You are on page 1of 18

MAKALAH KEBIJAKAN BISNIS

“Analisis Lingkungan Internal Perusahaan”

Disusun oleh :
1. Ayu Retno Asih 2. Berti Yunita 3. Chairul Hanif 4. Choirul Nikmah 5. Dewi
Maisyaroh

0610320030 0610320035 0610320037 0610320038 0610320048

Kelas C

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA


MALANG 2009 I. PENGERTIAN
Yang dimaksud lingkungan internal organisasi adalah berbagai hal atau pihak yang
terkait langsung dengan kegiatan sehari-hari organisasi, dan mempengaruhi langsung
tehadap setiap program, kebijakan, hingga “denyut nadi” nya organisasi. Sedangkan
(Lawrence dan William, 1998)mendefinisikan analisa lingkungan internal perusahaan
sebagai suatu proses dengan mana perencana strategi mengkaji pemasaran, dan distribusi
perusahaan, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan
karyawan perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana
perusahaan mempunyai kekuatan dan kelemahan yang penting sehingga perusahaaan
dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menangani
ancaman di dalam lingkungan.

II. PENTINGNYA ANALISIS INTERNAL


Alasan pentingnya analisis lingkungan internal adalah untuk mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan perusahaan. Kekuatan, merupakan suatu kondisi perusahaan yang mampu
melaksanakan semua tugasnya secara baik karena memiliki sumber daya, keterampilan,
atau keunggulan-keunggulan lain relative terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang
ingin dilayani oleh perusahaan. Sebaliknya, kelemahan merupakan kondisi dimana
perusahaan kurang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik karena memiliki
keterbatasan ataupun kekurangan dalam sumberdaya, kinerja efektif perusahaan. Contoh
dari sumber daya dan kemampuan yang menghambat itu antara lain fasilitas, sumber
daya keuangan, kemampuan manajemen, dan keterampilan pemasaran. Faktor lain
penyebab pentingnya analisis internal penting dilakukan adalah adanya kondisi
ketidakpastian, kompleksitas, dan konflik yang dihadapi dalam organisasi. Manajer
menghadapi kondisi ketidakpastian dalam hal munculnya
teknologi baru, perubahan kecenderungan ekonomi dan politik yang berlangsung cepat,
perubahan dalam nilai social, dan pergeseran permintaan konsumen. Ketidakpastian
lingkungan akan meningkatkan kompleksitas dan jumlah masalah yang harus diamati
manajer saat mempelajari lingkungan internal.

III. SUMBER DAYA PERUSAHAAN


Dalam pengertian yang luas, sumber daya merupakan input proses produksi perusahaan
seperti halnya barang modal, kemampuan pekerja, keuangan, pemasaran, produksi, serta
manajer yang berbakat. Dari pengertian tersebut, maka sumber daya perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu sumber daya yang berwujud (tangible) dan
yang kedua yaitu sumber daya yang tidak berwujud (intangible). a. Sumber Daya
Berwujud Sumber daya berwujud merupakan aktiva perusahaan yang dapat dilihat,
disentuh atau dihitung. Sifat utama dari sumber daya berwujud ini adalah dapat
diidentifikasikan lebih langsung dan diperkirakan nilainya seperti kapasitas pinjaman
perusahaan, peralatan guna menunjang kegiatan produksi, kegiatan operasional atau
administratif, maupun infrastruktur yang menunjang untuk kelangsungan perusahaan.
Nilai dari sumber daya yang berwujud dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. b.
Sumber Daya Tidak Berwujud Lain halnya dengan sumber daya yang berwujud, sumber
daya tidak berwujud memiliki sifat tidak dapat dilihat, lebih sulit untuk dimengerti dan
ditiru oleh pesaing. Sumber daya tidak nyata biasanya hanya dicatat sebagai good will
seperti reputasi, teknologi, pengalaman, informasi, promosi, budaya organisasi. •
Reputasi. Perusahaan pasti memiliki reputasi di mata karyawan, perusahaan lain yang
bermitra ataupun di mata masyrakat. Setiap perusahaan harus mampu menjaga reputasi,
karena reputasi ini sangat berharga guna menjaga kelangsungan perusahaan. Selain itu
tujuan yang telah ditetapkan pada awal berdirinya perusahaan dapat tercapai.

