah kumpulan gejala syndrom dispepsia adalah ”nyeri ulu hati, mual,
yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung”
kembung, muntah, rasa penuh, cepat 2. Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5
kenyang dan sendawa. penyebab dari syndrom, dispepsia.
1.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai Penyebabnya adalah maag, makan tidak teratur,
penyebab syndrom dispepsia. Penyebab dari makanan.
Syndrom dispepsia: 3. Keluarga mampu menyebutkan jenis syndrome
1. Gangguan pada lumen saluran cerna dispepsia dan tandanya syndrome dispepsia
( gastritis/ maag) nyeri ulu hati, mual, kembung.
2. Penyakit pada hati, pangkreas, dan 4. Keluarga mampu menjelaskan cara cara
saluran empedu. mengetahui adanya kembung dan area sakit
3. Pola makan tidak teratur perut, yaitu ujung jari kiri diketuk oleh ujung
4. Obat-obatan. jari kanan dan meraba dengan ujung jari untuk
5. Makanan. tahu yang sakit.
1.2.2 Menanyakan kembali pada keluarga Data Objektif :
mengenai pengertian dan penyebab syndrom 1. Keluarga mendemonstarsikan cara mengetahui
dispepsia kembung dan area sakit perut.
1.2.3 Memberikan pujian pada keluarga
1.3.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai 2. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
jenis syndrom dispepsia dan tandanya. diskusi berlangsung.
Jenis syndrom dispepsia: 3. Terdapat kontak mata.
1. Akut yaitu kurang dari tiga bulan 4. Sesekali keluarga terlihat menganguk-
2. Kronik lebih dari tiga bulan anggukkan kepala.
Gejala nyeri perut bagian atas, nyeri setelah 5. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.
makan, nyeri saat lapar, mudah kenyang, Analisa :
perut cepat terasa penuh saat makan, mual, Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mengenal
muntah, kembung, rasa tak nyaman masalah syndrome dispepsia pada Ny K
bertambah saat makan. Perencanaan :
1.3.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan Lanjutkan Implementasi dengan modifikasi jika
kembali jenis syndrom dispepsia dan diperlukan.
tandanya
1.3.3 Memberikan pujian pada keluarga
1.4.1 Menjelaskan pada keluarga cara mengetahui
adanya kembung dan sakit perut pada Ny. K
Cara mengetahui kembung dan area perut
yang sakit yaitu:
1. Tempelkan telapak tangan kiri pada
perut lalu ketuklah dengan ibu jari tangan kiri,
jika terdengar suara plung-plung berarti kembung.
2. Tekanlah area perut secara perlahan dan
cari daerah yang terasa nyeri bila ditekan..
1.4.2 Meminta keluarga untuk menjelaskan
kembali dan memperagakan cara
mengetahui adanya kembung dan area sakit
perut pada Ny. K
1.4.3 Memberikan pujian pada keluarga

TUK Mendiskusikan dengan keluarga mengenal akibat Data Subjektif :


2 lanjut dari syndrom dispepsia. 1. Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4 akibat
Akibat lanjut dari syndrom dispepsia: lanjut dari syndrom dispepsia, yaitu tubuh akan
1. Bila ada infeksi maka rasa sakit bertambah lemah dan biaya berobat mahal
akan terus bertambah. 2. Keluarga menyatakan keinginan-nya untuk
2. Metabolisme tubuh terganggu mengatasi syndrom dispepsia pada Ny K
bila saluran pencernaan terganggu. Data Objektif:
3. Tubuh akan bertambah lemah. 1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
4. Biaya berobat mahal diskusi berlangsung
Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali 2. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.
tentang akibat lanjut dari syndrom Analisa:
dispepsia. Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu
Memberikan pujian pada keluarga mengambil keputusan untuk merawat anggota
Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.
Ny. K Perencanaan :
Memberikan pujian pada keluarga Lanjutkan implementasi
TUK Mendiskusikan dengan keluarga mengenai cara Data Subjektif :
3 pencegahan syndrom dispepsia 1. Keluarga menyebutkan 4 dari 4 cara
Cara pencegahan syndrom dispepsia: pencegahan syndrom dispepsia.
1. Anjurkan pola makan teratur 2. Keluarga mampu menyebutkan 5 dari 7 cara
2. Anjurkan perut selalu terisi/ makan merawat anggota keluarga dengan kasus
sediki-sedikit tapi sering. syndrom dispepsia.
3. Menjaga kebersihan ling-kungan Data Obyektif:
4. Anjurkan jangan makan makanan yang 1. Keluarga mendemonstrasikan cara membuat
merngsang (pedas, asam, kopi, dll). obat tradisional dari rimpang kunyit.
Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat 2. Keluarga memperhatikan maha-siswa saat
Ny. K diskusi berlangsung.
Memberikan pujian pada keluarga 3. Terdapat kontak mata.
3.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga cara 4. Sesekali keluarga terlihat menganggu-
merawat anggota keluarga dengan masalah anggukkan kepala
syndrom dispepsia 5. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian
Cara merawat anggota keluarga yang Analisa :
mengalami syndrom dispepsia yaitu: Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu
1. Memanfaatkan obat tradisional rimpang menyebutkan cara mencegah dan me-rawat kasus
kunyit. syndrome dispepsia pada Ny. K
2. Mampu mengolah kunyit Perencanaa :
3. Makan makanan yang tidak merangsang Lanjutkan implementasi, untuk TUK 3 lakukan
sakit pada saluran pencernaan kunjungan tidak terencana dan supervisi untuk
4. Makan sedikit-sedikit tapi sering. melihat bagaimana cara keluarga merawat Ny. K
5. Meningkatkan istirahat
6. Mengkompres hangat pada area perut
yang sakit.
7. Melakukan teknik relaksasi pada waktu
perut terasa sakit.
3.2.2 Meminta keluarga menyebut-kan kembali
cara merawat anggota keluarga dengan
masalah syndrom dispepsia
3.2.3 Memberikan pujian pada keluarga
3.3.1 Menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit:
kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur
dibawah matahari, hancurkan dengan
ditumbuk/ diblender, lalu saring.
3.3.2 Mendemonstrasikan cara memasukan
serbuk kunyit kedalam kapsul. Masukan
serbuk kunyit yang telah kedalam kapsul
ukuran 500 mg dengan membuka kapsul,
masukan serbuk kunyit penuh atas bawah
lalu tutup kembali.
3.3.3 Memotivasi keluarga untuk melakukan
redemonstrasi pembuatan obat tradisional.
3.3.4 Memberikan pujian pada keluarga.
31-8-05 TUK 3.1.1 Mengadakan kunjungan tidak terencana, Data Subjektif :
15.00 3 mengevaluasi cara keluarga untuk merawat Keluarga mampu menyebutkan dan melaksanakan
WIB Ny K cara merawat anggota keluarga dengan kasus
Cara merawat anggota keluarga yang syndrom dispepsia
mengalami syndrom dispepsia yaitu: Data Obyektif:
1. Memanfaatkan obat tradisional rimpang 1. Keluarga tersenyum ketika dibei pujian.
kunyit dalam bentuk kapsul 2. Berupa catatan perkembangan keluhan Ny. K
2. Menganjurkan makan makanan yang Analisa :
tidak merangsang sakit pada saluran Masalah teratasi, keluarga mampu menyebutkan
pencernaan dan makan sedikit-sedikit dan melaksanakan cara merawat anggota keluarga
tapi sering. dengan kasus syndrom dispepsia
3. Meningkatkan istirahat Perencanaa :
4. Mengkompres hangat pada area perut Lanjutkan implementasi.
yang sakit.
5. Melakukan teknik relaksasi pada waktu
perut terasa sakit.
3.1.2Memberikan pujian pada keluarga.

Tabel 4.3 Hasil observasi pada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia (Ny.K)

Obyek yang diamati


Keluhan
Hari Thera-
Teratasi Kunyit
ke Intervensi keluarga Tanda Vital py
Belum teratasi sebagian/ Sudah teratasi dikon-sumsi
Medis
berkurang
1 ~ Perut terasa - - ~ Memberikan obat 1 kapsul Tensi 90/60 Antacid
sakit. tradisional rimpang mmhg, suhu Vitamin
~ Mual kunyit 36, 2ºC, nadi B12, dan
~ Kembung ~ Makan makanan yang 68 x/ menit, Paraset-
~ Cepat kenyang tidak merangsang sistem pernapasan amol
~ Tidak nafsu pencernaan 20 x/ menit
makan ~ Makan sedikit-sedikit
~ Nyeri ulu hati tapi sering
~ Nyeri setelah ~ Mengkompres hangat
makan pada area perut yang
~ Nyeri saat lapar sakit.
~ Rasa penuh
pada perut
bagian atas.
2 ~ Kembung ~ Perut - ~ Memberikan obat 5 kapsul Tensi 90/60
~ Cepat kenyang terasa sakit tradisional rimpang mmhg, suhu
~ Tidak nafsu ~ Mual kunyit 36 ºC, nadi
makan ~ Nyeri ulu ~ Makan makanan yang 70 x/ menit,
~ Nyeri saat lapar hati tidak merangsang sistem pernapasan
~ Rasa penuh ~ Nyeri pencernaan 20 x/ menit
pada perut setelah ~ Makan sedikit-sedikit
bagian atas. makan. tapi sering
~ Mengkompres hangat
pada area perut yang
sakit
~ Meningkatkan istirahat.
3 - ~ Mual ~ Perut ~ Memberikan obat 9 kapsul Tensi 100/60
~ Cepat terasa tradisional rimpang mmhg, suhu
kenyang sakit. kunyit 36 ºC, nadi
~ Tidak ~ Kembung ~ Makan makanan yang 70 x/ menit,
nafsu ~ Nyeri ulu tidak merangsang sistem pernapasan
makan hati pencernaan 20 x/ menit
~ Rasa ~ Nyeri ~ Makan sedikit-sedikit
penuh setelah tapi sering
pada perut makan ~ Mengkompres hangat
bagian atas ~ Nyeri saat pada area perut yang
lapar sakit
~ Meningkatkan istirahat
~ Melakukan teknik
relaksasi
4 - - ~ Mual ~ Memberikan obat 13 kapsul Tensi 100/60
~ Cepat tradisional rimpang mmhg, suhu
kenyang kunyit 36,4ºC, nadi
~ Tidak 78 x/ menit,
nafsu pernapasan
makan 20 x/ menit
~ Rasa
penuh
pada perut
bagian atas
5 - - - Memberikan obat tradisional 17 kapsul - -
rimpang kunyit
6 - - - Memberikan obat tradisional 21 kapsul - -
rimpang kunyit
7 25 kapsul Tensi
Hasil evaluasi akhir dengan dilaksanakannya lima tugas keluarga dalam
110/80
merawat anggota keluarga dengan kasus ayndrom dispepsia ( Ny.K) oleh
mmhg,
keluarga Tn. T diperoleh data sebagai berikut:
suhu
1. Nafsu makan naik
36,2ºC,
2. Sakit perut teratasi dan teras lebih nyaman
nadi 78 x/
3. Ny. K menyatakan tidur lebih nyenyak
menit,
4. Ny. K mengatakan badanya lebih segar
pernapasan
20 x/ menit
4. Pembahasan Kasus I

Pengkajian awal pada Ny. K yang datang ke Puskesmas Majenang I

dengan kasus syndrom dispepsia mengatakan sudah terbisa menggunakan

tanaman obat keluarga rimpang kunyit dalam mengobati penyakitnya tetapi

keluhan yang dialami tidak berkurang malah bertambah parah, sedangkan

menurut literature yang ada rimpang kunyit mampu mengurangi keluhan

bahkan menyembuhkan penyakit syndrom dispepsia, yaitu menurut Hargono

( 2002) rimpang kunyit mempunyai khasiat sebagai anti oksidan, pengurang

rasa nyeri pada gangguan sistem pencernaan, peningkat nafsu makan dan dapat
mengurangi penumpukan gas dalam lambung. Hal ini dimungkinkan karena

keluarga Tn. T belum mampu merawat anggota keluarganya yang sakit ( Ny. K

dengan kasus syndrom dispepsia) dan pemanfaatan sumber daya keluarga yang

ada yaitu tanaman obat keluarga rimpang kunyit belum tepat. Dari pengkajian

awal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga

pada keluarga Tn. T dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K ).

Asuhan keperawatan yang akan dilakukan bersifat partisipatif yaitu

melibatkan seluruh anggota keluarga Tn. T dalam merawat anggota keluarga

dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K) dan perawatan ini terfokus pada

pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga

rimpang kunyit. Asuhan keperawatan dimulai sejak tanggal 28 Agustus 2005

melalui kunjungan rumah selama satu minggu dengan beberapa tahapan

diantaranya pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal-hal yang

dikaji dalam pengkajian yaitu identitas keluarga, daftar anggota keluarga, data

umum dan pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan kasus syndrom dipepsia.

Pada pengkajian data umum keluarga, didapatkan tipe keluarga Tn T

adalah nuclear family ( keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu dan lima orang

anak yang tinggal dalam satu rumah dan tahap perkembangannya adalah pada

tahap anak pertama usia dewasa muda. Pada data umum dikaji juga keadaan

biologis keluarga, psikologis keluarga, sosial ekonomi keluarga, spiritual

keluarga, lingkungan rumah, fungsi dan harapan keluarga.


Hasil pengkajian keadaan biologis keluarga Tn. T yaitu kebersihan:

”frekuensi mandi sehari 2 kali, menggunakan sabun, kamar mandi milik

sendiri, biasa cuci tangan sebelum makan dan tidak biasa cuci kaki sebelum

tidur”, pola makan: ”makan sehari 3 kali, makanan pokok nasi, lauk kadang-

kadang, sayuran selalu ada, buah kadang-kadang, susu kadang-kadang, cara

menghidangkan makanan terbuka, tidak ada pantangan makan, air minum

dimasak dan kebiasaan masak sayuran dipotong baru dicuci”, pola istirahat:

”rata-rata tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 05.00, tidak tidur siang dan

tidak ada anggota keluarga yang sulit tidur kecuali Ny. K”, reproduksi: ”alat

kontrasepsi yang digunakan yaitu KB suntik dan tidak ada kelainan/ keluhan

yang dirasakan setelah menggunakannya”, tidak ada kecacatan dan tidak ada

penyakit kronik/ menular dalam keluarga Tn. T.

Pengkajian psikologis pada keluarga Tn. T menggambarkan kondisi

emosi dalam hubungan antar anggota keluarga untuk menghadapi masalah

terkesan baik, terdapat komunikasi/ interaksi antar anggota keluarga, strategi

koping keluarga baik ( keluarga mau menyelesaikan masalah kesehatan) dan

adanya musyawarah untuk mengambil keputusan.

Pada pengkajian ekonomi keluarga, keluarga tidak memiliki tabungan

kesehatan, penghasilan per bulan antara tiga ratus ribu sampai enam ratus ribu

rupiah dan keluarga Tn. T tergolong pada keluarga sejahtera II.


Pengkajian spiritual menggambarkan pandangan hidup keluarga

terhadap keadaan sehat baik, ”keluarga menganggap sehat itu mahal dan

berpendapat lebih baik mencegah dari pada mengobati”.

Hasil pengkajian lingkungan rumah didapatkan lingkungan rumah

terkesan bersih dan teratur, tempat BAB di sungai, pembuangan air kotor

keselokan, mempunyai tempat sampah, kondisi halaman berupa tanah tetapi

dibiarkan, tidak memiliki kandang ternak, tidak ada lalat/ nyamuk, ventilasi

cukup ( tinggi internit lebih dari 2,4 m dari lantai, banyak lobang angin/

jendela, luas jendela lebih dari 10 % dari luas lantai) tetapi dalam ruangan

terasa pengap dan penerangan kurang karena jendela jarang difungsikan.

Fungsi afektif/ gambaran diri anggota keluarga baik ditandai dengan

setiap anggota keluarga berperan sesuai fungsinya masing-masing, setiap

anggota keluarga merasa dimiliki dan memiliki dalam keluarga dan setiap

anggota keluarga saling mendukung dalam menghadapi masalah kesehatan.

Fungsi sosialisasi/ hubungan antar anggota keluarga maupun dengan

orang lain terkesan baik dan orang tua yang berperan sebagai pendidik dalam

keluarga untuk mengembangkan disiplin, norma, budaya dan perilaku.

Fungsi perawatan kesehatan, keluarga Tn. T belum mampu

melaksanakan fungsi perawatan kesehatan dengan baik dimana keluarga belum

mampu mengetahui masalah kesehatan yang ada, belum mampu mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah dan keluarga belum mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit ( Ny. K). Setelah keluarga mampu


melaksanakan fungsi perawatan kesehatan, keluarga berharap kasus syndrom

dispepsia pada Ny. K dapat teratasi.

Setelah mengkaji fungsi keluarga, penulis melakukan pemeriksaan fisik

pada individu dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K), hasilnya yaitu

keadaan umum baik, nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan

mual, BB 45 kg, TB 145 Cm, tensi 90/60 mmhg, suhu 36,2 OC, nadi 68 x/mnt,

pernafasan 20 x/ menit. Pada anamnesa keluarga, keluarga Tn. T mengatakan

sudah memeriksakan Ny. K ke Puskesmas, obat dari puskesmas ( antasid,

vitamin B12 dan parasetamol) sudah diminum secara teratur tetapi belum ada

perubahan pada penyakitnya dan keluhan Ny. K saat ini yaitu perut terasa sakit,

mual, kembung, cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah

makan, nyeri saat lapar, rasa penuh pada perut bagian atas.

Data yang telah dikaji pada keluarga Tn. T dianalisa dengan cara

dikelompokan menjadi data subyektif ( Ny. K mengeluh perut terasa sakit,

mual, kembung, cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah

makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas) dan data

objektif ( ada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia dan pada

pemeriksaan fisik Ny. K ditemukan nyeri tekan pada perut bagian atas,

kembung, kelihatan mual, BB 45 Kg, TB 145 Cm, tensi 90/60 mmhg, suhu

36,2 OC, nadi 68 x/mnt dan pernafasan 20 x/ menit) lalu ditentukan masalah

kesehatannya ( gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia). Analisa

tersebut dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan dan diagnosa


keperwatannya adalah gangguan sistem pencernaan sindrom dispepsia pada

keluarga Tn. T ( Ny. K) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia. Setelah diagnosa

keperawatan keluarga sudah dirumuskan, penulis bersama keluarga menyusun

rencana keperawatan.

Rencana keperawatan keluarga mempunyai tujuan yaitu tujuan khusus

”setelah 2 x 45 menit pertemuan tatap muka dan intervensi keluarga mampu

merawat anggota keluarganya yang sakit” dan tujuan umum ”setelah 7 x

pertemuan gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny K

teratasi”. Dari tujuan itu penulis melakukan implementasi keperawatan pada

keluarga Tn. T walaupun terfokus pada pemanfaatan tanaman obat keluarga

rimpang kunyit tetapi tidak mengabaikan/ tetap melaksanakan implementasi

keperawatan keluarga lainnya.

Implementasi dilakukan melalui penyuluhan dengan cara diskusi,

peragaan dan komunikasi interaktif. Respon keluarga Tn. T selama penyuluhan

berlangsung kooperatif dan memiliki persepsi yang positif, dimana keluarga

memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung, terdapat kontak mata,

sesekali terlihat menganggukan kepala dan tersenyum saat diberikan pujian.

Sewaktu implementasi dan sesudah implementasi penulis melakukan evaluasi.

Evaluasi pada keluarga Tn. T bertujuan untuk melihat gambaran

kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan khusus dan tujuan umum yang
telah ditentukan pada perencanaan yang dilakukan melalui evaluasi formatif

dan evaluasi sumatif.

Gambaran pencapaian tujuan khusus ( keluarga Tn. T. mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit) digambarkan berdasarkan kemampuan

keluarga Tn. T dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan keluarga, yaitu:

a. Gambaran kemampuan keluarga Tn. T dalam mengenal masalah kesehatan

Hari pertama ( 28 Agustus 2005) keluarga belum mampu mengenal

masalah kesehatan dengan baik ditandai dengan pengertian syndrom

dispepsia yang mampu keluarga sebutkan yaitu “nyeri ulu hati, mual,

kembung”, penyebab syndrom dispepsia yang mampu keluarga sebutkan

yaitu “maag, makan tidak teratur, makanan”, keluarga tidak mampu

menyebutkan jenis syndrom dispepsia walaupun keluarga mampu

menyebutan tanda syndrom dispepsia yaitu “nyeri ulu hati, mual, kembung”

dan mampu menjelaskan cara cara mengetahui adanya kembung.

Pada hari kedua ( 29 Agustus 2005) keluarga Tn. T masih belum

mampu mengenal masalah kesehatan secara maksimal sesuai standar yang

telah ditetapkan ditandai dengan pengertian dan penyebab syndrom

dispepsia yang keluarga mampu sebutkan masih sama seperti hari pertama

tetapi pada hari kedua ini keluarga mampu menyebutkan jenis dan tanda

syndrom dispepsia serta mampu menjelaskan cara cara mengetahui adanya

kembung dan area sakit perut. Kekurangmampuan ini mungkin disebabkan

karena standar pengertian yang ditetapkan terlalu sulit untuk dimengerti


karena ketika peneliti menjelaskan kembali jika syndrom dispepsia adalah

sakit perut bagian atas yang belum diketahui penyebabnya ”menggunakan

bahasa jawa”, keluarga langsung paham dan bisa mengulanginya lagi ketika

peneliti mengevaluasi. Hasil evaluasi juga menujukan keluarga Tn. T lebih

cepat menguasai respon psikomotor daripada respon verbal, dimana respon

psikomotor dalam dua hari mampu dilakukan sesuai standar sedangkan

respon verbal belum.

b. Gambaran keluarga Tn. T dalam kemauan mengambil keputusan


untuk mengatasi masalah kesehatan

Pada hari pertama, keluarga Tn. T belum mampu mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah sesuai standar yang telah

ditetapkan karena keluarga hanya mampu menyebutkan 1 dari 4

akibat lanjut dari syndrom dispepsia ”biaya berobat mahal”, tetapi

keluarga Tn T menyatakan ingin mengatasi masalah kesehatan pada

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K) dengan

menggunakan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit.

Pada hari kedua keluarga Tn. T sudah mampu mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan, dimana keluarga Tn. T mampu menyebutkan 2 dari 4

akibat lanjut dari syndrom dispepsia ” tubuh akan bertambah lemah

dan biaya berobat mahal” dan juga menyatakan ingin tetap


menggunakan rimpang kunyit untuk mengatasi masalah kesehatan

pada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia (Ny. K). Dari

hasil wawancara dan evaluasi, disimpulkan bahwa keluarga Tn. T

dapat menyebutkan akibat dari masalah kesehatan, mengerti sifat dan

luasnya masalah, masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga, dapat

membuat keputusan yang tepat tentang penanganan masalah, tidak

merasa menyerah terhadap masalah kesehatan yang dialami, merasa

takut akan akibat dari penyakitnya, tidak mempunyai sikap negatif

terhadap masalah, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada,

keluarga percaya terhadap tenaga kesehatan dan tidak mendapat

informasi yang salah mengenai tindakan dalam mengatasi masalah.

c. Gambaran kemampuan keluarga Tn. T dalam merawat anggota

keluarga dengan masalah kesehatan.

Gambaran kemampuan keluarga Tn. T dalam merawat anggota

keluarga dengan masalah kesehatan termasuk kemampuan

memelihara lingkungan dan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

dimasyarakat. Pad Pada hari pertama ( 28 Agustus 2005) keluarga Tn.

T sudah mampu merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan

tetapi belum optimal sesuai standar yang telah ditetapkan, yaitu

keluarga Tn. T hanya mampu menyebutkan 4 cara dari 7 cara

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrome dispepsia tetapi

keluarga Tn. T sudah mampu menyebutkan 2 dari 4 cara pencegahan


syndrom dispepsia “menganjurkan pola makan teratur dan

menganjurkan perut selalu terisi”, mampu menjelaskan cara

pembuatan dan penggunaan serbuk kunyit, mampu menyebutkan 4

dari 5 ciri lingkungan rumah sehat dan sudah terbiasa memanfaatkan

fasilitas kesehatan yang ada yaitu Puskesmas serta mengatakan akan

control bila dalam waktu 3 hari kasus syndrom dispepsia pada Ny. K

tidak membaik.

Pada hari kedua ( 29 Agustus 2005), keluarga Tn. T mampu

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K)

sesuai standar yang telah ditetapkan dimana keluarga Tn. T mampu

menyebutkan 4 dari 4 cara pencegahan syndrom dispepsia, mampu

menyebutkan 5 dari 7 cara merawat anggota keluarga dengan kasus

syndrom dispepsia dan mampu mendemonstrasikan cara membuat

obat tradisional rimpang kunyit. Hasil pengamatan dan wawancara,

disimpulkan bahwa keluarga Tn. T mempunyai sumber daya dan

fasilitas yang diperlukan untuk perawatan, mampu mengambil dari

sumber daya keluarga yang ada untuk perawatan yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit, mampu melaksanakan perawatan pada

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia, mampu

memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan, mampu

mempelajari tentang bagaimana perawatan keluarga terhadap anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia sehingga keterampilan


keluarga mengenai perawatan yang diperlukan memadai, tidak

mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang diperlukan,

tidak ada konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri

dalam keluarga, mengetahui upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahaan penyakit, tidak merasa takut akan akibat dari tindakan,

sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan biasa memanfaatkan

fasilitas kesehatan dengan menggunakan kartu JPKM dan mau

memodifikasi lingkungan yang menguntungkan kesahatan walaupun

BAB masih dikolam tetapi keluarga mempunyai niat untuk membuat

WC.

