Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana
Pada Jurusan Ilmu Keperawatan
STIK YPT Bina Putera Banjar
EKO HARTONO
NPM. 4102010032
PENDAHULUAN
diolah dan digunakan oleh keluarga sebagai obat, dan khasiatnya dalam
secara turun temurun dari nenek moyang. Salah satu tanaman obat keluarga
1989).
merupakan akar kunyit yang berbentuk bulat panjang dan membentuk cabang
akar berupa batang yang berada didalam tanah, terdiri dari rimpang induk dan
penyakit saluran pencernaan telah diketahui secara turun temurun dari nenek
ditujukan agar diperoleh tanaman obat keluarga yang bermutu tinggi, aman,
memiliki khasiat yang nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan
1999).
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
kepada anggota keluarga yang sakit yang tidak dapat membantu diri karena
cacat atau usianya terlalu muda, mempertahankan suasana dirumah yang
memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada, salah satunya yaitu tanaman
dalam bentuk kapsul dengan dosis 500 mg diminum empat kali sehari
setengah sampai satu jam sebelum makan dan sebelum tidur. Syndrom
12 minggu. Pada studi kasus lain setelah 12 minggu pengobatan pada sakit
perut akibat tukak lambung, 88% pasien memperlihatkan perbaikan dan satu
sel-sel hati dari pengaruh zat-zat toksik, menurunkan kadar kolesterol total,
tanaman obat keluarga ( ramuan obat tradisional), dan salah satu tanaman obat
dari empat pasien dengan kasus syndrom dispepsia yang biasa menggunakan
tanaman obat keluarga ( herbal) rimpang kunyit yang belum memahami aturan
minum, penyakit yang mereka derita bukan malah bertambah baik malah
dikutip dari data profil Kabupaten Cilacap tahun 2003 angka kejadian
ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, cepat kenyang dan sendawa
yang bisa akut atau kronik, keluhan tersebut sesuai dengan pengertian
terbanyak, yang berjumlah 327 kasus atau 6,85 % dari 4772 kasus dan yang
paling banyak pada usia 15-44 tahun dengan jumlah 174 kasus.
Puskesmas Majenang I.
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
keperawatan keluarga.
2. Profesi keperawatan
keperawatan keluarga.
3. Institusi pendidikan
dispepsia.
Puskesmas Majenang I.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
( Muninjaya, 1999).
dianjurkan oleh WHO yaitu “basic seven”. Basic seven tersebut terdiri
( Muninjaya, 1999).
2. Keluarga
a. Pengertian
diantaranya:
b. Ciri-ciri keluarga
satu rumah.
terlambat menikah.
berikutnya.
tiri.
pasangan menikah.
berikut:
umur 30 bulan
13 tahun)
20 tahun).
8). Tahap VIII: Keluarga usia tua yaitu salah satu atau keduanya
keduanya meninggal.
2005)
4). Tahap IV : Salah satu tugas orang tua pada tahap ini
meninggal dunia.
g. Tugas keluarga
kesehatan diantaranya:
masalah kesehatan.
2) Keluarga mampu
3) Keluarga mampu
4) Keluarga mampu
5) Keluarga mampu
kesehatannya.
Ada delapan tugas pokok keluarga agar dianggap sebagai
anggotanya.
dalam keluarga.
anggota keluarga.
h. Fungsi keluarga
perawatan keluarga.
freeman:
2005)
kerja, bepergian.
tanah.
kesehatan.
ikan/ lauk.
pakaian baru.
b) Mempunyai tabungan.
agama.
masyarakat lainnya.
2005).
a. Pengkajian keluarga
spiritual.
Tabel 2.1.
Format pengkajian asuhan keperawatan keluarga
Genogram keluarga
1. Tipe keluarga :
2. Tahap perkembangan keluarga :
3. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Biologis Psikologis Sosial Ekonomi Lingkungan
Keluarga Keluarga Keluarga Rumah
4. Keadaan kese- 12. Keadaan 19. Hubungan deng- 26. Kebersihan dan
hatan emosi an orang lain kerapihan
5. Kebersihan ke- 13. Koping 20. Kegiatan organi- 27. Penerangan
luarga keluarga sasi sosial 28. Ventilasi
6. Penyakit yang 14. Kebiasa- 21. Kegiatan ekono- 29. Jamban
sering diderita an buruk mi 30. Sumber air minum
7. Penyakit kronis/ 15. Reaksi Spiritual Keluarga 31. Pemanfaatan
menular 16. Pola ko- 22. Ketaatan beriba- halaman
8. Kecacatan ang- munkasi dah 32. Pembuangan air
gota keluarga keluarga 23. Keyakinan ten- kotor
8. Kecacatan ang- 17. Pengam- tang kesehatan 33. Pembuangan
gota keluarga bilan ke- 24. Nilai dan norma sampah
9. Pola makan putusan 25. Adat yang mem- 34. Sumber
10. Pola istirahat 18. Peran pengaruhi kese- pencemaran
11. Reproduksi/ informal hatan Fungsi
akseptor kb Keluarga
Harapan Pemeriksaan Catatan Tambahan 35. Fungsi afektif
Keluarga Fisik 36. Fungsi sosialisasi
Individu 36. Fungsi perawatan
kesehatan
Analisa Data
Tabel 2.2
Format analisa data
dispepsia.
