Professional Documents
Culture Documents
Oleh : Kelompok VI PROGRAM BIDANG STUDI PANCASILA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK UNIVERSITAS TADULAKO 2009
KENCANA PELAKAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA
KELOMPOK VI
NAMA : :
MUSTAFA 089 NI KADEK AYU DWI SUSANTI 097 I PUTU LANANG SAPUTRA 052 NURHAERI 113
TRIASTI 112 JUFRIADI AMBOJO 084
NO STMBK
KATA PENGANTAR
..................................................................................
i
DAFTAR
ISI ..............................................................................
.................ii BAB I BAB II
PENDAHULUAN...............................................................1
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA...............................2 A.
Pengantar ........................................................................
.....2 1. Bangsa
Indonesia................................................................2 2.
Penjajahan Barat.................................................................5
3. Penjajahan
Jepang...............................................................6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN Pancasila adalah dasar filsafat Negara republik Indonesia yang
secara resmi di sahkan oleh PPKI pada tanggal 18 agustus 1945 dan tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7
bersama – sama batang tubuh UUD 1945. Dalam perjalanan sejarah eksistensi
Pancasila sebagai dasar Filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai
interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh
dan tegaknya kekuasaan yang berlindung di balik legitimasi Ideologi Negara
Pancasila. Dengan lain perkataan dalam kedudukan yang seperti ini Pancasila tidak
lagi di letakkan sebagai dasar Filsafatserta pandangan hidup Bangsa dan Negara
Indonesia melainkan di reduksi, dibatasi dan di manipulasi demi kepentingan
politik penguasa pada saat itu. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas gerakan
Reformasi berupaya untuk mengembalikan kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu
sebagai dasar Negara Republik Indonesia, yang hal ini direalisasikan melalui
Ketetapan Sidang Istimewa MPR tahun 1998 No. XXVIII/MPR/1998 disertai dengan
pencabutan P-4 dan sekaligus juga Pencabutan Pancasila sebagai salah satunya asas
bagi Orsospol di Indonesia. Ketetapan tersebut sekaligus juga mencabut mandate MPR
yang diberikan kepada Presiden atas kewenangannya untuk membudayakan Pancasila
melalui P-4 dan asas tunggal Pancasila. Monopoli pancasila demi kepentingan
kekuasaan oleh penguasa inilah yang harus segera di akhirI.
BAB II “SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA” A. Pengantar Pancasila sebagai dasar
Negara RI sebelum di sahkan pada tanggal 18 agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya
telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia
mendirikan Negara, yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai-
nilai religius. Nilai-nilai tersebut telah ada dan melekat serta teramalkan dalam
kehidupan seharihari sebagai pandangan hidup, sehingga materi pancasila yang
berupa nilainilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri,
sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis pancasil. Nilai-nilai tersebut
kemudian diangkat dan drirumuskan secara formal oleh para pendiri negar untuk
dijadikan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia. Proses perumusan pancasila
secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama,”9” sidang
BPUPKI kedua, serta akhirnya di sahkan secara YURIDIS sebagai dasar filsafat
Negara Republik Indonesia. Sejarah perjuangan dan berdirinya bangsa Indonesia
dalam mencapai kemerdekaannya berjalan sejak sekian abad yang lalu,dengan pelbagai
cara dan bertahap.dengan itu sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempunyai
hubungannya dengan sejarah lahirnya pancasila. Karena sejarah perjangan bangsa
Indonesia sejak berabad-abad yang lalu itu panjang sekali, maka perlulah
ditetapkan tonggak-tonggak sejarah tersebut, yakni peristiwaperistiwa yang
menonjol, terutama dalam hubungannya dengan pancasila.tonggak sejarah itu dapat
kita ikhtisarkan sebagai berikut. 1. Bangsa Indonesia Bangsa Indonesia telah
mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan, dan kemudian sekitar seabad
seterusnya didirikan pula kerajaanMajapahit di Jawa Timur. baik Sriwijaya, maupun
Majapahit pada zamannya itu telah merupakan negara-negara yang berdaulat,bersatu
serta mempunyai wilayah yang meliputi seluruh nusantara ini. MASA KERAJAAN
SRIWIJAYA
Dalam sejarah Indonesia terdapat dua kerajaan kuno yang besar dan megah yaitu
Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Para ahli masih berbeda pendapat letak yang
pasti kerajaan Sriwijaya. Tetapi peristiwa Sidhayarta yang dilakukan oleh Dapuntah
yang menguatkan kesimpulan bahwa pusat kerajaan Sriwijaya terletak di Jambi.
Pendapat ini diperkuat pula dengan ditemukannya prasasti Muara Takus. Namun dari
keterangan prasasti Kota Kapu di Talang To, yang menyebut-nyebut kata “Sriwijaya”,
dapat ditarik kesimpulan lain, yaitu pusat ibu kota sriwijaya adalah di Palembang.
