Professional Documents
Culture Documents
1.Definisi
Alkohol adalah senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen dalam
sebuah alkana digantikan oleh sebuah gugus -OH. Pada pembahasan kali ini, kita hanya
akan melihat senyawa-senyawa yang mengandung satu gugus -OH.
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol;
dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena
memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan
metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam
dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu
kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon,
yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Sebagai contoh: OH
2.Struktur
Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon
hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-
nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan
metanol (gambar di bawah) adalah alkohol primer. Alkohol sekunder yang paling
sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2-metilpropan-2-ol.
Alkohol juga dapat digunakan sebagai pengawaet untuk hewan koleksi (yang
ukurannya kecil) alkohol
5.Otomotif
Alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar otomotif. Ethanol dan methanol
dapat dibuat untuk membakar lebih bersih dibanding gasoline atau diesel. Alkohol dapat
digunakan sebagai antifreeze pada radiator. Untuk menambah penampilan Mesin
pembakaran dalam, methanol dapat disuntikan kedalam mesin Turbocharger dan
Supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara kedalam pipa masuk,
menyediakan masuknya udara yang lebih padat.
Ada dua cara menamai alkohol: nama umum dan nama IUPAC.Nama umum
biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus alkil, lalu menambahkan kata
"alkohol".Contohnya, "metil alkohol" atau "etil alkohol".Nama IUPAC dibentuk dengan
mengambil nama rantai alkananya, menghapus "a" terakhir, dan menambah "ol".
Contohnya, "metanol" dan "etanol".
Dalam peristilahan umum, "alkohol" biasanya adalah etanol atau grain alcohol.
Etanol dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum
digunakan, dan telah dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu
obat rekreasi (obat yang digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan paling
banyak digunakan di dunia. Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang bisa mabuk.
Semua alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh
dapat menguraikannya dengan cepat.
7. pH
Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut, dan
bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di
masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan
bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka
alkohol tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena
itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus.
9.Kategori Alkohol.
a. Anisatin.
Anisatin adalah zat beracun yang merupakan komponen aktif pada tumbuhan Shikimi.
b.Etanol.
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja,
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa
ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan
termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH
dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol
sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil
(C2H5).Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi organik paling awal
yang pernah dilakukan manusia. Efek dari konsumsi etanol yang memabukkan juga telah
diketahui sejak dulu. Pada zaman modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri
dihasilkan dari produk sampingan pengilangan minyak bumi.
Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol
yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan etanol
dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan pertama kali pada tahun 1796
oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara menyaring alkohol hasil distilasi melalui
arang.Lavoisier menggambarkan bahwa etanol adalah senyawa yang terbentuk dari
karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Saussure berhasil menentukan rumus
kimia etanol.Lima puluh tahun kemudian (1858), Couper mempublikasikan rumus kimia
etanol. Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali
ditemukan rumus kimianya.
Etanol pertama kali dibuat secara sintetik pada tahun 1826 secara terpisah oleh
Henry Hennel dari Britania Raya dan S.G. Sérullas dari Perancis. Pada tahun 1828,
Michael Faraday berhasil membuat etanol dari hidrasi etilena yang dikatalisis oleh asam.
Proses ini mirip dengan proses sintesis etanol industri modern. Etanol telah digunakan
sebagai bahan bakar lampu di Amerika Serikat sejak tahun 1840, namun pajak yang
dikenakan pada alkohol industri semasa Perang Saudara Amerika membuat
penggunaannya tidak ekonomis.
