You are on page 1of 3

Akhlakul Karimah

Lambang Kematangan Iman

ً ُ ‫خل‬
‫قا‬ ُ ‫م‬ َ َ
ْ ُ‫سن ُه‬
َ ‫ح‬
ْ ‫ى اللهِ أ‬
َ ‫عَباد َ اللهِ ِإل‬
ِ ‫ب‬
ّ ‫ح‬
َ ‫أ‬

"Hamba-hamba Allah yang paling dicintai-Nya adalah yang paling baik


akhlaknya di antara mereka" (Shahih Al Jami’: 179)
Akhlak adalah bentuk jama’ dari yang berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku, atau tabi’at. Berakar dari kata khalaqa yang berarti
menciptakan. Kata-kata akhlak seakar dengan kata khaliq (pencipta),
makhluq (yang diciptakan) dan khalaq (penciptaan).
Abdul Karim Zaidan mendefinisikan akhlak sebagai berikt ; “Akhlak
adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan
sorotan dan timbangannya, seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau
buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya.”
Dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
manusia, akan muncul secara spontan ketika diperlukan, tanpa pemikiran
atau pertimbangan dan tidak memerlukan dorongan dari luar. Dalam Mu’jam
Al Wasith disebutkan; Min ghairi hajah ila fikr wa ru’yah (tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan).
Muhammad Abdullah Draz dalam bukunya Dustur Al Akhlak fil Islam
membagi ruang lingkup akhlak kepada lima bagian, yaitu : Akhlak peribadi
(Al Akhlak Al Fardhiyah), Akhlak Berkeluarga (Al Akhlak Al Usairiyah), Akhlak
Bermasyarakat (Al Akhlak Al Ijtima’iyah), 4.Akhlak Bernegara (Al Akhlak Ad
Daulah), Akhlak Beragama (Al Akhlak Ad Diniyah).1
Akhlakul karimah sangatlah tinggi kedudukannya dalam penilaian Islam.
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam diutus untuk menyempurnakan
akhlak manusia. Rasulullah selalu menakar baik buruknya akhlak seseorang
sebagai ukuran kualitas imannya. Maka akhlak Islami paling kurang juga
memiliki lima ciri-ciri khas yaitu:
1. Akhlak Rabbani
Akhlak Islam bersumber dari wahyu Ilahi yang termasuk dalam Al
Qur’an dan Sunnah. Dalam Al Qur’an terdapat lebih 1.500 ayat yang
mengandung ajaran akhlak, baik dalam teori atau praktik. Begitu pula dalam
hadits-hadits Nabi, amat banyak memberi pedoman tentang akhlak. Sifat
Rabbani dari akhlak bertujuan memperoleh kebahagiaan di dunia sekarang

1 Dikuatkan oleh Drs. Yunhar Ilyas, Lc., MA. dalam bukunya “Kuliah Akhlak”.
dan di akhirat nanti.
Ciri Rabbani dalam akhlak Islam bukanlah moral yang tradisional dan
situasional, tetapi akhlak yang benar-benar memiliki nilai mutlak. Akhlak
Rabbani mampu menghindari kekacauan nilai moralitas dalam kehidupan
manusia.
Al Qur’an mengajarkan, « Inilah jalan-Ku yang lurus, hendaklah kamu
mengikutinya, jangn kamu ikuti jalan-jalan lain, sehingga kamu bercerai
berai dari jalan-Nya. Demikian yang diperintahkan kepadamu, agar kamu
bertaqwa. » (Q.S. Al An’am: 153)

2. Akhlak Manusiawi
Akhlak Islam memenuhi tuntutan fitrah manusia. Kerinduan jiwa
manusia kepada kebaikan akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran akhlak
dalam Islam. Ajaran akhlak dalam Islam diperuntukkan bagi manusia yang
merindukan kebahagiaan dalam arti hakiki bukan kebahagiaan yang
sementara. Akhlak Islam adalah akhlak yang benar-benar memelihara
eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan fitrahnya.

3. Akhlak Menyeluruh (Universal)


Akhlak dalam Islam sesuai dengan kemanusiaan secara meluas
(universal), mencakup segala aspek hidup manusia, baik yang dimensinya
vertikal maupun horizontal. Sebagai contoh Al Qur’an menyebutkan sepuluh
macam keburukan yang wajib dijauhi oleh setia orang.
a. Dilarang menyekutukan Allah,
b. Dilarang durhaka kepada orang tua,
c. Dilarang membunuh anak karena takut miskin,
d. Dilarang berbuat keji baik secara terbuka maupun secara
tersembunyi,
e. Dilarang membunuh orang tanpa alasan yang sah,
f. Dilarang makan harta anak yatim,
g. Dilarang mengurangi takaran dan timbangan,
h. Dilarang membebani orang lain kewajiban yang melampaui
kekuatannya,
i. Dilarang melakukan persaksian tidak adil,
j. Dilarang mengkhianati janji dengan Allah.

4. Akhlak yang sangat seimbang


Akhlak dalam Islam berada di tengah antara yang khayalan manusia
sebagai malaikat yang semata bertumpu kepada segi kebaikan saja tanpa
dorongan nafsu dengan sifat-sifat hewaniyah yang menitik beratkan sifat
keburukannya saja. Manusia menurut pandangan Islam memiliki dua
kekuatan dalam dirinya Kekuatan baik pada hati nurani dan akalnya.
Kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Manusia memiliki naluri hewaniyah
dan juga ruhiyah malaikat. Manusia memiliki unsur rohani dan jasmani yang
dilayani secara amat seimbang.
Manusia hidup tidak hanya di dunia kini, tetapi akan berlanjut dengan
kehidupan akhirat. Hidup di dunia merupakan ladang bagi akhirat. Akhlak
Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia, jasmani dan rohani. Secara
seimbang pula menuntun hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Bahkan
memenuhi kebutuhan peribadi harus seimbang memenuhi kewajiban
terhadap masyarakat.

5. Akhlak dalam kehidupan nyata


Akhlak Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun
manusia dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan di banding
dengan makhluk-makhluk yang lain, tetapi manusia mempunyai kelemahan.
Manusia mempunyai kecenderungan manusiawi dan berbagai macam
kebutuhan material dan spritual. Kelemahan-kelemahan manusia itu sangat
memungkinkan bagi manusia melakukan kesalahan-kesalahan dan
pelanggaran. Oleh sebab itu Islam memberikan kesempatan kepada manusia
yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri dengan bertaubat dan
beristighfar. Bahkan dalam keadaan terpaksa, Islam membolehkan manusia
melakukan sesuatu yang dalam keadaan biasa tidak dibenarkan.

Ketika umat Islam melakukan panduan akhlak sesuai dengan bimbingan


Alquran dan Sunnah Rasulullah Shallalahu alaihi wa Sallam, maka tampaklah
perilaku umat itu aneh dan ganjil sekali.
Wallahu a’lamu bis-shawaab.

You might also like