You are on page 1of 7

PENDAHULUAN

Penyakit akibat kerja disebabkan oleh paparan terhadap bahan kimia dan biologis,
serta bahaya fisik di tempat kerja. Meskipun angka kejadiannya tampak lebih kecil
dibandingkan dengan penyakit penyakit utama penyebab cacat lain, terdapat bukti bahwa
penyakit ini mengenai cukup banyak orang, khususnya di negara negara yang sedang giat
mengembangkan industri.
Pada banyak kasus, penyakit akibat kerja ini bersifat berat dan mengakibatkan
kecacatan. Akan tetapi ada dua faktor yang membuat penyakit penyakit ini mudah
dicegah. Pertama, bahan penyebab penyakit dapat diidentifikasi, diukur dan dikontrol.
Kedua, populasi yang berisiko biasanya mudah didatangi dan dapat diawasi secara teratur
serta diobati. Selain itu, perubahan perubahan awal seringkali dapat pulih dengan
penanganan yang tepat.
Oleh karena itu, deteksi dini penyakit akibat kerja sangatlah penting. Dengan
demikian, tenaga kerja yang sakit dapat segera diobati sehingga penyakitnya tidak
berkembang dan dapat sembuh dangan segera. Selain itu juga dapat dilakukan
pencegahan agar tenaga kerja lainnya dapat terlindung dari penyakit.

Febrillah Subdhi 1
http://www.febrillahsubdhi.blogspot.com
PENYAKIT AKIBAT KERJA

Definisi penyakit akibat kerja


Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang timbul karena hubungan kerja atau
yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit ini bersifat kronis dan
biasanya disebabkan oleh karena pekerjaan yang sama dalam jangka waktu yang lama.
Tanda - 2 - dan gejala penyakit akibat kerja ini sama dengan penyakit biasa,
tetapi terdapat keterkaitan dengan pekerjaan. Keterkaitan itu mungkin langsung
disebabkan oleh pekerjaan, mungkin dipermudah, mungkin dicetuskan dan mungkin juga
diperberat oleh pekerjaan.
Ciri ciri penyakit akibat kerja adalah sebagai berikut:
• Terjadi pada populasi tenaga kerja
• Penyebab penyakit yang spesifik
• Pemajanan di tempat kerja sangat menentukan
• Terdapat kompensasi

Penyebab penyakit akibat kerja


Penyebab penyakit kerja dapat dibagi sebagai berikut:
1. Golongan fisik
a. Suara (bising)
b. Radiasi sinar Rontgen atau radio aktif
c. Suhu yang terlalu tinggi (panas/dingin)
d. Tekanan yang tinggi
e. Penerangan lampu yang kurang baik
2. Golongan kimiawi
Bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang terdapat dalam
lingkungan kerja, dapat berbentuk:
a. Debu
b. Uap
c. Gas

Febrillah Subdhi 2
http://www.febrillahsubdhi.blogspot.com
d. Larutan
e. Awan/kabut
3. Golongan biologis/infeksi
Misalnya infeksi oleh bakteri, virus atau jamur
4. Golongan fisiologis
Biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja, beban kerja dan cara kerja
5. Golongan psikososial
Lingkungan kerja yang mengakibatkan stress, pekerjaan yang monoton, tuntutan
pekerjaan.

Jenis penyakit akibat kerja

WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis.

2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma


Bronkhogenik.

3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor


penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.

4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya,
misalnya asma.

Menurut Kepres RI No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena
hubungan kerja, penyakit ini dibagi atas 31 jenis. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
1. Pneumokoniosis (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) & silikotbc
2. Penyakit paru karena debu logam keras
3. Penyakit paru karena debu kapas, vlas, henep & sisal (bissinosis)
4. Asma akibat kerja