b. Tahap Perencanaan
Tabel 2.3
Format rencana asuhan keperawatan keluarga
Identitas keluarga : …
Diagnosa Tujuan Evaluasi
Inter-
No kepera-
Umum Khusus Kriteria Standar vensi
watan
Mengurangi Memenuhi Peryataan Pernyataan
keluhan lima tugas hasil yang sesuai
syndrom keluarga diharapkan dengan
dispepsia dalam teori yang
mengatasi berkaitan
kasus dengan
syndrom tujuan
dispepsia khusus
Tabel 2.4
Implementasi Dan Catatan Perkembangan Keperawatan Keluarga
Identitas keluarga : …
WAKTU No. DK IMPLEMETASI EVALUASI
S: Data subjektif
O: Data objektif
A: Analisa data
P : Perencanaan lanjutan
4. Syndrom dispepsia
a. Pengertian
Menurut Arif Mansjoer ( 2000) syndrom dispepsia merupakan
kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/ sakit
Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual,
b. Etiologi
saluran empedu.
dispepsia non-ulkus.
c. Manifestasi klinis
nyeri episodic.
saat makan.
diatas).
tiga bulan.
d. Pemeriksaan penunjang
chain reaction).
5. Tanaman obat keluarga
yang tumbuh disekitar kita dan biasa ditanam, diolah dan digunakan oleh
keluarga sebagai obat serta telah diketahui khasiatnya lewat penelitian atau
Indonesia dan salah satunya yang berasal dari suku temu-temuan adalah
rimpang kunyit.
6. Rimpang kunyit
a. Pengertian
b. Taksonomi Tumbuhan
Orde : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Tabel 2.5
Kandungan zat kimia pada rimpang kunyit
Warna minyak(%)
Rukmana (1995)
( Winarto,2003).
dibawah ini:
Tabel 2.6
Kandungan zat kimia dalam rimpang kunyit
Per 100 gr bahan yang dapat dimakan
3 Karbohidrat 64,9 g
4 Protein 7,8 g
5 Lemak 9,9 g
6 Serat 6,7 g
7 Abu 6,0 g
8 Kalsium 0,182 g
9 Fosfor 0,268 g
10 Besi 41 g
11 Vitamin A -
12 Vitamin B 5 mg
13 Vitamin C 26 mg
14 Minyak astiri 3%
15 Kurkumin 3%
Sumber : Farell ( 1990) serta natarajan dan Lewis ( 1980) dalam
keluarga ( herbal)
Tabel 2.7
Efek farmakologis zat aktif yang terkandung dalam rimpang
kunyit.
No Nama zat aktif Efek farmakologis
1 Caffeic acid Merangsang semangat, penyegar,
Zingiberene makanan)
Sumber : Karyasari, 2000
( Hargono, 2002).
sejak tahun 1953, selain itu minyak atsiri yang terdapat pada
mukus pada mukosa lambung. Jus kunyit dengan dosis 165 mg/ kg
kali sehari setengah sampai satu jam sebelum makan dan sebelum
Widowati, 1999).
per kapsul, diberikan secara oral empat kali sehari dengan dosis
Kerangka Konsep
: Diteliti
: Tidak diteliti
Pertanyaan Penelitian
Definisi operasional
7. Penatalaksanaan
Adalah tindakan yang diberikan pada sesuatu dengan mengunakan
suatu teknik/ cara dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini yaitu
evaluasi.
dari salah satu atau lebih gejala rasa tidak enak/ sakit diperut bagian atas
yang tumbuh disekitar kita yang biasa ditanam, diolah dan digunakan oleh
secara turun temurun dari nenek moyang. Salah satu tanaman obat
keluarga yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang kunyit.
teratasi >70 %.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metodologi Penelitian
Jenis penelitian
permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal (satu orang
atau sekelompok orang) yang dianalisis secara mendalam baik dari segi
2002).
Variabel penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah penatalaksanaan asuhan keperawatan keluarga
pada kasus syndrom dispepsia melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga rimpang kunyit di wilayah kerja
Puskesmas Majenang I.
Subyek Penelitian
manusia, benda, hewan, gejala dan peristiwa tertentu sebagai sumber data
1995). Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah klien
Lokasi Penelitian.
Waktu Penelitian
September 2005.
Jadwal Kegiatan Skripsi
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan
Apr Mei Juni Juli Agust Sept Sept
2005 2005 2005 200 2005 2005 2006
5
Konsultasi Proposal xxx xxx xxx
Seminar Proposal xxx
Perbaikan Proposal xxx
Pengumpulan Data xxx
Pengolahan Data xxx
Pembuatan Laporan xxx
Seminar Hasil xxx
Sidang Skripsi xxx
Populasi dan Sampel
Populasi
Majenang I.
Sampel
tertentu untuk bisa memenuhi/ mewakili populasi (Nursalam & Siti Pariani,
Kriteria sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah klien dengan sindrom
Menurut Mulyana (2000), teknik pengumpulan data dalam studi kasus dapat
Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi
melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada
klien dengan kasus syndrom dispepsia yang diobservasi setiap hari melalui
Peneliti memberikan informed consent kepada klien, apabila klien setuju maka
Analisa Data
Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk narasi dengan tidak
BAB IV
dispepsia, diambil secara insidental pada bulan Agustus sampai September 2005.
A. Kasus I
1. Pengkajian
a. Identitas Keluarga
4).Puskesmas : Majenang I
5).Kecamatan : Majenang
3).Tanda Vital : Tensi 90/60 mmhg, nadi 68 x/ menit, suhu 36,2 OC,
mual.
d. Analisa Data
No Data pada keluarga Masalah kesehatan
1 DO: Gangguan sistem
- Ada anggota keluarga dengan kasus pencernaan syndrom
syndrom dispepsia ( Ny. K), dan obat dispepsia.
dari Puskesmas yaitu antacid, B12,
parasetamol.
