Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
RAGAM KARYA ILMIAH DAN SISTEMATIKA PENULISANNYA
Pengantar
Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara
lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada
dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan,
dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan
(referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian
selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas
akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil
tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada
mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan
penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang
persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada
mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan
penelitian, sebab dalam beberapa hal ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia
sebetulnya sedang melakukan “verifikasi” proses penelitian yang telah dikerjakan
ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan
dasar untuk melakukan penelitian.
Ketika kita membuat tulisan ilmiah, disadari atau tidak, kita membangun
narasi yang memberikan suatu makna naratif. Mode naratif, dalam konteks ini,
tidaklah terbatas pada kajian pustaka atau kasus, tetapi pada salah satu dari dua
mode dasar dan kognitif yang universal, yakni mode naratif itu sendiri dan mode
3
logika-ilmiah. Berbeda dari mode logika ilmiah yang berupaya mencari kondisi-
kondisi kebenaran, mode naratif secara kontekstual berupaya mencari hubungan-
hubungan tertentu di antara kejadian-kejadian. Hubungan-hubungan di antara
kejadian-kejadian inilah yang disebut makna (Hempel dalam Winarno, dkk, 2004:16).
Kapan saja kita menulis tulisan ilmiah, sesungguhnya kita menuturkan
semacam cerita, atau sebagian dari narasi yang lebih luas. Sebagian dari cerita
yang kompleks diuraikan lebih konkret dan dekat dengan kita, sedangkan yang
lainnya lebih abstrak, berjarak dari pengalaman kita, dan memantapkan hegemoni
yang sudah ada. Malahan tak hanya sebatas itu. Ketika kita memaparkan cerita,
kerap kali kita mempertautkan kajian kita dengan sesuatu yang meta naratif.
Misalnya, bagaimana kajian kita dalam menyumbangkan suatu gagasan baru bagi
ilmu pengetahuan tertentu. Laporan penelitian konversional menggambarkan
subteks yang digerakkan oleh narasi: teori (tinjauan pustaka adalah masa lampau
atau penyebab peneliti melakukan sebuah kajian ke masa depan – penemuan dan
implikasi (bagi peneliti, yang diteliti, dan ilmu (pengetahuan). Oleh karena itu,
struktur narasi adalah praoperatif atau prakonsepsi, tidak soal apakah seseorang
menulis dalam mode naratif atau mode logika-ilmiah. Karya ilmiah dibedakan
menjadi artikel, makalah dan leporan penelitian. Berikut ini akan dipaparkan
mengenai ragam karya ilmiah.
yaitu artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian. Setiap mahasiswa penulis
skripsi dan tesis sangat dianjurkan menuliskan kembali karyanya dalam bentuk
artikel untuk diterbitkan dalam jurnal.
1) Judul
Judul artikel konseptual hendaknya mencerminkan dengan tepat masalah
yang dibahas. Pilihan kata-kata yang tepat, mengandung unsur-unsur utama
masalah, jelas dan setelah disusun dalam bentuk judul harus memiliki daya tarik
yang cukup kuat bagi pembaca. Judul dapat ditulis dalam bentuk kalimat berita atau
kalimat tanya. Salah satu ciri penting judul adalah “provokatif”, yaitu merangsang
pembaca untuk membaca artikel. Hal ini penting karena artikel konseptual pada
dasarnya bertujuan membuka wacana diskusi, argumentasi, analisis dan sintesis
pendapat-pendapat para ahli atau pemerhari bidang tertentu. Hal ini berguna untuk
menghindari penulisan rasa perbedaan antara junioritas dengan senioritas dan
wibawa atau inferioritas penulis.
2) Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar
profesional yang lain. Jika dikehendaki gelar kebangsawanan atau keagamaan
5
boleh disertakan. Nama lembaga tempat penulis bekerja ditulis sebagai catatan kaki
dihalaman pertama. Jika penulis lebih dari dua orang, ada dua cara (1) tetap
mencantumkan semua nama penulis, (2) mencantumkan nama penulis utama saja,
disertai tambahan dkk (dan kawan-kawan) atau nama penulis lain ditulis dalam
catatan kaki atau di tempat lain jika tempat catatan kaki tidak memcukupi.
4) Pendahuluan
6
5) Bagian inti
Isi bagian ini sangat bervariasi, lazimnya berisi kupasan, analisis,
argumentasi, komparasi, keputusan, dan pendirian atau sikap penulis mengenai
masalah yang dibicarakan. Banyak subbagian juga tidak ditentukan, tergantung
kepada kecukupan kebutuhan penulisan menyampaikan pikiran-pikiran. Di antara
sifat-sifat artikel terpenting yang seharusnya ditampilkan di dalam bagian ini adalah
kupasan argumentatif, analitik dan kritis dengan sistematika yang runtut dan logis,
sejauh mungkin juga berisi komparatif dan menjauhi sifat tertutup dan instruktif.
Walaupun demikian, perlu dijaga agar tampilan bagian ini tidak terlalu panjang dan
menjadi bersifat enumaratif seperti diklat. Penggunan subbagian dan sub-subbagian
yang terlalu banyak juga akan menyebabkan artikel tampil sepertu diklat.
6) Penutup
Penutup biasanya diisi dengan simpulan atau penegasan pendirian penulis
atas masalah yang dibahas pada bagian sebelumnya. Banyak penulis yang
berusaha menampilkan segala yang telah dibahas di bagian terdahulu, secara
ringkas. Sebagian penulis menyertakan saran-saran atau pendirian alternatif. Jika
memang dianggap tepat bagain terakhir ini dapat disajikan dalam subbagian
tersendiri. Contoh bagian ini dapat dilihat pada berbagai artikel atau jurnal.
Walaupun mungkin terdapat beberapa perbedaan gaya penyampaian, misi bagian
akhir ini pada dasarnya sama; mengakhiri suatu diskusi dengan suatu pendirian atau
menyodorkan beberapa alternatif penyelesaian.
2. Makalah
7
a. Pengertian Makalah
Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik atau
masalah yang disajikan dalam seminar ilmiah. Makalah juga diartikan sebagai karya
ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup
suatu perkuliahan. Makalah mahasiswa umumnya merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun hasil
kegiatan perkuliahan lapangan. Pengertian yang lain dari makalah adalah karya tulis
yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis
secara sistematis dan runtut dengan disertasi analisis yang logis dan objektif.
Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau
ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum ilmiah.
b. Karakteristik Makalah
Makalah mahasiswa yang dimaksudkan dalam hal ini memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Diangkat dari suatu kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan kegiatan
lapangan.
2) Ruang lingkup makalah berkisar pada cakupan permasalahan dalam suatu
mata kuliah.
3) Memperlihatkan kemampuan penulis/mahasiswa tentang permasalahan
teoritis yang dikaji atau dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip atau teori
yang berhubungan dengan perkuliahan.
4) Memperlihatkan kemampuan para peneliti/mahasiswa dalam memahami isi
dari sumber-sumber yang digunakan.
5) Menunjukkan kemampuan peneliti/mahaiswa dalam merangkai berbagai
sumber informasi sebagai satu kesatuan sintesis yang utuh.
c. Sistematika Makalah
Secara garis besar makalah yang ditulis mahasiswa terdiri dari tiga bagian
pokok sebagai berikut :
8
3. Laporan Penelitian
a. Pengertian laporan penelitian
Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang disusun sebagai satu rangkaian
dari kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menyampaikan hasil penelitian.
