You are on page 1of 42

KODE TUGAS MILIK BERSAMA

  BAJA.TS.206.BAG.1  TIDAK DI PERDAGANGKAN

POLITEKNIK BALIKPAPAN
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MENEJEMEN KONSTRUKSI

BAHAN BANGUNAN

REKTORAT PEMBINAAN POLITEKNIK BALIKPAPAN


DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DIPLOMA 3
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009
 
 

KODE TUGAS MILIK BERSAMA


  BAHAN.TS.206.BAG.1  TIDAK DI PERDAGANGKAN

POLITEKNIK BALIKPAPAN
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MENEJEMEN KONSTRUKSI

BAHAN BANGUNAN

DISUSUN OLEH:
ANDI RAHMAN

REKTORAT PEMBINAAN MAHASISWA POLITEKNIK BALIKPAPAN


DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DIPLOMA 3
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2009
 
 

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya, yang telah menjadi penguat bagi saya dalam menyelesaikan tugas
mendirikan rangka atap system kuda-kuda. Tidak lupa pula saya ucapkan banyak
terima kasih kepada Deosen pembimbing, teman – teman sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.

Saya menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu


tugas ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Dengan semangat dan upaya
penigkatan ilmu pengetahuan, Saya harap kontribusi berupa kritik dan saran serta
pemikiraan bapak/ibu sehingga tugas ini dapat bermanfaat kedepannya nanti.

Balikpapan, 12 Desember 2009

Andi Rahman
NIM. 090309125992
 
 

DAFTAR ISI

™ KATA PENGANTAR…………………………………………………………i
™ DAFTAR ISI……...……………..…………………………………………….ii

I. PENDAHULUAN
A. BANGUNAN…………………..……………………………..........………1
II. BAHAN – BAHAN BANGUNAN
1. BATU.............................................................................................................2
2. PASIR.............................................................................................................3
3. KERIKIL......................................................................................................15
4. KAYU..........................................................................................................16
5. BATU BATA...............................................................................................17
6. SEMEN........................................................................................................21
7. BESI.............................................................................................................25
8. BAJA............................................................................................................30
9. KACA...........................................................................................................32
10. ATAP..........................................................................................................34
III. DASAR – DASAR MATERIAL BETON
1.DEFINISI......................................................................................................35
2. PENYIMPANAN SEMEN..........................................................................36
3. AGGREGAT................................................................................................36
4. PENYIMPANAN AGGREGAT.................................................................37
5. AIR...............................................................................................................37
6. ADMIXTURE ( Aditif )...............................................................................37
IV. PENUTUP
CONTOH SEBUAH PEMBAANGUNAN DI BALIKPAPAN......................15

 
 
I. Bangunan
Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana,
prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam
membangun peradabannya seperti halnya jembatan dan konstruksinya serta rancangannya,
jalan, sarana telekomunikasi. Umumnya sebuah peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari
teknik teknik bangunan maupun sarana dan prasarana yang dibuat ataupun ditinggalkan
oleh manusia dalam perjalanan sejarahnya.

Karena bangunan berkaitan dengan kemajuan peradaban manusia, maka dalam


perjalanannya, manusia memerlukan ilmu atau teknik yang berkaitan dengan bangunan
atau yang menunjang dalam membuat suatu bangunan. Perkembangan Ilmu pengetahuan
tidak terlepas dari hal tersebut seperti halnya arsitektur, teknik sipil yang berkaitan dengan
bangunan. Bahkan penggunaan trigonometri dalam matematika juga berkaitan dengan
bangunan yang diduga digunakan pada masa Mesir kuno dalam membangun Piramida.
Bahkan pada masa sekarang, bangunan bangunan berupa gedung tinggi dianggap
merupakan ciri kemajuan peradaban manusia.

Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan
prasarana ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua
sebagai tempat tinggal. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-
bahan untuk membuat infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Kemudian setelah
ditemukan bahan bahan tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau benda
yang menunjang sebuah bangunan seperti halnya barang logam dan mengolah bahan
bahan alam seperti mengolah batuan kapur, pasir dan tanah. Dalam perkembangannya,
manusia membuat bahan bahan bangunan dari hasil industri atau buatan manusia yang
bahan-bahannya bakunya diambil dari alam.


 
II. BAHAN BAHAAN BANGUNAAN

1. Batu

Batu Balanced terletak di taman Garden of the Gods di Colorado Springs, CO.

Batu adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan dikelaskan menurut
komposisi mineral. Kerak Bumi (termasuk litosfer) dan mantelnya terbuat dari batu.
Dalam bangunan batu biasanya dipakai pada pondasi bangunan untuk bangunan dengan
ketinggian kurang dari 10 meter, Batu juga dipakai untuk memperindah fasade bangunan
dengan memberikan warna dan tekstur unik dari batu alam.

A. Jenis batuan

Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan:

1. kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
2. tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu;
3. struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
4. proses pembentukan

Batu-batu secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya, dan dengan
itu dipecahkan kepada tiga kumpulan yang besar yaitu:

1. batu igneus
2. batu endapan
3. batu metamorfosis.

Batu igneus adalah batu yang terbentuk dari magma cair, batu endapan melalui endapan
dan tekanan bahan tertentu, dan batu metamorfosis melalui salah satu dari dua cara yang


 
disebut terdahulu setelah berubah akibat suhu dan tekanan. Dalam kasus-kasus di mana
bahan organik meninggalkan jejak dirinya pada batu, hasil ini dikenali sebagai fosil.

B. Menyunting Dimensi batu

Gunakanlah bak pasir untuk percobaan penyuntingan. Percobaan yang dilakukan di halaman
selain bak pasir akan dihapus dengan segera tanpa peringatan.

Geomorfologi adalah ilmu yang mendeskripsikan, mendefinisikan, serta menjabarkan bentuk


lahan dan proses-proses yang mengakibatkan terbentuknya lahan tersebut, serta mencari hubungan
antara proses-proses dalam susunan keruangan (Van Zuidam, 1977).

2. Pasir

Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara
0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di
beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur.

Material butiran adalah bahan atau material yang terdiri dari butiran-butiran bahan lain yang
lebih kecil. Contoh sederhana dari material butiran adalah pasir, kacang-kacangan (bijinya), biji-
bijian, tepung, dan kelereng. Material butiran ini termasuk penting karena dia menunjukkan sifat-
sifat lain yang kadang dimiliki hanya oleh padatan, cairan atau gas.

A. Material butiran

• Material butiran adalah bahan atau material yang terdiri dari butiran-butiran
bahan lain yang lebih kecil. Contoh sederhana dari material butiran adalah pasir,
kacang-kacangan (bijinya), biji-bijian, tepung, dan kelereng. Material butiran ini
termasuk penting karena dia menunjukkan sifat-sifat lain yang kadang dimiliki
hanya oleh padatan, cairan atau gas.


 
B. Wujud zat tambahan

Wujud zat

Tidaklah berlebihan apabila bahkan sampai ada yang mengusulkan bahwa material butiran
dapat dikatakan sebagai suatu fase tersendiri dari wujud zat, seperti terlihat dalam gambar
berikut ini (A: padat – memiliki bentuk sendiri, B: cair – memiliki tinggi yang sama, C:
gas – memenuhi wadahnya, dan D: butiran – bergantung asupan energi).

