You are on page 1of 15

PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI
SEBAGAI SISTEM
SISTEM ETIKA
ETIKA
Oleh : 
Kelompok VII
1.Yeni Puji Astutik 060210102003
2.Deacy Rubicca 060210102162
3.Nina Kinanti 060210102241
4.Kasiani 060210102242
5.Kukuh Setyo Pambudi 070210102010
6.Tini Wulandari 090210102019
7.Nurani Aisyah 090210102031
8.Laili Mei Ari Putri 090210102054
9.Jayanti Oktaviana 090210102064
 
sebagai suatu filsafat, pada hakikatnya merupakan
Pancasila suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala
penjabaran norma baik norma hukum, norma moral
maupun norma kenegaraan lainnya.

filsafat teoritis
Filsafat
Etika Umum
filsafat praktis Etika
Etika Khusus

ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita


mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita
harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan
dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987).
A. PENGERTIAN NILAI, NORMA, Dan MORAL

Nilai sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek tetapi bukan
objek itu sendiri. Sesuatu itu mengandung nilai artinya ada sifat
atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu.

•Nilai-nilai kenikmatan
•Nilai-nilai kehidupan
Max Sceler •Nilai-nilai kejiwaan
•Nilai-nilai kerohanian

Nilai-nilai ekonomis
Nilai-nilai kejasmanian
Walter G.Everet Nilai-nilai hiburan
Nilai-nilai sosial
Nilai-nilai watak
Nilai-nilai estetis
Nilai-nilai intelektual
Nilai-nilai keagamaan
Notonagoro Nilai material
Nilai vital
Nilai kerokhanian

Dalam kaitannya dengan derivasi atau penjabarannya

1. Nilai dasar
Dalam realisasinya nilai berkaitan dengan tingkah laku atau
segala aspek kehidupan manusia yang bersifat nyata (praksis),
namun demikian setiap nilai memiliki nilai dasar, yaitu merupakan
hakikat, esensi, intisari atau makna yang terdalam dari nilai-nilai
tersebut. Nilai dasar disebut sebagai sumber norma yang pada
gilirannya dijabarkan atau direalisasikan dalam suatu kehidupan
yang bersifat praksis. Nilai dasar ini bersifat universal karena
menyangkut hakikat kenyataan objektif segala sesuatu.
2. Nilai instrumental
Untuk dapat direalisasikan dalam kehidupan praksis maka nilai
dasar tersebut di atas harus memiliki formulasi serta parameter
atau ukuran yang jelas. Nilai instrumental inilah yang merupakan
suatu pedoman yang dapat diukur dan dapat diarahkan. Nilai
instrumental merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.

3. Nilai praksis
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai
instrumental dalam suatu kehidupan yang nyata. Sehingga nilai
praksis ini merupakan perwujudan dari nilai instrumental itu.
Oleh karena nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis itu
merupakan suatu sistem maka perwujudannya tidak boleh
menyimpang dari sistem tersebut.
Hubungan Nilai, Norma dan Moral

Nilai Norma moral dan etika

wujud kongkrit Berkaitan erat

Moral yaitu merupakan suatu ajaran-ajaran


ataupun wejangan-wejangan, patokan-patokan,
kumpulan peraturan baik lisan maupun tertulis
tentang bagaimana manusia harus hidup dan
bertindak agar menjadi manusia yang baik
Etika adalahilmu pengetahuan yang membahas
tentang kesusilaan.
B. PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL BAGI
BANGSA DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dasar filosofis

dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa


Pancasila
Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang
bersifat sistematis.

hakikat dari masing-masing sila:

1. Sila pertama
Adapun negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan pada kodrat
bahwa manusia sebagai warga dari negara sebagai persekutuan hidup adalah
berkedudukan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa

2. Sila kedua
Negara yang merupakan persekutuan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan
yang Maha Esa, pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya atau makhluk yang
beradab.
3. Sila ketiga
Untuk terwujudnya suatu negara sebagai organisasi hidup manusia maka
harus membentuk persatuan ikatan hidup bersama sebagai suatu bangsa.

