Professional Documents
Culture Documents
A. Latar Belakang
Penelaahan keilmuan dimulai dengan permasalahan. Singkatnya,
terdapat banyak sekali masalah dalam ilmu. Hal ini memang tak aneh bila
diingat betapa rumitnya hakikat manusia dan kehidupan. Akibat dari kerumitan
ini maka tiap masalah keilmuan sudah harus merupakan seleksi dari data yang
diberikan oleh penghidupan kepada kita. Ini juga berarti bahwa tak seorang
pun, memecahkan suatu masalah, dapat memilih seluruh fakta.
Dalam permasalahan keilmuan ini, kita dikenalkan dengan nama
ilmuwan yang merupakan ahli atau pakar dalam bidang keilmuan.
Kata ilmuwan ini muncul kira-kira tahun 1840 untuk membedakan
mereka dengan para filsuf, kaum terpelajar dan cendekiawan dan lain
sebagainya. Ilmuwan di sini mempunyai beberapa arti, peran, ciri serta
tanggung jawab dalam ilmu atau hasil penemuannya. Maka dari itu, ilmuwan
tidaklah lain orang yang mencari keajengan dalam alam yang bersifat kognitif,
rasional dan teoritis yang nantinya akan menghasilkan sebuah ilmu. Karena
ilmu yang diperkembangkan oleh para ilmuwan untuk mencapai kebenaran
atau memperoleh pengetahun. Oleh hsebab itu, dalam makalah ini kami
mencoba mengkaji tentang ilmuwan.
3
Intelektual atau Cendekiawan pada dasarnya merupakan bagian
dari ilmuwan pada umumnya hal yang membedakan antara intelektual atau
cendekiawan dan ilmuwan terletak pada produk ragam masalah yang
dihasilkan. Jika ilmuwan menghasilkan ilmu atas pemasalahan dan mencari
tujuan praktis serta moralis yang sesuai dengan realisme maka intelektual atau
cendekiawan sebaliknya, ia menaruh perhatian yang tulus, mendalam dan luas
terhadap masalah-masalah sosial-budaya masyarakat dimana ia berada. Di sini
perlu diberi penekanan terhadap kata ” tulus”, karena tidak semua orang yang
menaruh perhatian terhadap masalah-masalah sosial-budaya masyarakat boleh
dikategorikan sebagai intelektual atau cendekiawan.6 Ada ilmuwan yang bisa
dikategorikan sebagai intelektul atau cendekiawan, tapi sebaliknya seorang
intelektual atau cendekiawan tidak bisa dikategorikan sebagai ilmuwan
Jadi ilmuwan bukanlah sekedar untuk melakukan kegiatan ilmiah
atau mencari permasalahan yang akhirnya kebenaran, akan tetapi seorang
ilmuwan juga mengemban suatu tanggung jawab untuk memecahkan
permasalahan keilmuwan serta mempertanggung jawabkan hasil temuannya
dan mempublikasikan keseluruh dunia.
C. Ciri Ilmuwan
Dalam catatan sejarah, bahwasanya ilmuwan memiliki beberapa
ciri yang ditunjukkan oleh cara berfikir yang dianut serta dalam perilaku
seorang ilmuwan. Mereka memilih bidang keilmuan sebagai profesi. Untuk itu
yang bersangkutan harus tunduk di bawah wibawa ilmu. Karena ilmu
merupakan alat yang paling mampu dalam mencari dan mengetahui
kebenaran.7 Ini dapat dikenali lewat paradigma maupun pola sikap senyatanya
dalam kehidupan sosial, yang merupakan penjelmaan prinsip-prinsip ilmiah.
Seorang ilmuwan tampaknya tidak cukup hanya memiliki daya kritis tinggi
atau pun pragmatis, kejujuran, jiwa terbuka dan tekad besar dalam mencari
atau menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi lebih dari semua itu
ialah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu dimana manusia dan
5
manusia.9 Karena kita semua tahu bahwa ilmu merupakan hasil karya
perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji secara terbuka oleh
masyarakat. Maka dari itu, fungsi seorang ilmuwan tidak hanya berhenti pada
penelaahan dan keilmuan secara individual namun juga bertanggung jawab
agar produk keilmuannya sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
luas.10
G. Kesimpulan
Dari apa yang kita ketahui bersama di atas dapat kita simpulkan,
bahwa ilmuwan adalah seorang yang berkecimpung dalam beberapa bidanng
keilmuwan. Sebagai mana kita lihat bersama dalam beberapa pengertian
ilmuwan yang disajikan dipoin kedua. Yang mana seorang ilmuwan itu tidak
luput dari hal ilmiah. Karena karya ilmiah ini merupakan salah satu pokok
yang terpenting untuk mempublikasikan karyanya dengan riset-riset tertentu.
Di samping itu, ilmuwan tidak hanya terpaku dalam hal sikap saja
melainkan dalam tanggung jawab. Karena tanggung jawab ilmuwan
merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda,
apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
7
• Jujun S. Suriasumatri, 2001, Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer,
Jakarta, Pustaka Sinar Harapan.
• Jujun S. Suriasumatri, 1989, Ilmu dalam Persepektif, Jakarta, Yayasan
Obor Indonesia.
• Gie,The Liang, 2000, Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta, Liberty.
• Dhakidae Dhaniel, 2003, Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara
Orde Baru, Jakarta, Gramedia.
• Ensiklopedi Islam 2, 1994, Jakarta, PT. Intermasa.
• http:// www.netsains.com/index.php/page-info/pid-347. Diakses pada
tanggal 19 Desember 2007 oleh Merry Magdalena.
• http:// pgmi unyb. Wordpress. Com/2006/09/25/ ilmu-filsafat-dan-teologi/
• http://CahyaUlumuddin. Multiply.com/Journal/item/19.diakses pada
tanggal 12 maret 2008, Objek material dan Formal Ilmu Pengetahuan.
• http://developer.ning.com/profiles/blog/show?id=1185512%3A111905.
diakses padatanggal 20 desember 2008
• blanked.ning.com/forum/topic/show?id=1854973%3ATopic%3A364-23k-
diaksespada tanggal16 april 2007 oleh Mula Harahap.