You are on page 1of 23

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

BAB I
PENDAHULUAN

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis,


rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis,
manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk
manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi
otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama,
dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan
ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk
serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk
dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis
kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir
entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra
dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai
putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin,
bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang)
tua. Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya,
berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi
badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ,
warga negara XYZ, anggota parta XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga:
keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga
asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.

1.1 Ciri-ciri Fisik Manusia


Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari
berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak


ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagai
hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa
dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens.
Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat
bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan daya
penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan ada nya kedua
kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan
untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).
Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm
(64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih
besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka
tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia sangat bervariasi,
tergantung pada faktor tempat dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh
umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dan
kebudayaan juga dapat mempengaruhinya, seperti gizi makanan.
Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan,
dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60
centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak berdaya saat kelahiran, mereka
terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya mencapai
kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih
akan terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya
pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.
Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam hingga putih
kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang yang berasal
dari daerah yang terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan dengan
orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit
sinar matahari. (Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada
orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik dan
kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit
berbeda dalam lingkup spektrumnya.) Rata-rata, wanita memiliki kulit
yang sedikit lebih terang daripada pria.

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80


tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke
atas di dunia diperkirakan berjumlah [1] sekitar 50,000 pada tahun 2003.
Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.

Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap


eksis dan berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan
oleh daya intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai
kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita obesitas lebih dari
primata lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena manusia
mampu memproduksi lemak tubuh lebih banyak daripada keluarga
primata lain. Karena manusia merupakan bipedal semata (hanya wajar
menggunakan dua kaki untuk berjalan), daerah pinggul dan tulang
punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan kesulitan dalam
bergerak pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita kerumitan
melahirkan anak yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam
tidaklah umum). Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan
berbahaya bagi beberapa wanita, dan masih terjadi di beberapa lokasi
terpencil atau daerah yang tak berkembang di dunia saat ini.

1.2 Ciri-Ciri Mental Manusia

Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam


kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumba-
lumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, manusia
adalah satu-satunya hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia
memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara
semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar; hiu
memiliki yang terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi
untuk invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa
otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga" tertentu),

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk


baik dari intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38)
Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin,
merupakan salah satu hal yang jarang di temui dalam kerajaan hewan.
Manusia adalah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk
pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah simpanse, orang utan, dan
lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang
sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama
dengan seorang anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali
bayangannya di cermin. Pengenalan pola (mengenali susunan gambar
dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa manusia
mempunyai mental yang baik.
Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat
mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan.
Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan,
membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar
dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut
sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber
kebahagiaan.

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

BAB II
LANDASAN TEORI

Sebagai individu, manusia adalah perpaduan antara aspek-aspek


yang tidak bisa dipisahkan, baik itu aspek jasmani dan rohani, aspek
pembawa gen (genotif) dan aspek penotip.
Individu berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa inggris in
salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya
terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan.
Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang
berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat
dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat
dibagi-bagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai
manusia perorangan sehingga sering digunakan sebagai sebutan “ orang
seorang” atau “ manusia perorangan”. Individu merupakan kesatuan
aspek jasmani dan rohani. Dengan kemampuan rohaniahnya individu
dapat berhubungan dan berfikir serta dengan fikirannya itu

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

mengendalikan dan memimpin kesanggupan akali dan kesanggupan budi


untuk mengatasi segala masalah dan kenyataan yang dialaminya.
Manusia sebagai mahkluk individu memiliki unsur jasmani dan
rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan
sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam
dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang
tidak disebut lagi sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani
dan rokhaniahnya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga
dan jiwanya.
Bila seseorang hanya tinggal raga, fisik atau jasmanihnya saja maka
dia tidak dikatakan sebagai individu. Jadi pengertian manusia sebagai
mahkluk individu bahwa unsur yang ada dalam diri individu tidak terbagi,
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Jadi, sebutan individu
hanya tepat bagi manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan
rokhaniahnya, keutuhan fisik dan psikisnya, keutuhan raga dan jiwanya.

Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak


ada manusia yang persis sama dari sekian banyak manusia, ternyata
masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Sekalipun orang itu terlahir
secara kembar, mereka tidak ada yang memiliki ciri fisik dan psikis yang
persis sama.
Walaupun secara umum manusia itu memiliki perangkat fisik yang
sama, tetapi kalau perhatian kita tujukan pada hal yang lebih detail maka
akan terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu terletak pada bentuk,
ukuran, sifat dan lain-lain. Kita dapat membedakan seseorang dari lainnya
itu berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada, baik pada perbedaan
fisik maupun psikis. Contohnya : si ukie berbeda dengan si frian karena
diantaranya ada perbedaan fisik yang gampang dikenali. Begitupula
dalam kumpulan atau kerimunan ribuan atau juataan manusia, kita tetap
dapat mengenali seseorang yang sudah kita kenal karena memiliki ciri
fisik yang sudah kita kenal juga. Seperti ditengah-tengah pasar yang
penuh orang atau dilapangan dimana berkumpul ribuan orang kita akan

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

dapat mengenali orang yang sudah kita kenal. Sebaliknya, bila hal itu
terjadi pada kumpulan atau kerumunan hewan atau binatang sulit bagi
kita untuk mengenali satu hewan ditengah ribuan hewan yang sejenis.
Ciri seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau
biologisnya. Sifat, karakter, perangai, atau gaya dan selera orang juga
berbeda-beda. Lewat ciri-ciri fisik seseorang pertama kali mudah dikenali.
Ada orang yang gemuk, kurus atau langsing, ada yang kulitnya coklat,
hitam atau putih, ada yang rambutnya lurus atau ikal dilihat dari sifat,
perangai atau karakternya ada orang yang periang, sabar, cerewt atau
lainnya.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotip dan
fenotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia
merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Secara fisik
seseoang memiliki kemiripan atau kesamaan ciri dari orang tuanya,
kemiripan atau persamaan itu mungkin saja terjadi pada keseluruhan
penampilan fisiknya, bisa juga terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu
saja. Kita bisa melihat secara fisik bagian tubuh mana dari kita yang
memiliki kemiripan dengan orang tua kita. Ada bagian tubuh kita yang
mirip ibu atau ayah begitu pula mengenai sifat atau karakter kita ada
yang mirip seperti ayah dan ibu.

Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat
yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat
yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor
lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang
khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan
lingkungan sosial, lingkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya, baik itu
lingkungan buatan seperti tempat tinggal (rumah) dan lingkungan.
Sedangkan lingkungan yang bukan buatan seperti kondisi alam geografis
dan iklimnya.
Orang yang tinggal di daerah pantai memiliki sifat dan kebiasaan
yang berbeda dengan yang tinggal di daerah pegunungan. Pada
umumnya orang yang tinggal di daerah pantai bicaranya cenderung

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

keras, berbeda dengan mereka yang tinggal di daerah pegunungan. Jadi


berbeda lingkungan tempat tinggal, cenderung berbeda pula kebiasaan
dan perilaku orang-orangnya.
Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan dimana seseorang
individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial
dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial lain yang
lebih besar.
Seseorang yang sehari-harinya bergaul dengan lingkungan
temannya yang bekerja sebagai supir atau kenek di terminal memiliki
kebiasaan yang khas bagi kelompoknya. Begitupula dengan orang yang
lingkungan sosialnya berada dipesantren, memiliki kebiasaan yang khas
pula bagi kelompoknya.
Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan
kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya
dengan yang lain. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi faktor bawaan
(genotip) dan faktor lingkungan (penotip). Yang saling berinteraksi terus-
menerus. Mayor Polak menjelaskan bahwa kepribadian adalah
“keseluruhan sikap, kelaziman, fikiran dan tindakan, baik biologis maupun
psikologis, yang dimiliki oleh seseorang dan berhubungan dengan
peranan dan kedudukannya dalam berbagai kelompok dan
mempengaruhi kesadaran akan dirinya”. Meskipun dalam pengertian
tersebut mayor polak tidak memasukkan faktor lingkungan sebagai
bagian dari kepribadian, namun dalam pembahasannya dia mengatakan
bahwa pembentukan kepribadian diantaranya dipengaruhi oleh masukan
lingkungan sosial (kelompok), dan lingkungan budaya (pendidikan).
Yinger, seperti dikutip oleh horton dan hunnet memberikan batasan
kepribadian adalah “keseluruhan perilaku seseorang yang merupakan
interaksi antara kecenderungan-kecenderungan yang diwariskan (secara
biologis) dengan rentetan-rentetan situasi (lingkungan)”.
Menurut nursid sumaatmadja (2000) kepribadian adalah
keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara
potensi-potensi bio-psiko-fisical (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir
dengan rangkaian situasi lingkungan yang terungkap pada tindakan dan

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan


dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (penotip)
ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari
seserorang.