4. Sila keempat
Terwujudnya persatuan dalam suatu negara akan melahirkan rakyat
sebagai suatu bangsa yang hidup dalam suatu negara tertentu. Sehingga
dalam hidup kenegaraan itu haruslah mendasakan pada nilai bahwa akyat
merupakan asal mula kekuasaan negara. Maka merupakan suatu keharusan
bahwa negara harus berifat demokratis hak serta kekuasaan rakyat
harus dijamin baik sebagai individu maupun secara bersama.

5. Sila kelima
Untuk mewujudkan tujuan negara sebagai tujuan bersama dari seluruh
warga negaranya maka dalam hidup kenegaraan harus mewujudkan
jaaminan perlindungan bagi seluruh warganya harus dijamin berdasarkan
suatu prinsip keadilan yang timbul dalam kehidupan bersama. Nilai-nilai
yang merupakan suatu nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan
dan kemasyarakatan.
Nilai-nilai pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri itu sebenarnya hakikat


maknanya yang terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum
universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.
2.Inti nilai-nilai Panccasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan
bangsa Indonesia dan mungkin juga pada bangsa lain baik dalam adat
kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam kehidupan keagamaan.
3.Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, menurut ilmu
hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yang fundamental negara
sehingga merupakan suatu sumber hukum positif di Indonesia. Oleh karena
itu dalam hierarki suatu tertib hukum Indonesia berkedudukan sebagai
tertib hukum yang tertinggi. Maka secara objektif tidak dapat diubah
secara hukum sehingga terlekat pada kelangsungan hidup negara. Sebagai
konsekuensinya jikalau nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 itu diubah maka sama halnya dengan pembubaran
negara Proklamasi 1945, hal ini sebagaimana terkandung dalam ketetapan
MPRS No. XX/MPRS/1966, diperkuat Tap. No. V/MPR/1973. Jo. Tap. No.
IX/MPR/1978.
Nilai-nilai Pancasila sebagai Nilai Fundamental Negara

Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 secara yuridis


memiliki kedudukan sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental.

Adapun Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai Pancasila


mengandung Empat Pokok Pikiran yang bilamana dianalisis makna yang
terkandung di dalamnya tidak lain adalah merupakan derivasi atau penjabaran
dari nilai-nilai Pancasila.

Pokok Pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara


persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan maupun perorangan. Hal
ini merupakan penjabaran sila ketiga.
Pokok Pikiran kedua menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini negara
berkewajiban mewujudkan kesejateraan umum bagi seluruh warga negara.
Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pokok pikiran ini
sebagai penjabaran sila kelima.

Pokok Pikiran ketiga menyatakan bahwa negara berkedaulatan rakyat.


Berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan. Hal ini
menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah negara demokrasi yaitu
kedaulatan di tangan rakyat.. Hal ini sebagai penjabaran sila keempat.

Pokok Pikiran keempat menyatakan bahwa, negara berdasarkan atas


Ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradap. Hal ini mengandung arti bahwa negara Indonesia menjujung
tinggi keberadapan semua agama dalam pergaulan hidup negara. Hal ini
merupakan penjabaran sila pertama dan kedua.
C. MAKNA NILAI-NILAI SETIAP SILA PANCASILA

Sila Ketuhanan yang Maha Esa

mengandung nilai bahwa negara yang yang didirikan adalah sebagai


pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab

mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia
yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan
dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri
sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya.
Persatuan Indonesia

mengandung nilai nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme religius.


Yaitu nasionalisme yang bermoral ketuhanan yang maha esa, nasionalisme
yang humanistik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
sebagai makhluk tuhan.

Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan


dalam Permusyawaratan Perwakilan

mengandung nilai bahwa hakikat negara adalah sebagai penjelmaan sifat


kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Hakikat rakyat
adalah merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa
yang bersatu dan bertujuan untuk mewujudkan harkat dan martabat manusia
dalam suatu wilayah negara. Negara adalah dari oleh dan untuk rakyat, oleh
karena itu rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara. Sehingga dalam sila
kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus
dilaksanakan dalam hidup negara.
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Mengandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan dalam


hidup bersama. Maka di dalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan
yang harus terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial). Keadilan
tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu
keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan
manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta
hubungan manusia dengan Tuhannya.

nilai-nilai keadilan

keadilan distributif
keadilan legal
keadilan komutatif

You might also like