Banyak, bahkan mungkin orang tidak pernah menghitung, hasil penelitian yang
hanya menjadi dokumen mati di perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi,
kelembagaan penelitian, atau perpustakaan pribadi. Mungkin juga hasil penitian
hanya digunakan oleh penelitinya untuk keperluan kenaikan pangkat, sesudah itu
menjadi dokumen mati. Ketika laporan penelitian selesai dibuat, seharusnya ada
beban moral dan akademik pada diri peneliti untuk mempublikasikannya.
Salah satu kegiatan yang dilakukan peneliti pada keseluruhan kegiatan
ilmiahnya adalah menulis laporan penelitian. Ketika memasuki fase ini, kemauan
dan kemampuan menulis manjadi keniscayaan. Tanpa kemauan dan kemampuan
itu, laporan penelitian tidak akan dapat diselesaikan secara total, dan kalaupun
selesai tidak akan memberi sumbangsih yang berarti dilihat dari tujuan penelitian.
9
Secara umum tujuan laporan penelitian adalah melaporkan proses dan hasil
kerja penelitian agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas atau pemakai, di
samping tujuan yang diperuntukkan bagi peneliti sendiri, seperti mendapatkan angka
kredit, dibukukan untuk dikirim ke penerbit, dikirim ke perpustakaan resmi, dikirim ke
sejawat, dan sebagainya.
Pekerjaan menulis laporan dan mempublikasikan hasil temuan tersebut
bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak energi yang harus dikeluarkan untuk
pekerjaan ini. Di samping itu, peneliti perlu memiliki keterampilan khusus untuk
menuangkan hasil penelitiannya secara baik.
karena siapa pun sebenarnya akan dapat menjadi penulis yang baik sepanjang ada
kemauan kuat untuk itu.
4. Skripsi
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi, (tugas
akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil
tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada
mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan
11
a. Pengertian Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah akhir dari mahasiswa guna menyelesaikan
program S1 di Fakultas Ilmu Sosial Universitar Negeri Semarang. Skripsi tersebut
sebagai bukti kemampuan akademis mahasiswa yang berhubungan dengan
penelitian dan pemecahan masalah-masalah sosial. Atas dasar itu maka skripsi
yang disusun mahasiswa harus dipertahankan dalam suatu ujian akhir guna
mencapai gelar Sarjana.
b. Karakteristik Skripsi
Beberapa karakteristik pokok yang perlu dimiliki dalam penyusunan skripsi
mahasiswa, antara lain :
1) Disusun berdasarkan hasil kajian literatur dan atau pengamatan lapangan.
2) Ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
berdasarkan ejaan yang disempurnakan.
3) Bidang kajian difokuskan kepada permasalahan sosial dan upaya
pemacahannya, baik dalam lingkup mikro maupun makro.
4) Sistematika Skripsi
Skripsi yang disusun mahasiswa terdiri dari tiga bagian pokok seperti berikut
ini.
a) Bagian Persiapan :
(1) SAMPUL
(2) HALAMAN JUDUL
(3) HALAMAN PENGESAHAN
(4) ABSTRAK
(5) KATA PENGANTAR
(6) DAFTAR ISI
(7) DAFTAR TABEL
(8) DAFTAR BAGAN (GAMBAR)
12
b) Bagian Teks
(1) BAB I. PENDAHULUAN
(2) BAB II. LANDASAN TEORI (Diberi judul sesuai dengan isi Bab II)
(3) BAB III. METODE PENELITIAN
(4) BAB IV. DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
(5) BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.
c) Bagian Akhir
(1) DAFTAR PUSTAKA
(2) LAMPIRAN-LAMPIRAN
1) Fokus tesis
Fokus tesis adalah suatu preposisi yang diajukan oleh peneliti yang
kemudian barangkali bisa didebat oleh orang lain. Tesis ini dapat dihasilkan oleh
peneliti atau dari acuan ilmiah yang khusus membahas hal itu. Dengan tesis,
peneliti membandingkan apa yang diajukan sebelum pelaksanaan dengan apa
yang telah dibuktikan dalam penelitian. Tesis merupakan fokus yang baik karena
bersifat argumentatif dan dapat menimbulkan minat pembaca. Dalam membuat
fokus tesis, peneliti harus berhati-hati dan penuh pertimbangan. Di luar fokus tesis,
dikenal pula fokus paper dan fokus kerja. Fokus sebuah kertas kerja dapat
menggambarkan manfaat dari konsep atau tema yang telah dikembangkan oleh
orang lain. Jika peneliti terlibat dalam penelitian evaluasi, fokusnya seringkali ialah
13
2) Fokus tema
Sebuah tema adalah beberapa konsep atau teori yang muncul dari data
penelitian. Termasuk di dalamnya adalah beberapa kecenderungan, konsep
utama, atau beberapa perbedaan penting. Tema dapat dirumuskan dengan
berbentuk abstraksi dari pernyataan-pernyataan umum tentang manusia, perilaku
mereka dan situasi pada umumnya.
3) Fokus topik
Topik merupakan deskripsi atau gambaran. Dalam praktik, jarang dapat
diterapkan satu jenis fokus saja secara ekslusif, melainkan lebih sering berupa
persilangan dari ketiga unsur tersebut. Memilih topik mana yang paling tepat untuk
laporan sangat tergantung pada seberapa jauh peneliti mengenal lapangan tempat
bekerja dan apa yang diperlukan.
Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu :
makalah, proposal penelitian skripsi dan skripsi. Masing-masing karya tulis ilmiah
itu memiliki karakteristik tertentu. Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas
perkuliahan, proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan penelitian
sebagai bahan penulisan skripsi, sedangkan skripsi merupakan karya ilmiah
terakhir yang harus disusun mahasiswa dan dipertahankan di depan sidang (ujian)
akhir guna memperoleh gelar Sarjana. Mahasiswa dapat mengungkapkan
pemikirannya melalui karya tulis ilmiah secara sistematis sesuai dengan kaidah-
kaidah keilmuan. Karya tulis ilmiah ini juga merupakan wahana komunikasi hasil
penelitian ilmiah dengan masyarakat akademik untuk diuji secara terbuka dan
objektif serta mendapatkan koreksi dan kritik. Selain sebagai wahana komunikasi,
karya tulis ilmiah mahasiswa juga merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai
praktis dan teoritis hasil pengkajian dan penelitian ilmiah. Dengan sifat dan
kedudukan seperti ini maka karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah
keilmuan dan memperkokoh paradigma keilmuan pada bidang yang relevan.
14
Rangkuman
a) Karya ilmiah secara umum dapat dibedakan menjadi makalah bahan
seminar, artikel jurnal ilmiah, dan laporan hasil penelitian. Laporan penelitian
dapat bedakan menjadi pola laporan penelitian kuantitatif dan laporan
penelitian kualitatif. Laporan hasil penelitian dari mahasiswa antara lain Skripsi
untuk mahasiswa S1,
b) Karya ilmiah makalah bahan seminar artikel untuk jurnal, makalah bahan
seminar dan laporan penelitian merupakan karya ilmiah tetapi ketiganya
memiliki ciri masing-masing. Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang
untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata
cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati.
Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik atau masalah
yang disajikan dalam seminar ilmiah. Makalah juga diartikan sebagai karya
15
ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang
lingkup suatu perkuliahan.
Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang disusun sebagai satu rangkaian
dari kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menyampaikan hasil penelitian.
Salah satu laporan hasil penelitian mahasiswa adalah skripsi.
c) Dalam menulis karya ilmiah dikenal ada tiga macam fokus yang dapat
dikembangkan. Ketiga fokus tersebut ialah: (1) fokus tesis, (2) fokus tema, (3)
fokus topik.