Gambaran pencapaian tujuan umum ( setelah 7 x pertemuan

gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny K teratasi) yang

menggambarkan kemampuan keluarga Tn. T dalam merawat anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K) melalui

penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan memanfaatkan

tanaman obat keluarga rimpang kunyit, dipantau melalui observasi

selama 1 minggu yaitu:

a. Hari Pertama (28 Agustus 2005)

Pada hari pertama waktu pengkajian, keluarga Tn. T. mengatakan

sudah biasa menggunakan rimpang kunyit untuk mengatasi penyakit sistem

pencernaan tetapi biasanya penyakitnya tidak membaik, rimpang kunyit


yang digunakan diolah dengan cara diparut, diperas airnya lalu diminum

dengan dosis yang tidak diukur dan dikonsumsi secara tidak teratur.

Pada pukul 15.00 WIB peneliti bersama keluarga mengkaji

anggota keluarga Ny. K, Ny. K mengeluh sudah satu minggu perut

terasa sakit, mual, kembung, cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri

ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, rasa penuh pada perut

bagian atas. Hasil pemeriksaan fisiknya yaitu keadaan umum baik,

konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik, dan tanda vitalnya yaitu tensi

90/60 mmhg, suhu 36, 2ºC, nadi 68 x/ menit, pernapasan 20 x/ menit.

Keluarga Tn. T mengatakan Ny. K sudah berobat ke Puskesmas dua

hari yang lalu tetapi keluhannya belum berkurang dan obat dari

puskesmas sudah diminum sebanyak tujuh kali dan tinggal dua kali

minum. Dari Puskesmas Ny. K didiagnosa syndrom dispepsia dan

mendapatkan obat antasid, vitamin B12 dan parasetamol. Menurut

Manjoer (2000) syndrom dispepsia merupakan kumpulan gejala klinis

yang terdiri rasa tidak enak/ sakit perut bagian atas yang menetap atau

mengalami kekambuhan. Syndrom dispepsia merupakan kumpulan

gejala yang terdiri dari salah satu atau lebih gejala nyeri ulu hati, mual,

kembung, muntah, rasa kembung, cepat kenyang dan sendawa

( Djojodiningrat, 2001).

Manifestasi klinis syndrom dispepsia pada Ny. K termasuk pada

dispepsia dengan keluhan seperti ulkus dan dismotitlitas dengan gejala


nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, mual, cepat kenyang, rasa penuh

pada perut bagian atas dan termasuk jenis akut karena pembagian

akut/ kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan ( Mansjoer,

2000).

Etiologi penyakit yang diderita Ny. K belum diketahui secara

pasti ( dispepsia fungsional) dimana Ny. K tidak mengalami demam,

tidak ditemukan gejala diabetes militus, penyakit tiroid dan jantung

koroner, tidak mengkonsumsi antibiotik, digitalis, theophilin dan

antiinflamasi non steroid. Bisa diketahui etiologinya dengan pasti

apabila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut tetapi karena keterbatasan

penelitian, peneliti tidak melakukan penkajian lebih lanjut

kemungkinan penyebab lain seperti adanya tumor, gastritis

( peradangan lambung), pemeriksaan fungsi hati, fungsi pangkreas,

fungsi saluran empedu, fungsi jantung dan fungsi hormonal.

Setelah dilakukan diskusi dengan keluarga Tn. T, keluarga Tn.

T mau merawat anggota keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia

( Ny. K), keluarga Tn. T juga mau menggunakan tanaman obat

keluarga rimpang kunyit dan memberikannya dengan dosis yang sesuai

dengan literatur yang ada yaitu 500 mg serbuk rimpang kunyit yang

telah diolah dimasukan kedalam kapsul diminum empat kali sehari,

satu jam sebelum makan dan satu jam sebelum tidur. Intervensi lain

yang di lakukan keluarga yaitu menganjurkan makan makanan yang


tidak merangsang saluran pencernaan, makan sedikit-sedikit tapi

sering dan mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

Keluarga Tn. T terlihat bersemangat untuk melakukan

perawatan terhadap anggota keluarganya yang mengalami gangguan

saluran pencernaan syndrom dispepsia ( Ny. K) dan respon Ny. K

positif dan kooperatif terhadap tindakan yang diberikan.

b. Hari Kedua ( 29 Agustus 2005)

Pada pukul 15.00 WIB keluarga Tn. T. mengatakan rimpang

kunyit yang sudah diminum sebanyak lima kapsul dan tetap

melakukan intervensi keperawatan keluarga pada Ny. K dengan kasus

syndrom dispepsia. Keluhan Ny. K sudah mulai berkurang yaitu rasa

sakit pada perut, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, mual tidak seperti

hari pertama. Sedangkan keluhan yang lainnya yaitu kembung, cepat

kenyang, tidak nafsu makan, nyeri saat lapar, rasa penuh pada perut

bagian atas belum berkurang. Keluarga Tn. T juga mengatakan

istirahat Ny. K kurang dan intervensi selanjutnya ditambahkan dengan

menganjurkan Ny. K untuk meningkatkan istirahat dan menciptakan

suasana lingkungan yang nyaman. Obat dari puskesmas sudah habis,

keluarga Tn. T menyatakan penggunaan rimpang kunyit dicampur

dengan obat dari puskesmas tidak menimbulkan efek samping yang

tidak diinginkan, tetapi menurut keluarga rimpang kunyit lebih

nyaman dikonsumsi dalam bentuk dosis tunggal ( kapsul rimpang


kunyit saja). Tanda vital tidak terjadi perubahan sejak seperti hari

pertama kecuali suhu turun 0,2 ºC yaitu dari 36,2 ºC menjadi 36 ºC dan

denyut nadi naik 2 x/ menit yaitu dari 68 x/ menit menjadi 70 x/ menit.

c. Hari Ketiga (30 Agustus 2005)

Pada pukul 15.00 WIB keluarga Tn. T. mengatakan kapsul

rimpang kunyit yang sudah dikonsumsi sebanyak sembilan kapsul,

tetap melakukan intervensi keperawatan keluarga, Ny. K dianjurkan

untuk istirahat dan pekerjaan rutin Ny. K dibantu anggota keluarga

yang lain. Keluarga Tn. T juga mengatakan beberapa keluhan Ny. K

sudah tidak terasa lagi diantaranya ”kembung, rasa sakit pada perut,

nyeri ulu hati, nyeri setelah makan dan nyeri saat lapar”, sedangkan

mual, tidak nafsu makan, cepat kenyang dan rasa penuh pada perut

bagian atas belum teratasi tetapi keluhan tersebut sudah mulai

berkurang. Setelah diskusi dengan keluarga, peneliti mengajarkan

keluarga teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri dan keluarga

terlihat paham dan menganjurkan Ny. K untuk melakukannya. Tanda

vital masih tetap seperti hari kedua kecuali tensi, baik sistol maupun

diastolnya ada kenaikan 10 mmhg ( 90/60 mmhg - 100/70 mmhg).

d. Hari Keempat (31 Agustus 2005)


Pada pukul 15.00 WIB, keluarga Tn. T. mengatakan keluhan

Ny. K sudah teratasi semua dan sudah tidak ada keluhan pada saluran

pencernaan lagi, BAB lancar dan tidak ada perubahan warna maupun

konsistensinya.

e. Hari Kelima dan keenam

Pada hari kelima dan keenam tidak dilakukan kunjungan

rumah karena keadaan Ny. K sudah membaik dan semua keluhannya

sudah teratasi tetapi pemberian tanaman obat keluarga rimpang kunyit

tetap dilanjutkan untuk melihat pengaruh lainnya.

f. Hari Ketujuh ( 3 September 2005)

Pada hari ketujuh peneliti menanyakan kepada keluarga:

”Apakah ada keluhan selama mengkonsumsi kapsul rimpang kunyit

pada hari kelima dan keenam?”, keluarga menyatakan: ”Tidak ada

keluhan apa-apa. malah nafsu makan Ny. K bertambah naik”.

Pada pukul 15.00 WIB, peneliti melakukan evaluasi akhir

setelah dilaksanakannya lima tugas keluarga dalam merawat anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K) oleh keluarga Tn. T.

Kapsul rimpang kunyit yang telah dikonsumsi sebanyak 25 kapsul dan

keluarga Tn. T mengatakan Ny. K nafsu makannya naik, tidurnya lebih

nyenyak, badannya terasa lebih segar, perutnya sudah tidak terasa

sakit, tidak kembung dan lebih nyaman. Hasil ini menunjukan

kesesuaian dengan literatur, yang menyatakan bahwa rimpang kunyit


mampu menahan sekresi getah lambung, mampu mengurangi rasa

nyeri pada gangguan saluran pencernaan, mampu meningkatkan nafsu

makan, mampu mengurangi penumpukan gas dalam lambung dan

mampu melindungi sel-sel hati dari pengaruh zat-zat toksik ( Hargono,

2002). Tanda vitalnya yaitu tensi 110/80 mmhg, suhu 36,2 ºC, nadi 78 x/

menit, pernapasan 20 x/ menit. Peruhaan tanda vital sejak hari

pertama perawatan yaitu tensi ada kenaikan 20 mmhg baik sistol

maupun diastolnya, suhu stabil antara 36 ºC-36,4 ºC, nadi ada kenaikan

10 x/ menit dan pernapasan tetap yaitu 20 x/ menit. Walaupun ada

kenaikan tensi dan nadi pada Ny. K, ini belum dapat disimpulkan

pengaruh dari rimpang kunyit karena banyak faktor lain yang

mungkin mempengaruhi dan dapat diteliti lebih lanjut.

5. Simpulan Sementara Kasus I

Gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga

Tn. T dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K) melalui pemanfataan tanaman

obat keluarga rimpang kunyit menunjukan bahwa masalah teratasi seluruhnya

dimana keluarga Tn. T mampu melaksanakan 5 tugas keluarga dalam merawat

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K) dan keluhan

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia teratasi 100 %, jadi tujuan

khusus dan tujuan umum asuhan keperawatannya dapat tercapai.

Tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga tercapai seluruhnya

sesuai standar dan kriteria waktu yang telah ditentukan, hal ini dilihat
dari gambaran bahwa keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,

keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah dan

keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan

termasuk mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dan

memodifikai lingkungan yang menguntungkan kesehatan dan mampu

memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit untuk mengatasi masalah kesehatannya. Sesuai

hasil penelitian dan pengamatan peneliti kemampuan keluarga Tn. T

tersebut diatas dipengaruhi beberapa faktor yaitu tingkat pengetahuan

dan pengalaman keluarga, suasana/ keadaan lingkungan, sumber daya

keluarga, masalah kesehatan keluarga yang ada ( syndrom dispepsia),

terjangkaunya fasilitas kesehatan, dan kooperatifnya keluarga Tn. T.

Tujuan umum asuhan keperawatan keluarga tercapai seluruhnya

kurang dari kriteria waktu yang telah ditetapkan yaitu pada hari keempat

perawatan dimana kasus syndrom dispepsia pada Ny. K dapat teratasi

seluruhnya, dengan teratasinya kasus syndrom dispepsia pada Ny. K

tersebut berarti keluarga Tn. T dapat dikatakan mampu merawat anggota

keluarganya yang sakit melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga

rimpang kunyit. Sesuai hasil penelitian dan pengamatan peneliti

ketercapaian tujuan umum ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan, kooperatifnya

keluarga Tn. T dalam merawat anggota keluarganya dengan kasus


syndrom dispepsia ( Ny.K), kepatuhan Ny. K terhadap intervensi yang

anjurkan, pengobatan sebelumnya dari Puskesmas, tingkat keparahan

penyakit/ masih akutnya penyakit pada Ny. K, penggunaan rimpang

kunyit yang sesuai dengan dosis yang ada pada literatur, pola makan dan

nutrisi yang adekuat, respon positif Ny. K pada penggunaan rimpang

kunyit, dan faktor lingkungan.

B. Kasus II

1. Pengkajian

a. Identitas keluarga

1).Nama kepala keluarga : Tuan K

2).Alamat : Padangsari RT 2 RW VIII Majenang

3).Tanggal pengkajian : 4 September 2005

4).Puskesmas : Majenang I

5).Kecamatan : Majenang

6).No Reg : 8019

7).Diagnosa medis : Syndrom dispepsia

b. Daftar anggota keluarga


Nama
N Hub. L/ Pendi- Kead
Anggota Umur Pekerjaan Agama Ket
o Dgn KK P dikan kes.
Keluarga
1 Tn K KK L 55 th D II PNS Islam Sehat
2 Ny U Istri P 45 th PGA PNS Islam Sakit
3 Yeti N. Anak P 30 th D II Wiraswasta Islam Sehat
4 Solehudin Menantu L 35 th SMA Wiraswasta Islam Sehat
5 Anas M. Anak L 27 th SI Dosen Islam Sehat
6 Rifky N. Cucu L 10 th SD Pelajar Islam Sehat

c. Pemeriksaan Individu ( Ny. U dengan Kasus Syndrom Dispepsia)

1).Keadaan utama : Ny. U mengeluh perut terasa sakit, mual, kembung,


lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati dan nyeri
setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada
perut bagian atas.
2).Keadaan umum : Baik
3).Tanda Vital : Tensi 130/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC,
pernafasan 20 x/ menit, BB 52 kg dan TB 158 cm.
4).Pencernaaan : Defekasi 1-2 kali sehari dengan konsistensi lembek

dan warna kuning kecokelatan, tidak terjadi obstifasi

dan tidak diare, kembung dan kelihatan mual.

5).Mata : Konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik.

6).Kulit : Warna sawo matang, turgor baik, tidak terdapat luka/

borok/ lecet, tidak ikterik, tidak pucat.

7).Genita Urinaria : Miksi 3 – 5 kali dan tidak ada kesukaran.

d. Analisa Data

No Data pada keluarga Masalah kesehatan


1 DO: Gangguan sistem
- Ada anggota keluarga dengan kasus pencernaan
syndrom dispepsia ( Ny. U), dan obat syndrom dispepsia.
dari Puskesmas yaitu antacid, B12,
parasetamol.
- Pada pemeriksaan fisik Ny. U
ditemukan nyeri tekan pada perut bagian
atas, kembung, kelihatan mual, keadaan
umum baik, tensi 130/80 mmhg, nadi 80
x/ menit, suhu 36,3 OC, pernafasan 20 x/
menit, BB 52 kg dan TB 158 cm.
DS :
- Ny. U mengeluh perut terasa sakit, mual,
kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri
ulu hati dan nyeri setelah makan, nyeri
saat lapar dan rasa penuh pada perut
bagian atas.

e. Diagnosa Keperawatan

Gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada keluarga

Tn K ( Ny. U) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.

2. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Tabel 4.4 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. K

Identitas Keluarga : Tn. K


N Diagnosa Tujuan Evaluasi
INTERVENSI
o Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1 Gangguan sis- Setelah 7 x Setelah 2 x 45
tem pencerna- pertemuan menit pertemuan
an syndrom gangguan tatap muka dan
dispepsia pa- sistem pen- intervensi, keluar-
da keluarga cernaan ga mampu:
Tn. K (Ny. U) syndrom 1.
berhubungan dispepsia Mengenal ma-
dengan keti- pada Ny. U salah GSP syn-
dakmampuan teratasi. drom dispepsia
keluarga da- pada Ny. U
lam merawat dengan cara
anggota ke- 1.1 Menyebutkan Respon Syndrom dispepsia adalah 1.1.1 Diskusikan
luarga dengan pengertian verbal kumpulan gejala yang dengan keluarga
kasus syn- syndrom terdiri dari nyeri ulu hati, mengenai pengertian
drom dis- dispepsia mual, kembung, muntah, syndrom dispepsia
pepsia. rasa penuh, cepat kenyang
dan sendawa.
1.2 Menyebutkan Respon Minimal 3 dari 5 penyebab 1.2.1 Diskusikan dengan
penyebab verbal dari syndrom dispepsia keluarga mengenai
syndrom 1. Gangguan pada lumen penyebab syndrom
dispepsia saluran cerna (gastritis/ dispepsia
maag) 1.2.2 Tanyakan kembali
2. Penyakit pada hati, pada keluarga
pangkreas, dan saluran mengenai pengertian
empedu. dan penyebab
3. Pola makan tidak teratur syndrom dispepsia
4. Obat-obatan. 1.2.3 Berikan pujian pada
5. Makanan. keluarga
1.3 Menyebutkan Respon Jenis syndrom dispepsia 1.3.1 Diskusikan dengan
jenis syndrom verbal 1. Akut yaitu kurang dari keluarga mengenai
dispepsia dan tiga bulan jenis syndrom
tandanya 2. Kronik lebih dari tiga dispepsia dan
bulan tandanya.
Gejala syndrom dispepsia 1.3.2 Motivasi keluarga
( salah satu/ lebih): untuk menyebutkan
1. Nyeri perut bagian atas kembali jenis
2. Nyeri setelah makan syndrom dispepsia
3. Nyeri saat lapar dan tandanya
4. Mudah kenyang 1.3.3 Berikan pujian pada
5. Perut cepat terasa penuh keluarga
saat makan
6. Mual
7. Muntah
8. Kembung
9. Rasa tak nyaman
bertambah saat makan.
1.4 Mengidentifi Respon Cara mengetahui adanya 1.4.1 Jelaskan pada
kasi adanya verbal kembung dan sakit perut keluarga cara
kembung dan dan pada Ny. U: mengetahui kembung
sakit perut psiko- 1 Tempelkan telapak dan sakit perut pada
pada Ny. U motor tangan kiri pada perut Ny. U.
lalu ketuklah dengan ibu 1.4.2 Minta keluarga untuk
jari tangan kanan, jika menjelaskan kembali
terdengar suara plung- dan memperagakan
plung berarti kembung. cara menge-tahui
2 Tekanlah area perut kembung dan sakit
secara perlahan dengan perut
ujung jari tangan dan 1.4.3 Berikan pujian pada
cari area yang terasa keluarga
nyeri bila ditekan.
2. Mengambil ke-
putusan untuk
merawat anggo-
ta keluarga de-
ngan kasus GSP
syndrom dis-
pepsia ( Ny. U)
dengan cara:
2.1 Menyebutkan Respon Minimal 2 dari 4 akibat 2.1.1 Diskusikan dengan
akibat lanjut verbal lanjut keluarga mengenai
dari GSP syn- 1. Bila ada infeksi maka akibat lanjut dari
drom dispep- rasa sakit akan terus syndrom dispepsia
sia bertambah. 2.1.2 Motivasi keluarga
2. Metabolisme tubuh untuk menyebutkan
terganggu bila saluran kembali tentang
pencernaan terganggu. akibat lanjut syn-
3. Tubuh akan bertambah drom dispepsia.
lemah. 2.1.3 Berikan pujian pada
4. Biaya berobat mahal. keluarga
Memutuskan Respon Keluarga memutuskan 2.2.1 Tanyakan
untuk verbal untuk merawat Ny. U yang keinginan keluarga
merawat Ny. mengalami gangguan untuk mera-wat Ny.
U yang saluran pencernaan syn- U
mengalami drom dispepsia 2.2.2 Berikan pujian pada
GSP keluarga.
syndrom
dispepsia.
3. Merawat
ang-gota
keluarga
dengan masa-
lah GSP syn-
drom dispepsia
dengan cara:

3.1 Menyebutkan Respon Minimal 2 dari 4 cara 3.1.1 Diskusikan dengan


cara pencegah- verbal pencegahan keluarga mengenai
an GSP syn- 1. Anjurkan pola makan cara pencegahan GSP
drom dispepsia teratur syndrom dispepsia
2. Anjurkan perut selalu 3.1.2 Tanyakan kembali
terisi/ makan sediki- pada keluarga
sedikit tapi sering. tentang cara
3. Menjaga kebersihan pencegahan GSP
lingkungan syndrom dispepsia
4. Anjurkan jangan makan 3.1.3 Berikan pujian pada
makanan yang merang- keluarga
sang peningkatan asam
lambung ( pedas, asam,
kopi, dll).
3.2 Menyebutkan Respon Minimal 5 dari 7 cara 3.2.1 Diskusikan cara
cara merawat verbal merawat anggota keluarga merawat anggota
anggota dengan kasus GSP keluarga dengan
keluarga syndrom dispepsia: kasus GSP syndrom
dengan kasus 1. Keluarga dapat mengkaji dispepsia
syndrom sumber daya 3.2.2 Minta keluarga
dispepsia keluarganya yang dapat menyebutkan
( Ny. U) dimanfaatkan dalam kembali cara
menangani kasus merawat anggota
syndrom dispepsia yaitu keluarga dengan
mengatasi GSP syndrom kasus GSP syndrom
dispepsia terlebih dahulu dispepsia
dengan obat tradisional 3.2.3 Berikan pujian pada
rimpang kunyit. keluarga
2. Mampu mengolah
kunyit
3. Makan makanan yang
tidak merangsang sakit
pada saluran pencernaan
4. Makan sedikit-sedikit
tapi sering.
5. Meningkatkan istirahat
6. Kompres hangat pada
area perut yang sakit.
7. Melakukan teknik
relaksasi pada waktu
perut terasa sakit ( tarik
nafas dari hidung dalam-
dalam lalu hembuskan
lewat mulut dan ulangi
terus sampai terasa
nyaman).
3.3 Mendemons- Respon Cara pembuatan dan pe- 3.3.1 Demonstrasikan cara
trasikan cara Psiko- ngolahan obat pembuatan obat
pembuatan motor tradisional: tradisional dan
obat Serbuk rimpang memasukannya
tradisional kunyit 1,5 - 3 gr direbus kedalam kapsul.
rimpang dalam 150 ml air selama 3.3.2 Motivasi keluarga
kunyit 15 menit, setelah keluar untuk melakukan
uap disaring dan redemonstrasi
ditambah air masak pembuatan obat
hingga volumenya 150 tradisional
ml, dan untuk 3.3.3 Berikan pujian pada
memperbaiki rasa keluarga.
tambahkan 1 sendok
makan gula pasir atau
madu, diminum tiga kali
sehari 1/3 bagian ( 50 ml
sebelum makan). Bila
digunakan dalam bentuk
kapsul, 500 mg bubuk
kunyit per kapsul,
diminum empat kali
sehari setengah sampai
satu jam sebelum makan
dan sebelum tidur.
Cara membuat
bubuk kunyit, kupas
kunyit, potong ± 1-3 mm,
jemur dibawah
matahari, hancurkan
dengan ditumbuk/
diblender, lalu saring.
3.4 Melakukan Respon Keluarga melakukan 3.4.1 Adakan kunjungan
perawatan afektif perawatan pada Ny. U tidak terencana dan
untuk yaitu dengan: evaluasi cara
mengatasi 1. Mengatasi gangguan keluarga untuk
keluhan saluran pencernaan merawat Ny. U.
syndrom syndrom dispepsia dgn 3.4.2 Berikan pujian pada
dispepsia obat tradisional rimpang keluarga.
pada Ny. U kunyit dalam bentuk
kapsul yang dibuat
bersama.
2. Mampu memberi kapsul
kunyit dengan dosis 4 X
1 kapsul satu jam
sebelum makan dan
sebelum tidur.
3. Memberi makan
makanan yang tidak
merangsang sakit pada
saluran pencernaan
4. Menganjurkan makan
sedikit-sedikit tapi
sering.
5. Menganjurkan
meningkatkan istirahat
6. Mengkompres hangat
pada area perut yang
sakit.
7. Memotifasi untuk
melakukan teknik
relaksasi pada waktu
perut terasa sakit.
4. Memodifikasi
lingkungan.
4.1 Menyebutkan Respon Minimal 2 dari 4 ciri-ciri 4.1.1Diskusikan dengan
ciri lingkung- verbal lingkungan rumah yang keluarga mengenai
an rumah sehat; ciri-ciri lingkungan
yang sehat 1. Bersih dan rapih rumah yang sehat
2. Ventilasi cukup 4.1.2Motivasi untuk me-
3. Ada penerangan dari nyebutkan kembali
sinar matahari ciri-ciri Iingkungan
4. Tidak lembab. rumah yang sehat
4.1.3Berikan pujian pada
keluarga
4.2 Memodifikasi Respon Memodifikasi lingkungan 4.2.1Berikan kesempatan
lingkungan psiko- 1. Membuka jendela atau pada keluarga untuk
menjadi motor pintu rumah menilai kondisi
sehat 2. Menutup makanan rumahnya
3. Membersihkan tempat 4.2.2Bersama-sama dengan
yang disukai lalat. keluarga melakukan
modifi-kasi
Iingkungan
4.2.3Berikan pujian pada
keluarga
5. Memanfaatkan Respon Jika dalam tiga hari Ny. U 5.1.1 Anjurkan keluarga
tempat pelayanan afektif tidak mambaik maka untuk membawa Ny.
kesehatan keluarga akan membawa U ke Puskesmas/
5.1 Pergi ke Pus- Ny. U pergi ke Puskesmas/ dokter terdekat.
kesmas/ dokter dokter 5.1.2 Berikan pujian pada
untuk meng- keluarga
atasi kasus SD
pada Ny. U

