You are on page 1of 25

SISTEM KOPLING DAN CARA KERJANYA

{ Desember 24, 2009 @ 12:05 pm } { Uncategorized }


SISTEM KOPLING DAN CARA KERJANYA
sistem kopling yang akan kita bicarakan disini adalah sistem kopling manual yang
selanjutnya kita sebut dengan kopling saja.
Berikut ini ditampilkan gambar komponen penting pendukung kopling, secara urut : Fly
wheel atau roda gila, Clutch disc atau plat kopling, Clutch cover atau dekrup dan Clutch
release bearing atau Drek lahar.
Susunanya di dalam mobil adalah : Kopling atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang
menghubungkan poros engkol dengna poros roda gigi transmisi. Fungsi kopling adalah untuk
memindahkan tenaga mesin ke transmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan
sesuai dengan yang diinginkan.
Dalam keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik, begitu pengemudi menekan
pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan, karena saat pedal ditekan maka gaya tekan itu
akan mendorong release fork dan release fork akan mendorong release bearing. Sehingga release
bearing akan mengangkat mendorong pegas diaprahgma dan preaseure palte, clutch disc akan
terlepas dengan flywheel. Serentak roda gigi akan terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi
inilah yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi. Dewasa ini terdapat
berbagai jenis kopling diantaranya kopling gesek, kopling fluida, koping sentrifugal, dan kopling
magnet. Tetapi yang paling banyak digunakan oleh kendaraan bermotor adalah jenis koping
gesek tipe plat dan kopling gesek tipe kerucut, dimana untuk kopling tipe plat ini bisa berupa
kopling plat basah dan kopling plat kering. Kopling plat basah adalah kopling yang plat-platnya
direndam dengan minyak pelumas. Kebanyakan kopling jenis ini digunakan oleh sepeda motor.
Sedangkan jenis kopling plat kering adalah jenis kopling yang plat-platnya tidak direndam oleh
minyak pelumas. Umumnya digunakan pada mobil dan sepeda motor tua buatan Eropa.
kelebihan dari kopling plat basah adalah tidak cepat aus, karena dilumasi oleh oli.
Kekurangannya, hambatan geseknya kurang sehingga tidak bisa memindahkan tenaga seefektif
kopling kering. Apalagi bila di tambahakan bahan aditif pelicin, kopling bisa slip. Kopling
kering cepat aus karena tidak terkena oli tetapi tenaga pemindahan dari mesin ke roda gigi lebih
baik.
Pada umunya, bagian utama kopling terdiri atas 3 macam, yaitu unit kopling, tutup kopling, dan
unit pembebas. Unit kopling terdiri atas plat kopling, plat tekan, dan pegas kopling. Tutup
kopling diikat oleh roda gila, sedangkan didalamnya dipasangkan pada roda poros persneling dan
ditempatkan diantara roda gila dan plat tekan. Plat tekan akan menekan plat kopling terhadap
roga gila dengan adanya tekanan dari pegas-pegas koping. Peranti ini dibuat dari bahan besi
tuang dimana bagian permukaannya dibuat halus dan rata. Sedangkan plat kopling di buat untuk
memberikan gesekan yang besar pada roda gila dan plat tekan serta ditempatkan diantara
keduanya. Pada kedua permukaan plat kopling ini dipasangkan kampas dan dikeling dengna
paku keling, dan biasanya pada permukaan platnya di beri kepingan logam. Fungsinya adalah
untuk memperkuat dan juga untuk menyalurkan panas. Selain itu, pada bagian tengah plat
kopling terdapat pegas torsi. Pegas torsi berfungsi untuk mengurangi kejutan-kejutan yang terjadi
pada waktu kopling bekerja dan untuk mencegah kemungkinan pecahnya plat kopling atau
kerusakan lainnya seperti bengkoknya plat kopling
Cara Kerja :
Fly wheel atau roda gila meneruskan sekaligus menyimpan energi dari Crank
Saft (kruk as) mesin saat mesin hidup (berputar), Plat kopling menjadi satu-
satunya perantara tenaga mesin dengan Porseneling kita yang akhirnya tenaga
ini akan diteruskan ke Roda. Sedangkan Dekrup bekerja sebagai pengatur
kapan tenaga mesin di teruskan dan kapan tenaga mesin tidak diteruskan, hal
ini dilakukan oleh kaki kita saat menginjak atau melepas Sistem Kopling