Evaluasi
a) Dapat mengenali ragam karya ilmiah
b) Dapat membedakan karya ilmiah artikel iuntuk jurnal, makalah bahan
seminar dan laporan penelitian
16
BAB II
KERANGKA DAN BAGIAN-BAGIAN KARYA ILMIAH
Pengantar
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat beberapa kerangka dan bagian-
bagian yang harus dipatuhi. Kerangka dan bagian-bagian dari karya ilmiah ini selain
berfungsi sebagai acuan dasar penulisan juga dapat mempermudah penulis untuk
memaparkan alur tulisannya. Untuk itu, sebelum karya ilmiah ditulis maka kerangka
dan bagian-bagian karya ilmiah merupakan langkah awal yang harus dilalui oleh
penulis.
Standar Kompetensi
Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki
kemampuan memahami kerangka pemulisan karya ilmiah, dan metode
penulisannya.
Kompetensi dasar
Setelah menempuh mata kuliah ini , diharapkan peserta pelatihan:
1. Dapat menjelaskan bagian-bagian dari kerangka karya ilmiah untuk
artikel dan makalah
2. Dapat menyusun pendahuluan, tinjauan pustaka, metode kajian
(langkah penulisan karya ilmiah)
3. Dapat menyusun contoh penyajian hasil kajian dan pembahasan
4. Dapat menyusun contoh pembuatan simpulan dan saran
17
A. JUDUL
Karya ilmiah baik artikel jurnal, makalah bahan seminar maupun
laporan hasil penelitian di tulis dengan judul tertentu. Judul karya ilmiah ditulis
dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
(a) Dirumuskan secara singkat
(b) Mencerminkan area permasalahan, variabel penelitian dan target
populasi
(c) Memuat kata-kata kunci yang akan diacu dalam penelitian
(d) Memisahkan antara judul utama dan judul pelengkap
B. KATA PENGANTAR
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terimakasih penulis yang
ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan/atau pihak-pihak lain
yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan
karya ilmiah tersebut. Tulisan kata pengantar dikerik dengan huruf kapital,
simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. teks pada
pengantar diketik dengan spasi ganda (2 Spasi). Panjang teks tidak lebih dari
dua halaman kertas kuarto. Pada Bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah)
dicantumkan kata penulis tanpa menyebut nama terang.
C. ABSTRAK
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris
dibatas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis dikerik
dengan jarak dua spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan nama akhir
diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada), diakhiri titik. Tahun penulisan
ditulis setelah nama diakhiri dengan titik. Judul dicetak miring dan diketik dengan
huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertam dari (setiap kata) dan diakhiri dengan titik.
Kata jeniskarya ilmiah, misalnya skripsi, tesis atau disertasi ditulis setelah judul
dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama jurusan, tidak boleh disingkat,
18
nama universitas dan diakhiri dengan titik. kemudian diocantumkan siapa nama
pembimbing penulisan karya ilmiah tersebut.
Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkandi bawah nama
dosen pembimbing. Jumlah kata kunci berkisar antara 3-5 buah. Kata kunci
diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat
ditemukan judul-judul penelitian dan lapotran penelitian dengan mudah.
Dalam teks abstrak disajikan secara padat intisari penelitian dan laporan
penelitian yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang
digunakan, hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang
diajukan.
Dalam suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan yang tinggi,
seperti misalnya skripsi, sistematika penulisan lebih baku, dan beberapa
paparan lainnya sering diminta dari mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan
Rekomendasi (Saran-Saran) pada bagian akhir, atau Kata Pengantar pada
bagian awal. Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman
informasi yang ada dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya.
Abstrak yang ditulis secara baik memungkinkan pembaca mengenali isi
dokumen lengkap secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi
dokumen sesuai dengan bidang minatnya, sehingga dokumen tersebut perlu
dibaca lebih lanjut. Abstrak sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam satu atau
dua paragraf), menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup
penelitian/pengkajian, metode yang digunakan, rangkuman hasil, serta
kesimpulan yang ditarik.
19
Abstract
Abstrak
D. PENDAHULUAN
21
sisi substansi dalam keseluruhan sistem substansi yang melingkupi topik itu.
Dalam hal ini dapat dikemukakan misalnya adanya kesenjangan antara harapan
dan kenyataan, antara teori dan praktek, antara dasolen dan dasain dari konsep
dalam topik.
Setelah itu diterangkan keternalaran pemilihan topik dari paradigma
penelitian sejenis. Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-
hasil penelitian tentang topik atau yang berkaitan dengan topik yang dipilih.
Dengan melihat hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya dapat
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan terdapat
ditunjukkan bahwa topik yang dipilih masih layak untuk diteliti.
beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain guru, kurikulum,
Topik yang pernah
sarana/prasarana, diteliti boleh
lingkungan sajadan
belajar diteliti, asal penelitian
masyarakat serta yang baru itu
pemerintah.
dapat menghasilkan
Dalam sesuatu
pembelajaran guru yang baru,
dituntut yang
harus berbeda dalam
profesional dan dapat mengatasi
melaksanakan
kekurangan
tugasnyahasil
danpenelitian sebelumnya,
para siswa atau dalam
harus terlibat penelitian
aktif dalam yangkegiatan
setiap baru itu
pembelajaran,
digunakan danmetode
teori atau ditunjang dengan
tyang tersedianya
berbeda sarana
dan diduga dan
dapat prasarana
menghasilkan
yangyang
temuan memadai.
lain dari sebelumnya.
Dalam Tersedianya
skripsi atau guru
tugasyang
akhir, kajian pustaka
professional, siswauntuk mengemukakan
berperan aktif serta
keternalaran (kerasionalan)
tersedianya sarana danpemilihan topik belum
prasarana, penelitian itu bisa
cukup dikemukakan
untuk menunjangdi
bawah judul tersendiri,
kegiatan misalnya
pembelajaran. Agar hasil penelitian
kegiatan sebelum dapat
pembelajaran ini. Dalam kajian
mencapai
tujuanitu,yang
pustaka diharapkan,dilakukan
pembicaraan perlu tersedianya kurikulum Dengan
secara kronologis. yang senantiasa
demikian,
disesuaikan
diketahui dengan
kemajuan kebutuhan.
penelitian Dengan pada
yang dilakukan kata peneliti
lain, agar
selamakegiatan
ini dan
pembelajaran
diketahui pula posisidapat berlangsung
peneliti dengan
sekarang dalam baik penelitian
deretan maka perlu tersedianya
sejenis. Dengan
guru yang professional, adanya peran aktif dari para siswa, tersedianya
demikian peneliti memiliki alasan yang mendasar (baik empiris, praktis, maupu
kurikulum yang baik, dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang
teoritis) mengenai pemilihan topik penelitiannnya.
memadai.
apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana. Bagaimana (bisa tentang cara atau
wujud keadaan) dimana, kemana, dari mana, mengapa dan sebagainya.
Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik, tidak boleh keluar
dari lingkup topik. Oleh karena itu, rumusan masalah hendaklah mencakupi
semua variabel yang tergambarkan dalam topik. Kalau ada variabel umum dan
khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok beserta sub-sub masalahnya.
Jadi, rumisan masalah harus terinci dan teruarai dengan jelas agar dapat
dipecahkan dan dicarikan data pemecahannya.
Rumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk menentukan
metode penentuan data dan pemecahannya secara tepat atau akurat. Untuk itu,
sebelum masalah dirumuskan perlu diidentifikasi dengan baik.