- Pada pemeriksaan fisik Ny. K
ditemukan nyeri pada perut bagian atas,
kembung, kelihatan mual, keadaan umum
baik, BB 45 Kg, TB 145 Cm, Tensi 90/60
mmhg, suhu 36,2 OC, nadi 68 x/ mnt,
pernafasan 20 x/ menit.
DS :
- Ny. K mengeluh perut terasa sakit,
mual, kembung, cepat kenyang, tidak
nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah
makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh
pada perut bagian atas.
e. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sistem pencernaan syndrom dispepsia pada
dispepsia.
Tabel 4.3 Hasil observasi pada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia (Ny.K)
rasa nyeri pada gangguan sistem pencernaan, peningkat nafsu makan dan dapat
mengurangi penumpukan gas dalam lambung. Hal ini dimungkinkan karena
keluarga Tn. T belum mampu merawat anggota keluarganya yang sakit ( Ny. K
dengan kasus syndrom dispepsia) dan pemanfaatan sumber daya keluarga yang
ada yaitu tanaman obat keluarga rimpang kunyit belum tepat. Dari pengkajian
dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K) dan perawatan ini terfokus pada
pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga
dikaji dalam pengkajian yaitu identitas keluarga, daftar anggota keluarga, data
umum dan pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan kasus syndrom dipepsia.
adalah nuclear family ( keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu dan lima orang
anak yang tinggal dalam satu rumah dan tahap perkembangannya adalah pada
tahap anak pertama usia dewasa muda. Pada data umum dikaji juga keadaan
sendiri, biasa cuci tangan sebelum makan dan tidak biasa cuci kaki sebelum
tidur”, pola makan: ”makan sehari 3 kali, makanan pokok nasi, lauk kadang-
dimasak dan kebiasaan masak sayuran dipotong baru dicuci”, pola istirahat:
”rata-rata tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 05.00, tidak tidur siang dan
tidak ada anggota keluarga yang sulit tidur kecuali Ny. K”, reproduksi: ”alat
kontrasepsi yang digunakan yaitu KB suntik dan tidak ada kelainan/ keluhan
yang dirasakan setelah menggunakannya”, tidak ada kecacatan dan tidak ada
kesehatan, penghasilan per bulan antara tiga ratus ribu sampai enam ratus ribu
terhadap keadaan sehat baik, ”keluarga menganggap sehat itu mahal dan
terkesan bersih dan teratur, tempat BAB di sungai, pembuangan air kotor
dibiarkan, tidak memiliki kandang ternak, tidak ada lalat/ nyamuk, ventilasi
cukup ( tinggi internit lebih dari 2,4 m dari lantai, banyak lobang angin/
jendela, luas jendela lebih dari 10 % dari luas lantai) tetapi dalam ruangan
anggota keluarga merasa dimiliki dan memiliki dalam keluarga dan setiap
orang lain terkesan baik dan orang tua yang berperan sebagai pendidik dalam
pada individu dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. K), hasilnya yaitu
keadaan umum baik, nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan
mual, BB 45 kg, TB 145 Cm, tensi 90/60 mmhg, suhu 36,2 OC, nadi 68 x/mnt,
vitamin B12 dan parasetamol) sudah diminum secara teratur tetapi belum ada
perubahan pada penyakitnya dan keluhan Ny. K saat ini yaitu perut terasa sakit,
mual, kembung, cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah
makan, nyeri saat lapar, rasa penuh pada perut bagian atas.
Data yang telah dikaji pada keluarga Tn. T dianalisa dengan cara
mual, kembung, cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah
makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas) dan data
objektif ( ada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia dan pada
pemeriksaan fisik Ny. K ditemukan nyeri tekan pada perut bagian atas,
kembung, kelihatan mual, BB 45 Kg, TB 145 Cm, tensi 90/60 mmhg, suhu
36,2 OC, nadi 68 x/mnt dan pernafasan 20 x/ menit) lalu ditentukan masalah
rencana keperawatan.
kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan khusus dan tujuan umum yang
telah ditentukan pada perencanaan yang dilakukan melalui evaluasi formatif
dispepsia yang mampu keluarga sebutkan yaitu “nyeri ulu hati, mual,
menyebutan tanda syndrom dispepsia yaitu “nyeri ulu hati, mual, kembung”
dispepsia yang keluarga mampu sebutkan masih sama seperti hari pertama
tetapi pada hari kedua ini keluarga mampu menyebutkan jenis dan tanda
bahasa jawa”, keluarga langsung paham dan bisa mengulanginya lagi ketika
pada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia (Ny. K). Dari
control bila dalam waktu 3 hari kasus syndrom dispepsia pada Ny. K
tidak membaik.
sumber daya keluarga yang ada untuk perawatan yaitu tanaman obat
WC.
dengan dosis yang tidak diukur dan dikonsumsi secara tidak teratur.
terasa sakit, mual, kembung, cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri
ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, rasa penuh pada perut
konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik, dan tanda vitalnya yaitu tensi
hari yang lalu tetapi keluhannya belum berkurang dan obat dari
puskesmas sudah diminum sebanyak tujuh kali dan tinggal dua kali
yang terdiri rasa tidak enak/ sakit perut bagian atas yang menetap atau
gejala yang terdiri dari salah satu atau lebih gejala nyeri ulu hati, mual,
( Djojodiningrat, 2001).
pada perut bagian atas dan termasuk jenis akut karena pembagian
2000).
dengan literatur yang ada yaitu 500 mg serbuk rimpang kunyit yang
satu jam sebelum makan dan satu jam sebelum tidur. Intervensi lain
sakit pada perut, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, mual tidak seperti
kenyang, tidak nafsu makan, nyeri saat lapar, rasa penuh pada perut
pertama kecuali suhu turun 0,2 ºC yaitu dari 36,2 ºC menjadi 36 ºC dan
sudah tidak terasa lagi diantaranya ”kembung, rasa sakit pada perut,
nyeri ulu hati, nyeri setelah makan dan nyeri saat lapar”, sedangkan
mual, tidak nafsu makan, cepat kenyang dan rasa penuh pada perut
vital masih tetap seperti hari kedua kecuali tensi, baik sistol maupun
Ny. K sudah teratasi semua dan sudah tidak ada keluhan pada saluran
pencernaan lagi, BAB lancar dan tidak ada perubahan warna maupun
konsistensinya.