Kopling (clutch) terletak di antara motor dan transmisi, dan berfungsi untuk
menghubungkan dan memutuskan putaran motor ke transmisi.
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh kopling adalah :
1). Harus dapat menghubungan putaran motor ke transmisi
dengan lembut.
2).Komponen-komponen Kopling
Kopling atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan poros
engkol dengna poros roda gigi transmisi. Fungsi kopling adalah untuk
memindahkan tenaga mesin ke transmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat
kecepatan sesuai dengan yang diinginkan.
3).fungsi kopling
Dalam keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik, begitu pengemudi menekan
pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan, karena saat pedal ditekan maka gaya tekan itu
akan mendorong release fork dan release fork akan mendorong release bearing. Sehingga release
bearing akan mengangkat mendorong pegas diaprahgma dan preaseure palte, clutch disc akan
terlepas dengan flywheel. Serentak roda gigi akan terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi
inilah yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi. Dewasa ini terdapat
berbagai jenis kopling diantaranya kopling gesek, kopling fluida, koping sentrifugal, dan kopling
magnet. Tetapi yang paling banyak digunakan oleh kendaraan bermotor adalah jenis koping
gesek tipe plat dan kopling gesek tipe kerucut, dimana untuk kopling tipe plat ini bisa berupa
kopling plat basah dan kopling plat kering. Kopling plat basah adalah kopling yang plat-platnya
direndam dengan minyak pelumas. Kebanyakan kopling jenis ini digunakan oleh sepeda motor.
Sedangkan jenis kopling plat kering adalah jenis kopling yang plat-platnya tidak direndam oleh
minyak pelumas. Umumnya digunakan pada mobil dan sepeda motor tua buatan Eropa.
kelebihan dari kopling plat basah adalah tidak cepat aus, karena dilumasi oleh oli.
Kekurangannya, hambatan geseknya kurang sehingga tidak bisa memindahkan tenaga Fungsi
kopling adalah sebagai penghubung dan pemutus tenaga putaran mesin dari poros engkol. Pada
umumnya kopling terletak diantara primer reduksi dan transmisi, atau untuk tipe lain yang
terletak pada poros engkol. Ada dua jenis kopling yang digunakan pada sepeda motor, yakni:
a. Kopling Otomatis adalah kopling yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, yang
menghubungkan serta memutuskan tenaga mesin, tergantung dari putaran mesin itu sendiri.
Susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling otomatis akan menempatkan kanvas
kopling dan pelat kopling merenggang,
hal ini berbeda dengan susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling manual, dimana
antara pelat dan kanvas kapling merapat. Pada saat mesin putaran lambat, kanvas dan pelat
kopling masih merenggang sehingga putaran mesin dari poros engkol belum terhubung menuju
transmisi dan roda belakang.
Pada saat putaran mesin bertambah gaya sentrifugal mulai bekerja pada pemberat kopling
sehingga pemberat bergerak menekan pelat kopling,
hal ini akan menghasilkan merapatnya kanvas dan pelat kopling sehingga putaran mesin dan
poros engkol akan dihubungkan ke transmisi dan akan dilanjutkan ke roda belakang.
b. Kopling Manual adalah kopling yang bekerja secara manual yang dilakukan oleh pengendara
itu sendiri. Mekanisme kerja kopling adalah putaran mesin dari poros engkol yang akan
diteruskan oleh kopling menuju transmisi dan ke roda belakang, pada saat kanvas kopling dan
pelat kopling merapat, akan tetapi putaran mcsin dari poros engkol menuju ke transmisi akan
terputus jika kanvas dan pelat kopling merenggang.
Kopling adalah alat yang memenuhi persyaratan.
a. Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi (persneling).
b. Dapat melepaskan hubungan antara poros engkol mesin dengan transmisi.
c. Dapat meneruskan perputaran poros engkol mesin ke transmisi secara berangsur-angsur secara
merata tanpa hentakan.
Bagian-bagian kopling
Kopling terdiri atas dua bagian utama:
a. Rumah kopling (Clutch outer drum) yang ikut brputar dengan poros engkol digerekkan oleh
roda gigi pada ujung poros engkol).
b. Pusat kopling (Clutch center) yang dipasang pada ujung poros utama persneling.
Untuk meneruskan perputaran rumah kopling ke pusat kopling dipakai susunan pelat-pelat gesek
(kanvas kopling) dan pelat-pelat baja yang saling bersentuhan.
a. Pelat-pelat gesek (friction plates) mengikuti gerak memutar rumah kopling (lidah-lidahnya
terkait pada rumah kopling).
b. Pelatpelat baja mengikuti gerak memutar pusat kopling (lidah-lidahnya terkait pada spie-
spie pada pusat kopling).
Agar pelat-pelat gesek dan pelat-pelat berputar bersama-sama sebagai satu kesatuan maka
ditekan bersama oleh pegas-pegas yang kuat. Dengan mengurangi tekanan pegas arah susunan
pelat-pelat gesek atau pelat baja, maka kopling akan slip, ialah perputaran rumah kopling tidak
diteruskan seluruhnya ke pusat kopling. Bila tekanan pegas atas susunan pelat-pelat gosok/pelat-
pelat baja ditiadakan, maka pusat kopling tidak digerakkan lagi 0Ieh perputaran rumah kopling.
Alat yang mengatur besarnya tekanan pegas atas susunan pelat-pelat gesek pelat-pelat baja
adalah pelat pengangkat (lifter plate) yang digerakkan oleh handel kopling.
Prinsip Kerja Kopling
kopling primer berfungsi untuk melayani start jalan, sedangkan kopling sekunder berfungsi
untuk melayani pengoperan gigi.
a. Kopling Primer
Terletak pada poros engkol yang terdiri dari:
(1) Outer clutch berputar bebas pada poros engkol,
(2) Inner clutch berputar mcngikuti putaran poros engkol.
(3) Drive plate (bandul) berupa kanvas yang terletak pada inner club, yang berfungsi sebagai
pcnghubung putaran dari Inner Club ke Outer Clutch.
(4) Drive gear sebagai penghubung cuter clutch dengan kopling sekunder Cara kerja kopling