BAB III
ISI

3.1Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk


natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat
hakikat yg mulia.

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa


dan tidak dapat dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan
telah masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai sumber utama yg bebas -
kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan masyarakat
sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan
pada dan bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi
eksistensial, kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas
seperti Tuhan.
Manusia adalah makhluk yang sadar. Ini adalah kualitasnya yg
paling menonjol; Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg
menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap
rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa
masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada
permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di
luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan
demikian ia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan
waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke dalam waktu
yg tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat pegangan yg benar, luas
dan dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu zat yg
lebih mulia daripada eksistensi.
Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah
satu-satuna makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas
kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui
dan menilai dirinya.
Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini
memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya
di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-
semu –quasi-miracolous– yg memberinya kemampuan untuk melewati
parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan
kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu
posisi untuk menikmati apa yg belum diberikan alam.
Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti
ia tidak pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor utama


dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan
kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada.
Kekuatan inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung,
menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam
alam jasmaniah dan ruhaniah.
Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan
penting mengenai nilai. Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan
setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi
daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan
suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa
rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi
ikatan ini.
Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai
esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu
gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur
dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan
mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan
alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab
yg tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada
sistem nilai.
Semua definisi di atas tidak mempermasalahkan pembenaran
alamiah, rasional atau ilmiah untuk manifestasi eksistensi yg paling mulia
dari makhluk yg disebut manusia, dalam semua agama dan kebudayaan
sepanjang sejarah diakui sebagai sumber terbesar, keagungan tertinggi,
emosi yg paling berharga dan kejadian yg paling ajaib, Dari orang-orang
yg telah mengabaikan kehidupan materialnya demi seni, ilmu, pencari
kebenaran, dari seseorang yg memilih cinta drpd kehidupan yg layak ,
sampai kepada seseorang yg demi akidah atau negara atau humanisme,
membutakan matanya dari masalah cinta pribadi atau bahkan dari dirinya
sendiri, mereka adalah pencipta nilai manusiawi dalam kehidupan
manusia. Nilai dan manfaat adalah dua istilah yg berlawanan, dan yg
menjadikan manusia suatu makhluk yg non material, bebas dari dan juga

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

berada di atas makhluk lain adalah pandangannya yg tinggi terhadap


nilai. Nilai-nilai itu tidak mempunyai wujud dalam alam, tidak mempunyai
identitas eksternal dan material, oleh karena itu, realisme tidak dpt
mengakui eksistensi nilai, karena tanpa kemanusiaan tidak akan ada nilai-
nilai.

Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling


sempurna dibandingkan dengan machluk yang lainya, termasuk
diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dllnya. Tetapi kita sendiri
sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan diri kita sendiri sebagai
manusia.

Manusia itu terdiri atas 3 unsur yaitu:

1. Jasmani.
Terdiri dari Air, Kapur, Angin, Api dan Tanah.
2. Ruh.
Terbuat dari cahaya (NUR). Fungsinya hanya untuk menghidupkan
jasmani saja.
3. Jiwa.(rasa dan perasaan).

Alat dari pada Jiwa yaitu otak, yang terdiri atas 3 bagian juga:

1. Akal (timbangan) haq atau bathil


2. Pikir (hitungan) Untung rugi
3. Zikir (ingatan) Ingat Allah

3.2 Manusia Sebagai Individu


Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini
diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan
masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta
status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-
kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut.

3.2.1 Hati dan kesadaran

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Pengalaman subyektif dari seorang individu berpusat di sekitar


kesadarannya, kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya
persepsi eksistensinya sendiri dan dari perjalanan waktu. Kesadaran
memberikan naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun beberapa
percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah khayalan yang
menyesatkan, dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosial
atau biologis. Hati manusia diperluas ke luar kesadaran, mencakup total
aspek mental dan emosional individu. Ilmu pengetahuan psikologi
mempelajari hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar (tak
sadar). Praktek psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freud
mencoba menyingkap bagian dari alam bawah sadar. Freud menyusun
diri manusia menjadi Ego, Superego, dan Id. Carl Gustav Jung
memperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif / bersama dan
sebuah proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk
ketepatan pendefinisian individu ‘yang dapat diartikan’.

3.2.2 Emosi
Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar
mempengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi
menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan dengan emosi
tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.

