Professional Documents
Culture Documents
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL.
Pasal 1
2
Pasal 2
Menteri yang bertugas dan bertanggungjawab di bidang
perindustrian menyusun dan menetapkan peta panduan (Road Map)
pengembangan klaster industri prioritas yang mencakup basis
industri manufaktur, industri berbasis agro, industri alat angkut,
industri elektronika dan telematika, industri penunjang industri
kreatif dan industri kreatif tertentu serta industri kecil dan
menengah tertentu.
Pasal 3
(1) Dalam rangka pengembangan kompetensi inti industri daerah
yang tercantum dalam Lampiran Peraturan Presiden
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) :
a. Pemerintah Provinsi menyusun peta panduan
pengembangan industri unggulan provinsi; dan
b. Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun peta panduan
pengembangan kompetensi inti industri Kabupaten/Kota.
(2) Menteri yang bertugas dan bertanggungjawab di bidang
perindustrian menetapkan peta panduan pengembangan
industri unggulan Provinsi dan peta panduan kompetensi inti
industri Kabupaten/Kota.
Pasal 4
3
e. industri yang melakukan pembangunan infrastruktur;
f. industri yang melakukan alih teknologi;
g. industri yang menjaga kelestarian lingkungan hidup;
h. industri yang melakukan kemitraan dengan usaha mikro,
kecil, menengah, atau koperasi;
i. industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau
peralatan yang diproduksi di dalam negeri; atau
j. industri yang menyerap banyak tenaga kerja.
(2) Fasilitas yang dimaksud pada ayat (1) berupa insentif fiskal,
insentif non-fiskal, dan kemudahan lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 5
4
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
5
Pasal 9
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Mei 2008
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
6
LAMPIRAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 28 TAHUN 2008
TANGGAL : 7 MEI 2008
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Semakin membaiknya Perekonomian Indonesia serta kondisi riil paska
krisis ekonomi akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan sektor industri.
Lima tahun setelah terjadinya krisis ekonomi pertumbuhan sektor industri masih
sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhannya pada saat
sebelum krisis. Upaya mempercepat pembangunan, membangun kemandirian
ekonomi, pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya ke seluruh wilayah
dengan cara memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengatur dan
mengelola seluruh potensi sumber daya yang dimiliki, telah dilakukan dengan
terbitnya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah.
a) Makro: antara lain lemahnya prasarana dan sarana; ekonomi biaya tinggi;
kesenjangan pembangunan daerah; masih lemahnya penguasaan teknologi.
b) Potensi Pertumbuhan dan Struktur yang Kuat, dan Prime Mover Ekonomi;
f) Menjadi salah satu pilar penopang penting bagi pertahanan negara dan
penciptaan rasa aman masyarakat;
a. Strategi Pokok
Strategi Pokok meliputi :
Penguatan, pendalaman dan penumbuhan 6 (enam) klaster industri prioritas adalah sebagai berikut :
3) Kelompok Industri Padat tenaga Melaksanakan restrukturisasi dan modernisasi Mengembangkan industri serat alam dan serat
Kerja permesinan Industri TPT; buatan yang berkualitas tinggi;
(a) Industri Tekstil dan Produk Menetapkan kebijakan pengamanan suplai energi Mengembangkan desain, teknologi dan diversifikasi
Tekstil (TPT) dan diversifikasi energi; produk untuk mencapai nilai tambah dan high
Menghilangkan hambatan importasi kapas; fashion;
Meningkatkan kepercayaan dan citra produk
Menetapkan ketentuan-ketentuan/kebijakan
dalam menanggulangi praktik perdagangan ilegal; Indonesia di mata dunia;
Mengembangkan bahan baku alternatif serat alam,
Memperluas wilayah pasar ke pasar non
tradisional melalui misi dagang; seperti serat rami, sutera dan nenas.
Mengamankan hak-hak kekayaan intelektual
(HaKI).
