Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Banyaknya kasus TB paru dan masih rendahnya angka penyembuhan,
kasus kambuh dan kegagalan pengobatan dan resistensi kuman karena kurang
disiplinnya pasien dalam minum obat maka penulis berkeinginan untuk
melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan TBC.
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan TBC
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep tahap perkembangan
2. Mengetahui tinjauan medis katarak meliputi pengertian,
etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan, dan
prognosis
3. Mengetahui ciri-ciri klien TBC dengan melakukan pengkajian
keperawatan
4. Mengetahui intervensi keperawatan pada klien dengan TBC
5. Mengetahui tindak lanjut intervensi dalam evaluasi
keperawatan pada klien TBC
6. Mengetahui konsep proses keperawatan keluarga
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir
dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap
ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak
yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh
tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak -anak untuk kehidupan
dewasa yang mandiri.
g. Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan.
h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun,
hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya
meninggal. Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah menurut Duvall dan Miller, Carter dan McGoldrik dalam Friedman
(1998) yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah
dan mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
4
2.2.2 Etiologi
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan
bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam
(BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal
24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi
nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut
sebagai Koch Pulmonum (KP). Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini
berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai
Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert
Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya
bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-
paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
5
Droplet Nucles yang merupakan partikel 1-10 mikron, dikeluarkan oleh
penderita penyakit TBC dengan cara batuk-batuk, bersin, bicara, penderita
meludah ke tanah kemudian kuman tersebar ke udara. Oleh karena itu
penyakit ini disebut “Airbone Infection”. Orang dapat terinfeksi kalau
droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan.
2.2.5 Patofisiologi
Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan menjadi terinfeksi.
Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli,tempat dimana mereka
berkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri dalam sistem imun tubuh
dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit (neurofil & makrofagi) menelan
banyak bakteri, limfosit spesifik tuberculosis melisis (menghancurkan) basil
dan jaringn normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat
dalam alveoli akan terjadi gangguan pertukaran gas karena sputum
menumpuk akan menutupi jalan nafas, dan sputum bergerak maju ke
bronkus, maka akan terjadi ganguan jalan nafas. (Brunner & Suddart, 2002 :
585).
2.2.6 Komplikasi
a. Pneumonia (radang parenkim paru)
b. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
c. Pneumotorak (adanya udara dan gas dalam rongga selaput dada)
d. Empiema
e. Lasingitis
f. Menjalar ke organ lain (spt, usus)
2.2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan untuk individu dengan TB aktif memerlukan waktu lama karena
basil resisten terhadap sebagian besar antibiotic dan cepat bermutasi apabila
terpajan antibiotic yang semula masih efektif. Saat ini terapi untuk pasien
6
dengan infeksi aktif adalah kombinasi empat obat dan berlangsung paling
kurang 9 bulan dan biasanya lebih lama. Apabila pasien tidak berespons
terhadap obat-obatan tersebut, maka obat dan protocol pengobatan lain akan
dicoba. Individu yang memperlihatkan uji kulit tuberculin positif setelah
sebelumnya negative biasanya mendapat antibiotic selama 6-9 bulan untuk
membantu respons imunnya dan meningkatkan kemungkinan eradikasi basil
total.
7
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
e. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka
salaing berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
f. Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan
yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan
emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
f. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai
ikatan emosional dan mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dan
tugas.
Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik
keluarga adalah:
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik.
4. Mempunyai tujuan;
a. menciptakan dan mempertahankan budaya
b. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota.
Dari uraian diatas menunjukan bahwa keluarga juga merupakan suatu sistem.
Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau
8
semua individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut.anggota keluarga
saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi untuk mencapai tujuan
bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat
dipengaruhi oleh supra sistemnya yaitu lingkungannya yaitu masyarakat dan
sebaliknya sebagai subsitem dari lingkungan (masyarakat) keluarga dapat
mempengaruhi masyarakat (supra sistem). Oleh karena itu betapa pentingnya
peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota
masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual. Jadi sangatlah tepat jika
keluarga sebagai titik sentral pelayanan keperawatan . Diyakini bahwa
keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan
masyarakat yang sehat.
