Professional Documents
Culture Documents
Abstract
In agency theory, management always has change to do an earning
management for their own interest so it will creates financial report that
not match with the real condition of the organization or business firm
but mostly will affect the owner because they will spend a lot of cost that
they not recognize to fulfill management interest. Thats why
organization or business firm need to prevent that risk, one of the
concept or system is good corporate governance which shows to business
firm or organization how important is shareholders rights and fairness,
the participation of stakeholders to the organization or business firm,
disclosures and transparancy, accountabillity, etc. Good corporate
governance is marked by seven characteristics: discipline, transparency,
independence, accountability, fairness and social responsibility (King Report,
2002). Social responsibillity also nessesary in implamanting and
developing good corporate governance so they will run the organization
internaly and externaly perfect. By implementing this system
organization or business firm can receive so many gain such as easier in
increasing the firm capital, lower cost of capital, increase business
performance and economic peformance, also positively related with
market share price. Accountants also have contribution in implementing
and developing good corporate governance by accounting or auditing.
[business corporations] are directed and controlled” (Wixley, T. & Everingham, G., 2002: 1;
Rogers W’O Okot Uma dari Common wealth secretariat London (2003),
mendefinisikan good governance sebagai compressing the processing and
structure that guides political and social economic relationship, with particular
reference to " commitment to democratic values, norms and honest business
(mempersingkat proses dan struktur yang mengatur hubungan ekonomi sosial
dan politis, dengan acuan tertentu untuk memenuhi nilai-nilai demokratis,
norma-norma dan bisnis yang sehat).
1. Pertanggungjawaban (responsibility).
Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham
juga kepada stake holder. Penmgungkapan informasi merupakan hal penting,
sehingga semua pihak berkepentingan tahu pasti apa yang telah dan bisa
terjadi. Laporan tahunan perusahaan harus memuat berbagai informasi yang
diperlukan, demikian pula perusahaan go-public. Persyaratan untuk ini antara
lain disusun oleh Komite Nasional Bagi Pengelolaan Perusahaan Yang Baik
(KNPPB).
2. Transparansi (transparency).
perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan
cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.
3. Akuntabilitas (accountability).
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Ada pengawasan yang efektif berdasarkan keseimbangan
kekuasaan antara pemegang saham, komisaris, dan direksi. Ada pertanggung-
jawaban dari komisaris dan direksi, serta ada perlindungan untuk karir
karyawan. Perlu ditetapkan berapa kali rapat dalam kurun waktu tertentu,
serta berbagai sistem pengawasan yang lain.
5. Independensi (Independency).
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara
independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
Partisipasi.
Partisipasi oleh pria dan wanita adalah landasan utama tata kelola yang
baik. Partisipasi dapat berupa langsung atau melalui lembaga perantara yang
sah atau perwakilan. Penting untuk menunjukkan bahwa demokrasi perwakilan
tidak berarti bahwa kekhawatiran yang paling rentan dalam masyarakat akan
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Partisipasi harus informatif
dan terorganisir. Ini berarti kebebasan berserikat dan berekspresi di satu pihak
dan masyarakat sipil yang terorganisir di sisi lain.
Aturan Hukum.
Tata pemerintahan yang baik membutuhkan kerangka hukum yang adil
yang ditegakkan tidak memihak. Ini juga memerlukan perlindungan penuh
terhadap hak asasi manusia, khususnya kaum minoritas. Memihak penegakan
hukum memerlukan peradilan yang independen dan tidak memihak dan tidak
fana kepolisian.
Transparansi.
Transparansi berarti bahwa keputusan yang diambil dan penegakan yang
dilakukan mereka dengan cara yang mengikuti aturan-aturan dan peraturan.
Ini juga berarti bahwa informasi tersedia secara bebas dan langsung dapat
diakses oleh mereka yang akan dipengaruhi oleh keputusan-keputusan seperti
itu dan penegakannya. Ini juga berarti bahwa informasi yang cukup tersedia
dan bahwa hal itu diberikan dalam bentuk yang mudah dimengerti dan media.
Responsif.
Tata pemerintahan yang baik mengharuskan lembaga-lembaga dan
proses berusaha melayani semua stakeholders dalam kerangka waktu yang
wajar.
Konsensus berorientasi.
Ada beberapa aktor dan banyak melihat titik dalam suatu masyarakat
tertentu. Good governance memerlukan mediasi dari kepentingan-kepentingan
yang berbeda dalam masyarakat untuk mencapai konsensus dalam masyarakat
mengenai apa yang ada dalam kepentingan terbaik dari seluruh masyarakat
dan bagaimana hal ini dapat dicapai. Ini juga memerlukan yang luas dan
perspektif jangka panjang atas apa yang dibutuhkan untuk pembangunan
manusia yang berkelanjutan dan bagaimana untuk mencapai tujuan
pembangunan tersebut. Ini hanya dapat hasil dari pemahaman tentang sejarah,
budaya dan konteks sosial masyarakat tertentu atau masyarakat.
Akuntabilitas.
Akuntabilitas adalah syarat utama tata pemerintahan yang baik. Bukan
hanya lembaga pemerintah tetapi juga sektor swasta dan organisasi masyarakat
sipil harus dipertanggungjawabkan kepada publik dan stakeholder kelembagaan
mereka. Siapa yang bertanggung jawab kepada siapa bervariasi tergantung
pada apakah keputusan atau tindakan yang diambil adalah internal atau
eksternal bagi suatu organisasi atau lembaga. Secara umum organisasi atau
institusi bertanggung jawab kepada mereka yang akan dipengaruhi oleh
keputusan atau tindakan. Akuntabilitas tidak dapat ditegakkan tanpa
transparansi dan penegakan hukum.
Sumber : IFC – The World Bank (2009)
Kita selama ini hanya mengenal audit keuangan (financial audit) saja,
namun suatu saat nanti bisa muncul suatu audit sosial (social audit). Yang
mulai berkembang saat ini adalah audit lingkungan (environtment audit).
Paradigma baru perusahaan yang dianggap tumbuh & berkelanjutan (growth &
sustainable company) saat ini tidak hanya diukur dari pencapaian laba (profit)
saja, namun juga diukur dari kepeduliannya terhadap lingkungan sekitarnya,
baik terhadap komunitas lokal, masyarakat luas maupun lingkungan hidup.
Berkenaan dengan hal tersebut, muncul triple bottom lne model, yang
terdiri dari profit, people & planet (3 P). Laporan suatu perusahaan yang
menggunakan model triple bottom line, selain melaporkan aspek keuangan juga
melaporkan aspek kepedulian sosial dan upaya pelestarian lingkungan hidup.
Pada saat ini CSR dapat dianggap sebagai investasi masa depan bagi
perusahaan. Minat para pemilik modal dalam menanamkan modal di
perusahaan yang telah menerapkan CSR lebih besar, dibandingkan dengan
yang tidak menerapkan CSR. Melalui program CSR dapat dibangun komunikasi
yang efektif dan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan
masyarakat.
Http://www.wikipedia.com
Http://www.indosdm.com
United Nation Economic and Social Commission for Asia and the Pasific. (2009).
Http://www.escap.com
Warta BRI No. 04/XXV/2001
Wixley, T. & Everingham, G. (2002). What You Must Know about Corporate
Governance. Cape Town: Siber Ink CC.