Mengembangkan produk tekstil high fashion;
Menyusun dan menerapkan SNI;
Melakukan revitalisasi UPT Industri Kecil dan
Menengah Tekstil dan Produk Tekstil
(b) Industri Alas Kaki Memperkuat pembentukan klaster industri alas Menumbuhkan industri bahan baku dan
kaki; supporting industri asesoris;
Menetapkan kebijakan untuk meningkatkan Menjadikan industri alas kaki nasional sebagai
pasokan bahan baku lokal untuk industri alas kaki; pemain kelas dunia dengan merek sendiri;
22
2) Industri Karet dan barang Melakukan revitalisasi dan peningkatan Meningkatkan produktifitas karet alam dan kualitas
produktivitas lahan melalui penyediaan bibit bahan olah karet;
Karet
unggul, pemanfaatan kebun-kebun terlantar; Mengembangkan dan peningkatan daya saing
Meningkatkan mutu bahan olah karet (bokar); industri barang-barang karet dalam rangka
memenuhi kebutuhan dalam negeri;
Memenuhi pasokan energi gas untuk industri
barang-barang karet; Mengembangkan beragam industri barang-barang
karet engineering;
Meningkatkan kualitas SDM melalui penerapan
standar kompetensi kerja SDM industri karet dan Mengembangkan industri permesinan pendukung
barang-barang karet; pengembangan industri barang-barang karet;
Menyusun dan menerapkan SNI barang-barang Menerapkan secara wajib SNI barang-barang karet
karet dalam rangka keselamatan, kesehatan, dan harmonisasi standar internasional barang-
keamanan dan lingkungan (K3L); barang karet komponen otomotif;
Merestrukturisasi mesin peralatan dan proses Mengembangkan investasi industri ban sehingga
produksi industri komponen dan barang-barang menjadi salah satu basis industri ban dunia;
karet. Meningkatkan kompetensi SDM industri barang-
barang karet.
25
4) Industri Kelapa Meningkatkan jaminan pasokan bahan baku; Mengembangakan industri pengolahan kelapa non
pangan;
Melakukan diversifikasi produk industri pengolahan
kelapa; Membangun pusat-pusat pengembangan industri
pengolahan kelapa di sentra produksi.
Melakukan optimalisasi kapasitas industri
pengolahan kelapa dalam negeri;
Meningkatkan mutu produk industri pengolahan
kelapa;
Meningkatkan kerjasama internasional dalam
rangka peningkatan investasi dan perdagangan;
26
Meningkatkan mutu dan diversifikasi produk olahan Menerapkan GMP, HACCP dan ISO series;
5) Industri Kopi
kopi; Menerapkan SNI dalam inovasi dan diversifikasi
Meningkatkan ekspor dan pasar domestik; produk pengolahan kopi Indonesia;
Meningkatkan kemitraan antara petani, industri dan Melakukan diversifikasi produk olahan kopi (antara
perdagangan kopi/stake holders; lain “coffee blend”);
Mengamankan kepentingan Indonesia dalam forum Mendorong peningkatan produksi biji kopi Arabica;
internasional; Mengembangkan litbang turunan kopi non-
Meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM; pangan;
27
6) Industri Gula Meningkatkan mutu gula melalui pemberlakuan SNI Membangun industri raw sugar di dalam negeri
wajib; untuk mendukung produksi industri gula nasional;
Melakukan restrukturisasi pabrik gula untuk Membangun pabrik gula baru dengan kapasitas
peningkatan produktivitas dan efisiensi pabrik gula; minimal 5.000 TCD (ton cane per day) di luar Pulau
Jawa.
Memberdayakan industri permesinan dan
perekayasaan dalam negeri untuk mendukung
restrukturisasi;
Membentuk forum komunikasi industri pengolahan
gula di pusat dan kelompok kerja di daerah;
Mengembangkan diversifikasi produk dengan
memanfaatkan hasil samping industri gula (molases,
bagase, blotong, daun dan lain-lain).
Modernisasi mesin peralatan dan proses produksi
industri gula rakyat.
28
8) Industri Buah-buahan Mengembangkan industri pengolahan buah yang Memberdayakan pasar lelang agro di setiap daerah
terintegrasi dengan bahan baku; potensial;
Menerapkan GMP, HACCP, ISO dan sertifikasi Mengembangkan dan meningkatkan pasar domestik
Halal; dan internasional;
Menerapkan SNI mutu produk industri pengolahan Melakukan diversifikasi buah olahan sebagai bahan
buah-buahan; pangan fungsional, kosmetik dan farmasi melalui
penguatan dan pendayagunaan R & D.