2002). Tanda vitalnya yaitu tensi 110/80 mmhg, suhu 36,2 ºC, nadi 78 x/
maupun diastolnya, suhu stabil antara 36 ºC-36,4 ºC, nadi ada kenaikan
kenaikan tensi dan nadi pada Ny. K, ini belum dapat disimpulkan
anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia teratasi 100 %, jadi tujuan
sesuai standar dan kriteria waktu yang telah ditentukan, hal ini dilihat
dari gambaran bahwa keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
kurang dari kriteria waktu yang telah ditetapkan yaitu pada hari keempat
kunyit yang sesuai dengan dosis yang ada pada literatur, pola makan dan
B. Kasus II
1. Pengkajian
a. Identitas keluarga
4).Puskesmas : Majenang I
5).Kecamatan : Majenang
d. Analisa Data
e. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.6 Hasil Observasi Pada Anggota Keluarga Tn. K dengan Kasus Syndrom Dispepsia ( Ny. U)
4 Pembahasan Kasus II
rimpang kunyit mempunyai khasiat sebagai anti oksidan, pengurang rasa nyeri
keluarga Tn. K belum mampu merawat anggota keluarganya yang sakit ( Ny.
U) dan pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat
keluarga rimpang kunyit belum tepat. Dari pengkajian awal tersebut peneliti
dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. U) dan perawatan ini terfokus pada
pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga
dikaji dalam pengkajian yaitu identitas keluarga, daftar anggota keluarga, data
umum dan pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan kasus syndrom dipepsia.
adalah nuclear family ( keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu, dua orang
anak, satu menantu dan satu cucu yang tinggal bersama dalam satu rumah dan
tahap perkembangannya adalah pada tahap orang tua usia pertengahan. Pada
data umum dikaji juga keadaan biologis keluarga, psikologis keluarga, sosial
keluarga.
pola makan: ”tidak ada pantangan makan, makan sehari 3 kali, makanan pokok
dan kebiasaan masak sayuran dipotong baru dicuci”, pola istirahat: ”rata-rata
tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 05.00, kadang-kadang tidur siang dan
tidak ada anggota keluarga yang sulit tidur kecuali Ny. U”, reproduksi:
”keluarga tidak menggunakan alat kontrasepsi”, tidak ada kecacatan dan tidak
kesehatan, penghasilan per bulan lebih dari enam ratus ribu rupiah dan
terhadap keadaan sehat baik, ”keluarga menganggap sehat itu mahal dan
terkesan bersih dan teratur, tempat BAB di WC, pembuangan air kotor
keselokan, mempunyai tempat sampah, kondisi halaman dimanfaatkan untuk
taman dan tanaman obat keluarga, tidak memiliki kandang ternak, tidak ada
lalat/ nyamuk, ventilasi cukup ( tinggi internit lebih dari 2,4 m dari lantai,
banyak lobang angin/ jendela, luas jendela lebih dari 10 % dari luas lantai),
anggota keluarga merasa dimiliki dan memiliki dalam keluarga dan setiap
orang lain terkesan baik dan orang tua yang berperan sebagai pendidik dalam
pada individu dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. U), hasilnya yaitu
keadaan umum baik, nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan
mual, tensi 130/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC, pernafasan 20 x/
( antasid, vitamin B12 dan parasetamol) sudah diminum secara teratur tetapi
belum ada perubahan pada penyakitnya dan keluhan Ny. U saat ini yaitu perut
terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati dan nyeri
setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas.
Data yang telah dikaji pada keluarga Tn. K dianalisa dengan cara
mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati dan nyeri setelah
makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian atas) dan data
objektif ( ada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia dan pada
pemeriksaan fisik Ny. U ditemukan nyeri tekan pada perut bagian atas,
kembung, kelihatan mual, tensi 130/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC,
rencana keperawatan.
Rencana keperawatan keluarga mempunyai tujuan yaitu tujuan khusus
cara yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, bertujuan untuk melihat
masalah kesehatan.
dari nyeri ulu hati, mual, kembung dan muntah”, mampu menyebutkan
waktu yang telah ditetapkan dan sesuai standar yang telah ditentukan pada
perencanaan.
fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat, dilihat dari hasil evaluasi setelah
lingkungan rumah yang sehat, rumah keluarga tampak bersih dan rapi,
mengalami perbaikan.
untuk melihat cara keluarga Tn. K melakukan perawatan pada Ny. U. Cara
keluarga Tn. K merawat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan
perawatan kurang dari kriteria waktu yang telah ditetapkan dan sesuai
sumber daya keluarga yang ada untuk perawatan yaitu tanaman obat
tiga hari.
diolah dengan cara diparut, diperas airnya lalu diminum dengan dosis yang
Pada hari pertama pukul 15.00 WIB peneliti bersama keluarga Tn. K
mengkaji anggota keluarga yang sakit ( Ny. U), didapatkan Ny. U mengeluh
sudah satu minggu perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu
makan, nyeri ulu hati dan nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa
penuh pada perut bagian atas. Hasil pemeriksaan fisiknya yaitu keadaan
umum baik, konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik, dan tanda vitalnya yaitu
tensi 130/80 mmhg, suhu 36, 3ºC, nadi 80 x/ menit, respirasi 20 x/ menit.