9
5. The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti
ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-
lain.
6. “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian).
7. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan
bisa berkumpul pada hari minggu atau libur saja.
8. Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok
umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama
atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan
seperti dapur, sumur yang sama.
10. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda
dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11. “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang
terdiri dari satu orang dewasa.
B. Tipe keluarga non tradisional
1. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu
orang dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2. The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.
3. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian
darah yang hidup serumah.
4. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga
yang hidup bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan
sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
6. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena alasan tertentu.
10
7. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah
merasa saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan
membesarkan anak.
8. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi
oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan
barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.
9. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada
hubungan saudara untuk waktu sementara.
10. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan
yang permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan
mental.
11. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan
kriminal.
Dalam UU No. 10 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat, yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah ibu dan
anak. Dalam konteks pembangunan Indonesia bertujuan ingin menciptakan keluarga
yang bahagia dan sejahtera. Keluarga sejahtera dalam UU tersebut disebut sebagai
keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah dan mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa,
memilihi hubungan yang serasi, selaras dan seimbangn antar anggota dan dengan
masyarakat.
11
Keberhasilanm elaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan
dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan
demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen
yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang
mendapatkan kasih sayang dang dukungan dari anggota yang lain
maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan
meningkat yang pada akhiranya tercipta hubungan yang hangat dan
saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan
modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diliar
keluarga atau masyarakat.
b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai
dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta
selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan
tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui
proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan
anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan proses
identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku
yang positif tersebut
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan
keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul
karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
12
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial (Friedman, 1986)
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga
dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan
keluarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhansemua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat
tinggal dan lain sebagainya.
13
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
C. Struktur kekuatan
14
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain kearah positif.
Tipe struktur kekuatan
1. Legitimate power/authority yaitu hak untuk mengatur seperti orang tua
kepada anak.
2. Referent power yaitu seseorang yang ditiru
3. Reword Power yaitu pendapat ahli
4. Coercive power yaitu dipaksakan sesuai keinginan
5. Informational power yaitu pengaruh melalui persuasif
6. Affectif power yaitu pengaruh melalui manipulasi cinta kasih
D. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dubagi
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
15
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar:
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
2. Koordinator
Koordinasi diperlaukan pada perawatan agar pelayanan komprehensive
dapat dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program
kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang
tindih dan pengulangan.
3. Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visiteyang teratur
untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan
keluarga.
5. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,
hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan
perawat dalam menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi yang
disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya.
6. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang
optimal.
7. Fasilitator
16
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan
seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat
sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.
9. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.
17
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
2. Umur KK : 39 tahun
kelurahan patrang
4. Pekerjaan KK : Penjahit
5. Pendidikan KK : SD
6. Komposisi keluarga :
18
Genogram:
19
An.E ( 5
th)
Keterangan :
: laki-laki : laki-laki meninggal
: perempuan : cerai
7. Tipe Keluarga: keluarga single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu
orang tua (ibu) dengan anak karena proses ditinggalkan.
8. Suku Bangsa: ibu S mengatakan: Ibu S berasal dari suku jawa, setelah
menikah Ibu S menetap di Jember dan bahasa yang digunakan bahasa jawa
dengan campuran bahasa madura. Keyakinan yang berhubungan dengan
kesehatan keluarga Ibu S adalah membiarkan dahulu dan mengobati
semampunya dengan bantuan obat-obat yang dapat dibeli di warung, jika
tidak sembuh dapat pergi ke puskesmas terdekat.
20
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga: Ibu S mengatakan ia bekerja sebagai
penjahit, penghasilan yang diperoleh per bulan Rp.200.000,-. Penghasilan
tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga Ibu
S mencari tambahan dengan menerima jahitan dirumahnya, menurut ibu S.