Perlu dicatat bahwa yang dimaksud dengan wujud adalah wujud atau sifat secara
keseluruhan, karena pembentuk material butiran tetap berwujud padat, akan tetapi wujud
mereka secara kelompoklah yang dapat berubah-ubah antara padat, cair dan gas.

Salah satu ciri utama dari media butiran adalah untuk bertahan dalam fasa gas atau cairan,
perlu diasupkan energi secara terus-menerus, atau dapat dikatakan bahwa material butiran
bersifat amat disipatif. Apabila tidak diasupkan energi, maka umumnya berada dalam fase
padat atau kritis padat.

C. Fenomena material butiran

Hal yang menarik dari material jenis ini, selain fasanya yang dapat berubah-ubah sesuai
dengan kondisi lingkungannya (perubahan fasa ini tidak merubah fasa butiran), adalah
munculnya banyak fenomena yang belum dapat dirumuskan oleh ilmu fisika yang ada,
misalnya saja dengan Efek Kacang Brasil (Brazil Nut Effect) dan Kebalikan Efek Kacang
Brasil (Reverse Brazil Nut Effect), osilasi, avalansi, segregasi dan turbulensi.

Keadaan sebelum butiran digetarkan secara vertical



 
Keadaan pada akhir eksperimen

• Efek Kacang Brasil: campuran dua buah butiran berbeda ukuran yang diasup
energi dari luar berupa vibrasi akan membuat terjadinya pemisahan antara kedua
butiran, butiran besar di atas dan butiran besar di bawah, dan hal ini tidak
tergantung dari massa satuan kedua butiran tersebut.
• Kebalikan Efek Kacang Brasil: kebalikan dari Efek Kacang Brasil, di mana butiran
yang lebih kecil akan berada di atas dan yang lebih besar di bawah.
• Avalansi: dalam suatu tumpukan material butiran yang berfase padat, ia akan dapat
stabil, tetapi apabila tumpukan tersebut terus dipertinggi, suatu saat ia akan
meluruh dan kembali stabil. Model ini dapat dikaitkan dengan gejala gempa bumi
tektonik dan tanah longsor.
• Segregasi: baik dengan memberikan asupan energi berupa vibrasi atau rotasi,
campuran butiran-butiran yang berbeda ukuran dapat terpisahkan dan membentuk
pola-pola tertentu. Bahkan telah diamati terdapat soliton.
• Osilasi: pertukaran antara keadaan segregasi dan tercampur. Salah satu fenomena
osilasi diperoleh dengan membagi wadah osilasi ke dalam dua buah ruang yang
identik.
• Turbulensi: dalam aliran material butiran yang memiliki Bilangan Reynolds yang
berbeda dengan fluida, dapat terjadi turbulensi dengan alasan yang berbeda.
• Difusi terbalik: umumnya gas atau cairan akan mengalir dari daerah yang
berkonsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah, akan tetapi hal ini
selain dapat pula terjadi pada material butiran, dapat juga berlaku kebalikannya,
yaitu butiran dapat memiliki kecenderungan untuk berkumpul atau dari konsentrasi
rendah berpindah ke daerah berkonsetrasi tinggi.


 
D. Efek kacang Brasil

Efek kacang Brasil memiliki suatu hal yang menarik karena pada awalnya sulit untuk
dipercaya bahwa apabila dua butiran yang berbeda ukuran dicampurkan dan kemudian
digetarkan, maka butiran-butiran yang lebih besar dan berat akan berada di atas,
sedangkan yang lebih kecil akan berada di bawah. Hal ini mula-mula diketahui oleh para
petani yang mengumpulkan hasil panennya. Dan kemudian teramati pula pada kotak sereal
(kacang Brasil) di mana sebelumnya di pabrik, kacang-kacang tersebut tercampur merata,
akan tetapi setelah 'digetarkan' secara tak sengaja dalam proses transportasi, saat dibuka,
telah didapatkan terpisah. Kemudian para ahli mulai mengadakan eksperimen untuk
mengamati fenomena ini.

Sebuah eksperimen mengenai efek ini pernah dilakukan oleh Chippla Vandu, Jürg
Ellenberger dan R. Krishna dari Van't Hoff Institute for Molecular Sciences di Universitas
Amsterdam.

E. Kebalikan efek kacang Brasil

Kebalikan efek kacang Brasil

Kebalikan efek kacang Brasil ditunjukkan oleh Breu et. al. (Phys. Rev. Lett. 90, 014302
(2003)). Menurutnya, kedua efek ini dapat diperoleh.

Tampak pada bagian a: campuran dari butiran kaca berwarna (berdiameter 8 mm) dengan
butiran polipropilen (polypropylnene) (berdiameter 15 mm), dan pada bagian b: campuran
dari butiran kuningan (berdiameter 10 mm) dengan butiran kaca (berdiameter 4 mm).
Bagian a menunjukkan efek kacang Brazil dan bagian b menunjukkan efek kebalikannya.


 
Laluu apa yang menentukan suatu cam
mpuran akaan menghassilkan efek kacang Braasil atau
kebaalikannya? Dengan
D keaahlian Hongg et. al (Phy
ys. Rev. Lett. 86, 34233–3426 (200
01)) dan
Breuu (Hong meenggunakan simulasi diinamika mo
olekular dann Hong mellakukan perrcobaan)
keduuanya menuunjukkan, dalam bataas-batas paarameter fiisis tertentuu, bahwa terdapat
hubuungan antarra massa daan diameterr butiran, yang menentukan apakkah suatu caampuran
akann bersifat effek Kacangg Brasil atauu kebalikan
nnya saat dikenakan
d vvibrasi. Syarrat yang
dimaaksud adalaah

di mana
m d menyyatakan diaameter, m menyatakan
m massa, D menyatakan
m n dimensi (2
2 atau 3)
dan A serta B menyatakan
m n masing-maasing jenis butiran dallam campurran. Apabila dibuat
suatuu ruang parameter dua dimensi, dii mana sum
mbu-y untuk dA / dB dann sumbu-x untuk
u mA
/ mB, maka garis y = x memisahkan ruang efek
k kacang Brrasil dan keebalikannyaa. Ruang
sebelah atas unntuk efek kaacang Brasiil (EKB) daan ruang seebelah bawaah untuk keebalikan
efek kacang Braasil (KEKB).

F. Avalansi
A

Jam pasir

Avallansi ada suuatu fenomeena materiall butiran di mana bersiifat sebagai padatan yaang diam
akann tetapi apabbila tercapaai suatu keaadaan kritiss maka akann terjadi peerubahan yaang tiba-
tiba sehingga konfigurasi
k material buutiran beru
ubah untuk kemudian kembali staabil dan
diam
m seperti paadatan. Saaat terjadi peerubahan teersebut dappat dikatakaan material butiran
bersiifat sebagaii cairan, wallau hanya sesaat. Conttoh miniaturr dari fenom
mena ini adaalah jam
pasirr.


 
Adalah karena sifat avalansi material butiran maka jam pasir dapat digunakan untuk
pengukur waktu, tidak seperti cairan yang lajunya bergantung jumlah cairan di atasnya,
untuk material butiran (dalam hal ini pasir halus) laju jatuhnya bernilai tetap.