Teknologi. Untuk dapat memproduksi barang atau dan jasa dibutuhkan teknologi yang
canggih dalam proses pembuatannya. Teknologi yang dimiliki oleh tiap-tiap perusahaan
tidaklah sama, dalam hal ini apabila suatu perusahaan memiliki sumberdaya yang lebih
baik dan canggih dari perusahaan lain maka ini merupakan aset yang sangat berharga.

Pengalaman. Perusahaan dan setiap orang yang berada di dalam perusahaan teersebut
memilki pengalaman yang berbeda-beda dimana pengalaman tersebut dapat dijadikan
pedoman bagi perusahaan apabila sedang menaghadapi suatu permasalahan. Semakin
banyak pengalaan yang dimiliki oleh orang maupun perusahaan maka akan semakin
mempermudah perusahaan menyelesaikan suatu masalah.

Informasi. Manajemen banyak memerlukan informasi dalam menjalankan perusahaan.


Informasi tersebut dapat berupa informasi mengenai keadaan masyarakat, kurs mata
uang, keadaan ekonomi secara makro maupun mikro juga informasi mengenai produk
yang diprodusi oleh perusahaan lain. Informasi yang telah diterima tersebut akan diolah
dan dijadikan pedoman pada saat pengambilan keputusan atau menetapkan suatu
kebijakan menyangkut kelangsungan perusahaan.

Promosi. Untuk memasarkan produk atau jasa perusahaan memerlukan promosi agar
barang dan atau jasa tersebut dapat di kenal oleh masyarakat. Banyak media yang dapat
digunakan untuk melakukan promosi, misalnya TV, radio, majalah, dll. Menurut Jay
Barney, kinerja organisasi ditentukan oleh sumber daya

internal yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori: a. Sumber daya fisik, meliputi
semua pabrik dan peralatan, lokasi, teknologi, bahan baku, dan mesin b. Sumber daya
manusia, meliputi semua karyawan, pelatihan,pengalaman, kepandaian, pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan c. Sumber daya organisasi, meliputi struktur perusahaan,
proses perencanaan, sistem informasi, paten, merek dagang, hak cipta, database dan
sebagainya. Ada beberapa hal yang membuat suatu sumber daya sangat berharga. Antara
lain:
a. Superioritas Kompetitif. Apakah dengan sumber daya yang ada dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan secara lebih baik dibanding pesaing atau tidak b. Kelangkaan
Sumber daya. Terkait mengenai pasokan sumber daya yang memiliki keterbatasan selama
penggunaan c. Kemudahan ditiru, apakah sumber sumber daya tersebut memiliki
kemudahan untuk ditiru atau didapatkan d. Appropriability. Terkait dengan siapa
sebenarnya yang memperoleh keuntungan yang diciptakan oleh sumber daya e. Daya
Tahan. Kecepatan sumber daya dalam menyusut f. Substitutability. Alternatif dari sumber
daya lain yang digunakan.

