You are on page 1of 11

AGAMA DAN PERMASALAHANNYA

Oleh : Goopi N. Chellapan


I. PENDAHULUAN

Sejak agama muncul di muka bumi hingga sekarang ini, banyak orang yang mencoba
untuk mengkajinya. Semakin jauh orang mengkaji agama, maka agama juga akan merangka
semakin maju. Seolah-olah antara upaya penelitian tentang gama dan konserpasi dari dalam
agama selalu seimbang. Karena itu semakin banyak yang dapat diungkapkan oleh hasil
penelitian agama, semakin banyak yang diketahui masih tersembunyi dalam agama, karena itu
maka semakin banyak yang harus diteliti dalam agama itu. Itulah sebabnya agama tidak habis-
habisnya untuk diteliti dan dibicarakan oleh manusia. Sesungguhnya, setiap agama yang ada dan
berkembang di muka bumi ini, bertitik bersumber pada kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Kuasa. Banyak hal yang mendorong kita harus percaya terhadap adanya Tuhan, mulai dari
fenomena yang terjadi secara alamiah (natural) hingga fenomena yang tidak alamiah (supra
natural). Sebagaimana; adanya gejala atau kejadian dan keajaiban di bumi ini, menyebabkan
kepercayaan itu semakin kuat. Hal itu terjadi dengan asumsi atau analogi bahwa segala sesuatu
yang terjadi di dunia ini pasti ada penyebabnya. Ketika manusia tidak dapat mencari sebab-sebab
fenomena itu, maka keyakinan manusia akan muara pada alasan terakhir, yaitu bahwa semua itu
karena Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhanlah yang mengatur semua ini, Tuhan pula sebagai
penyebab awal dari segala yang ada.

II. PEMBAHASAN

II.1 Agama Wujud Kasih Sayang Tuhan


Kita tidak boleh cepat-cepat percaya kepada sesuatu, walaupun demikian memilkiki
kepercayaan itu penting dalam kehidupan ini. Sebab banyak sekali kegiatan yang kita laksanakan
dalam kehidupan sehari-hari hanyalah berdasarkan kepercayaan saja. Setiap hari kita
menyaksikan matahari terbit dan tenggelam. Demikian pula adanya bulan dan bintang yang hadir
di langit dengan teratur. Belum lagi dengan adanya berbagai mahluk hidup dan hal-hal lain yang
dapat menjadikan kita semakin tertegun menyaksikannya. Adanya pergantian siang menjadi
malam, adanya kelahiran, usia tua, dan kematian, semuanya ini mengantarkan kita harus percaya
kepada Tuhan, bahwa Tuhanlah yang merupakan sumber dari segala yang terjadi di alam