primerPada saat mesin berputar stasioner (lambat), drive plat (bandul)
belum bekerja, sehingga outer clutch praktis belum berfungsi.
baik pada saat memindah gigi perseneling ataupun pada saat start
jalan.
Keterangan:
1. Roda gigi penggerak primer
2. Roda gigi yang digerakkan primer
3. Rumah kopling
4. Pelat pendorong
5. Rol pemberat
6. Pelat kopling
7. Bush kopling
8. Penutup
9. Pelat gesek
10. Rol pemberat
11. Poros utama
12. Penahan rol
13. Poros engkol
Secara lengkap dan umum cara kerja kopling dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Handel kapling ditekan.
2. Tangkai pelepas kopling (clutch release lever) tertarik oleh kabel kopling.
3. Nok pelepas (release cam) pada poros tangkai pelepas kopling mendorong batang pengangkat
(lifter rod).
4. Batang pengangkat menekan pengangkat (lifter pin) dan pelat pengangkat (lifter plate).
5. Pelat pengangkat menekan pegas-pegas kopling dan mendorong piringan penekan (pressure
plate) sehingga menjauhi susunan pelat-pelat gesek kopling.
6. Terjadilah jarak renggang kecil diantara pelat-pelat gesek dan pelat-pelat baja sehingga
perputaran rumah kopling tidak diterusan lagi ke pusat kopling. Dengan melepaskan handel
kopling secara perlahan-lahan maka gaya tekan pegas sedikit demi sedikit diteruskan kembali
pada susunan pelat-pelat gesek kopling, yang pada akhimya pelat-pelat baja beserta pusat
kopling mulai mengikuti perputaran rumah kopling secara merata.
Mekanisme kopling terdiri atas:
1. Gigi primer kopling,
2. Rumah kopling
3. Kanvas kopling (pelat gesek),
4 Pelaf kopling.
5. Pegas kepling,
6. Pengikat kopling (baut),
7. Kopling tengah
8. Pelat tutup dan pelat dasar,
9. Klep penjamin, dan
10. Batang penekan.
Kopling Mekanik
Cara kerja kopling mekanik ialah apabila mesin dihidupkan dan perseneling masuk, sedangkan
handel kopling tidak ditarik maka kopling bekerja menghubungkan putaran mesin sampai ke
poros primer persneling,
putaran poros engkol diteruskan oleh roda gigi utama (primer) poros engkol ke roda gigi utama
(primer) kopling, sehingga rumah kopling dengan kanvasnya ikut berputar. Karena kanvas
kopling dijepit oleh pelat kopling yang mendapat tekanan dan pegas-pegasnya, maka putaran
kanvas diteruskan ke pelat-pelat tersebut, selanjutnya putaran ini diteruskan ke poros primer
persneling.Apabila pada saat mesin hidup dan persnelmg masuk, handel kopling ditarik maka tali
kopling menarik tuas dan tuas mendorong pen pendorong. Pen pendorong menekan tutup pegas
sehingga pelat dasar mundur, dengan demikian pelat-pelat penjepit kanvas kopling merenggang,
yang berarti pula putaran mesin hanya sampai ke kanvas
kopling saja, hal inilah yang disebut kopling memutus hubungan.
pada saat kendaraan sedang berjalan proses pemindahan gigi adalah
sebagai berikut :
Sewaktu pedal persneling (transmisi) ditekan, handel kopling akan
memutar kam pengangkat (lifter cam), sehingga posisi peluru memiliki
penahan bola yang merapat dengan kam pengangkat serta akan berpindah tempat.
Hal ini akan menyebabkan kam pengangkat terdorong dan
selanjutnya akan mendorong kopling luar (outer cluth), akibat
terdorong outer cluth maka posisi pelat kopling yang sedang ditekan
0leh pemberat bergerak menjauhinya, hal ini akan mengakibatkan pelat
dan kanvas kopling kembali merenggang sehingga pengoperan gigi
dengan mudah dapat dilakukan, karena akibat merenggangnya kanvas
dan pelat kopling, hal ini berarti putaran poros engkol ke transmisi
terputus.
Kopling Otomatis
Kopling otomatis ialah kopling yang cara bekerjanya diatur oleh
tinggi atau rendahnya putaran mesin itu sendiri, seperti halnya dengan
kopling mekanik, maka kopling otomatis juga ada yang berkedudukan
pada poros engkol dan ada juga yang berkedudukan pada poros primer
persneling. Mengenai mekanisme atau peralatan koplingnya tidak
berbeda dengan peralatan yang terdapat pada kopling mekanik, hanya
tidak terdapat perlengkapan handel dan sebagai penggantinya pada
kopling atomatis ini terdapat alat khusus yang bekerja secara otomatis
pula, yakni:
(1) Otomatis kopling, yang terdapat pada kopling tengah, untuk
kopling yang berkedudukan pada pores engkol.
(2) Rol pemberat yang berguna untuk menekan pelat dasar waktu digas.
(3) Pegas kopling yang lemah, berguna pada waktu mesin hidup lambat,koplingnya dapat netral,
(4) Pegas pengembali untuk mengembalikan dengan cepat dari posisi
masuk ke posisi netral, bila mesin hidup dalam putaran tinggi menjadi rendah.
Kopling Ganda
Kopling ganda terdiri dari kopling primer yang bekerja berdasarkan
gaya sentrifugal dan kopling sekunder yang bekerja secara
konvensional atau disebut juga garpu kopling (shift clutch).
Bagian-bagian kopling primer adalah:
(1) Clutch Shoe (sepatu kopling) yang berputur mengikuti poros engkol.
(2) Clutch Drum (rumah kopling) yang berhubungan dengan kopling konvensianal.
Mekanisme kerja kopling ganda, yaitu:
Pada saat poros engkol putaran rendah (mesin putaran lambat),
clutch shoe (sepatu kopling) belum mengembang, karena masih tertahan
oleh pegas, dengan demikian clutch drum (silinder kopling)-pun belum
berputar, pada saat putaran mesin mulai meninggi maka sepatu kopling
mulai mengembang karena adanya gaya snritrifugal. Dengan mengembangnya sepatu kopling
maka silinder kopling akan ditekan (seperti proses rem tromol) dan berputar. Selanjutnya akan
meneruskan putarannya ke kopling sekunder dan kopling sekunder akan melakukan prosesnya
Seperti halnya kopling kanvensional yang telah dijelaskan,
kopling ganda digunakan pada sepeda motor Honda dengan tujuan untuk
mengatasi hentakan pada saat sepeda motor masuk gigi satu pada awal start.dapat memindahkan
tenaga motor ke transmisi tanpa
slip.
3). Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.















BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem
Pemindah Tenaga . di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun mahasiswanya agar
membuat makalah / tugas akhir mengenai salah materi Sistem Pemindah Tenaga( praktek ) . jadi
saya sebagai mahasiswa yang mengikuti perkuliahan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga ini
memilih sub materi tentang Kopling dan lebih di fokuskan pada kopling gesek , karena kopling
merupakan suatu bagian system pemindah tenaga yang sangat berpengaruh dalam pemindahan
tenaga dari fly wheel ke transmisi .




1.2 TUJUAN RUMUSAN
Agar mahasiswa mengetahui fungsi dari kopling
Agar mahasiswa mengetahui prinsip cara kerja kopling
Agar mahasiswa megetahui fungsi dan cara kerja pengoperasian kopling
Agar mahasiswa mengetahui unit dan komponen kopling
Agar mahasiswa mengetahui perawatan pada kopling
Agar mahasisiwa mampu menyetel unit kopling dan komponen pengoperasian
Agar mahasiswa mampu menganalisa gejala-gejala kerusakan pada kopling









BAB 2
KAJIAN TEORI KOPLING
2.1 Pengertian dan fungsi kopling
Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada mobil-mobil bensin ,diesel dan
jenis lainnya di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder
mesin.
Fungsi kopling
1.untuk memutus dan menghubungkan putaran dari dari flywheel ke poros input transmisi
2.untuk memperlembut perpindahan gigi (1,2,3,4,5,R)
3.untuk memungkinkan kendaraan tidak berjalan pada saat mesin hidup dan gigi perseneling
tidak pada posisi netral.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah:
1. Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari elemen lain.
3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4. Mampu mencegah terjadinya beban kejut.


2.2 Jenis-jenis kopling
Menurut konstruksi dan cara kerjanya ,kopling pada automobile dapat di bedakan menjadi
beberapa macam antara lain :
1.koplling gesek (fraction clutch)
a.kopling gesek plat tunggal (single plate clutch)

Gambar 1. Clutch assembly


Komponen utama dari kopling gesek ini adalah sebagai berikut :
(1) Driven plate
(juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling atau friction disc /piringan gesek, atau
kanvas kopling). Plat kopling bagian tengahnya berhubungan slip dengan poros transmisi.
Sementara ujung luarnya dilapisi kampas kopling yang pemasangannya di keling.
Konstruksinya dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 2. Plat kopling tunggal.
(2).Pressure plate (plat penekan) dan rumahnya,
unit ini yang berfungsi untuk menekan/menjepit kampas kopling hingga terjadi perpindahan
tenaga dari mesin ke poros transmisi.untuk kemampuan menjepitnya, plat tekan didukung oleh
pegas kopling. Pegas kopling paling tidak ada dua macam, yaitu dalam bentuk pegas coil dan
diafragma atau orang umum menyebutnya sebagai matahari. Kontruksinya seperti terlihat pada
gambar 9 berikut ini.


Gambar 3. Clutch asembly dengan pegas diafragma Gambar 4. Pegas
diafragma/matahari
dan pegas coil.
(3).Clutch release atau throwout bearing
Unit ini berfungsi untuk memberikan tekanan yang bersamaan pada pressure plate lever dan
menghindarkan terjadinya gesekan antara pengungkit dengan pressure plate lever untuk pegas
coil. Sedangkan yang pakai pegas difragma langsung keujung pegas. Bantalan tekan ini ada tiga
macam. Seperti terlihatpada gambar 12 berikut ini.

Gambar 5. Macam-macam bantalan tekan kopling

(4) Throwout lever/clutch fork/plate lever
Berfungsi untukmenyalurkan tenaga pembebas kopling. Konstruksi di atas berarti plat tekan
bersama rumahnya dipasang menggunakan baut pada fly wheel. Sementara plat kopling dipasang
diantara fly wheel dengan pelat tekan, dan bagian tengahnya dihubungkan dengan poros
transmisi dengan sistem sliding. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya kopling gesek
dengan plat tunggal yang banyak digunakan pada kendaraan roda empat ini . Seperti terlihat pada
gambar 13 berikut ini.

Gambar 6 .Prinsip kerja kopling plat tunggal



b.kopling gesek plat ganda
Kopling gesek plat ganda banyak digunakan pada kendaraan ringan seperti sepeda motor
dan dalam kerjanya Tercelup di dalam oli mesin. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar 16.

Gambar 7. Komponen kopling gesek plat ganda.

Konstruksi kopling gesek plat ganda menggunakan dua jenis plat, yaitu plat gesek dan
plat kopling. Plat gesek tanpa lapisan kanvas, seluruhnya dari logam.
Sedangkan plat kopling pada bagian yang bersentuhan dengan plat gesek
dilapisi dengan kanvas pada kedua sisinya. Jumlah dan lebar plat sangat ditentukan besarnya
tenaga yang akan dipindahkan.
Rangkaian komponen kopling gesek plat ganda dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar8. Rangkaian kopling gesek plat ganda.
Rangkaian kopling tersebut terdiri dari satu plat tekan yang ditekan oleh 4 sampai 6 buah
pegas kopling.terdapat 4 buah plat gesek dan 4 buah plat kopling yang dijepit oleh plat tekan.
Plat kopling dipasang pada rumah yang disambungkan dengan roda gigi yang berhubungan
dengan transmissi. Sementara plat gesek dipasang pada dudukan plat gesek yang disambungkan
dengan roda gigi primer yang berhubungan dengan poros engkol.
Pada saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka plat tekan menekan/menjepit plat
kopling dan plat gesek secara bersama, sehingga terjadi aliran tenaga dari mesin ke roda gigi
primer, ke plat gesek, pindah ke plat kopling, dan Keroda gigi yang berhubungan dengan
transmisi.
2.Kopling fluida
Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara kedua poros.
Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya yang besar.
Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak saling
diteruskan. Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan lebih , penggerak mula tidak akan
terkena momen yang akan melebihi batas kemampuan.