IV. ANALISIS INTERNAL PERUSAHAAN


1. Analisis Fungsional Salah satu cara yang paling sederhana untuk memahami dan
menganalisis lingkungan organiasasi khususnya lingkungan internal adalah melalui
pendekatan fungsional. H.I. Ansoff, seorang pejabat manajemen strategis,
mengemukakan bahwa keahlian dan sumber daya perusahaan dapat diatur ke dalam profil
kompetisi sesuai fungsi bisnis, seperti: pemasaran, keuangan, penelitian dan
pengembangan, operasi. 1.1 Struktur Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi
dinamakan dengan struktur organisasi. Struktur organisasi pada dasarnya merupakan
desain organisasi tempat para manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi,
terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumberdaya yang dimiliki organisasi,
serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan.
Jika dalam fungsi perencanaan, tujuan dan rencana ditetapkan maka dalam
pengorganisasian rencana tersebut diturunkan dalam sebuah pembagian kerja tertentu
dalam sebuah struktur organisasi dimana di dalamnya terdapat kejelasan bagaimana
rencana organisasi akan dilaksanakan, dikoordinasikan, dan dikomunikasikan.
Pemahaman terhadap bagaimana perusahaan tertentu tersusun, sangat berguna dalam
perumusan strategi. Apabila struktur perusahaan cocok dengan perubahan strategi yang
diusulkan, maka struktur tersebut merupakan kekuatan perusahaan. Akan tetapi, bila
struktur tidak sesuai dengan strategi yang ada atau yang diusulkan, maka struktur tersebut
jelas merupakan kelemahan perusahaan dan akan membuat strategi tidak dapat
dilaksanakan dengan benar.

b. Struktur Pemilik

a. Struktur Manajemen Puncak

Pekerja Pemanufakturan Penjualan Keuangan Personalia

c. Struktur Manajemen Puncak

Divisi Produk A

Divisi Produk B

Pemanufakturan

Penjualan

Keuangan

Personalia

PemanuPenjuGambar 1 Struktur Dasar Perusahaan fakturan alan Keterangan Gambar 1:

Keuangan

Personalia
a.

Struktur Sederhana. Tidak ada kategori fungsional maupun produk; tepat untuk
perusahaan kecil yang didominasi oleh pengusaha dengan satu atau dua lini produk yang
beroperasi pada ceruk pasar yang mudah diidentifikasi. Para karyawan cenderung kaum
generalis dan orang yang serba tahu

b.

Struktur Fungsional. Tepat untuk perusahaan ukuran sedang dengan beberapa lini produk
dalam satu industry. Para karyawan cenderung ahli dalam fungsi bisnis yang penting bagi
industri tersebut, seperti: pemanufakturan, pemasaran, keuangan, dan sumber daya
manusia

c.

Struktur Divisinal. Tepat untuk perusahaan besar dengan banyak lini produk dalam
beberapa industri yang berhubungan. Para karyawan biasanya spesialis fungsionalis yang
diatur sesuai dengan pembedaan produk ataupun pasarnya.

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yaitu : • Faktor Strategi.
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi, oleh karena itu
jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka struktur
organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. • Skala Organisasi.
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor, diantaranya adalah dari
jumlah penjualan, pangsa pasar, hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala
kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak
terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan. Sedangkan organisasi yang besar karena
ruang lingkup aktivitasnya yang luas, maka memerlukan pendelegasian pekerjaan dan
wewenang sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu
mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktivitas yang luas tersebut. •
Teknologi. Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara
bagaimana sebuah produk dari sebuah organisasi bisnis dihasilkan atau juga dengan cara
bagaimana pekerjaan dilakukan. Oleh karena itu, organisasi yang memiliki berbagai
pekerjaan rutin barangkali akan memiliki struktur yang lebih banyak bagiannya
dibandingkan dengan organisasi yang tidak memiliki pekerjaan rutin.

Lingkungan. Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan


diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk
dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong
organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan
yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan organisasi yang cenderung statis tidak
akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.

