You are on page 1of 9

1

BAB VI : HASIL DAN PENGOLAHAN

1. Panen

Kelapa sawit biasanya berbuah setelah berumur 2,5 tahun. Buahnya menjadi masak 5,5
bulan setelah penyerbukan. Dalam memanen perlu diperhatikan beberapa ketentuan
umum agar buah yang dihasilkan baik mutunya sehingga minyak yang dihasilkan juga
bermutu baik. Panenan harus dilaksanakan pada saat yang tepat akan menentukan
kuantitas dan kualitas buah kelapa sawit. Proses pembentukan minyak di dalam buah
berlangsung selama 24 hari, yaitu pada saat buah mulai masak. Panenan yang dilakukan
sebelum proses pembentukan minyak selesai akan mengakibatkan hasil minyak yang
kurang dari semestinya. Panenan sesudah proses pembentukan minyak selesai, akan
merugikan karena banyak buah yang lepas dari tandannya dan jatuh ke tanah. Buah yang
terlalu masak, kandungan minyaknya akan berubah menjadi asam lemak bebas (free fatty
acid) yang mengakibatkan rendahnya mutu minyak dan mudah terserang hama dan
penyakit.

a. Kriteria panen :
 Suatu areal tanaman dapat dipanen apabila 60 % atau lebih buahnya telah matang
panen.
 Tanaman telah berumur ± 31 bulan.
 Berat tandan telah mencapai 3 kg atau lebih.
 Penyebaran panen telah mencapai 1 : 5, yaitu setiap 5 pohon terdapat 1 tandan
buah matang panen.
b. Ciri-ciri tandan matang panen.
 Adanya buah yang lepas / jatuh dari tandannya sekurang-kurangnya 5 buah untuk
tandan yang beratnya kurang dari 10 kg, atau sekurang-kurangnya 10 buah untuk
tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
c. Persiapan panen.
 Untuk memperlancar panenan, perlu dipesiapkan tempat untuk mengumpulkan
hasil.
2

 Mengadakan perbaikan jalan-jalan untuk memudahkan pengangkutan hasil panen


(pasar pikul).
 Para pemanen mempersiapkan alat yang diperlukan seperti dodos untuk pohon
yang masih rendah dan egrek / arit bergagang bambu panjang untuk pohon yang
tinggi.

d. Cara panen
Cara panen yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
 Semua tandan yang telah matang harus dipanen.
 Tandan buah dipotong dengan dodos atau egrek bergagang panjang.
 Sebelum tandan dipotong, pelepah daun yang menyangga buah sebaiknya dipotong
lebih dulu.
 Bekas potongan pelepah harus melengkung menyerupai tapal kuda, yaitu miring
keluar.
 Pemotongan tandan harus dekat pada pangkalnya.
 Setiap tandan yang telah dipanen diberi tanda pada bekas potongannya yang berisi
initial pemanen dan tanggal panenan dilaksanakan.
 Pelepah daun yang dipotong dari ppohonnya harus ditumpuk secara teratur pada
gawangan (ruangan kosong di antara barisan tanaman) dan ditelungkupkan.

e. Pengumpulan buah hasil panenan.


 Tandan buah yang dipotong (dipanen) harus diletakkan di piringan, mengarah ke
jalan pikul (pasar pikul).
 Buah yang lepas (brondolan) di letakkan terpisah dari tandannya.
 Tandan yang masih bergagang harus dipotong sedekat mungkin (mepet) dengan
tandannya. Tandan buah dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan
diatur berbaris 5 atau 10.
 Buah-buah yang lepas ditumpuk / disatukan terpisah dari tandan. Buah yang lepas
harus bersih dari kotoran (tanah, sampah dll.)
3

 Tandan dan buah yang lepas dari TPH diangkut dengan truk / trailer ke pabrik.
Pengankutan harus dilaksanakan secepat-cepatnya.

f. Giliran panen
 Setiap pekerja pemanen dalam satu hari diwajibkan dapat memanen 600 – 1000 kg
buah (50 – 80 tandan buah), tergantung umur tanaman.
 Agar supaya seorang pemanen dapat memanen sejumlah itu, dalam giliran panen
seminggu (7 hari) umum digunakan sistem panen 5 / 7, yaitu 7 hari panenan hanya
dilakukan 5 hari. Sisa yang 2 hari digunakan untuk libur dan perbaikan alat-alat yang
digunakan.

g. Banyaknya hasil
 Banyaknya hasil setiap hektar tanaman produktif tergantung dari berbagai faktor,
antara lain : kualitas tanaman, kesuburan tanah, keadaan iklim, umur tanaman,
gangguan hama / penyakit dan pemeliharaan tanaman. Contoh data hasil per hektar
per tahun dari jenis Dura yang keadaannya normal dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.