2.3 Komponen Utama Kopling

1.Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi sebagai dudukan hampir
seluruh komponen kopling.

2.Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas tinggi. Kedua sisi plat kopling
dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan
plat kopling dengan menggunakan keeling (rivet).
3. Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat dan diameternya
hampir sama dengan diameter plat kopling. salah satu sisinya (sisi yang berhubungan dengan plat
kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat
halus, sisi ini akan menekan plat dengan kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.
4. Unit Plat Penekan
Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengan sejumlah
pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan. Pegas digunakan untuk memberikan
tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan roda penerus. jumlah pegas (kekuatan tekan)
disesuikan dengan besar daya yang harus dipindahkan.




2.4 Cara kerja kopling
Cara Kerja Kopling

Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan luncur
kebelakang. bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekananpegas.

Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda penerus dan
perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling akan mendorong
pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus dan terjadi perpindahan daya.
Pada saat pelat tekan bergerak kedepan,pelat kopling akan menarik bantalan luncur, sehingga
pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara mekanik, sebagai mekanisme pelepas
hubungan.
Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. secara umum, sistem
hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. perbedaannya adalah pada sistem hidrolik booster ,
digunakan booster untuk memperkecil daya tekan pada pedal kopling. pemilihan sistem yang
digunakan disesuikan dengan kebutuhan.

Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang penerus akan
mendorong piston pada master silinder kopling, fluidapada sistem akan meneruskan daya ini
keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit kopling akan mendorong tuas, dan seperti
pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas, sehingga penerusan daya dari motor ke transmisi
terputus Cara kerja sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem rem.
2.5 Fungsi dan cara kerja komponen pengoperasian unit kopling
1. Konsep dasar fungsi dan kerja komponen pengoperasian unit kopling
Seperti telah dijelaskan kopling berfungsi untuk memutus dan menghubungkan
penyaluran tenaga mesin ke roda penggerak. Untuk mengoperasikan fungsi tersebut, pada
kendaraan ada dua macam yaitu sistem mekanik dan sistem hidrolik. Sistem mekanik untuk
memindahkan tenaga kaki melalui pedal kopling disalurkan kabel baja ke pengungkit ( throwout
lever ). Sementara pengoperasian sistem hidolik tenaga disalurkan melalui minyak rem yang
dirangkai sedemikkian rupa sehingga dapat mengoperasikan kopling.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 18
.
Gambar 18. Pedal kopling sistem mekanik
Pengoperasian unit kopling sistem mekanik menggunakan kabel baja yang
menghubungkan pedal kopling dengan tuas pembebas kopling. Saat pedal kopling diinjak, maka
akan menarik kabel kopling yang diteruskan dengan menggerakan tuas pembebas kearah
menekan pegas kopling. Sehingga plat kopling bebas tak terjepit oleh plat tekan. Saat pedal
dilepas, maka pedal kopling akan dikembalikan pada posisi semula oleh pegas pengendali pedal
(8). Sementara tuas kopling akan kembali pada posisi semula oleh pegas diafragma. Sistem yang
kedua adalah pengoperasian secara hidrolis dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gambar. Pedal kopling sistem hidrolis.
Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis minyak. Pedal
kopling dalam hal ini berfungsi untuk menekan minyak yang ada pada master silinder dan
selanjutnya disalurkan kesilinder kopling. Tekanan minyak selanjutnya mendorong tuas
pembebas dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses ini menyebabkan kopling
memutuskan hubungan antara mesin dengan sistem pemindah tenaga. Posisi saat pedal kopling
dilepas, pedal akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali. Sementara plunger
master silinder akan kembali oleh pegas plunger yang ada di dalam master silinder. Karena
tekanan sudah tidak ada, plunger dan tuas pembebas akan dikembalikan keposisi semula oleh
pegas pengembali dan pegas diafragma. Konstruksi master silinder kopling hidrolis seperti
terlihat pada gambar 20 berikut ini.

Gambar 20. Master silinder kopling hidrolis.
Konstruksi master silinder dalam gambar tersebut, penampung minyak hidrolisnya (
reservoir ) terpisah dan
Dihubungkan menggunakan pipa elastis. Minyak hidrolis dari reservoir melalui pipa ke
master silinder melalui saluran penghubung ( pipe joint ). Pada saat handel kopling diinjak,
tenaganya dipindahkan ke push rod dan mendorong unit plunyer bergerak kearah kiri. Gerakan
ini melawan pegas pengembaali plunger ( return spring ) dan menekan minyak hidrolis keluar
dari master silinder melalui ujung sebelah kiri, masuk ke pipa penghubung menuju Ke silinder
kopling.
Karena sesuatu penyebab, jumlah minyak hidrolis tentu akan berkurang khususnya
karena kebocoran atau katup check kotor atau macet. Untuk menjaga agar minyak hidrolis dalam
sistem tetap jumlahnya, maka perlu penambahan. Penambahan minyak hidrolis ini diambil dari
minyak persediaan direservoir. Caranya, saat unit plunger bergerak kekanan saat pedal kopling
dilepas, maka minyak dari reservoir akan masuk kesistem melalui katup check ( check valve ).
Dengan demikian minyak hidrolis pada sistem akan tetap terjaga kuantitasnya.
Berkurangnya minyak hidrolis dalam sistem operasional kopling hidrolis akan menyebabkan
langkah tekan pedal kopling berkurang, atau kemungkinan gerakan pedal tidak tersalurkan
hingga ke tuas pembebas kopling. Bila ini terjadi maka fungsi kopling tidak dapat dilaksanakan,
berarti proses pemutusan hubungan tenaga dari mesin ke sistem pemindah tenaga tidak dapat
dilaksanak an, dan tenaga mesin akan selalu terhubung tidak dapat diputuskan oleh kopling.
Silinder kopling kopling berfungsi merubah tenaga hidrolis pengoperasian kopling
menjadi tenaga mekanik, untuk mendorong tuas pembebas kopling. Tekanan minyak hidrolis
dari master silinder diteruskan melalui pipa dan masuk ke silinder kopling (dari ujung sebelah
kanan) mendorong piston silinder kopling dan diteruskan ketuas pembebas kopling melalui push
rod .
Konstruksinya seperti terlihat pada gambar 21 berikut ini.