G. Jamming

Jamming adalah suatu peristiwa di mana terjadi perubahan konfigurasi butiran-butiran


secara tiba-tiba. Dalam fisika analogi dengan jamming adalah peristiwa transisi fasa,
misalnya perubahan air dari cair menjadi gas atau sebaliknya. Pada material butiran,
peristiwa ini berkaitan dengan energi yang diberikan dan energi yang dapat digunakan
sistem untuk mengadakan perubahan. Pada peristiwa kondensasi misalnya, ada suatu
ambang energi kritis, di mana di bawah ambang ini material butiran akan bersifat padatan,
dan di atasnya bersifat seperti gas. Contoh lain adalah pada avalansi, yang dalam hal ini
perubahan antara fasa padat dan cair.

H. Iblis Maxwell

Iblis Maxwell

Material butiran dapat menunjukkan bahwa suatu ekperimen dalam pemikiran (thought
experiment/Gedankenexperiment) yang dikenal sebagai Iblis Maxwell (Maxwell's Demon)
dapat terealisasi dalam simulasi, sebagaimana dilakukan oleh Jens Eggers (Phys. Rev.
Lett. 83, 5322–5325 (1999)), untuk mendukung percobaan yang ditunjukkan oleh H. J.
Schlichting dan V. Nordmeier (Math. Naturwiss. Unterr. 49, 323 (1996)).

Dalam percobaan ini digunakan sebuah kotak dengan luas alas 12 cm2 dan tinggi 20 cm
yang diletakkan di atas sebuah penggetar vertikal dan diisi oleh 100 buah butiran plastik
dengan ukuran garis tengah 1 mm. Celah dibuat pada ketinggian 2,3 cm. Pada kondisi
penggetar dengan tenaga maksimum yaitu amplitudo 0,3 cm dan frekuensi 50 Hz, partikel
terdistribusi merata pada kedua ruang (sisi gambar sebelah kiri), meskipun pada awalnya
diisikan hanya pada salah satu ruang. Akan tetapi apabila frekunsi diturunkan, terdapat
suatu frekuensi kritis, yaitu di bawah 30 Hz, di mana terjadi kerusakan simetri sehingga
butiran-butiran akan lebih memilih untuk mengelompok di salah satu ruang (sisi kanan).


 
Hal ini bertentangan dengan hukum kedua termodinamika, yang dalam hal ini dapat
dinyatakan bahwa "apabila dua buah sistem yang memiliki perbedaan temperatur
dikontakkan, niscaya apabila waktu yang dibutuhkan cukup, kedua sistem akan berada
pada kesetimbangan termal (memiliki temperatur yang sama)". Dalam kasus ini
seharusnya kedua ruangan tetap memiliki jumlah butiran yang sama, apa bila butiran-
butirannya masih dapat bergerak (temperatur tidak nol).

I. Segregasi

Contoh-contoh segregasi

Segregasi atau pemisahan merupakan salah satu fenomena material butiran yang dapat
amat dimanfaatkan oleh industri. Akan tetapi fenomena ini harus pula diperhatikan
efesiensi pemanfaatannya apabila dibandingkan dengan teknologi yang telah ada, yaitu
proses penyaringan dan pemisahan secara gaya berat (ban berjalan dan putaran
sentrifugal).

Dalam material butiran terdapat berbagai macam segregasi yang dapat dibedakan dari
domain yang terbentuk, yaitu antara lain vertikal (contohnya adalah EKB dan KEKB),
horisontal (dalam wadah dengan penyekat), dan radial (dalam drum yang diputar).

J. Osilasi

Osilasi

Dengan menggunakan wadah yang diberi penyekat suatu fenomena osilasi campuran dua
buah material butiran telah ditunjukkan melalui simulasi dinamika molekular dan model
persamaan diferensial biasa, seperti telah dilakukan oleh R. Lambiotte, J.M. Salazar dan
L.Brenig (Physics Letters A 343 (2005) 224-230).


 
Dalam gambar berikut terlihat bahwa sebelum butiran yang lebih besar berpindah, terjadi
dulu efek kacang Brasil, yang menyebabkan butiran besar berada di atas (sedangkan
butiran kecil di bawah) dan dapat berpindah, yang kemudian disusul oleh butiran kecil.
Pada gambar bagian keempat terlihat bahwa diperlukan suatu saat agar keadaan kebalikan
efek kacang Brasil menjadi keadaan efek kacang Brasil sehingga butiran besar berada di
atas kembali, untuk mempersilakan butiran besar pindah ke ruang lainnya. Dan kejadian
seperti dalam gambar bagian pertama terulang kembali dalam sisi yang berlawanan, dan
berlangsunglah osilasi. Hasil tersebut diperoleh oleh S. Viridi, M. Schmick dan M. Markus
melalui eksperimen yang berlawanan dengan hasil yang diperoleh sebelumnya melalui
simulasi dinamika molekular oleh Lambiotter et al..

K. Model material butiran

Banyak model dan pendekatan-pendekatan yang dilakukan, baik secara empiris, teoritis
ataupun melalui simulasi, akan tetapi hal tersebut belum dapat menjelaskan sifat-sifat
material butiran secara lengkap. Masing-masing rumusan hanya dapat untuk sementara
waktu berguna bagi fenomena-fenomena yang khusus.

Fisika statistik dan termodinamika merupakan salah satu cara untuk memahami material
butiran. Dengan menggunakan konsep gas ideal, beberapa permasalahan material butiran
dalam ruang tertutup dengan jumlah partikel yang cukup banyak dapat dihampiri, akan
tetapi tidak apabila terjadi perubahan fase yang menyebabkan tidak lagi berlakunya
rumusan tersebut.

Salah satu hal yang sulit dicapai oleh termodinamika adalah terdapat perbedaan mengenai
konsep temperatur dalam definsi umum dan temperatur dalam material butiran. Dalam
bahan pada umumnya definisi temperatur berawal dari energi kinetik rata-rata partikel
penyusun bahan (atom atau elektron), dalam material butiran, apabila digunakan definisi
yang sama, akan langsung menyalahi Hukum Termodinamika, di mana temperatur 0°K
hanya bisa dicapai oleh proses limit tak berhingga. Sedangkan pada material butiran,
dalam fase padat, langsung diperoleh temperatur yang nol. Berbagai konsep temperatur
telah dikembangkan agar Termodinamika dapat digunakan untuk membahas material
butiran.

Untuk material butiran yang mengalir, pendekatan fisika fluida dengan persamaan
kontinuitas dapat digunakan, akan tetapi pun berlaku hal yang sama, pendekatan ini
memiliki batas-batas tertentu.

10 
 
L. Termodin
T namika Bu
utiran

Padaa bagian inii akan disam


mpaikan peerumusan yaang telah dilakukan
d olleh H. J. Heerrmann
untuuk mengadakkan konsepp termodinaamika dalam
m material butiran.
b Dallam termod
dinamika
dikennal banyakk variabel, seperti halnnya energi dalam U, kalor Q, kkerja W, en
ntropi S,
entallpi H, enerrgi bebas Gibbs
G G, ennergi bebas Helmholtzz F, volum V, tekanan
n P, dan
kapaasitas panass CV. Variaabel-variabeel ini ada kalanya
k saliing terkait dan kadang
g saling
bebaas, bergantuung dari sisstem yang ditinjau.
d Um
mumnya daapat dibentuuk U, F, H dan G
sebaagai fungsi dari T, S, V dan P yaang dapat menghasilka
m an kumpulaan persamaan yang
dikennal sebagai Hubungan Maxwell.