1.2 Budaya Perusahaan Budaya organisasi adalah sekumpulan keyakinan, harapan, dan
nilai yang dipelajari serta dibagikan oleh anggota-anggota organisasi, diturunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya organisasi penting sekali untuk dipahami
karena banyak pengalaman menunjukkan bahwa ternyata budaya organisasi ini tidak saja
berbicara mengenai bagaimana sebuah organisasi bisnis menjalankan kegiatannya sehari-
hari, tetapi juga sangat mempengaruhi bagaimana kinerja yang dicapai oleh sebuah
organisasi bisnis. Budaya organisasi atau perusahaan juga membentuk perilaku manusia
di dalam perusahaan. Karena budaya sangat kuat pengaruhnya terhadap perilaku manajer
di tiap tingkat organisasi, maka budaya juga sangat memengaruhi stabilitas perusahaan
untuk mengubah arah strategisnya. Budaya organisasi akan sangat berbeda dari satu
perusahaan dengan perusahaan lain. Namun, pada intinya, apa yang dianut oleh sebuah
perusahaan akan menentukan bagaimana kesuksesan yang dapat mereka raih. Namun
demikian, budaya organisasi berbeda tidak saja antar perusahaan namun juga antar bagian
di sebuah perusahaan. Oleh karena itu, budaya organisasi merupakan faktor yang akan
menentukan bagaimana tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Faktor yang
menentukan terbentuknya budaya organisasi yakni pengalaman yang dijalani oleh
organisasi itu sendiri. Pengalaman bisa berupa kegagalan maupun kesuksesan.
Kesuksesan bisa disebabkan karena adanya konsep bisnis yang tepat, pendekatan
manajemen yang terbaik, dan lain-lain. Sebaliknya kegagalan dapat disebabkan oleh
ketidaktepatan konsep bisnis yang dijalankan, pendekatan manajemen yang buruk, atau
bahkan mungkin faktor lingkungan eksternal yang tidak sanggup diantisipasi oleh
perusahaan. Fase-fase
kesuksesan dan kegagalan ini pada dasarnya menentukan bagaimana budaya organisasi
terbentuk dan diyakini kemudian oleh organisasi tersebut sebagai sebuah konsep norma
dan nilai yang dianut dan mempengaruhi keseluruhan cara kerja perusahaan. Pada
dasarnya para manajer perlu memahami budaya organisasi apa yang dianut saat ini,
diyakini oleh lingkungan saat ini, dan kemudian perlu memiliki keyakinan untuk
mempertahankan dan atau mengubah budaya tersebut sesuai dengan tujuan organisasi
yang ingin dicapai dalam jangka panjang. Tidak setiap budaya organisasi harus
dipertahankan. Adakalanya budaya organisasi justru harus diubah. Tetapi seorang
manajer perlu memahami benar budaya organisasi mana yang harus dipertahankan dan
mana yang harus diubah.

1.3 Pemasaran Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan,

mengantisipasi, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa
(Fred R. David, 179:2005). Di dalam fungsi pemasaran, ada beberapa daftar faktor kunci
pemasaran yaitu: • • Pangsa pasar dan segmentasi pasar. Seberapa besar pasar yang
dikuasai perusahaan dan kelompok segmen mana yang akan dimasuki Bauran produk dan
jasa. Bagaiman kualitas barang yang diperjual belikan, tenaga penjual yang efisien dan
efektif, hubungan erat dengan pelanggan utama • • • • • Jasa purna jual yang efektif Citra
masyarakat terhdap perusahaan dan pembentukan loyalitas Periklanan yang efektif.
Apakah iklan dapat membentuk tentang citra produk Strategi harga yang efektif untuk
produk dan jasa Jalur distribusi yang efisien dan efektif.