3. Implementasi Dan Evaluasi


Tab el 4.5 Implementasi Dan Evaluasi Keluarga Tn. K
Identitas Keluarga : Tn. K
No.
Waktu Implemetasi Evaluasi
DX
4-9-05 TUK. 1.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai Data Subjektif :
15.00 1 pengertian syndrom dispepsia. 1. Keluarga mampu menyebutkan pengertian dari
WIB Syndrome dispepsia adalah kumpulan gejala syndrom dispepsia adalah ”nyeri ulu hati, mual,
yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, kembung, muntah”
muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan 2. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5
sendawa. penyebab dari syndrom dispepsia.
1.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai Penyebabnya adalah maag, makan tidak
penyebab syndrom dispepsia. teratur, makanan dan obat-obatan.
Penyebab dari syndrom dispepsia: 3. Keluarga mampu menyebutkan jenis syndrom
1). Gangguan pada lumen saluran cerna dispepsia dan mampu menyebutkan tanda
( gastritis/ maag) syndrom dispepsia yaitu nyeri ulu hati, mual,
2). Penyakit pada hati, pangkreas, dan saluran kembung dan muntah.
empedu. 4. Keluarga mampu menjelaskan cara mengetahui
3). Pola makan tidak teratur adanya kembung dan mencari area yang sakit
4). Obat-obatan.
5). Makanan. Data Objektif :
1.2.2 Menanyakan kembali pada keluarga mengenai 1 Keluarga mendemonstarsikan cara mengetahui
pengertian dan penyebab syndrom dispepsia kembung.
1.2.3 Memberikan pujian pada keluarga 2 Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
1.3.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai jenis diskusi berlangsung.
syndrom dispepsia dan tandanya. 3 Terdapat kontak mata.
Jenis syndrom dispepsia: 4 Sesekali keluarga terlihat menganguk-
1. Akut yaitu kurang dari tiga bulan anggukkan kepala.
2. Kronik lebih dari tiga bulan 5 Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.
Gejala nyeri perut bagian atas, nyeri setelah Analisa :
makan, nyeri saat lapar, mudah kenyang, perut Masalah teratasi sebagian
cepat terasa penuh saat makan, mual, muntah, Perencanaan :
kembung, rasa tak nyaman bertambah saat Lanjutkan Implementasi dengan modifikasi jika
makan. diperlukan.
1.3.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali jenis syndrom dispepsia dan tandanya
1.3.4 Memberikan pujian pada keluarga
1.4.1 Menjelaskan pada keluarga cara mengetahui
adanya kembung dan sakit perut pada Ny. U.
Cara mengetahui kembung dan area perut yang
sakit yaitu:
1. Tempelkan telapak tangan kiri pada perut
lalu ketuklah dengan ibu jari tangan kiri,
jika terdengar suara plung-plung berarti
kembung.
2. Tekanlah area perut secara perlahan dan cari
daerah yang terasa nyeri bila ditekan.
1.4.2 Meminta keluarga untuk menjelaskan kembali
dan memperagakan cara mengetahui adanya
kembung dan area sakit perut pada Ny. U
1.4.3 Memberikan pujian pada keluarga
TUK 2.1.1Mendiskusikan dengan keluarga mengenal Data Subjektif :
2 akibat lanjut dari syndrom dispepsia. 1 Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4 akibat
Akibat lanjut dari syndrom dispepsia: lanjut dari syndrom dispepsia yaitu tubuh
1. Bila ada infeksi maka rasa sakit akan terus akan bertambah lemah dan biaya berobat
bertambah. mahal
2. Metabolisme tubuh terganggu bila saluran 2 Keluarga menyatakan keinginan-nya untuk
pencernaan terganggu. mengatasi syndrom dispepsia pada Ny. U
3. Tubuh akan bertambah lemah. Data Objektif :
4. Biaya berobat mahal Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi
2.1.2Memotivasi keluarga untuk menyebutkan berlangsung dan keluarga tersenyum saat
kembali tentang akibat lanjut dari syndrom diberikan pujian.
dispepsia. Analisa :
2.1.3Memberikan pujian pada keluarga Masalah teratasi sebagian.
2.2.1 Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat Perencanaan :
Ny. U. Lanjutkan implementasi
2.2.2 Memberikan pujian pada keluarga
TUK
3.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai cara Data Subjektif :
3 pencegahan syndrom dispepsia 1 Keluarga menyebutkan 2 dari 4 cara
Cara pencegahan syndrom dispepsia: pencegahan syndrom dispepsia yaitu
1. Anjurkan pola makan teratur menganjurkan pola makan teratur dan
2. Anjurkan perut selalu terisi/ makan sediki- menganjurkan perut selalu terisi.
sedikit tapi sering. 2 Keluarga mampu menyebutkan 4 cara dari 7
3. Menjaga kebersihan ling-kungan cara merawat anggota keluarga dengan kasus
4. Anjurkan jangan makan makanan yang syndrome dispepsia
merangsang ( pedas, asam, kopi, dll). 3 Keluarga mampu menjelaskan cara
3.1.2 Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat Ny. pembuatan serbuk kunyit dan bisa
U. memasukannya kedalam kapsul.
3.1.3 Memberikan pujian pada keluarga Data Obyektif:
Mendiskusikan dengan keluarga cara merawat 1 Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
anggota keluarga dengan masalah syndrom diskusi berlangsung.
dispepsia 2 Terdapat kontak mata.
Cara merawat anggota keluarga yang 3 Sesekali keluarga terlihat mengangguk-
mengalami syndrom dispepsia yaitu: anggukkan kepala
1. Keluarga dapat mengkaji sumber daya 4 Keluarga tersenyum saat diberikan pujian
keluarganya yang dapat dimanfaatkan dalam Analisa :
menangani kasus syndrom dispepsia yaitu Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu
mengatasi GSP syndrom dispepsia terlebih menyebutkan cara mencegah dan merawat
dahulu dengan obat tradisional rimpang anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia
kunyit. yaitu mengkaji sumber daya keluarganya yang
2. Mampu mengolah kunyit dapat dimanfaatkan dalam menangani kasus
3. Makan makanan yang tidak merangsang syndrom dispepsia ( obat tradisional rimpang
sakit pada saluran pencernaan kunyit), makan makanan yang tidak merangsang
4. Makan sedikit-sedikit tapi sering. sakit pada saluran pencernaan, meningkatkan
5. Meningkatkan istirahat istirahat, mengkompres hangat pada area perut
6. Mengkompres hangat pada area perut yang yang sakit. Untuk TUK 3 lakukan kunjungan
sakit. tidak terencana dan supervisi untuk melihat
7. Melakukan teknik relaksasi pada waktu bagaimana cara keluarga merawat Ny. U.
perut terasa sakit (tarik nafas dari hidung Perencanaa :
dalam-dalam lalu hembuskan lewat mulut Lanjutkan implementasi.
dan ulangi terus sampai terasa nyaman).
Meminta keluarga menyebut-kan kembali cara
merawat anggota keluarga dengan masalah
syndrom dispepsia
Memberikan pujian pada keluarga
3.3.1 Menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit:
kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur dibawah
matahari, hancurkan dengan ditumbuk/
diblender, lalu saring.
3.3.2 Mendemonstrasikan cara memasukan serbuk
kunyit kedalam kapsul. Masukan serbuk kunyit
yang telah kedalam kapsul ukuran 500 mg
dengan membuka kapsul, masukan serbuk
kunyit penuh atas bawah lalu tutup kembali.
3.3.3 Memotivasi keluarga untuk melakukan
redemonstrasi pembuatan obat tradisional.
3.3.4 Memberikan pujian pada keluarga..
TUK Mendiskusikan dengan keluarga mengenai ciri-ciri Data Subjektif :
4 lingkungan rumah yang sehat Keluarga mampu menyebutkan 5 dari 5 ciri-ciri
Ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat; lingkungan rumah yang sehat dan keluarga
1. Bersih dan rapih menilai kondisi rumahnya sudah baik dan
2. Ventilasi cukup termasuk rumah yang sehat.
3. Ada penerangan dari sinar matahari Data Objektif;
4. Tidak lembab 1 Rumah keluarga tampak bersih dan rapi,
5. Menutup makanan. jendela rumah terbuka, dan sinar masuk ke
Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali dalam rumah.
mengenai ciri-ciri Iingkungan rumah yang sehat 2 Keluarga memperhatikan maha-siswa saat
Memberikan pujian pada keluarga diskusi berlangsung.
4.2.1 Memberikan kesempatan pada keluarga untuk 3 Terdapat kontak mata
menilai kondis rumahnya 4 Keluarga tersenyum ssat diberi pujian.
4.2.2 Menganjurkan pada keluarga untuk memper- Analisa :
tahankan kondisi rumahnya. Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu
4.2.3 Memberikan pujian pada keluarga memodifikasi lingkungan rumah menjadi sehat.
Perencanaan :
Lanjutkan implementasi
TUK Menganjurkan keluarga untuk membawa kembali Data Subjektif :
5 Ny. U ke Puskesmas atau ke dokter terdekat Keluarga mengatakan akan membawa Ny. U akan
jika dalam waktu 3 hari kondisinya tidak ke Puskesmas atau ke dokter jika dalam waktu 3
membaik. hari SDP syndrom dispepsia yang diderita tidak
Memberikan pujian atas keinginan keluarga untuk mengalarni perbaikan.
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Data Objektif :
Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi
berlangsung dan keluarga tersenyum saat
diberikan pujian.
Analisa :
Masalah teratasi sebagian, keluarga telah
menyatakan kesediaannya untuk memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan.
Perencanaan :
Lanjutkan implementasi
6-9-05 TUK 3.1.1 Mendiskusikan kembali dengan keluarga Data Subjektif :
15.00 3 mengenai cara pencegahan syndrom dispepsia 1 Keluarga menyebutkan 4 dari 4 cara
WIB 3.1.2 Menanyakan kembali keinginan keluarga pencegahan syndrom dispepsia.
untuk merawat Ny. U. 2 Keluarga mampu menyebutkan 6 dari 7 cara
3.1.3 Memberikan pujian pada keluarga merawat anggota keluarga dengan kasus
3.2.1 Mendiskusikan kembali dengan keluarga cara syndrom dispepsia.
merawat anggota keluarga dengan masalah Data Obyektif:
syndrom dispepsia 1 Keluarga mendemonstrasikan cara membuat
3.2.2 Meminta keluarga menyebutkan kembali cara obat tradisional dari rimpang kunyit.
merawat anggota keluarga dengan masalah 2 Keluarga memperhatikan maha-siswa saat
syndrom dispepsia diskusi berlangsung.
3.2.3 Memberikan pujian pada keluarga 3 Terdapat kontak mata.
3.3.1 Memotivasi keluarga untuk melakukan 4 Sesekali keluarga terlihat menganggu-
redemonstrasi pembuatan obat tradisional. anggukkan kepala
3.3.2 Memberikan pujian pada keluarga. 5 Keluarga tersenyum saat diberikan pujian
Analisa :
3.1.1 Mengadakan kunjungan tidak terencana untuk Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu
mengevaluasi cara keluarga merawat Ny U menyebutkan cara mencegah dan merawat kasus
3.3.3 Memberikan pujian pada keluarga syndrome dispepsia pada Ny. U.
Perencanaa :
Lanjutkan implementasi

Tabel 4.6 Hasil Observasi Pada Anggota Keluarga Tn. K dengan Kasus Syndrom Dispepsia ( Ny. U)

Har Obyek yang diamati


Keluhan
Kunyit Thera-
Teratasi Tanda
i ke Sudah Intervensi keluarga dikon- py
Belum teratasi sebagian/ Vital
teratasi sumsi Medis
berkurang
1 Perut terasa - - ~ Memberikan obat tradisional 1 T: Antacid,
sakit, mual, rimpang kunyit kapsul 130/80 Vitamin
kembung, lemas, ~ Makan makanan yang tidak mmhg B12 dan
tidak nafsu merangsang sistem pencernaan S: 36, 3ºC Paraset-
makan, nyeri ulu ~ Makan sedikit-sedikit tapi N: 80 X/ amol
hati, nyeri sering menit
setelah makan, ~ Mengkompres hangat pada R: 20 X/
nyeri saat lapar, area perut yang sakit. menit
rasa penuh
pada perut
bagian atas.
2 Perut terasa - - ~ Memberikan obat tradisional 5 T: Antacid,
sakit, mual, rimpang kunyit kapsul 130/80 Vitamin
kembung, lemas, ~ Makan makanan yang tidak mmhg B12 dan
tidak nafsu merangsang sistem pencernaan S: 36, 3ºC Paraset-
makan, nyeri ulu ~ Makan sedikit-sedikit tapi N: 80 X/ amol
hati, nyeri sering menit
setelah makan, ~ Mengkompres hangat pada R: 20 X/
nyeri saat lapar, area perut yang sakit menit
rasa penuh pada ~ Meningkatkan istirahat
perut bagian ~ Melakukan teknik relaksasi
atas.
3 Perut terasa Mual - ~ Memberikan obat tradisional 9 T: -
sakit, kembung, rimpang kunyit kapsul 120/80
lemas, tidak ~ Makan makanan yang tidak mmhg
nafsu makan, merangsang sistem pencernaan S: 36 ºC
nyeri ulu hati, ~ Makan sedikit-sedikit tapi N: 80 X/
nyeri setelah sering menit
makan, nyeri ~ Mengkompres hangat pada R: 20 X/
saat lapar, rasa area perut yang sakit menit
penuh pada ~ Meningkatkan istirahat
perut bagian ~ Melakukan teknik relaksasi
atas.
4 Perut terasa - ~ Memberikan obat tradisional 13 T:
sakit, mual, rimpang kunyit kapsul 120/80
kembung, ~ Makan makanan yang tidak mmhg
lemas, tidak merangsang sistem pencernaan S: 36,4ºC
nafsu makan, ~ Makan sedikit-sedikit tapi N: 80 X/
nyeri ulu sering menit
hati, nyeri ~ Mengkompres hangat pada R: 20 X/
setelah area perut yang sakit menit
makan, nyeri ~ Meningkatkan istirahat
saat lapar, ~ Melakukan teknik relaksasi
rasa penuh
pada perut
bagian atas.
5 - Kembung, Perut terasa ~ Memberikan obat tradisional 17 T: -
lemas, rasa sakit, mual, rimpang kunyit kapsul 120/80
penuh pada nyeri ulu ~ Makan makanan yang tidak mmhg
perut bagian hati, nyeri merangsang sistem pencernaan S: 36,4ºC
atas., tidak setelah ~ Makan sedikit-sedikit tapi N: 78 X/
nafsu makan makan, sering menit
nyeri saat ~ Mengkompres hangat pada R: 20 X/
lapar area perut yang sakit menit
~ Meningkatkan istirahat
~ Melakukan teknik relaksasi
6 - - Kembung, ~ Memberikan obat tradisional 21 T: -
Lemas rimpang kunyit kapsul 120/80
Rasa penuh mmhg
pada perut S: 36,2ºC
bagian atas, N: 78 X/
Tidak nafsu menit
makan R: 20 X/
menit
7 Hasil evaluasi akhir dengan dilaksanakannya lima tugas keluarga dalam merawat 25 T:
anggota keluarga dengan kasus ayndrom dispepsia (Ny.K) oleh keluarga Tn. K kapsul 110/80
diperoleh data sebagai berikut: mmhg
1. Nafsu makan naik S: 36,2ºC
2. Sakit perut teratasi dan teras lebih nyaman N: 78 X/
3. Ny. U menyatakan tidur lebih nyenyak menit
R: 20 X/
4. Ny. U mengatakan badanya lebih segar. menit

4 Pembahasan Kasus II

Pengkajian awal pada Ny. U yang datang ke Puskesmas Majenang I

dengan kasus syndrom dispepsia, Ny. U mengatakan sudah terbisa

menggunakan tanaman obat keluarga rimpang kunyit dalam mengobati

penyakitnya tetapi keluhan yang dialami tidak berkurang, sedangkan menurut

literature yang ada rimpang kunyit mampu mengurangi keluhan bahkan

menyembuhkan penyakit syndrom dispepsia, yaitu menurut Hargono ( 2002)

rimpang kunyit mempunyai khasiat sebagai anti oksidan, pengurang rasa nyeri

pada gangguan sistem pencernaan, peningkat nafsu makan dan dapat

mengurangi penumpukan gas dalam lambung. Hal ini dimungkinkan karena

keluarga Tn. K belum mampu merawat anggota keluarganya yang sakit ( Ny.
U) dan pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit belum tepat. Dari pengkajian awal tersebut peneliti

tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. K

dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. U ).

Asuhan keperawatan yang akan dilakukan bersifat partisipatif yaitu

melibatkan seluruh anggota keluarga Tn. K dalam merawat anggota keluarga

dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. U) dan perawatan ini terfokus pada

pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga

rimpang kunyit. Asuhan keperawatan dimulai sejak tanggal 4 September 2005

melalui kunjungan rumah selama satu minggu dengan beberapa tahapan

diantaranya pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal-hal yang

dikaji dalam pengkajian yaitu identitas keluarga, daftar anggota keluarga, data

umum dan pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan kasus syndrom dipepsia.

Pada pengkajian data umum keluarga, didapatkan tipe keluarga Tn T

adalah nuclear family ( keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu, dua orang

anak, satu menantu dan satu cucu yang tinggal bersama dalam satu rumah dan

tahap perkembangannya adalah pada tahap orang tua usia pertengahan. Pada

data umum dikaji juga keadaan biologis keluarga, psikologis keluarga, sosial

ekonomi keluarga, spiritual keluarga, lingkungan rumah, fungsi dan harapan

keluarga.

Hasil pengkajian keadaan biologis keluarga Tn. K yaitu kebersihan:

”frekuensi mandi sehari 2 kali, menggunakan sabun, kamar mandi milik


sendiri, biasa cuci tangan sebelum makan dan biasa cuci kaki sebelum tidur”,

pola makan: ”tidak ada pantangan makan, makan sehari 3 kali, makanan pokok

nasi, lauk kadang-kadang, sayuran selalu ada, buah kadang-kadang, susu

kadang-kadang, cara menghidangkan makanan tertutup, air minum dimasak

dan kebiasaan masak sayuran dipotong baru dicuci”, pola istirahat: ”rata-rata

tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 05.00, kadang-kadang tidur siang dan

tidak ada anggota keluarga yang sulit tidur kecuali Ny. U”, reproduksi:

”keluarga tidak menggunakan alat kontrasepsi”, tidak ada kecacatan dan tidak

ada penyakit kronik/ menular dalam keluarga Tn. K.

Pengkajian psikologis pada keluarga Tn. K menggambarkan kondisi

emosi dalam hubungan antar anggota keluarga untuk menghadapi masalah

terkesan baik, terdapat komunikasi/ interaksi antar anggota keluarga, strategi

koping keluarga baik ( keluarga mau menyelesaikan masalah kesehatan) dan

adanya musyawarah untuk mengambil keputusan.

Pada pengkajian ekonomi keluarga, keluarga memiliki tabungan

kesehatan, penghasilan per bulan lebih dari enam ratus ribu rupiah dan

keluarga Tn. K tergolong pada keluarga sejahtera III.

Pengkajian spiritual menggambarkan pandangan hidup keluarga

terhadap keadaan sehat baik, ”keluarga menganggap sehat itu mahal dan

berpendapat lebih baik mencegah dari pada mengobati”.

Hasil pengkajian lingkungan rumah didapatkan lingkungan rumah

terkesan bersih dan teratur, tempat BAB di WC, pembuangan air kotor
keselokan, mempunyai tempat sampah, kondisi halaman dimanfaatkan untuk

taman dan tanaman obat keluarga, tidak memiliki kandang ternak, tidak ada

lalat/ nyamuk, ventilasi cukup ( tinggi internit lebih dari 2,4 m dari lantai,

banyak lobang angin/ jendela, luas jendela lebih dari 10 % dari luas lantai),

tidak pengap, penerangan cukup baik dan jendela difungsikan.

Fungsi afektif/ gambaran diri anggota keluarga baik ditandai dengan

setiap anggota keluarga berperan sesuai fungsinya masing-masing, setiap

anggota keluarga merasa dimiliki dan memiliki dalam keluarga dan setiap

anggota keluarga saling mendukung dalam menghadapi masalah kesehatan.

Fungsi sosialisasi/ hubungan antar anggota keluarga maupun dengan

orang lain terkesan baik dan orang tua yang berperan sebagai pendidik dalam

keluarga untuk mengembangkan disiplin, norma, budaya dan perilaku.

Fungsi perawatan kesehatan, keluarga Tn. K belum mampu

melaksanakan fungsi perawatan kesehatan dengan baik dimana keluarga belum

mampu mengetahui masalah kesehatan yang ada, belum mampu mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah dan keluarga belum mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit ( Ny. U). Setelah keluarga mampu

melaksanakan fungsi perawatan kesehatan, keluarga berharap kasus syndrom

dispepsia pada Ny. U dapat teratasi.

Setelah mengkaji fungsi keluarga, penulis melakukan pemeriksaan fisik

pada individu dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. U), hasilnya yaitu

keadaan umum baik, nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan
mual, tensi 130/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC, pernafasan 20 x/

menit, BB 52 kg dan TB 158 cm. Pada anamnesa keluarga, keluarga Tn. K

mengatakan sudah memeriksakan Ny. U ke Puskesmas, obat dari puskesmas

( antasid, vitamin B12 dan parasetamol) sudah diminum secara teratur tetapi

belum ada perubahan pada penyakitnya dan keluhan Ny. U saat ini yaitu perut

terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati dan nyeri

setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas.

Data yang telah dikaji pada keluarga Tn. K dianalisa dengan cara

dikelompokan menjadi data subyektif ( Ny. U mengeluh perut terasa sakit,

mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati dan nyeri setelah

makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas) dan data

objektif ( ada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia dan pada

pemeriksaan fisik Ny. U ditemukan nyeri tekan pada perut bagian atas,

kembung, kelihatan mual, tensi 130/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC,

pernafasan 20 x/ menit, BB 52 kg dan TB 158 cm) lalu ditentukan masalah

kesehatannya ( gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia). Analisa

tersebut dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan dan diagnosa

keperwatannya adalah gangguan sistem pencernaan sindrom dispepsia pada

keluarga Tn. K ( Ny. U) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia. Setelah diagnosa

keperawatan keluarga sudah dirumuskan, penulis bersama keluarga menyusun

rencana keperawatan.
Rencana keperawatan keluarga mempunyai tujuan yaitu tujuan khusus

”setelah 2 x 45 menit pertemuan tatap muka dan intervensi keluarga mampu

merawat anggota keluarganya yang sakit” dan tujuan umum ”setelah 7 x

pertemuan gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny K

teratasi”. Dari tujuan itu penulis melakukan implementasi keperawatan pada

keluarga Tn. K walaupun terfokus pada pemanfaatan tanaman obat keluarga

rimpang kunyit tetapi tidak mengabaikan/ tetap melaksanakan implementasi

keperawatan keluarga lainnya.

Implementasi dilakukan melalui penyuluhan dengan cara diskusi,

peragaan dan komunikasi interaktif. Respon keluarga Tn. K selama penyuluhan

berlangsung kooperatif dan memiliki persepsi yang positif, dimana keluarga

memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung, terdapat kontak mata,

sesekali terlihat menganggukan kepala dan tersenyum saat diberikan pujian.

Sewaktu implementasi dan sesudah implementasi penulis melakukan evaluasi.

Evaluasi asuhan keperawatan keluarga Tn. K dilakukan dengan dua

cara yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, bertujuan untuk melihat

gambaran kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan khusus dan tujuan

umum yang telah ditetapkan pada perencanaan.

Gambaran pencapaian tujuan khusus ( keluarga Tn. K mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit) digambarkan berdasarkan kemampuan

keluarga Tn. K dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatannya, yaitu:


a. Gambaran kemampuan keluarga Tn. K dalam mengenal

masalah kesehatan.

Pada hari pertama tanggal 4 September 2005, keluarga mampu

menyebutkan pengertian syndrom dispepsia “kumpulan gejala yang terdiri

dari nyeri ulu hati, mual, kembung dan muntah”, mampu menyebutkan

penyebab syndrom dispepsia ”maag, makan tidak teratur, makanan dan

obat-obatan”, mampu menyebutkan jenis syndrom dispepsia dan tandanya

”nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah”, mampu menjelaskan dan

mendemonstarsikan cara mengetahui adanya kembung serta keluarga

kooperatif pada waktu penyuluhan berlangsung. Jadi pada hari pertama

keluarga sudah dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab

dan faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan, serta memiliki persepsi

yang positif terhadap masalah.

Simpulan sementaranya yaitu keluarga Tn. K mampu mengenal

masalah kesehatan keluarga aktual syndrom dispepsia, kurang dari kriteria

waktu yang telah ditetapkan dan sesuai standar yang telah ditentukan pada

perencanaan.

b. Gambaran kemampuan keluarga Tn. K dalam mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah.

Pada hari pertama tanggal 4 September 2005, keluarga Tn. K

mampu menyebutkan 2 dari 4 akibat lanjut syndrom dispepsia dan


menyatakan keinginannya untuk mengatasi penyakit syndrom

dispepsia pada Ny. U.

Simpulan sementaranya yaitu keluarga mampu mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga aktual

syndrom dispepsia, kurang dari kriteria waktu yang telah ditetapkan

dan sesuai standar yang telah ditentukan pada perencanaan. Sesuai

hasil pengkajian dan evaluasi dapat disimpulkan, keluarga Tn. K

sudah mengerti sifat dan luasnya masalah, mampu menyebutkan

akibat dari masalah, mampu membuat keputusan yang tepat tentang

penanganan masalah, tidak merasa menyerah terhadap masalah

kesehatan yang dialami, merasa takut akan akibat dari penyakitnya,

tidak mempunyai sikap negatif terhadap masalah, mampu menjangkau

fasilitas kesehatan yang ada, percaya terhadap tenaga kesehatan, tidak

mendapat informasi yang salah mengenai tindakan dalam menangani

masalah dan masalah dirasakan oleh keluarga.

c. Gambaran kemampuan keluarga Tn. K dalam

merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan.

Pada hari pertama tanggal 4 September 2005, keluarga Tn. K sudah

mampu merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny.

U) termasuk didalamnya mampu memelihara lingkungan dan menggunakan

fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat, dilihat dari hasil evaluasi setelah

dilakukan implementasi yaitu keluarga Tn. K menyebutkan 2 dari 4 cara


pencegahan syndrom dispepsia ”menganjurkan pola makan teratur dan

menganjurkan perut selalu terisi”, mampu menyebutkan 4 cara dari 7 cara

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia, mampu

menjelaskan dan mendemontrasikan cara pembuatan serbuk kunyit dan bisa

memasukannya kedalam kapsul, mampu menyebutkan semua ciri-ciri

lingkungan rumah yang sehat, rumah keluarga tampak bersih dan rapi,

jendela rumah terbuka, sinar masuk ke dalam rumah dan keluarga Tn K

mengatakan akan membawa Ny. U ke puskesmas atau dokter, jika dalam

waktu 3 hari gangguan saluran pencernaan syndrom dispepsia tidak

mengalami perbaikan.