Ny. U Sudah berobat ke Puskesmas terdekat dua hari yang lalu, dari
vitamin B12 dan parasetamol. Obat yang sudah dikonsumsi sebanyak empat
kali minum dan tinggal lima kali minum, tetapi keluarga Tn. K mengatakan
gejala klinis yang terdiri rasa tidak enak/ sakit perut bagian atas yang
menetap atau mengalami kekambuhan. Syndrom dispepsia merupakan
kumpulan gejala yang terdiri dari salah satu atau lebih gejala nyeri ulu hati,
(Djojodiningrat, 2001).
keluhan nyeri setelah makan, nyeri saat lapar, mual, cepat kenyang, rasa
penuh pada perut bagian atas. Kasus syndrom dispepsia pada Ny. U
termasuk akut karena pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka
obat keluarga rimpang kunyit, dosisnya sesuai dengan literatur yang ada
diminum empat kali sehari satu jam sebelum makan dan satu jam sebelum
tapi sering dan mengkompres hangat pada area perut yang sakit. Respon
hari pertama yaitu tensi 130/80 mmhg, suhu 36,3 ºC, nadi 80 x/ menit dan
dan akan tetap melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit ( Ny.
dokter apabila obat sudah habis tetapi keluhan Ny. U belum berkurang.
Pada pukul 15.00 WIB, keluarga Tn. K. mengatakan mual pada Ny.
U sudah berkurang dan Ny. U kelihatan lebih nyaman dan mulai dapat
terasa seperti perut terasa sakit, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri
ulu hati dan nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut
sembilan kapsul dan obat dari puskesmas sudah habis, keluarga mengatakan
akan tetap merawat Ny. U dengan menggunakan rimpang kunyit tanpa obat
dari puskesmas karena Ny. U mengatakan lebih nyaman jika rimpang kunyit
saja yang dikonsumsi dan intervensi keluarga yang lain akan tetap terus
dilakukan. Tanda vitalnya yaitu tensi 120/80 mmhg, suhu 36 ºC, nadi 80 x/
penurunan sistol 10 mmhg dan suhu 0,3ºC tetapi belum dapat disimpulkan
dikonsumsi 13 kapsul, tanda vitalnya yaitu tensi 120/80 mmhg, suhu 36,4
menyolok pada tanda vital hanya ada kenaikan suhu 0,4 ºC.
keluhan perut terasa sakit, mual, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan sudah
keluarga mengatakan lemas, rasa penuh pada perut bagian atas sudah mulai
berkurang serta nafsu makan mulai naik. Tanda vitalnya yaitu tensi 120/80
semua keluhan Ny. U sudah tidak dirasakan lagi sejak 19 kapsul rimpang
nyenyak, perut tidak terasa sakit, tidak kembung dan terasa lebih nyaman
serta badan Ny. U terasa lebih segar, hal ini sesuai dengan literatur yang
telah dikonsumsi sebanyak 25 kapsul dengan tanda vital tensi 110/80 mmhg,
nadi stabil antara 78-80 x/ menit, dan respirasi tetap yaitu 20 x/ menit.
kasus syndrom dispepsia teratasi 100 %, jadi tujuan khusus dan tujuan
seluruhnya kurang dari kriteria waktu yang telah ditentukan dan sesuai
standar yang telah ditetapkan, yaitu hari pertama keluarga sudah mampu
yang telah ditetapkan yaitu pada hari keenam perawatan kasus syndrom
dengan literatur yang ada, pola makan dan nutrisi yang adekuat dan
C. Kasus III
1. Pengkajian
a. Identitas Keluarga
4).Puskesmas : Majenang I
5).Kecamatan : Majenang
Nama Hub.
N Pendi- Kead
Anggota Dgn L/P Umur Pekerjaan Agama Ket
o dikan kes.
Keluarga KK
1 Tn. L KK L 33 th DIII Wiraswasta Islam Sakit
2 Debi S. N. Istri P 28 th DI Wiraswasta Islam Sehat
3 Dhia A. Anak P 3 th - - Islam Sehat
Syndrom Dispepsia)
setelah makan.
e. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.9 Hasil Observasi Pada Anggota Keluarga Tn. L dengan Kasus Syndrom Dispepsia ( Ny. L)
rimpang kunyit mempunyai khasiat sebagai anti oksidan, pengurang rasa nyeri
keluarga Tn. L belum mampu merawat anggota keluarganya yang sakit ( Tn. L)
dan pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga
rimpang kunyit belum tepat. Dari pengkajian awal tersebut peneliti tertarik
untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. L dengan
dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L) dan perawatan ini terfokus pada
pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga
dikaji dalam pengkajian yaitu identitas keluarga, daftar anggota keluarga, data
umum dan pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan kasus syndrom dipepsia.