Identifikasi masalah bisa dikemukakan di bawah sub-judul tersendiri
sesudah latar belakang, meskipu yang penting bukan judulnya melainkan
identifikasinya. Dengan identifikasi masalah, memungkinkan perumusan
masalah yang operasional menjadi lebih mudah. Masalah yang operasional
memiliki ciri, antara lain: (1) masalahnya dapat dipecahkan, (2) menggambarkan
variabel penelitian yang jelas, (3) bentuk dan jenis data yang diperlukan dapat
dipastikan secara akurat, (4) teknik pengumpulan data dapat ditentikan secara
tepat, (5) teknik analisis data dapat diterapkan secara tepat.
Permasalahan penelitian dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:
(a) Pernytaan masalah pokok bersifat spesifik dan mencerminkan
signifikan dan pentingnya penelitian
(b) Analisis yang tajam mengenai fakta, penjelasan, keberadaan informasi dan
pengetahuan dan memuat faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi
munculnya permasalahan
(c) Mencerminkan interelasi antarvariabel dan relevansinya dengan area
permasalahan
(d) Mengungkapkan faktor-faktor atau variabel-variabel yang akan dikaji dan
menjalaskna hubungannya dengan area permasalahan
26
(e) Disajikan secara sistematis dan teratur, memuat interelasi, relevansi fakta
dengan konsep dalam area permasalahan
(f) Identifikasi masalah diungkapkan dngam pernyataan yang jelas’
(g) Variabel-variabel penelitian yang dianalisis tidak membingungkan dan secara
nyata dapat dibedakan yang tergolong variavel beas, terikat, dsb.
(h) Ada perbedaan yang jelasn antara pertanyaan-pertanyaan masalah dengan
orientasi faktual dan orientasi nilai dalam penelitian
(i) Ada perbedaan yang jelas antara orientasi teoritis penelitian dan orientasi
praktis, ingin mencari hubungan, perbedan, atau proyeksi
(j) Pernyataan maslah harus mengacu pada perumusan hipotesis,
mengungkapkan data empiris atau keduanya
(k) Pernyataan masalah tidak memuat masalah-masalah yang sepele.
c. Tujuan Penelitian
d. Kegunaan Penelian
E. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian diperlukan 2 landasan, yakni kerangka teoritis dan
medodologis. Kerangka teoritis adalah teori yang digunakan untuk membangun
kerangka kerja penelitian. kerangka metodoligis ialah hal ikhwal yang berkaitan
dengan desain penelitian, termasuk langka-langkah pengumpulan dan
pengolahan data (variabel, instrument, validitas dan realibilitas instrument, serta
teknik pengumpulan dan analisis data) dengan berbagai alasannya. Keduanya
diuraikan dalam dua bagian penelitian yang berbeda, tetapi berirutan. Kerangka
teoritis diuraikan dalam bab II, sedangkan kerangka metodologi diuaraikan
dalam bab III.
Dalam kerangka teoritis dinyatakan teori apa yang digunakan untuk
landasan kerja penelitian. Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik. bisa juga
berupa teori yang digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori apapun, yang
digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan melalui kajian sejumlah pustaka
dan hasil penelitian dalam lingkup topic penelitian atau tugas akhir.
Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip-prinsip teotri itu perlu
diuaraikan, termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu. variabel-variabel
penelitian perlu diterangkan menurut pandangan teori yang dipilih itu. Untuk itu,
landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep menurut pendapat penulis
atau penemu. Teori tersebut dan kemudian dipaparkan menurut sudut pandang
peneliti dengan disertai cara mengukurnya.
Dalam laporan penelitian kualitatif terdapat bagian penelaahan kepustakaan
dan/atau kerangka teritik, sesuai dengan pendekatan dan desain penelitian
yang digunakan. bagaian ini disajikan dalam bab tersendiri (Bab II), dan
disarankan bukan hanya menguraikan penelaahan kepustakaan, melainkan
dilengkapi dengan kerangka teoritiknya.
30
(1) Logika struktur dan strategi studi disajikan secara hati-hati, termasuk
didalamnya identifikasi variabel, ketepatan paradigma, bagan arus, atu model
skematik
(2) Deskripsi sampel penelitian diungkapkan secara jelas, meliputi cara
penarikan sampel, ukuran sampel, dan strata
(3) Menggunakan prosedur pengumpulan data yang tepat dan terkait
dengan masalah dan fokus penelitian
(4) Ada kesesuaian antara rumusan masalah dan fokus penjelajahan di
lapangan
(5) Ketepatan menggunakan prosedur pengolahan data.
F. METODE PENULISAN/PENELITIAN
Dalam karya ilmiah laporan penelitian bagian metode penelitian dibuat
dalam bab tersendiri. Dalam artikel untuk jurnal metode penelitian/penulisan
juga ditulis dalam bagian tersendiri tetapi tidak dalam bentuk bab. Dalam karya
ilmiah makalah bahan seminar bagian metode penelitian tidak ditulis secara
eksplisit menjadi bab.
Dalam laporan penelitian ada perbedaaan antara metode penelitian
dalam metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode penelitian dalam laporan
penelitian kuantitatif, prosedur penelitian dimulai dari pengumpulan data,
pengolahan data, dan diakhiri dengan analisis data. Yang perlu diuraikan dalam
bab pendekatan atau penelitian kuantitatif adalah: (1) jenis dan desain
penelitian, (2) populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel (3) Variabel
33
data, (4) teknik sampling, (5) alat dan teknik pengumpulan data, (6)objektivitas
dan keabsahan data, (7) Model analisis data, (8) Prosedur penelitian.
Bagian-bagian tersebut harus diuraikan sesuai dengan apa yterutama
dalam penusunan laporan yang dilakukan peneliti, Dengan kata lain, uaraian
bagian ini hanya bersifat konseptual atau teoritik, tetapi menyajikan uraian
mengenai kejadian yang dilakukan peneliti di lapangan, misalnya, untuk
mendapatkan data yang objektif dilakukan triangulasi. Secara teoritik ada 4
macam triangulasi yaitu: (1) motode, (2) sumber, (3) peneliti, (4) teori. Demikian
juga dengan model analisis, secara teoritik ada beberapa model yang dapat
digunakan seperti: interactive analysis models dan (2) flow analysisi models.
Karya ilmiah artikel dan makalah bahan seminar maupun laporan hasil
penelitian memuat bagian hasil dan pembahasan. Dalam artikel dan makalah
hasil dan pembahasan dapat berbentuk bab maupun tidak dalam bentuk bab.
Dalam laporan penelitian bagian hasil dan pembahasan kecenderungannya
dibuat dalam bentuk bab.
Bagian hasil dan pembahasan dalam laporan penelitian dapat dipecah
menjadi beberapa bab tergantung kebutuhan. Dalam hasil disampaian data
yang diperoleh dalam penelitian. Dengan demikian hasil harus disajikan secara
objektif dan sesuai dengan data yang diperoleh (tabel atau gambar).
Dalam bagian hasil penelitian diuraikan apa saja hasil penelitian yang
mencakup semua aspek yang terkait dengan penelitian. Analisa dan
pembahasan membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang
diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah
tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil
penyelesaian masalah.Penulisan hasil dan pembahasan menggunakan huruf
times new roman, 10 pt, Bold) (kosong 1 spasi tunggal, Times New Roman, 10
pt).
Hasil eksperimen atau survei atau rancang bangun beserta analisisnya
dan pembahasannya dapat disajikan secara bersama-sama atau secara
terpisah berupa uraian, tabel dan gambar. Data yang dilaporkan sudah harus
berupa data terolah, bukan data mentah. Tabel dan gambar harus dilengkapi
nomor urut menggunakan angka Arab, dan bila diperlukan, disertai keterangan
tambahan, seperti acuan dan arti singkatan. Untuk karya tulis hasil tinjauan
pustaka dan hasil bahasan teoritis, informasi pustaka yang akan
dipermasalahkan dan pembahasannya dapat diuraikan secara bersamasama
atau secara terpisah, disajikan secara sistematis, rasional dan lugas. (Times
New Roman, 10 pt, Regular, 1 spasi tunggal) (kosong 2 spasi tunggal, Times
New Roman, 10 pt).
Bab pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam
penulisan karya ilmiah karena dalam bab ini dilakukan kegiatan analisis data,
36
dan efek yang mungkin. Efek logis dari kurangnya guru berkualifikasi pada
pengajaran sains ialah bahwa pengajaran akan kurang efektif dan ini dapat
merugikan siswa.
4) Nyatakan tindakan untuk mengatasi situasi yang kurang memuaskan
atauuntuk meningkatkan situasi yang sudah baik. Wajar saja untuk mengambil
tindakan guna meng-atasi situasi yang kurang memuaskan. Namun, situasi yang
sudah baik pun perlu terus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Langkah
logis untuk mengatasi keadaan guru yang tidak berkualifikasi ialah dengan
mensyaratkan peningkatankualitas melalui pendidikan dalam bidang sains,
menghadiri seminar, mengikuti pelatihan, membaca lebih banyak publikasi sains.
5) Nyatakan badan atau bidang terkait yang terpengaruhi. Dalam contoh yang
diambil ini, pengajaran sains di Provinsi A yan terpengaruhi. Anda dapat
melanjutkan pembahasan tentang implikasi temuan Anda pada pengajaran
sains. Implikasi ini barangkali tidak berlaku untuk keadaan pendidikan secara
keseluruhan. Hasil dan Pembahasan: Kedua bagian ini dapat disatukan atau
dipisah, bergantung pada gaya selingkung jurnal yang bersangkutan. Di bagian
ini dapat dikemukakan produk dan dihasilkan dan spesifikasinya, uraian teknik
instalasi produk (jika diperlukan), uraian hasil uji efisiensi dan fungsional produk,
tabel dan gambar teknis atau foto setiap aplikasi metode, produk, dan hasil
pengujian.
Penyajian dan analisis data dikategorikan memenuhi kriteria yang baik
jika memenuhi kriteria berikut:
(a) Dirumuskan secara logis dan teratur, kerangka hipotesis. Deduksi,
tujuan dan pertanyaan penelitian ditempatkan pada dimensi keterkaitan yang
intensif
(b) Tidak menyajikan hal-hal yang bersifat subjektif dan spekulatif
(c) Analisis terhadap fakta yang diperoleh secara konsisten
(d) Terhindar dari generalisasi yang berlebihan (overgeneralization) atau
pengungkapan yang tidak ada hubungannya dengan data penelitian
39
H. PENUTUP
Bagian penutup dari karya ilmiah adaalah simpulan dan saran. Cara
penulisan pada artikel bergantung pada gaya selingkung jurnal, Bagian ini dapat
merupakan bagian terpisah atau bergabung dengan bagian Pembahasan atau
Hasil dan Pembahasan. Dalam bagian ini diuraikan keberhasilan metode
dikaitkan dengan hasi kerja, dan dampak produk.
Dalam laporan penelitian kuantitatif, penutup merupakan Bab terakhir
dari isi pokok laporan penelitian. sesuai dengan isinya, bagian ini dapat dibagi
menjadi dua sub-bab yaitu simpulan dan saran. Simpulan harus sejalan dengan
masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasannya.
masalah yang dikemukakan dibagian pendahuluan semuanya harus terjawab
dan dengan jawaban itu semua tujuan dapat tercapai. Uraian atau pembahasan
masalah dalam bab sebelumnya harus ada simpulannya.
40
I. DAFTAR PUSTAKA
Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan
karya ilmiah lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain
penulisan karya ilmiah rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul karya
ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya. Tata cara penulisan daftar pustaka
merlu juga memberikan isyarat apakah karya ilmiah yang dirujuk itu berupa buku,
jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak dipublikasi, dokumen WEB,
dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk menuliskan daftar pustaka.
Namun demikian terdapat banyak versi tata cara penulisan daftar pustaka,
bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat keilmuan dalam masing-
masing bidang. Tata cara penulisan daftar pustaka yang disarankan dalam
“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” di UPI diadopsi sebagian besar dari tata cara
yang ditetapkan “American Psychological 3 Hf/bhs.Ind/kim/2000
Daftar pustaka hanya berisi sumber-sumber tertulis yang dikutip dan
digunakan dalam karya ilmiah (skripsi), karena itu sumber tertulis lain yang tidak
dikutip meskipun pernah dibaca penulis dalam kaitannya dengan penulisan
skripsinya tidak perlu dimasukkan dalam daftar pustaka.
43
Penulisan pustaka disusun menurut abjad dari nama penulisnya dan nama
keluarga harus ditulis lebih dahulu tanpa menyertakan gelar. Sumber tulisan
(pustaka) yang menggunakan lebih dari satu baris diketik satu spasi dengan
menjorok ke dalam sejauh 0,5 inchi untuk baris ke dua dan seterusnya, sedangkan
jarak antar pustaka diketik dengan dua spasi dan diawali pada margin kiri.
Tata cara apapun dapat saja dipakai asalkan pemakaiannya konsisten.
Namun demikian apabila karya ilmiah kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu,
kita harus menyesuaikan diri dengan tata cara penulisan daftar pustaka yang
ditetapkan oleh redaksi jurnal tersebut.
Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku atau pun naskah ilmiah yang
digunakan sebagai referensi/acuan ditulis pada bagian ini. Referensi/ acuan yang
dirujuk haruslah yang mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian tersebut.
Penulisan daftar pustaka diurut sesuai dengan urutan penunjukkannya dalam
naskah dengan menggunakan angka Arab seperti terlihat pada contoh. Penulisan
pustaka dimulai nama keluarga dan singkatan nama kecil yang ditulis dengan huruf
kapital. Semua nama penulis harus disebutkan. Untuk penulisan majalah/jurnal,
setelah penulisan nama diikuti dengan judul karangan, nama majalah, volume
majalah yang diberi garis bawah, nomor dan tahun majalah masing-masing dalam
tanda kurung kecil serta halaman majalah. Nama buku ditulis di antara tanda kutip
atau ditebalkan diikuti dengan nomor edisi buku, editor (jika ada), nama penerbit,
tempat penerbitan, tahun penerbitan, dan halaman. (Times New Roman, 10 pt,
Regular, 1 spasi tunggal) (kosong 2 spasi tunggal, Times New Roman, 10 pt)
IAEA, “Radiation Protection Procedures” (Safety Series No. 38), IAEA, Vienna
(1973).
HAMMOND, C.R., “The Element, Handbook of Chemistry and Physics”, 45th ed.,
WEST, R.C., SELBY, S.M., AND HODGMAN, C.D., Eds, The Chemical
Rubber o. Cleveland (1964) 27-47.
Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku ataupun naskah ilmiah yang
digunakn sebagai referensi/acuan ditulis pada bagian ini. Reference yang dirujuk
haruslah yang benar-benar mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian tersebut.
Daftar pustaka ialah daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah, misalnya,
makalah atau skripsi yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun
secara alfabetis (setelah nama marga pengarang dikedepankan). Kepustakaan atau
juga daftar pustaka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. diambil dari buku, majalah, makalah, surat kabar, internet, dan orasi dalam
ilmiah;
b. berisikan nama pengarang atau lembaga;
c. memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan atau edisi, nama
penerbit, dan tempat terbit.
Fungsi dari daftar pustaka ialah sebagai berikut:
45
l. Bila dalam satu buku diperlukan dua baris atau lebih, baris yang kedua atau
selanjutnya dimulai dari 1 tabulasi (5-7 ketukan);
m. Jika seorang pengarang menuliskan lebih dari satu buku, nama pengarang
ditulis satu kali; nama pengarang itu diganti dengan garis panjang atau tanpa
garis panjang;
n. Bila ada dua atau lebih karya ilmiah (buku) yang ditulis oleh seorang
pengarang, urutan penulisannya berdasarkan tahun terbit;
o. Bila ada dua atau lebih buku (karya ilmiah) dari seorang pengarang yang
ditulis dalam tahun yang sama, urutan penulisannya diikuti nomor urut a, b,
c, dsb.
Bentuk Pertama
Perhatikan urutan penulisan, nama marga dan nama kecil, (dipisahkan
koma), (diakhiri titik), tahun terbit, (diakhiri titik), judul buku–anak judul, (diikuti titik
dua dan diakhiri titik), cetakan (diakhiri titik), nama tempat (diakhiri titik dua), nama
penerbit (diakhiri titik).
Contoh:
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian
dan Kajian. Cetakan III.Bandung: Eresco.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1989. “Tata Bahasa Kasus dan Valensi Verba” dalam
PELLBA 2. Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya. Jakarta: Kanisius.
Bentuk Kedua
sistematika karya ilmiah yang akan dipublikasi, namun pada umumnya meminta
penulis untuk menjawab empat pertanyaan berikut: (1) Apa yang menjadi masalah?,
(2) Kerangka acuan teoretik apa yang dipakai untuk memecahkan masalah?, (3)
Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah itu?, (4) Apa
yang ditemukan?, serta (5) Makna apa yang dapat diambil dari temuan itu?
Paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakangnya
biasanya dikemas dalam bagian Pendahuluan. Paparan tentang kerangka acuan
teoretik yang digunakan dalam memecahkan masalah umumya dikemukakan dalan
bagian dengan judul Kerangka Teoritis atau Teori atau Landasan Teori , atau
Telaah Kepustakaan, atau label-label lain yang semacamnya. Paparan mengenai
apa yang dilakukan dikemas dalam bagian yang seringkali diberi judul Metode atau
Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan Metode. Jawaban terhadap
pertanyaan apa yang ditemukan umumnya dikemukakan dalam bagian Temuan
atau Hasil Penelitian. Sementara itu paparan tentang makna dari temuan penelitian
umumnya dikemukakan dalam bagian Diskusi atau Pembahasan. Tentu saja
sistematika karya ilmiah ini tidak baku, atau harga mati. Sistematika karya ilmiah
sangat bergantung pada tradisi masarakat keilmuan dalam bidang terkait, jenis
karya ilmiah (makalah, laporan penelitian, skripsi).
Rangkuman
1. Karya ilmiah merupakan kesatuan tulisan yang disusun secara sistematis.
Karya ilmiah laporan penelitian memiliki bagian-bagian yang terstruktur dalam
kerangka penulisan ilmiah. Bagian-bagian dari karya ilmiah secara umum adalah
pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penulisan/penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan, penutup berisi simpulan dan saran, daftar pustaka.
2. Kerangka Karya ilmiah makalah dan artikel terdiri atas Pendahuluan, Isi dan
Kesimpulan. Pendahuluan memuat tentang latarbelakang masalah, rumusan
masalah, prosedur pemecahan masalah dan sistematika uraiannya.Isi, memuat
tentang kemampuan penulis dalam mendemonstrasikan kemampuannya untuk
menjawab persoalan atau masalah yang dibahasnya. Pada bagian isi boleh
terdiri dari lebih satu bagian sesuai dengan permasalahan yang dikaji.
48
Evaluasi
1. Artikel dan makalah memiliki bagian-bagian yang merupakan kesatuan.
Jelaskan bagian dari karya ilmiah artikel dan makalah yang utama.
2. Apakah isi yang terdapat dalam pendahuluan artikel dan laporan penelitian.
3. Mengapa tinjauan pustaka diperlukan dalam karya ilmiah ? Apa isi yang
termuat dalam tinjauan pustaka. Apakah karya ilmiah harus eksplisit
menyebutkan sub tinjauan pustaka ?
4. Apa yang membedakan bagian metode penelitian dalam laporan penelitian
kualitatif dan kuantitatif?
5. Apa yang dimaksud dengan hasil kajian dan pembahasan ? Apa beda antara
isi bagian hasil dan pembahasan.
6. Apakah hasil kajian dan pembahasan selalu harus dipisah ?.
BAB III
KODE ETIK DAN PENULISAN RUJUKAN
Standar Kompetensi
Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki
kemampuan memahami karakteristik karya ilmiah, sistematika dan kerangka
pemulisannya, memahami metode penulisan karya ilmiah; memahami kode etik dan
cara-cara menulis rujukan; serta format penulisan ilmiah.
Kompetensi dasar
49
Soebronto (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor
sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”.
Nama penulis disebut dengan tahun penerbit dan nomor halaman.
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah: “ada hubungan yang erat antara
faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”( Soebronto, 1990: 123).
Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (‘...’).
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin
banyak ‘campur tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi
karyawan di daerah perkotaan” (Soewignyo, 1991: 101).
b. Kutipan 40 Kata atau Lebih
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara
terpisah dari teks yang mendahului ditulis 1,2 cm atau terus 7 ketukan dari garis
tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tinggal. Nomor halaman
juga harus ditulis.
Contoh:
Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut:
The ‘plecebo effect’. Which had been verified in previous studies,
dissappeared whwn behavior were studied in this manner.
Furthermore, the behavior were never exhibited again, even when
real drugs were administered Earlier student were clearly premature
in attributing the results to aplecebo effect.
Contoh:
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara
mata, tangan, atau bagian tubuh lain...yang termasuk gerak manipulatif adalah
menangkap bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim, 1995:319).
3. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan dengan
bahasa penulis sendiri ditulis tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis
bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung
bersama tahun penerbinya. Jika memungkinkan nomor halaman disebutkan.
Perhatikan contoh berikut:
Nama penulis disebut terpadu dalam teks.
Contoh:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada tahun keempat
(Salimin,1990:13).
pertama. Nama penulis yang terdiri dari dua bagaian ditulis dengan urutan: nama
akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus dalam
satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh
tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada
satu editor dan (Eds). Jika editornya lebih dari satu, diantara nama penulis dan
tahun tahun penerbitan.
a. Nama penulis, baik penulis Indonesia maupun bukan penulis Indonesia,
dimulai dengan nama belakang (diketik oleh lengkap), diikuti nama depan
(diketik singkatannya), diakhiri dengan tanda titik (.).
b. Tahun terbit, diakhiri dengan tanda titi (.).
c. Judul artikel, tidak diketik dengan huruf miring (italic) atau dibagi garis bawah,
semua diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama judul dan subjudul ,
diakhiri dengan tanda titik (.).
d. Ditambah dengan tulisan Ed. jika ada satu editor dan Eds. jika editornya lebih
dari satu diantara nama penulis dan tahun penerbitan diketik di belakan kata
‘Dalam’ dan dimulai dengan nama belakangnya (diketik singkatannya), diikuti
nama belakang (diketik lengkap), diakhiri dengan tanda titik dua (:).
e. Judul buku diketik huruf miring (italic) atau diberi garis bawah, semua diketik
dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan subjudul, diakhiri dengan
tanda titik (.).
f. Kota tempat penerbit atau negara bagian tempat penerbit (yang dapat
didahului dengan kotya tempat penerbit), diakhiri dengan tanda titik dua (:).
g. Nama penerbit, diakhiri dengan tnda titik (.).