Pajak ini dihapuskan pada tahun 1906, dan sejak tahun 1908 otomobil Ford
Model T telah dapat dijalankan menggunakan etanol. Namun, dengan adanya pelarangan
minuman beralkohol pada tahun 1920, para penjual bahan bakar etanol dituduh
berkomplot dengan penghasil minuman alkohol ilegal, dan bahan bakar etanol kemudian
ditinggalkan penggunaannya sampai dengan akhir abad ke-
~Sifat-sifat fisika~
~Sifat-sifat kimia~
Etanol termasuk dalam alkohol primer, yang berarti bahwa karbon yang berikatan
dengan gugus hidroksil paling tidak memiliki dua hidrogen atom yang terikat dengannya
juga. Reaksi kimia yang dijalankan oleh etanol kebanyakan berkutat pada gugus
hidroksilnya.
Reaksi asam-basa.
Gugus hidroksil etanol membuat molekul ini sedikit basa. Ia hampir netral dalam
air, dengan pH 100% etanol adalah 7,33, berbanding dengan pH air murni yang sebesar
7,00. Etanol dapat diubah menjadi konjugat basanya, ion etoksida (CH3CH2O−), dengan
mereaksikannya dengan logam alkali seperti natrium:
Reaksi seperti ini tidak dapat dilakukan dalam larutan akuatik, karena air lebih asam
daripada etanol, sehingga pembentukan hidroksida lebih difavoritkan daripada
pembentuk etoksida.
Halogenasi.
Etanol bereaksi dengan hidrogen halida dan menghasilkan etil halida seperti etil
klorida dan etil bromida:
Reaksi dengan HCl memerlukan katalis seperti seng klorida. Hidrogen klorida dengan
keberadaan seng klorida dikenal sebagai reagen Lucas.
Reaksi dengan HBr memerlukan proses refluks dengan katalis asam sulfat.[15]Etil halida
juga dapat dihasilkan dengan mereaksikan alkohol dengan agen halogenasi yang khusus,
seperti tionil klorida untuk pembuatan etil klorida, ataupun fosforus tribromida untuk
pembuatan etil bromida.
Dengan kondisi di bawah katalis asam, etanol bereaksi dengan asam karboksilat
dan menghasilkan senyawa etil eter dan air:
Agar reaksi ini menghasilkan rendemen yang cukup tinggi, air perlu dipisahkan dari
campuran reaksi seketika ia terbentuk.
Etanol juga dapat membentuk senyawa ester dengan asam anorganik. Dietil sulfat dan
trietil fosfat dihasilkan dengan mereaksikan etanol dengan asam sulfat dan asam fosfat.
Senyawa yang dihasilkan oleh reaksi ini sangat berguna sebagai agen etilasi dalam
sintesis organik.
Dehidrasi.
Asam kuat yang sangat higroskopis seperti asam sulfat akan menyebabkan
dehidrasi etanol dan menghasilkan etilena maupun dietil eter:
Oksidasi
Produk oksidasi etanol, asam asetat, digunakan sebagai nutrien oleh tubuh manusia
sebagai asetil koA.
Pembakaran
Pembuatan
Hidrasi etilena
Etanol yang digunakan untuk kebutuhan industri sering kali dibuat dari senyawa
petrokimia, utamanya adalah melalui hidrasi etilena:
Katalisa yang digunakan umumnya adalah asam fosfat. Katalis ini digunakan pertama
kali untuk produksi skala besar etanol oleh Shell Oil Company pada tahun 1947. Reaksi
ini dijalankan dengan tekanan uap berlebih pada suhu 300°C.
Proses lama yang pernah digunakan pada tahun 1930 oleh Union Carbide adalah dengan
menghidrasi etilena secara tidak langsung dengan mereaksikannya dengan asam sulfat
pekat untuk mendapatkan etil sulfat. Etil sulfat kemudian dihidrolisis dan menghasilkan
etanol:
Untuk menghasilkan etanol dari bahan-bahan pati, misalnya serealia, pati tersebut
harulah diubah terlebih dahulu menjadi gula. Dalam pembuatan bir, ini dapat dilakukan
dengan merendam biji gandum dalam air dan membiarkannya berkecambah. Biji gandum
yang beru berkecambah tersebut akan menghasilkan enzim amilase. Biji kecambah
gandum ditumbuk, dan amilase yang ada akan mengubah pati menjadi gula.