12. Tahap perkembangan keluarga saat ini: keluarga berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah.
Ibu S mengatakan: orang tua ibu S sudah meninggal tetapi ibu S masih
menjalin hubungan yang baik dengan bibinya yang tinggal di depan
rumahnya. Ibu S setiap hari bermain dan menonton tv dirumah bibinya.
21
Dilingkungan sekitarnya ada tetangga yang baik ada juga tetangga yang
kurang baik. Ibu S menyikapinya dengan sabar. Kadang ketika ibu S
mempunyai makanan ibu S juga sering membagikan ke tetangganya
begitu juga sebaliknya, menurut ibu S.
Anak ibu S masih berusia 5 tahun sehingga dalam anggota keluarga ibu
S tidak ada pembagian tanggung jawab. Setiap pagi ibu S memandikan
anak E. Anak E sudah bisa menggunakan seragamnya dengan mandiri
kemudian ibu S menyuapi anak E dan mengantarkannya ke sekolah.
22
belum mampu memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan
tempat tinggal privasi dan rasa aman.
14. Riwayat keluarga inti: Ibu S mengatakan: Ibu S sudah lama menetap di
jember sejak menikah. Ibu S sekarang tinggal di jember dengan anak E.
15. Riwayat keluarga sebelumnya: Ibu S mengatakan: kedua orang tua Bp.T
tinggal di Kediri dan sebagian keluarga besarnya tinggal disana sedangkan
kedua orang tua Ibu S berada dijember dan sudah meninggal, ada satu
orang adik yang tinggal bersama ibu S, ketika ibu S melahirkan, adik dari
ibu S yang membantu merawat ibu S. Ibu S mengatakan: setelah
mempunyai anak Bp.T mencari pekerjaan di bali untuk menafkahi keluarga
dan setelah bekerja disana Bp.T ternyata menikah lagi dan tidak pernah
pulang kerumah. Bp.T sudah lama meninggalkan ibu S dan anak E.
III. LINGKUNGAN
23
18. Mobilitas Geografis Keluarga: ibu S dan anaknya setiap hari berjalan kaki
untuk bekerja. Tidak ada kendaraan lain yang dimiliki keluarga ibu S.
Setiap hari ibu S mengantarkan an. E pergi ke sekolah, kemudian
dilanjutkan menuju tempat bekerjanya hingga pukul 10 siang.
denah rumah:
6 7
8
pintu
3 5
24
1
jendel U
pintu
a
Keterangan:
5. Kandang ayam
6. Kamar mandi
7. Ladang
8. Sumur
25
Jumlah ruangan : 4 ruangan
Tetangga (ibu S)
Tempat bekerja
26
Teman-teman sekolah
An.E ( 5 th)
IV.STRUKTUR KELUARGA
27
a. Ibu S berperan sebagai ibu sekaligus sebagai kepala keluarga, pencari
nafkah, ibu rumah tangga, pembimbing anak-anak, dan pengatur
rumah tangga.
b. Anak E berperan sebagai anak tunggal dalam keluarga, penghibur
keluarga dengan gerak-geriknya serta ucapannya yang lucu.
c. Sukirman tidak mempunyai peran yang sangat penting didalam
keluarga ibu S karena statusnya hanya anggota keluarga tambahan.
24. Nilai dan Norma Budaya:
Norma yang dianut yaitu : sopan santun, menghargai orang lain,
menghormati orang yang lebih tua, dan lainnya. Anak E kadang kala
mendapat cubitan dan jeweran bila tidak mau segera pulang saat bermain
dengan teman-temannya.
V. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi Afeksi : ibu S mengatakan bahwa Anak E pernah
mengungkapkan perasaannya pada saat meminta sesuatu padanya
misalnya dengan merengek-rengek saat minta dibelikan susu, minta jalan-
jalan ke alun-alun (dari penuturan ibu S).
26. Fungsi Sosialisasi : Ibu S menyekolahkan anak E ke sekolah
formal dan diperbolehkan bermain dengan teman sebaya dan anak S juga
sering bermain di rumah tetangga, ke sungai kecil bersama teman-
temannya kecuali pada malam hari hanya bermain ke rumah kakeknya
(paman ibu S) (hasil pengamatan dan penuturan ibu S).