Gambar 21. Silinder kopling sistem hidrolis.
Pada silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding ( bleeder plug ) yang berfungsi
untuk mengeluarkan udara dari sistem hidrolis. Seperti diketahui bila sistem hidrolis kemasukan
udara, maka sistem akan terganggu kerjanya. Hal ini karena saat terjadi penekanan, maka
tekanan tersebut mengkompresikan udara tersebut baru menekan minyak. Bila jumlah udaranya
banyak maka terjadi penekanan dari master silinder, namun piston silnder kopling tidak
bergerak. Oleh karena itu udara harus dikeluarkan dari sistem hidrolis. Pada silinder kopling juga
dilengkapi dengan boot, yaitu karet penutup yang elastis untuk mencegah kotoran masuk
kesilinder kopling. Karet penutup ini sangat penting mengingat posisi silinder kopling berada
dibawah kendaraan, yang tentunya sangat banyak berbagai kotoran dapat mengenainya. Kotoran
tentu akan menyebabkan kerusakan, bila sampai masuk kesilinder kopling. Sistem pengoperasian
kopling untuk kendaraan berat seperti bus, truk, atau alat berat lainnya, sering dilengkapi dengan
boster. Boster adalah unit perlengkapan yang dipergunakan untuk meringankan tenaga untuk
mengoperasikan kopling. Perlengkapan ini dioperasikan menggunakan kevacuman, pada mesin
diesel biasanya diambil dari pompa vacum yang dipasang pada sisi belakang alternator. Untuk
membandingkan antara sistem yang pakai boster dengan sistem yang tidak menggunakan boster
dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini.

Gambar . Perbandingan unit kopling sistem boster
Keduanya menggunakan sistem hidrolis, yang menggunakan boster, unit boster dipasang
pada silinder slave konstruksi boster yang dipasang pada silinder kopling dapat dilihat pada
gambar 23 berikut ini.












BAB 3
PEMBONGKARAN , PEMERIKSAAN DAN PEMASANGAN KOPLING

3.1 Pembongkaran Kopling
1. lepaskan transmisi dari mesin
2.lepaskan penutup kopling
a.berikan tanda-tanda pada penutup kopling dan roda gaya
b.kendorkan baut-baut sekali putar secara merata demikian sehingga pegas penegang menjadi
pembebas
c.lepaskan baut-baut pengikat ,kemudian penutup kopling dan koplingnya
CATATAN : jangan menjatuhkan pelat kopling
3.lepas bantalan pembebas dengan hub.garpu dan karet pelindung debu dari transmisi
a.lepas klip dan tarik bantalan pembebas dengan hub
b.lepas pegas penegang
c.lepas garpu dari karet pelindung debu

3.2 Pemeriksaan Kopling
1.periksa plat kopling dari keausan atau kerusakan
Menggunakan jangka sorong , ukurlah kedalaman paku keeling .kedalaman kepala paku keeling
minimum :0,3 mm (0,012 in)
Bila ada kelainan gantilah plat kopling.
2.periksa keolengan plat kopling
Menggunakan dial gauge , ukurlah keolengan palat kopling
Keolengan maksimum : 0,8 mm (0,031 inc)
Bila keolengan berlebihan , gantilah plat kopling.
3. periksa keolengan roda gaya (flywheel)
Menggunakan dial gauge ukurlah keolengan roda gaya.
Keolengan maksimum : 0,1 (0,004 in)

4.Periksa bantalan pilot
Putar bantalan dengan tangan ,sambil memberikan tekanan aksial .bila bantalan macet atau terasa
berat ,ganti bantalan pilot.
CATATAN : bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan pembersihan atau
pelumasan kembali.
5.Bila pelu ganti bantalan pilot
6.Periksa pegas diapragma dari keausan
Menggunakan jangka sorong ,ukur kedalam dan lebar keausan pegas diapragma .
Limit: kedalaman : 0,6 mm (0,024 in)
Lebar : 0,5mm (0,197 in)
7.Periksa bantalan pembebas
Putar bantalan dengan tangan ,sambil memberikan tekanan aksial .bila bantalan macet atau terasa
berat ,ganti bantalan pembebas .
CATATAN : bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan pembersihan atau
pelumasan kembali.
3.3 Pemasangan unit kopling

