You are on page 1of 3

Wacana adalah satuan bahasa yang mempunyai koherensi dan kohesi yang tinggi.

Kata
koherensi mengandung makna keteraturan atau kerapian dan kohesi mengandung makna
kepaduan.

Wacana digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks sosial. Satuan bahasa itu
dapat berupa rangkaian kalimat atau ujaran. Dalam peristiwa komunikasi secara
lisan, dapat dilihat bahwa wacana sebagai proses komunikasi antarpenyapa dan
pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tulis, wacana terlihat sebagai hasil
dari pengungkapan ide/gagasan penyapa.

Macam-macam wacana :
Wacana Lisan dan Tulis (medium)

Berdasarkan saluran yang digunakan dalam berkomunikasi, wacana dibedakan atas wacana tulis
dan wacana lisan. Wacana lisan berbeda dari wacana tulis. Wacana lisan cenderung kurang
terstruktur (gramatikal), penataan subordinatif lebih sedikit, jarang menggunakan piranti hubung
(alat kohesi), frasa benda tidak panjang, dan berstruktur topik-komen. Sebaliknya wacana tulis
cenderung gramatikal, penataan subordinatif lebih banyak, menggunakan piranti hubung, frasa
benda panjang, dan berstruktur subjek-predikat.

Wacana Monolog, Dialog, dan Polilog (wujud)

. Bila dalam suatu komunikasi hanya ada satu pembicara dan tidak ada balikan langsung dari
peserta yang lain, maka wacana yang dihasilkan disebut monolog. Dengan demikian, pembicara
tidak berganti peran sebagai pendengar. Bila peserta dalam komunikasi itu dua orang dan terjadi
pergantian peran (dari pembicara menjadi pendengar atau sebaliknya), maka wacana yang
dibentuknya disebut dialog. Jika peserta dalam komunikasi lebih dari dua orang dan terjadi
pergantian peran, maka wacana yang dihasilkan disebut polilog.

Wacana Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi, Persuasi dan Narasi(sifat)

argumentasi, persuasi, dan narasi. Wacana deskripsi bertujuan membentuk suatu citra (imajinasi)
tentang sesuatu hal pada penerima pesan. Aspek kejiwaan yang dapat mencerna wacana narasi
adalah emosi. Sedangkan wacana eksposisi bertujuan untuk menerangkan sesuatu hal kepada
penerima agar yang bersangkutan memahaminya. Wacana eksposisi dapat berisi konsep-konsep
dan logika yang harus diikuti oleh penerima pesan. Oleh sebab itu, untuk memahami wacana
eksposisi diperlukan proses berpikir. Wacana argumentasi bertujuan mempengaruhi pembaca
atau pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang didasarkan pada
pertimbangan logika maupun emosional. Untuk mempertahankan argumen diperlukan bukti yang
mendukung. Wacana persuasi bertujuan mempengaruhi penerima pesan agar melakukan tindakan
sesuai yang diharapkan penyampai pesan. Untuk mernpengaruhi ini, digunakan segala upaya
yang memungkinkan penerima pesan terpengaruh. Untuk mencapai tujuan tersebut, wacana
persuasi kadang menggunakan alasan yang tidak rasional. Wacana narasi merupakan satu jenis
wacana yang berisi cerita. Oleh karena itu, unsur-unsur yang biasa ada dalam narasi adalah unsur
waktu, pelaku, dan peristiwa.

Sosiolinguistik adalah kajian interdisipliner yang mempelajari pengaruh budaya terhadap


cara suatu bahasa digunakan. Dalam hal ini bahasa berhubungan erat dengan masyarakat
suatu wilayah sebagai subyek atau pelaku berbahasa sebagai alat komunikasi dan
interaksi antara kelompok yang satu dengan yang lain.

Metabahasa adalah bahasa atau perangkat lambang yang dipakai untuk menguraikan
bahasa

HAMBATAN KOMUNIKASI

1. Hambatan dari Proses Komunikasi


• Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi
dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
• Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai
arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak
sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
• Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,
misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan
pesan.
• Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima
• Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima
/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari
informasi lebih lanjut.
• Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan
apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan
sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat
komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua
yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya;
perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

Hubungan Antarelemen dalam Wacana

Ada berbagai relasi antarelemen dalam wacana. Relasi koordinatif adalah relasi antarelemen yang
memiliki kedudukan setara. Relasi subordinatif adalah relasi antarelemen yang kedudukannya
tidak setara. Dalam relasi subordinatif itu terdapat atasan dan elemen bawahan. Relasi atribut
adalah relasi antara elemen inti dengan atribut. Relasi atribut berkaitan dengan relasi subordinatif
karena relasi atribut juga berarti relasi antara elemen atasan dengan elemen bawahan.

Relasi komplementatif adalah relasi antarelemen yang bersifat saling melengkapi. Dalam relasi
itu, masing-masing elemen memiliki kedudukan yang otonom dalam membentuk teks. Dalam
jenis ini tidak ada elemen atasan dan bawahan.

Pendekatan wacana
adalah sebagai upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subyek (penulis) yang
mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan menempatkan diri
pada posisi sang penulis dengan mengikuti struktur makna dari sang penulis sehingga
bentuk distribusi dan produksi ideologi yang disamarkan dalam wacana dapat di ketahui.
Jadi, wacana dilihat dari bentuk hubungan kekuasaan terutama dalam pembentukan
subyek dan berbagai tindakan representasi.

You might also like