Perbbandingan siistem termoodinamika gas


g dan mateerial butirann
Besaaran \ Sisteem Gas Butiiran
Enerrgi Dalam

Entrropi

Entaalpi
Enerrgi Bebas
Gibb
bs

Kap
pasitas Panaas

Tem
mperatur

Jadi dalam mateerial butirann untuk moddel ini, terdaapat dua buuah entropi S seperti inttepretasi
dalam
m termodinnamika dan C yang beerkaitan den
ngan kontakk antar butirran. Selain itu juga
terdaapat dua buah
b besaraan yang beerlaku sebaagai temperratur, yaituu Pφ yang bersifat
mikrroskopis dann Tg yang bersifat makkroskopis.

M. Efek
E Leid
denfrost

Efekk Leidenfrosst Butiran

11 
 
Baru-baru ini ditemukan bahwa material butiran pun dapat menunjukkan efek leidenfrost,
di mana fasa padat dari butiran dapat menunggangi fasa gas. Pada efek leidenfrost
sebenarnya, fasa cair menunggangi fasa gas, Eshuis dkk. dari Universitas Twente,
Belanda, menjelaskan dengan model dan percobaan bahwa efek ini membutuhkan nilai
(af) tertentuk agar dapat terjadi, di mana a adalah amplitudo getaran wadah dan f adalah
frekuensi getarannya.

N. Material butiran 1D

Material butiran 1D

Yang dimaksud dengan material butiran 1D (satu dimensi) adalah suatu model
eksperimen, simulasi ataupun teori yang dikembangkan dengan membatasi derajat
kebebasan butiran sehingga hanya bisa bergerak translasi ke satu arah. Dua buah
contohnya adalah mainan ayunan Newton (Newton's cradle) dan untaian manik-manik.

Pada mainan pendulum Newton (gambar sebelah kiri), umumnya sebagai alat demo,
digunakan bola-bola ukuran dan massa jenis yang sama, sehingga dapat ditunjukkan
bahwa hukum kekekalan momentum linier berlaku di sini. Akan tetapi pada pengamatan
lebih lanjut dapat dilakukan modifikasi untuk ukuran dan massa jenis yang berbeda seperti
yang dilakukan oleh Lovett et. al. (Eur. J. Phys. 9 323-328 (1988)) dan bahkan dapat
diperluas sampai membentuk kisi-kisi, seperti yang dilakukan oleh Bond et. al,

Sedangkan untaian manik-manik (gambar sebelah kanan) telah digunakan oleh Hayakawa
et. al (arXiv:cond-mat/9703075) dan Blanchard et. al. (arXiv:cond-mat/9901113) di
bawah supervisi Hong, untuk menunjukkan bahwa profil kerapatan (density profile) ρ
terhadap pusat massa z memenuhi salah satu fungsi distribusi yang terkenal, yaitu fungsi
distribusi Fermi Dirac.

12 
 
O. Logam butiran

Logam butiran

Logam butiran umumnya tersusun seperti roti lapis (sandwich), yaitu dua buah lempeng
bahan tak-menghantar (isolator) yang di tengah-tengahnya disisipkan butiran-butiran
logam. Kadang kala suatu logam butiran dapat dianggap seakan-akan sebagai larik (array)
dari titik kuantum (quantum dot), yang dari sisi teori dan eksperimen mempunyai
kekhususan menarik secara fisika.

Dalam logam butiran, bukan lagi sifat material butiran yang dinamis (fase,
temperatur/energi kinetik, distribusi/posisi) yang diperhatikan, melainkan sifat-sifat listrik
dan kekuatannya mekaniknya (kelenturan, kegetasan).

P. Batu kapur

Batu kapur di Plato Cumberland, Tennessee

Batu kapur (bahasa Inggris: limestone) (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen terdiri
dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah organisme
laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra
sebagai pelagic ooze (lihat lysocline untuk informasi tentang dissolusi calcite).

Calcite sekunder juga dapat terdeposi oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang
presipitasi material di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit dan stalaktit.
Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan dapat dikenali

13 
 
dengan penampilannya yang granular. Batu kapur membentuk 10% dari seluruh volume
batuan sedimen.

Q. Batuan sedimen

Batu kapur, jenis umum batuan endapan

Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan
(bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara
utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas
biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu
kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi
75% dari permukaan bumi.

Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut
Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batu lempung.

• Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan
bentuk butitan yang bersudut
• Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar
• Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16
mm
• Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai
1/256 mm
• Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256
mm

14 
 
3. Kerikil

Batu kerikil (ukuran serpihan terbesar kira-kira 4 cm)

Kerikil ialah bebatuan kecil, biasanya batu granit yang dipecahkan. Ukuran kerikil yang
selalu digunakan ialah antara 2 mm dan 75 mm.

Kerikil sering digunakan dalam pembangunan badan jalan, dan sebagai batu campuran
untuk memproduksi bata.

C. Jenis

Terdapat beberapa jenis batu kerikil yang sudah dikenali, yakni:

• Kerikil tepi
• Kerikil pantai
• Cadas teluk
• Cadas tumbukan
• Kerikil tumbukan
• Kerikil murni
• Kerikil sisa
• Kerikil Piemonte
• Kerikil gunung
• Kerikil sungai

15 
 
4. Kayu
Kayu adalah bagian keras Tanaman yang digolongkan kepada Pohon dan Semak belukar.
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja,
kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu
juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.

Secara kimia, kayu tersusun atas beberapa bagian utama yaitu Selulosa dan Lignin.

Dalam ilmu kayu dikenal beberapa sifat yaitu: sifat kimia, sifat fisika dan sifat mekanika

A. Pintu

Pintu adalah sebuah struktur di dinding yang memudahkan pergantian antara dinding yang
tertutup dengan yang terbuka. Pintu biasanya ditemukan di rumah dan bangunan. Selain
itu, pintu juga terdapat di kendaraan, lemari, dan lain-lain.

Kebanyakan pintu terbuat dari kayu dan selebihnya, dalam penggunaan yang terbatas
terbuat dari aluminium, besi dan plastic PVC. Pintu kayu terdiri dari beberapa jenis. Yang
paling umum adalah pintu yang terbuat dari kayu utuh. Selain itu juga terdapat pintu kayu
jenis "Flush", yang didalamnya terdapat ruang hampa.

Alasan Kenapa pintu dibuat:

1. Memberi yang mudah bagi manusia, benda, binatang hewan dan sebagainya untuk
lewat
2. Untuk Ventilasi

16 
 
B. Jendela

Sebuah jendela rumah di Inggris

Jendela ialah bukaan pada dinding bangunan, mobil dsb, untuk


memungkinkan udara dan cahaya masuk. Biasanya diisi dengan
lembaran kaca. Jendela bisa memiliki banyak bentuk yang
berbeda, seperti segitiga, persegi, lingkaran, atau bentuk tak
beraturan.

5. Batu Bata

Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata
terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Seiring
perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya material-
material baru seperti gipsum, bambu yang telah diolah, cenderung lebih dipilih karena
memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.