29
9) Industri Kayu dan Barang Kayu Meningkatkan kerjasama antar Pemerintah Daerah Mempercepat pembangunan hutan tanaman (Hutan
( Termasuk Rotan dan Bambu ) produsen kayu/rotan dengan produsen mebel kayu Tanaman Industri(HTI)) dan hutan tanaman rakyat);
dan rotan dalam rangka penyediaan bahan baku
Melakukan optimalisasi dan intensifikasi fungsi
kayu;
Pusat Desain Mebel Kayu dan Mebel Rotan;
Memfasilitasi pembangunan terminal kayu/rotan di
Mempercepat perkembangan industri permesinan
beberapa daerah sentra produksi mebel;
nasional untuk mendukung kebutuhan mesin dan
Meningkatkan mutu dan disain mebel kayu dan peralatan produksi industri pengolahan kayu dan
mebel rotan; rotan.
Mempercepat tumbuhnya industri pengolahan kayu Meningkatkan kompetensi SDM kayu dan rotan;
di daerah sumber bahan baku;
Mempercepat penggunaan teknologi modern yang Mengembangkan kawasan industri berbasis kayu
mengadopsi keunggulan dan keunikan lokal; dan rotan.
Mengembangkan pusat disain industri mebel kayu
dan mebel rotan;
30
10) Industri Hasil Perikanan dan Meningkatkan pasokan bahan baku (kualitas dan Riset dan pengembangan teknologi formulasi
Laut kuantitas) khususnya tuna, udang dan rumput laut; berbasis rumput laut;
Meningkatkan kemitraan dan integrasi antara sisi Mengembangkan produk formulasi berbasis rumput
hulu dan sisi hilir dalam rangka meningkatkan laut (dairy product, farmasi, kosmetik dan industri);
jaminan pasokan bahan baku;
Mengembangkan industri bioteknologi berbasis hasil
Meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk laut lainnya (produk kosmetik dan farmasi);
industri pengolahan hasil laut (GMP, HACCP, dan
sertifikasi Halal) dan penerapan sertifikasi produk
(SNI);
Meningkatkan nilai tambah hasil laut dan
diversifikasi produk olahan hasil laut;
31
11)
Industri Pulp dan Kertas Meningkatkan penggunaan bahan baku dari hutan Memaksimalkan penggunaan bahan baku dari
tanaman dan bahan baku non kayu; hutan tanaman dan bahan baku non kayu;
33
12) Industri Pengolahan Susu Mengembangkan industri pakan ternak skala kecil Meningkatkan populasi ternak sapi;
dengan memanfaatkan sumber bahan pakan dalam
Meningkatkan kepemilikan sapi oleh peternak dari 2
negeri;
– 5 sapi/peternak menjadi diatas 10 sapi/peternak;
Peningkatan mutu pakan ternak dalam upaya
Meningkatkan produktivitas ternak sapi dari 8-12
meningkatkan produktivitas susu segar;
liter per ekor/hari menjadi diatas 20 liter per
Meningkatkan populasi ternak sapi; ekor/hari;
Meningkatkan kepemilikan sapi oleh peternak dari 2
– 5 sapi/peternak menjadi 10 sapi/peternak;
34
2) Industri Perkapalan Mendorong aglomerasi industri perkapalan dan Memfasilitasi pembangunan fasilitas produksi yang
industri pendukungnya; mampu membangun dan reparasi kapal kapal
sampai dengan kapasitas 300.000 Dead Weight
Mendorong peningkatan kemampuan dibidang
Tonnes (DWT) dengan tingkat kesulitan yang lebih
desain dan rekayasa kapal melalui pendirian Desain
tinggi;
dan Rekayasa Kapal Nasional dan pengembangan
SDM di bidang perkapalan; Memperkuat industri perkapalan pendukung
industri pertahanan nasional;
Mendorong pengembangan industri bahan baku dan
komponen kapal dalam negeri; Melanjutkan dan memantapkan pencapaian
program tahun 2004 – 2010.