Ada tujuh fungsi dasar pemasaran: (1) analisis pelanggan, (2) penjualan produk, (3)
perencanaan produk, (4) penetapan harga, (5) distribusi, (6) riset pemasaran, dan (7)
analisis peluang.
(1) Analisis Pelanggan Analisis pelanggan (customer analysis)__investigasi dan evaluasi
kebutuhan, aspirasi, serta keinginan konsumen__melibatkan administrasi survey
pelanggan, analisis informasi konsumen, evaluasi strategi positioning pasar,
mengembangkan profil pelanggan, dan menentukan strategi segmentasi pasar yang
optimal. Profil pelanggan dapat mengungkapkan karakteristik demografis dan pelanggan
organisasi. (2) Penjualan Produk Penjualan (selling) mencakup banyak aktivitas
pemasaran, seperti: iklan, promosi penjualan, publisitas, penjualan pribadi, manajemen
tenaga penjualan, promosi penjualan, publisitas, penjualan pribadi, manajemen tenaga
penjualan, hubungan dengan pelanggan, serta hubungan dengan dealer. Aktivitas ini
penting, khususnya ketika perusahaan menjalankan strategi penetrasi pasar. (3)
Perencanaan Produk Perencanaan produk mencakup aktivitas, seperti: uji pemasaran,
positioning produk dan merek, merencanakan garansi, pengemasan, menentukan pilihan
produk, fitur produk, model produk, kualitas produk, serta menyediakan layanan. Salah
satu teknik perencanaan produk dan jasa yang paling efektif adalah test marketing.
Pengujian pasar memungkinkan organisasi untuk menguji alternative rencana pemasaran
dan untuk meramalkan penjualan produk baru di masa depan. (4) Penetapan Harga Lima
pemangku kepentingan utama memengaruhi keputusan penetapan harga, yakni:
konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing. Terkadang sebuah organisasi
menjalankan strategi integrasi ke depan terutama untuk mendapatkan pengendalian yang
lebih baik atas harga yang dibebankan kepada konsumen. Pemerintah dapat menetapkan
batasan untuk penetapan harga, diskriminasi harga, harga minimum, harga per unit, iklan
harga, dan pengendalian harga. (5) Distribusi Distribusi mencangkup pergudangan,
saluran distribusi, cakupan

distribusi, lokasi toko peritel, teritori penjualan, tingkat dan lokasi persediaan, alat
transportasi, penjualan partai besar, dan peritel. Kebanyakan produsen saat ini tidak
menjual barang mereka langsung kepada konsumen. Berbagai organisasi pemasaran
bertindak sebagai perantara, mereka memiliki berbagai nama seperti: penjual partai besar,
peritel, broker, fasilitator, agen, vendor, atau distributor. (6) Riset Pemasaran Riset
pemasaran merupakan pengumpulan, pencatatan, dan analisis data secara sistematis
tentang masalah yang berkaitan dengan pemasaran barang dan jasa (Fred R. David,
183:2005). Riset pemasaran dapat mengungkapkan kekuatan dan kelemahan penting
dengan menggunakan berbagai skala, instrument, prosedur, konsep, dan tuntuk
mengumpulkan informasi. Aktiitas riset pemasaran mendukung semua fungsi bisnis
utama dari sebuah organisasi. Organisasi dengan kemampuan riset pemasaran yang baik
memiliki kekuatan yang nyata dalam menjalankan strategi generik. (7) Analisis Peluang
Fungsi ketujuh dari pemasaran adalah analisis peluang. Analisis ini melibatkan evaluasi
terhadap biaya, manfaat, serta risiko yang berhubungan dengan keputusan pemasaran.