Febrillah Subdhi 3
http://www.febrillahsubdhi.blogspot.com
5. Alveolitis alergika karena debu organik
6. Penyakit karena berilium atau senyawanya
7. Penyakit karena kadmium atau senyawanya
8. Penyakit karena fosfor atau senyawanya
9. Penyakit karena krom atau senyawanya
10. Penyakit karena Mn atau senyawannya
11. Penyakit karena As atau senyawanya
12. Penyakit karena Hg atau senyawanya
13. Penyakit karena Pb atau senyawanya
14. Penyakit karena Flour atau senyawanya
15. Penyakit karena karbondisulfida
16. Penyakit karena Halogen dari senyawa alifatik atau aromatik
17. Penyakit karena benzena atau homolognya
18. Penyakit karena nitro dan amina dari benzena atau homolognya
19. Penyakit karena nitrogliserin atau ester asam nitrat
20. Penyakit karena alkohol, glikol atau keton
21. Penyakit karena gas/uap penyebab asfiksia atau keracunan CO, HCN, HS2 atau
derivatnya, NH3, Zn, braso dan Ni.
22. Kelainan pendengaran karena kebisingan
23. Kelainan karena getaran mekanik (kelainan otot, urat, tulang persendian, pembuluh
darah tepi atau saraf tepi)
24. Penyakit karena udara bertekanan lebih
25. Penyakit karena radiasi elektromagnetik dan radiasi pengion
26. Penyakit kulit karena penyebab fisik, kimia, atau biologi
27. Penyakit kulit epitelioma primer karena pit, bitumen, minyak mineral, antrasena
atau senyawanya, produk atau residu zat tsb.
28. Kanker paru atau mesotelioma karena asbes
29. Penyakit infeksi oleh virus, bakteri atau parasit pada pekerja berisiko kontaminasi
khusus
30. Penyakit karena suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau kelembaban udara
tinggi

Febrillah Subdhi 4
http://www.febrillahsubdhi.blogspot.com
31. Penyakit karena bahan kimia lain termasuk bahan obat.

Diagnosis penyakit akibat kerja


Dalam mendiagnosis penyakit kerja, langkah langkah yang perlu diambil adalah:
1. Anamnesa riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan
2. Pemeriksaan klinis
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Pemeriksaan radiologis
5. Pemeriksaan ruang atau tempat kerja
6. Hubungan antara bekerja dan tidak bekerja dengan gejala penyakit
Diagnosis penyakit kerja ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Memenuhi hak pekerja
2. merupakan dasar pengambilan keputusan untuk terapi
3. Membatasi kecacatan
4. Melindungi pekerja lain

Penanganan penyakit akibat kerja


Dalam melakukan penanganan terhadap penyakit akibat kerja, dapat dilakukan
dua macam terapi, yaitu:
A. Terapi medikamentosa
Yaitu terapi dengan obat obatan
• Terhadap kausal (bila mungkin)
• Pada umumnya penyakit kerja ini bersifat irreversibel, sehingga terapi sering kali
hanya secara simptomatis saja
Misalnya pada penyakit silikosis (irreversibel), terapi hanya mengatasi sesak nafas, nyeri
dada
B. Terapi okupasi
• Pindah ke bagian yang tidak terpapar
• Lakukan cara kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik

Febrillah Subdhi 5
http://www.febrillahsubdhi.blogspot.com
Pencegahan penyakit akibat kerja
Pencegahan penyakit akibat kerja ini bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dari
penyakit yang dapat mengganggu produktivitas tenaga kerja. Selain itu dengan mencegah
terjadinya penyakit akibat kerja juga dapat berpengaruh pada jalannya perusahaan.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemeriksaan kesehatan awal
Hal ini bertujuan agar mendapatkan tenaga kerja dengan kesehatan yang baik.
2. Pemberian pendidikan kesehatan
Dengan begitu, para pekerja akan menjadi lebih peduli pada kesehatannya dan
lingkungan kerjanya.
3. Perlindungan khusus
Misalnya dengan memakai pakaian pelindung

Dengan melakukan pencegahan terhadap terjadinya penyakit akibat kerja


diharapkan dapat mengurangi terjadinya penyakit pada pekerja. Dengan demikian
makaproduktivitas pekerja akan terjaga dan perusahaan dapat berjalan dengan baik
.

Febrillah Subdhi 6
http://www.febrillahsubdhi.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA

Djojodibroto, R. Darmanto.1999. Kesehatan Kerja Di Perusahaan. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama
Suyono, Joko.1993. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: EGC

Febrillah Subdhi 7
http://www.febrillahsubdhi.blogspot.com

You might also like