27. Fungsi perawatan keluarga: keluarga ibu S. mengatakan bahwa
keadaan kesehatannya sudah mulai membaik namun masih perlu
pengobatan secara rutin. Meski masih sering batuk-batuk namun sudah
tidak seperti beberapa bulan yang lalu. Meski penghasilan per bulan
hanya Rp 200.000 per bulan namun Ibu. S masih merasa mampu biayai
kebutuhan keluarga. Menu makanan tiap hari berbeda-beda, sayuran
28
diambil dari halaman belakang atau berbelanja, lauk pauknya kadang
telur, tahu tempe, atau hanya sambal saja. Ketika terjadi gangguan
kesehatan, ibu S langsung membawanya ke puskesmas patrang.
29
masalah. Namun kita harus menghadapi itu dengan penuh kesabaran.
Apalagi masalah ekonomi yang sangat minimal sekali. Ibu S jarang
mengeluh saat kesulitan keuangan dan tidak pernah bersikap kasar
terhadap anak S karena masalah yang dipikirkannya.
33. Strategi koping yang digunakan : menurut ibu S koping yang
digunakan untuk membantu meringankan masalah ekonomi adalah
menjual sayuran yang ditanam di belakang rumahnya. Selain itu
menjual ayam dan telurnya serta menerima jahitan di rumah.
34. Strategi adaptasi disfungsional : ibu S mengatakan tidak ada perilaku
yang menyimpang dalam menghadapi masalahnya. Semua masalah
yang ada dihadapi dengan sabar.
30
5 Abdomen • Inspeksi, perkusi, • Inspeksi, perkusi,
palpasi: tidak ada pembesaran palpasi: tidak ada
organ. pembesaran organ.
• Warna kulit kecokelatan. • Warna kulit
• Terdengar bising usus. kecokelatan
• Terdengar bising usus.
6 Ekstremitas atas • Tangan kanan dan kiri • Tangan kanan dan kiri
simetris. simetris.
• Teraba arteri brakhialis. • Teraba arteri
• Warna kulit kecokelatan. brakhialis.
31
32
No. Data ANALISA DATA
Masalah/Dia Kemungkinan Diagnosa
gnosa Penyebab keperawatan
- kamar anak E
berdekatan dengan kamar
Ibu S dan kandang ayam
DO:
- Tidak terdapat
Jendela kamar di
kamar ibu S.
- Lingkungan tidak
layak ( kandang
hewan di sekitar
rumah).
- ventilasi kurang,
33
tembok dari bambu.
Tahap II
PRIORITAS MASALAH
Diagnosa Keperawatan:
34
pengobatan ke puskesmas
Patrang.
3. Potensial masalah 1 2/3x1= 2/3 Proses pengobatan secara berkala
dicegah dan teratur serta interaksi yang
Cukup = 2 diperhatikan dapat
meminimalkan penularan
penyakit.
4. Menonjolnya 1 2/2x1=1 Masalah sangat dirasakan ada
masalah dan memerlukan penanganan
Masalah ada dan untuk menghindari dampak
perlu ditangani=2 lainnya.
Jumlah 3
Diagnosa keperawatan :
35
Rendah = 1 mencukupi.
4. Menonjolnya 1 1/2x1=1/2 Ancaman dirasakan ada tetapi
masalah keluarga merasa ada hal yang
Masalah ada dan lebih penting untuk terlebih
tidak perlu segera dahulu diselesaikan.
ditangani=1
Jumlah 2.16
Diagnosa Keperawatan :
36
4. Menonjolnya 1 0/2x1=0 Dalam perubahan perannya ibu S
masalah tidak mengalami kesulitan dalam
Masalah tidak mengasuh dan memberikan
dirasakan = 0 perhatian yang penuh pada anak
E.