A. Lempung

Lempung atau tanah liat ialah kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar
silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika
dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah
unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses
pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas
bumi.

17 
 
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air.

B. Gipsum

Gipsum dari New South Wales, Australia

Kata gipsum berasal dari kata kerja dalam bahasa


Yunani µαγειρεύω, yang artinya memasak. Disebut
memasak karena di daerah Montmartre, Paris, pada
beberapa abad yang lalu orang-orangnya membakar
gipsum untuk berbagai keperluan, dan material tersebut
kemudian disebat dengan plester dari Paris. Orang-orang
di daerah ini juga menggunakan gipsum sebagai krim untuk kaki, sampo, dan sebagai
produk perawatan rambut lainnya. Karena gipsum merupakan mineral yang tidak larut
dalam air dalam waktu yang lama, sehingga gipsum jarang ditemui dalam bentuk butiran
atau pasir. Tetapi ada suatu kejadian unik di White Sands National Monument, di negara
bagian New Mexico, Amerika Serikat, terdapat 710 km² pasir gipsum putih yang cukup
sebagai bahan baku untuk industri drywall selama 1000 tahun. Kristal gipsum terbesar
dengan panjang lebih dari 10 meter pernah ditemukan di Naica, Chihuihua, Mexico.
Gipsum banyak ditemukan di berbagai daerah di dunia, yaitu Jamaika, Iran, Thailand,
Spanyol (penghasil gipsum terbesar di Eropa), Jerman, Italia, Inggris, Irlandia, Manitoba,
Ontario, Canada, New York, Michigan, Indiana, Texas, Iowa, Kansas, Oklahoma,
Arizona, New Mexico, Colorado, Utah, Nevada, Paris, California, New South Wales,
Kalimantan, dan Jawa Barat.

Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang mendominasi pada
mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat
dengan rumus kimia CaSO4.2H2O. Gipsum adalah salah satu dari beberapa mineral yang
teruapkan. Contoh lain dari mineral-mineral tersebut adalah karbonat, borat, nitrat, dan
sulfat. Mineral-mineral ini diendapkan di laut, danau, gua dan di lapian garam karena
konsentrasi ion-ion oleh penguapan. Ketika air panas atau air memiliki kadar garam yang
tinggi, gipsum berubah menjadi basanit (CaSO4.H2O) atau juga menjadi anhidrit (CaSO4).
Dalam keadaan seimbang, gipsum yang berada di atas suhu 108 °F atau 42 °C dalam air
murni akan berubah menjadi anhidrit.

18 
 
1. Klasifiasi

Gipsum secara umum mempunyai kelompok yang terdiri dari gipsum batuan, gipsit
alabaster, satin spar, dan selenit. Gipsum juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat
terjadinya, yaitu endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar
fumarol vulkanik, efflorescence pada tanah atau gua-gua kapur, tudung kubah garam,
penudung oksida besi (gossan) pada endapan pirit di daerah batu gamping.

2. Pembentukan

Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi.
Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut
diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit,
endapan gipsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batu gamping, serpih
merah, batu pasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-
lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen. Menurut para ahli, endapan gipsum terjadi
pada zaman Permian. Endapan gipsum biasanya terdapat di danau, laut, mata air panas,
dan jalur endapan belerang yang berasal dari gunung api.

3. Deskripsi

Gipsum termasuk mineral dengan sistem kristal monoklin 2/m, namun kristal gipsnya
masuk ke dalam sistem kristal orthorombik. Gipsum umumnya berwarna putih, kelabu,
cokelat, kuning, dan transparan. Hal ini tergantung mineral pengotor yang berasosiasi
dengan gipsum. Gipsum umumnya memiliki sifat lunak dan pejal dengan skala Mohs 1,5 –
2. Berat jenis gipsum antara 2,31 – 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/liter pada 0 °C yang
meningkat menjadi 2,1 gr/liter pada 40 °C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi.
Gipsum memiliki pecahan yang baik, antara 66o sampai dengan 114o dan belahannya
adalah jenis choncoidal. Gipsum memiliki kilap sutra hingga kilap lilin, tergantung dari
jenisnya. Gores gipsum berwarna putih, memiliki derajat ketransparanan dari jenis
transparan hingga translucent, serta memiliki sifat menolak magnet atau disebut
diamagnetit.

19 
 
4. Kegunaan

Gipsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang. Beberapa
kegunaan gipsum yaitu

• Drywall
• Bahan perekat.
• Penyaring dan sebagai pupuk tanah. Di akhir abad 18 dan awal abad 19, gipsum
Nova Scotia atau yang lebih dikenal dengan sebutan plaister, digunakan dalam
jumlah yang besar sebagai pupuk di ladang-ladang gandum di Amerika Serikat.
• Campuran bahan pembuatan lapangan tenis.
• Sebagai pengganti kayu pada zaman kerajaan-kerajaan. Contohnya ketika kayu
menjadi langka pada Zaman Perunggu, gipsum digunakan sebagai bahan
bangunan.
• Sebagai pengental tofu karena memiliki kadar kalsium yang tinggi, khususnya di
Benua Asia (beberapa negara Asia Timur) diproses dengan cara tradisonal.
• Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan
• Untuk bahan baku kapur tulis
• Sebagai salah satu bahan pembuat portland semen
• Sebagai indikator pada tanah dan air
• Sebagai agen medis pada ramuan tradisional China yang disebut Shi Gao.

C. Bambu

20 
 
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang mempunyai batang berongga dan
beruas-ruas, banyak sekali jenisnya dan banyak juga memberikan manfaat pada manusia.
Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.

"Menebas buluh serumpun" adalah peribahasa Indonesia yang dikatakan pada orang yang
mengambil menantu dari dalam lingkungan keluarga sendiri.

6. Semen

Semen di dalam ember.

Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap
mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya
dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan
fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan
di Cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun
menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India
ataupun bangunan kuno yang dijumpai di Pulau Buton

Benar atau tidak, cerita, legenda tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman
dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini
awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali
ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia.
Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.

Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa Latin), yang artinya kira-
kira "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan". Meski sempat populer di
zamannya, nenek moyang semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul
runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep
ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran.

21 
 
Pabrik semen di Australia.

Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John
Smeaton - insinyur asal Inggris - menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa
ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat
membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.

Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan cikal bakal
semen ini. Adalah Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan Inggris, pada 1824
mengurus hak paten ramuan yang kemudian dia sebut semen portland. Dinamai begitu
karena warna hasil akhir olahannya mirip tanah liat Pulau Portland, Inggris. Hasil rekayasa
Aspdin inilah yang sekarang banyak dipajang di toko-toko bangunan.

Sebenarnya, adonan Aspdin tak beda jauh dengan Smeaton. Dia tetap mengandalkan dua
bahan utama, batu kapur (kaya akan kalsium karbonat) dan tanah lempung yang banyak
mengandung silika (sejenis mineral berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina) serta
oksida besi. Bahan-bahan itu kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi
sampai terbentuk campuran baru.

Selama proses pemanasan, terbentuklah campuran padat yang mengandung zat besi. Nah,
agar tak mengeras seperti batu, ramuan diberi bubuk gips dan dihaluskan hingga berbentuk
partikel-partikel kecil mirip bedak.

Pengaduk semen sederhana.