1
semesta ini. Demikian pula, agama adalah kepercayaan, karena agama adalah kepercayaan, maka
dengan agama pula kita akan merasa mempunyai suatu pegangan iman yang dapat dijadikan
tempat menambatkan keyakinan kita secara kokoh. Agama dapat menjadi pegangan yang kokoh
dalam beriman karena dalam agama terdapat keyakinan pada Tuhan, yang merupakan sumber
dari semua yang ada dan segala yang terjadi. Karena itu kepada-Nya-lah manusia menyerahkan
diri. Kesimpulannya keimanan kepada Tuhan merupakan dasar kepercayaan agama.
Agama merupakan kebutuhan umat manusia, sebab sebagaimana diuraikan di atas dalam
agama terdapat uraian tentang Tuhan sebagai sumber segalanya dan dalam agama juga terdapat
cara untuk berbakti kepada Tuhan. Karena itu setiap orang mesti memahami dan mendalami
esensi agama. Untuk memiliki pemahaman yang benar tentang agama, maka seseorang dapat
mengajukan beberapa pertanyaan sehingga dengan jawaban atas pertanyaan tersebut kebutuhan
rohani seseorang terhadap agama dapat terpuaskan. Dengan demikian mereka akan puas dengan
apa yang diajarkan oleh agama. Pertanyaan-pertanyaan yang layak diajukan antara lain; Apa itu
Agama? Kenapa tidak ada seorang pun yang bisa mengartikan tentang agama secara tepat dan
benar? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini muncul dalam pikiran kita, dan mengaharap jawaban
yang jelas agar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mempraktekkan agama.
Agama diciptakan oleh Tuhan dan dianugerahkan kepada manusia, kemudian direkon-
struksi oleh manusia, agar dapat dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia. Karena itu
sesungguhnya setiap agama memiliki sumber yang sama yaitu dari Tuhan. Tuhan menyampaikan
ajaran tersebut melalui beberapa orang yang layak untuk menerimanya. Mereka yang kita
percayai menerima wahyu Tuhan mengajarkan ajarannya kepada manusia yang ada sekitar
mereka. Masyarakat pada zaman itu percaya dan menerima ajaran tersebut dan langsung
mempraktekan. Namun demikian, ada juga yang meragukan sehingga mereka ingin mengkritisi
terlebih dahulu tentang apa dan bagimana ajaran itu. Setelah mereka berhasil mengkritisi maka
mereka percaya atau tidak percaya tentang wahyu yang ada dalam agama ataupun tentang Tuhan.
Berdasarkan hasil kajian yang kritis itu maka muncullah klaim-klaim terhadap agama, dan
kemudian muncul istilah there is my religion dan that is your religion. Selanjutnya muncul juga
klaim inilah agama yang paling benar dan yang lainnya salah, atau inilah orang beriman dan
yang lainnya kafir. Apologi semacam ini secara spiritual nampak seperti sikap kekanak-kanakan.
Sesungguhnya agama itu adalah satu, walaupun wujud agama itu banyak. Sebab agama
datang dari Yang Maha Esa. Agama diciptakan banyak sebagai wujud kasih sayang Tuhan Yang

2
Maha Pengasih dan Penyayang. Karena itu amatlah bodoh seseorang yang bertengkar karena
agama. Jika kita mampu melihat wajah Tuhan, mungkin Tuhan tertawa melihat umat manusia
bertengkar atau berperang karena agama. Lahirnya Agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu,
Budha, Kong fu chu dan lain-lain, jelas sebagai bukti terhadap kasih sayang Tuhan.
Sebagaimana manusia memiliki bahasa yang banyak, maka demikian juga dengan agama.
Tidak ada kata atau istilah nama-nama agama dalam kitab suci, itu berarti bahwa Tuhan tidak
membedakan agama-agama yang ada di bumi ini. Cuma manusia yang mendeskripsikan dan
mengklasifikasikan ajaran dan penganutnya secara berbeda-beda. Sathya Narayana menyatakan
bahwa dari sekian banyaknya agama pada hakikatnya adalah satu, yaitu agama Kasih Sayang.
Jadi jika ada agama yang tidak mengajarkan kasih sayang kepada sesama ciptaan, maka agama
itu bukanlah agama.

II.2 Agama Bukan Tuhan dan Tuhan Bukan Agama


Saya tertarik mendengar suatu kalimat yaitu “Agama itu bukan Tuhan dan Tuhan bukan
dalam Agama atau dalam Kitab Suci saja”. Kalimat ini sangat menyenangkan hati saya, karena
itulah yang paling benar setelah saya mencoba memahami hakikat Agama. Pada zaman sekarang
para penganut menganggap agama sebagai Tuhan, maka mereka tidak berani mengkritisi dan
mengklaim kalau ada pemahaman ajaran yang keliru seperti pada zaman sekarang. Karena takut
disebut kafir atau atheis. Perlu juga kita pelajari sejarah tetang agama ataupun kelahiran masing-
masing agama yang ada di bumi ini. Karena itu semestinya sejarahlah yang boleh mengajarkan
dan menggambarkan eksistensi agama.
Ajaran Agama Islam disampaikan oleh Nabi Muhammad di Arab. Maka dari itu kitab
sucinya dalam bahasa Arab. Beliau yang buta huruf menerima wahyu dari Allah dan diarahkan
untuk menyampaikan ajarannya kepada masyarakat yang ada disekitar beliau. Tuhan berfirman
kepada Muhammad. Tuhan itu telah menetapkan diri dalam Muhammad dan mengajarkan
kedamaian karena Allah sendiri adalah kedamaian.
Agama Kristen pada dasarnya adalah suatu agama sejarah, artinya bahwa landasan utama
berdirinya agama ini bukanlah terletak pada asas-asas yang bersifat umum, tetapi didasarkan
pada kejadian-kejadian yang nyata, yaitu pada peristiwa-peristiwa yang sesungguhnya terjadi
dalam sejarah. Peristiwa yang terpenting dari rangkaian-rangkaian peristiwa tersebut adalah
kisah kehidupan seorang tukang kayu Yahudi yang tidak dikenal, seperti yang telah sering

3
ditunjukkan, lahir disebuah kandang hewan, meninggal dalam usia 33 tahun dengan tuduhan
sebagai seorang penjahat dan bukan sebagai seorang pahlawan, tidak memiliki harta apapun,
tidak pernah mengikuti pendidikan, tidak mempunyai pasukan, dan tidak sebagai penulis buku,
satu-satunya tulisan yang pernah digoreskan hanyalah tulisan diatas pasir. Walaupun demikian,
seperti yang telah dijelaskan oleh George Butrick, tanggal lahir-Nya diingat oleh seluruh dunia
dan saat kematian-Nya diperingati dengan palang salib di seluruh pelosok dunia. Ia itu adalah
Yesus Kristus yang oleh umat Kristen diyakini sebagai Sang Juru Selamat manusia. Agama
Kristen menjelaskan tiga aliran utama yang terdapat dalam dunia Kristen dewasa ini, yaitu,
Gereja Roma Katolik, Gereja Kristen Ortodok Timur, dan Gereja Kristen Protestan. Huston
Smith menguraikan bahwa dari semua agama yang dianut oleh manusia, agama Kristenlah yang
paling luas tersebar di muka bumi ini dan yang paling banyak penganutnya. .
Agama Buddha lahir setelah Sang Budha (Gautama Budha) samathi (meninggal).
Gautama seorang anak raja yang ingin tahu tentang kelahiran kembali dan sengsara dalam
kehidupanya. Setelah beliau mendapat wahyu dari Tuhan, mulailah untuk mengajar tentang
ajaran yang beliau terima dan beliau miliki sebelumnya. Beliau mengkritisi tentang ritual yang
ada dalam agama Hindu pada zaman itu dan mengajarkan spiritual kepada masyarakat umum.
Lumayan banyak pengikut kepada sang Budha. Akhirnya pengikutnya mengklaim itu sebagai
sebuah agama. Dan mengatakan agama mereka berbeda dari agama Hindu, pada hal tidak.
Agama Hindu sebagaimana yang dikenal dewasa ini adalah agama yang tertua dan
paling pertama yang ada di dunia. Agama Hindu adalah agama yang sudah ada jauh sebelum
agama-agama lain ada di dunia. Karena Hindu adalah agama tertua dan pertama yang ada di
dunia, karena itu ketika Hindu sebagai satu-satunya agama di dunia, maka ia tidak membutuhkan
nama. Nama itu dibutuhkan ketika agama yang lainnya mulai muncul, sebab nama itu
dibutuhkan untuk membedakan sesuatu dari yang lainnya. Sehingga Agama Hindu awalnya tidak
memiliki nama, kalaupun ia harus diberi nama, maka Sanathana Dharma adalah nama yang
paling cocok. Nama Sanathana Dharma adalah nama yang mudah dan lazim digunakan untuk
menyebutkan suatu tradisi atau kebudayaan masyarakat yang berada di sekitar Sungai Sindhu.
Tidak ada satupun seorang peneliti kaliber dunia yang dapat menentukan secara pasti kapan
agama Hindu “mulai ada” atau berapa tahun umur Agama Hindu. Para ahli ada yang
menyebutkan Hindu berumur 1500 SM, 3000 SM, 4500 SM, dan Tilak Sastri menyebut Agama
Hindu sudah ada sejak 6000 tahun SM. Sungguh suatu prediksi angka yang fantastik dengan

4
selisih waktu yang masing-masing terlalu jauh, sehingga hal itu tidak harus diterima sebagai
suatu kebenaran mutlak. Orang bijak menyatakan, Sanatana Dharma atau Agama Hindu tidak di
mulai pada suatu zaman tertentu. Ia ada tanpa permulaan dan tanpa akhir sehingga Agama
Sanatana Dharma bersifat anadi-ananta (tanpa awal dan tanpa akhir).
Nama Hindu yang dikenakan pada Sanatana Dharma sebagaimana yang telah lazim
didengar, dikenal dan telah dipergunakan secara luas di seluruh dunia merupakan nama asing,
karena nama itu diberikan oleh seseorang yang bukan beragama Hindu. Nama itu diberikan oleh
orang-orang Persia, untuk menyebut komunitas masyarakat yang tinggal di sekitar lembah sungai
Sindhu. Suatu komunitas masyarakat yang berpegang teguh pada tradisi yang bersumber dari
Veda. Tradisi yang dipegang secara teguh dari zaman ke zaman juga dapat disebut dengan istilah
agama. Dahulunya tradisi yang bersumber dari Veda yang berkembang di sekitar lembah sungai
Sindhu ini juga dikenal dengan nama Indus cultural atau kebudayaan ‘Sindhu. Orang-orang
Persia menyebutkan kata “sindhu” dengan lafal “indhu” tanpa bunyi “s” secara jelas, sehingga
lazimlah penyebutan “sindhu” itu menjadi “indhu”. Selain itu ketika orang-orang Persia
menyebut kata “indhu”, huruf “dh” dibaca hanya dengan bunyi “d” saja, sehingga mereka
menyebut kata “sindhu” cukup hanya dengan sebutan “indu” tetapi ketika melapalkan huruf “i”
terdapat efek bunyi lain, yaitu bunyi huruf “h”, sehingga kata “sindhu” mengalami derivasi
(perubahan), awalnya menjadi “indhu”, kemudian “indu”, dan terakhir menjadi kata “hindu”.
Maka akhirnya populerlah kata Hindu untuk menyebutkan kata Sindhu, dan kata ini dipakai
hingga sekarang.
Mantram-mantram yang ada dalam Veda adalah dikumpulkan oleh Rsi Vyasa dari
Sapta (7) Rsi. Dulu system pendidikan Hindu adalah belajar dari Guru dan tidak ada tulisan.
Gurukkula sistem adalah sistem pendidikan Agama Hindu. Anaknya berusia lima tahu akan antar
ke Gurukkula untuk belajar Veda dan segalahnya. Setelah Rsi Vyasa kumpulkan data-data
(mantram-mantram) tersebut dan dijadikan buku. Nah jadilah kitab suci Veda.

II.3 Setiap Agama Mengajarkan Kebaikan


Setiap ajaran agama adalah mengajarkan sesuatu hal yang baik dan konsep agamanya juga
sudah mapan untuk dipraktekkan. Tetapi kenapa masih ada juga yang belum memahami ajaran
agama yang dianut. Nah, kalau seandainya kita sudah mempraktekkan ajaran agamanya, jadi
apakah agama tidak perlu untuk kita. Agama itu penting sekali kepda seseorang yang ingin hidup

5
di dunia ini karena agama lah yang bisa mengajarkan ajaran yang baik. Eksistensi agamalah
membuat kita hidup dibawa satu payung. Kalau tidak, hubungan persaudaraan antara kita akan
hanjur dan runtuh. Seharusnya dengan adanya system agama masing-masing kita boleh hidup
dengan harmonis dan kemanusiawian. Tetapi kenyataannya tidak seperti itu, malahan gara-gara
agama muncullah banyak konflik internal dan eksternal. Namun bagaimana caranya kita
memeluk suatu agama untuk hidup dengan harmonis supaya tidak ada benturan dengan lainnya.
Perlu juga saya memberikan satu contoh kepentingan agama. Di barat banyaknya
manusia hidup tanpa agama. Menurut mereka agama itu tidak penting. Dua tahun lalu, di suatu
Negara barat mati lampu hanya 2 jam. Dalam jangka waktu pendek itu banyaknya wanita
diperkosa, mall-mallnya dirampok, dan banyak kasus-kasus hukum terjadi. Ini karena mereka
tidak mempunyai suatu pegangan untuk hidup. Kalau orang yang beragama akan sedikitnya takut
dengan dosa dan neraka. Jadi tidak mungkin jadi seperti yang di sana. Umpamanya, umat Hindu
di Bali menyambut Tahun Baru menurut kalendarnya dengan mati lampu sehari dan tidak akan
ada kegiatan di luar. Pada Hari Raya Nyepi tersebut orang yang beragama akan berkooperasi
masing-masing supaya tidak terjadi gangguan kepada umat Hindu yang merayakan Tahun Baru
dengan kesepian.
Setelah hari itu tidak ada kasus-kasus yang seperti di barat karena di sini semuanya
beragama dan terikat dengan ajarannya masing-masing. Bukan umat Hindu saja yang ada dalam
kesepian, malahan semua umat Islam, Budha, Katolik, dan Protestan yang tetap di Bali juga akan
membantu umat Hindu di Bali. Saya tidak perlu menjelaskan tentang hari Raya Nyepi karena
bukan dalam Idonesia saja di luar negeri pun sudah kagum terhadap perayaan tersebut. Mereka
heran lagi. Bagaimana warga Indonesia bisa seperti itu?

II.4 Agama Bukan hanya untuk Manusia tetapi juga untuk Kepentingan Negara
Agama bukan saja untuk manusia, tetapi penting juga untuk sebuah negara. Karena agama
yang dianut oleh masyarakat akan mewakilkan negara juga. Percaya terhadap Tuhan,
mempunyai pengertian yakin dan iman terhadap Tuhan itu sendiri. Yakin dan iman ini
merupakan pengakuan atas dasar keyakinan bahwa sesungguhnya Tuhan itu ada, Maha Kuasa,
Maha Esa dan Maha segala-galanya. Tuhan Yang Maha Kuasa, yang disebut juga Allah, dan
Brahman adalah Ia yang kuasa atas segala yang ada ini. Tidak ada apapun yang luput dari
Kuasa-Nya. Ia sebagai pencipta, sebagai pemelihara dan Pelebur alam semesta dengan segala

6
isinya. Tuhan adalah sumber dan awal serta akhir dan pertengahan dari segala yang ada. Kalau
masyarakat sudah percaya dengan Tuhan seperti ini jadi tidak akan ada keributan di dalam dan di
luar. Pentingnya sebuah Negara mengarahkan masyarakat supaya beragama untuk keamanan
negaranya.
Dewasa ini ketika dunia telah mencapai puncak peradaban teknologinya, maka
bersamaan dengan itu agama-agama juga mengalami berbagai kemajuan. Berbagai aktivitas
keagamaan telah dilaksanakan dengan menggunakan fasilitas teknologi modern yang serba
canggih. Misi-misi penyebaran ajaran agama yang dilakukan dengan jalan kaki, naik kuda atau
naik unta sebagaimana dilaksanakan ratusan tahun silam, maka dewasa ini telah dilakukan
dengan menggunakan media teknologi modern.
Semua jenis media, baik itu internet, televisi, film, musik, maupun majalah,
berpengaruh besar terhadap gaya hidup kita masa kini. Kebanyakan media menginformasikan
tentang gaya hidup remaja kota, yang notabene meniru gaya hidup modern . Media teknologi
modern sudah membantu untk menyebarkan dan membangkitkan agama kepada masyarakat di
samping itu juga menimbulkan banyak masalah social di kalangan masyarakat. Umpamanya,
remaja dewasa kini aktif untuk mencari identitas mereka dan miskin sekali yang ingin tahu
tentang agama dengan media teknologi modern. Hp yang mempunyai 3G, sudah merusakkan
remaja kita sampai upload foto-foto dan fil-film porno punya temannya sendiri. Yang lebih parah
dan aneh adalah ada juga remaja sekarang kirim foto-foto bogel punya pacarnya dia sendiri ke
teman dia. Jadi hubungan social dan etika remaja kini sudah hancur oleh media teknologi
modern.
Sebagian besar para remaja mengatakan bahwa tujuan utama menggunakan ponsel
adalah, “Sebagai alat komunikasi dan sebagai penyambung silaturahmi, sebagai hiburan, dan
tidak menutup kemungkinan sebagai alat tambahan membantu dalam kelancaran berbisnis.” Tak
bisa dipungkiri lagi, bagi mereka yang hidup di perkotaan, di dunia modern yang menuntut
segala sesuatunya serba cepat dan mudah, memiliki ponsel seperti sebuah keniscayaan. Celah ini
tentu menjadi peluang besar para perusahaan komunikasi untuk merauk keuntungan. Mereka
berlomba-lomba mengembangkan teknologi yang telah ada guna melahirkan produk-produk baru
yang bakal mengisi pasar. Melalui inovasi-inovasi, mereka memaksa insan-insan perkotaan
menambah kebutuhan hidupnya. Perkembangan teknologi tentu tidak mungkin mencapai kata
sempurna dalam arti sesungguhnya. Oleh karena itu, tidak ada satu teknologi pun yang

7
dikembangkan telah mencapai fase final. Inovasi-inovasi dan penemuan-penemuan berikutnya
tetap mengikuti sebuah pencapaian yang telah ada. Proses pun terus berlanjut, mengikuti hasrat,
nafsu, dan kebutuhan manusia.
Satu hal yang tidak dapat dihindari adalah teknologi pasti menghadirkan efek samping
yang memengaruhi kehidupan manusia. Sekecil apa pun, teknologi pasti memiliki sifat
“memaksa”, membuat manusia menjadi tergantung padanya.
Walaupun agama melarangkan judi, selingkuh, bohong, korupsi dan lain-lain pun masih
juga umat yang menganut agama masing-masing masih main judi sampai jual rumah, selingkuh,
bohong korupsi, membunuh, merampok dan sebagainya melaui media teknologi modern ini.
Setelah sembahyang hilang sandalnya. Hilang alat-alat perhiasan diluar rumah pada hari
perayaan. Hilang barang-barang yang ada di tempat ibadah. Orang suci pernah di bunuh dan
tokoh agama pernah diperkosa. Selain itu, umat yang beragama dewasa ini bertengkar di internal
dan kurang bertoleransi di internal. Tapi lebih bertoleransi dengan orang-orang barat banding di
internal. Kurang percaya terhadap warga Negara kita dan yakin terhadap orang-orang barat. Kita
umat yang beragama mayoritas di dunia ini. Tetapi, setiap tahun kasus kriminalitas masih
menambah dan lumayan bayak remaja kita hidup tanpa tujuan, hidup tanpa cita-cita dan hidup
sampai tidak kenal tetangganya.

II.5 Agama harus Membantu Memecahkan Problem Sosial


Ada banyak sekali problem sosial yang ada di seputar masyarakat yang perlu segera
memperoleh pemecahan. Karena itu, sesungguhnya tidak perlu bertengkar tentang agama, lebih
baik membantu pemecahan problem sosial. Sekali lagi bahwa kewajiban kita adalah bagaimana
caranya agama bisa menyelesaikan masalah sosial di lingkungan kita. Jangan anggap “agama”
itu satu organisasi yang terdiri di luar dari kita. Setiap umat yang beragama harus ikut campur
tangan dalam masalah sosial di lingkungan kita. Karena lingkungan itu banyak berperan kepada
generasi mendatang. Tanggungjawab kita adalah sebelum kita meninggal dunia ini harus
memberikan dunia yang murni dan tenang, kepada anak-anak kita dan generasi yang akan
memerintah negara kita ini.
Agama itu sendiri tidak boleh menyelesaikan masalah sosial karena agama terdiri dari
kita. Kalau kita tidak bertindak untuk menyelesaikan masalah sosial, siapa lagi? Semua penganut
agama harus berkerjasama dalam hal mempraktekkan ajaran agama masing-masing. Ajaran

8
Agama harus dipahami secara baik oleh para generasi sekarang ini, supaya suatu saat nanti, atau
pada masa mendatang, mereka tidak konflik internal dan eksternal atas nama agama. Karena itu
perlu juga para orangtua dewasa ini mengajarkan agama kepada anak-anak sendiri secara
bersungguh-sungguh. Karena banyak orangtua sekarang senang kalau anak mereka ikut cultural
barat. Dianggap anak-anak yang ikut modern itu baru anak-anak pintar dan cerdas. Padahal anak-
anak dari latar belakang miskin lebih pintar dan cerdas. Tapi untuk mereka tidak ada tempat
untuk menampilkan diri di depan umum. Maka mereka tersembunyi di belakang seperti buah
manis di belakang daun.

II.6 Peran Para Intelektual Agama dalam Upayanya Menjadi Contoh


Tokoh agama dan intelektual sekarang perlu berperan di kalangan masyarakat mereka. Para
Intelektual bisa turun di bidang pendidikan, ekonomi dan politik. Para tokoh Agama perlu di
tempat sembahyang berperan di kalangan umat beragama masing-masing. Metode ini sudah
diterapkan oleh beberapa agama tapi yang belum harus seperti ini supaya ada satu system yang
bermanfaat. Pengabdian adalah satu langkah yang pertama untuk sukses. Jadi rata-rata semua
agama mempunyai umat yang mengabdi untuk masyarakat dan agama. Pengabdian mereka
membangkitkan agama dan umat yang beragama.
Tempat sembahyang (masjid, gereja, pura, dan wihara) bukan untuk sembahyang saja.
Tempat ibadah perlu berperan social. Artinya, di sana bukan mengajarkan agama saja, boleh juga
mengajarkan kelas less gratis kepada anak-anak supaya tidak beban kepada orang tua untuk
ngantar anak-anak ke kelas less. Di samping itu anak-anak akan sering ke tempat ibadah dan
akan menerima agamanya dengan tekun dan mapan. Akhirnya mereka akan beragama bukan
kerena orang tua, akan kerana pengetahuan agama yang dimiliki.
Sebenarnya orang yang mengajarkan agama harus mempraktekkan ajarannya. Baru apa
yang dia ingin sampaikan itu akan sampai kepada masyarakat. Kerena gelombang vibrasi akan
berfungsi di sana. Gelombang-gelombang yang ada disekitar kita miliki vibrasi ataupun seperti
gelombang alpha, beta dan gama. Makanya di tempat sembahyang menjagai kesucian oleh orang
suci yang ada di masjid, gereja, pura dan di vihara. Ajaran agama yang disampaikan oleh
penyuluh agama tidak akan nyambung kalau seandainya penyuluh agama tersebut tidak praktek
apa yang di ngajarkan.

9
Orang yang beriman dan berspritualitas paling penting pada jaman sekarang. Orang
yang beriman dan verspritual boleh menerima umat lain sebagai teman dan akan bertoleransi
dengan sesame lain. Akan juga memahami tentang pluralisme. Pluralisme itulah boleh
mengajarkan konsep agama yang benar karena kalau seseorang sudah menerima konsep
pluralisme, maka dia akan mendalami agamanya dan akan hargai agama lain. Jadi dengan
konsep ini kita bisa membiasakan masyarakat dala hal kehidupan yang mengutamakan
kemanusiawian. Humanist itulah yang paling penting sekarang untuk mempraktek agama. Kalau
kita sebagai manusia harus hargai sesama manusia lain walaupun dia agama lain. Dan “give
respect, take respect”, hormatilah orang lain kalau anda ingin dihormati.
Ajaran agama harus dipraktekkan kalau tidak rugi kita menganut agama tersebut.
Paling tidak kita harus memahami teologi agama yang kita menganut supaya lebih percaya diri.
Yakin terhadap Tuhan paling penting dan keyakinan tersebut akan menimbulkan banyak
persoalan terhadap agama kita. Jawablah persoalan tersebut untuk mendalami agama kita
masing-masing. Para penganut agama sebenarnya harus memiliki kualitas yang tinggi
dibandingkan dengan orang yang tidak beragama ataupun orang yang atheis.
Agama itu penting, tetapi bukan hsnys di atas kertas ataupun sgsms itu penting bukan
hsnys di mulut saja. Kita harus menjiwai agama masing-masing dan menghargai agama yang ada
di muka bumi ini. Tidak perlu apologi. Konsep apologilah yang menimbulkan masalah intern.
Jadi walaupun dalam hal beragama kita berbeda-bedapun tapi harus ada di bawah satu payung
yaitu “Pluralisme”. Pluralisme adalah satu senjata yang cocok pada jaman ini. Secara garis besar
masing-masing agama mempunyai kekurangan dan kekurangan itu harus diperbaiki secepat
mungkin. Kalau tidak media teknologi modern akan duluan menghanjurkan etika kita dan akan
menghilangkan eksistensi agama. Jadi perlu kita sebagai umat beriman atau berspiritual harus
bertindak sekarang. Setiap orang mempunyai tanggung jawab untuk menghadapi masala-masalah
tersebut dan harus menyelsaikan masalahnya tersebut. Jadi perlulah kita menerapkan konsep
pluralisme untuk mempraktekkan ajaran agama masing-masing. Tidak ada waktu lagi memper-
debatkan tentang agama. I Ketut Donder seorang dosen pada Fakultas Brahma Widya IHDN
Denpasar, pernah menjelaskan bahwa; “jika seorang yang masuk ke dalam air laut dengan
berjalan kaki, maka ketika masih berada di pinggir laut mulutnya masih dapat berkoak-koak,
apalagi ketika air laut masih di mata kakinya, begitu juga ia masih tetap dapat berkoak-koak
ketika air masih setinggi pahanya, setinggi bahu, dan setinggi lehernya. Tetapi setelah air itu

10
sampai di atas hidungnya atau bahkan di atas kepalanya atau seluruh badanya di dalam air, maka
mulutnya tidak mampu lagi berkoak-koak. Bahkan satu huruf pun tidak keluar dari mulutnya”.
Uraian I Ketut Donder di atas mengandung arti bahwa, ketika seseorang telah menyelam jauh ke
dasar agama yang paling dalam, maka orang seperti itu tidak akan berbicara yang tidak baik
terhadap apapun apalagi terhadap agama lainnya. Jadi kita perlu mendalami ajaran agama yang
kita dianut secara mendalam supaya tidak menjelek-jelekkan agama lain. Jika sudah mendalami
ajaran agama maka kita tidak akan berkoak-koak lagi. Masyarakat aman dan negara juga akan
aman.

III. SIMPULAN
Berdasarkan pada uraian pendahuluan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
setiap umat beragama memiliki peran yang sama dalam membantu tugas-tugas kemanusiaan.
Agama harus menjadi sarana untuk membantu memecahkan problem-problem sosial. Secara
aksiologis agama harus mampu memperbaiki kualitas kemanusiaan. Tidak ada artinya beragama
super fanatik tetapi tidak memiliki kepedulian sosial. Tidak ada gunanya beragama jika karena
agama kita saling bermusuhan. Agama dituntut untuk mampu menciptakan perdamaian dunia.
Jika agama tidak mampu menciptakan perdamaian dunia, maka sejarah akan mencatat dan Tuhan
akan menertawai umat manusia yang memanipulasi agama.

11

You might also like