Tabel : Hasil tanaman jenis Dura dg. pertumbuhan normal


Umur tanaman (tahun) Hasil minyak (kg / ha) Hasil inti (kg / ha)
4 500 100
5 750 150
6 1000 200
7 1300 260
8 1600 320
9 1900 380
10 2000 400
11 2200 440
12 2250 450
4

2. Pengolahan.
Pengolahan tandan buah segar sampai diperoleh minyak sawit kasar (crude palm oil,
CPO) dan inti sawit dilaksanakan melalui proses yang cukup panjang.
Urutan pengolahan kelapa sawit sebagai berikut :
 Pengangkutan buah ke pabrik
 Perebusan buah (sterilisasi)
 Pelepasan buah (stripping) dari tandan dan pelumatan (digesting)
 Pengeluaran minyak.

a. Pengangkutan buah ke pabrik.


 Buah kelapa sawit dari kebun harus secepatnya diangkut dengan alat angkutan yang
tepat yang dapat mengangkut buah sebanyak-banyaknya, seperti lori, traktor gandeng
atau truk.
 Sesampainya di pabrik, buah harus segera ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam
lori perebusan yang biasanya berkapasitas 2,5 ton setiap lori.
 Buah yang tidak segera diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak
bebas (free fatay acid) tinggi.
 Untuk menghindari terbentuknya asam lemak bebas (alb), pengolahan harus sudah
dilaksanakan paling lambat 8 jam setelah panenan.

b. Perebusan buah.
 Buah serta lorinya direbus dalam tempat rebusan dengan mengalirkan / menekankan
uap panas selama 60 menit ke dalam tempat rebusan.
 Suhu uap yang digunakan adalah 125 0C dan tekanan dalam ruang sterilisasi ± 2,5
atmosfir.
 Maksud dari perebusan buah adalah :
 Agar buah mudah dilepas dari tandannya.
 Untuk membunuh enzim penstimulir pembentukan asam lemak bebas.
 Agar daging buah menjadi lunak.
5

 Untuk memudahkan terlepasnya inti dari cangkangnya.


 Untuk menambah kelembaban dalam daging buah sehingga minyak lebih
mudah dikeluarkan (dipisahkan).
 Untuk mengkoagulasikan protein sehingga proses pemurnian minyak
lebih mudah.

c. Pelepasan buah dan pelumatan


 Tandan buah yang telah direbus dimasukkan ke dalam mesin pelepas buah
(thresher), kemudian buah yang lepas (rontok) dibawa ke dalam mesin pelumat
(digester).
 Sambil dilumat, buah dipanasi (diuapi) lagi supaya daging buah hancur dan lepas
dari bijinya, keadaan demikian memudahkan proses pengeluaran (ekstraksi)
minyak.
 Tandan kosong (telah lepas buah-buahnya) kemudian diangkut ke tempat
pembakaran (incinerator) dan digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan
uap yang digunakan dalam proses sterilisasi.
 Sisa pembakaran berupa abu yang mengandung ± 30% K2O, yang digunakan
untuk pemupukan Kalium di kebun. Sebagian tandan kosong digunakan sebagai
bahan mulsa.

d. Pengeluaran minyak
 Ada bermacam cara untuk mengeluarkan minyak (extraction of oil), tetapi
yang umum dipakai adalah pengepresan dengan menggunakan alat / mesin
pengepres tipe hydraulic, centrifugal atau tipe continuous screw press.
 Daging buah yang sudah dilumatkan di mesin pelumat dimasukkan ke dalam
alt pengepres, kemudian dipres sehingga minyak dapat dikeluarkan dan dipisahkan
dari ampasnya.
 Minyak yang keluar ditampung untuk selanjutnya dimurnikan, sedangkan
ampasnya keluar secara terpisah dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
6

e. Pemurnian dan penjernihan minyak.