Untuk etanol bahan bakar, hidrolisis pati menjadi glukosa dapat dilakukan dengan
lebih cepat menggunakan asam sulfat encer, menambahkan fungi penghasil amilase,
atapun kombinasi dua cara tersebut.
c.Cis-3-heksen-1-ol
d.Metanol
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah
senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling
sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap,
tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan
daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar
dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.
`Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil
proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari,
uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari
menjadi karbon dioksida dan air.
Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan air
adalah sebagai berikut:
Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila
berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang tak terlihat.
Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan additif
bagi pembuatan alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan "racun" ini akan
menghindarkan industri dari pajak yang dapat dikenakan karena etanol merupakan bahan
utama untuk minuman keras (minuman beralkohol). Metanol kadang juga disebut sebagai
wood alcohol karena ia dahulu merupakan produk samping dari distilasi kayu. Saat ini
metanol dihasilkan melului proses multi tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air
dibakar dalam tungku untuk membentuk gas hidrogen dan karbon monoksida; kemudian,
gas hidrogen dan karbon monoksida ini bereaksi dalam tekanan tinggi dengan bantuan
katalis untuk menghasilkan metanol. Tahap pembentukannya adalah endotermik dan
tahap sintesisnya adalah eksotermik.
~Sejarah~
Kata methyl pada tahun 1840 diambil dari methylene, dan kemudian digunakan
untuk mendeskripsikan "metil alkohol". Nama ini kemudian disingkat menjadi "metanol"
tahun 1892 oleh International Conference on Chemical Nomenclature. Suffiks [-yl]
(indonesia {il}) yang digunakan dalam kimia organik untuk membentuk nama radikal-
radikal, diambil dari kata "methyl".
Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier, yang bekerja untuk BASF
mengembangkan cara mengubah gas sintesis (syngas / campuran dari karbon dioksida
and hidrogen) menjadi metanol. Proses ini menggunakan katalis zinc chromate (seng
kromat), dan memerlukan kondisi ekstrim —tekanan sekitar 30–100 MPa (300–1000
atm), dan temperatur sekitar 400 °C. Produksi metanol modern telah lebih effisien
dengan menggunakan katalis tembaga yang mampu beroperasi pada tekanan relatif lebih
rendah.Penggunaan metanol sebagai bahan bakar mulai mendapat perhatian ketika krisis
minyak bumi terjadi di tahun 1970-an karena ia mudah tersedia dan murah. Masalah
timbul pada pengembangan awalnya untuk campuran metanol-bensin. Untuk
menghasilkan harga yang lebih murah, beberapa produsen cenderung mencampur
metanol lebih banyak. Produsen lainnya menggunakan teknik pencampuran dan
penanganan yang tidak tepat. Akibatnya, hal ini menurunkan mutu bahan bakar yang
dihasilkan. Akan tetapi, metanol masih menarik utuk digunakan sebagai bahan bakar
bersih. Mobil-mobil dengan bahan bakar fleksibel yang dikeluarkan oleh General Motors,
Ford dan Chrysler dapat beroperasi dengan setiap kombinasi etanol, metanol dan/atau
bensin.
~Produksi~
Saat ini, gas sintesis umumnya dihasilkan dari metana yang merupakan
komponen dari gas alam. Terdapat tiga proses yang dipraktekkan secara komersial.Pada
tekanan sedang 1 hingga 2 MPa (10–20 atm) dan temperatur tinggi (sekitar 850 °C),
metana bereaksi dengan uap air (steam) dengan katalis nikel untuk menghasilkan gas
sintesis menurut reaksi kimia berikut:
CH4 + H2O → CO + 3 H2
Reaksi ini, umumnya dinamakan steam-methane reforming atau SMR, merupakan reaksi
endotermik dan limitasi perpindahan panasnya menjadi batasan dari ukuran reaktor
katalitik yang digunakan.
