You are on page 1of 7

Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian dan Pembelian

Nama : Tri Ayu Widianingsih


Kelas : 3EA26
Npm : 17212445
Dosen : Ririn Yulianti
Tugas (pertemuan 4 softskill)






Program Sarjana Ekonomi
Universitas Gunadarma
2014


1. Kriteria evaluasi
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai
alternative alternative pilihan , Kriteria alternative dapat muncul dalam berbagai bentuk
, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria
, keselamatan , kenyamanan , harga , merek , negara asal ( country of origin ) dan juga
spek hedonik seperti gengsi , kebahagian , kesenangan dan sebagainya .
Beberapa kriteria evaluasi yang umum adalah :
a. Harga
Harga menentukan pemilihan alternative.Konsumen cenderung akan memilih harga
yang murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen
tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas .
Olehg karena itu strategi harga hendaknya di sesuaikan dengan karakteristik produk.
b. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan dalam setiap pembelian . nampaknya merek
merupakan Pengganti dari mutu dan spesifikasi produk.Ketika konsumen sulit menilai
kriteria kualitas produk kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi
sangat baik dapat mengurangi resika kesalahan dalam pembelian.
c. Negara Asal
Negara asal dimana produk di hasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan
konsumen negara asal sering mencitrakan kualitas produk.Konsumen mungkin sudah
tidak meragukan lagi kualitas produk elektronik dari jepang . Sementara untuk jam
tangan nampaknya jam tangan buatan swiss merupakan produk yang handal tak
teragukan .
d. Saliensi ( Atribut yang mencolok )
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda dengan
pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda . Pada
suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah
hal yang penting , tetapi tidak untuk produk yang lain . Atribut yang mencolok (
salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi di sebut sebagai atribut
determinan.


2. Menentukan alternatif pilihan
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan
kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai
beberapa komponen:
1. Keputusan tentang jenis produk ,
2. Keputusan tentang bentuk produk ,
3. Keputusan tentang merk ,
4. Keputusan tentang penjualnya ,
5. Keputusan tentang jumlah produk ,
6. Keputusan tentang waktu pembelian ,dan
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).

Setelah konsumen mendapat berbagai
macam informasi, konsumen akan menentukan alternatif yang ada untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapinya. Setelah kriteria yang akan menjadi alterlatif pilihan
ditentukan barulah konsumen menentukan alternative produk yang menjadi pilihan.
3. Menaksir Alternatif Pilihan
Kriteria yang telah di tentukan seperti diatas kemudian akan memunculkan beberapa
alternatif produk, alternatif ini lah yang digunakan konsumen dalam Menaksir alternatif
pilihan. Dalam menaksir suatu alternatif dari pilihan yang ada maka konsumen harus
memikirkan resiko yang akan diterima apabila konsumen memilih alternatif tersebut, dan
meninggalkan alternatif lain yang ada.
Ada tiga sudut pandang dalam menganalisis/menaksir alternatif pilihan keputusan
konsumen :
1. Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui
semua alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap
alternatif yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus
dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut economic man.
2. Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai kognitif man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan
pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan
gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif
untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic
man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi
yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan
keputusannya pada keputusan yang memuaskan.
3. Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu
produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya,
apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan
emosi. Anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan
produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
4. Menyeleksi aturan pengambilan keputusan
Dalam mengambil keputusan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang paling
utama adalah yang paling maksimal dakam memenuhi berbagai kriteria yang dapat di
capai oleh produk.
Tingkat tinggi satu atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang lain. keputusan
disjungtif aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan seperangkat alternatif yang
bisa diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu terbaik alternatif.
a. Kata penghubung Aturan Keputusan
Aturan keputusan kata penghubung menetapkan standar kinerja minimum yang
diperlukan untuk setiap kriteria evaluatif dan memilih yang pertama atau semua
merek yang memenuhi atau melebihi standar minimum.
Karena individu memiliki keterbatasan kemampuan untuk memproses informasi,
aturan kata penghubung yang sering digunakan untuk mengurangi ukuran tugas
pengolahan informasi untuk beberapa tingkat dikelola
b. Disjungtif Aturan Keputusan
Aturan keputusan disjungtif menetapkan tingkat minimum kinerja untuk setiap atribut
yang penting (sering level yang cukup tinggi). Ketika aturan pengambilan keputusan
disjungtif digunakan oleh target pasar, sangat penting untuk memenuhi atau
melampaui konsumen persyaratan pada setidaknya salah satu kriteria kunci.