adalah nuclear family ( keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu dan satu anak
angkat yang tinggal bersama dalam satu rumah dan tahap perkembangannya
adalah pada tahap anak angkat usia pra sekolah. Pada data umum dikaji juga
sendiri, biasa cuci tangan sebelum makan dan biasa cuci kaki sebelum tidur”,
pola makan: ”tidak ada pantangan makan, makan sehari 3 kali, makanan pokok
dan kebiasaan masak sayuran dipotong baru dicuci”, pola istirahat: ”rata-rata
tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 05.00, tidur siang kadang- kadang dan
tidak ada anggota keluarga yang sulit tidur”, reproduksi: ”keluarga tidak
menggunakan alat kontrasepsi”, tidak ada kecacatan dan tidak ada penyakit
kesehatan, penghasilan per bulan lebih dari enam ratus ribu rupiah dan
terhadap keadaan sehat baik, ”keluarga menganggap sehat itu mahal dan
terkesan bersih dan teratur, tempat BAB di WC, pembuangan air kotor
taman dan tanaman obat keluarga, tidak memiliki kandang ternak, tidak ada
lalat/ nyamuk, ventilasi cukup ( tinggi internit lebih dari 2,4 m dari lantai,
banyak lobang angin/ jendela, luas jendela lebih dari 10 % dari luas lantai),
anggota keluarga merasa dimiliki dan memiliki dalam keluarga dan setiap
orang lain terkesan baik dan orang tua yang berperan sebagai pendidik dalam
pada individu dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L), hasilnya yaitu keadaan
umum baik, nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan mual, tensi
dan TB 173 cm. Pada anamnesa keluarga, keluarga Tn. L mengatakan sudah
bulan yang lalu perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan,
nyeri ulu hati, nyeri saat lapar dan nyeri setelah makan.
Data yang telah dikaji pada keluarga Tn. L dianalisa dengan cara
dikelompokan menjadi data subyektif ( Tn. L mengeluh sejak 1 bulan yang lalu
perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati,
nyeri saat lapar dan nyeri setelah makan) dan data objektif ( ada anggota
keluarga dengan kasus syndrom dispepsia dan pada pemeriksaan fisik Tn. L
ditemukan nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan mual, tensi
yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, bertujuan untuk melihat gambaran
kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan khusus dan tujuan umum yang
gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung dan muntah”, mampu
mengetahui adanya kembung. Jadi pada hari pertama keluarga Tn. L sudah
terhadap masalah.
masalah kesehatan kurang dari kriteria waktu yang telah ditentukan dan
sesuai standar yang telah ditetapkan pada perencanaan. Hal ini mungkin
mengatasi masalah
waktu yang telah ditentukan dan sesuai standar yang telah ditetapkan
pada perencanaan, mengerti sifat dan luasnya masalah, masalah
masalah.
kondisi rumahnya sudah baik dan termasuk rumah yang sehat. Rumah
keluarga tampak bersih dan rapih, jendela rumah terbuka dan sinar masuk
Puskesmas atau dokter jika dalam waktu tiga hari gangguan saluran
keluarga dengan kasus syndrom dispepsia ( Tn. L). Cara keluarga Tn. L
merawat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan keluarga Tn. L
kriteria waktu yang telah tentukan dan sesuai standar yang telah ditetapkan
pada perencanaan.
Tn. L mampu mengambil dari sumber daya keluarga yang ada untuk
kesehatan, tidak merasa takut akan akibat dari tindakan, faham dan bisa
puskesmas/ dokter bila keluhan belum berkurang dalam waktu tiga hari.
sebagai berikut:
dengan cara diparut, diperas airnya lalu diminum dengan dosis yang tidak
satu bulan yang lalu perut terasa sakit, mual, kembung, lemas, tidak nafsu
makan, nyeri ulu hati, nyeri saat lapar dan nyeri setelah makan. Hasil
tidak ikterik, tensi 90/60 mmhg, suhu 36,2ºC, nadi 77 x/ menit dan respirasi
gejala klinis yang terdiri rasa tidak enak/ sakit perut bagian atas yang
kumpulan gejala yang terdiri dari salah satu atau lebih gejala nyeri ulu hati,
( Djojodiningrat, 2001).
dispepsia dengan keluhan seperti ulkus, yaitu dengan keluhan nyeri setelah
makan, nyeri saat lapar dan mual. Kasus syndrom dispepsia pada Tn. L
termasuk akut karena pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka
dengan memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat
keluarga rimpang kunyit. Dosis yang digunakan sesuai dengan literatur yang
ada yaitu 500 mg serbuk rimpang kunyit, dimasukkan kedalam kapsul dan
diminum empat kali sehari, satu jam sebelum makan dan satu jam sebelum
sedikit tapi sering dan mengkompres hangat pada area perut yang sakit.
Pada pukul 13.00 WIB, tanda vital Tn L yaitu tensi 90/80 mmhg,
suhu 36,3 ºC, nadi 80 x/ menit dan respirasi 20 x/ menit. Keluarga Tn. L
tidak berkurang.
Pada pukul 13.00 WIB, tanda vital Tn L yaitu tensi 110/80 mmhg,
suhu 36 ºC, nadi 78 x/ menit dan pernapasan18 x/ menit. Jadi ada kenaikan
sistol dan diastol 20 mmhg, penurunan suhu 0,3 ºC, penurunan nadi dan
hari pertama perawatan dan kapsul rimpang kunyit yang sudah dikonsumsi
berkurang diantaranya perut sakit, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar,
nyeri ulu hati dan mual, tetapi keluarga mengatakan Tn. L masih kembung,
lemas dan tidak nafsu makan. Keluarga Tn. L mengatakan akan tetap terus
Pada pukul 13.00 WIB, tanda vital Tn L yaitu tensi 100/80 mmhg,
semua keluhan sudah teratasi kecuali nafsu makan belum naik tetapi ada
perbaikan karena tidak mual. Peneliti menganjurkan kepada keluarga untuk
menyajikan makanan yang menarik selera makan dan disukai oleh Tn. L
direncanakan sebelumnya.