1.4 Keuangan Analisa keuangan memberikan ukuran bagi manajer mengenai kinerja
perusahaan dibandingkan dengan kinerjanya di tahun-tahun yang lampau. Tujuan lain
dilakukannya analisis keuangan perusahaan adalah membantu memperlihatkan
kelemahan dan kekuatan dalam bidang fungsional lain dari sudut pandang operasi dan
strategi. Dalam hal apa pun jika suatu perusahaan atau sub unitnya dinilai untuk
pengambilalihan (dihentikan operasi atau likuidasi), proses penilaian keuangan itu sendiri
perlu dilakukan sebagai tambahan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi keputusan
tersebut. Beberapa faktor keunggulan strategis yang utama dalam keuangan yaitu: a.
Perencanaan keuangan, modal kerja dan prosedur penganggaran modal yang efisien dan
efektif. b. Sistem akuntansi untuk perencanaan, anggaran biaya, laba dan prosedur audit
yang efisien dan efektif.
c. Total sumber daya keuangan dan kekuatannya, likuiditas, leverage, profitabilitas,
aktivitas dan arus kas. d. Biaya modal yang rendah dalam hubungannya dengan industri
dan pesaing. e. Kebijakan penilaian persediaan. Menurut James Van Horne, fungsi dari
keuangan terdiri atas tiga keputusan. Keputusan-keputusan tersebut ialah: a. Keputusan
Investasi atau Penganggaran Modal. Keputusan investasi atau penganggaran modal
adalah alokasi dan realisasi dari modal dan sumber daya untuk proyek, produk, aset, dan
divisi dari sebuah organisasi b. Keputusan Pendanaan. Termasuk di dalamnya
menentukan struktur modal, terbaik untuk perusahaan dan mencakup evaluasi berbagai
metode yang dapat digunakan perusahaan untuk menghasilkan modal c. Keputusan
Dividen memikirkan isu seperti persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang
saham, stabilitas dividen yang dibayarkan sepanjang waktu, dan pembelian kembali atau
penertiban saham. 1.5 Sumber Daya Manusia Tugas utama manajer sumber daya manusia
adalah menempatkan karyawan yang tepat pada tempat yang tepat. Jika penempatan
sumber daya manusia tidak pada tempat yang tepat maka sumber daya menusia tersebut
akan bekerja secara tidak efektif dan efisien, dan ini akan mempengaruhi keunggulan
bersaing perusahaan. Tugas lainnya dari seorang manajer sumber daya manusia adalah
merekrut dan mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi dan setia. Beberapa
faktor internal sumber daya manusia yaitu: a. Karyawan berkualitas tinggi b. Struktur
organisasi dan suasana yang efektif c. Hubungan yang efektif dengan serikat buruh d.
Citra dan prestise perusahaan e. Kebijakan hubungan kerja yang efisien dan efektif:
pengangkatan staf, penilaian dan promosi, serta pelatihan dan pengembangan.
1.6 Produksi dan Operasi Para ahli di bidang operasional akan memusatkan perhatian
pada pengambilan keputusan mengenai kapasitas pabrik, layout pabrik, tata letak mesin
dan peralatan, menetapkan kebiajksanaan persediaan (baik bahan baku, bahan penolong,
barang jadi dan berbagai persediaan lainnya). Sejumlah faktor untuk menganalisis
manajemen produksi dan operasi yaitu: a. Kapasitas untuk memenuhi permintaan pasar b.
Ketersediaan bahan baku yang cukup c. Lokasi fasilitas dan kantor yang strategis d.
Sistem pengendalian persediaan yang efektif dan efisien e. Prosedur yang efisien dan
efektif rancangan, penjadualan, pengendalian mutu.

1.7 Sistem Informasi Manajemen Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi
satu dan menyediakan dasar untuk semua keputusan manajerial. Informasi menunjukkan
sumber utama dari kekuatan atau kelemahan kompetitif manajemen. Kegunaan sistem
informasi manajemen ialah untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan dengan
memperbaiki kualitas keputusan manajerial. SIM menerima bahan mentah dari evaluasi
internal serta eksternal dari suatu organisasi. Ia mengumpulkan data tentang pemasaran,
keuangan, produksi, dan yang berhubungan dengan karyawan secara internal termasuk
faktor social, budaya, demografi, lingkungan, ekonomi, politik, dan lain-lain. Data
diintegrasikan dengan cara yang dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan
manajerial.
2.

Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis) Pendekatan rantai nilai pertama kali
diperkenalkan oleh Michael Porter.