Pada saat kunjungan tidak terencana tanggal 6 September 2005

untuk melihat cara keluarga Tn. K melakukan perawatan pada Ny. U. Cara

keluarga Tn. K merawat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan

mengatakan akan terus merawat anggota keluarganya yang sakit. Hasil

evaluasi menunjukan keluarga Tn. K mampu menyebutkan 4 dari 4 cara

pencegahan syndrom dispepsia dan mampu menyebutkan 6 dari 7 cara

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.

Simpulan sementaranya yaitu keluarga Tn. K mampu melaksanakan

perawatan kurang dari kriteria waktu yang telah ditetapkan dan sesuai

standar yang telah ditentukan pada perencanaan, mampu mengambil dari

sumber daya keluarga yang ada untuk perawatan yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit, mampu memodifikasi lingkungan yang


mendukung kesehatan, mempunyai sumber daya dan fasilitas yang

diperlukan untuk perawatan, mampu mempelajari tentang bagaimana

perawatan keluarga terhadap anggota keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia sehingga keterampilan keluarga mengenai perawatan yang

diperlukan memadai, tidak mempunyai pandangan negatif terhadap

perawatan yang diperlukan, tidak ada konflik individu dan perilaku

mementingkan diri sendiri dalam keluarga, dapat melihat keuntungan dalam

pemeliharaan lingkungan dimasa mendatang, mengetahui upaya

peningkatan kesehatan dan pencegahaan penyakit, tidak merasa takut akan

akibat dari tindakan, faham dan bisa memodifikasi lingkungan yang

menguntungkan kesahatan, sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan

mempunyai pandangan positif akan fasilitas kesehatan tersebut serta akan

control ke puskesmas/ dokter bila keluhan belum berkurang dalam waktu

tiga hari.

Gambaran pencapaian tujuan umum ( setelah 7 x pertemuan

gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny. U teratasi)

dipantau melalui catatan perkembangan anggota keluarga dengan kasus

syndrom dispepsia ( Ny. U), sebagai gambaran kemampuan keluarga

dalam merawat anggota keluarganya yang sakit melalui penatalaksanaan

asuhan keperawatan keluarga dengan memanfaatkan sumber daya

keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga rimpang kunyit.

Uraiannya sebagai berikut:


a. Hari pertama ( 4 September 2005)

Pada waktu pengkajian, keluarga Tn. K mengatakan sudah biasa

menggunakan rimpang kunyit untuk mengatasi penyakit sistem pencernaan

tetapi biasanya penyakitnya tidak membaik, rimpang kunyit yang digunakan

diolah dengan cara diparut, diperas airnya lalu diminum dengan dosis yang

tidak diukur dan dikonsumsi secara tidak teratur.

Pada hari pertama pukul 15.00 WIB peneliti bersama keluarga Tn. K

mengkaji anggota keluarga yang sakit ( Ny. U), didapatkan Ny. U mengeluh

sudah satu minggu perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu

makan, nyeri ulu hati dan nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa

penuh pada perut bagian atas. Hasil pemeriksaan fisiknya yaitu keadaan

umum baik, konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik, dan tanda vitalnya yaitu

tensi 130/80 mmhg, suhu 36, 3ºC, nadi 80 x/ menit, respirasi 20 x/ menit.

Ny. U Sudah berobat ke Puskesmas terdekat dua hari yang lalu, dari

Puskesmas didiagnosa syndrom dispepsia dan mendapatkan obat antasid,

vitamin B12 dan parasetamol. Obat yang sudah dikonsumsi sebanyak empat

kali minum dan tinggal lima kali minum, tetapi keluarga Tn. K mengatakan

keluhan Ny. U belum berkurang.

Menurut Manjoer ( 2000) syndrom dispepsia merupakan kumpulan

gejala klinis yang terdiri rasa tidak enak/ sakit perut bagian atas yang
menetap atau mengalami kekambuhan. Syndrom dispepsia merupakan

kumpulan gejala yang terdiri dari salah satu atau lebih gejala nyeri ulu hati,

mual, kembung, muntah, rasa kembung, cepat kenyang dan sendawa

(Djojodiningrat, 2001).

Manifestasi klinis syndrom dispepsia pada Ny. U termasuk pada

dispepsia dengan keluhan seperti ulkus dan dismotitlitas yaitu dengan

keluhan nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, mual, cepat kenyang, rasa

penuh pada perut bagian atas. Kasus syndrom dispepsia pada Ny. U

termasuk akut karena pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka

waktu tiga bulan ( Mansjoer, 2000).

Etiologi penyakit yang diderita Ny. U adalah dispepsia fungsional

karena etiologinya belum diketahui secara pasti, dimana Ny. U tidak

mengalami demam, tidak ditemukan gejala penyakit diabetes militus,

penyakit tiroid dan penyakit jantung koroner, serta tidak mengkonsumsi

antibiotic, digitalis, theophilin dan antiinflamasi non steroid. Sebenarnya

bisa diketahui etiologinya dengan pasti apabila dilakukan pemeriksaan lebih

lanjut. Karena keterbatasan penelitian, peneliti tidak melakukan

pemeriksaan dan pengkajian lebih lanjut seperti pemeriksaan fungsi hati,

fungsi pangkreas, fungsi saluran empedu, fungsi jantung dan fungsi

hormonal serta tidak melakukan pengkajian kemungkinan penyebab lain

seperti adanya tumor dan gastritis ( peradangan lambung).


Setelah dilakukan diskusi dengan keluarga, keluarga mau merawat

anggota keluarganya yang sakit ( Ny. U) dengan menggunakan tanaman

obat keluarga rimpang kunyit, dosisnya sesuai dengan literatur yang ada

yaitu 500 mg serbuk rimpang kunyit yang dimasukkan kedalam kapsul,

diminum empat kali sehari satu jam sebelum makan dan satu jam sebelum

tidur. Intervensi lain yang di lakukan keluarga yaitu menganjurkan makan

makanan yang tidak merangsang saluran pencernaan, makan sedikit-sedikit

tapi sering dan mengkompres hangat pada area perut yang sakit. Respon

keluarga Tn. K. positif dan kooperatif terhadap tindakan yang diberikan,

dan keluarga terlihat bersemangat untuk melakukan perawatan.

b. Hari kedua ( 5 September 2005)

Pada pukul 15.00 WIB, keluarga Tn. K. mengatakan keluhan Ny. U

belum berkurang dengan mengkonsumsi lima kapsul rimpang kunyit dan

melakukan intervensi keperawatan keluarga. Tanda vital masih sama seperti

hari pertama yaitu tensi 130/80 mmhg, suhu 36,3 ºC, nadi 80 x/ menit dan

respirasi 20 x/ menit. Setelah diskusi dengan keluarga intervensi selanjutnya

ditambahkan dengan menganjurkan untuk meningkatkan istirahat dengan

memodifikasi lingkungan yang nyaman untuk istirahat dan melakukan

teknik relaksasi. Respon keluarga terhadap tindakan yang dilakukan positif

dan akan tetap melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit ( Ny.

U) walaupun pada hari kedua keluhannya belum berkurang dan Ny. U.

mengatakan senang dengan adanya kerjasama dan perhatian keluarga dalam


perawatan penyakitnya. Obat dari puskesmas tinggal dua kali minum dan

keluarga menyatakan penggunaannya dicampur dengan rimpang kunyit

tidak efek samping, keluarga juga menyatakan mau kontrol ke puskesmas/

dokter apabila obat sudah habis tetapi keluhan Ny. U belum berkurang.

c. Hari ketiga ( 6 September 2005)

Pada pukul 15.00 WIB, keluarga Tn. K. mengatakan mual pada Ny.

U sudah berkurang dan Ny. U kelihatan lebih nyaman dan mulai dapat

beraktifitas sehari-hari dalam keluarga. Keluhan yang lainnya masih sering

terasa seperti perut terasa sakit, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri

ulu hati dan nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut

bagian atas. Kapsul rimpang kunyit yang sudah dikonsumsi sebanyak

sembilan kapsul dan obat dari puskesmas sudah habis, keluarga mengatakan

akan tetap merawat Ny. U dengan menggunakan rimpang kunyit tanpa obat

dari puskesmas karena Ny. U mengatakan lebih nyaman jika rimpang kunyit

saja yang dikonsumsi dan intervensi keluarga yang lain akan tetap terus

dilakukan. Tanda vitalnya yaitu tensi 120/80 mmhg, suhu 36 ºC, nadi 80 x/

menit, respirasi 20 x/ menit jadi ada perubahan dari sebelumnya yaitu

penurunan sistol 10 mmhg dan suhu 0,3ºC tetapi belum dapat disimpulkan

disebabkan mengkonsumsi rimpang kunyit karena banyak faktor lain yang

mempengaruhi diantaranya Ny. U sudah bisa mandi dengan air dingin


secara teratur yang biasanya pakai air hangat, sudah bisa intirahat dengan

tenang bila malam dan lain -lain.

d. Hari keempat ( 7 September 2005)

Pada pukul 15.00 WIB, keluarga Tn. K. mengatakan semua keluhan

Ny. U sudah berkurang walaupun kadang-kadang masih terasa sakit tetapi

tidak seperti hari-hari sebelumnya. Keluarga menyatakan intervensi

keperawatan keluarga tetap dilakukan dan kapsul rimpang kunyit yang

dikonsumsi 13 kapsul, tanda vitalnya yaitu tensi 120/80 mmhg, suhu 36,4

ºC, nadi 80 x/ menit, respirasi 20 x/ menit, tidak ada perubahan yang

menyolok pada tanda vital hanya ada kenaikan suhu 0,4 ºC.

e. Hari kelima (8 September 2005)

Pada hari kelima pukul 15.00 WIB keluarga Tn. K menyatakan

keluhan perut terasa sakit, mual, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan sudah

tidak terasa lagi sejak mengkonsumsi 14 kapsul rimpang kunyit dan

dilakukan intervensi keluarga secara rutin. Rimpang kunyit yang sudah

dikonsumsi sebanyak 17 kapsul tetapi dari hasil pemeriksaan masih

didapatkan kembung walaupun sudah tidak seperti hari sebelumnya dan

keluarga mengatakan lemas, rasa penuh pada perut bagian atas sudah mulai

berkurang serta nafsu makan mulai naik. Tanda vitalnya yaitu tensi 120/80

mmhg, suhu 36,4 ºC, nadi 78 x/ menit, respirasi 20 x/ menit.

f. Hari keenam ( 9 September 2005)


Pada hari keenam pukul 15.00 WIB keluarga Tn K. menyatakan

semua keluhan Ny. U sudah tidak dirasakan lagi sejak 19 kapsul rimpang

kunyit dikonsumsi dan menyatakan akan tetap mengkonsumsi rimpang

kunyit sampai Ny. U benar-benar sembuh dan mengungkapkan perasaan

senangnya bisa merawat anggota keluarganya yang sakit dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada dikeluarganya dengan benar karena

biasanya mengkonsumsi rimpang kunyit tidak teratur dan dosisnya tidak

diukur tetapi dengan pengalaman ini membuat keluarga ingin mengetahui

lebih banyak tentang bagaimana cara perawatan penyakit secara mandiri

oleh keluarga sebelum kepelayanan kesehatan. Tanda vitalnya yaitu tensi

120/80 mmhg, suhu 36,2 ºC, nadi 78 x/ menit, respirasi 20 x/ menit.

g. Hari ketujuh ( 10 September 2005)

Pada evaluasi hari ketujuh akhir pukul 15.00 WIB setelah

dilaksanakannya lima tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga

dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny.U) oleh keluarga Tn. K diperoleh

hasil: keluarga mengatakan Ny. U nafsu makannya naik, tidur lebih

nyenyak, perut tidak terasa sakit, tidak kembung dan terasa lebih nyaman

serta badan Ny. U terasa lebih segar, hal ini sesuai dengan literatur yang

menyatakan bahwa kunyit mampu menahan sekresi getah lambung, sebagai

anti oksidan yaitu mampu melindungi kerusakan sel-sel, mampu

mengurangi rasa nyeri pada ganguan pencernaan, mampu meningkatkan

nafsu makan, mengurangi penumpukan gas dalam lambung, dan melindungi


sel-sel hati dari pengaruh zat-zat toksik. ( Hargono, 2002). Kunyit yang

telah dikonsumsi sebanyak 25 kapsul dengan tanda vital tensi 110/80 mmhg,

suhu 36,2ºc, nadi 78 x/ menit, respirasi 20 x/ menit. Sejak hari pertama

perawatan sistol ada penurunan 20 mmhg, suhu stabil antara 36ºC-36,4ºC,

nadi stabil antara 78-80 x/ menit, dan respirasi tetap yaitu 20 x/ menit.

5. Simpulan Sementara Kasus II

Gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada

keluarga Tn. K dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. U) melalui

pemanfataan tanaman obat keluarga rimpang kunyit menunjukan bahwa

masalah teratasi seluruhnya dimana keluarga Tn. K mampu

melaksanakan 5 tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia ( Ny. U) dan keluhan anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia teratasi 100 %, jadi tujuan khusus dan tujuan

umum asuhan keperawatannya dapat tercapai.

Tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga Tn. K tercapai

seluruhnya kurang dari kriteria waktu yang telah ditentukan dan sesuai

standar yang telah ditetapkan, yaitu hari pertama keluarga sudah mampu

mengenal masalah kesehatan, mampu mengambil keputusan untuk

mengatasi masalah dan mampu merawat anggota keluarga dengan

masalah kesehatan. Sesuai hasil penelitian, kemampuan tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat pengetahuan keluarga,


suasana lingkungan, masalah kesehatan keluarga yang ada,

terjangkaunya fasilitas kesehatan, dan kooperatifnya keluarga.

Tujuan umum tercapai seluruhnya kurang dari kriteria waktu

yang telah ditetapkan yaitu pada hari keenam perawatan kasus syndrom

dispepsia pada Ny. U dapat teratasi seluruhnya. Dengan teratasinya

masalah kesehatan keluarga tersebut disimpulkan bahwa keluarga Tn. K

mampu merawat anggota keluarganya yang sakit ( Ny. U) melalui

pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang kunyit. Sesuai hasil

penelitian, teratasinya keluhan Ny. U dipengaruhi beberapa faktor yaitu

faktor lingkungan, kemampuan keluarga Tn. K dalam melakukan

perawatan, kooperatifnya keluarga, kepatuhan Ny. U terhadap intervensi

yang dianjurkan, pengobatan sebelumnya dari Puskesmas, masih akutnya

penyakit pada Ny. U, penggunaan dosis rimpang kunyit yang sesuai

dengan literatur yang ada, pola makan dan nutrisi yang adekuat dan

respon Ny. U yang positif terhadap penggunaan rimpang kunyit.

C. Kasus III

1. Pengkajian

a. Identitas Keluarga

1).Nama kepala keluarga : Tuan L

2).Alamat : Mulyasari RT 2/III Majenang

3).Tanggal pengkajian : 5 September 2005

4).Puskesmas : Majenang I
5).Kecamatan : Majenang

6).Diagnosa medis : Syndrom dispepsia

b. Daftar anggota keluarga

Nama Hub.
N Pendi- Kead
Anggota Dgn L/P Umur Pekerjaan Agama Ket
o dikan kes.
Keluarga KK
1 Tn. L KK L 33 th DIII Wiraswasta Islam Sakit
2 Debi S. N. Istri P 28 th DI Wiraswasta Islam Sehat
3 Dhia A. Anak P 3 th - - Islam Sehat

c. Pemeriksaan Individu ( Tn. L dengan Kasus

Syndrom Dispepsia)

1).Keadaan utama : Tn. L mengeluh sejak 1 bulan yang lalu perut

terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu

makan, nyeri ulu hati, nyeri saat lapar dan nyeri

setelah makan.

2).Keadaan umum : Baik


3).Tanda Vital : Tensi 90/60 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,6
O
C, pernafasan 16 x/ menit, BB 77 kg dan TB 173
cm.
4).Pencernaaan : Defekasi 1-2 kali sehari dengan konsistensi
lembek dan warna kuning kecokelatan, tidak
terjadi obstifasi dan tidak diare, kembung dan
kelihatan mual.
5).Mata : Konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik.
6).Kulit : Warna sawo matang, turgor baik, tidak terdapat
luka/ borok/ lecet, tidak ikterik, tidak pucat.
7).Genita Urinaria : Miksi 3 – 5 kali dan tidak ada kesukaran.
d. Analisa Data

No Data pada keluarga Masalah kesehatan


1 DO: Gangguan sistem
- Ada anggota keluarga dengan kasus pencernaan
syndrom dispepsia ( Tn. L). syndrom dispepsia.
- Pada pemeriksaan fisik Tn. L ditemukan
nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung,
kelihatan mual, keadaan umum baik, tensi
90/60 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,2 OC,
pernafasan 16 x/ menit, BB 77 kg dan TB 173
cm.
DS :
- Tn. L mengeluh sejak 1 bulan yang lalu
perut terasa sakit, mual, kembung. lemas,
tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri saat
lapar dan nyeri setelah makan.

e. Diagnosa Keperawatan

Gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada keluarga

Tn. L ( Tn. L) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.

2. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Tabel 4.7 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. L

Identitas Keluarga : Tn. L


Diagnosa Tujuan Evaluasi
No Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1 Gangguan sis- Setelah 7 x Setelah 2 x 45
tem pen- pertemuan menit pertemuan
cernaan syn- gangguan tatap muka dan
drom dispep- sis-tem intervensi, keluar-
sia pada ke- pen- ga mampu:
luarga Tn. L ( cernaan 1. Mengenal
Tn. L) ber- syndrom ma-salah GSP
hubungan de- dispep-sia syn-drom
ngan ketidak- pada Tn. L dispepsia pada
mampuan ke- teratasi. Tn. L dengan
luarga dalam cara Respon Syndrom dispepsia adalah 1.1.1 Diskusikan
merawat ang- 1.1 Menyebutkan verbal kumpulan gejala yang dengan keluarga
gota keluarga pengertian terdiri dari nyeri ulu hati, mengenai pengertian
dengan kasus syndrom mual, kembung, muntah, syndrom dispepsia.
syndrom dis- dispepsia. rasa penuh, cepat kenyang
pepsia. dan sendawa.
1.2 Menyebutkan Respon Minimal 3 dari 5 penyebab 1.2.1 Diskusikan
penyebab verbal dari syndrom dispepsia. dengan keluarga
syndrom 1. Gangguan pada lumen mengenai penyebab
dispepsia. saluran cerna syndrom dispepsia.
( gastritis/ maag). 1.2.2 Tanyakan kembali
2. Penyakit pada hati, pada keluarga me-
pangkreas, dan saluran ngenai pengertian
empedu. dan penyebab syn-
3. Pola makan tidak drom dispepsia.
teratur. 1.2.3 Berikan pujian
4. Obat-obatan. pada keluarga.
5. Makanan.
1.3 Menyebutkan Respon Jenis syndrom dispepsia: 1.3.1 Diskusikan
jenis syndrom verbal 1. Akut yaitu kurang dari dengan keluarga
dispepsia dan tiga bulan. mengenai jenis
tandanya. 2. Kronik lebih dari tiga syndrom dispepsia
bulan. dan tandanya.
Gejala syndrom dispepsia: 1.3.2 Motivasi keluarga
1 Nyeri perut bagian atas. untuk menyebutkan
2 Nyeri setelah makan. kembali jenis
3 Nyeri saat lapar. syndrom dispepsia
dan tandanya.
4 Mudah kenyang.
5 Perut cepat terasa 1.3.3 Berikan pujian
penuh saat makan. pada keluarga.
6 Mual.
7 Muntah.
8 Kembung.
9 Rasa tak nyaman
bertambah saat makan.
1.4 Mengidentifi Respon Cara mengetahui adanya 1.4.1 Jelaskan pada
kasi adanya verbal kembung dan sakit perut keluarga cara me-
kembung dan dan psi- pada Tn. L: ngetahui kem-bung
sakit perut komotor. 1 Tempelkan telapak dan sakit perut pada
pada Tn. L. tangan kiri pada perut Tn. L.
lalu ketuklah dengan 1.4.2 Minta keluarga
ibu jari tangan kanan, untuk menjelaskan
jika terdengar suara kemba-li dan
plung-plung berarti memperaga-kan cara
kembung. menge-tahui
2 Tekanlah area perut kembung dan sakit
secara perlahan dengan perut.
ujung jari tangan dan
cari area yang terasa
1.4.3 Berikan pujian
nyeri bila ditekan. pada keluarga.
2. Mengambil
ke-putusan
untuk merawat
anggo-ta
keluarga de-
ngan kasus
gangguan salur-
an pencernaan (
GSP) syndrom
dispepsia Tn. L
dengan cara:
2.3 Menyebutkan Respon Minimal 2 dari 4 akibat 2.3.1 Diskusikan
akibat lanjut verbal lanjut. dengan keluarga
dari GSP syn- 1. Bila ada infeksi maka mengenai akibat
drom dispep- rasa sakit akan terus lanjut dari syndrom
sia. bertambah. dispepsia.
2. Metabolisme tubuh 2.3.2 Motivasi keluarga
terganggu bila saluran utk menyebutkan
pencernaan terganggu. kembali tentang aki-
3. Tubuh akan bertam- bat lanjut syndrom
bah lemah. dispepsia.
4. Biaya berobat mahal.
2.3.3 Berikan pujian
pada keluarga.
2.4 Memutuskan Respon Keluarga memutuskan 2.2.1 Tanyakan
untuk mera- verbal untuk merawat Ny K yang keinginan keluarga
wat Tn. L mengalami gangguan sa- untuk me-rawat Tn.
yang menga- luran pencernaan syndrom L.
lami GSP dispepsia. 2.2.2 Berikan pujian pada
syndrom keluarga.
dispepsia
3 Merawat ang-
gota keluarga
dengan masa-
lah GSP syn-
drom dispepsia,
dengan cara:
3.2 Menyebutkan Respon Minimal 2 dari 4 cara 3.1.1 Diskusikan
cara pence- verbal pencegahan syndrom dengan keluarga
gahan GSP dispepsia: mengenai cara
syndrom dis- 1. Anjurkan pola makan pencegahan GSP
pepsia teratur. syndrom dis-pepsia.
2. Anjurkan perut selalu 3.1.2 Tanyakan kembali
terisi/ makan sediki- pada keluarga ten-
sedikit tapi sering. tang cara pencegahan
3. Menjaga kebersihan GSP syndrom dis-
lingkungan. pepsia.
4. Anjurkan jangan 3.1.3 Berikan pujian
makan makanan yang pada keluarga.
merangsang pening-
katan asam lambung
( pedas, asam, kopi,
dll).
3.2 Menyebutkan Respon Minimal 5 dari 7 cara 3.2.1 Diskusikan cara
cara merawat verbal merawat anggota keluarga me-rawat anggota ke-
anggota ke- dengan kasus GSP luarga dengan kasus
luarga Tn. L syndrom dispepsia: GSP syndrom dis-
dengan kasus 1. Keluarga dapat pepsia.
syndrom mengkaji sumber daya 3.2.2 Minta keluarga
dispepsia keluarga-nya yang dapat me-nyebutkan
diman-faatkan dalam kembali cara
menanga-ni kasus merawat ang-gota
syndrom dis-pepsia yaitu keluarga dengan
mengatasi GSP syndrom kasus GSP syndrom
dispepsia terlebih dahulu dispepsia.
dengan obat tradisional 3.2.3 Berikan pujian
rimpang kunyit. pada keluarga.
2. Mampu mengolah ku-
nyit.
3. Makan makanan yang
tidak merangsang sakit
pada saluran pencernaan
4. Makan sedikit-sedikit
ta-pi sering.
5. Meningkatkan istirahat
6. Kompres hangat pada
area perut yang sakit.
7. Melakukan teknik
relaksasi pada waktu
perut terasa sakit ( tarik
nafas dari hidung dalam-
dalam lalu hembuskan
lewat mulut dan ulangi
terus sampai terasa
nyaman).
3.3 Mendemons- Respon Serbuk rimpang 3.3.1 Demonstrasikan
trasikan cara Psiko- kunyit 1,5 - 3 gr direbus cara pembuatan obat
pembuatan ob- motor dalam 150 ml air selama tra-disional dan
at tradisional. 15 menit, setelah keluar mema-sukannya
uap disaring dan kedalam kapsul.
ditambah air masak 3.3.2 Motivasi keluarga
hingga volumenya 150 untuk melakukan re-
ml, dan untuk demonstrasi pem-
memperbaiki rasa buatan obat tradi-
tambahkan 1 sendok sional.
makan gula pasir atau 3.3.3 Berikan pujian pada
madu, diminum tiga kali keluarga.
sehari 1/3 bagian ( 50 ml
sebelum makan).
Bila digunakan
dalam bentuk kapsul,
500 mg bubuk kunyit per
kapsul, diminum empat
kali sehari setengah
sampai satu jam sebelum
makan dan sebelum
tidur.
Cara membuat
bubuk kunyit, kupas
kunyit, potong ± 1-3 mm,
jemur dibawah
matahari, hancur-kan
dengan ditumbuk/
diblender, lalu saring.
3.4 Melakukan Respon Keluarga melakukan 3.4.1 Adakan
perawatan afektif perawatan pada Tn. L kunjungan tidak
untuk yaitu dengan: terencana dan
mengatasi 1. Mengatasi gangguan evaluasi cara keluar-
keluhan saluran pencernaan ga untuk merawat
syndrom syndrom dispepsia Tn. L
dispepsia pada dengan obat tradisional 3.4.2 Berikan pujian pada
Tn. L. rimpang kunyit dalam keluarga.
bentuk kapsul yang
dibuat bersama.
2. Mampu memberi
kapsul kunyit dengan
dosis 4 x 1 kapsul satu
jam sebelum makan dan
sebelum tidur.
3. Memberi makan
makan-an yang tidak
merang-sang sakit pada
saluran pencernaan.
4. Menganjurkan makan
sedikit-sedikit tapi
sering.
5. Menganjurkan
mening-katkan istirahat.
6. Mengkompres hangat
pada area perut yang
sakit.
7. Memotifasi untuk
mela-kukan teknik
relaksasi pada waktu
perut terasa sakit.
4 Memodifikasi
lingkungan.
4.2 Menyebutkan Respon Minimal 2 dari 4 ciri-ciri 4.1.1 Diskusikan dengan
ciri lingkung- verbal lingkungan rumah yang keluarga mengenai
an rumah ya- sehat. ciri-ciri lingkungan
ng sehat. 1. Bersih dan rapih. rumah yang sehat.
2. Ventilasi cukup. 4.1.2 Motivasi keluarga
3. Ada penerangan dari untuk menyebutkan
sinar matahari. kembali mengenai
4. Tidak lembab. ciri-ciri lingkungan
rumah yang sehat.
4.1.3 Berikan pujian
pada keluarga.
4.2 Memodifikasi Respon Memodifikasi lingkungan. 4.2.1 Berikan kesempatan
lingkungan psiko- 1. Membuka jendela atau pada keluarga untuk
menjadi sehat motor pintu rumah. menilai kondisi
2. Menutup makanan. rumahnya.
3. Membersihkan tempat 4.2.2 Bersama-sama
yang disukai lalat. deng-an keluarga
melaku-kan
modifikasi ling-
kungan.
4.2.3 Berikan pujian
pada keluarga.
5 Memanfaatkan
pelayanan
kesehatan.
5.1 Pergi ke Pus- Respon Jika dalam tiga hari Tn. L 5.1.1 Anjurkan
kesmas atau afektif tidak mambaik maka keluarga untuk
ke dokter un- keluarga akan membawa membawa Tn. L ke
tuk mengatasi Tn. L pergi ke Puskesmas Puskesmas atau ke
syndrom dis- atau ke dokter. dokter terdekat.
pepsia pada 5.1.2 Berikan pujian
Tn. L. pada keluarga.