Metana juga dapat mengalami oksidasi parsial dengan molekul oksigen untuk
menghasilkan gas sintesis melalui reaksi kimia berikut:
2 CH4 + O2 → 2 CO + 4 H2
reaksi ini adalah eksotermik dan panas yang dihasilkan dapat digunakan secara in-situ
untuk menggerakkan reaksi steam-methane reforming. Ketika dua proses tersebut
dikombinasikan, proses ini disebut sebagai autothermal reforming. Rasio CO and H2
dapat diatur dengan menggunakan reaksi perpindahan air-gas (the water-gas shift
reaction):
CO + H2O → CO2 + H2,
CO + 2 H2 → CH3OH
Sangat perlu diperhatikan bahwa setiap produksi gas sintesis dari metana menghasilkan 3
mol hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida, sedangkan sintesis metanol hanya
memerlukan 2 mol hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida. Salah satu cara
mengatasi kelebihan hidrogen ini adalah dengan menginjeksikan karbon dioksida ke
dalam reaktor sintesis metanol, dimana ia akan bereaksi membentuk metanol sesuai
dengan reaksi kimia berikut:
Walaupun gas alam merupakan bahan yang paling ekonomis dan umum digunakan untuk
menghasilkan metanol, bahan baku lain juga dapat digunakan. Ketika tidak terdapat gas
alam, produk petroleum ringan juga dapat digunakan. Di Afrika Selatan, sebuah
perusahaan (Sasol) menghasilkan metanol dengan menggunakan gas sintesis dari batu
bara.
~Kegunaan~
Ketika diproduksi dari kayu atau bahan oganik lainnya, metanol organik tersebut
merupakan bahan bakar terbarui yang dapat menggantikan hidrokarbon. Namun mobil
modern pun masih tidak bisa menggunakan BA100 (100% bioalkohol) sebagai bahan
bakar tanpa modifikasi. Metanol juga digunakan sebagai solven dan sebagai antifreeze,
dan fluida pencuci kaca depan mobil.Penggunaan metanol terbanyak adalah sebagai
bahan pembuat bahan kimia lainnya. Sekitar 40% metanol diubah menjadi formaldehyde,
dan dari sana menjadi berbagai macam produk seperti plastik, plywood, cat, peledak, dan
tekstil.
Dalam beberapa pabrik pengolahan air limbah, sejumlah kecil metanol digunakan
ke air limbah sebagai bahan makanan karbon untuk denitrifikasi bakteri, yang mengubah
nitrat menjadi nitrogen.bahan bakar direct-metanol unik karena suhunya yang rendah,
operasi pada tekanan atmofser, mengijinkan mereka dibuat kecil.Ditambah lagi dengan
penyimpanan dan penanganan yang mudah dan aman membuat metanol dapat digunakan
dalam perlengkapan elektronik.
e.Pentaeritritol
~Pembuatan~
10.Jenis-Jenis alkohol
• Alkohol Primer.
Pada alkohol primer(1°), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya terikat
pada satu gugus alkil.Beberapa contoh alkohol primer antara lain:
Perhatikan bahwa tidak jadi masalah seberapa kompleks gugus alkil yang terikat.
Pada masing-masing contoh di atas, hanya ada satu ikatan antara gugus CH2 yang
mengikat gugus -OH dengan sebuah gugus alkil.Ada pengecualian untuk metanol,
CH3OH, dimana metanol ini dianggap sebagai sebuah alkohol primer meskipun tidak ada
gugus alkil yang terikat pada atom karbon yang membawa gugus -OH.
• Alkohol sekunder
Pada alkohol sekunder (2°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan
langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda.