22 
 
Lazimnya, untuk mencapai kekuatan tertentu, semen portland berkolaborasi dengan bahan
lain. Jika bertemu air (minus bahan-bahan lain), misalnya, memunculkan reaksi kimia
yang sanggup mengubah ramuan jadi sekeras batu. Jika ditambah pasir, terciptalah perekat
tembok nan kokoh. Namun untuk membuat pondasi bangunan, campuran tadi biasanya
masih ditambah dengan bongkahan batu atau kerikil, biasa disebut concrete atau beton.

Beton bisa disebut sebagai mahakarya semen yang tiada duanya di dunia. Nama asingnya,
concrete - dicomot dari gabungan prefiks bahasa Latin com, yang artinya bersama-sama,
dan crescere (tumbuh). Maksudnya kira-kira, kekuatan yang tumbuh karena adanya
campuran zat tertentu. Dewasa ini, nyaris tak ada gedung pencakar langit berdiri tanpa
bantuan beton.

Meski bahan bakunya sama, "dosis" semen sebenarnya bisa disesuaikan dengan beragam
kebutuhan. Misalnya, jika kadar aluminanya diperbanyak, kolaborasi dengan bahan
bangunan lainnya bisa menghasilkan bahan tahan api. Ini karena sifat alumina yang tahan
terhadap suhu tinggi. Ada juga semen yang cocok buat mengecor karena campurannya
bisa mengisi pori-pori bagian yang hendak diperkuat.

1. Kandungan

Kandungan kimia

• Trikalsium Silikat
• Dikalsium Silikat
• Trikalsium Aluminat
• Tetrakalsium Aluminofe
• Gipsum

2. Produksi Semen

Langkah Utama Proses Produksi Semen adalah:

1. Penggalian/Quarrying:Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen:


yang pertama adalah yang kaya akan kapur atau material yang mengandung kapur
(calcareous materials) seperti batu gamping, kapur, dll., dan yang kedua adalah yang kaya
akan silika atau material mengandung tanah liat (argillaceous materials) seperti tanah liat.
Batu gamping dan tanah liat dikeruk atau diledakkan dari penggalian dan kemudian
diangkut ke alat penghancur.
2. Penghancuran: Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer bagi
material yang digali.

23 
 
3. Pencampuran Awal: Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk
menentukan komposisi tumpukan bahan.
4. Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku: Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan
yang sudah dicampur pada tahap awal ke penampung, dimana perbandingan berat umpan
disesuaikan dengan jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian digiling sampai
kehalusan yang diinginkan.
5. Pembakaran dan Pendinginan Klinker: Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata
diumpankan ke pre-heater, yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari
serangkaian siklon dimana terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku
dengan gas panas dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi pada
pre heater ini dan berlanjut dalam kiln, dimana bahan baku berubah menjadi agak cair
dengan sifat seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400°C, bahan berubah menjadi
bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker, kemudian
dialirkan ke pendingin klinker, dimana udara pendingin akan menurunkan suhu klinker
hingga mencapai 100 °C.
6. Penghalusan Akhir: Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan
dilewatkan timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran bahan
terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan
diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan gipsum untuk semen jenis
1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk semen jenis P dihancurkan dalam
sistim tertutup dalam penggiling akhir untuk mendapatkan kehalusan yang dikehendaki.
Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju silo semen.

3. Jenis semen

Jenis semen

No.SNI Nama

SNI 15-0129-2004 Semen portland putih

SNI 15-0302-2004 Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement (PPC)

SNI 15-2049-2004 Semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC)

SNI 15-3500-2004 Semen portland campur

24 
 
SNI 15-3758-2004 Semen masonry

SNI 15-7064-2004 Semen portland komposit

7. Besi

26 mangan ← besi → kobalt

-

Fe

Tabel periodik
Ru

Keterangan Umum Unsur

Nama, Lambang, Nomor atom besi, Fe, 26

Deret kimia logam transisi

Golongan, Periode, Blok 8, 4, d

metalik mengkilap
keabu-abuan
Penampilan

Massa atom 55,845(2) g/mol

Konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2

Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 14, 2

Ciri-ciri fisik

Fase padat

Massa jenis (sekitar suhu


7,86 g/cm³
kamar)

Massa jenis cair pada titik lebur 6,98 g/cm³

1811 K
Titik lebur
(1538 °C, 2800 °F)

Titik didih 3134 K

25 
 
(2861 °C, 5182 °F)

Kalor peleburan 13,81 kJ/mol

Kalor penguapan 340 kJ/mol

Kapasitas kalor (25 °C) 25,10 J/(mol·K)

Tekanan uap

P/Pa 1 10 100 1k 10 k 100 k

pada T/K 1728 1890 2091 2346 2679 3132

Ciri-ciri atom

Struktur kristal kubus pusat badan

2, 3, 4, 6
Bilangan oksidasi
(oksida amfoter)

Elektronegativitas 1,83 (skala Pauling)

Energi ionisasi pertama: 762,5 kJ/mol

ke-2: 1561,9 kJ/mol

ke-3: 2957 kJ/mol

Jari-jari atom 140 pm

Jari-jari atom (terhitung) 156 pm

Jari-jari kovalen 125 pm

Lain-lain

Sifat magnetik feromagnetik

Resistivitas listrik (20 °C) 96,1 nΩ·m

Konduktivitas termal (300 K) 80,4 W/(m·K)

Ekspansi termal (25 °C) 11,8 µm/(m·K)

Kecepatan suara (suhu kamar) (elektrolitik)


(pada wujud kawat) 5120 m/s

Modulus Young 211 GPa

Modulus geser 82 GPa

Modulus ruah 170 GPa

Nisbah Poisson 0,29

Skala kekerasan Mohs 4,0

Kekerasan Vickers 608 MPa

Kekerasan Brinell 490 MPa

26 
 
Isotop

waktu DE
iso NA DM DP
paruh (MeV)

54
>3,1E22 penangkapan 54
Fe 5,8% ? Cr
tahun 2ε

55
2,73 penangkapan 55
Fe syn 0,231 Mn
tahun ε
56
Fe 91,72% Fe stabil dengan 30 neutron
57
Fe 2,2% Fe stabil dengan 31 neutron
58
Fe 0,28% Fe stabil dengan 32 neutron

59
44,503 59
Fe syn β 1,565 Co
hari

60
1,5E6
Fe syn β- 3,978 60
Co
tahun

Referensi

Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan.
Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena
beberapa hal, diantaranya:

• Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,


• Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
• Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.

Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak
kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang
menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi
menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk
kebanyakan penggunaan besi.

27 
 
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan
Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang
akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.

1. Pengecatan. Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan


kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan
lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai
perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan
keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara
dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi
yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut
tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah
hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah
ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat
korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada
timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel
elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong
korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng
bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang
lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari
korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme
yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif
daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan
zink yang mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya
telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya
untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama
seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu
ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh
lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium

28 
 
dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara
ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan
kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.

A. Logam

Kristal gallium

Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia yang
siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadangkala dikatakan bahwa
ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal adalah salah satu dari tiga kelompok unsur
yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid dan nonlogam.
Dalam tabel periodik, garis diagonal digambar dari boron (B) ke polonium (Po)
membedakan logam dari nonlogam. Unsur dalam garis ini adalah metaloid, kadangkala
disebut semi-logam; unsur di kiri bawah adalah logam; unsur ke kanan atas adalah
nonlogam.

Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam banyak terdapat
dalam tabel periodik. Beberapa logam terkenal adalah aluminium, tembaga, emas, besi,
timah, perak, titanium, uranium, dan zink.

Alotrop logam cenderung mengkilap, lembek, dan konduktor yang baik, sementara
nonlogam biasanya rapuh (untuk nonlogam padat), tidak mengkilap, dan insulator.

Dalam bidang astronomi, istilah logam seringkali dipakai untuk menyebut semua unsur
yang lebih berat daripada helium.

1. Paduan logam

Paduan logam merupakan pencampuran dari dua jenis logam atau lebih untuk
mendapatkan sifat fisik, mekanik, listrik dan visual yang lebih baik. Contoh paduan logam

29 
 
yang populer adalah baja tahan karat yang merupakan pencampuran dari baja (Fe) dengan
Krom (Cr).

2. Logam mulia

Secara umum logam mulia berarti logam-logam termasuk paduannya yang biasa dijadikan
perhiasan, antara lain emas, perak, perunggu dan platina. Logam-logam tersebut memiliki
warna yang bagus, tahan karat, lunak dan terdapat dalam jumlah yang sedikit di alam.
Emas dan perak memiliki sifat penghantar listrik yang sangat baik sehingga banyak
dipakai untuk melapisi konektor-konektor pada perangkat elektronik.

3. Logam berat

Logam berat (heavy metal) adalah logam dengan massa jenis lima atau lebih, dengan
nomor atom 22 sampai dengan 92. Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila
terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh. Beberapa di antaranya bersifat
membangkitkan kanker (karsinogen). Demikian pula dengan bahan pangan dengan
kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak konsumsi.

Kasus-kasus pencemaran lingkungan menyebabkan banyak bahan pangan mengandung


logam berat berlebihan. Kasus yang populer adalah sindrom Minamata, sebagai akibat
akumulasi raksa (Hg) dalam tubuh ikan konsumsi.

Di Indonesia, pernah dilaporkan bahwa ikan-ikan di Teluk Jakarta juga memiliki


kandungan raksa yang tinggi. Udang dari tambak Sidoarjo pernah ditolak importir dari
Jepang karena dinilai memiliki kandungan kadmium (Cd) dan timbal (Pb) yang melebihi
ambang batas. Diduga logam-logam ini merupakan dampak buangan limbah industri di
sekitarnya. Kakao dari Indonesia juga pernah ditolak pada lelang internasional karena
dinilai memiliki kandungan Cd di atas ambang batas yang diizinkan. Cd diduga berasal
dari pupuk TSP yang diberikan kepada tanaman di perkebunan.

8. Baja
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur
paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat
sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain
yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium),

30 
 
vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan
lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada
baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength),
namun disisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya
(ductility).

Klasifikasi baja

• Berdasarkan komposisi
o Baja karbon
o Baja paduan rendah
o Baja tahan karat
• Berdasarkan proses pembuatan
o Tanur baja terbuka
o Dapur listrik
o Proses oksigen dasar
• Berdasarkan bentuk produk
o Pelat batangan
o Tabung
o Lembaran
o Pita
o Bentuk struktural
• Berdasarkan struktur mikro
o Feritik
o Perlitik
o Martensitik
o Austenitik
• Berdasarkan kegunaan dalam konstruksi
o Baja Struktural
o Baja Non-Struktural

31 
 
9. Kacaa
Kaca merupakkan materi bening dann transparaan (tembus pandang) yang biassanya di
hasillkan dari caampuran siliikon atau baahan silikon
n dioksida (SiO2), yangg secara kim
mia sama
denggan kuarsa (bahasa
( Ingggris: kwartts). Biasany
ya dibuat daari pasir. Suuhu lelehnyaa adalah
20000 derajat Ceelsius.

Kacaa juga mem


miliki beberaapa arti:

1 halamann buku (dalaam beberapaa bahasa daaerah)


1.
2 cermin, benda yangg dapat mem
2. mantulkan cahaya / benntu

A. Silikon
S

14 aluminnium ← siliikon → fossfor

C

Si

Tabel perioodik
Ge

Informasi umu
um

Nam
ma, lambangg, nomor atoom silikon, Si, 14

Dereet kimia metaloidd

Goloongan, perioode, blok 14, 3, p

Sebagai lempengan
n: kristal
dengan permukaan
n sedikit
biru gellap dan meengkilap
Penaampilan

Beraat atom stanndar 28,08555(3) g·mol−1


Konffigurasi elekktron [Ne] 3s2 3p2

32 
 
Elektron per kelopak 2, 8, 4

Sifat fisika

Fase solid

Densitas
2,33 g·cm−3
(mendekati suhu kamar)

Densitas cairan
2,57 g·cm−3
pada titik didih

1687 K
Titik leleh
(1420 °C, 2577 °F)

3538 K
Titik didih
(2355 °C, 5909 °F)

Bahang beku 50,21 kJ·mol−1

Bahang penguapan 359 kJ·mol−1

Kapasitas bahang (25 °C) 19,789 J·mol−1·K−1

Tekanan uap

P/Pa 1 10 100 1k 10 k 100 k

pada T/K 1908 2102 2339 2636 3021 3537

Sifat atom

Struktur kristal Kubus intan

4, 3 [1], 2 [2], 1 [3]


Bilangan oksidasi
(oksida amfoter)

Elektronegativitas 1.90 (Skala Pauling)

Energi ionisasi 1st: 786,5 kJ·mol−1


(lebih lanjut) 2nd: 1577,1 kJ·mol−1

3rd: 3231,6 kJ·mol−1

Ruji atom 117,6 pm

Ruji atom (perhitungan) 111 pm

Ruji kovalen 111 pm

Ruji Van Der Waals 210 pm

Informasi Lain

33 
 
Pembenahan magnetik nonmagnetic Untuk sejenis polimer, lihat
silikone.
Konduktivitas termal (300 K) 149 W·m−1·K−1
Silikon adalah suatu unsur
Ekspansi termal (25 °C) 2,6 µm·m−1·K−1
kimia dalam tabel periodik yang
Kecepatan suara (thin rod) (20 °C) 8433 m/s memiliki lambang Si dan nomor
Modulus Young 150 GPa atom 14. Merupakan unsur

Modulus limbak 100 GPa terbanyak kedua di bumi.


Senyawa yang dibentuk bersifat
Kekerasan Mohs 7
paramagnetik. Unsur kimia ini
Nomor CAS 7440-21-3
dtemukan oleh Jöns Jakob
Sela pita energy at 300 K 1,12 eV Berzelius.
Isotop tertentu Silikon hampir 25.7% mengikut
berat. Biasanya dalam bentuk
Artikel utama: Isotop dari silikon
silikon dioksida (silika) dan
iso NA Umur paruh DM DE (MeV) DP
silikat. Silikon sering digunakan
28
Si 92,23% Si stabil dengan 14 neutron untuk membuat serat optik dan
29
Si 4,67% Si stabil dengan 15 neutron dalam operasi plastik digunakan
30
Si 3,1% Si stabil dengan 16 neutron untuk mengisi bagian tubuh

32
pasien dalam bentuk silikone.
Si syn 170 tahun β- 13,020 32
P
Silikon dalam bentuk mineral
Kotak ini: lihat • bicara • sunting dikenal pula sebagai zat kersik.