Pada pukul 13.00 WIB, tanda vital Tn L yaitu tensi 100/70 mmhg,
suhu 36,2 ºC, nadi 80 x/ menit dan pernapasan 20 x/ menit. Kapsul rimpang
semua keluhan sudah teratasi dan nafsu makan sudah naik. Pada hari
keenam tidak dievaluasi karena keluhan Tn. L sudah teratasi semua dan Tn.
hasil: Kunyit yang telah dikonsumsi sebanyak 25 kapsul, tanda vital Tn. L
menit. Jadi perubahan tanda vital sejak hari pertama perawatan yaitu sistol
dan diastol naik 20 mmhg, respirasi naik 4 x/ menit, suhu stabil antara
makan Tn. L naik. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
kasus syndrom dispepsia teratasi 100 %, jadi tujuan khusus dan tujuan
seluruhnya sesuai standar dan kurang dari kriteria waktu yang telah
Tn. L.
melalui pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat
dengan literatur yang ada, pola makan dan nutrisi yang adekuat, respon
D. Kasus IV
1. Pengkajian
a. Identitas Keluarga
4).Puskesmas : Majenang I
5).Kecamatan : Majenang
Nama
N Hub. L/ Pendi- Kead
Anggota Umur Pekerjaan Agama Ket
o Dgn KK P dikan kes.
Keluarga
1 Tn A KK L 40 th SD Buruh Islam Sehat
2 Ny C Istri P 30 th SD Buruh Islam Sakit
3 Hasan P. Anak P 10 th SD Pelajar Islam Sehat
4 Indra S Anak L 3 th Islam Sehat
1).Keadaan utama : Ny. C mengeluh sejak tiga hari yang lalu perut terasa
3).Tanda Vital : Tensi 120/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC,
d. Analisa Data
e. Diagnosa Keperawatan
5 Memanfaatkan
Pelayanan
kesehatan
5.1 Pergi ke Pus- Respon Jika dalam tiga hari Ny. C 5.1.1 Anjurkan keluarga
kesmas atau afektif tidak mambaik maka untuk membawa Ny.
dokter untuk keluarga akan membawa C ke Puskesmas atau
mengatasi Ny. C pergi ke Puskesmas ke dokter terdekat.
syndrom dis- atau ke dokter 5.1.2 Berikan pujian pada
pepsia pada keluarga
Ny. C
Tabel 4.12 Hasil observasi pada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia (Ny.C)
4. Pembahasan Kasus IV
Pengkajian awal sebelum dilakukan asuhan keperawatan keluarga
peningkat nafsu makan dan dapat mengurangi penumpukan gas pada lambung.
Hal ini dimungkinkan karena keluarga Tn. A belum mampu merawat anggota
keluarganya yang sakit ( Ny. C) dan pemanfaatan sumber daya keluarga yang
ada yaitu tanaman obat keluarga rimpang kunyit belum tepat. Dari pengkajian
dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. C) dan perawatan ini terfokus pada
pemanfaatan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat keluarga
dikaji dalam pengkajian yaitu identitas keluarga, daftar anggota keluarga, data
umum dan pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan kasus syndrom dipepsia.
adalah nuclear family ( keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu dan dua orang
anak yang tinggal dalam satu rumah dan tahap perkembangannya adalah pada
tahap anak pertama usia sekolah. Pada data umum dikaji juga keadaan biologis
sendiri, biasa cuci tangan sebelum makan dan tidak biasa cuci kaki sebelum
tidur”, pola makan: ”tidak ada pantangan makan, makan sehari 3 kali, makanan
dimasak dan kebiasaan masak sayuran dipotong baru dicuci”, pola istirahat:
”rata-rata tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 05.00, tidak tidur siang dan
tidak ada anggota keluarga yang sulit tidur kecuali Ny. C”, reproduksi: ”alat
kontrasepsi yang digunakan yaitu KB suntik dan tidak ada kelainan/ keluhan
yang dirasakan setelah menggunakannya”, tidak ada kecacatan dan tidak ada
kesehatan, penghasilan per bulan antara tiga ratus ribu sampai enam ratus ribu
terhadap keadaan sehat baik, ”keluarga menganggap sehat itu mahal dan
terkesan bersih dan teratur, tempat BAB di sungai, pembuangan air kotor
dibiarkan, tidak memiliki kandang ternak, tidak ada lalat/ nyamuk, ventilasi
cukup ( tinggi internit lebih dari 2,4 m dari lantai, banyak lobang angin/
jendela, luas jendela lebih dari 10 % dari luas lantai) tetapi dalam ruangan
anggota keluarga merasa dimiliki dan memiliki dalam keluarga dan setiap
orang lain terkesan baik dan orang tua yang berperan sebagai pendidik dalam
pada individu dengan kasus syndrom dispepsia ( Ny. C), hasilnya yaitu
keadaan umum baik, nyeri tekan pada perut bagian atas, kembung, kelihatan
mual, tensi 120/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3 OC, pernafasan 20 x/
sudah habis tetapi belum ada perubahan pada penyakitnya dan keluhan Ny. C
saat ini yaitu sejak tiga hari yang lalu perut terasa sakit, mual, kembung. cepat
kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat
Data yang telah dikaji pada keluarga Tn. A dianalisa dengan cara
dikelompokan menjadi data subyektif ( Ny. C mengeluh sejak tiga hari yang
lalu perut terasa sakit, mual, kembung. cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri
ulu hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian
atas) dan data objektif ( ada anggota keluarga dengan kasus syndrom dispepsia
dan pada pemeriksaan fisik Ny. C ditemukan nyeri tekan pada perut bagian
atas, kembung, kelihatan mual, tensi 120/80 mmhg, nadi 80 x/ menit, suhu 36,3
O
C, pernafasan 20 x/ menit, BB 50 kg dan TB 155 cm) lalu ditentukan masalah
rencana keperawatan.