Contoh:
Br Cl
• Alkohol tersier
Pada alkohol tersier (3°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan
langsung dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama
atau berbeda.Contoh:
CH3 CH3
Br Cl
Titik Didih
Grafik berikut ini menunjukan titik didih dari beberapa alkohol primer sederhana
yang memiliki sampai 4 atom karbon.
Yakni:
Alkohol-alkohol primer ini dibandingkan dengan alkana yang setara (metana sampai
butana) yang memiliki jumlah atom karbon yang sama.
~Ikatan hidrogen~
Gaya-gaya tarik ini menjadi lebih kuat jika molekul lebih panjang dan memiliki
lebih banyak elektron. Ini meningkatkan besarnya dipol-dipol temporer yang
terbentuk.Inilah yang menjadi penyebab mengapa titik didih meningkat apabila jumlah
atom karbon dalam rantai meningkat. Diperlukan lebih banyak energi untuk
menghilangkan gaya-gaya dispersi, sehingga titik didih meningkat.
Bahkan jika tidak ada ikatan hidrogen atau interaksi dipol-dipol, titik didih
alkohol tetap lebih tinggi dibanding alkana sebanding yang memiliki jumlah atom karbon
sama.Etanol memiliki molekul yang lebih panjang, dan oksigen yang terdapat dalam
molekulnya memberikan 8 elektron tambahan. Struktur yang lebih panjang dan adanya
atom oksigen akan meningkatkan besarnya gaya dispersi van der Waals, demikian juga
titik didihnya.Jika kita hendak membuat perbandingan yang cermat untuk mengamati
efek ikatan hidrogen terhadap titik didih, maka akan lebih baik jika kita membandingkan
etanol dengan propana bukan dengan etana. Propana memiliki panjang molekul yang
kurang lebih sama dengan etanol, dan jumlah elektronnya tepat sama.
Perhatikan etanol sebagai sebuah alkohol kecil sederhana. Pada etanol murni dan
air murni yang akan dicampur, gaya tarik antar-molekul utama yang ada adalah ikatan
hidrogen.Untuk bisa mencampur kedua larutan ini, ikatan hidrogen antara molekul-
molekul air dan ikatan hidrogen antara molekul-molekul etanol harus diputus. Pemutusan
ikatan hidrogen ini memerlukan energi.Akan tetapi, jika molekul-molekul telah
bercampur, ikatan-ikatan hidrogen yang baru akan terbentuk antara molekul air dengan
molekul etanol.Energi yang dilepaskan pada saat ikatan-ikatan hidrogen yang baru ini
terbentuk kurang lebih dapat mengimbangi energi yang diperlukan untuk memutus
ikatan-ikatan sebelumnya.Disamping itu, gangguan dalam sistem mengalami
peningkatan, yakni entropi meningkat. Ini merupakan faktor lain yang menentukan
apakah penyatuan larutan akan terjadi atau tidak.
Bayangkan apa yang akan terjadi jika ada, katakanlah, 5 atom karbon dalam
masing-masing molekul alkohol.Rantai-rantai hidrokarbon menekan diantara molekul-
molekul air sehingga memutus ikatan-ikatan hidrogen antara molekul-molekul air
tersebut.Ujung -OH dari molekul alkohol bisa membentuk ikatan-ikatan hidrogen baru
dengan molekul-molekul air, tetapi "ekor-ekor" hidrogen tidak membentuk ikatan-ikatan
hidrogen.Ini berarti bahwa cukup banyak ikatan hidrogen awal yang putus tidak diganti
oleh ikatan hidrogen yang baru.Yang menggantikan ikatan-ikatan hidrogen awal tersebut
adalah gaya-gaya dispersi van der Waals antara air dan "ekor-ekor" hidrokarbon. Gaya-
gaya tarik ini jauh lebih lemah. Itu berarti bahwa energi yang terbentuk kembali tidak
cukup untuk mengimbangi ikatan-ikatan hidrogen yang telah terputus. Walaupun terjadi
peningkatan entropi, proses pelarutan tetap kecil kemungkinannya untuk
berlangsung.Apabila panjang alkohol meningkat, maka situasi ini semakin buruk, dan
kelarutan akan semakin berkurang.