10. Atap
Atap adalah penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam bangunan dari
hujan maupun salju. Bentuk atap ada yang datar dan ada yang miring, walaupun datar
harus dipikirkan untuk mengalirkan air agar bisa jatuh. Bahan untuk atap bermacam-
macam, di antaranya: genting (keramik, beton), seng bergelombang, asbes, maupun semen
cor. Adapula atap genteng metal yang sangat ringan, tahan lama, anti karat dan tahan
gempa[rujukan?].

Beberapa jenis tumbuhan menghasilkan bahan atap tradisional. Atap sirap, salah satunya
dibuat dari kayu ulin alias kayu besi yang dikeping tipis-tipis. Juga daun-daun dari
beberapa jenis palma dan ilalang kerap dirangkai untuk digunakan sebagai atap. Di
antaranya dari daun rumbia, kelapa, enau dan nipah.

34 
 
1. Atap logam

Atap logam adalah bahan atap yang dibuat dari logam. Sebagaimana atap dari bahan lain,
atap ini digunakan untuk mengatapi rumah atau bangunan.

Kelebihan dari Atap logam dibanding genting beton dan bahan atap lainnya adalah sangat
ringan, beratnya hanya 1/10 dari genting beton. Atap logam ini sangat cocok digunakan di
daerah rawan gempa atau yang memiliki tanah gambut (Kalimantan, Sumatera).

Tetapi setelah gempa di Yogyakarta, pandangan masyarakat di pulau Jawa mulai beralih
ke Atap logam, dikarenakan apabila terjadi gempa proses pergeseran dari atap logam dapat
diminimalisasi sebab antara satu dan lainnya merekat sangat kuat.

Terbukti oleh beberapa bangunan di Yogyakarta yang menggunakan atap logam seperti
SDN Winongo dan Gereja Ganjuran yang atap logamnya tidak mengalami kerusakan yang
berarti, dibanding menggunakan genting lainnya.

III. Dasar-Dasar Material Beton


1. DEFINISI

Beton terbuat dari campuran:

• semen
• air
• agregat (kerikil) kasar dan halus
• admixture (zat aditif) jika diperlukan

Material-material ini dicampur dan diaduk dengan jumlah tertentu sehingga mudah
dipindahkan, ditempatkan (dituang), dipadatkan (compact), dan dibentuk (finish), dan
campuran material tersebut akan mengeras dan menghasilkan produk yang kuat dan tahan
lama.

Jumlah dari masing-masing bahan yang dicampurkan (semen, air, agregat, dll) akan
mempengaruhi properti dari beton yang dihasilkan.

Berbentuk bubuk, dan jika dicampur dengan air, akan membentuk pasta. Pasta semen ini
berfungsi untuk melekatkan dan mengikat antar agregat satu sama lain.
Jenis-jenis semen yang ada di Indonesia antara lain:

35 
 
- Semen portland putih
- Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement (PPC)
- Semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC)
- Semen portland campur
- Semen masonry
- Semen portland komposit

Tiap jenis semen akan memberikan properti yang berbeda pada beton yang dihasilkannya.
Semen portland adalah tipe semen yang paling umum digunakan untuk membuat
campuran beton.

2. Penyimpanan Semen

Semen jika tidak digunakan, harus disimpan dengan baik. Semen tidak boleh diletakkan
langsung di atas permukaan tanah atau lantai karena dapat menyebabkan kelembaban. Jika
lembab, ada uap air, semen bereaksi dengan air sehingga mengeras. Oleh karena itu,
dudukan semen harus kering, bersih, dan mempunyai sirkulasi udara yang baik.
Tumpukan semen juga boleh ditutup dengan plastik terpal atau sejenisnya untuk
memberikan perlindungan ekstra. Jangan lupa, sirkulasi udara tetap harus diperhatikan.
Tumpukan semen yang sangat banyak biasanya diletakkan di dalam gudang khusus.

3.AGGREGAT
Disebut juga kerikil, atau istilah tukang biasanya “batu split” (maksutnya opo yo??).
Sudahlah.. bahasa mereka memang agak beda, yang penting bisa diterjemahkan ke bahasa
teknis. Oke.. aggregat ada dua jenis: aggregat kasar dan aggregat halus. Aggregat kasar
berupa kerikil-kerikil atau jenis crushed rock. Sementara aggregat halus biasanya terdiri
dari pasir dan kerikil halus. Pasir harus pasir beneran, bukan pasir pecahan bata atau
plesteran yang dihaluskan.

Hal-hal tentang aggregat.

• Kuat dan keras! Aggregat yang rapuh dan keropos bisa menurunkan kualitas beton.
• Tahan terhadap waktu dan cuaca seekstrim apapun. Ada jenis batu-batuan yang tidak
tahan terhadap perubahan cuaca sehingga mudah pecah. Jenis ini tidak cocok untuk
dijadikan aggregat beton.
• Tidak reaktif (secara kimia). Aggregat tidak boleh bereaksi terhadap kandungan kimia dari
semen, sebab dapat menurunkan kualitas beton.

36 
 
• Bersih. Jika permukaan aggregat terdapat lapisan lempur atau tanah, maka lekatan antara
aggregat dengan semen tidak akan maksimal.
• Gradasi ukuran. Ukuran aggregat harus bermacam-macam. Tidak boleh didominasi oleh
satu ukuran tertentu. Gradasi ukuran ini akan membuat beton manjadi padat dan lebih
kuat.
• Aggregat bulat lebih mudah dicampur, sementara aggregat bersudut sedikit lebih susah
tapi bisa membuat beton lebih kuat.

4. Penyimpanan Aggregat

Aggregat harus diletakkan di tempat yang bersih dari kotoran seperti dedaunan, ranting
pohon, lumpur, dan sampah-sampah kecil lainnya. Jika aggregat terlalu basah (misalnya
kena hujan), maka takaran air sewaktu mencampur beton boleh dikurangi.

5. AIR

Air berfungsi untuk “melarutkan” semen sehingga menjadi pasta yang kemudian mengikat
semua aggregat dari yang paling besar sampai paling halus.

Air harus bersih, bebas kotoran atau sampah, dan tidak mengandung bahan kimia yang
dapat mempengaruhi beton. Air tanah (bor) paling banyak digunakan untuk mencampur
adukan beton. Air laut tidak disarankan, karena bisa menyebabkan karat pada besi
tulangan. Air sungai? Lihat-lihat dulu.. ada buangan limbah atau tidak? :)

6. ADMIXTURE (Aditif)
Zat aditif biasanya ditambahkan untuk keperluan tertentu, misalnya untuk meningkatkan
mutu beton, mempercepat proses pengerasan dan pengeringan beton, mengubah tingkat
keenceran sehingga mudah dituang, dll.

37 
 
 
 

PENUTUP
CONTOH SEBUAH PEMBANGUNAN DI
BALIKPAPAN
LOKASI JALAN MILONO
PEMBANGUNAN KANTOR BALIKPAPAN READY MIX (BRM)

LOKASI JALAN MILONO PEMBANGUNAN KANTOR BALIKPAPAN


READY MIX (BRM)

38 
 

You might also like