cara yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, bertujuan untuk melihat
gambaran kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan khusus dan tujuan
yang mampu keluarga Tn. A sebutkan hanya “nyeri ulu hati, mual,
tandanya hanya ”nyeri ulu hati, mual, kembung” dan tidak mampu
mengatasi masalah.
tubuh akan bertambah lemah dan biaya berobat mahal dan keluarga
pada Ny. C
lingkungan rumah yang sehat “bersih dan rapi, sinar matahari masuk
keluarga tampak bersih dan rapi, jendela rumah terbuka, dan sinar
Pada saat kunjungan tidak terencana untuk melihat cara keluarga Tn.
dilakukan keluarga Tn. A sesuai dengan rencana dan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya dan hasil evaluasi kasus syndrom dispepsia pada Ny.
yang sakit.
berkurang dan rimpang kunuyit yang digunakan diolah dengan cara diparut,
diperas airnya lalu diminum dengan dosis yang tidak diukur dan dikonsumsi
keluarga Ny. C, didapatkan Ny. C mengeluh sejak tiga hari yang lalu perut
terasa sakit, mual, kembung. cepat kenyang, tidak nafsu makan, nyeri ulu
hati, nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan rasa penuh pada perut bagian
tidak anemis, tidak ikterik, dan tanda vitalnya yaitu tensi 120/80 mmhg,
suhu 36, 3ºC, nadi 80 x/ menit dan respirasi 20 x/ menit. Dari data salah satu
gejala klinis yang terdiri rasa tidak enak/ sakit perut bagian atas yang
kumpulan gejala yang terdiri dari salah satu atau lebih gejala nyeri ulu hati,
( Djojodiningrat, 2001).
setelah makan, nyeri saat lapar, mual, cepat kenyang, rasa penuh pada
perut bagian atas. Kasus syndrom dispepsia pada Ny. C termasuk akut
karena pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu
ditemukan gejala diabetes militus, penyakit tiroid dan jantung koroner, tidak
hormonal.
obat keluarga rimpang kunyit. Dosis yang digunakan sesuai dengan literatur
yang ada yaitu 500 mg serbuk rimpang kunyit, dimasukkan kedalam kapsul
dan diminum empat kali sehari, satu jam sebelum makan dan satu jam
makan sedikit-sedikit tapi sering dan mengkompres hangat pada area perut
yang sakit. Respon keluarga Tn. A. positif dan kooperatif terhadap tindakan
yang diberikan dan terlihat bersemangat untuk melakukan perawatan
yaitu rasa sakit pada perut bagian atas, nyeri ulu hati, nyeri setelah
makan, nyeri saat lapar dan mual tidak seperti hari pertama tetapi
kembung, cepat kenyang, tidak nafsu makan, rasa penuh pada perut
relaksasi. Tanda vitalnya stabil yaitu tensi 120/80 mmhg, suhu 36,5ºC,
rimpang kunyit yang dikonsumsi sembilan kapsul dan tanda vital Ny.
C yaitu tensi 110/70 mmhg, suhu 36,6 ºC, nadi 78 x/ menit dan respirasi
20 x/ menit, jadi sejak hari kedua tensi ( sistol dan diastol) turun 10
mmhg, suhu naik 0,1 ºC, nadi naik 4 x/ menit, dan pernapasan tetap.
dimana beberapa keluhan yaitu rasa sakit pada perut, nyeri ulu hati,
nyeri setelah makan, nyeri saat lapar dan mual sudah tidak terasa lagi,
serta nafsu makan mulai naik. Sedangkan cepat kenyang, rasa penuh
pada perut bagian atas dan kembung masih terasa tetapi keluarga
C sudah teratasi semua dan sudah tidak ada keluhan pada saluran
pencernaan lagi, BAB lancar dan tidak ada perubahan warna maupun
konsistensinya.
vital Ny. C yaitu tensi 120/80 mmhg, suhu 36,4 ºC, nadi 78 x/ menit,
yaitu suhu stabil antara 36,3 ºC - 36,6 ºC, nadi stabil antara 74 x/ menit
- 80 x/ menit, respirasi tetap yaitu 20x/ menit, dan tensi ada penurunan
hari keempat ( 100/70 mmhg) dan pada hari ketujuh naik lagi jadi
120/80 mmhg atau sama dengan hari pertama perawatan, hal ini
dimungkinkan karena pada waktu hari ketiga dan kempat aktifitas Ny.
C di kurangi.
tidurnya lebih nyenyak, perut Ny. C terasa lebih nyaman dan badan
Ny. C terlihat lebih segar. Hal ini sesuai dengan literatur yang
kasus syndrom dispepsia teratasi 100 %, jadi tujuan khusus dan tujuan
sesuai standar dan kriteria waktu yang telah ditentukan, yaitu keluarga
kurang dari kriteria waktu yang telah ditetapkan yaitu pada hari keempat
sesuai literatur yang ada, pola makan dan nutrisi yang adekuat, respon
lingkungan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
sebagai berikut:
dengan memanfaatkan sumber daya keluarga yang ada yaitu tanaman obat
leteratur, yaitu 4 kali 500 mg bubuk kunyit dalam bentuk kapsul diminum
oleh pola makan, nutrisi yang adekuat, respon klien pada penggunaan
Saran
yang sakit dan mampu memanfaatkan sumber daya keluarga dengan tepat,
syndrom dispepsia.
manfaatnya).