Kata Kunci: aldehid, alkohol, alkohol primer, alkohol sekunder, alkohol tersier,
keton, oksidasi, oksidasi alkohol, pereaksi Schiff, zat warna Fuchsin
Halaman ini menjelaskan tentang oksidasi alkohol menggunakan larutan natrium atau
kalium dikromat(VI) yang besifat asam. Reaksi ini digunakan untuk membuat aldehid,
keton dan asam karboksilat, dan sebagai sebuah cara untuk membedakan antara alkohol
primer, sekunder dan tersier.
Agen pengoksidasi yang digunakan pada reaksi-reaksi ini biasanya adalah sebuah
larutan natrium atau kalium dikromat(V)) yang diasamkan dengan asam sulfat encer. Jika
oksidasi terjadi, larutan orange yang mengandung ion-ion dikromat(VI) direduksi
menjadi sebuah larutan hijau yang mengandung ion-ion kromium(III).
1).Alkohol primer
Alkohol primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun asam karboksilat
tergantung pada kondisi-kondisi reaksi. Untuk pembentukan asam karboksisat, alkohol
pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah aldehid yang selanjutnya dioksidasi lebih lanjut
menjadi asam.
Alkohol yang berlebih berarti bahwa tidak ada agen pengoksidasi yang cukup
untuk melakukan tahap oksidasi kedua. Pemisahan aldehid sesegera mungkin setelah
terbentuk berarti bahwa tidak tinggal menunggu untuk dioksidasi kembali.
Jika digunakan etanol sebagai sebuah alkohol primer sederhana, maka akan
dihasilkan aldehid etanal, CH3CHO.
Persamaan lengkap untuk reaksi ini agak rumit, dan kita perlu memahami tentang
persamaan setengah-reaksi untuk menyelesaikannya.
Dalam kimia organik, versi-versi sederhana dari reaksi ini sering digunakan
dengan berfokus pada apa yang terjadi terhadap zat-zat organik yang terbentuk. Untuk
melakukan ini, oksigen dari sebuah agen pengoksidasi dinyatakan sebagai [O]. Penulisan
ini dapat menghasilkan persamaan reaksi yang lebih sederhana:Penulisan ini juga dapat
membantu dalam mengingat apa yang terjadi selama reaksi berlangsung. Kita bisa
membuat sebuah struktur sederhana yang menunjukkan hubungan antara alkohol primer
dengan aldehid yang terbentuk.
Persamaan reaksi sempurna untuk oksidasi etanol menjadi asam etanoat adalah sebagai
berikut:
Atau, kita bisa menuliskan persamaan terpisah untuk dua tahapan reaksi, yakni
pembentukan etanal dan selanjutnya oksidasinya.
O O
H OH
2).Alkohol sekunder
Jika anda melihat kembali tahap kedua reaksi alkohol primer, anda akan melihat
bahwa ada sebuah atom oksigen yang "disisipkan" antara atom karbon dan atom hidrogen
dalam gugus aldehid untuk menghasilkan asam karboksilat. Untuk alkohol sekunder,
tidak ada atom hidrogen semacam ini, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.
3).Alkohol tersier
Jika anda memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder,
anda akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan
sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH. Alkohol tersier tidak
memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut.
Anda perlu melepaskan kedua atom hidrogen khusus tersebut untuk membentuk
ikatan rangkap C=O.Penggunaan reaksi-reaksi oksidasi alkohol sebagai sebuah reaksi uji
untuk jenis-jenis alkohol (primer, sekunder dan tersier).
Pertama-tama anda harus memastikan bahwa larutan yang akan anda uji benar-
benar adalah alkohol dengan cara menguji keberadaan gugus -OH di dalam larutan. Anda
juga perlu menentukan bahwa cairan tersebut adalah cairan netral, bebas dari air sehingga
bereaksi dengan fosfor(V) klorida menghasilkan asap-asap hidrogen klorida yang
mengandung air.