3. Implementasi Dan Evaluasi


Tab el 4.8 Implementasi Dan Evaluasi Keluarga Tn. L
Identitas Keluarga : Tn. L
Waktu No. Implemetasi Evaluasi
DX
5-9-05 TUK 1.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai Data Subjektif :
13.00 1 pengertian syndrom dispepsia. 1. Keluarga mampu menyebutkan pengertian
WIB Syndrome dispepsia adalah kumpulan gejala dari syndrom dispepsia adalah ”kumpulan
yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, gejala dari nyeri ulu hati, mual, kembung,
muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan muntah”.
sendawa. 2. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5
1.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai penyebab dari syndrom dispepsia “maag,
penyebab syndrom dispepsia. makan tidak teratur, makanan dan obat-
Penyebab dari syndrom dispepsia : obatan”.
1. Gangguan pada lumen saluran cerna. 3. Keluarga mampu menyebutkan jenis syndrom
2. Penyakit pada hati, pangkreas, dan saluran dispepsia dan mampu menyebutkan tanda
empedu. syndrom dispepsia yaitu nyeri ulu hati, mual,
3. Pola makan tidak teratur. kembung dan muntah.
4. Obat-obatan. 4. Keluarga mampu menjelaskan cara
5. Makanan. mengetahui adanya kembung dan mencari
1.2.2 Menanyakan kembali pada keluarga area yang sakit.
Data Objektif :
mengenai pengertian dan penyebab syndrom
1. Keluarga mendemonstarsikan cara
dispepsia.
mengetahui kembung.
1.2.3 Memberikan pujian pada keluarga. 2. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
1.3.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai jenis diskusi berlangsung.
syndrom dispepsia dan gejalanya. 3. Terdapat kontak mata.
Jenis syndrom dispepsia: 4. Sesekali keluarga terlihat menganguk-
1. Akut yaitu kurang dari tiga bulan. anggukkan kepala.
2. Kronik lebih dari tiga bulan. 5. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.
Gejalanya nyeri perut bagian atas, nyeri setelah Analisa :
makan, nyeri saat lapar, mudah kenyang, perut Masalah teratasi sebagian.
cepat terasa penuh saat makan, mual, muntah, Perencanaan :
kembung, rasa tak nyaman bertambah saat Lanjutkan Implementasi dengan modifikasi jika
makan. diperlukan.
1.3.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali jenis syndrom dispepsia dan tandanya
1.3.3 Memberikan pujian pada keluarga.
1.4.1 Menjelaskan pada keluarga cara mengetahui
adanya kembung dan sakit perut pada Tn. L.
Cara mengetahui kembung dan area perut yang
sakit yaitu:
1. Tempelkan telapak tangan kiri pada perut
lalu ketuklah dengan ibu jari tangan kiri,
jika terdengar suara plung-plung berarti
kembung.
2. Tekanlah area perut secara perlahan dan cari
daerah yang terasa nyeri bila ditekan.
1.4.2 Meminta keluarga untuk menjelaskan kembali
dan memperagakan cara mengetahui adanya
kembung dan area sakit perut pada Tn. L.
1.4.3 Memberikan pujian pada keluarga.
TUK 2.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenal Data Subjektif :
2 akibat lanjut dari syndrom dispepsia. 1. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 4
Akibat lanjut dari syndrom dispepsia: akibat lanjut dari syndrom dispepsia yaitu
1. Bila ada infeksi maka rasa sakit akan terus tubuh akan bertambah lemah dan biaya
bertambah. berobat mahal.
2. Metabolisme tubuh terganggu bila saluran 2. Keluarga menyatakan keinginan-nya untuk
pencernaan terganggu. mengatasi syndrom dispepsia pada Tn. L.
3. Tubuh akan bertambah lemah. Data Objektif :
4. Biaya berobat mahal. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi
2.1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan berlangsung dan keluarga tersenyum saat
kembali tentang akibat lanjut dari syndrom diberikan pujian.
dispepsia. Analisa :
2.1.3 Memberikan pujian pada keluarga. Masalah teratasi sebagian.
Perencanaan :
2.2.1 Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat
Lanjutkan implementasi.
Tn. L.
2.2.2 Memberikan pujian pada keluarga.
TUK 3.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai Data Subjektif :
3 cara pencegahan syndrom dispepsia. 1. Keluarga menyebutkan 4 dari 4 cara
Cara pencegahan syndrom dispepsia: pencegahan syndrom dispepsia yaitu
1. Anjurkan pola makan teratur. menganjurkan pola makan teratur dan
2. Anjurkan perut selalu terisi/ makan sediki- menganjurkan perut selalu terisi.
sedikit tapi sering. 2. Keluarga mampu menyebutkan 7 cara dari 7
3. Menjaga kebersihan lingkungan cara merawat anggota keluarga dengan kasus
4. Anjurkan jangan makan makanan yang syndrome dispepsia.
merangsang ( pedas, asam, kopi, dll). 3. Keluarga mampu menjelaskan cara
3.1.2 Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat pembuatan serbuk kunyit dan bisa memasukannya
Tn. L. kedalam kapsul.
3.1.3 Memberikan pujian pada keluarga. Data Obyektif:
1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
3.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga cara diskusi berlangsung.
merawat anggota keluarga dengan masalah 2. Terdapat kontak mata.
syndrom dispepsia. 3. Sesekali keluarga terlihat mengangguk-
Cara merawat anggota keluarga yang anggukkan kepala.
mengalami syndrom dispepsia yaitu: 4. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.
1. Keluarga dapat mengkaji sumber daya Analisa :
keluarganya yang dapat dimanfaatkan dalam Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu
menangani kasus syndrom dispepsia yaitu menyebutkan cara mencegah dan merawat
mengatasi GSP syndrom dispepsia terlebih anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia
dahulu dengan obat tradisional rimpang yaitu mengkaji sumber daya keluarganya yang
kunyit. dapat dimanfaatkan dalam menangani kasus
2. Mampu mengolah kunyit. syndrom dispepsia ( obat tradisional rimpang
3. Makan makanan yang tidak merangsang kunyit), makan makanan yang tidak merangsang
sakit pada saluran pencernaan. sakit pada saluran pencernaan, meningkatkan
4. Makan sedikit-sedikit tapi sering. istirahat, mengkompres hangat pada area perut
5. Meningkatkan istirahat. yang sakit.
6. Mengkompres hangat pada area perut yang Perencanaa :
sakit. Lanjutkan implementasi.
7. Melakukan teknik relaksasi pada waktu
perut terasa sakit ( tarik nafas dari hidung
dalam-dalam lalu hembuskan lewat mulut
dan ulangi terus sampai terasa nyaman).
3.2.2 Meminta keluarga menyebutkan kembali
cara merawat anggota keluarga dengan masalah
syndrom dispepsia.
3.2.3 Memberikan pujian pada keluarga.
3.3.1 Menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit:
kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur dibawah
matahari, hancurkan dengan ditumbuk/
diblender, lalu saring.
3.3.2 Mendemonstrasikan cara memasukan serbuk
kunyit kedalam kapsul. Masukan serbuk kunyit
yang telah kedalam kapsul ukuran 500 mg
dengan membuka kapsul, masukan serbuk
kunyit penuh atas bawah lalu tutup kembali.
3.3.3 Memotivasi keluarga untuk melakukan
redemonstrasi pembuatan obat tradisional.
3.3.4 Memberikan pujian pada keluarga.
TUK 4.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga Data Subjektif :
4 mengenai ciri-ciri lingkungan rumah yang 1. Keluarga mampu menyebutkan 5 dari 5 ciri-
sehat. ciri lingkungan rumah yang sehat.
Ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat: 2. Keluarga menilai kondisi rumahnya sudah
1. Bersih dan rapih. baik dan termasuk rumah yang sehat.
Data Objektif;
2. Ventilasi cukup. 1. Rumah keluarga tampak bersih dan rapi,
3. Ada penerangan dari sinar matahari. jendela rumah terbuka, dan sinar masuk ke
4. Tidak lembab. dalam rumah.
5. Menutup makanan. 2. Keluarga memperhatikan maha-siswa saat
4.1.2 Memotivasi keluarga untuk diskusi berlangsung.
menyebutkan kembali mengenai ciri-ciri 3. Terdapat kontak mata.
Iingkungan rumah yang sehat. 4. Keluarga tersenyum ssat diberi pujian.
4.1.3 Memberikan pujian pada keluarga. Analisa :
4.2.1 Memberikan kesempatan pada keluarga untuk Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu
menilai kondis rumahnya. memodifikasi lingkungan rumah menjadi sehat.
4.2.2 Menganjurkan pada keluarga untuk Perencanaan :
mempertahankan kondisi rumahnya. Lanjutkan implementasi.
4.2.3 Memberikan pujian pada keluarga.

TUK 4.1.1 Menganjurkan keluarga untuk membawa Data Subjektif :


5 kembali Tn. L ke Puskesmas atau ke dokter Keluarga mengatakan akan membawa Tn. L akan
terdekat jika dalam waktu 3 hari kondisinya ke Puskesmas atau ke dokter jika dalam waktu 3
tidak membaik. hari SDP syndrom dispepsia yang diderita tidak
4.1.2 Memberikan pujian atas keinginan keluarga mengalarni perbaikan.
untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Data Objektif :
Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi
berlangsung dan keluarga tersenyum saat
diberikan pujian.
Analisa :
Masalah teratasi sebagian, keluarga telah
menyatakan kesediaannya untuk memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan.
Perencanaan :
Lanjutkan implementasi.
7-9-05 TUK 3.1.1 Mendiskusikan kembali dengan keluarga Data Subjektif :
13.00 3 mengenai cara pencegahan syndrom dispepsia. 1. Keluarga menyebutkan 4 dari 4 cara
WIB 3.1.2 Menanyakan kembali keinginan keluarga pencegahan syndrom dispepsia.
untuk merawat Tn. L. 2. Keluarga mampu menyebutkan 6 dari 7 cara
merawat anggota keluarga dengan kasus
3.1.3 Memberikan pujian pada keluarga. syndrom dispepsia.
3.2.1 Mendiskusikan kembali dengan keluarga Data Obyektif:
cara merawat anggota keluarga dengan masalah 1. Keluarga mendemonstrasikan cara
syndrom dispepsia. membuat obat tradisional dari rimpang kunyit.
3.2.2 Meminta keluarga menyebutkan kembali 2. Keluarga memperhatikan maha-
cara merawat anggota keluarga dengan masalah siswa saat diskusi berlangsung.
syndrom dispepsia. 3. Terdapat kontak mata.
3.2.3 Memberikan pujian pada keluarga. 4. Sesekali keluarga terlihat
3.3.1 Memotivasi keluarga untuk melakukan menganggu-anggukkan kepala.
redemonstrasi pembuatan obat tradisional. 5. Keluarga tersenyum saat diberikan
3.3.2 Memberikan pujian pada keluarga. pujian.
Analisa :
3.4.1 Mengadakan kunjungan tidak terencana untuk Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu
mengevaluasi cara keluarga merawat Ny. U. menyebutkan cara mencegah dan merawat kasus
3.4.2 Memberikan pujian pada keluarga. syndrome dispepsia pada Ny. U.
Perencanaa :
Lanjutkan implementasi.

Tabel 4.9 Hasil Observasi Pada Anggota Keluarga Tn. L dengan Kasus Syndrom Dispepsia ( Ny. L)

Obyek yang diamati


Hari Keluhan Kunyit
ke Intervensi keluarga dikon- Tanda Ob-
Belum teratasi Teratasi Sudah teratasi Vital at
sebagian sumsi
1 ~ Perut terasa sakit. - - ~ Memberikan obat tradisional 1 T: 90/60 -
~ M rimpang kunyit. kapsul mmhg
ual. ~ Makan makanan yang tidak S: 36, 6ºC
N: 80 x/
~ K merangsang sistem
pencernaan. menit
embung. R: 16 x/
~ Makan sedikit-sedikit tapi
~ Lemas. sering. menit
~ T ~ Mengkompres hangat pada
idak nafsu makan. area perut yang sakit.
~ N ~ Meningkatkan istirahat.
yeri ulu hati. ~ Melakukan teknik relaksasi.
~ N
yeri setelah
makan.
~ N
yeri saat lapar.
2 ~ Perut terasa sakit. - - ~ Memberikan obat tradisional 5 T: 90/60 -
~ M rimpang kunyit. kapsul mmhg
ual. ~ Makan makanan yang tidak S: 36, 3ºC
N: 80 x/
~ K merangsang sistem pencernaan
~ Makan sedikit-sedikit tapi menit
embung. R: 20 x/
sering
~ Lemas. menit
~ Mengkompres hangat pada
~ T area perut yang sakit
idak nafsu makan. ~ Meningkatkan istirahat
~ N ~ Melakukan teknik relaksasi
yeri ulu hati.
~ N
yeri setelah
makan.
~ N
yeri saat lapar.
3 ~ K ~ Perut sakit. - ~ Memberikan obat tradisional 9 T: -
embung. ~ rimpang kunyit. kapsul 110/80
~ Makan makanan yang tidak mmhg
~ Lemas. Mual.
merangsang sistem S: 36 ºC
~ Tidak nafsu ~
makan. pencernaan. N: 78 x/
Nyeri ulu menit
hati. ~ Makan sedikit-sedikit tapi
sering. R: 18 x/
~ ~ Mengkompres hangat pada menit
Nyeri area perut yang sakit.
setelah
makan. ~ Meningkatkan istirahat.
~ ~ Melakukan teknik relaksasi.
Nyeri saat
lapar.
4 ~ ~ Perut terasa ~ Memberikan obat tradisional 13 T: -
Tidak sakit. rimpang kunyit. kapsul 100/80
nafsu ~ ~ Makan makanan yang tidak mmhg
makan. Mual. merangsang sistem S: 36 ºC
pencernaan. N: 80 x/
~ ~ Makan sedikit-sedikit tapi menit
Kembung. R: 20 x/
sering.
~ Lemas. menit
~ Mengkompres hangat pada
~ area perut yang sakit.
Nyeri ulu hati. ~ Meningkatkan istirahat.
~ ~ Melakukan teknik relaksasi.
Nyeri setelah
makan.
~
Nyeri saat
lapar.
5 - - ~ ~ Memberikan obat tradisional 17
kapsul
T:
100/70
-
Tidak nafsu rimpang kunyit.
makan. mmhg
S: 36,2 ºC
N: 80 x/
menit
R: 20 x/
menit
6 - - - ~ Memberikan obat tradisional 21 - -
rimpang kunyit. kapsul
7 Hasil evaluasi akhir dengan dilaksanakannya lima tugas keluarga dalam merawat 25 T:
anggota keluarga dengan kasus ayndrom dispepsia (Ny.K) oleh keluarga Tn. L kapsul 110/80
diperoleh data sebagai berikut: mmhg
1. Nafsu makan naik. S: 36,2ºC
2. Sakit perut teratasi dan teras lebih nyaman. N: 78 x/
menit
3. Tn. L menyatakan tidur lebih nyenyak.
R: 20 x/
4. Tn. L mengatakan badanya lebih segar dan tidak lemas. menit

4. Pembahasan Kasus III

Pengkajian awal pada Tn. L, Tn. L mengatakan sudah terbisa

menggunakan tanaman obat keluarga rimpang kunyit didalam mengobati

penyakitnya tetapi keluhan yang dialami tidak berkurang, sedangkan menurut

literature yang ada rimpang kunyit mampu mengurangi keluhan bahkan

menyembuhkan penyakit syndrom dispepsia, yaitu menurut Hargono ( 2002)

rimpang kunyit mempunyai khasiat sebagai anti oksidan, pengurang rasa nyeri

pada gangguan sistem pencernaan, peningkat nafsu makan dan dapat

mengurangi penumpukan gas dalam lambung. Hal ini dimungkinkan karena

keluarga Tn. L belum mampu merawat anggota keluarganya yang sakit ( Tn. L)

dan pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga

rimpang kunyit belum tepat. Dari pengkajian awal tersebut peneliti tertarik
untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. L dengan

kasus syndrom dispepsia ( Tn. L ).

Asuhan keperawatan yang akan dilakukan bersifat partisipatif yaitu

melibatkan seluruh anggota keluarga Tn. L dalam merawat anggota keluarga

dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L) dan perawatan ini terfokus pada

pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga

rimpang kunyit. Asuhan keperawatan dimulai sejak tanggal 5 September 2005

melalui kunjungan rumah selama satu minggu dengan beberapa tahapan

diantaranya pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal-hal yang

dikaji dalam pengkajian yaitu identitas keluarga, daftar anggota keluarga, data

umum dan pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan kasus syndrom dipepsia.

Pada pengkajian data umum keluarga, didapatkan tipe keluarga Tn T

adalah nuclear family ( keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu dan satu anak

angkat yang tinggal bersama dalam satu rumah dan tahap perkembangannya

adalah pada tahap anak angkat usia pra sekolah. Pada data umum dikaji juga

keadaan biologis keluarga, psikologis keluarga, sosial ekonomi keluarga,

spiritual keluarga, lingkungan rumah, fungsi dan harapan keluarga.

Hasil pengkajian keadaan biologis keluarga Tn. L yaitu kebersihan:

”frekuensi mandi sehari 2 kali, menggunakan sabun, kamar mandi milik

sendiri, biasa cuci tangan sebelum makan dan biasa cuci kaki sebelum tidur”,

pola makan: ”tidak ada pantangan makan, makan sehari 3 kali, makanan pokok

nasi, lauk kadang-kadang, sayuran selalu ada, buah kadang-kadang, susu


kadang-kadang, cara menghidangkan makanan terbuka, air minum dimasak

dan kebiasaan masak sayuran dipotong baru dicuci”, pola istirahat: ”rata-rata

tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 05.00, tidur siang kadang- kadang dan

tidak ada anggota keluarga yang sulit tidur”, reproduksi: ”keluarga tidak

menggunakan alat kontrasepsi”, tidak ada kecacatan dan tidak ada penyakit

kronik/ menular dalam keluarga Tn. L.

Pengkajian psikologis pada keluarga Tn. L menggambarkan kondisi

emosi dalam hubungan antar anggota keluarga untuk menghadapi masalah

terkesan baik, terdapat komunikasi/ interaksi antar anggota keluarga, strategi

koping keluarga baik ( keluarga mau menyelesaikan masalah kesehatan) dan

adanya musyawarah untuk mengambil keputusan.

Pada pengkajian ekonomi keluarga, keluarga memiliki tabungan

kesehatan, penghasilan per bulan lebih dari enam ratus ribu rupiah dan

keluarga Tn. L tergolong pada keluarga sejahtera III.

Pengkajian spiritual menggambarkan pandangan hidup keluarga

terhadap keadaan sehat baik, ”keluarga menganggap sehat itu mahal dan

berpendapat lebih baik mencegah dari pada mengobati”.

Hasil pengkajian lingkungan rumah didapatkan lingkungan rumah

terkesan bersih dan teratur, tempat BAB di WC, pembuangan air kotor

keselokan, mempunyai tempat sampah, kondisi halaman dimanfaatkan untuk

taman dan tanaman obat keluarga, tidak memiliki kandang ternak, tidak ada

lalat/ nyamuk, ventilasi cukup ( tinggi internit lebih dari 2,4 m dari lantai,
banyak lobang angin/ jendela, luas jendela lebih dari 10 % dari luas lantai),

tidak pengap, penerangan cukup baik dan jendela difungsikan.

Fungsi afektif/ gambaran diri anggota keluarga baik ditandai dengan

setiap anggota keluarga berperan sesuai fungsinya masing-masing, setiap

anggota keluarga merasa dimiliki dan memiliki dalam keluarga dan setiap

anggota keluarga saling mendukung dalam menghadapi masalah kesehatan.

Fungsi sosialisasi/ hubungan antar anggota keluarga maupun dengan

orang lain terkesan baik dan orang tua yang berperan sebagai pendidik dalam

keluarga untuk mengembangkan disiplin, norma, budaya dan perilaku.

Fungsi perawatan kesehatan, keluarga Tn. L belum mampu

melaksanakan fungsi perawatan kesehatan dengan baik dimana keluarga belum

mampu mengetahui masalah kesehatan yang ada, belum mampu mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah dan keluarga belum mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit ( Tn. L). Setelah keluarga mampu

melaksanakan fungsi perawatan kesehatan, keluarga berharap kasus syndrom

dispepsia pada Tn. L dapat teratasi.

Setelah mengkaji fungsi keluarga, penulis melakukan pemeriksaan fisik

pada individu dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L), hasilnya yaitu keadaan

umum baik, nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan mual, tensi

90/60 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,6 OC, pernafasan 16 x/ menit, BB 77 kg

dan TB 173 cm. Pada anamnesa keluarga, keluarga Tn. L mengatakan sudah

memeriksakan Tn. L ke tempat pelayanan kesehatan, obat sudah habis tetapi


belum ada perubahan pada penyakitnya dan keluhan Tn. L saat ini yaitu sejak 1

bulan yang lalu perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan,

nyeri ulu hati, nyeri saat lapar dan nyeri setelah makan.

Data yang telah dikaji pada keluarga Tn. L dianalisa dengan cara

dikelompokan menjadi data subyektif ( Tn. L mengeluh sejak 1 bulan yang lalu

perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati,

nyeri saat lapar dan nyeri setelah makan) dan data objektif ( ada anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia dan pada pemeriksaan fisik Tn. L

ditemukan nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan mual, tensi

90/60 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,6 OC, pernafasan 16 x/ menit, BB 77 kg

dan TB 173 cm) lalu ditentukan masalah kesehatannya ( gangguan sistem

pencernaan syndrom dispepsia). Analisa tersebut dirumuskan menjadi diagnosa

keperawatan dan diagnosa keperwatannya adalah gangguan sistem pencernaan

sindrom dispepsia pada keluarga Tn. L ( Tn. L) berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kasus

syndrom dispepsia. Setelah diagnosa keperawatan keluarga sudah dirumuskan,

penulis bersama keluarga menyusun rencana keperawatan.

Rencana keperawatan keluarga mempunyai tujuan yaitu tujuan khusus

”setelah 2 x 45 menit pertemuan tatap muka dan intervensi keluarga mampu

merawat anggota keluarganya yang sakit” dan tujuan umum ”setelah 7 x

pertemuan gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny K

teratasi”. Dari tujuan itu penulis melakukan implementasi keperawatan pada


keluarga Tn. L walaupun terfokus pada pemanfaatan tanaman obat keluarga

rimpang kunyit tetapi tidak mengabaikan/ tetap melaksanakan implementasi

keperawatan keluarga lainnya.

Implementasi dilakukan melalui penyuluhan dengan cara diskusi,

peragaan dan komunikasi interaktif. Respon keluarga Tn. L selama penyuluhan

berlangsung kooperatif dan memiliki persepsi yang positif, dimana keluarga

memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung, terdapat kontak mata,

sesekali terlihat menganggukan kepala dan tersenyum saat diberikan pujian.

Sewaktu implementasi dan sesudah implementasi penulis melakukan evaluasi.

Evaluasi asuhan keperawatan keluarga Tn. L dilakukan dengan dua cara

yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, bertujuan untuk melihat gambaran

kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan khusus dan tujuan umum yang

telah ditetapkan pada perencanaan.

Gambaran pencapaian tujuan khusus ( keluarga Tn. L mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit) digambarkan berdasarkan kemampuan

keluarga Tn. L dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatannya, yaitu:

a. Gambaran kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

Pada hari pertama tanggal 5 September 2005, keluarga Tn. L

mampu menyebutkan pengertian syndrom dispepsia yaitu: “kumpulan

gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung dan muntah”, mampu

menyebutkan penyebab syndrom dispepsia “maag, makan tidak teratur,

makanan dan obat-obatan”, mampu menyebutkan jenis syndrom dispepsia


dan tandanya, mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan cara

mengetahui adanya kembung. Jadi pada hari pertama keluarga Tn. L sudah

mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan faktor

yang mempengaruhi masalah kesehatan serta memiliki persepsi yang positif

terhadap masalah.

Simpulan sementaranya yaitu keluarga Tn. L mampu mengenal

masalah kesehatan kurang dari kriteria waktu yang telah ditentukan dan

sesuai standar yang telah ditetapkan pada perencanaan. Hal ini mungkin

disebabkan karena daya tangkap dan tingkat pengetahuan keluarga cukup

baik, suasana lingkungan yang mendukung ( nyaman dan tenang) dan

kooperatifnya keluarga pada waktu penyuluhan.

b. Gambaran kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk

mengatasi masalah

Pada hari pertama tanggal 5 September 2005 keluarga Tn. L

mampu menyebutkan 4 dari 4 akibat lanjut syndrome dispepsia dan

menyatakan keinginannya untuk mengatasi penyakit syndrome

dispepsia pada Tn. L.

