Professional Documents
Culture Documents
1. Nikah Mut'ah
Yaitu suatu pernikahan yang dilaksanakan untuk jangka waktu tertentu, jika
waktu yang ditentukan sudah habis maka si wanita atau istri dinyatakan terlepas
dari ikatan pernikahannya dan dia berhak menerima mut'ah dari suaminya.
Padahal kita mengetahui pernikahan adalah suci, untuk mendapatkan
keturunan, membina rumah tangga yang baik dan berlangsung dalam waktu
yang tidak terbatas.
Pernah pada zaman nabi pernikahan ini diperbolehkan hal ini dikarenakan
kebiasaan orang pada zaman jahiliyyah untuk bersetubuh setiap hari. Dan pada
awal Islam pembolehan mut'ah dilakukan untuk memecahkan problematika
kedua golongan yakni: golongan yang lemah imannya dan kuat imannya. Dan
adapun pengharaman ini dilakukan secara bertahap yakni seperti pada
pengharaman khomar dan riba. Para sahabat mutlak mengharamkan nikah jenis
ini dan perbedaan ada pada diri sahabat Ibnu Abbas yang membolehkan
pernikahan ini dengan alasan dalam kondisi darurat. Akan tetapi Ibnu Abbas
kemudian mencabut fatwanya karena telah digampangkan oleh orang-orang
yang mengikuti fatwanya.
Artinya: "wahai sekalian manusia dulu pernah kuizinkan kepada kamu sekalian
perkawinan mut'ah tetapi ketahuilah sesungguhnya Allah telah
mengharamkannya sampai hari kiamat"
2. Nikah Syighor
Yaitu suatu pernikahan yang dilakukan dengan cara tukar menukar anak
perempuannya untuk dijadikan istrinya masing-masing tanpa mas kawin, seperti
seorang laki-laki berkata kepada laki-laki lain : "Nikahkanlah aku dengan
anakmu dan nanti aku nikahkan kamu dengan anakku" atau Atau berkata,
“Nikahkanlah aku dengan saudara perempuanmu, maka aku akan nikahkan
saudara perempuanku dengan dirimu”
3. Nikah Muhallil
Yaitu suatu perkawinan antara laki-laki dan wanita yang telah ditalak tiga oleh
suaminya dengan tujuan untuk menghalalkan kembali pernikahan antara wanita
dengan bekas suaminya setelah dia ditalak oleh suaminya yang kedua.
Menurut imam Syafi'I perkawinan muhalli ini sama saja dengan mut'ah, sebab
perkawinan muhallil disyaratkan sebagaimana perkawinan mut'ah disyaratkan.
Seolah wali si perempuan itu berkata kepada calon suami itu: kukawinkan dan
kunikahkan engkau dengan si……dengan syarat setelah engkau melakukan
hubungan seksual dengan prempuan itu engkau mencerainya, atau tidak ada
lagi perkawinan antara kamu dengan perempuan itu. Berarti terdapat
pembatasan waktu dalam perkawinan karena perkawinan itu tidak sah.
4. Nikah Badal
Suatu pernikahan dengan tukar menukar istri misalnya seorang yang telah
beristri menukarkan istrinya dengan istri orang lain dengan menambah sesuatu
sesuai dengan kesepakatan dengan kedua belah pihak.
5. Nikah Istibdlo'
Yakni suatu pernikahan dengan sifat sementara yang dilakukan oleh seorang
wanita yang sudah bersuami dan laki-laki lain dengan tujuan untuk
mendapatkan benih keturunan dari laki-laki tersebut, setelah diketahui jelas
kehamilannya dari laki-laki lain tersebut maka diambil oleh suami yang pertama
lagi.
6. Nikah Righoth
Yaitu suatu pernikahan yang dilakukan beberapa laki secara bergantian
menyetubuhi seorang wanita, setelah wanita tersebut hamil dan melahirkan
maka wanita tersebut menunjuk satu diantara laki-laki yang turut
menyetubuhinya untuk berlaku sebagai bapak dari anak yang dilahirkan
kemudian antara keduannya berlaku kehidupan pernikahan sebagai suami istri.
7. Nikah Baghoya.
Artinya pernikahan yang ditandai dengan adanya hubungan seksual antara
beberapa wanita tuna susila dengan beberapa laki-laki tuna susila, setelah
terjadi kehamilan diantara wanita tersebut maka dipanggilah seorang dokter
untuk menentukan satu diantara laki-laki tersebut sebagai bapaknya
berdasarkan tingkat kemiripan antara anak dengan laki-laki yang menghamili
ibu dari anak yang lahir tersebut.
“Artinya : Tidak boleh dikumpulkan antara wanita dengan bibinya (dari pihak
ayah), tidak juga antara wanita dengan bibinya (dari pihak ibu)”
“Artinya : Orang yang sedang ihram tidak boleh menikah atau melamar”