Prasasti lain yang menunjukkan adanya kekuasaan Sriwijaya adalah Bukit Siguntang
dan Karang Brahi. Dalam pertumbuhannya, Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan
besar. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor: 1.Letak Sriwijaya yang strategis
iaitu berda dijalur lalu lintas hubungan dagang India dengan Cina serta
pelabuhannya yang tenang karena terlindung oleh Pulau Bangka dari terjangan ombak
besar 2.Runtuhnya kerajan Fuhan sebagai kerajaan maritime menguntungkan kerajaan
Sriwijaya karena ia bisa berkembang dalam perdangan di Asia Tenggara 3.Majunya
pelayaran dan perdagangan India dan Cina memberi Sriwijaya kesempatan untuk
berkembang dalam perdangan di Asia Tenggara. 4.Memiliki armada laut yang kuat
untuk mengamankan lalulintas pelayaran, perdagangan serta daerah kekuasaaan Disisi
lain perkembangan agama Budha, Sriwijaya berperan penting sebagai pusat
perkembangan agama ini di Asia Tenggara dan sebagai pusat perkembangan bahasa
Sansekerta, sehingga para biksu dari negeri Cina harus belajar Sansekerta di
Sriwijaya terlebih dahulu sebelum belajar agama Budha di India. Diantara
Dharmapala,ada seorang murid bernama Sakiyakirti yang kemudian menjadi guru besar
di Sriwijaya.Berdasarkan prasasti Nalanda, Balaputra Dewa adalah keturunan Raja
Jawa yang mengadakan hubungan baik dengan kerajaan Benggala yang diperintah oleh
Dewapala Dewa yang pernah menghadiahkan sebidang tanah untuk mendirikan asrama
bagi pelajar dari Sriwijaya. Prasasti itu juga menjelaskan bahwa Balaputra Dewa
keturunan dari Raja Samaratungga dan Putri Tara dari Sriwijaya kemudian menjadi
raja besar. Namun hubungan Sriwijaya dengan India retak (1023-1024m) karena adanya
pertikaian mengenai penguasaan jalur lalulintas perdangan di Selat Malaka. Setelah
BalaPutra Dewa meninggal, Sriwijaya mengalami kemunduran. Faktor factor
penyebabnya adalah:
1.Pengganti Balaputra Dewa tidak sekuat Balaputra Dewa dalam hal pemerintahan dan
kurang bijaksana dalam menghadapi para pembantunya. 2.Adanya serangan KartaNegara.
Pamalayu dari Singosari dibawah pemerintahan
Ir. Soekarno (1 Juni 1945) Ir. Soekarno mengucapkan pada pidatonya dihadapan
siding hari ketiga Badan Penyelidik diusulkan juga lima hal untuk menjadi dasar
dasar Negara Merdeka: 1)Kebangsaan Indonesia 2)Internasionalisme atau
perikemanusiaan 3)Mufakat-atau Demokrat 4)kesejahtraan sosial 5)Ketuhanan dan
kebudayaan
Piagam Jakarta (22 Juni 1945) Sembilan tokoh nasional ialah Ir. Soekarno, Drs Moh.
Hatta, Mr. A.a.a Maramis dan lain-lain mengadakan perbahasan dan pertemuan untuk
membahas pidato serta usul usul mengenai dasar Negara yang telah dikemukakan dalam
sidang- sidang Badan Penyelidik. Setelah mengadakan perbahasan maka disusunklah
sebuah piagam yang kemudian terkenal dengan nama Piagam Jakarta.Kemudian pada 14
Juli 1945 Piagam Jakarta dapat penerimaan oleh Badan Penyelidik yang berlangsung
pada sidangnya yang kedua pada tanggal 14 -15 Juli 1945. Pada tanggal 17 Agustus
1945, setelah upacara proklamasi kemerdekaan, datang berberapa utusan dari wilayah
Indonesia Bagian Timur. Berberapa utusan tersebut adalah sebagai berikut:# Sam
Ratulangi, wakil dari Sulawesi# Hamidhan, wakil dari Kalimantan # I Ketut Pudja,
wakil dari Nusa Tenggara# Latuharhary, wakil dari Maluku.Mereka semua berkeberatan
dan mengemukakan pendapat tentang bagian kalimat dalam rancangan Pembukaan UUD
yang juga merupakan sila pertama Pancasila sebelumnya, yang berbunyi, "Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Pada Sidang
PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu mengusulkan mengubah tujuh
kata tersebut menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Pengubahan kalimat ini telah
dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta dengan 4 orang tokoh Islam, yaitu Kasman
Singodimejo, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Mereka menyetujui perubahan
kalimat tersebut demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dan akhirnya bersamaan dengan
penetapan rancangan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 pada Sidang PPKI I tanggal
18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia.