You are on page 1of 42

METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM

Siklus hidup sistem terdiri dari 5 tahap. Empat tahap pertama : perencanaan,
analisis, rancangan, dan penerapan – dimaksudkan bagi pengembangannya. Tahap
kelima dimaksudkan untuk penggunaannya. Semua tahap dapat melibatkan
pemakai, spesialis informasi jika end-user computing tidak diikuti sepenuhnya.
Eksekutif menetapkan kebijaksanaan dan membuat rencana yang mengatur
pemakaian komputer. Pada tingkat yang sedikit lebih rendah, suatu komite khusus
yang disebut dengan komite pengarah SIM (MIS steering committee) dapat
mengelola seluruh siklus hidup dalam perusahaan. Ketika tiap siklus hidup melalui
tahap pengembangan, para pemimpin proyek mengawasi para anggota tim. Siklus
hidup sistem merupakan penerapan pendekatan sistem untuk tugas
mengembangkan dan menggunakan sistem berbasis komputer. Pengembangan
sistem yang lebih responsif dapat dicapai dengan peningkatan siklus hidup dan
penggunaan peralatan pengembangan berbasis komputer (computer-based
development tools). Dua peningkatan itu adalah prototyping dan rapid application
development (RAD), dan peralatan tersebut termasuk kategori CASE (Computer-
aided software engineering).

I. Siklus Hidup Sistem

Metodologi adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan suatu hal.
Pendekatan sistem adalah metodologi dasar untuk memecahkan masalah.

Siklus hidup sistem (system life cycle – SLC) adalah penerapan pendekatan
sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer.
SLC terdiri dari serangkaian tugas yang erat yang mengikuti langkah-langkah
pendekatan sistem. SLC sering disebut dengan pendekatan air terjun (waterfall
approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem. Dilakukan dengan strategi
Top-Down Design.

1
II. Tahapan Siklus Hidup Sistem

Tahap-tahap siklus hidup sistem, yaitu:

1. Tahap Perencanaan

2. Tahap Analisis

3. Tahap Rancangan

4. Tahap Penerapan

5. Tahap Penggunaan

Gambar 1. Diagram Siklus Hidup Sistem

Empat tahap pertama dinamakan dengan siklus hidup pengembangan sistem


(system development life cycle – SDLC).

Pengelolaan Siklus Hidup

Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu
oleh manajer dari analisis sistem, pemrograman dan operasi. Namun
kecenderungan saat ini, meletakkan tanggung jawab pada tingkat yang lebih tinggi
dan lebih rendah. Ada tiga tingkatan besar (hirarki) dari manajemen siklus hidup
sistem, yaitu :

2
A. Tanggung Jawab Eksekutif

Ketika sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruh organisasi,


direktur utama atau komite eksekutif mungkin memutuskan untuk mengawasi
proyek pengembangannya. Ketika lingkup sistem menyempit dan folusnya
lebih operasional kemungkinan besar kepemimpinan akan dipegang oleh
eksekutif tingkat yang lebih rendah, seperti wakil direktur utama, direktur
bagian administrasi, dan CIO.

B. Komite Pengarah SIM (steering committee MIS – SC MIS)

Banyak perusahaan membuat suatu komite khusus, di bawah tingkat komite


eksekutif, yang bertanggung jawab atas pengawasan seluruh proyek sistem.
Jika tujuan komite tersebut adalah memberikan petunjuk, pengarahan dan
pengendalian yang berkesinambungan, komite ini disebut dengan komite
pengarah. Jika perusahaan membentuk komite pengarah untuk
mengarahkan penggunaan sumber daya komputer perusahaan maka komite
tersebut dinamakan Komite Pengarah SIM.

Anggota tetap dari komite pengarah SIM melibatkan eksekutif tingkat tinggi.
Anggota sementara meliputi manajer tingkat yang lebih rendah dan para
konsultan yang ikut serta selama keahlian mereka diperlukan.

Komite Pengarah SIM melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu :

 Menetapkan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untuk


mencapai tujuan strategis perusahaan.
 Menjadi pengendali keuangan dengan bertindak sebagai badan
yang berwenang member persetujuan bagi semua permintaan dana
yang berhubungan dengan komputer.
 Menyelasaikan pertentangan yang timbul sehubungan dengan
prioritas penggunaan komputer.

Keuntungan yang dicapai :

3
♠ Semakin besar kemungkinan komputer akan digunakan untuk
mendukung pemakai di seluruh perusahaan.
♠ Semakin besar kemungkinan proyek-proyek komputer akan
mempunyai perencanaan dan pengendalian yang baik.

Komite pengarah SIM merupakan bukti yang paling nyata bahwa


perusahaan bermaksud menyediakan sumber daya informasi bagi semua
pemakai yang memang membutuhkan.

C. Kepemimpinan Proyek

Komite pengarah SIM yang terlibat langsung dengan rincian pekerjaan,


tanggung jawabnya ada pada Tim Proyek. Tim proyek mencakup semua
orang yang ikut serta dalam pengembangan sistem berbasis komputer.
Sebuah tim mungkin memiliki belasan anggota, yang terdiri dari pemakai,
spesialis informasi, dan mungkin auditor internal. Auditor memastikan bahwa
rancangan sistem memenuhi persyaratan tertentu dalam hal akurasi,
pengendalian, keamanan, dan dapat diaudit. Kegiatan tim tersebut diarahkan
oleh seorang Pemimpin Proyek yang memberikan pengarahan selama
proyek berlangsung. Tidak seperti komite pengarah SIM, tim proyek tidak
berkelanjutan dan biasanya dibubarkan ketika penerapan sistem telah
selesai.

1. TAHAP PERENCANAAN

Pengembangan subsistem CBIS seharusnya mendapat perhatian yang sama


besarnya dalam perencanaan seperti proyek-proyek besar lainnya, seperti
pengenalan produk baru atau konstruksi pabrik baru.

Keuntungan dari Merencanakan Proyek CBIS

4
Komite pengarah SIM dan tim proyek mengantisipasi bahwa perencanaan akan
menghasilkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

• Menentukan lingkup dari proyek

Unit organisasi, kegiatan atau sistem manakah yang terlibat dan mana yang
tidak ? Hal tersebut akan memberikan perkiraan awal dari skala sumber daya
yang diperlukan.

• Mengenali berbagai area permasalahan potensial

Akan menunjukkan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan semestinya,


sehingga hal tersebut dapat dicegah.

• Mengatur urutan tugas

Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai sistem. Tugas


tersebut diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan
kebutuhan agar efisien.

• Memberikan dasar untuk pengendalian

Tingkat kinerja metode pengukuran tertentuharus dispesifikasikan sejak awal.

Langkah-langkah dalam Tahap Perencanaan

1. Menyadari masalah

Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan,


non manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan. Spesialis
informasi dari unit jasa informasi jarang menjadi pencetusnya, karena mereka
tidak selalu berada di tempat untuk mengamati gejala-gejala permasalahan.

2. Mendefinisikan masalah

5
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya
dengan baik agar dapat mengatasi permasalah tersebut. Ia melakukan
identifikasi dimana letak permasalahannya, penyebabnya dan berusahan
mengumpulkan semua informasi. Jika perusahaan mempunyai kebijakan
untuk mendukung end user computing, dan manajer ingin memakai
pendekatan tersebut untuk pengembangan sistem, maka ia bertanggung
jawab untuk membuat definisi. Selain itu, manajer memerlukan bantuan
analis sistem yang saling bekerja sama dengan manajer.

3. Menentukan tujuan sistem

Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang
harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai. Sehingga tujuan
hanya dinyatakan secara umum, yang nantinya akan dibuat lebih spesifik.

4. Mengidentifikasi kendala sistem

Sistem baru dalam pengoperasiannya tidak bebas dari kendala. Beberapa


kendala mungkin ditimbulkan oleh lingkungan, seperti laporan pajak yang
diminta oleh pemerintah dan informasi pembayaran yang dibutuhkan oleh
konsumen. Kendala lainnya, seprti keharusan menggunakan perangkat keras
yang telah ada atau menyiapkan dan menjalankan sistem pada tanggal
tertentu. Kendala-kendala tersebut penting untuk diidentifikasi sebelum
sistem benar-benar mulai dikerjakan. Dengan demikian, baik rancangan
sistem maupun kegiatan proyek akan berada di antara kendala-kendala
tersebut.

5. Membuat studi kelayakan

Studi kelayakan adalah suatu tinjauan seklias pada faktor-faktor utama yang
akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Ada enam dimensi kelayakan, yaitu :

6
a. Teknis; Tersediakah hardware dan software untuk melaksanakan
pemrosesan yang diperlukan ?
b. Pengembalian ekonomis; Dapatkah sistem yang diajukan dinilai
secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya ?
c. Pengembalian non ekonomis; Dapatkah sistem yang diajukan dinilai
berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur dengan
uang?
d. Hukum dan etika; Akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam
batasan hokum dan etika ?
e. Operasional; Apakah rancangan sistem akan didukung oleh orang-
orang yang akan menggunakannya ?
f. Jadual; Mungkinkah penerapan sistem dalam kendala waktu yang
ditetapkan ?

Analis sistem mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menyawab


pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mewawancarai beberapa pegawai
penting dalam area pemakai.

6. Menyiapkan usulan penelitian sistem

Jika suatu sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian sistem
secara menyeluruh. Penelitian sistem (sistem study) akan memberikan dasar
yang terinci bagi rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan
sistem itu dan bagaimana sistem tersebut melakukannya. Analis akan
menyiapkan usulan penelitian sistem yang memberi dasar bagi manajer
untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisi. Hal penting
yang harus diingat tentang usulan tersebut adalah bahwa sebagian besar
isinya didasarkan pada perkiraan (perkiraan merupakan informasi terbaik
yang tersedia) dan perkiraan jauh lebih baik daripada tanpa informasi sama
sekali. Selebihnya akan dipelajari ketika siklus hidup mulai berjalan.

7. Menyetujui atau menolak proyek penelitian

7
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra proyek dan
rancangan sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskan
 keputusan teruskan / hentikan. Pertimbangan penting yang perlu
dilakukan yaitu :

a. Akankah sistem yang diusulkan dapat mencapai tujuannya ?


b. Apakah penelitian proyek yang diusulkan merupakan cara terbaik
untuk melakukan analisis sistem ?

Jika keputusannya adalah teruskan maka proyek akan berlanjut ke tahap


penelitian (analisis). Namun, jika keputusannya hentikan maka semua pihak
mengalihkan perhatiannya ke masalah-masalah lain.

8. Menetapkan mekanisme pengendalian

Sebelum penelitian sistem dimulai, SC MIS menetapkan pengendalian


proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang
melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan. Setelah jadual ditetapkan,
jadual tersebut harus didokumentasikan dalam bentuk yang memudahkan
pengendalian. (misalkan gunakan Microsoft Project).

8
Komite Pengarah SIM Manajer Analis Sistem

1. Menyada
ri masalah

2.
Mendefinisikan
masalah

3. Menentukan
tujuan sistem
Konsultasi

4.
Mengidentifikasi
kendala sistem

5. Membuat
studi kelayakan

6. Usulan
penelitian sistem
7. Menyetujui / menolak proyek
peneltitian

8. Menetapkan mekanisme pengendalian

Gambar 2. Tahap Perencanaan dari SLC

9
Bentuk dari usulan penelitian sistem secara umum mencakup :

1. Ikhtisar eksekutif
2. Pendahuluan
3. Tujuan dan kendala sistem
4. Berbagai alternatif sistem yang mungkin
5. Proyek penelitian sistem yang disarankan

5.1. Tugas yang harus dilaksanakan


5.2. Kebutuhan sumber daya manusia
5.3. Jadual kerja
5.4. Perkiraan biaya

6. Dampak yang diharapkan dari sistem

6.1. Dampak pada struktur organisasi perusahaan


6.2. Dampak pada operasi perusahaan
6.3. Dampak pada sumber daya perusahaan

7. Rencana pengembangan umum (tahap analisis, rancangan dan


penerapan)
8. Ikhtisar

2. TAHAP ANALISIS

Ketika perencanaan selesai dan mekanisme pengendalian telah berjalan, tim proyek
beralih pada analisis sistem yang telah ada. Analisis sistem adalah penelitian atas
sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbarui.

Adapun tahapannya yaitu :

1. Mengumumkan Penelitian Sistem

10
Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru, manajemen
mengambil langkah-langkah untuk memastikan kerjasama para pekerja.
Perhatian mula-mula ditujukan pada kekuatiran pegawai mengenai cara
komputer mempengaruhi kerja mereka. Cara terbaik untuk melawan
kekuatiran ini adalah komunikasi dengan pegawai, tentang :

a. Alasan perusahaan melaksanakan proyek


b. Bagaimana sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan
pegawai.

Manajemen dapat bertemu dengan para pegawai, secara perorangan


maupun pertemuan kelompok, dan dapat menggunakan media tertulis
seperti memo dan penerbitan berkala perusahaan. Bagi perusahaan dengan
jangkauan operasi yang luas, pengumuman dapat berbentuk video.

2. Mengorganisasikan Tim Proyek

Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Agar


proyek berhasil, pemakai sangat perlu berperan aktif daripada berperan
pasif. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai
sebagai pemimpin proyek dan bukannya spesialis informasi.

3. Mendefinisikan Kebutuhan Informasi

Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam


berbagai kegiatan pengumpulan informasi (wawancara, pemgamatan,
pencarian catatan, dan survei). Dari semua metode tersebut, wawancara
perorangan lebih disukai, dengan alasan :

 Menyediakan komunikasi dua arah dan pengamatan terhadap bahasa


tubuh.
 Dapat meningkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak
spesialis maupun pihak pemakai.
 Dapat menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi.

11
 Memberi kesempatan bagi peserta proyek untuk mengungkapan
pandangan yang berbeda bahkan bertentangan.

Dokumentasi dapat berupa flowchart, diagram aliran data (data flow


diagram), dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data. Istilah
kamus proyek sering digunakan untuk menggambarkan semua dokumentasi
yang menjelaskan suatu sistem.

4. Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem

Langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus


dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem. Misalkan,

• Laporan harus disiapkan dalam bentuk salinan kertas dan tampilan


komputer;
• Laporan harus tersedia tidak lebih dari 3 hari setelah akhir bulan;
• Laporan harus membandingkan pendapatan dan biaya actual dengan
anggarannya baik untuk bulan lalu maupun sepanjang tahun hingga
sekarang (year to date).

5. Menyiapkan Usulan Rancangan

Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat


keputusan teruskan atau hentikan untuk kedua kalinya. Dalam hal ini
manajer harus menyetujui tahap rancangan dan kungan bagi keputusan
tersebut termasuk di dalam usulan rancangan.

6. Menerima atau Menolak Proyek Rancangan

Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan


menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam
beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan
menyerahkannya kembali atau mungkin proyek ditinggalkan. Jika disetujui,
proyek maju ke tahap rancangan.

12
Secara diagram tahapan analisis tampak pada Gambar 3. sedangkan contoh
format untuk dokumen usulan rancangan, yaitu sebagai berikut :

1) Ikhtisar eksekutif
2) Pendahuluan
3) Definisi masalah
4) Tujuan dan kendala sistem
5) Kriteria kinerja
6) Berbagai alternatif sistem yang mungkin
7) Rancangan proyek yang disarankan

7.1. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan


7.2. Kebutuhan sumber daya manusia
7.3. Jadual kerja
7.4. Perkiraan biaya

8) Dampak yang diharapkan dari sistem

8.1. Dampak pada struktur organisasi perusahaan


8.2. Dampak pada operasi perusahaan
8.3. Dampak pada sumber daya perusahaan

9) Rencana pengembangan umum (tahap analisis, rancangan dan


penerapan)
10) Ikhtisar

Komite Pengarah Manajer Analis Sistem


SIM

1. Mengumumkan penelitian
sistem

2. Mengorganisasikan tim proyek


13

6. Menerima / menolak proyek penelitian


3. Mendefinisikan kebutuhan
informasi

4. Mendefinisikan kriteria kinerja


sistem

5. Menyiapkan
usulan
rancangan

Gambar 3. Diagram Tahapan Analisis dari SLC

3. TAHAP PERANCANGAN

Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem
baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi
jenis peralatann yang akan digunakan. Langkah-langkah tahapan rancangan, yaitu :

14
1. Menyiapkan Rancangan Sistem yang Terinci

Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan


sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dalam modul teknis. Beberapa
alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down,
dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci.
Pendekatan top-down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured
design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem.
Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu diagram arus data (data flow
diagram), diagram hubungan entitas (entity relationship duagram), kamus
data (data dictionary), flowchart, model hubungan objek, dan spesifikasi
kelas.

2. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

Analis mengidentifikasi konfigurasi – bukan merek atau model – peralatan


komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam
menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan suatu proses berurutan,
dimulai dengan berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas.

3. Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

Analis bekerja sama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif.


Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem
memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

4. Memilih Konfigurasi Terbaik

15
Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan
kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi
tunggal. Setelah selesai, analis membuat rekomendasi kepada manajer
untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan
selanjutnya dilakukan oleh SC MIS.

5. Menyiapkan Usulan Penerapan

Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang


mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan
yang diharapkan, dan biayanya.

6. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem

Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena


usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang telibat. Jika
keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka
penerapan akan disetujui.

Secara diagram tahapan analisis tampak pada Gambar 4. sedangkan contoh


format untuk dokumen usulan penerapan, yaitu sebagai berikut :

1) Ikhtisar eksekutif
2) Pendahuluan
3) Definisi masalah
4) Tujuan dan kendala sistem

16
5) Kriteria kinerja
6) Rancangan sistem

6.1. Deskripsi ringkasan


6.2. Konfigurasi peralatan

7) Proyek penerapan yang disarankan

7.1. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan


7.2. Kebutuhan sumber daya manusia
7.3. Jadual kerja
7.4. Perkiraan biaya

8) Dampak yang diharapkan dari sistem

8.1. Dampak pada struktur organisasi perusahaan


8.2. Dampak pada operasi perusahaan
8.3. Dampak pada sumber daya perusahaan

9) Rencana penerapan umum


10) Ikhtisar

17
18
Komite Manajer Analis Sistem
Pengarah
SIM

Menyiapkan rancangan sistem


terinci

2. Mengidentifikasi alternatif
konfigurasi sistem

3. Mengevaluasi alternatif
konfigurasi sistem
Mengatur

4. Memilih konfigurasi terbaik

5. Menyiapkan usulan
penerapan

6. Menyetujui / menolak

penerapan sistem

Gambar 4. Diagram Tahapan Perancangan dari SLC

19
4. TAHAP PENERAPAN

Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya


fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Adapun
tahapannya yaitu :

1. Merencanakan Penerapan

Manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik pekerjaan


yang diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem dan untuk
mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.

2. Mengumumkan Penerapan

Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang


sama pada penelitian sistem. Tujuannya adalah untuk menginformasikan
kepada para pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru
dan meminta kerjasama mereka.

3. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Keras

Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis perangkat


keras yang terdapat pada konfigurasi sistem yang disetujui. Setiap pemasok
diberikan request for proposal (RFP), yang berisi antara lain :

a. Surat yang ditransmisikan


b. Tujuan dan kendala sistem
c. Rancangan sistem : deskripsi ringkasan, kriteria kerja, konfigurasi
peralatan, dokumentasi sistem ringkasan, perkiraan volume transaksi,
perkiraan ukuran file.
d. Jadual pemasangan

Selanjutnya mereka membuat usulan tertulis, bagaimana peralatan yang


diusulkan akan membuat sistem mencapai kriteria kinerjanya. Ketika semua
usulan telah diterima dan dianalisis, SC MIS memilih satu pemasok atau

20
lebih. Spesialis informasi memberi dukungan bagi keputusn tersebut dengan
mempelajari usulan dan membuat rekomendasi. Setelah disetujui,
perusahaan melakukan pemesanan.

4. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Lunak

Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak


aplikasinya, programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh
analis sistem sebagai titik awal. Programmer dapat menyiapkan dokumentasi
yang lebih rinci seperti flowchart atau bahasa semu (psedudo code) yang
terstruktur, dilakukan pengkodean, dan pengujian program. Hasil akhirnya
adalah software library dari program aplikasi. Jika peangkat lunak aplikasi
jadi (prewritten application software) dibeli, pemilihan pemasok perangkat
lunak dapat mengikuti prosedur yang sama seperti yang digunakan untuk
memilih pemasok perangkat keras, yaitu RFP dan Usulan.

5. Menyiapkan Database

Pengelola database (database administrator – DBA) bertanggung jawab


untuks emua kegiatan ynag berhubungan dengan data, dan mencakup
persiapan database. Hal tersebut memerlukan pengumpulan data baru atau
data yang telah ada perlu dibentuk kembali sehingga sesuai dengan
rancangan sistem baru dan menggunakan sistem manajemen basis data
(database management sistem – DBMS).

6. Menyiapkan Fasilitas Fisik

Jika perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada,
perlu dilakukan konstruksi baru atau perombakan. Sehingga pembangunan
fasilitas tersebut merupakan tugas berat dan harus dijadualkan sehingga
sesuai dengan keseluruhan rencana proyek.

7. Mendidik Peserta dan Pemakai

21
Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang.
Beberapa orang akan membuat sistem bekerja. Mereka disebut dengan
peserta, yang meliputi operator entry data, pegawai coding, dan pegawai
administrasi lainnya. Semuanya harus dididik tentang peran mereka dalam
sistem. Pendidikan harus dijadualkan jauh setelah siklus hidup dimulai, tepat
sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan.

8. Menyiapkan Usulan Cutover

Proses menghentikan penggunaan sistem lama dan memulai menggunakan


sistem baru disebut cutover. Ketika seluruh pekerjaan pengembangan hampir
selesai , tim proyek merekomendasikan kepada manajer agar dilaksanakan
cutover (dalam memo atau laporan lisan)

9. Menyetujui atau Menolak Masuk ke Sistem Baru

Manajer dan SC MIS menelaah status proyek dan menyetujui atau menolak
rekomendasi tersebut. Bila manajemen menyetujui maka manajemen
menentukan tanggal cutover. Namun, bila manajemen menolak maka
manajemen menentukan tindakan yang harus diambil dan tugas yang harus
diselesaikan sebelum cutover akan dipertimbangkan kembali, kemudian
manajemen menjadualkan tanggal baru.

10. Masuk ke Sistem Baru

Ada 4 pendekatan dasar (cutover), yaitu :

1) Percontohan (pilot). Percontohan adalah suatu sistem percobaan


yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi, seperti pada
satu kantor atau daerah tertentu. Contohnya, Angkatan Udara mungkin
mencoba sistem persediaan baru pada sebuah pangkalan udara. Jika
percontohan ini sukses, sistem itu akan diterapkan pada operasi
selebihnya, dengan menggunakan salah satu dari tiga pendekatan
cutover lainnya.

22
2) Serentak (immediate). Pendekatan yang paling sederhana adalah
beralih dari sistem lama ke sistem baru pada saat yang ditentukan.
Namun, pendekatan ini hanya layak bagi perusahaan kecil atau sistem
kecil, karena permasalahan waktu menjadi makin besar jika skala operasi
meningkat.
3) Bertahap (phased). Dalam cutover bertahap, sistem baru digunakan
berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu. Misalnya perusahaan
dapat melakukan cutover pada sistem pemasukan pesanan, diikuti oleh
sistem persediaan dan seterusnya. Atau cutover bagi semua sistem
dilakukan pada satu lokasi geografis, diikuti oleh lokasi lain dan
seterusnya. Cutover bertahap lebih popular untuk sistem berskala besar.
4) Paralel (parallel). Cutover paralel mengharuskan sistem lama
dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa secara menyeluruh.
Pendekatan ini memberikan pengamanan yang paling baik terhadap
kegagalan tetapi yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus
dipertahankan.

Cutover menandakan berakhirnya bagian pengembangan dari siklus hidup


sistem. Penggunaan sistem dapat dimulai sekarang.

Secara diagram tahapan penerapan dari siklus hidup sistem tersebut dapat
dilihat pada Gambar 5.

23
Komite Manajer Spesialis Informasi
Pengarah SIM

1. Merencanakan Penerapan

2. Mengumumkan Penerapan

3. Mendapatkan SD -
Hardware

4. Mendapatkan SD -
Software
Mengontrol
Mengontrol

5. Menyiapkan
database

6. Menyiapkan
Fasilitas Fisik

7. Mendidik Peserta
& Users

8. Menyiapkan
Usulan Ganti Sistem

9. Menyetujui atau Menolak


Penggantian Sistem Baru

10. Ganti Sistem Baru

Gambar 5. Diagram Tahapan Penerapan (Implementasi) dari SLC

24
5. TAHAP PENGGUNAAN

Tahap penggunaan terdiri dari 5 langkah, yaitu :

1. Menggunakan Sistem

Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan


pada tahap perencanaan.

2. Audit Sistem

Setelah sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan


seberapa baik sistem baru itu memenuhi kriteria kinerja. Studi tersebut
dikenal dengan istilah penelaahan setelah penerapan (post implementation
review) dan dapat dilakukan oleh seseorang dari jasa informasi atau oleh
seorang auditor internal. Dalam beberapa kasus, keduanya akan melakukan
penelaahan yang terpisah. Hasil audit dilaporkan kepada CIO, SC MIS dan
pemakai. Proses tersebut diulangi, mungkin setahun sekali, selama
penggunaan sistem berlanjut.

3. Memelihara Sistem

Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga


sistem terus memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasinya disebut
pemeliharaan sistem (system maintenance). Pemeliharaan sistem
dilaksakan untuk 3 alasan, yakni :

a. Memperbaiki kesalahan.

Penggunaan sistem mengungkapkan kesalahan (bugs) dalam program


atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi dalam pengujian
sistem. Kesalahan-kesalahan ini dapat diperbaiki.

b. Menjaga kemutakhiran sistem.

25
Dengan berlalunya waktu, terjadi perubahan-perubahan dalam
lingkungan sistem yang mengharuskan modifikasi dalam rancangan atau
perangkat lunak (software). Contohnya: pemerintah mengubah rumus
perhitungan pajak jaminan sosial.

c. Meningkatkan system

Ketika manajer menggunakan sistem, mereka melihat cara-cara


melakukan peningkatan. Saran-saran ini diteruskan kepada spesialis
informasi yang memodifikasi sistem sesuai saran tersebut.

4. Menyiapkan Usulan Rekayasa Ulang

Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa sistem
tersebut tidak dapat lagi digunakan, diusulkan kepada SC MIS bahwa sistem
itu perlu direkayasa ulang (reengineered). Usulan itu dapat berbentuk memo
atau laporan yang mencakup dukungan untuk beralih pada suatu siklus hidup
sistem baru. Dukungan tersebut mencakup penjelasan tentang kelemahan
inheren sistem, statistik mengenai biaya perawatan, dan lain-lain.

5. Menyetujui atau menolak rekayasa ulang sistem

Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rekayasa ulang


sistem dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak.

Komite Manajer Spesialis Informasi


Pengarah SIM

26
2. Pengaudit
Sistem

1.
Menggunakan
Mengatur Sistem
3. Memelihara
Sistem

4.
Mempersiapkan
Usulan
Rekayasa Ulang

5. Menyetujui / menolak

rekayasa ulang sistem

Gambar 6. Diagram Tahapan Penggunaan dari SLC

Menempatkan Siklus Hidup Sistem dalam Perspektif

27
Siklus hidup sistem mungkin merupakan metodologi tertua dalam bidang komputer.
Pembuat sistem yang paling awal telah menyadari perlunya pertama-tama dilakukan
perencanaan, kemudian menganalisis, lalu merancang dan kemudian menerapkan.
Tanpa memandang keadaan, logika ini dapat diterima sepenuhnya.

Namun masalahnya adalah, porsi perkembangan SLC, yaitu System Development


Life Cycle (SDLC), lebih sesuai pada masa-masa awal komputer dibanding saat ini.
Pada tahun-tahun awal, sistem terutama terdiri dari program aplikasi akuntansi dan
pemakai bersabar untuk menunggu proses tahap demi tahap. Pemakai masa kini,
sebaiknya, mengerti keuntungan dari penggunaan komputer dan tidak dapat
menunggu lama. Pemakai masa kini, menginginkan hasilnya sekarang.

Demi memberi respon yang lebih baik bagi kebutuhan pemakai, spesialis informasi
telah membuat modifikasi pada SLC, sehingga waktu yang diperlukan untuk
menerapkan sistem dapat dikurangi. Hal tersebut yang banyak mendapat perhatian
yaitu prototipe (prototyping) dan pengembangan aplikasi cepat (Rapid Application
Development – RAD).

III. Prototipe (Prototyping).

Prototipe memberikan ide bagi pembuat dan pemakai potensial tentang cara sistem
berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses akan menghasilkan prototipe
(prototyping).

Adapun jenis-jenis Prototipe, yaitu :

Prototipe jenis I, sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Langkah-


langkah pengembangannya adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.

Analis sistem mewawancarai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa


yang diinginkan pemakai terhadap sistem.

2. Mengembangkan Prototipe.

28
Analis sistem mungkin bekerjasama dengan spesialis informasi lain,
menggunakan satu atau lebih peralatan prototyping untuk mengembangkan
sebuah prototipe. Contoh dari peralatan prototyping adalah integrated
application generator dan prototyping toolkits. Integrated application
generator adalah sistem perangkat lunak jadi yang mampu menghasilkan
semua tampilan yang diinginkan dalam sistem baru-menu, laporan, layar,
database, dan sebagainya. Prototyping toolkits mencakup sistem-sistem
perangkat lunak terpisah, yang masing-masing mampu menghasilkan
sebagian tampilan sistem yang diinginkan.

3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima.

Analis mendidik pemakai untuk menggunakan prototipe dan member


kesempatan kepada mereka untuk membiasakan diri dengan sistem.
Pemakai member masukan kepada analis apakah prototipe memuaskan.
Jika ya, langkah 4 akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan
mengulangi langkah 1, 2, dan 3 dengan pengertian yang lebih baik mengenai
kebutuhan pemakai.

4. Menggunakan Prototipe.

Prototipe ini menjadi sistem operasional.

Mengidentifikasi
Kebutuhan Pemakai

Mengembangkan
Prototipe

Prototipe Tidak
dapat
diterima ?

Ya 29

Menggunakan
Prototipe
Gambar 7. Pengembangan Prototipe Jenis I

Prototipe jenis II, merupakan suatu model yang berfungsi sebagai cetak biru bagi
sistem operasional. Langkah-langkah pada pengembangan prototipe Jenis II. Tiga
langkah pertama sama seperti untuk prototipe jenis I. Langkah selanjutnya adalah
sebagai berikut :

4. Mengkodekan Sistem Operasional.

Programmer menggunakan prototipe sebagai dasar untuk pengkodean


(coding) sistem operasional.

5. Menguji system operasional.

Programmer menguji system.

6. Menentukan jika system operasional dapat diterima.

30
Pemakai member masukan kepada analis apakah system dapat diterima.
Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, langkah 4 dan 5 diulangi.

7. Menggunakan system operasional.

Pendekatan ini dilakukan jika prototipe tersebut hanya dimaksudkan untuk


tampilan seperti system operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat
semua elemen penting.

Prototyping dan SiklusMengidentifikasi


Hidup Pengembangan Sistem
Kebutuhan Pemakai
Bagi system berskala kecil, prototyping dapat menggantikan siklus hidup
pengembangan system. Namun, bagi system berskala besar atau system yang
mempengaruhi unit organisasi yang besar, prototyping dipadukan dengan SDLC.
Mengembangkan
Prototipe dalam tahap analisis untuk membantu para
Misalnya, prototyping dapat digunakan
pemakai mendefinisikan kebutuhan informasi mereka dan dalam tahap rancangan
untuk mengevaluasi konfigurasi system alternatif.

Prototipe Tidak
dapat
diterima ?

Ya

Mengkodekan
Sistem Operasional

Menguji Sistem
Operasional

Sistem
dapat Tidak

diterima ?
31
Ya

Menggunakan
Sistem operasional
Gambar 8. Pengembangan Prototipe Jenis II

Daya tarik prototipe

Pemakai maupun spesialis informasi menyukai prototyping, untuk alasan-alasan


berikut :

32
a. Komunikasi antar analis sistem dengan pemakai membaik.
b. Analis dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan
pemakai.
c. Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
d. Spesialis informasi dan pemakai menghabiskan lebih sedikit waktu
dan usaha dalam mengembangkan system.
e. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa
yang diharapkannya.

Keuntungan-keuntungan ini memungkinkan prototyping menghemat biaya


pengembangan dan meningkatkan kepuasan pemakai dengan system yang
dihasilkan.

Potensi kegagalan prototipe

Prototyping bukannya tanpa potensi kegagalan, yaitu :

a. Bersifat tergesa-gesa. Ketergesaan untuk membuat prototipe


mungkin menghasilkan jalan pintas dalam definisi permasalahan, evaluasi
alternatif, dan dokumentasi. Istilah “cepat dan kotor” digunakan untuk
menjelaskan beberapa usaha prototyping.
b. Pemakai mungkin sangat tertarik dengan prototipe tersebut sehingga
mereka mengharapkan sesuatu yang tidak realistis dari sistem
operasionalnya.
c. Prorotipe jenis I mungkin tidak seefisien sistem yang dikodekan
dengan bahasa pemrograman.
d. Hubungan komputer-manusia (user interface) yang disediakan oleh
peralatan prototyping tertentu mungkin tidak mencerminkan teknik
perancangan yang baik.

Baik pemakai maupun spesialis informasi harus waspada terhadap kegagalan


potensial ini ketika mereka memilih untuk mengikuti pendekatan prototyping.

Penerapan yang Mempunyai Prospek yang baik untuk Prototyping

33
Prototyping bekerja paling baik pada penerapan-penerapan dengan karakteristik
sebagai berikut :

a. Risiko tinggi. Masalah tidak terstruktur dengan baik, terdapat tingkat


perubahan yang tinggi dari waktu ke waktu, dan persyaratan data tidak
menentu.
b. Pertimbangan Interaksi pemakai. Sistem menyediakan dialog yang
on-line antara pemakai dan komputer mikro atau terminal.
c. Jumlah pemakai banyak. Kesepakatan mengenai rincian rancangan
sukar dicapai tanpa pengalaman langsung.
d. Dibutuhkan penyelesaian yang cepat.
e. Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek.
f. Sistem yang inovatif. Sistem tersebut adalah yang paling mutakhir,
baik dalam cara penyelesaian masalah, maupun dalam penggunaan
perangkat kerasnya.
g. Perilaku pemakai yang sukar ditebak. Pemakai tidak mempunyai
pengalaman sebelumnya dengan system seperti ini.

Penerapan yang tidak mempunyai ciri ini dapat dikembangkan dengan


mengikuti SDLC secara tradisional.

IV. Pengembangan Aplikasi Cepat (Rapid Application


Development – RAD)

RAD merupakan seperangkat strategi, metodologi dan peralatan yang terintegrasi


dalam satu kerangka kerja menyeluruh (information engineering – IE).

Metodologi RAD akan memberi respon yang cepat terhadap kebutuhan pemakai,
tetapi dengan lingkup yang lebih luas.

Unsur-unsur Penting RAD

RAD memerlukan empat unsur penting: manajemen, manusia, metodologi dan


peralatan.

34
a. Manajemen. Manajemen, khususnya manajemen puncak, harus
merupakan orang yang suka bereksperimen, yang suka melakukan hal
yang baru atau orang yang cepat tanggap, yang cepat belajar
menggunakan metodologi baru. Manajemen harus mendukung RAD
sepenuhnya dan menyediakan lingkungan kerja yang membuat kegiatan
tersebut sangat menyenangkan.
b. Manusia, dibentuk beberapa Tim yang terspesialisasi yang dikenal
dengan istilah SWAT (Skilled with advanced tools).
c. Metodologi, yaitu siklus hidup RAD yang terdiri dari perencanaan
kebutuhan, rancangan pemakai, konstruksi, dan cutover.
d. Peralatan, terdiri dari bahasa pemrograman generasi ke-4 dan
peralatan CASE (computer aided software engineering) yang
memudahkan prototyping dan pembuatan kode. Bahasa pemprograman
generasi ke-4 memungkinkan spesialis informasi atau pemakai untuk
menghasilkan kode computer tanpa menggunakan bahasa
pemprograman konvensional. Contoh dari bahasa pemprograman
generasi ke-4 adalah Natural, FOCUS, dan SQL.

CASE
Computer Aided Software Engineering (CASE) merupakan kategori perangkat lunak
(software) yang bertujuan mengalihkan sebagian beban kerja pengembangan sistem
dari manusia ke komputer. Ada banyak produk CASE di pasar yang mencapai tujuan
ini dengan tingkatan yang berbeda-beda.
Tingkatan kemampuan peralatan tertentu dapat dinyatakan melalui posisinya di
dalam SLC. Empat kategori telah didefinisikan :
♥ Peralatan CASE tingkat atas dapat digunakan oleh eksekutif perusahaan
mereka dalam perancangan strategis. Contoh : IEW/Planning Work Station
dari Knowledge Ware dan Develop-Mate dari IBM.
♥ Peralatan CASE tingkat menengah dapat digunakan selama tahap analisis
dan rancangan untuk mendokumentasikan proses dan data dari sistem yang
telah ada maupun sistem baru. Contoh: Visible Analyst dari Visible System
dan Excelator dari Index Technology.

35
♥ Peralatan CASE tingkat bawah digunakan selama tahap penerapan dan
penggunaan untuk membantu programmer, mengembangkan, menguji, dan
menjaga kode. Contoh yang popular Telon dari Pansophic Systems yang
menghasilkan COBOL atau kode PL/I.
♥ Peralatan CASE integrasi menawarkan cakupan kombinasi dari peralatan
CASE tingkat atas, menengah, dan bawah. Contoh: Design-1, dari Anderson
Consulting dan In CASE dari EOS.

Sebagian besar kegiatan terkonsentrasi pada CASE tingkat menengah, di mana


pertama kali timbul kesadaran perlunya membebaskan analis system dari beban
mendokumentasikan rancangan system yang telah ada dan system baru.
Selanjutnya, perhatian pada SPIR dan pemeliharaan system memperluas cakupan
CASE hingga mencakup seluruh SLC.

V. Rancang Ulang Proses Bisnis (BPR atau Business


Process Redesign)

Penggantian proses yang lama dengan yang lebih baru disebut dengan rancang
ulang proses bisnis (Business Process Redesign - BPR). Istilah lain yang dipakai
adalah rekayasa ulang proses bisnis (Business Process Reengineering).

Business Process Reengineering adalah metode yang mulai digunakan sekitar


tahun 1995 oleh para praktisi dan merupakan hal yang paling penting kedua dalam
manajemen teknologi informasi. Teknologi Informasi merupakan pendukung utama
dalam metode ini. Teknologi Informasi merupakan pengembangan dari teknologi
komputer yang dipadukan dengan teknologi telekomunikasi.

Alasan diterapkannya BPR, antara lain karena faktor :

 Proses bisnis yang sekarang dilakukan oleh organisasi tersebut,


sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi dan situasi lingkungan yang ada.
 Sistem warisan (legacy system) yang terlalu berharga untuk dibuang,
namun terlalu mahal untuk dioperasionalkan dan dipelihara.

36
Pendekatan Rancang Ulang Proses Bisnis (BPR)

Adapun pendekatan yang dilakukan didalam melakukan rancang ulang proses


bisnis, dapat dilakukan dengan pilihan pendekatan :

 Revolutionary

 Radikal : sistem lama dibuang dan mulai dari nol (awal).


 Tingkat keberhasilan : 30 –50 %.
 Satu-satunya cara untuk mendapatkan atau dampak yang cukup
bermakna.

 Evolutionary

 Perubahan berkesinambungan (continous improvement).


 Peruabahan dapat menyeluruh atau parsial berdasarkan masalah
yang dihadapi (real issue) atau pengalaman masa lalu (lessons learned).

Penentuan Teknik Rancang Ulang Proses Bisnis (BPR)

Setelah kita pilih pendekatan yang akan dilakukan, langkah berikutnya adalah
penentuan teknik rancang ulangnya. Teknik yang dapat dilakukan yaitu :

 Rekayasa mundur (reverse engineering).


 Restrukturisasi (restructuring).
 Rekayasa ulang (reengineering).

Teknik penerapan tersebut bisa dilakukan secara terpisah atau kombinasi,


bergantung pada tingkat perubahan yang diinginkan.

Rekayasa Mundur

• Adalah proses analisis sistem untuk mengidentifikasi elemen-elemen


sistem dan hubungan antar elemen berdasarkan sistem yang ada, untuk
mendapatkan gambaran proses pengembangan sistem dari awalnya.

37
• Tidak mengubah fungsionalitas sistem yang ada.
• Diterapkan untuk sistem yang tidak ada dokumentasinya.
• Hasilnya : dokumentasi sistem yang menyeluruh, seperti diagram
arus data (data flow diagram – DFD), diagram arus sistem, dll.
• Diagramnya tampak pada Gambar 9.

Sury adi M.T

Fase Fase Fase Fase


Perencanaan Analisis Disain Implementasi

Gambar 9. Diagram Rekayasa Mundur

Restrukturisasi

♣ Transformasi suatu sistem menjadi sistem baru / bentuk lain tanpa


mengubah fungsionalnya.
♣ Sistem/program tidak terstruktur menjadi terstruktur.
♣ Diagramnya tampak pada Gambar 10.

38
Sury adi M.T

Fase Fase Fase Fase


Perencanaan Analisis Disain Implementasi

Gambar 10. Diagram Restrukturisasi

Rekayasa Ulang

∞ Rancang ulang lengkap suatu sistem dengan tujuan mengubah


fungsionalitasnya, berdasarkan sistem yang ada.
∞ Pengetahuan mengenai sistem yang sedang berjalan tidak diabaikan sama
sekali (proses rekayasa mundur).
∞ Lalu sistem baru dikembangkan secara normal (proses rekayasa maju).
∞ Diagramnya ampak pada Gambar 11.

Komponen Rancang Ulang Proses Bisnis (BPR)

Sebelumnya kita harus perhatikan komponen dari BPR, yakni :

 Kualitas fungsional

39
Ukuran mengenai apa yang bisa dilakukan oleh sistem.

 Kualitas teknis

Ukuran bagaimana fungsi tersebut dilakukan.

Kombinasi kedua komponen menentukan pemilihan teknik BPR.

Sury adi M.T

Fase Fase Fase Fase


Perencanaan Analisis Disain Implementasi

Gambar 11. Diagram Rekayasa Ulang

Kesimpulan

40
Evolusi sistem berbasis komputer mengikuti suatu pola yang disebut siklus hidup
sistem, yang terdiri dari tahap perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan
serta penggunaan. Manajer dari area pemakai terlibat dalam perencanaan dengan
maksud agar proyek akan memperoleh manfaat. Analis sistem membantu manajer
dalam pendefinisian masalah, menetapkan tujuan dan mengenai kendala-kendala
serta studi kelayakan.

Tahap analisis dimulai dengan pengumuman kepada para pegawai dan dibentuknya
tim proyek. Kegiatan yang dilakukan yaitu pemakai mendefinisikan kebutuhan
informasi, menentukan kriteria kinerja, menyiapkan usulan rancangan untuk
merancang sistem baru.

Tahap rancangan mulai saat analis terlibat dalam rancangan sistem yang terinci,
dengan menggunakan teknik-teknik dan peralatan terstruktur yang
mendokumentasikan proses dan data. Dilakukan pula identifikasi konfigurasi sistem
alternatif dan dievaluasi, dan yang terbaik dipilih. Diajukan usulan penerapan yang
akan memberi dasar untuk menciptakan suatu sistem kerja dari dokumentasi
rancangan.

Tahap penerapan melibatkan para spesialis informasi lainnya, pemakai tambahan


dan mungkin orang luar seperti konsultan dan kontraktor. Setelah perancangan yang
terinci diperoleh perangkat keras dan perangkat lunak serta dibuat database. Ketika
fasilitas fisik telah siap dan pendidikan yang diperlukan telah dilaksanakan,
manajemen menentukan apakah cutover ke sistem baru perlu dilaksanakan. Apabila
sistem tersebut dianggap tidak bisa digunakan lagi, pihak manajemen dapat
mengotorisasi proyek rekayasa ulang, yang mengulang siklus hidup sistem.

Setelah tahap penggunaan dimulai, analis sistem dan auditor internal melaksanakan
penelaahan pasca penerapan, yang diulang secara berkala sepanjang umur hidup
sistem. Spesialis informasi juga melakukan pemeliharaan sistem.

Meskipun siklus hidup sistem mewakili bentuk dasar dari kerja sistem, siklus hidup
sistem terpengaruh perubahan metodologi lain yang menekankan penggunaan
peralatan pengembangan berbasis komputer. Salah satunya yaitu rapid application

41
development – RAD yang menyatukan baik CASE maupun prototyping. Siklus hidup
sistem merupakan metodologi yang baik untuk mencapai tingkat satu dan atau dua.
Rancang Ulang Proses Bisnis (BPR) bekerja paling baik untuk tingkat tiga. Rancang
Ulang Proses Bisnis (BPR) terdiri dari tiga R (3R), yaitu Rekayasa mundur,
Restrukturisasi dan Rekayasa ulang.

42

You might also like