Selanjutnya anda akan menambahkan beberapa tetes alkohol ke dalam sebuah
tabung uji yang mengandung larutan kalium dikromat(VI) yang telah diasamkan dengan
asam sulfat encer. Tabung tersebut akan dipanaskan di sebuah penangas air panas.
Untuk alkohol primer atau sekunder, warna orange larutan akan berubah menjadi
hijau. Sedangkan untuk alkohol tersier tidak ada perubahan warna.
Setelah pemanasan:
Anda memerlukan cukup aldehid (melalui oksidasi alkohol primer) atau keton
(melalui oksidasi alkohol sekunder) untuk bisa membedakan antara alkohol primer dan
alkohol sekunder. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh aldehid sedangkan keton
tidak dapat melakukannya. Antara lain reaksi dengan pereaksi Tollens, laruan Fehling
dan larutan Benedict, dan lain-lain yang akan dibahas di halaman lain.
Menurut pengalaman, uji-uji ini sedikit sulit dilakukan dan hasilnya tidak
selamanya jelas seperti yang disebutkan dalam literatur. Sebuah uji yang jauh lebih
sederhana namun cukup terpercaya adalah dengan menggunakan pereaksi Schiff
Pereaksi Schiff merupakan sebuah zat warna Fuchsin yang berubah warna jika
sulfur oksida dilewatkan kedalamnya. Jika terdapat sedikit aldehid, warnanya akan
berubah mejadi merah keungu-unguan yang terang.
Akan tetapi, pereaksi ini harus digunakan dalam keadaan dingin, karena keton
bisa bereaksi dengan pereaksi ini sangat lambat menghasilkan warna yang sama. Jika
dipanaskan, maka reaksi dengan keton akan lebih cepat, sehingga berpotensi memberikan
hasil yang membingungkan.
Sambil anda memanaskan campuran reaksi dalam penangas air panas, anda bisa
melewatkan uap yang dihasilkan melalui beberapa pereaksi Schiff.
• Jika pereaksi Schiff cepat berubah warna menjadi merah keungu-unguan, maka
dihasilkan aldeih dari sebuah alkohol primer.
• Jika tidak ada perubahan warna dalam pereaksi Schiff, atau hanya sedikit warna
pink yang terbentuk dalam beberapa menit, maka tidak dihasilkan aldehid,
sehingga tidak ada alkohol primer.
Karena terjadi perubahan warna pada larutan kalium dikromat(VI) yang bersifat
asam, maka harus terdapat lakohol sekunder.
Anda harus memeriksa hasil uji sesegera mungkin setelah larutan kalium
dikromat(VI) berubah menjadi hijau – jika anda membiarkannya terlalu lama, maka
pereaksi Schiff bisa berubah warna kembali (untuk alkohol sekunder).
Tiol
Struktur umum gugus fungsi Tiol
Dalam kimia organik, tiol adalah sebuah senyawa yang mengandung gugus fungsi yang
terdiri dari atom sulfur dan atom hidrogen (-SH). Sebagai analog sulfur dari gugus
alkohol (-OH), gugus ini dirujuk baik sebagai gugus tiol ataupun gugus sulfhidril. Secara
tradisional, tiol sering dirujuk sebagai merkaptan.
Tatanama
Ketika gugus tiol adalah substituen pada alkana, terdapat beberapa cara penamaan:
• Metode yang direkomendasikan oleh IUPAC adalah dengan menambahkan
akhiran -tiol pada nama alkana. Metode ini hampir identik dengan tatanama
alkohol. Misalnya: CH3SH akan menjadi metanatiol.