Mendorong kerjasama dengan luar negeri dalam
pengembangan industri perkapalan
nasional/membangun aliansi strategis;
37
3) Industri Kedirgantaraan Melakukan restrukturisasi dan revitalisasi industri Meningkatkan sumber pendanaan untuk
kedirgantaraan; peningkatan kemampuan pasok industri pesawat
terbang nasional;
Mengembangkan pesawat berpenumpang kurang
dari 30 orang; Mengembangkan PT. DI sebagai pusat produksi dan
litbang dan Lembaga Penerbangan Antariksa
Meningkatkan kemampuan dan pemanfaatan
Nasional (LAPAN) sebagai pusat R & D produk
fasilitas perawatan dan perbaikan pesawat terbang
kedirgantaraan;
dalam negeri.
Mengembangkan pesawat udara jarak pendek dan
menengah untuk berbagai kebutuhan dalam negeri
maupun ekspor.
38
4) Industri Perkeretaapian Mengembangkan teknologi kereta api (listrik dan Memantapkan pola pendanaan perkeretaapian
diesel) untuk angkutan komuter perkotaan; nasional melalui Transport Fund;
Mengembangkan kereta api jarak pendek- Mengembangkan kereta api cepat untuk
menengah sebagai program unggulan model koridor penumpang dengan peningkatan teknologi modern;
kereta api yang memiliki daya saing
Mengembangkan kereta api untuk kawasan dan
dengan teknologi kereta rel diesel elektrik (KRDE);
wilayah pertumbuhan ekonomi di luar Jawa.
Mengembangkan kemampuan industri nasional
selaku integrator manufaktur-kontraktor-konsultan
kereta api barang dan penumpang;
Mengembangkan/memperkuat kemitraan antara
industri komponen dengan PT. KAI.
39
1) Meningkatkan pemanfaatan pasar dalam negeri; Menumbuhkan industri komponen dalam negeri
Industri Elektronika
untuk menunjang kemandirian industri elektronika;
Memfasilitasi pendirian lab uji dan peningkatan
standarisasi produk elektronika; Menumbuhkan industri peralatan medis,
instrumentasi dan peralatan hankam;
Meningkatkan kerjasama dengan instasi terkait,
perguruan tinggi dan dunia usaha serta luar negeri Meningkatkan produksi produk elektronika hasil
dalam rangka riset dan penguasaan teknologi; rancang bangun lokal untuk pasar global;
Memfasilitasi insentif bagi industri yang Menjadikan Indonesia sebagai basis produksi
melakukan transfer teknologi, R & D dan produksi elektronika konsumsi berbasis Information and
merek lokal; Communication Technology (ICT)/digital;
Mendorong tumbuhnya industri solar sel.
Mengembangkan pusat desain produk
elektronika dan pusat mould dan dies komponen
industri elektronika.
40
2) Industri Perangkat Keras Mengembangkan aliansi strategis dengan Membangun industri perangkat telekomunikasi dan
Telekomunikasi, Penyiaran perusahaan multinasional dalam rangka penyiaran.
dan Pendukungnya pengembangan industri perangkat telekomunikasi,
penyiaran dan pendukungnya;
Mengembangkan kemampuan industri perangkat
keras telekomunikasi dan penyiaran;
Mendorong tumbuhnya industri software yang
mampu mendukung akselerasi industri perangkat
telekomunikasi, penyiaran dan pendukungnya;
Mengembangkan produk telekomunikasi dan
penyiaran yang inovatif.
3) Industri Komputer dan Mengembangkan aliansi strategis dalam rangka Membangun industri komputer nasional sebagai
Peralatannya pengembangan industri komputer dan peralatannya; basis produksi global.
Melakukan revitalisasi dan peningkatan
kemampuan industri perangkat komputer dan
peralatannya;
Mengembangkan produksi komputer dengan harga
terjangkau.
41
2) Industri Kreatif Teknologi Mengembangkan aliansi strategis dalam rangka Membangun dan mengembangkan industri
Informasi dan Komunikasi pengembangan industri kreatif teknologi informasi kreatif teknologi informasi dan komunikasi
dan komunikasi (antara lain: animasi, musik nasional yang berkualitas dan berdaya saing
digital, games, content digital, dan sebagainya.); tinggi.