Menurut Porter, bisnis suatu perusahaan dengan sangat baik dapat digambarkan sebagai
rantai nilai, dimana pendapatan total dikurangi biaya total dari semua aktivitas yang
dijalankan untuk mengembangkan dan memasarkan suatu produk dan jasa. Semua
perusahaan dalam suatu industri memiliki rantai nilai yang termasuk aktivitas seperti
mendapatkan bahan mentah, mendesain produk, membangun fasilitas produksi,
mengembangkan perjanjian kerjasama dan menyediakan pelayanan pelanggan. Suatu
perusahaan akan menguntungkan sepanjang pendapatan total melebihi biaya total yang
terjadi untuk menciptakan dan mengantarkan produk atau jasa. Perusahaan harus
berusaha untuk memahami bukan hanya operasi rantai nilai mereka sendiri, tetapi juga
rantai pesaing, pemasok, dan distributor. Value Chain Analysis (VCA) memungkinkan
perusahaan untuk

mengidentifikasi dengan lebih baik kekuatan dan kelemahannya, khususnya ketika


dibandingkan terhadap analisa rantai nilai pesaing dan data mereka sendiri yang
dievaluasi dari waktu ke waktu. Penilaian

Gambar 2 Analisis Rantai Nilai


sumber: Disarikan dari Buku Manajemen Strategi, Mudrajad Kuncoro
substansial mungkin dibutuhkan dalam menjalankan VCA karena aktivitas yang berbeda
sepanjang rantai nilai dapat memengaruhi aktivitas lainnya secara positif atau negatif,
jadi terdapat saling keterkaitan yang kompleks.

Keterangan Gambar 2: • • Pertama, uji rantai nilai produk atau jasa tertentu dari segi
berbagai kegiatan yang terlibat dalam produksi atau provisinya Kedua, menguji
keterkaitan antara semua kegiatan. Keterkaitan adalah hubungan antara cara satu kegiatan
dilakukan dan biaya untuk melakukan kegiatan lain • Ketiga, menguji sinergi potensial di
antara produk atau unit bisnis. Tidak saja tiap elemen berharga memiliki skala ekonomi,
tetapi juga lingkup ekonomis dari keseluruhan elemen.

3.

Analisis PIMS Pendekatan PIMS (profit impact of marketing strategy) di perkenalkan

pertama kali pada tahun 1960 sebagai proyek internal perusahaan General Electric (GE).
Dalam analisis ini yang akan digunakan adalah strategi mana yang akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan. Dalam analisis ini yang menjadi ukuran adalah model
strategi yang digunakan dan tingkat kembali modal yang diperoleh perusahaan.
Karakteristik yang tercakup dalam analisis ini adalah: a) intensitas investasi, b) pangsa
pasar, c) pertumbuhan pasar, d) daur kehidupan barang, e) rasio biaya pemasaran dan
besarnya penjualan.

4.

Pendekatan 7-S Pendekatan ini mensyaratkan mengetahui dan mengevaluasi tujuh


variabel

organiasasi (The Seven S’s) yaitu: struktur (structure), strategi (strategy), staf (staff),
gaya manajemen (management style), sistem dan prosedur (system and procedures),
keahlian (skill), dan budaya perusahaan (shared value). Manajemen dituntut untuk
mengarahakan keseluruhan variabel tersebut dalam gerakan yang
seirama dan oleh karena itu keseluruhan variabel tersebut selalu berada pada
kesinambungan yang dinamis.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Cantika, Sri Budi, SE., M.M dan Amirullah, SE., M.M. 2002. Manajemen
Strategik. Yogyakarta: Graha Ilmu David, Fred R. 2006. Manajemen Stategis: Konsep,
Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat Hunger, David J dan Thomas L. Wheelen.
2003. Management Strategis. Yogyakarta: Andi Kurniawan, Saefullah dan Ernie, Sule
Tisnawati. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada Media Natalia, dkk. Analisis
Lingkungan Internal. e-book Sri, SP Wilujeng. 2007. Pengantar Manajemen Edisi
pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu

Internet http://id.wikipedia.org

You might also like