c. Eliminasi oleh aspek Aturan Keputusan
Untuk target pasar menggunakan eliminasi oleh aspek aturan, sangat penting untuk
memenuhi atau melampaui satu atau lebih persyaratan konsumen persyaratan (dalam
urutan) dari kriteria yang digunakan dari kompetisi.
d. Leksikografis Aturan Keputusan
Aturan pengambilan keputusan leksikografis mirip dengan eliminasi-oleh aspek
aturan Perbedaannya adalah bahwa aturan leksikografis mencari kinerja maksimum
pada setiap tahap, sedangkan eliminasi oleh aspek mencari kinerja yang memuaskan
pada setiap tahap.
e. Kompensasi Aturan Keputusan
Aturan keputusan kompensasi menyatakan bahwa merek yang tingkatan tertinggi
pada jumlah konsumen penilaian dari kriteria evaluatif yang relevan akan
dipilih.memiliki tingkat kinerja pada atau di dekat kompetisi pada pentingnya fitur
lebih karena mereka menerima lebih berat dalam keputusan daripada atribut
lainnya.
5. Proses keputusan membeli
Proses keputusan pembelian menurut philip kotler (1998 : 170) terdiri dari 5 tahap,
yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, informasi alternatif, keputusan
pembelian, dan paska pembelian.
Proses keputusan pembelian dipengaruhi unsur psikologis yang menentukan tipe
pembelian yang mereka buat meliputi motivasi, persepsi, belajar, kepribadian dan
sikap.
a. Adanya kebutuhan
Kesenjangan antara keadaan faktual dengan keadaan yang di inginkan konsumen.
Kebutuhan ini dapat diraskan baik melalui rangsangan dari luar maupun dari
dalam diri konsumen seperti lapar dan haus
b. Pencarian informasi sebelum pembelian
Informasi dibutuhkan sebagai alat pertimbangan dari berbagai alternatif yang ada.
Informasi tersebut dikumpulkan dalam jumlah lebih dari satu yang dapat
mempunyai kesamaan, melengkapi bahkan berbeda dalam keberadaannya.
Persamaan informasi mendukung daya keprcayaan dimana perbedaan
memberikan alasan untuk evaluasi kesesuaian dengan kebutuhan maupun
keinginan konsumen.

c. Evaluasi alternatif
Perbandingan dari berbagai alternatif yang tersedia sehingga diperoleh pilihan
terbaik.
d. Pilihan
Setelah mengevaluasi semua alternatif, langkah konsumen berikutnya dalam
proses pengambilan keputusan adalah membuat pilihan. Para konsumen memilih
merk atau jasa alternatif, dan mereka juga menentukan pilihan diantara toko-toko.
Dalam proses pilihan konsumen, konsumen juga dapat memilih alternatif yang
tidak dapat dibandingkan (noncomperable alternatives). Misalnya, orang dapat
memilih antara menjalani liburan yang mahal dengan membeli mobil, atau
membeli perhiasan dan sebagainya. Bagaimana orang menentukan pilihannya
sangat dipengaruhi oleh jenis proses keputusan dimana mereka terlibat.
6. Memilih alternatif terbaik
Terjadinya transaksi pembelian (dipandang dari sisi pemasaran) yaitu :
Pembelian yang direncanakan: biasanya terjadi berdasarkan kebutuhan, artinya si
konsumen memang membutuhkan barang-barang tertentu.
Dalam hal pembelian yang telah direncanakan, biasanya konsumen telah memiliki
pengetahuan yang lengkap tentang produk yang hendak mereka beli. Misalnya
pengetahuan tentang merek, tentang harga, kemasan, keandalan, pelayanan dan lain
sebagainya. Perhatian utamanya adalah pada barang-barang yang biasa atau terbiasa
dia konsumsi/gunakan kecuali ada rangsangan-rangsangan tertentu dari produk
substitusi sehingga si konsumen melihat manfaat lebih dari produk substitusi tersebut.
pembelian yang tidak direncanakan : terjadi karena konsumen melihat atau merasakan
manfaat lain dari manfaat utama produk yang mereka beli.
7. Memilih sumber-sumber pembelian
a. Sumber-Sumber Pembelian Eksteren
Kebudayaan
faktor budaya adalah salah satu pengaruh yang paling berdampak luas
dalam perilaku konsumen.Pustakawan harus mengetahui peranan yang
dimainkan oleh budaya tersebut,dan juga sub-budaya,dan juga kelas sosial
pembeli.Budaya memegang peranan yang sangat penting di dalam perilaku
konsumen.apabila kebudayaan sudah sangat melekat di dalam diri
konsumen,tidak akan dapat dengan mudah pengaruh kebudayan-
kebudayaan asing yang datang dari luar bisa masuk begitu saja.
Kelompok Sosial dan Refrensi
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan
lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah
lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen.
Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan
peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh
langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang
diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan
konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen
yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan
seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi
kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau
merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok
kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku
seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau
lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
Keluarga
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku Konsumen . Keluarga adalah
organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.
Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-
keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat
diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status
yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Sumber :
http://alfiawati.blogspot.com/2013/10/kriteria-evaluasi.html
http://sherlyvanleun.blogspot.com/2012/10/kriteria-evaluasi_3490.html
http://ditamutiagunadarma.blogspot.com/2012/10/proses-keputusan-pembeli-perilaku_6.html
http://lydiarahmi.blogspot.com/2011/11/sumber-pembelian-mempengaruhi.html
http://yoghaarghapermana.blogspot.com/2013/10/bab-5-pembelian.html

You might also like