3.2.3 Seksualitas
Seksualitas manusia, di samping menjamin reproduksi, mempunyai
fungsi sosial penting, membuat ikatan / pertalian dan hirarki di antara
individu. Hasrat seksual dialami sebagai sebuah dorongan / keinginan
badani, sering disertai dengan emosi kuat positif (seperti cinta atau
luapan kegembiraan) dan negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau
kebencian).

3.2.4 Tubuh
Penampilan fisik tubuh manusia adalah pusat kebudayaan dan
kesenian. Dalam setiap kebudayaan manusia, orang gemar memperindah

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

tubuhnya, dengan tato, kosmetik, pakaian, perhiasan atau ornamen


serupa. Model rambut juga mempunyai pengertian kebudayaan penting.
Kecantikan atau keburukan rupa adalah kesan kuat subyektif dari
penampilan seseorang. Kebutuhan individu terhadap makanan dan
minuman teratur secara jelas tercermin dalam kebudayaan manusia (lihat
pula ilmu makanan). Kegagalan mendapatkan makanan secara teratur
akan berakibat rasa lapar dan pada akhirnya kelaparan (lihat juga
malnutrisi).

Rata-rata waktu tidur adalah 8 jam per hari untuk dewasa dan 9–10
jam untuk anak-anak. Orang yang lebih tua biasanya tidur selama 6–7
jam. Sudah umum, namun, dalam masyarakat modern bagi orang-orang
untuk mendapat waktu tidur kurang dari yang mereka butuhkan. Tubuh
manusia diancam proses penuaan dan penyakit. Ilmu pengobatan adalah
ilmu pengetahuan yang menelusuri metode penjagaan kesehatan tubuh.

3.2.5 Kelahiran dan kematian


Kehidupan subyektif individu berawal pada kelahirannya, atau
dalam fase kehamilan terdahulu, selama janin berkembang di dalam
tubuh ibu. Kemudian kehidupan berakhir dengan kematian individu.
Kelahiran dan kematian sebagai peristiwa luar biasa yang membatasi
kehidupan manusia, dapat mempunyai pengaruh hebat terhadap individu
tersebut. Kesulitan selama melahirkan dapat berakibat trauma dan
kemungkinan kematian dapat menyebabkan rasa keberatan (tak mudah)
atau ketakutan (lihat pula pengalaman hampir meninggal). Upacara
penguburan adalah ciri-ciri umum masyarakat manusia, sering
diinspirasikan oleh kepercayaan akan adanya kehidupan setelah
kematian. Adat kebiasaan warisan atau penyembahan nenek moyang
dapat memperluas kehadiran sang individu di luar rentang usia fisiknya.
(lihat kekekalan).

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

3.2.6 Masyarakat
Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok
berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi
pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan
rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk
entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk
pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta
kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat
mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga
unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke
kelompok baru.

3.2.7 Bahasa
Kecakapan berpidato adalah sebuah unsur pendefinisian umat
manusia, mungkin mendahului pemisahan populasi modern filogenetik
(lihat Asal usul bahasa). Bahasa adalah pusat dari komunikasi antar
manusia. Kata Yahudi untuk "binatang" (behemah) berarti "bisu",
menggambarkan manusia sebagai "binatang berbicara" (kepandaian
bercakap hewani). Bahasa adalah pusat dari sentuhan identitas ‘khas’
berbagai kebudayaan atau kesukuan dan sering diceritakan mempunyai
status atau kekuatan supernatural (lihat Sihir / Gaib, Mantra, Vac).
Penemuan sistem penulisan sekitar 5000 tahun lalu, yang memungkinkan
pengabadian ucapan, merupakan langkah utama dalam evolusi
kebudayaan. Ilmu pengetahuan Linguistik (ilmu bahasa) menjelaskan
susunan bahasa, dan keterkaitan antara bahasa-bahasa berbeda.
Diperkirakan ada 6000 bahasa yang diucapkan manusia saat ini. Manusia
yang kekurangan kemampuan berkomunikasi melalui ucapan, umumnya
bercakap-cakap menggunakan Bahasa Isyarat.

3.2.8 Agama

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Dalam setiap kebudayaan manusia, kerohanian dan ritual mendapat


ekspresi dalam bentuk tertentu. Elemen-elemen ini dapat
menggabungkan secara penting pengalaman pribadi dengan pengalaman
penyatuan dan komunal, seringkali membangkitkan emosi yang sangat
kuat dan bahkan luapan kegembiraan. Kekuatan pengikat yang kuat dari
pengalaman tertentu dapat terkadang menimbulkan kefanatikan atau
agresi kepada manusia lain yang tidak termasuk dalam kelompok
agamanya, berakibat perpecahan atau bahkan perang. Teokrasi adalah
masyarakat yang dibentuk secara dominan oleh agama, diperintah oleh
pemimpin suci atau oleh seorang pemuka agama. Agama dapat pula
berperilaku sebagai alat penyaluran dan pengaruh dari norma budaya
dunia dan tingkah laku yang wajar dilakukan manusia.

3.2.9 Keluarga dan teman sepergaulan


Individu manusia dibiasakan untuk bertumbuh menjadi seorang
pelengkap yang berjiwa kuat ke dalam suatu kelompok kecil, umumnya
termasuk keluarga biologis terdekatnya, ibu, ayah dan saudara kandung.
Sebagai seorang pelengkap berjiwa kuat yang serupa dapat dikelirukan
dengan suatu kelompok kecil yang sama, yaitu teman sepergaulan
sebaya sang individu, umumnya berukuran antara sepuluh hingga dua
puluh individu, kemungkinan berkaitan dengan ukuran optimal untuk
gerombolan pemburu. Dinamika kelompok dan tekanan dari teman dapat
mempengaruhi tingkah laku anggotanya.
Seorang individu akan mengembangkan perasaan kesetiaan yang kuat
kepada kelompok tertentu. Kelakuan manusia yang wajar termasuk
seringnya hubungan sosial, dinyatakan dalam obrolan / percakapan,
dansa, menyanyi atau cerita (dikenal dengan curhat).

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

3.2.10 Suku, bangsa dan negara bagian


Kelompok manusia yang lebih besar dapat disatukan dengan
gagasan kesamaan nenek moyang (suku, etnis) atau kesamaan fokus
budaya atau materi (bangsa atau negara bagian), sering dibagi lebih
lanjut menurut struktur kelas sosial dan hirarki. Sebuah suku dapat terdiri
dari beberapa ratus individu, sementara negara bagian modern terbesar
berisi lebih dari semilyar. Konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok
besar disebut peperangan. Kesetiaan / pengabdian untuk kelompok yang
besar seperti ini disebut nasionalisme atau patriotisme. Dalam
keekstriman, perasaan pengabdian terhadap sebuah lembaga atau
kewenangan dapat mencapai keekstriman pathologi, yang berakibat
hysteria massa (gangguan syaraf) atau fasisme.
Antropologi budaya menjelaskan masyarakat manusia yang
berbeda-beda, dan sejarah mencatat interaksi mereka berikut kesuksesan
yang dialami. Organisasi dan pemerintahan bentuk modern dijelaskan
oleh Ilmu Politik dan Ekonomi.

3.2.11 Kebudayaan dan peradaban


Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai
tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan dan
pemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra serta filsafat. Perkotaan
paling awal di dunia ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-
kira 10.000 tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan manusia dan
ekspresi seni mendahului peradaban dan dapat dilacak sampai ke
palaeolithik (lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari tanah).
Kemajuan pertanian memungkinkan transisi dari masyarakat pemburu
dan pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan menetap sejak
Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan menjadi bagian penting dari
kebudayaan manusia (anjing, domba, kambing, lembu). Dalam masa

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih


pesat (lihat Sejarah iptek).

3.3 Interaksi Individu


Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita berhubungan dengan
antar individu dan kelompok di lingkungan sosial yang berbeda-beda.
Individu memiliki karakter yang berlainan satu dengan yang lainnya.
Perbedaan antar karakter individu sebagai identitas diri individu masing-
masing. Perilaku yang ditunjukkan oleh individu, membuat individu yang
lain mengambil sikap atau tindakan sebagai reaksi individu yang
bersangkutan. Interaksi individu akan membentuk kondisi lingkungan
dalam pergaulannya.
Reaksi yang diambil oleh individu, bisa sebagai reaksi positif atau
negative terhadap perilaku individu yang lain. Reaksi positif, bisa
disebabkan masing-masing individu saling menghargai, mengikuti norma
yang berlaku, tidak menunjukkan egois yang berlebihan, persamaan
pemikiran, kesamaan kepentingan, tujuan atau merasakan adanya
perasaan senasib. Reaksi negatif yang terjadi, bisa karena ada salah satu
individu tidak mengindahkan norma-norma yang ada, merasa tidak ada
kesamaan kepentingan, egois yang berlebihan, tidak sejalan pemikiran,
tujuan yang berbeda dan merasa diri lebih hebat dari yang lain.Interaksi
individu bisa dalam lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja dan
masyarakat. Masing-masing lingkungan sosial mempunyai penekanan
norma-norma

Lingkungan keluarga : Sebagai lingkungan sosial awal dalam


membentuk karakter individu. Anak sebagai individu menghormati orang
tua, menyayangi sesama anggota keluarga. Begitu juga dengan orang
tua, menyayangi sesama anggota keluarganya. Jika tidak ada saling
menyayangi akan timbul kekacauan dalam keluarga. Keluarga juga
sebagai tempat individu untuk berlindung.