Jumlah 2
37
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU S
38
lingkungan 2. Keluarga Respon Sikap ibu S untuk 2.1.1 dukung keluarga
disekitar rumah mampu verbal melakukan untuk mengambil
(paparan agen memutuskan perubahan pada keputusan dalam
infeksi, kondisi untuk tata ruang rumah melakukan perubahan tata
hidup kurang melakukan ruang rumah.
bersih) perubahan
tata ruang
rumah
3. Keluarga Demonst Kesehatan yang 3.1.1 Lakukan konsultasi
mampu rasikan harus segera pada keluarga khususnya
memberikan disembuhkan ibu S tentang pemindahan
dukungan sebagai kandang ayam.
positif pada pendukung untuk 3.1.2 instruksikan pada
ibu S untuk segera keluarga untuk menjaga
segera memindahkan hygiene pribadi untuk
memindahka kandang ayam melindungi tubuh terhadap
n kandang infeksi
ayam ke
belakang
rumah
39
4. Keluarga Demonst Status kesehatan 4.1.1 Anjurkan kepada
mampu rasikan pada keluarga ibu keluarga untuk
menciptakan S dapat membersihkan lingkungan
lingkungan ditingkatkan dengan benar
yang dengan adanya
mendukung lingkungan yang
peningkatan nyaman dan
status bersih
kesehatan
keluarga.
40
melakukan kesehatan keluarganya.
konsultasi
tentang
pengaruh
tata ruang
terhadap
pemeliharaa
n kesehatan
keluarga
2 Perubahan Setelah Setelah
penampilan peran dilakukan dilakukan
keluarga terutama asuhan pertemuan 4x60
ibu S keperawatan menit, keluarga
berhubungan Ibu S mampu menunjukkan:
dengan menjalankan 1. Keluarga Respon Keluarga dapat 1.1.1 Bantu keluarga
ketidakmampuan perannya mampu verbal menyebutkan mengenal masalah
keluarga merawat sebagai single mengenal adanya kesulitan 1.1.2 Diskusikan dengan
anggota keluarga parent dampak dalam melakukan ibu S mengenai rasa
yang sakit situasi pada peran yang baru tidak menerima
perubahan kondisi bahwa ibu S
41
peran melakukan peran
ganda
2. Keluarga Respon Ibu S tidak 2.1.1 Ajarkan perilaku
mampu verbal membutuhkan baru yang
memutuskan bantuan orang dibutuhkan oleh ibu
untuk lain dalam S untuk memenuhi
melakukan mengasuh anak E suatu peran.
peran ganda Anak E menjadi
motivator bagi
ibu S untuk
menyemangati
kembali hidup
42
4. Keluarga Redemo Dengan 4.1.1 beri penjelasan pada
mampu nstrasika menggunakan ibu S tentang peran yang
memenuhi n fasilitas kesehatan harus dilakukan sebagai
harapan ibu S dapat single parent
peran berkonsultasi 4.1.2 fasilitasi diskusi
tentang masalah tentang adaptasi peran
perannya
5. Keluarga
redemon 5.1.1 Beri
dapat
strasi penjelasan pada
menggunaka
keluarga tentang
n fasilitas
fungsi fasilitas dan
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan yang
sebagai
dapat digunakan.
sarana untuk
5.1.2 Diskusikan
memutuskan
tentang pelayanan
masalah
yang ada sebagai
tempat untuk
43
mendapatkan solusi
masalah peran
keluarga.
44
mampu verbal buruk dapat dalam memutuskan
memutuskan menyebabkan tindakan
tindakan berbagai penyakit keperawatan
yang tepat dan mengurangi 2.1.2 Bantu keluarga
untuk kenyamanan mengidentifikasi
mengatur keuntungan dan
lingkungan kerugian dalam
rumah pengambilan
keputusan
3. Keluarga Respon Ibu S dapat 3.1.1 Kaji kemampuan
mampu verbal memindahkan anggota keluarga
melakukan kandang ayam ke dalam
tindakan halaman belakang memodifikasi
modifikasi dan membuat WC lingkungan
dengan tepat supaya yidak 3.1.2 Jelaskan tentang
BAB di sungai perubahan yang bisa
terjadi setelah
memodifikasi
lingkungan.