1. Pasang plat kopling pada roda gaya
2.Pasang tutup kopling
a. tepatkan tanda pada tutup kopling dan roda gaya
b. kencangkan baut pengikat dengan rata dalam beberapa tahap ,sampai tutup kopling terduduk
dengan baik
Momen : 195 kg-cm (14 ft-1b ,19 N.m)
3.Periksa kerataan ujung pegas diapragma
4.Bila perlu <setel pegas
5. Oleskan gemuk molybdenum dishulpide thium base atau gemuk MP
6.Pasang karet pelindung debu ,garpudan bantalan pembebas dengan hub pada transmisi
a.pasang karet pelindung debu dan garpu pembebas
b.pasang pegas penengang
c.pasang klip pengikat untuk megamankan bantalan dengan hub pada transmisi.
7.Pasang transmisi
BAB 4
PEMELIHARAAN DAN PENYETELAN UNIT KOPLING DAN KOMPONEN
PENGOPERASIAN
1.PEMELIHARAAN UNIT KOPLING DAN KOMPONEN PENGOPERASIAN
Pemeliharaan atau sering disebut dengan maintenace bertujuan untuk menjaga kinerja
suatu komponen kendaraan tetap baik, dan mencegah atau menghindari terjadinya kerusakan
pada komponen tersebut. Hal ini tentunya juga diperlukan terhadap unit kopling dan komponen
pengoperasiannya. Hal ini mengingat fungsi dari unit kopling dan komponen pengoperasiannya
sangat penting bagi lajunya kendaraan bermotor, dan terjadinya kerusakan pada sistem ini akan
berpengaruh terhad ap kinerja kendaraan secara menyeluruh. Proses perawatan unit kopling dan
komponen pengoperasiannya sebenarnya tidak terlalu sulit, yaitu melakukan penyetelan dan
mengidentifikasi beberapa gejala yang menunjukkan bahwa unit kopling dan komponen
pengoperasiannya mengalami permasalahan. Penyetelan merupakan prosedur agar suatu sistem
dapat bekerja secara optimal.

1) Proses perawatan dan penyetelan mekanisme kopling sistem mekanis.
Proses penyetelan kopling yang perlu dilakukan adalah menyetel kebebasan pedal kopling,
yaitu saat pedal tidak
Diinjak sampai mulai menekan. Fungsi kebebasan kopling ini dimaksudkan agar saat pedal
kopling dilepas, unit pengoperasian kopling khususnya bantalan tekan tidak menyentuh unit
kopling yang berputar bersama mesin. Sehingga akan mengurangi kerja bantalan tekan dan
mengurangi kemungkinan terjadinya gesekan. Setiap kendaraan berbeda-beda, maka sebaiknya
berapa besarnya kebebasan pedal kopling dilihat pada buku manualnya. Perawatan dan
penyetelan yang perlu dilakukan terhadap unit kopling sistem mekanik adalah memberi
pelumasan dan mel akukan penyetelan.

Gambar 24. Perawatan dan penyetelan kopling sistem
mekanik.


Pada bagian kait perlu dilumasan menggunakan greeze , untuk menghindarkan keausan
pada ujung-ujung kabel kopling. Pada bagian-bagian yang ditujunjuk pada gambar tersebut
terjadi penggeseran dengan pembebanan, sehingga kemungkinan terjadi keausan cukup tinggi.
Penyetelan yang perlu dilakukan adalah menyetel kebebasan pedal kopling. Untuk berapa besar
kebebasan pedal kopling, sangat bervariasi antar merk kendaraan.

Oleh karena Itu, perlu melihat spesifikasi kendaraan yang akan distel, dalam buku
manual. Cara penyetel annya untuk yang sistem mekanik, adalah sebagai berikut:
A). Siapkan alat yang diperlukan
B). Ukur kebebasan pedal kopling yang ada.
C). Bandingkan dengan ukuran spesifikasi kendaraan tersebut.
D). Bila tidak cocok, kendorkan mur pengunci pada ujung kabel kopling.
E). Kendorkan mur penyetel bila jarak kebebasan lebih kecil atau keraskan mur penyetel bila
jarak kebebasan lebih Besar dari spesifikasi.
F). Ulangi langkah 2 dan 3 sampai diperoleh ukuran kebebasan yang sesuai dengan spesifikasi.
G). Uji hasil penyetelan dengan menjalankan kendaraan. Bila belum baik, ulangi langkah 5, 2
dan 3, hingga diperoleh Hasil yang baik.
H). Bersihkan kendaraan dan alat yang dipergunakan.

2) PROSES PERAWATAN DAN PENYETELAN MEKANISME KOPLING SISTEM
HIDROLIS.
Unit kopling dan komponen operasional dengan sistem hidrolis pemeliharaannya agak
lebih rumit dibandingkan yang sistem mekanik. Namun demikian masih tergolong sederhana dan
mudah. Dalam melakukan pemeliharaan, perlu memeriksa kondisi minyak hidrolis baik kualitas
maupun kuantitasnya. Kualitas terkait dengan berapa lama minyak tersebut telah digunakan,
yaitu dengan melihat jumlah kilometer perjalanannya atau dapat juga dilihat dari warna minyak
hidrolis. Bila sudah berwarna gelap, berarti minyak sudah waktunya diganti. Ini merupakan salah
satu unsur pemeliharaan berkala. Bila sudah pada waktu pengantian, maka minyak perlu diganti
dengan yang baru.
Prosedur penggantian minyak hidrolis kopling adalah Sebagai berikut:
A).siapkan bahan dan alat yang diperlukan minyak hidrolis yang baru, kunci bleeding , slang
elastis kecil, dan Penampung minyak hidrolis.
B).kendorkan baut bleeder
C).pasang pipa elastis diujung baut bleeder dan ujung lainnya ke penampung minyak hidrolis.
D). Tekan pedal kopling beberapa kali sampai dengan minyak yang direservoir habis.
E). Tuangkan minyak hidrolis yang baru.
F). Tekan kembali pedal kopling, hingga minyak yang keluar dari pipa elastis keluar minyak
yang baru. Jaga minyak Yang direservoir agar tidak kehabisan.
G). Saat diketahui yang keluar pada pipa elastis sudah minyak yang baru, pedal kopling
pertahankan pada posisi tertekan.
H). Keraskan baut bleeder, dan pompalah padal kopling.
I).tunggu beberapa saat, dan coba tekan pedal kopling. Bila ringan tidak menggerakan tuas
pembebas kopling, berarti sistem kemasukan udara.
J). Maka lakukan pemblidingan terhadap sistem kopling sampai udara keluar dari sistem.
K). Ulangi langkah 9). Hingga diperoleh penekanan yang baik.
L). Tambahkan minyak hidrolis pada reservoir hingga batas maksimum, dan pasang tutup
reservoir.