Meningkatkan kemampuan industri kreatif
teknologi informasi dan komunikasi;
Mengakselerasi tumbuhnya industri kreatif
teknologi informasi dan komunikasi;
Mendirikan UPT Industri Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
42
2) IKM Garam Rakyat Meningkatkan produktivitas dan mutu produk Meningkatkan investasi kawasan industri berbasis
sesuai dengan SNI melalui pendirian dan garam melalui Corporate Farming untuk
perkuatan Unit Pendampingan Langsung dan menghasilkan garam industri;
pemberdayaan tenaga penyuluh serta perkuatan
Meningkatkan investasi di KTI untuk menghasilkan
Unit Pelayanan Teknis ;
garam industri.
Meningkatkan mutu kemasan;
Meningkatkan kemitraan antara petani, pedagang
dan industri garam rakyat;
Mengembangkan proyek percontohan pengolahan
garam kesehatan;
Mengembangkan jaringan distribusi pemasaran;
Mengoptimalkan pemanfaatan lahan garam
rakyat;
Menumbuhkan wirausaha baru;
Meningkatkan kompetensi SDM IKM.
Melanjutkan kebijakan pengaturan impor garam.
45
Meningkatkan produktivitas, efisiensi dan mutu Membangun rantai nilai antar industri dari hulu,
4) IKM Minyak Atsiri produk dengan perbaikan metode kerja, antara, dan hilir melalui promosi investasi
pengembangan teknologi dan penerapan GMP pendirian industri flavor dan fragrance.
melalui pendirian dan perkuatan UPL dan
pemberdayaan tenaga penyuluh serta perkuatan Memperkuat fungsi kelembagaan pelaku usaha
UPT; minyak atsiri;
Memperkuat kelembagaan pelaku minyak atsiri; Meningkatkan kemampuan produksi industri
penghasil produk turunan minyak atsiri agar sesuai
persyaratan pasar.
46
Peta Panduan Pengembangan Industri akan disusun dan ditetapkan oleh Menteri
yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang perindustrian.
3) Menumbuhkan Kompetensi Inti Industri Daerah
Produk unggulan yang didorong menjadi kompetensi inti industri daerah telah
ditetapkan pada masing-masing provinsi, sebagaimana tersaji pada halaman
berikut:
DAFTAR ...
52
DAFTAR LOKASI PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN KOMODITI UNGGULAN DAERAH MENURUT PROVINSI
ngah
latan
gara
tan
ur
ah
tan
rat
g
tara
Riau
t
t
n Tim
Bara
elitun
Utara
Bara
t
Sela
Teng
Teng
n Ba
n Se
n Te
Bara
karta
Sela
ah
tara
tera U
rta
r
t
Teng
Timu
lauan
Bara
No Industri Pengolahan
anta
anta
anta
anta
ntalo
ka B
atera
atera
Jaya
ku U
pung
kulu
ogya
Jaka
wesi
wesi
wesi
wesi
wesi
ku
en
a
i
Suma
Kalim
Kalim
Kalim
Kalim
Jamb
Kepu
Beng
Bang
Jawa
Jawa
Jawa
Papu
Goro
l
Malu
Malu
NAD
Sum
Sum
Riau
Bant
Sula
Sula
Sula
Sula
Sula
Tota
NTB
Lam
DI Y
Irian
NTT
Bali
DKI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
A Makanan, Minuman & Tembakau
1 Industri Pengolahan Kelapa Sawit 9 2 5 8 6 2 2 3 3 6 3 49
2 Industri Pengolahan Kelapa 6 8 8 2 3 5 6 6 4 7 55
3 Industri Hasil Laut 4 8 6 8 9 3 3 6 3 3 2 5 7 13 4 4 8 8 2 1 107
4 Industri Pengolahan Kakao 6 6 7 1 5 6 5 4 7 6 53
5 Industri Pengolahan Lada 6 3 6 15
6 Industri Pengolahan Gula Aren 6 6
7 Industri Pengolahan Pala 8 8
8 Industri Berbasis Tebu/gula 3 3 6
9 Industri Pengolahan Kopi 4 5 9 1 5 4 6 34
10 Industri Pengolahan Jagung 7 2 5 3 6 23
11 Industri Pengolahan Tepung & Pasta 6 6 12
12 Industri Pengolahan Mete 2 2 4