Contoh:
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul
artikel ditulis tanpa cetak miring. Nama editor ditulis seperti: menulis nama biasa,
diberi katerangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu
editor judul buku kumpulanny ditulis dengan huruf miring, dan nomor
halamannya disebutkan dalam kurung.
Contoh:
Hartley. J.T., Harker, J.O., & Walsh, D.A. 1980. Contemporery Issues dan
New Directions in Adult Development of Learning and Memory. Dalam
L.W. Poon (Ed.), Aging in the 1980s: Psychological Issue (hlm. 239-
252). Washington, DC.: American Psychologicaql Association.
Lewin. K. 1958. Group desicion and Social Change. Dalam E.E. Maccoby,
T.M. Newcomb & E.L. Hartley (Eds). Reading in Social Psychology. 3 ed
edition. New York: Holt, Rinehard & Wilson.
atau
Lewin. K. 1958. Group desicion and Social Change. Dalam E.E. Maccoby,
T.M. Newcomb & E.L. Hartley (Eds). Reading in Social Psychology. 3
red edition. New York: Holt, Rinehard & Wilson.
Nama penulis ditulis paling depan diikuti dengan tahun dan judul artikel
yang ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap katanya ditulis
dengan huruf kecil kecuali kata hubung. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal
tahun keberapa, nomot berapa (dalam kurung), dan nomor halaman dan artikel
tersebut.
a. Nama penulis, baik pnulis Indonesia maupun bukan Indonesia, dimulai
dengan nama belakang (diketik lengkap), diikuti nama depan (diketik
singkatan), diakhiri dengan tandi titik (.).
b. Tahun terbit diakhiri dengan tanda titik (.).
c. Judul artikel, tidak diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah,
semua diketikdengan huruf kecil, kecuali huruf pertama judul dan subjudul,
diakhiri dengan tanda titik (.).
J. Nama judul, diketik dengan huruf miring (italic) atau diberi garis bawah,
diakhiri dengan tanda koma (.).
K. Nomor halaman, tidak diketik dengan huruf miring (italic), nomor halaman ini
diketik mulai dari halaman awal sampai dengan akhir artikel.
Contoh:
Bower. G.H. 1981. Mood adn Memory. American Psychologyst, 36, 139-148.
atau
Bower. G.H. 1981. Mood adn Memory. American Psychologyst, 36, 139-148.
Krashen, S,. Long, M. & Scaecella, R. 1979. Age, Rate and Eventual Attaiment
in second Langueage Acquisition. TESOL Quarterly, 13: 573-82 (CD-
ROM: TESOL Quarterly Diginal, 1997).
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.
Judul atau nama dokumen ditulis di bagaian awal dengan cetak miring,
diikuti tahun penerbitan, kota penerbitan dan bulan penerbit.
Contoh:
13. Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga tersebut
Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti
dengan tahun. Judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan,
dan nama lembaga yang bertanggung jawab atau penerbitan larangan tersebut.
Contoh:
Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan, nama
penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit
terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis
dengan kata tanpa tahun.
Contoh:
Ary, D., Jacobs, L.C., & Razavieh, A. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian
Pnedidikan. Terjemahan Arief Ferchan. 1982. Surabaya. Usaha
Nasional.
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada
sampul, judul skripsi, tesis, atau disertasi ditulis dengan cetak miring diikuti
dengan pernyataan skripsi, tesis atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota
tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi.
Contoh:
59
Nama penulis ditulis paling depan, judul makalah ditulis dengan cetak
miring kemudian diikuti pernyataan “Makalah disajikan dalam...”... nama
pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal
serta bulannya.
Contoh:
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi
keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan
tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
60
Hitchcock, S., Carr, L., & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals,
1990-95: The Calm Before the Storm, (Online),
http://joornal.acs.soton.ac.uk/survey.html, diaksus 12 Juni 1996).
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi
keterangan dalam alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan
kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut oleh tanggal, bulan dan tahun, topik bahan diskusi (dicetak miring)
dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan e-mail
sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara
tanda kurung.
Contoh:
Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dala, kurung (alamat e-
mail pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik, isis
bahan (dicetak miring), nama yang dikirim disertai keterangan dalam kurung
(alamat e-mail yang dikirim).
Contoh:
Tabel yang baik seharusnya sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide.
Memasukkan terlalu banyak data dalam suatu tabel dapat mengurangi nilai
penyajian tabel. Lebih baik menggunakan banyak tabel daripada menggunakan
sedikit tabel yang isinya terlalu padat. Tabel yang baik harus dapat
menyampaikan ide dan hubungannya secara efektif.
Jika suatu tabel cukup besar (lebih dari setengah halaman), maka tabel
harus ditempatkan pada halaman tersendiri, dan jika tabel cukup pendek (kurang
dari setengah halaman), sebaiknya diintegrasikan dalam teks.
Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) dan
ditempatkan di atas tabel. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perujukan.
62
Jika tabel lebih dari satu halaman, maka bagian kepala tabel (termasuk teksnya)
harus diulang pada halaman selanjutnya. Akhir tabel pada halaman pertama
tidak perlu diberi garis horizontal. Pada halaman berikutnya tulislah Lanjutan
Tabel...pada tepi kiri, tiga spasi dari garis horizontal teratas tabel. Hanya huruf
pertama kata tabel ditulis dengan menggunakan huruf besar. Kata “Tabel” ditulis
di pinggir, diikuti nomor dan judul tabel. Jika judul tabel lebih dari satu baris, baris
kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak satu
spasi. Judul tabel tanpa diakhiri tanda titik. Berilah jarak tiga spasi antara teks
sebelum tabel dan teks sesudah tabel. Nomor tabel ditulis dengan angka Arab
sebagai identitas yang menunjukkan bab tempat itu dimuat dan nomor urutnya
dalam bab yang bersangkutan. Dengan demikian untuk setiap bab nomor urut
tabel dumulai dari Nomor 1.
Contoh:
Garis yang paling atas dari tabel diletakkan tiga spasi di bawah nama tabel.
Kolom pengetahuan (heading), dan deskripsi tentang ukuran atau unit data
harus dicantumkan. Istilah-istilah seperti: nomor, persen, frekuensi, dituliskan
dalam bentuk singkatan/lambang. No., %, dan f. Data yang terdapat dalam tabel
ditulis dengan menggunakan spasi tunggal. Garis akan digunakan jika
dipandang lebih mempermudah pembacaan tabel, tetapi garis vertikal di bagian
kiri, tengah, dan kanan tabel tidak diperlukan. Tabel yang dikutip dari sumber lain
wajib diberi keterangan mengenai nama akhir penulis, tahun publikasi, dan
nomor halaman tabel asli di bawah tabel dengan jarak tiga spasi dari garis
horizontal terbawah, mulai dari tepi kiri. Jika diperlukan catatan untuk
menjelaskan butir-butir tertentu yang terdapat dalam tabel, gunakan simbol
63
tertentu dan tulis dalam bentuk superskrip. Catatan kaki untuk tabel ditempatkan
di bawah tabel, dua spasi di bawah sumber, bukan pada bagian bawah halaman.