M).bersihkan alat dan perlengkapan yang telah dipergunakan. Selanjutnya proses penyetelan
kopling dengan pengoperasian sistem hidrolis, dengan langkah sebagai berikut:
A).siapkan alat dan perlengkapan yang diperlukan
B). Menyetel kebebasan pedal kopling, sep erti terlihat pada gambar 25 berikut ini.



Gambar 25. Penyetel pedal kopling sistem hidrolis.
C). Ukur kebebasan yang ada, sebelum distel.
D). Hasilnya bandingkan dengan data pada buku service manual
E).bila sama, tidak perlu dilakukan penyetelan.
F). Bila beda lakukan penyetelan pada push rod master silinder.
G). Penyetelan kebebasan bantalan tekan, seperti terlihat pada gambar berikut ini.


Gambar 26. Menyetel kebebasan bantalan tekan

H). Ukur kebebasan yang ada, sebelum distel
I). Hasilnya bandingkan dengan data pada buku service manual
J). Bila sama, tidak perlu dilakukan penyetelan.
K). Bila beda lakukan penyetelan pada push rod silinder kopling.

2) Gejala kerusakan kopling.
Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi kesalahan pada rangkaian
kopling/kopling set (clutch assembly)
A). Kopling selip
B). Bergetar
C). Gerakan kendaraan yang mengejut
D).suara berisik yang tidak lazim
E). Tidak ada gerakan
Dari gejala-gejala di atas dapat dianalisis faktor penyebab, dan proses perawatan atau
perbaikannya. Hasil analisis seperti terlihat pada berikut ini.
Gejala-gejala penyebab , perawatan ,dan perbaikan
1. Kopling slip
* gerak bebas pedal kopling stel kebebasan berlebihan pedal kopling
* terdapat oli pada permukaan disc bongkar & bersihkan
* permukaan disc bergelombang bongkar & gerinda/ ganti
* pegas kopling lemah bongkar & ganti
* kabel kopling berkarat lepas beri oli lepas & ganti
* kapas kopling habis bongkar & ganti
2. Kopling bergetar
* permukaan disc mengkilat perbaiki/ganti
* terdapat oli pada plat bongkar & bersihkan kopling atau ganti
* dreg lager menggeser bongkar & lumasi atau ganti
* pegas kopling lemah bongkar & ganti
* kelingan kampas lepas bongkar & ganti
* kontak permukaan disc bongkar & gerinda rusak atau ganti
* periksa dudukan mesin & transmisi ganti atau rusak

3. Gerakan kendaraan yang terlalu kecil
* kebebasan pedal kopling stel kebebasan pedal kopling mengejut
* keausan pada sambungan periksa & ganti pengoperasian kopling
* kabel kopling memanjang periksa & ganti
* minyak rem habis periksa & isi
4. Suara berisik
* dreg lager rusak bongkar & ganti yang tidak lazim
* pilot bearing rusak bongkar & ganti
* kebebasan pedal kopling stel kebebasan berlebihan pedal kopling
5. Tidak ada gerakan
* plat kopling habis bongkar & ganti
* kebebasan pedal kopling stel kebebasan pedal kopling
* baut pemegang unit rumah bongkar & keraskan kopling kendor
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu
sistem yang berfungsi untuk memutus danmenghubungkan tenaga dari sumber tenaga
(mesin) ke roda kendaraan(pemakai/penggunaan tenaga). Secara garis besar terdiri dari unit
kopling, transmisi, differensial, poros dan roda kendaraan. Sementara posisi unit kopling dan
komponennya ( clutch assembly ), terletak pada ujung paling depan dari sistem pemindah
tenaga pada kendaraan. rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga ( engine )
kesistem pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit kopling ( clutch )diteruskan ketransmisi ( gear
box ) ke propeller shaft dan keroda melalui defrensial ( final drive ).komponen utama dari
kopling mulai dari roda gila (flywheel) adalah driven plate , pressure plate , pressure plate
lever , clutch release atau throwout bearing , throwout lever . terdapat dua macam kopling
gesek yaitu kopling plat tunggal dan kopling plat ganda. Kopling gesek plat tunggal banyak
dipergunakan pada kendaraan roda empat. Sedangkan koplinggesek plat ganda banyak
dipergunakan pada sepeda motor. Ukuran kopling sangat ditentukan oleh besarnya tenaga
mesin yang akan disalurkan melalui kopling.
Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme pengendalian fungsi kopling
yang dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian kopling memungkinkan pengemudi
dengan mudah memutus dan menghubungkan kopling sesuai dengan yang diinginkan.
terdapat dua macam sistem pengoperasian kopling yaitu sistem mekanik dan sistem hidrolis.
komponen pengoperasian kopling sistem mekanik adalah pedal kopling , kabel kopling ,
batang ulir pada ujung kabel kopling yang berhubungan dengan tuas pembebas , pegas
pengendali pedal kopling . sedangkan komponen pengoperasian kopling sistem hidrolis
adalah master silinder kopling , pipa hidrolis , silinder kopling , boster kopling .

3.2 SARAN
Didalam memakai mekanisme kopling hidrolik haruslah di lakukan perawatan yang
rutin,seperti mengisi minyak rem jika habis dan men cek tidak ada kebocoran pada pipa .dan
gunakan minyak rem yang sesuai dengan standar kendaraannya.

You might also like