4. Keluarga redemon Penataan ruang 4.1.1 Ajarkan dan
45
mampu strasikan rumah yang baik demontrasikan cara
menciptakan dapat modifikasi
lingkungan menciptakan lingkungan rumah.
yang bersih lingkungan yang 4.1.2 Bantu keluarga
dan nyaman nyaman dan dalam menciptakan
bersih lingkungan yang
sehat
46
dan sebagai keluarga yang yang sakit.
tempat sakit 5.1.3 Kaji
rujukan kemampuan
keluarga dalam
penentuan
pelayanan
kesehatan yang
tepat.
47
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
48
mendapatkan biaya
tersebut
1.5 Menganjurkan keluarga khususnya Fitri -----------
pada ibui S ke puskesmas untuk selalu
mengontrol kesehatannya dan keluarga
untuk menjaga hygiene pribadi untuk
melindungi tubuh terhadap infeksi----
12/12/2009 Perubahan penampilan peran 1.1 Kembali mengkomunikasikan Tifani------------ S: Ibu S mengatakan
keluarga terutama ibu S mengenai perasaan yang dirasakan sudah mulai melupakan
berhubungan dengan oleh ibu S--------------------- - Bp. T dan
ketidakmampuan keluarga kehadirannya sudah
merawat anggota keluarga 1.2 Mengajak ibu untuk mengenal lebih Tifani------------ tidak diharapkan lagi.
yang sakit jauh masalah yang sedang dihadapi
O: Ibu S terlihat lebih
1.3 Membantu ibu S dalam tenang namun matanya
mengidentifikasi kekuatan diri Tifani ------------ sedikit berkaca-kaca
-------------------
A: Masalah mulai
1.4 beri penjelasan pada ibu S tentang dapat diselesaikan
49
peran yang harus dilakukan sebagai Tifani------------
single parent ---------------- P: Lanjutkan diskusi
dengan keluarga
1.5 Memberikan dukungan pada ibu S mengenai perannya
agar dapat menjalani perannya Tifani------------
dengan baik-------------------
13/12/2009 Kerusakan penatalaksanaan 1.1 Membantu keluarga mengenal Tofan------------ S: ibu S menyatakan
pemeliharaan rumah masalah -------------------- bahwa rumahnya
berhubungan dengan 1.2 Meningkatkan status pendidikan Tofan------------ masih butuh
ketidakmampuan Keluarga keluarga dengan memberikan perbaikan dan akan
menentukan keputusan yang pendidikan pada keluarga tentang memindahkan
tepat untuk menangani rumah sehat dan tata ruang rumah kandang ayam ke
masalah pemeliharaan yang baik --------------------- Tofan------------- belakang rumah
rumah keluarga 1.3 Kaji kemampuan anggota
keluarga dalam memodifikasi O: Rumah berdebu
lingkungan - Lantai dari semen
Tofan------------
1.4 Ajarkan dan demontrasikan cara - kandang dan rumah
modifikasi lingkungan rumah ------ hanya berbatasan
50
1.5 Diskusikan tentang pelayanan yang Tofan------------ dengan dinding bambu
ada sebagai tempat rujuka keluarga
bila ada yang sakit --------- A: Masalah belum
selesai karena
keterbatasan biaya tapi
ada kemauan dari
keluarga
P: anjurkan untuk
segera melakukan
tindakan
51
BAB 4. PEMBAHASAN
52
Perumusan diagnosa keparawatan dianalisis berdasarkan dari hasil pengkajian
terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, dan koping keluarga, yang bersifat actual,
resiko atau kesejahteraan, dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab
melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkan
kemampuan dan sumber daya keluarga. Perumusan diagnosa yang disepakati oleh
keluarga dan kelompok kami adalah resiko penularan infeksi (penyakit) pada anak E
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah
untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan disekitar rumah (paparan agen
infeksi, kondisi hidup kurang bersih), kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan
rumah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menentukan keputusan yang
tepat untuk menangani masalah pemeliharaan rumah keluarga, perubahan penampilan
peran keluarga terutama ibu S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit.
53
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
54
DAFTAR PUSTAKA
55
56
57