Contoh:
2. Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta sket, diagram, bagan,
dan gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual
yang dapat dengan mudah dipahami. Gambar tidak harus dimaksudkan untuk
mambangun deskripsi tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan tertentu
yang signifikan. Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan data statistik
berbentuk grafik.
1. Pembentukan Kata
Dalam pembentukan kata yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Jika meng- ditambahkan pada dasar yang bnersuku sati, bentuknya
berubah menjadi menge-
meng- + tik = mengetik
meng- + bom = mengebom
meng- + cek = mengecek
b. Konsonan rangkap pada awal kata tidak lulus apabila ditambahkan
dengan meng-,
meng- + produksi = memproduksi
meng- + klasifikasi = mengklasifikasi
meng- + transfer = mentransfer
c. Jika verbal berdasar tunggal direduplikasi, dasarnya diulangi dengan
dipertahankan peluluhan konsonan pertamanya. Dasar yang bersuku satu
mempertahankan nge- di depan dasar yang diredupliksi;
tulis = menulis = menulis-nulis
pijit = memijit = memijit-mijit
d. Bila kata majemuk direduplikasi yang diulang adalah kata awal.
kereta api = kereta-kereta api
meja makan = meja-meja makan
2. Asas Pemungutan Kata
a. Asas pemungutan secara utuh
abad biadab
ilham hikayat
66
radio ijab
mode izin
hotel motor
a)Syarat kalimat
67
Kata kerja dalam kalimat itu ialah dikerjakain. Kata dikerjakan adalah
predikat dalam kalimat itu. Setelah ditemukan predikat dalam kalimat itu, subjek
dapat ditemukan dengan cara mengejukan pertanyaan dengan kata apa atau
siapa. Apa yang dikerjakan? Atau, siapa yang dikerjakan?
Jawaban atas pertanyaan itu ialah tugas itu. Kata tugas itu, merupakan
subjek kalimat. Kalau tidak ada yang dijadikan jawaban pertanyaan itu, berarti
subjek tidak ada. Dengan demikian, pertanyaan dalam bentuk deretan kata-kata
itu bukanlah kalimat.
Kalimat itu merupakan perpaduan dari dua konsep kalimat aktif dan pasif.
Kalimat aktif:
Kalimat pasif:
Sudah saya katakan bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar
itu tidak mudah.
Subjek:
Keterangan:
Menurut ahli geologi itu dinyatakan bahwa perembesan air laut telah
sampai ke wilayah Jakarta Pusat.
69
Kalimat itu, merupakan perpaduan dari dua konsep yaitu pengantar kalimat dan
predikat.
Pengantar kalimat:
Menurut ahli geologi itu, perbesaran air laut telah sampai ke wilayah
Jakarta Pusat.
Predikat:
Ahli geologi itu menyatakan bahwa perembesan air laut telah sampai ke
wilayah Jakarta Pusat.
Meskipun kita tidak menghadapi musuh, tetapi kita harus selalu waspada.
Kalimat itu merupakan perpaduan dari dua konsep yaitu kalimat majemuk dan
kalimat bersusun.
Kalimat majemuk:
B. Format Penulisan
2. Pengetikan
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sebagai
berikut:
b. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran 12
kecuali untuk: halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul
dalam (soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan
dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 (disesuaikan
dengan panjang judul, lihat Lampiran). Catatan kaki (footnotes), yang
menggunakan font ukuran 10.
c. Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub-sub-
bab), memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
d. Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau bahasa
daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul
yang hirarkhinya tidak setingkat), dan sejenisnya. Judul sub sub-sub-bab
dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold
atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat dengan
huruf miring biasa (italic).
e. Batas tepi (margin):
1) Tepi atas : 4 cm
2) Tepi bawah : 3 cm
3) Tepi kiri : 4 cm
4) Tepi kanan : 3 cm
f. Sela ketukan (ind3e nsi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris
pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.
g. Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:
h. Bagian awal dari karya ilmiah
Termasuk di dalamnya adalah halaman judul, halaman pengesahan,
halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah:
A. Poin/Item
1. Sub-Poin/Item
a. Sub Sub-Poin/Item
1) Sub) Sub-Sub-Poin/Item
2) Sub) Sub-Sub-Poin/Item
b. Sub Sub-Poin/Item
1) Sub Sub-Sub-Poin/Item
2) Sub Sub-Sub-Poin/Item
a) Sub Sub-Sub-Sub-Poin/Item
b) Sub Sub-Sub-Sub-Poin/Item
2. Sub-Poin/Item
B. Poin/Item
1. Sub-Poin/Item
2. Sub-Poin/Item
C. Penomoran Halaman
Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halaman-
halaman awal, halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya,
adalah sebagai berikut:
halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali bab baru yang tidak
diisi nomor halaman.
3. Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang disajikan
menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman. Contoh:
Rangkuman
1. Kode etik penulisan karya ilmiah Kode etik adalah seperangkat norma yang
perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan
pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan dan
penyebutan sumber data atau informasi.
2. Cara Merujuk dan Menulis Daftar Rujukan dalam karya ilmiah ada bermacam-
macam. Hal tersebut dipengaruhi oleh kaidah selingkung, kutipan langsung atau
tidak langsung, dan juga macam sumber yang dirujuk.
3. Unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi: (1) nama
penulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanda gelar
akademik, (2) tahun penrrbitan, (3) judul, termasuk anak judul (subjudul), (4) kota
tempat penerbitan dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi
tergantung jenis sumber pustakanya.
4. Penggunaan tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis
untuk menyajikan data statistik untuk menyajikan data statistik dalam kolom-
kolom dan lajur, sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan menggunakan tabel,
pembaca akan dapat memahami dan menafsirkan data secara cepat, dan
mencari hubungan-hubungannya.
78
5. Penulisan ilmiah perlu memperhatikan format. Dala format penulisan ilmiah antara
lain harus memperhatikan tentang batas tepi kanan, tepi kiri, atas dan bawah dari
suatu halaman. Selain itu juga perlu memperhatikan jenis huruf yang digunakan
serta penomoran.
Evaluasi
1. Apa yang dimaksud kode etik penulisan karya ilmiah
2. Buat contoh daftar pustaka yang merujuk dari buku banga rampai dan artikel
dalam jurnal,
3. Jelaskan format penulisan karya ilmiah pada umumnya. Apa saja aturan yang
harus diperhatikan.
79
DAFTAR PUSTAKA
Danial, Deni Muhammad. 2008. Menjadi Penulis Mulai Dari Sekarang. Semarang:
PT Sindur press.
Gunawan, Agustin Widia dkk. 2004. Metode Penyajian Karya Ilmiah. Bogor: IPB
PRESS.
Hadi, Sutrisno. 2000. Bimbingan Menulis Skripsi & Thesis. Yogyakarta: ANDI
Pennen, Paulina & Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU-PPAI-UT.
Sulistiya, dkk. 1991. Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Tanjung, Nur Bahdin dan Ardian. 2005. Pedoman penulisan karya ilmiah (proposal,
skripsi, dan tesis) dan mempersiapkan diri menjadi penulis artikel ilmiah.
80
Winarto, dkk. 2004. karya tulis ilmiah sosial: menyiapkan. Memulis dan
mencermatinya.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. 2008. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Homepage: www.pin.or.id, Email: pin@pin.or.id.
Diakses 23 November 2009