Simpulan sementaranya yaitu keluarga Tn. L mampu

mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kurang dari kriteria

waktu yang telah ditentukan dan sesuai standar yang telah ditetapkan
pada perencanaan, mengerti sifat dan luasnya masalah, masalah

dirasakan oleh keluarga, mampu menyebutkan akibat dari masalah,

mampu membuat keputusan yang tepat tentang penanganan masalah,

tidak merasa menyerah terhadap masalah yang dialami, tidak

mempunyai sikap negatif terhadap masalah, dapat menjangkau

fasilitas kesehatan, percaya terhadap tenaga kesehatan dan tidak

mendapat informasi yang salah mengenai tindakan dalam menangani

masalah.

c. Gambaran kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

dengan masalah kesehatan.

Pada hari pertama tanggal 5 September 2005 keluarga Tn. L mampu

menyebutkan semua cara pencegahan syndrom dispepsia, mampu

menyebutkan semua cara merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia, mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan cara pembuatan

serbuk kunyit dan bisa memasukannya kedalam kapsul, mampu

menyebutkan semua ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat, keluarga menilai

kondisi rumahnya sudah baik dan termasuk rumah yang sehat. Rumah

keluarga tampak bersih dan rapih, jendela rumah terbuka dan sinar masuk

ke dalam rumah. Keluarga Tn. L juga mengatakan akan membawa Tn. L ke

Puskesmas atau dokter jika dalam waktu tiga hari gangguan saluran

pencernaan syndrom dispepsia tidak mengalami perbaikan. Jadi pada hari

pertama keluarga Tn. L sudah mampu merawat anggota keluarganya yang


sakit ( Tn. L) termasuk mampu memelihara lingkungan yang mendukung

kesehatan dan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat.

Pada saat kunjungan tidak terencana tanggal 7 September 2005

untuk melihat cara keluarga melakukan perawatan terhadap anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L). Cara keluarga Tn. L

merawat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan keluarga Tn. L

masih mampu menyebutkan semua cara pencegahan syndrom dispepsia

serta mampu menyebutkan semua cara merawat anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia.

Simpulan sementaranya yaitu keluarga Tn. L mampu merawat

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L) kurang dari

kriteria waktu yang telah tentukan dan sesuai standar yang telah ditetapkan

pada perencanaan.

Hasil pengamatan dan evaluasi dapat disimpulkan bahwa keluarga

Tn. L mampu mengambil dari sumber daya keluarga yang ada untuk

perawatan yaitu tanaman obat keluarga rimpang kunyit, mampu

melaksanakan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mampu

memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan, mempunyai sumber

daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan, mampu mempelajari

tentang bagaimana perawatan keluarga terhadap anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia sehingga keterampilan keluarga mengenai

perawatan yang diperlukan memadai, tidak mempunyai pandangan negatif


terhadap perawatan yang diperlukan, tidak ada konflik individu dan perilaku

mementingkan diri sendiri dalam keluarga, dapat melihat keuntungan dalam

pemeliharaan lingkungan dimasa mendatang, mengetahui upaya

peningkatan kesehatan dan pencegahaan penyakit, sadar akan pentingnya

fasilitas kesehatan dan mempunyai pandangan positif akan fasilitas

kesehatan, tidak merasa takut akan akibat dari tindakan, faham dan bisa

memodifikasi lingkungan yang menguntungkan kesahatan dan keluarga

telah terbisa memanfaatkan fasilitas kesehatan serta akan control ke

puskesmas/ dokter bila keluhan belum berkurang dalam waktu tiga hari.

Gambaran pencapaian tujuan umum dipantau melalui catatan

perkembangan anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn.

L), yang menggambarkan kemampuan keluarga Tn. L merawat anggota

keluarganya yang sakit melalui penatalaksanaan asuhan keperawatan

keluarga dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga rimpang kunyit,

sebagai berikut:

a. Hari pertama ( 5 September 2005).

Pada waktu pengkajian, keluarga Tn. L mengatakan sudah biasa

menggunakan tanaman obat keluarga rimpang kunyit untuk mengatasi

penyakit saluran pencernaannya, menurut keluarga Tn. L biasanya

penyakitnya tidak membaik dan rimpang kunyit yang digunakan diolah

dengan cara diparut, diperas airnya lalu diminum dengan dosis yang tidak

diukur dan dikonsumsi secara tidak teratur.


Pada pukul 13.00 WIB peneliti bersama keluarga mengkaji anggota

keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L), Tn L mengeluh sudah

satu bulan yang lalu perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu

makan, nyeri ulu hati, nyeri saat lapar dan nyeri setelah makan. Hasil

pemeriksaan fisiknya yaitu keadaan umum baik, konjungtiva tidak anemis,

tidak ikterik, tensi 90/60 mmhg, suhu 36,2ºC, nadi 77 x/ menit dan respirasi

16 x/ menit. Dari data Puskesmas dan keluhan tersebut, Tn. L mengalami

gangguan saluran pencernaan syndrom dispepsia.

Menurut Manjoer ( 2000) syndrom dispepsia merupakan kumpulan

gejala klinis yang terdiri rasa tidak enak/ sakit perut bagian atas yang

menetap atau mengalami kekambuhan. Syndrom dispepsia merupakan

kumpulan gejala yang terdiri dari salah satu atau lebih gejala nyeri ulu hati,

mual, kembung, muntah, rasa kembung, cepat kenyang dan sendawa

( Djojodiningrat, 2001).

Manifestasi klinis kasus syndrom dispepsia pada Tn. L termasuk

dispepsia dengan keluhan seperti ulkus, yaitu dengan keluhan nyeri setelah

makan, nyeri saat lapar dan mual. Kasus syndrom dispepsia pada Tn. L

termasuk akut karena pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka

waktu tiga bulan ( Mansjoer, 2000).

Etiologi kasus syndrom dispepsia pada Tn. L belum diketahui secara

pasti ( dispepsia fungsional), sebenarnya bisa diketahui etiologinya dengan

pasti apabila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut tetapi karena keterbatasan


penelitian, peneliti tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti

pemeriksaan fungsi hati, fungsi pangkreas, fungsi saluran empedu, fungsi

jantung, fungsi hormonal dan kemungkinan penyebab lain seperti adanya

tumor dan gastritis.

Setelah dilakukan diskusi dengan keluarga Tn. L, keluarga Tn. L

mau merawat anggota keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L)

dengan memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit. Dosis yang digunakan sesuai dengan literatur yang

ada yaitu 500 mg serbuk rimpang kunyit, dimasukkan kedalam kapsul dan

diminum empat kali sehari, satu jam sebelum makan dan satu jam sebelum

tidur. Intervensi lain yang di lakukan keluarga Tn. L yaitu menganjurkan

makan makanan yang tidak merangsang saluran pencernaan, makan sedikit-

sedikit tapi sering dan mengkompres hangat pada area perut yang sakit.

Respon keluarga Tn. L. positif dan kooperatif terhadap tindakan yang

diberikan dan terlihat bersemangat untuk melakukan perawatan terhadap

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L).

b. Hari kedua ( 6 September 2005).

Pada pukul 13.00 WIB, tanda vital Tn L yaitu tensi 90/80 mmhg,

suhu 36,3 ºC, nadi 80 x/ menit dan respirasi 20 x/ menit. Keluarga Tn. L

mengatakan keluhan Tn. L belum berkurang dengan melalukan intervensi

keperawatan keluarga dan mengkonsumsi lima kapsul rimpang kunyit.

Keluarga Tn. L mengatakan akan tetap melakukan perawatan pada anggota


keluarga yang sakit walaupun pada hari kedua keluhannya belum berkurang

dan Tn. L mengatakan senang dengan adanya kerjasama keluarga dalam

perawatan penyakitnya. Keluarga kooperatif ketika peneliti menganjurkan

untuk kontrol ke puskesmas apabila sudah tiga hari perawatan, keluhan

tidak berkurang.

c. Hari ketiga ( 7 September 2005).

Pada pukul 13.00 WIB, tanda vital Tn L yaitu tensi 110/80 mmhg,

suhu 36 ºC, nadi 78 x/ menit dan pernapasan18 x/ menit. Jadi ada kenaikan

sistol dan diastol 20 mmhg, penurunan suhu 0,3 ºC, penurunan nadi dan

respirasi 2 x/ menit. Intervensi keluarga yang dilakukan masih sama seperti

hari pertama perawatan dan kapsul rimpang kunyit yang sudah dikonsumsi

sebanyak 9 kapsul. Keluarga Tn. L mengatakan keluhan Tn. L mulai

berkurang diantaranya perut sakit, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar,

nyeri ulu hati dan mual, tetapi keluarga mengatakan Tn. L masih kembung,

lemas dan tidak nafsu makan. Keluarga Tn. L mengatakan akan tetap terus

melakukan perawatan dan keluarga optimis dengan intervensi yang

dilakukan akan bisa mengurangi keluhan penyakit Tn. L.

d. Hari keempat ( 8 september 2005)

Pada pukul 13.00 WIB, tanda vital Tn L yaitu tensi 100/80 mmhg,

suhu 36 ºC, nadi 80 x/ menit dan pernapasan 20 x/ menit. Kapsul rimpang

kunyit yang sudah dikonsumsi sebanyak 13 kapsul, keluarga mengatakan

semua keluhan sudah teratasi kecuali nafsu makan belum naik tetapi ada
perbaikan karena tidak mual. Peneliti menganjurkan kepada keluarga untuk

menyajikan makanan yang menarik selera makan dan disukai oleh Tn. L

sebatas tidak bertentangan dengan penyakitnya seperti pedas, kecut, dll.

Respon keluarga positif dan keluarga mengatakan mau melaksanakan

anjuran peneliti serta akan tetap melanjutkan intervensi yang telah

direncanakan sebelumnya.

e. Hari kelima ( 9 september 2005).

Pada pukul 13.00 WIB, tanda vital Tn L yaitu tensi 100/70 mmhg,

suhu 36,2 ºC, nadi 80 x/ menit dan pernapasan 20 x/ menit. Kapsul rimpang

kunyit yang sudah dikonsumsi sebanyak 17 kapsul, keluarga mengatakan

semua keluhan sudah teratasi dan nafsu makan sudah naik. Pada hari

keenam tidak dievaluasi karena keluhan Tn. L sudah teratasi semua dan Tn.

L sudah kelihatan lebih nyaman dan segar.

f. Hari ketujuh ( 11 September 2005).

Pada pukul 15.00 WIB, peneliti melakukan evaluasi akhir setelah

dilaksanakannya lima tugas keluarga oleh keluarga Tn. L dalam merawat

anggota keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L), diperoleh

hasil: Kunyit yang telah dikonsumsi sebanyak 25 kapsul, tanda vital Tn. L

yaitu tensi 110/80 mmhg, suhu 36,2ºc, nadi 78 x/ menit, respirasi 20 x/

menit. Jadi perubahan tanda vital sejak hari pertama perawatan yaitu sistol

dan diastol naik 20 mmhg, respirasi naik 4 x/ menit, suhu stabil antara

36ºC-36,6ºC dan nadi stabil antara 78-80 x/ menit. Keluarga mengatakan


semua keluhan yang dirasakan oleh Tn. L sudah tidak terasa lagi dan nafsu

makan Tn. L naik. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa

kunyit mampu menahan sekresi getah lambung, mampu mengurangi rasa

nyeri pada gangguan saluran pencernaan, mengurangi penumpukan gas

dalam lambung dan mampu meningkatkan nafsu makan ( Hargono, 2002).

5. Simpulan Sementara Kasus III

Gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada

keluarga Tn. L dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L) melalui

pemanfataan tanaman obat keluarga rimpang kunyit menunjukkan

bahwa masalah teratasi seluruhnya dimana keluarga Tn. L mampu

melaksanakan 5 tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia ( Tn. L) dan keluhan anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia teratasi 100 %, jadi tujuan khusus dan tujuan

umum asuhan keperawatannya dapat tercapai.

Tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga Tn. L tercapai

seluruhnya sesuai standar dan kurang dari kriteria waktu yang telah

ditentukan, yaitu dalam waktu 1 x 45 menit tatap muka keluarga Tn. L

mampu mengenal masalah kesehatan, mampu mengambil keputusan

untuk mengatasi masalah dan mampu merawat anggota keluarga dengan

masalah kesehatan. Sesuai hasil penelitian dan pengamatan peneliti

kemampuan keluarga Tn. L tersebut diatas dipengaruhi beberapa faktor

yaitu tingkat pendidikan keluarga, suasana/ keadaan lingkungan, sumber


daya keluarga, masalah kesehatan keluarga yang ada ( syndrom

dispepsia), terjangkaunya fasilitas kesehatan, dan kooperatifnya keluarga

Tn. L.

Tujuan umum tercapai seluruhnya kurang dari kriteria waktu

yang telah ditetapkan yaitu masalah kesehatan keluarga Tn. L dapat

teratasi seluruhnya pada hari kelima perawatan, dengan teratasinya

masalah tersebut berarti keluarga Tn. L dapat dikatakan mampu

merawat anggota keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L)

melalui pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit. Sesuai hasil penelitian dan pengamatan peneliti

ketercapaian tujuan umum ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

kemampuan dan kooperatifnya keluarga Tn. L dalam melakukan

perawatan, kepatuhan Tn. L terhadap intervensi yang anjurkan, masih

akutnya penyakit Tn. L, dosis rimpang kunyit yang digunakan sesuai

dengan literatur yang ada, pola makan dan nutrisi yang adekuat, respon

klien pada penggunaan rimpang kunyit, dan faktor lingkungan.

D. Kasus IV

1. Pengkajian

a. Identitas Keluarga

1).Nama kepala keluarga : Tuan A

2).Alamat : Mulyasari RT 3/ III Majenang


3).Tanggal pengkajian : 12 September 2005

4).Puskesmas : Majenang I

5).Kecamatan : Majenang

6).Diagnosa medis : Syndrom dispepsia

b. Daftar anggota keluarga

Nama
N Hub. L/ Pendi- Kead
Anggota Umur Pekerjaan Agama Ket
o Dgn KK P dikan kes.
Keluarga
1 Tn A KK L 40 th SD Buruh Islam Sehat
2 Ny C Istri P 30 th SD Buruh Islam Sakit
3 Hasan P. Anak P 10 th SD Pelajar Islam Sehat
4 Indra S Anak L 3 th Islam Sehat

c. Pemeriksaan individu ( Ny. C dengan kasus syndrom dispepsia).

1).Keadaan utama : Ny. C mengeluh sejak tiga hari yang lalu perut terasa

sakit, mual, kembung. cepat kenyang, tidak nafsu

makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri

saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas.

2).Keadaan umum : Baik.

3).Tanda Vital : Tensi 120/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC,

pernafasan 20 x/ menit, BB 50 kg dan TB 155 cm.

4).Pencernaaan : Defekasi 1-2 kali sehari dengan konsistensi lembek

dan warna kuning kecokelatan, tidak terjadi obstifasi

dan tidak diare, kembung dan kelihatan mual.

5).Mata : Konjungtiva tidak anemis, tidak iktesik.


6).Kulit : Warna sawo matang, turgor baik, tidak terdapat luka/

borok/ lecet, tidak ikterik, tidak pucat.

7).Genita Urinaria : Miksi 3 – 5 kali dan tidak ada kesukaran.

d. Analisa Data

No Data pada keluarga Masalah kesehatan


1 DO: Gangguan sistem
- Ada anggota keluarga dengan kasus pencernaan syndrom
syndrom dispepsia ( Ny. C). dispepsia.
- Pada pemeriksaan fisik Ny. C ditemukan
nyeri tekan ada perut bagian atas, kembung,
kelihatan mual, keadaan umum baik, tensi
120/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3
O
C, pernafasan 20 x/ menit, BB 50 kg dan
TB 155 cm.
DS :
- Ny. C mengeluh sejak tiga hari yang lalu
perut terasa sakit, mual, kembung. cepat
kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati,
nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa
penuh pada perut bagian atas.

e. Diagnosa Keperawatan

Gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada keluarga

Tn. A ( Ny. C) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.

2. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Tabel 4.10 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. A


Identitas Keluarga : Tn. A
N Diagnosa Tujuan Evaluasi
Intervensi
o keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
Gangguan sis- Setelah 7 x Setelah 2 x 45
tem pencerna- pertemuan menit pertemuan
an syndrom gangguan tatap muka dan
dispepsia pa- sistem pen- intervensi
da keluarga cernaan keluarga mampu:
Tn. A ( Ny. syndrom 1. Men
C) berhubu- dispepsia genal mas-alah
ngan dengan pada Ny. C GSP syn-drom
ketidakmam- teratasi. dispepsia pada
puan keluarga Ny. C dengan
dalam mera- cara
wat anggota 1.1 Menyebutkan Respon Syndrom dispepsia adalah 1.1.1 Diskusikan
keluarga de- pengertian verbal kumpulan gejala yang dengan keluarga
ngan kasus syndrom terdiri dari nyeri ulu hati, mengenai pengertian
syndrom dis- dispepsia mual, kembung, muntah, syndrom dispepsia.
pepsia. rasa penuh, cepat kenyang
dan sendawa.
1.2 Menyebutkan Respon Minimal 3 dari 5 penyebab 1.2.1 Diskusikan
penyebab syn- verbal dari syndrom dispepsia dengan keluarga
drom dispep- 1. Gangguan pada lumen mengenai penyebab
sia. saluran cerna syndrom dispepsia.
( gastritis/ maag). 1.2.2 Tanyakan kembali
2. Penyakit pada hati, pada keluarga me-
pangkreas, dan saluran ngenai pengertian
empedu. dan penyebab syn-
3. Pola makan tidak drom dispepsia.
teratur. 1.2.3 Berikan pujian
4. Obat-obatan. pada keluarga.
5. Makanan.
1.3 Menyebutkan Respon Jenis syndrom dispepsia: 1.3.1 Diskusikan
jenis syndrom verbal 1. Akut yaitu kurang dari dengan keluarga
dispepsia dan tiga bulan. mengenai jenis
tandanya 2. Kronik lebih dari tiga syndrom dis-pepsia
bulan. dan tandanya.
Gejala syndrom dispepsia 1.3.2 Motivasi keluarga
( salah satu/ lebih gejala untuk menyebutkan
dibawah ini): kembali jenis syn-
1. Nyeri perut bagian atas drom dispepsia dan
2. Nyeri setelah makan. tandanya.
3. Nyeri saat lapar. 1.3.3 Berikan pujian
4. Mudah kenyang. pada keluarga.
5. Perut cepat terasa
penuh saat makan.
6. Mual.
7. Muntah.
8. Kembung.
9. Rasa tak nyaman
bertambah saat makan.
1.4 Mengidentifi Respon Cara mengetahui adanya 1.4.1 Jelaskan pada
kasi adanya verbal kembung dan sakit perut keluar-ga cara
kembung dan dan pada Ny. C: mengetahui kembung
sakit perut psiko- 1. Tempelkan telapak dan sakit perut pada
pada Ny. C. motor tangan kiri pada perut Ny. C.
lalu ketuklah dengan 1.4.2 Minta keluarga
ibu jari tangan kanan, untuk menjelaskan
jika terdengar suara kembali dan
plung-plung berarti memperagakan cara
kembung. mengetahui kembung
2. Tekanlah area perut dan sakit perut.
secara perlahan
dengan ujung jari
1.4.3 Berikan pujian
tangan dan cari area pada keluarga.
yang terasa nyeri bila
ditekan.
2. Men
gambil ke-
putusan untuk
merawat ang-
gota keluarga
dengan kasus
gangguan salur-
an pencernaan (
GSP) syndrom
dispepsia Ny. C
dengan cara:
2.1 Menyebutkan Respon Minimal 2 dari 4 akibat 2.1.1 Diskusikan
akibat lanjut verbal lanjut dari syndrome dengan keluarga
dari GSP syn- dispepsia: mengenal akibat
drom dispep- 1. Bila ada infeksi maka lanjut dari syndrom
sia rasa sakit akan terus dispepsia.
bertambah. 2.1.2 Motivasi keluarga
2. Metabolisme tubuh utk menyebutkan
terganggu bila saluran kembali tentang
pencernaan terganggu. akibat lanjut syn-
3. Tubuh akan drom dispepsia.
bertambah lemah. 2.1.3 Berikan pujian pada
4. Biaya berobat mahal. keluarga
2.2 Memutuskan Respon Keluarga memutuskan 2.2.1 Tanyakan
untuk mera- verbal untuk merawat Ny. C yang keinginan keluarga
wat Ny. C mengalami gangguan untuk mera-wat Ny.
yang meng- saluran pencernaan C.
alami GSP syndrom dispepsia. 2.2.2 Berikan pujian pada
syndrom dis- keluarga.
pepsia
3 Merawat ang-
gota keluarga
dengan masa-
lah GSP syn-
drom dispepsia,
dengan cara:
3.1 Menyebutkan Respon Minimal 2 dari 4 cara pen- 3.1.1 Diskusikan
cara pencega- verbal cegahan syndrom dis- dengan keluarga
han GSP pepsia: mengenai cara
syndrom dis- 1. Anjurkan pola makan pencegahan GSP
pepsia teratur syndrom dispepsia.
2. Anjurkan perut selalu 3.1.2 Tanyakan kembali
terisi/ makan sediki- pada keluarga
sedikit tapi sering. tentang cara
3. Menjaga kebersihan pencegahan GSP
lingkungan syndrom dispepsia.
4. Anjurkan jangan makan
makanan yang
3.1.3 Berikan pujian
merangsang peningkatan pada keluarga.
asam lambung ( pedas,
asam, kopi, dll).
3.2 Menyebutkan Respon Minimal 5 dari 7 cara 3.2.1 Diskusikan cara
cara merawat verbal merawat anggota keluarga merawat anggota
anggota kel- dengan kasus GSP keluarga dengan
uarga Ny. C syndrom dispepsia: kasus GSP syndrom
dengan kasus 1. Keluarga dapat dispepsia
syndrom mengkaji sumber daya 3.2.2 Minta keluarga
dispepsia. keluarga-nya yang dapat menyebutkan
diman-faatkan dalam kembali cara
mena-ngani kasus merawat anggota
syndrom dispepsia yaitu keluarga dengan
menga-tasi GSP kasus GSP syndrom
syndrom dis-pepsia dispepsia
terlebih dahulu dengan 3.2.3 Berikan pujian pada
obat tradisional rimpang keluarga
kunyit.
2. Mampu mengolah
kunyit
3. Makan makanan yang
tidak merangsang sakit
pada saluran pencernaan
4. Makan sedikit-sedikit
ta-pi sering.
5. Meningkatkan istirahat
6. Kompres hangat pada
area perut yang sakit.
7. Melakukan teknik
relak-sasi pada waktu
perut terasa sakit ( tarik
nafas dari hidung dalam-
dalam lalu hembuskan
lewat mulut dan ulangi
terus sampai terasa
nyaman).
3.3 Mendemons- Respon Serbuk rimpang 3.3.1 Demonstrasikan
trasikan cara Psiko- kunyit 1,5 - 3 gr direbus cara pembuatan obat
pembuatan motor dalam 150 ml air selama tradisional dan
obat 15 menit, setelah keluar memasukannya
tradisional. uap disaring dan kedalam kapsul.
ditambah air masak
hingga
volumenya 150 ml, dan 3.3.2 Motivasi keluarga
untuk memperbaiki rasa untuk melakukan
tambahkan 1 sendok redemonstrasi
makan gula pasir atau pembuatan obat
madu, diminum tiga kali tradisionat
sehari 1/3 bagian ( 50 ml 3.3.3 Berikan pujian pada
sebelum makan). keluarga.
Bila digunakan
dalam bentuk kapsul,
500 mg bubuk kunyit per
kapsul, diminum empat
kali sehari setengah
sampai satu jam sebelum
makan dan sebelum
tidur.
Cara membuat
bubuk kunyit, kupas
kunyit, potong ± 1-3 mm,
jemur dibawah
matahari, hancurkan
dengan ditumbuk/
diblender, lalu saring.