 Minyak yang keluar dari mesin pengepres mengandung 45 % sampai 55 % air,
lumpur dan bahan-bahan lainnya.
 Minyak yang masih kasar ini dibawa ke tangki pemurnian atau tangki klarifikasi.
Setelah mengalami pemurnian akan diperoleh 90 % minyak, dan sisanya adalah
lumpur.
 Setelah dilakukan penyaringan kemudian minyak ditampung dalam tangki dan
dijernihkan lebih lanjut untuk memisahkan air yang masih terkandung di
dalamnya.
 Selanjutnya minyak dilewatkan pada continuous vaccum drier sehingga diperoleh
minyak berkadar air kurang dari 0,1 %. Minyak ini ditampung dalam tangki-
tangki penampungan dan sudah siap untuk dijual pada konsumen.
 Kualitas minyak kelapa sawit ditentukan oleh kadar asam lemak bebas,
kandungan air dan mudah atau tidaknya minyak tersebut dijernihkan
(bleachability).
 Arnott (1963) mengkategorikan kandungan bahan-bahan yang dapat merusak
kualitas minyak kelapa sawit ,sbb.:

Sangat Sangat
Rendah
Bahan rendah Sedang (%) Tinggi (%) tinggi
(%)
(%) (%)
Asam lemak
<20 2,0 - 2,7 2,8 - 3,7 3,8 - 5,0 >5,0
bebas
Kadar air <0,1 0,1-0,19 0,2-0,39 0,4 - 0,6 >0,6
Kadar
<0,005 0,005-0,01 0,01 -0,025 0,026 -0,05 >0,05
kotoran

f. Pemisahan biji dari sisa-sisa daging buah


7

 Sisa pengepresan (lihat butir d.) yang berupa ampas dibawa ke alat pembuang sisa
daging buah (depericarper).
 Pada proses pemisahan biji dari sabutnya, digunakan proses pengeringan dan
penghembusan.
 Dengan proses ini serat dan bahan-bahan lain yang kering dan ringan terhembus
keluar melalui cyclone, kemudian ditampung untuk digunakan sebagai bahan
bakar.

g. Pengeringan dan pemecahan biji


 Biji dari alat pembuang daging buah (depericarper) diangkut ke silo dan
dikeringkan di sini.
 Biji - biji yang telah kering ini, intinya mengkerut dan mudah dilepaskan dari
cangkang atau tempurungnya.
 Biji-biji yang telah dipisahkan berdasarkan diameternya, kemudian dipecah lagi
agar inti dan cangkangnya dapat dipisahkan.

h. Pemisahan inti dari cangkang


 Prinsip pemisahan biji dari cangkangnya adalah karena adanya perbedaan berat
jenis antara inti dan cangkang.
 Caranya adalah dengan mengapungkan biji-biji yang telah dipecahkan dalam
larutan lempung yang mempunyai beat jenis 1,16.
 Dalam keadaan ini inti kelapa sawit akan mengapung dalam larutan dan cangkang
akan mengendap di dasar.
 Inti dan cangkang diambil secara terpisah kemudian dicuci sampai bersih. Alat
yang digunakan untuk memisahkan inti dari cangkangnya disebut hydrocyclone
separator.
 Inti buah dibawa ke silo dan dikeringkan pada suhu 800C. Selama pengeringan
harus selalu dibolak-balik agar keringnya merata.
8

 Inti yang telah kering dipak, kemudian dimasukkan ke dalam karung goni dan
siap untuik dijual atau diolah lebih lanjut.
 Cangkang buah kelapa sawit sereing dipakai sebagai bahan baker ketel uap, bahan
pengerasan jalan-jalan kebun atau diolah menjadi arang yang banyak digunakan
dalam industri karbin aktif.

Dalam proses pengolahan buah kelapa sawit diperoleh produk utama dan beberapa
produk sampingan. Sebagai produk utama adalah minyak kelapa sawit (crude palm oil)
dan inti sawit, sedangkan produk sampingannya adalah tempurung, ampas dan tandan
kosong.

Kegunaan dari masing-masing produk tersebut adalah :


 Minyak kelapa sawit merupakan bahan baku untuk industri sabun, minyak goring,
mentega dan lain-lain.
 Inti sawit yang menghasilkan minyak inti digunakan sebagai bahan kosmetika.
 Cangkang atau tempurungnya dapat digunakan sebagai bahan baker, yaitu arang
aktif yang biasa digunakan dalam industri kesehatan.
 Tandan kosong untuk bahan baker ketel uap, mulsa dan abu sebagai pupuk
Kalium.
 Ampas lumatan daging buah untuk bahan baker ketel uap.
9

You might also like