• Metode lama, perkataan merkaptan menggantikan alkohol pada nama analog
alkohol senyawa itu. Misalnya: CH3SH menjadi metil merkaptan. (CH3OH
bernama metil alkohol)
• Sebagai sebuah prefiks, istilah sulfanil atau merkapto digunakan. Sebagai contoh:
merkaptopurina.
Etimologi
Istilah merkaptan berasal dari Bahasa Latin mercurium captans, yang berarti
'menggenggam raksa', karena gugus -SH mengikat kuat unsur raksa.
Sifat-sifat fisik
Bau
Banyak senyawa tiol adalah cairan dengan bau yang mirip dengan bau bawang putih. Bau
tiol sering kali sangat kuat dan menyengat, terutama yang bermassa molekul ringan. Tiol
akan berikatan kuat dengan protein kulit. Distributor gas alam mulai menambahkan
berbagai macam tiol yang berbau tajam ke dalam gas alam yang tidak berbau tersebut
setelah kasus peledakan sekolah New London pada tahun 1937 di New London, Texas
yang mematikan. Walaupun demikian, tidak semua tiol berbau tidak sedap. Sebagai
contoh, tioterpineol bertanggung jawab atas aroma sedap buah Citrus × paradisi
Oleh karena perbedaan elektronegativitas yang rendah antara hidrogen dengan sulfur,
ikatan S-H secara praktis bersifat kovalen nonpolar. Sehingga ikatan S-H tiol memiliki
momen dipol yang lebih rendah dibandingkan dengan ikatan O-H alkohol. Tiol tidak
menampakkan efek ikatan hidrogen, baik terhadap molekul air, maupun terhadap dirinya
sendiri. Oleh karena itu, tiol memiliki titik didih yang rendah dan kurang larut dalam air
dan pelarut polar lainnya dibandingkan dengan alkohol.
Sifat-sifat kimia
Sintesis
Metode pembuatan tiol mirip dengan pembuatan alkohol dan eter. Reaksinya biasanya
lebih cepat dan berendemen lebih tinggi karena anion sulfur merupakan nukleofil yang
lebih baik daripada atom oksigen/
Selain itu, disulfida dapat dengan mudah direduksi oleh reduktor seperti litium
aluminium hidrida dalam eter kering menjadi dua tiol.
Reaksi
Gugus tiol merupakan analog sulfur gugus hidroksil (-OH) yang ditemukan pada alkohol.
Oleh karena sulfur dan oksigen berada dalam golongan tabel periodik yang sama, ia
memiliki sifat-sifat ikatan kimia yang mirip. Seperti alkohol, secara umum, ia akan
terdeprotonasi membentuk RS− (disebut tiolat), dan secara kimiawi lebih reaktif dari
bentuk tiol terprotonasi RSH.
Kimia tiol berhubungan dengan kimia alkohol: tiol membentuk tioeter, tioasetal, dan
tioester, yang beranalogi dengan eter, asetal, dan ester. Lebih jauh lagi, gugus tiol dapat
bereaksi dengan alkena, membentuk tioeter.
Keasaman
Atom sulfur tiol lebih nukleofilik daripada atom oksigen pada alkohol. Gugus tiol bersifat
sedikit asam dengan pKa sekita 10 sampai 11. Dengan keberadaan basa, anion tiolat akan
terbentuk, dan merupakan nukleofil yang sangat kuat. Gugus dan anion ini dapat dengan
mudah teroksidasi oleh reagen seperti bromin, menghasilkan disulfida (R-S-S-R).
Oksidasi oleh reagen yang lebih kuat, seperti natrium hipoklorit atau hidrogen peroksida,
menghasilkan asam sulfonat (RSO3H).
Contoh tiol
• Metanatiol - CH3SH
• Etanatiol - C2H5SH
• Koenzim A
• Lipoamida
• Glutationa
• Sisteina
• 2-Merkaptoetanol
• Ditiotreitol/ditioeritritol (pasangan epimer)
• 2-Merkaptoindola
• transglutaminase