13 Industri Bawang Merah 2 2
14 Industri Pengolahan Makanan Ringan 7 7 6 4 4 19 2 2 51
15 Industri Rokok / Tembakau 6 1 7
16 Industri Garam Beryodium 3 3
17 Industri Pengolahan Buah 9 4 3 5 5 26
B Tekstil, Barang Kulit & Alas kaki
1 Industri Kulit dan Alas kaki 1 2 11 5 3 22
2 Industri Keraj Sulaman / Tenun 4 3 12 4 23
3 Industri Tekstil & Produk Tekstil 9 3 5 4 13 34
53
h
tan
gara
enga
tan
ah
tan
t
Timu
Ba ra
g
Se la
tara
Riau
t
t
Bara
eli tun
Utara
Bara
Sel a
t
Teng
Teng
arta
Ba ra
Se la
ah
tara
T
tera U
antan
antan
antan
antan
t
Te ng
laua n
Ti mu
Bara
ak art
gyak
No Industri Pengolahan
atera
atera
ntalo
Jay a
ka B
ku U
ung
kul u
wes i
wes i
wes i
wes i
wes i
en
ku
a
i
Sum a
Kal im
Kal im
Kal im
Kal im
Lamp
J amb
DI Yo
DKI J
Kep u
Ben g
Ban g
J awa
J awa
J awa
Pap u
l
G oro
Mal u
Mal u
Ria u
Ban t
NAD
NT B
Sum
Sum
Sul a
Sul a
Sul a
Sul a
Sul a
Tota
NT T
Irian
Bal i
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
C Barang Kayu & Hasil Hutan
1 Industri Pengolahan Rotan 5 9 2 6 1 4 6 3 6 42
2 Industri Kerajinan Purun / Anyaman 4 3 1 4 12
3 Industri Pengolahan Kayu 1 8 5 4 1 1 10 2 5 1 38
4 Industri Gambir 7 2 9
D Pupuk, Kim ia & Barang dari Karet
1 Industri Pengolahan Karet 8 5 9 8 4 3 1 6 11 6 61
2 Industri Minyak Atsiri 6 9 2 6 23
3 Industri Minyak Jarak 9 1 4 14
4 Industri Olefin/Petrokimia 5 5
E Sem en & Bahan Galian Non Logam
1 Industri Genteng / Batubara 2 2
2 Industri Semen 5 1 6
F Logam dasar, Besi & Baja
1 Industri Barang Logam 2 2 3 6 13
G Alat Angkut, Mesin & Peralatan
1 Industri Perkapalan 4 6 1 2 13
2 Industri Alsintan 4 15 19
3 Industri Sk. Cadang / Komp. Otomotif 10 4 14
4 Industri Telematika 1 1 2
H Barang lainnya
1 Industri Perhiasan 1 4 5
2 Industri Kreatif 1 1
3 Industri Barang Seni 1 1
4 Industri Kerajinan Batu Mulia / Perak 1 2 1 1 5
5 Industri Kerajinan Gerabah 1 2 6 9
Catatan:
1. Angka di dalam matriks menunjukkan jumlah kabupaten/kota yang memiliki industri pengolahan tertentu di suatu provinsi
2. Kotak yang diarsir merupakan produk prioritas yang akan ditangani dalam w aktu jangka menengah
54
D. FASILITAS PEMERINTAH
Dalam rangka menumbuhkan dan atau mempercepat pembangunan
industri nasional, pemerintah dapat memberikan fasilitas kepada:
a. industri prioritas tinggi, baik industri prioritas nasional maupun industri
prioritas berdasarkan kompetensi inti industri daerah;
b. industri pionir;
c. industri yang dibangun di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan atau
daerah lain yang dianggap perlu;
d. industri yang melakukan penelitian, pengembangan dan inovasi;
e. industri yang menunjang pembangunan infrastruktur;
f. industri yang melakukan alih teknologi;
g. industri yang menjaga kelestarian lingkungan hidup;
h. industri yang melakukan kemitraan dengan usaha mikro, kecil, menengah,
atau koperasi;
i. industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang
diproduksi di dalam negeri; atau
j. industri yang menyerap banyak tenaga kerja.
Sedangkan industri pionir adalah industri yang memiliki keterkaitan yang luas,
memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi
baru, serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional.
ttd