3.4 Melakukan Respon Keluarga melakukan 3.4.1 Adakan kunjungan


perawatan afektif perawatan pada Ny. C tidak terencana dan
untuk yaitu dengan: evaluasi cara
mengatasi 1. Mengatasi gangguan keluarga untuk
keluhan saluran pencernaan merawat Ny. C
syndrom syndrom dispepsia dgn 3.4.2 Berikan pujian pada
dispepsia obat tradisional rimpang keluarga.
pada Ny. C kunyit dalam bentuk
kapsul yang dibuat
bersama.
2. Mampu memberi
kapsul kunyit dengan
dosis 4 x 1 kapsul satu
jam sebelum makan dan
sebelum tidur.
3. Memberi makan
makanan yang tidak
merangsang sakit pada
saluran pencernaan
4. Menganjurkan makan
sedikit-sedikit tapi
sering.
5. Menganjurkan
meningkatkan isti-rahat
6. Mengkompres hangat
pada area perut yang
sakit.
7. Memotifasi untuk
melakukan teknik
relaksasi pada waktu
perut terasa sakit
4. Memodifikasi
lingkungan.
4.1 Menyebutkan Respon Minimal 2 dari 4 ciri-ciri
4.1.1 Diskusikan dengan
ciri verbal lingkungan rumah yang keluarga mengenai
lingkungan sehat; ciri-ciri lingkungan
rumah ya-ng 1. Bersih dan rapih rumah yang sehat
sehat 2. Ventilasi cukup 4.1.2 Motivasi keluarga
3. Ada penerangan dari untuk menyebutkan
sinar matahari kembali menge-nai
4. Tidak lembab. ciri-ciri Iingkungan
rumah yang sehat
4.1.3 Berikan pujian pada
keluarga
4.2 Memodifikasi Respon Memodifikasi lingkungan 4.2.1 Berikan kesempatan
lingkungan psiko- 1. Membuka jendela atau pada keluarga untuk
menjadi sehat motor pintu rumah menilai kondisi
2. Menutup makanan rumahnya
3. Membersihkan tempat 4.2.2 Bersama-sama
yang disukai lalat. dengan keluarga
melakukan modifi-
kasi Iingkungan
4.2.3 Berikan pujian pada
keluarga

5 Memanfaatkan
Pelayanan
kesehatan
5.1 Pergi ke Pus- Respon Jika dalam tiga hari Ny. C 5.1.1 Anjurkan keluarga
kesmas atau afektif tidak mambaik maka untuk membawa Ny.
dokter untuk keluarga akan membawa C ke Puskesmas atau
mengatasi Ny. C pergi ke Puskesmas ke dokter terdekat.
syndrom dis- atau ke dokter 5.1.2 Berikan pujian pada
pepsia pada keluarga
Ny. C

3. Implementasi Dan Evaluasi


Tabel 4.11 Implementasi Dan Evaluasi Keluarga Tn. A
Identitas Keluarga : Tn. A
WAKT No. IMPLEMETASI EVALUASI
U DK
12-9-05 TUK. 1.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai Data Subjektif :
15.00 1 pengertian syndrom dispepsia. 1. Keluarga mampu menyebutkan pengertian
WIB Syndrome dispepsia adalah kumpulan gejala dari syndrom dispepsia adalah ”nyeri ulu hati,
yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, mual, kembung, muntah”
muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan 2. Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 5
sendawa. penyebab dari syndrom dispepsia.
1.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai Penyebabnya adalah maag, makan tidak
penyebab syndrom dispepsia. teratur.
Penyebab dari syndrom dispepsia: 3. Keluarga tidak mampu menyebutkan jenis
1. Gangguan pada lumen saluran cerna syndrom dispepsia tapi mampu menyebut-
( gastritis/ maag) kan tanda syndrome dispepsia yaitu nyeri ulu
2. Penyakit pada hati, pangkreas, dan saluran hati, mual, kembung.
empedu. 4. Keluarga mampu menjelaskan cara cara
3. Pola makan tidak teratur mengetahui adanya kembung.
4. Obat-obatan. Data Objektif :
5. Makanan. 1. Keluarga mendemonstarsikan cara
1.2.2 Menanyakan kembali pada keluarga mengenai mengetahui kembung.
pengertian dan penyebab syndrom dispepsia 2. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
1.2.3 Memberikan pujian pada keluarga diskusi berlangsung.
1.3.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai jenis 3. Terdapat kontak mata.
syndrom dispepsia dan tandanya. 4. Sesekali keluarga terlihat menganguk-
Jenis syndrom dispepsia: anggukkan kepala.
1. Akut yaitu kurang dari tiga bulan 5. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.
2. Kronik lebih dari tiga bulan Analisa :
Gejala nyeri perut bagian atas, nyeri setelah Masalah belum teratasi
makan, nyeri saat lapar, mudah kenyang, perut Perencanaan :
cepat terasa penuh saat makan, mual, muntah, Lanjutkan Implementasi dengan modifikasi jika
kembung, rasa tak nyaman bertambah saat diperlukan.
makan.
1.3.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali jenis syndrom dispepsia dan tandanya
1.3.3 Memberikan pujian pada keluarga
1.4.1 Menjelaskan pada keluarga cara mengetahui
adanya kembung dan sakit perut pada Ny. C.
Cara mengetahui kembung dan area perut yang
sakit yaitu:
1. Tempelkan telapak tangan kiri pada perut
lalu ketuklah dengan ibu jari tangan kiri,
jika terdengar suara plung-plung berarti
kembung.
2. Tekanlah area perut secara perlahan dan cari
daerah yang terasa nyeri bila ditekan.
1.4.2 Meminta keluarga untuk menjelaskan
kembali dan memperagakan cara mengetahui
adanya kembung dan area sakit perut pada Ny.
C.
1.4.3 Memberikan pujian pada keluarga.
TUK 2.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenal Data Subjektif :
2 akibat lanjut dari syndrom dispepsia. 1. Keluarga mampu menyebutkan 1 dari 4
Akibat lanjut dari syndrom dispepsia: akibat lanjut dari syndrom dispepsia yaitu
1. Bila ada infeksi maka rasa sakit akan terus biaya berobat mahal
bertambah. 2. Keluarga menyatakan keinginannya untuk
2. Metabolisme tubuh terganggu bila saluran mengatasi syndrom dispepsia pada Ny. C
pencernaan terganggu. Data Objektif :
3. Tubuh akan bertambah lemah. 1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
4. Biaya berobat mahal diskusi berlangsung
2.1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan 2. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.
kembali tentang akibat lanjut dari syndrom Analisa :
dispepsia. Masalah belum teratasi.
2.1.3 Memberikan pujian pada keluarga Perencanaan :
2.2.1 Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat Lanjutkan implementasi
Ny. C
2.2.2 Memberikan pujian pada keluarga
TUK 3.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai Data Subjektif :
3 cara pencegahan syndrom dispepsia 1. Keluarga menyebutkan 2 dari 4 cara
Cara pencegahan syndrom dispepsia: pencegahan syndrom dispepsia yaitu
1. Anjurkan pola makan teratur menganjurkan pola makan teratur dan
2. Anjurkan perut selalu terisi/ makan sediki- menganjurkan perut selalu terisi.
sedikit tapi sering. 2. Keluarga mampu menyebutkan 4 cara dari 7
3. Menjaga kebersihan ling-kungan cara merawat anggota keluarga dengan kasus
4. Anjurkan jangan makan makanan yang syndrome dispepsia
merangsang ( pedas, asam, kopi, dll). 3. Keluarga mampu menjelaskan cara
3.1.2 Menanyakan keinginan keluarga untuk pembuatan serbuk kunyit dan bisa
merawat Ny. C memasukannya kedalam kapsul.
3.1.3 Memberikan pujian pada keluarga Data Obyektif:
3.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga cara 1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saa
diskusi berlangsung.
merawat anggota keluarga dengan masalah
2. Terdapat kontak mata.
syndrom dispepsia
3. Sesekali keluarga terlihat mengangguk-
Cara merawat anggota keluarga yang
anggukkan kepala
mengalami syndrom dispepsia yaitu:
4. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian
1. Keluarga dapat mengkaji sumber daya
Analisa :
keluarganya yang dapat dimanfaatkan dalam
Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu
menangani kasus syndrom dispepsia yaitu
menyebutkan cara mencegah dan merawat
mengatasi GSP syndrom dispepsia terlebih
anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia
dahulu dengan obat tradisional rimpang
yaitu mengkaji sumber daya keluarganya yang
kunyit.
dapat dimanfaatkan dalam menangani kasus
2. Mampu mengolah kunyit
syndrom dispepsia ( obat tradisional rimpang
3. Makan makanan yang tidak merangsang
kunyit), makan makanan yang tidak merangsang
sakit pada saluran pencernaan
sakit pada saluran pencernaan, meningkatkan
4. Makan sedikit-sedikit tapi sering.
istirahat, mengkompres hangat pada area perut
5. Meningkatkan istirahat
yang sakit.
6. Mengkompres hangat pada area perut yang
Perencanaa :
sakit.
Lanjutkan implementasi.
7. Melakukan teknik relaksasi pada waktu
perut terasa sakit (tarik nafas dari hidung
dalam-dalam lalu hembuskan lewat mulut
dan ulangi terus sampai terasa nyaman).
3.2.2 Meminta keluarga menyebutkan kembali
cara merawat anggota keluarga dengan masalah
syndrom dispepsia
3.2.3 Memberikan pujian pada keluarga
3.3.1 Menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit:
kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur dibawah
matahari, hancurkan dengan ditumbuk/
diblender, lalu saring.
3.3.2 Mendemonstrasikan cara memasukan serbuk
kunyit kedalam kapsul. Masukan serbuk kunyit
yang telah kedalam kapsul ukuran 500 mg
dengan membuka kapsul, masukan serbuk
kunyit penuh atas bawah lalu tutup kembali.
3.4.1 Memotivasi keluarga untuk melakukan
redemonstrasi pembuatan obat tradisional.
3.4.2 Memberikan pujian pada keluarga.
TUK 4.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai ciri- Data Subjektif :
4 ciri lingkungan rumah yang sehat 1. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 ciri-
Ciri-ciri lingkungan rumah yang sehat; ciri lingkungan rumah yang sehat yaitu bersih
1. Bersih dan rapih dan rapi, sinar matahari masuk ke dalam
2. Ventilasi cukup rumah, menutup makanan.dan tidak lembab.
3. Ada penerangan dari sinar matahari 2. Keluarga menilai kondisi rumahnya sudah
4. Tidak lembab baik dan termasuk rumah yang sehat.
5. Menutup makanan Data Objektif;
4.1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan 1. Rumah keluarga tampak bersih dan rapi,
kembali mengenai ciri-ciri Iingkungan rumah jendela rumah terbuka, dan sinar masuk ke
yang sehat dalam rumah.
4.1.3 Memberikan pujian pada keluarga. 2. Keluarga memperhatikan maha-siswa saat
4.2.1 Memberikan kesempatan pada keluarga untuk diskusi berlangsung.
menilai kondis rumahnya 3. Terdapat kontak mata
4.2.2 Menganjurkan pada keluarga untuk 4. Keluarga tersenyum saat diberi pujian.
mempertahankan kondisi rumahnya. Analisa :
4.2.3 Memberikan pujian pada keluarga Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu
memodifikasi lingkungan rumah menjadi sehat.
Perencanaan :
Lanjutkan implementasi
TUK 5.1.1 Menganjurkan keluarga untuk membawa Data Subjektif :
5 kembali Ny. C ke Puskesmas atau ke dokter Keluarga mengatakan akan membawa Ny. C akan
terdekat jika dalam waktu 3 hari kondisinya ke Puskesmas atau ke dokter jika dalam waktu 3
tidak membaik. hari gangguan sistem pencernaan syndrom
5.1.2 Memberikan pujian atas keinginan keluarga dispepsia yang diderita tidak mengalarni
untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. perbaikan.
Data Objektif :
1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
diskusi berlangsung
2. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.
Analisa :
Masalah teratasi sebagian, keluarga telah
menyatakan kesediaannya untuk memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan.
Perencanaan :
Lanjutkan implementasi
13/ 9/ TUK 1.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai Data Subjektif :
2005 1 pengertian syndrom dispepsia. 1. Keluarga mampu menyebutkan pengertian
15.00 Syndrome dispepsia adalah kumpulan gejala syndrom dispepsia.
WIB yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, 2. Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5
muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan penyebab dari syndrom, dispepsia.
sendawa. Penyebabnya adalah maag, makan tidak
teratur, makanan dan obat-obatan.
3. Keluarga mampu menyebutkan jenis
1.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai syndrome dispepsia dan tanda syndrome
penyebab syndrom dispepsia. dispepsia.
Penyebab dari syndrom dispepsia : 4. Keluarga mampu menjelaskan cara cara
1. Gangguan pada lumen saluran cerna mengetahui adanya kembung dan area sakit
(gastritis/ maag) perut, yaitu ujung jari kiri diketuk oleh ujung
2. Penyakit pada hati, pangkreas, dan saluran jari kanan dan meraba dengan ujung jari
empedu. untuk tahu yang sakit.
3. Pola makan tidak teratur Data Objektif :
4. Obat-obatan. 1. Keluarga mendemonstarsikan cara
5. Makanan. mengetahui kembung dan area sakit perut.
1.2.2 Menanyakan kembali pada keluarga mengenai 2. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
pengertian dan penyebab syndrom dispepsia diskusi berlangsung.
1.2.3 Memberikan pujian pada keluarga 3. Terdapat kontak mata.
1.3.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai jenis 4. Sesekali keluarga terlihat menganguk-
syndrom dispepsia dan tandanya. anggukkan kepala.
Jenis syndrom dispepsia: 5. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.
1. Akut yaitu kurang dari tiga bulan Analisa :
2. Kronik lebih dari tiga bulan Masalah teratasi sebagian, keluarga telah meng-
Gejala nyeri perut bagian atas, nyeri setelah enal masalah syndrome dispepsia pada Ny. C
makan, nyeri saat lapar, mudah kenyang, perut Perencanaan :
cepat terasa penuh saat makan, mual, muntah, Lanjutkan Implementasi dengan modifikasi jika
kembung, rasa tak nyaman bertambah saat diperlukan.
makan.
1.3.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali jenis syndrom dispepsia dan tandanya
1.3.3 Memberikan pujian pada keluarga
1.4.1 Menjelaskan pada keluarga cara mengetahui
adanya kembung dan sakit perut pada Ny. C.
Cara mengetahui kembung dan area peru yang
sakit yaitu:
1. Tempelkan telapak tangan kiri pada perut
lalu ketuklah dengan ibu jari tangan kiri,
jika terdengar suara plung-plung berarti
kembung.
2. Tekanlah area perut secara perlahan dan cari
daerah yang terasa nyeri bila ditekan.
1.4.2 Meminta keluarga untuk menjelaskan
kembali dan memperagakan cara mengetahui
adanya kembung dan area sakit perut pada Ny.
C
1.4.3 Memberikan pujian pada keluarga.

TUK 2.1.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenal Data Subjektif :


2 akibat lanjut dari syndrom dispepsia. 1. Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4
Akibat lanjut dari syndrom dispepsia: akibat lanjut dari syndrom dispepsia, yaitu
1. Bila ada infeksi maka rasa sakit akan terus tubuh akan bertambah lemah dan biaya
bertambah. berobat mahal
2. Metabolisme tubuh terganggu bila saluran 2. Keluarga menyatakan keinginan-nya untuk
pencernaan terganggu. mengatasi syndrom dispepsia pada Ny. C
3. Tubuh akan bertambah lemah. Data Objektif:
4. Biaya berobat mahal 1. Keluarga memperhatikan mahasiswa saat
2.1.2 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan diskusi berlangsung
kembali tentang akibat lanjut dari syndrom 2. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian.
dispepsia. Analisa:
2.1.3 Memberikan pujian pada keluarga Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu
2.2.1 Menanyakan keinginan keluarga untuk mengambil keputusan untuk merawat anggota
merawat Ny C. keluarga dengan kasus syndrom dispepsia.
2.2.2 Memberikan pujian pada keluarga Perencanaan :
Lanjutkan implementasi
TUK 3.1.1.Mendiskusikan dengan keluarga mengenai cara Data Subjektif :
3 pencegahan syndrom dispepsia 1. Keluarga menyebutkan 4 dari 4 cara
Cara pencegahan syndrom dispepsia: pencegahan syndrom dispepsia.
1. Anjurkan pola makan teratur 2. Keluarga mampu menyebutkan 5 dari 7 cara
2. Anjurkan perut selalu terisi/ makan sediki- merawat anggota keluarga dengan kasus
sedikit tapi sering. syndrom dispepsia.
3. Menjaga kebersihan ling-kungan Data Obyektif:
4. Anjurkan jangan makan makanan yang 1. Keluarga mendemonstrasikan cara membuat
merngsang (pedas, asam, kopi, dll). obat tradisional dari rimpang kunyit.
3.1.2.Menanyakan keinginan keluarga untuk merawat 2. Keluarga memperhatikan maha-siswa saat
Ny. C diskusi berlangsung.
3.1.3. Memberikan pujian pada keluarga 3. Terdapat kontak mata.
3.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga cara merawat 4. Sesekali keluarga terlihat menganggu-
anggota keluarga dengan masalah syndrom anggukkan kepala
dispepsia 5. Keluarga tersenyum saat diberikan pujian
Cara merawat anggota keluarga yang Analisa :
mengalami syndrom dispepsia yaitu: Masalah teratasi sebagian, keluarga telah mampu
1. Memanfaatkan obat tradisional rimpang menyebutkan cara mencegah dan merawat kasus
kunyit. syndrome dispepsia pada Ny. C
2. Mampu mengolah kunyit Perencanaa :
3. Makan makanan yang tidak merangsang Lanjutkan implementasi, untuk TUK 3 lakukan
sakit pada saluran pencernaan kunjungan tidak terencana dan supervisi untuk
4. Makan sedikit-sedikit tapi sering. melihat bagaimana cara keluarga merawat Ny. C
5. Meningkatkan istirahat
6. Mengkompres hangat pada area perut yang
sakit.
7. Melakukan teknik relaksasi pada waktu
perut terasa sakit.
3.2.2 Meminta keluarga menyebut-kan kembali
cara merawat anggota keluarga dengan masalah
syndrom dispepsia
3.2.3 Memberikan pujian pada keluarga
3.3.1 Menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit:
kupas kunyit, potong ± 1-3 mm, jemur dibawah
matahari, hancurkan dengan ditumbuk/
diblender, lalu saring.
3.3.2 Mendemonstrasikan cara memasukan serbuk
kunyit kedalam kapsul. Masukan serbuk kunyit
yang telah kedalam kapsul ukuran 500 mg
dengan membuka kapsul, masukan serbuk
kunyit penuh atas bawah lalu tutup kembali.
3.3.3 Memotivasi keluarga untuk melakukan
redemonstrasi pembuatan obat tradisional.
3.3.4 Memberikan pujian pada keluarga.
15-9-05 TUK 3.1.1 Mengadakan kunjungan tidak terencana, me- Data Subjektif :
15.00 3 ngevaluasi cara keluarga untuk merawat Ny. C Keluarga mampu menyebutkan dan melaksanakan
WIB Cara merawat anggota keluarga yang cara merawat anggota keluarga dengan kasus
mengalami syndrom dispepsia yaitu: syndrom dispepsia
1. Memanfaatkan obat tradisional rimpang Data Obyektif:
kunyit dalam bentuk kapsul 1. Keluarga tersenyum ketika diberi pujian.
2. Menganjurkan makan makanan yang tidak 2. Berupa catatan perkembangan keluhan Ny. C.
merangsang sakit pada saluran pencernaan Analisa :
dan makan sedikit-sedikit tapi sering. Masalah teratasi, keluarga mampu menyebutkan
3. Meningkatkan istirahat dan melaksanakan cara merawat anggota keluarga
4. Mengkompres hangat pada area perut yang dengan kasus syndrom dispepsia
sakit. Perencanaa :
5. Melakukan teknik relaksasi pada waktu Lanjutkan implementasi.
perut terasa sakit.
3.1.2 Memberikan pujian pada keluarga.

Tabel 4.12 Hasil observasi pada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia (Ny.C)

Obyek yang diamati


Har Keluhan Kunyit Thera-
Tanda
i ke Teratasi Sudah Intervensi keluarga dikon- py
Belum teratasi Vital
sebagian teratasi sumsi Medis
1 ~ Perut terasa - - ~ Memberikan obat tradisional 1 T: -
sakit. rimpang kunyit kapsul 120/80
~ Mual ~ Makan makanan yang tidak mmhg
~ Kembung merangsang sistem pencernaan S: 36,3ºC
~ Cepat kenyang ~ Makan sedikit-sedikit tapi N: 80 x/
~ Tidak nafsu sering menit
makan ~ Mengkompres hangat pada R: 20 x/
~ Nyeri ulu hati area perut yang sakit. menit
~ Nyeri setelah
makan
~ Nyeri saat lapar
~ Rasa penuh
pada perut
bagian atas.
2 ~ Cepat kenyang ~ - ~ Memberikan obat tradisional 5 T:
~ Kembung Perut terasa rimpang kunyit kapsul 120/80
~ Tidak nafsu sakit, mual ~ Makan makanan yang tidak mmhg
makan ~ Nyeri ulu merangsang sistem pencernaan S: 36,5 ºC
~ Rasa penuh hati ~ Makan sedikit-sedikit tapi N: 74 x/
pada perut ~ Nyeri setelah sering menit
bagian atas. makan ~ Mengkompres hangat pada R: 20 x/
~ Nyeri saat area perut yang sakit menit
lapar
3 - ~ Cepat ~ Perut ~ Memberikan obat tradisional 9 T:
kenyang terasa rimpang kunyit kapsul 110/70
~ Kembung sakit. ~ Makan makanan yang tidak mmhg
~ Tidak nafsu ~ Mual merangsang sistem pencernaan S: 36,6 ºC
makan ~ Nyeri ulu ~ Makan sedikit-sedikit tapi N: 78 x/
~ Rasa penuh hati sering menit
pada perut ~ Nyeri ~ Mengkompres hangat pada R: 20 x/
bagian atas. sete-lah area perut yang sakit menit
makan ~ Meningkatkan istirahat
~ Nyeri saat ~ Melakukan teknik relaksasi
lapar
4 - - ~ Cepat ~ Memberikan obat tradisional 13 T:
kenyang rimpang kunyit kapsul 100/60
~ Kembung mmhg
~ Tidak S: 36,4ºC
nafsu N: 78 x/
makan menit
~ Rasa penuh R: 20 x/
pada perut menit
bagian atas.
5 - - - ~ Memberikan obat tradisional 17 - -
rimpang kunyit kapsul
6 - - - ~ Memberikan obat tradisional 21 - -
rimpang kunyit kapsul
7 25 T:
Hasil evaluasi akhir dengan dilaksanakannya lima tugas keluarga dalam merawat
kapsul 120/80
anggota keluarga dengan kasus ayndrom dispepsia ( Ny.C) oleh keluarga Tn. A
mmhg
diperoleh data sebagai berikut:
S: 36,4ºC
1. Nafsu makan naik
N: 78 x/
2. Sakit perut teratasi dan teras lebih nyaman
menit
3. Ny. C menyatakan tidur lebih nyenyak
R: 20 x/
4. Ny. C mengatakan badanya lebih segar
menit

4. Pembahasan Kasus IV
Pengkajian awal sebelum dilakukan asuhan keperawatan keluarga

tanggal 11 September 2005 pada Ny. C yang mengalami gangguan saluran

pencernaan syndrom dispepsia, Ny. C mengatakan sudah terbisa mengunakan

tanaman obat keluarga rimpang kunyit didalam mengobati penyakitnya tetapi

biasanya keluhan yang dialami tidak berkurang, sedangkan menurut literatur

rimpang kunyit mampu mengurangi bahkan menyembuhkan penyakit syndrom

dispepsia, yaitu menurut Hargono ( 2002) rimpang kunyit mempunyai khasiat


sebagai anti oksidan, pengurang rasa nyeri pada gangguan sistem pencernaan,

peningkat nafsu makan dan dapat mengurangi penumpukan gas pada lambung.

Hal ini dimungkinkan karena keluarga Tn. A belum mampu merawat anggota

keluarganya yang sakit ( Ny. C) dan pemanfaatan sumber daya keluarga yang

ada yaitu tanaman obat keluarga rimpang kunyit belum tepat. Dari pengkajian

awal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga

pada keluarga Tn. A dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. C ).

Asuhan keperawatan yang akan dilakukan bersifat partisipatif yaitu

melibatkan seluruh anggota keluarga Tn. A dalam merawat anggota keluarga

dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. C) dan perawatan ini terfokus pada

pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga

rimpang kunyit. Asuhan keperawatan dimulai sejak tanggal 12 September 2005

melalui kunjungan rumah selama satu minggu dengan beberapa tahapan

diantaranya pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal-hal yang

dikaji dalam pengkajian yaitu identitas keluarga, daftar anggota keluarga, data

umum dan pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan kasus syndrom dipepsia.

Pada pengkajian data umum keluarga, didapatkan tipe keluarga Tn. A

adalah nuclear family ( keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu dan dua orang

anak yang tinggal dalam satu rumah dan tahap perkembangannya adalah pada

tahap anak pertama usia sekolah. Pada data umum dikaji juga keadaan biologis

keluarga, psikologis keluarga, sosial ekonomi keluarga, spiritual keluarga,

lingkungan rumah, fungsi dan harapan keluarga.


Hasil pengkajian keadaan biologis keluarga Tn. A yaitu kebersihan:

”frekuensi mandi sehari 2 kali, menggunakan sabun, kamar mandi milik

sendiri, biasa cuci tangan sebelum makan dan tidak biasa cuci kaki sebelum

tidur”, pola makan: ”tidak ada pantangan makan, makan sehari 3 kali, makanan

pokok nasi, lauk kadang-kadang, sayuran selalu ada, buah kadang-kadang,

susu kadang-kadang, cara menghidangkan makanan terbuka, air minum

dimasak dan kebiasaan masak sayuran dipotong baru dicuci”, pola istirahat:

”rata-rata tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 05.00, tidak tidur siang dan

tidak ada anggota keluarga yang sulit tidur kecuali Ny. C”, reproduksi: ”alat

kontrasepsi yang digunakan yaitu KB suntik dan tidak ada kelainan/ keluhan

yang dirasakan setelah menggunakannya”, tidak ada kecacatan dan tidak ada

penyakit kronik/ menular dalam keluarga Tn. A.

Pengkajian psikologis pada keluarga Tn. A menggambarkan kondisi

emosi dalam hubungan antar anggota keluarga untuk menghadapi masalah

terkesan baik, terdapat komunikasi/ interaksi antar anggota keluarga, strategi

koping keluarga baik ( keluarga mau menyelesaikan masalah kesehatan) dan

adanya musyawarah untuk mengambil keputusan.

Pada pengkajian ekonomi keluarga, keluarga tidak memiliki tabungan

kesehatan, penghasilan per bulan antara tiga ratus ribu sampai enam ratus ribu

rupiah dan keluarga Tn. A tergolong pada keluarga sejahtera II.


Pengkajian spiritual menggambarkan pandangan hidup keluarga

terhadap keadaan sehat baik, ”keluarga menganggap sehat itu mahal dan

berpendapat lebih baik mencegah dari pada mengobati”.

Hasil pengkajian lingkungan rumah didapatkan lingkungan rumah

terkesan bersih dan teratur, tempat BAB di sungai, pembuangan air kotor

keselokan, mempunyai tempat sampah, kondisi halaman berupa tanah tetapi

dibiarkan, tidak memiliki kandang ternak, tidak ada lalat/ nyamuk, ventilasi

cukup ( tinggi internit lebih dari 2,4 m dari lantai, banyak lobang angin/

jendela, luas jendela lebih dari 10 % dari luas lantai) tetapi dalam ruangan

terasa pengap dan penerangan kurang karena jendela jarang difungsikan.

Fungsi afektif/ gambaran diri anggota keluarga baik ditandai dengan

setiap anggota keluarga berperan sesuai fungsinya masing-masing, setiap

anggota keluarga merasa dimiliki dan memiliki dalam keluarga dan setiap

anggota keluarga saling mendukung dalam menghadapi masalah kesehatan.

Fungsi sosialisasi/ hubungan antar anggota keluarga maupun dengan

orang lain terkesan baik dan orang tua yang berperan sebagai pendidik dalam

keluarga untuk mengembangkan disiplin, norma, budaya dan perilaku.

Fungsi perawatan kesehatan, keluarga Tn. A belum mampu

melaksanakan fungsi perawatan kesehatan dengan baik dimana keluarga belum

mampu mengetahui masalah kesehatan yang ada, belum mampu mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah dan keluarga belum mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit ( Ny. C). Setelah keluarga mampu


melaksanakan fungsi perawatan kesehatan, keluarga berharap kasus syndrom

dispepsia pada Ny. C dapat teratasi.

Setelah mengkaji fungsi keluarga, penulis melakukan pemeriksaan fisik

pada individu dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. C), hasilnya yaitu

keadaan umum baik, nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan

mual, tensi 120/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC, pernafasan 20 x/

menit, BB 50 kg dan TB 155 cm. Pada anamnesa keluarga, keluarga Tn. A

mengatakan sudah memeriksakan Ny. C ke tempat pelayanan kesehatan, obat

sudah habis tetapi belum ada perubahan pada penyakitnya dan keluhan Ny. C

saat ini yaitu sejak tiga hari yang lalu perut terasa sakit, mual, kembung. cepat

kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat

lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas.

Data yang telah dikaji pada keluarga Tn. A dianalisa dengan cara

dikelompokan menjadi data subyektif ( Ny. C mengeluh sejak tiga hari yang

lalu perut terasa sakit, mual, kembung. cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri

ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian

atas) dan data objektif ( ada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia

dan pada pemeriksaan fisik Ny. C ditemukan nyeri tekan pada perut bagian

atas, kembung, kelihatan mual, tensi 120/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3
O
C, pernafasan 20 x/ menit, BB 50 kg dan TB 155 cm) lalu ditentukan masalah

kesehatannya ( gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia). Analisa

tersebut dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan dan diagnosa


keperwatannya adalah gangguan sistem pencernaan sindrom dispepsia pada

keluarga Tn. A ( Ny. C) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia. Setelah diagnosa

keperawatan keluarga sudah dirumuskan, penulis bersama keluarga menyusun

rencana keperawatan.

Rencana keperawatan keluarga mempunyai tujuan yaitu tujuan khusus

”setelah 2 x 45 menit pertemuan tatap muka dan intervensi keluarga mampu

merawat anggota keluarganya yang sakit” dan tujuan umum ”setelah 7 x

pertemuan gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny. C

teratasi”. Dari tujuan itu penulis melakukan implementasi keperawatan pada

keluarga Tn. A walaupun terfokus pada pemanfaatan tanaman obat keluarga

rimpang kunyit tetapi tidak mengabaikan/ tetap melaksanakan implementasi

keperawatan keluarga lainnya.

Implementasi dilakukan melalui penyuluhan dengan cara diskusi,

peragaan dan komunikasi interaktif. Respon keluarga Tn. A selama penyuluhan

berlangsung kooperatif dan memiliki persepsi yang positif, dimana keluarga

memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung, terdapat kontak mata,

sesekali terlihat menganggukan kepala dan tersenyum saat diberikan pujian.

Sewaktu implementasi dan sesudah implementasi penulis melakukan evaluasi.

Evaluasi asuhan keperawatan keluarga Tn. A dilakukan dengan dua

cara yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, bertujuan untuk melihat
gambaran kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan khusus dan tujuan

umum yang telah ditetapkan pada perencanaan.

Gambaran pencapaian tujuan khusus ( keluarga Tn. A mampu merawat

anggota keluarganya yang sakit) digambarkan berdasarkan kemampuan

keluarga Tn. A dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatannya, yaitu:

a. Gambaran kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

Pada hari pertama tanggal 12 September 2005, keluarga Tn. A belum

mampu mengenal masalah kesehatan dengan baik sesuai dengan standar

pada respon verbal yaitu ditandai dengan pengertian syndrom dispepsia

yang mampu keluarga Tn. A sebutkan hanya “nyeri ulu hati, mual,

kembung, muntah”, penyebabnya hanya ”maag, makan tidak teratur”,

tandanya hanya ”nyeri ulu hati, mual, kembung” dan tidak mampu

menyebutkan jenis syndrom dispepsia. Sedangkan pada respon psikomotor

keluarga Tn. A mampu melakukannya sesuai standar yaitu keluarga Tn. A

mampu menjelaskan cara-cara mengetahui adanya kembung.

Pada hari kedua tanggal 13 September 2005, keluarga Tn. A mampu

mengenal masalah kesehatan sesuai dengan standar yang telah ditentukan

pada perencanaan, yaitu keluarga Tn. A mampu menyebutkan pengertian

syndrom dispepsia, keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 penyebab

syndrom dispepsia yaitu ”maag, makan tidak teratur, makanan dan

makanan”, keluarga mampu menyebutkan jenis syndrom dispepsia dan


tandanya serta keluarga mampu menjelaskan cara-cara mengetahui adanya

kembung dan area perut sakit.

Dari hasil evaluasi dan wawancara dapat disimpulkan keluarga lebih

cepat melaksanakan respon psikomotor daripada respon verbal ( respon

psikomotor dalam satu hari mampu dilakukan sesuai standar), keluarga

memiliki persepsi yang positif terhadap masalah dan keluarga dapat

menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta faktor-faktor

yang mempengaruhi masalah kesehatan tersebut.

b. Gambaran kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk

mengatasi masalah.

Hari pertama tanggal 12 September 2005, keluarga mampu

menyebutkan 1 dari 4 akibat lanjut dari syndrom dispepsia yaitu biaya

berobat mahal dan keluarga menyatakan keinginannya untuk

mengatasi syndrom dispepsia pada Ny. C.

Hari kedua tanggal 13 September 2005, keluarga mampu

menyebutkan 2 dari 4 akibat lanjut dari syndrom dispepsia, yaitu

tubuh akan bertambah lemah dan biaya berobat mahal dan keluarga

juga menyatakan keinginannya untuk mengatasi syndrom dispepsia

pada Ny. C

Sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan peneliti dapat

disimpulan bahwa keluarga Tn. A mampu mengambil keputusan untuk

mengatasi masalah sesuai dengan standar dan kriteria waktu yang


telah ditetapkan ( 2 X 45 Menit) yaitu keluarga mengerti sifat dan

luasnya masalah, masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga, keluarga

dapat mengungkapkan/ menyebutkan akibat dari masalah kesehatan

tersebut, keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang

penanganan masalah kesehatan tersebut, keluarga tidak merasa

menyerah terhadap masalah kesehatan yang dialami, keluarga merasa

takut akan akibat dari penyakitnya, keluarga tidak mempunyai sikap

negatif terhadap masalah kesehatan, keluarga dapat menjangkau

fasilitas kesehatan yang ada, keluarga percaya terhadap tenaga

kesehatan, keluarga tidak mendapat informasi yang salah terhadap

tindakan dalam menangani masalah.

c. Gambaran kemampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

masalah kesehatan ( kasus syndrom dispepsia).

Gambaran kemampuan keluarga Tn. A merawat anggota

keluarga dengan kasus syndrome dispepsia ( Ny. C) termasuk

didalamnya kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan

sumber/ fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat.

Pada hari pertama tanggal 12 September 2005, keluarga Tn. A

sudah mampu memelihara lingkungan, mampu menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada dan mampu merawat merawat anggota keluarga

dengan masalah kesehatan tetapi belum optimal sesuai standar yang

telah ditetapkan pada perencanaan, yaitu keluarga hanya mampu


menyebutkan 4 cara dari 7 cara merawat anggota keluarga dengan

kasus syndrome dispepsia tetapi keluarga mampu menyebutkan 2 dari

4 cara pencegahan syndrom dispepsia “menganjurkan pola makan

teratur dan menganjurkan perut selalu terisi”, keluarga mampu

menjelaskan cara pembuatan serbuk kunyit dan bisa memasukannya

kedalam kapsul, keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 ciri-ciri

lingkungan rumah yang sehat “bersih dan rapi, sinar matahari masuk

ke dalam rumah, menutup makanan.dan tidak lembab”, rumah

keluarga tampak bersih dan rapi, jendela rumah terbuka, dan sinar

masuk ke dalam rumah dan keluarga mengatakan akan membawa Ny

C kontrol ke puskesmas/ dokter jika dalam waktu 3 hari gangguan

sistem pencernaan syndrom dispepsia yang dideritanya tidak

mengalami perbaikan. Selama penyuluhan berlangsung respon

keluarga positif dan kooperatif yang ditandai keluarga memperhatikan

mahasiswa saat diskusi berlangsung, terdapat kontak mata, sesekali

keluarga terlihat mengangguk-anggukkan kepala dan keluarga

tersenyum saat diberikan pujian.

Pada hari kedua tanggal 13 September 2005, keluarga Tn. A

mampu merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang

ditandai dengan keluarga mampu menyebutkan 4 dari 4 cara

pencegahan syndrom dispepsia, mampu menyebutkan 5 dari 7 cara

merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia dan


keluarga mampu mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional

dari rimpang kunyit dengan baik.

Pada saat kunjungan tidak terencana untuk melihat cara keluarga Tn.

A melakukan perawatan pada anggota keluarga dengan kasus symdrom

dispepsia ( Ny. C) tanggal 7 September 2005, keluarga mampu

menyebutkan semua cara pencegahan syndrom dispepsia, keluarga mampu

menyebutkan semua cara merawat anggota keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia, hasil pengamatan peneliti menunjukan cara perawatan yang

dilakukan keluarga Tn. A sesuai dengan rencana dan standar yang telah

ditetapkan sebelumnya dan hasil evaluasi kasus syndrom dispepsia pada Ny.

C menunjukan keluhannya sudah mulai berkurang/ penyakitnya membaik

serta keluarga Tn. A mengatakan akan terus merawat anggota keluarganya

yang sakit.

Dari hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan

keluarga Tn. A mampu melaksanakan perawatan pada anggota

keluarganya yang sakit, mampu mengambil dari sumber daya keluarga

dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit, mampu memodifikasi lingkungan yang

mendukung kesehatan, mempunyai sumber daya dan fasilitas yang

diperlukan untuk perawatan, mampu mempelajari tentang bagaimana

perawatan keluarga terhadap anggota keluarga dengan kasus syndrom

dispepsia sehingga keterampilan keluarga mengenai perawatan yang


diperlukan memadai, tidak mempunyai pandangan negatif terhadap

perawatan yang diperlukan, tidak ada konflik individu dan perilaku

mementingkan diri sendiri dalam keluarga, dapat melihat keuntungan

dalam pemeliharaan lingkungan dimasa mendatang, mengetahui upaya

peningkatan kesehatan dan pencegahaan penyakit, sadar akan

pentingnya fasilitas kesehatan dan mempunyai pandangan positif akan

fasilitas kesehatan, tidak merasa takut akan akibat dari tindakan,

mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan dan mampu memodifikasi

lingkungan yang menguntungkan kesahatan.

Gambaran pencapaian tujuan umum ( setelah 7 x pertemuan

gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada Ny C teratasi)

dipantau melalui observasi terhadap anggota keluarga dengan kasus

syndrom dispepsia ( Ny C) yang menggambarankan kemampuan keluarga

Tn. A merawat anggota keluarganya yang sakit, melalui penatalaksanaan

asuhan keperawatan keluarga dengan memanfaatkan tanaman obat

keluarga rimpang kunyit, sebagai berikut:

a. Hari pertama ( 12 September 2005)

Pada waktu pengkajian keluarga Tn. A megatakan sudah biasa

menggunakan tanaman obat keluarga rimpang kunyit untuk mengatasi

gangguan saluran pencernaan tetapi biasanya keluhan penyakitnya tidak

berkurang dan rimpang kunuyit yang digunakan diolah dengan cara diparut,
diperas airnya lalu diminum dengan dosis yang tidak diukur dan dikonsumsi

secara tidak teratur.

Pada pukul 15.00 WIB peneliti bersama keluarga mengkaji anggota

keluarga Ny. C, didapatkan Ny. C mengeluh sejak tiga hari yang lalu perut

terasa sakit, mual, kembung. cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu

hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian

atas. Hasil pemeriksaan fisiknya yaitu keadaan umum baik, konjungtiva

tidak anemis, tidak ikterik, dan tanda vitalnya yaitu tensi 120/80 mmhg,

suhu 36, 3ºC, nadi 80 x/ menit dan respirasi 20 x/ menit. Dari data salah satu

Balai Pengobatan Puskesmas Majenang I dan keluhan tersebut, Ny. C

mengalami gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia.

Menurut Manjoer ( 2000) syndrom dispepsia merupakan kumpulan

gejala klinis yang terdiri rasa tidak enak/ sakit perut bagian atas yang

menetap atau mengalami kekambuhan. Syndrom dispepsia merupakan

kumpulan gejala yang terdiri dari salah satu atau lebih gejala nyeri ulu hati,

mual, kembung, muntah, rasa kembung, cepat kenyang dan sendawa

( Djojodiningrat, 2001).

Manifestasi klinis syndrom dispepsia pada Ny. C termasuk pada

dispepsia dengan keluhan seperti ulkus yaitu dengan keluhan nyeri

setelah makan, nyeri saat lapar, mual, cepat kenyang, rasa penuh pada

perut bagian atas. Kasus syndrom dispepsia pada Ny. C termasuk akut
karena pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu

tiga bulan ( Mansjoer, 2000).

Etiologi kasus syndrom dispepsia pada Ny. C belum diketahui secara

pasti ( dispepsia fungsional) karena Ny. C tidak mengalami demam, tidak

ditemukan gejala diabetes militus, penyakit tiroid dan jantung koroner, tidak

mengkonsumsi antibiotic, digitalis, theophilin dan antiinflamasi non steroid.

Sebenarnya bisa diketahui etiologinya dengan pasti apabila dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut tetapi karena keterbatasan penelitian, peneliti tidak

melakukan pemeriksaan lebih lanjut kemungkinan penyebab lain seperti

adanya tumor, gastritis ( peradangan lambung), pemeriksaan fungsi hati,

fungsi pangkreas, fungsi saluran empedu, fungsi jantung dan fungsi

hormonal.

Setelah dilakukan diskusi dengan keluarga Tn. A, keluarga Tn. A

mau merawat anggota keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn.

C) dengan memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman

obat keluarga rimpang kunyit. Dosis yang digunakan sesuai dengan literatur

yang ada yaitu 500 mg serbuk rimpang kunyit, dimasukkan kedalam kapsul

dan diminum empat kali sehari, satu jam sebelum makan dan satu jam

sebelum tidur. Intervensi lain yang di lakukan keluarga Tn. A yaitu

menganjurkan makan makanan yang tidak merangsang saluran pencernaan,

makan sedikit-sedikit tapi sering dan mengkompres hangat pada area perut

yang sakit. Respon keluarga Tn. A. positif dan kooperatif terhadap tindakan
yang diberikan dan terlihat bersemangat untuk melakukan perawatan

terhadap anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. A).

b. Hari Kedua ( 13 September 2005)

Pada pukul 15.00 WIB, keluarga Tn. A. mengatakan keluhan

Ny. C dengan mengkonsumsi lima kapsul rimpang kunyit dan

melakukan intervensi keperawatan keluarga sudah mulai berkurang

yaitu rasa sakit pada perut bagian atas, nyeri ulu hati, nyeri setelah

makan, nyeri saat lapar dan mual tidak seperti hari pertama tetapi

kembung, cepat kenyang, tidak nafsu makan, rasa penuh pada perut

bagian atas belum berkurang. Setelah diskusi dengan keluarga istirahat

klien kurang dan intervensi selanjutnya ditambahkan dengan

menganjurkan untuk meningkatkan istirahat dan melakukan teknik

relaksasi. Tanda vitalnya stabil yaitu tensi 120/80 mmhg, suhu 36,5ºC,

nadi 74 x/ menit dan respirasi 20 x/ menit, jadi hanya ada kenaikan

suhu 0,2 ºC dan penurunan nadi 6 x/ menit.

c. Hari Ketiga ( 14 September 2005)

Pada pukul 15.00 WIB keluarga Tn. A. mengatakan Ny. C

dianjurkan untuk lebih banyak istirahat dari pekerjaan rutin dan

melakukan teknik relaksasi ketika Ny. C perutnya sakit, kapsul

rimpang kunyit yang dikonsumsi sembilan kapsul dan tanda vital Ny.

C yaitu tensi 110/70 mmhg, suhu 36,6 ºC, nadi 78 x/ menit dan respirasi

20 x/ menit, jadi sejak hari kedua tensi ( sistol dan diastol) turun 10
mmhg, suhu naik 0,1 ºC, nadi naik 4 x/ menit, dan pernapasan tetap.

Dengan menambahkan intervensi meningkatkan istirahat dan

melakukan teknik relaksasi, keluhan Ny. C sudah mulai teratasi

dimana beberapa keluhan yaitu rasa sakit pada perut, nyeri ulu hati,

nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan mual sudah tidak terasa lagi,

serta nafsu makan mulai naik. Sedangkan cepat kenyang, rasa penuh

pada perut bagian atas dan kembung masih terasa tetapi keluarga

mengatakan sudah mulai berkurang/ tidak seperti sebelumnya.

d. Hari Keempat ( 15 September 2005)

Pada pukul 15.00 WIB keluarga Tn. A mengatakan keluhan Ny.

C sudah teratasi semua dan sudah tidak ada keluhan pada saluran

pencernaan lagi, BAB lancar dan tidak ada perubahan warna maupun

konsistensinya.

e. Hari Kelima dan Keenam

Pada hari kelima dan keenam tidak dilakukan kunjungan

rumah karena keadaan Ny. C membaik dan semua keluhan sudah

teratasi tetapi pemberian kapsul tanaman obat keluarga rimpang

kunyit tetap dilanjutkan untuk melihat pengaruh lainnya.

f. Hari Ketujuh ( 18 September 2005)


Kunyit yang telah dikonsumsi sebanyak 25 kapsul dan tanda

vital Ny. C yaitu tensi 120/80 mmhg, suhu 36,4 ºC, nadi 78 x/ menit,

respirasi 20 x/ menit. Perubahan tanda vital Ny. C selama perawatan

yaitu suhu stabil antara 36,3 ºC - 36,6 ºC, nadi stabil antara 74 x/ menit

- 80 x/ menit, respirasi tetap yaitu 20x/ menit, dan tensi ada penurunan

10 mmhg pada hari ketiga ( 110/80 mmhg), penurunan 10 mmhg pada

hari keempat ( 100/70 mmhg) dan pada hari ketujuh naik lagi jadi

120/80 mmhg atau sama dengan hari pertama perawatan, hal ini

dimungkinkan karena pada waktu hari ketiga dan kempat aktifitas Ny.

C di kurangi.

Pada pukul 15.00 WIB dilakukan evaluasi akhir setelah

keluarga Tn. A melaksanakan lima tugas keluarga dalam merawat

anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. C) dan

hasilnya yaitu keluarga Tn. A mengatakan Ny. C nafsu makannya naik,

tidurnya lebih nyenyak, perut Ny. C terasa lebih nyaman dan badan

Ny. C terlihat lebih segar. Hal ini sesuai dengan literatur yang

menyatakan bahwa kunyit mampu menahan sekresi getah lambung,

mampu mengurangi rasa nyeri pada ganguan pencernaan, mampu

meningkatkan nafsu makan dan mengurangi penumpukan gas dalam

lambung ( Hargono, 2002).

Respon keluarga Tn. A pada evaluasi akhir sangat kooperatif

dan menyatakan senang telah mampu merawat anggota keluarganya


yang sakit dengan memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada

yaitu tanaman obat keluarga rimpang kunyit.

5. Simpulan sementara kasus IV

Gambaran penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada

keluarga Tn. A dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. C) melalui

pemanfataan tanaman obat keluarga rimpang kunyit menunjukan bahwa

masalah teratasi seluruhnya dimana keluarga Tn. A mampu

melaksanakan 5 tugas keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia ( Ny. C) dan keluhan anggota keluarga dengan

kasus syndrom dispepsia teratasi 100 %, jadi tujuan khusus dan tujuan

umum asuhan keperawatannya dapat tercapai.

Tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga tercapai seluruhnya

sesuai standar dan kriteria waktu yang telah ditentukan, yaitu keluarga

mampu mengenal masalah kesehatan, mampu mengambil keputusan

untuk mengatasi masalah dan mampu merawat anggota keluarga dengan

masalah kesehatan. Sesuai hasil penelitian dan pengamatan peneliti,

kemampuan tersebut dipengaruhi beberapa faktor yaitu suasana

lingkungan, sumber daya keluarga, masalah kesehatan yang ada,

terjangkaunya fasilitas kesehatan dan keluarga yang kooperatif.

Tujuan umum asuhan keperawatan keluarga tercapai seluruhnya

kurang dari kriteria waktu yang telah ditetapkan yaitu pada hari keempat

perawatan kasus syndrom dispepsia pada Ny. C dapat teratasi seluruhnya.


Dengan teratasinya masalah kesehatan tersebut, berarti keluarga Tn. A

mampu merawat anggota keluarganya yang sakit ( Ny. C) melalui

pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang kunyit. Sesuai hasil

penelitian dan pengamatan peneliti, ketercapaian ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu kemampuan keluarga dalam melakukan

perawatan, kooperatifnya keluarga Tn. A dalam merawat anggota

keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia (Ny. C), kepatuhan Ny. C

terhadap intervensi yang anjurkan, tingkat keparahan penyakit/ masih

akutnya penyakit pada Ny. C, penggunaan rimpang kunyit dengan dosis

sesuai literatur yang ada, pola makan dan nutrisi yang adekuat, respon

klien yang positif terhadap penggunaan rimpang kunyit dan faktor

lingkungan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitian dari empat kasus tentang “Gambaran penatalaksanaan

asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia dengan

memanfaatkan tanaman obat keluarga rimpang kunyit di wilayah kerja

Puskesmas Majenang I Kabupaten Cilacap tahun 2005” dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Semua keluarga mampu melaksanakan lima keluarga dalam merawat

anggota keluarganya dengan masalah kesehatan syndrome dispepsia.

2. Pelaksanaan lima tugas keluarga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan/

pengetahuan dan pengalaman keluarga, suasana/ keadaan lingkungan,

sumber daya keluarga, masalah kesehatan keluarga yang ada,

terjangkaunya fasilitas kesehatan dan kooperatifnya keluarga.


3. Semua keluarga mampu mengatasi masalah kesehatan syndrom dispepsia

dengan melaksanaan lima tugas keluarga sesuai dengan tingkat

kemampuannya dan salah satunya dengan memanfaatkan sumber daya

keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga rimpang kunyit.

4. Diperoleh gambaran bahwa pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

dengan memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat

keluarga rimpang kunyit mampu mengatasi masalah kesehatan keluarga

aktual syndrom dispepsia.

5. Asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia dengan

memanfaatkan tanaman obat rimpang kunyit sesuai dosis yang ada di

leteratur, yaitu 4 kali 500 mg bubuk kunyit dalam bentuk kapsul diminum

1 jam sebelum tidur dapat mengurangi keluhan syndrom dispepsia kurang

dari 1 minggu dan dapat meningkatkan nafsu makan.

6. Upaya mengurangi keluhan syndrom dispepsia dengan memanfaatkan

tanaman obat keluarga rimpang kunyit dikombinasikan dengan pemberian

antasid, parasetamol dan Vitamin B12 dan tanpa kombinasi dapat

menurunkan keluhan pada kasus syndrom dispepsia meskipun dipengaruhi

oleh pola makan, nutrisi yang adekuat, respon klien pada penggunaan

rimpang kunyit, tingkat keparahan penyakit, faktor lingkungan,

kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan, kooperatifnya keluarga

dalam merawat anggota keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia,

kepatuhan anggota keluarganya dengan kasus syndrom dispepsia terhadap


intervensi yang anjurkan, dan penggunaan rimpang kunyit sesuai dosis

yang ada pada literatur.

Saran

Supaya keluarga mampu mandiri dalam merawat anggota keluarganya

yang sakit dan mampu memanfaatkan sumber daya keluarga dengan tepat,

hendaknya diadakan program kesehatan keluarga melalui penyuluhan atau

pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus tertentu/ setiap kasus.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat ditindaklanjuti melalui penelitian

lebih lanjut dengan metode eksperimental untuk melihat:

1. Pengaruh tingkat pengetahuan/ pendidikan keluarga terhadap

efektifitas penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus

syndrom dispepsia.

2. Pengaruh tingkat pengetahuan/ pendidikan keluarga terhadap

efektifitas penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada kasus

tertentu ( contoh: TBC, malaria, kusta, dan lain-lain)

3. Pengaruh pemanfaatan obat keluarga rimpang kunyit terhadap

penurunan keluhan syndrom dispepsia.

4. Pengaruh pemanfaatan obat keluarga rimpang kunyit terhadap

efektifitas asuhan keperawatan keluarga pada kasus syndrom dispepsia.

5. Pengaruh pemanfaatan obat keluarga lain ( Contoh: daun alpukat,

mengkudu, kencur, lidah buaya, dll) terhadap efektifitas asuhan


keperawatan keluarga pada kasus tertentu ( disesuaikan dengan

manfaatnya).

6. Penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan

memanfaatkan tanaman obat keluarga/ tanaman obat keluarga selain

kunyit pada kasus yang sesuai.

You might also like