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Sekolah : Individu dalam sekolah menjalankan peranan masing-


masing. Individu sebagai murid dalam lingkungan sekolah, berinteraksi
dengan individu yang sebaya. Memiliki tujuan yang sama untuk belajar,
memiliki kesamaan kepentingan dan ada aturan. Membuat individu
hampir tidak ada perselisihan.
Tempat kerja : Individu satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan
latar belakang, Namun dengan perbedaan yang ada, mereka harus
bekerjasama untuk kemajuan diri dan perusahaannya. Individu dalam
lingkungan kerja melakukan hubungan komunikasi yang baik, untuk
kemajuan perusahaan. Jika tidak ada komunikasi yang baik, akan
membuat lingkungan kerja yang kurang nyaman.
Masyarakat : Lingkungan paling luas bagi individu untuk berinteraksi
dengan individu lain. Masing-masing individu memiliki perbedaan latar
belakang, kepentingan dan tujuan. Hal yang kelihatan dengan mata, bisa
sebagai kebohongan karena ada kepentingan dan tujuan yang berlainan.
Individu menjaga jarak sebagai perlindungan diri. Tapi masing-masing
individu saling menghargai karena adanya norma sosial.
Individu dalam berinteraksi mempunyai perbedaan maupun
persamaan. Jika masing-masing individu dapat menggambarkan atau
melukiskan keadaan dan perasaan diri orang lain ke dalam diri sendiri,
maka akan tercipta suasana lingkungan sosial yang nyaman.

BAB IV
PENUTUP

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Individu memiliki nilai (kebaikan) dan martabat intrinksik. Inilah


implikasi dan citra Tuhan dalam diri manusia. Hal ini tampak dalam
kemampuan berkomunikasi secara cerdas, mentransendensi diri,
merenungkan masa depan, memilih secara bertanggung jawab dan
memiliki rasa humor. Individu merepresentasikan nilai tertinggi.
Manusia merepresentasikan nilai tertinggi yang melampaui nilai-
nilai lain, misal nilai institusional dan nilai moralistik. Individu-individu
tidak bisa dinilai berdasarkan kualitas jiwani mereka atau berdasarkan
status sosial mereka. Mereka seyogiyanya tidak saling memanfaatkan
untuk mencapai tujuan-tujuan masing-masing. Justru niscayalah mereka
berelasi dengan cara yang dirangkum olen Martin Buber dalam ungkapan
I and Thou (Aku dan Engkau Saudaraku). Manusia merupakan makhluk
yang merupakan ciptaan tertinggi Tuhan.
Individu-individu memiliki kebutuhan-kebutuhan. Setiap insan punya
kebutuhan tertentu yang melekat pada dirinya. Ada banyak pendapat
yang merangkum katalog kebutuhan (motif, dorongan) itu. Daftar
tersebut mungkin merangkum kebanyakan kebutuhan dasar: udara,
minuman dan makanan, kebersihan, persekutuan antar insan dan
komunikasi, cinta kasih dan seksual. Hal-hal itu tidak bersifat opsional,
karena diperlukan untuk survivalitas dan kesejahteraan hidup wajar. Hal-
hal yang opsional adalah cara-cara yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan itu.
Maslow memeringkatkan berbagai kebutuhan dalam suatu hierarki.
Pada tataran paling dasar ada kebutuhan untuk survivalitas, mencakup
udara, air, makanan, kebutuhan fisiologis, seks, komunikasi dan istirahat.
Pada tataran di atasnya ada kebutuhan akan keamanan, mencakup
kebutuhan-kebutuhan yang lahir dari keinginan menepis rasa takut,
kebutuhan keamanan fisis, kebutuhan untuk menjaga diri dan kebutuhan
ekonomis. Pada tataram berikutnya terdapat kebutuhan sosial, mencakup
kebutuhan akan kepemilikan, kebutuhan pada perspektif individu,
kelompok, korporasi. Pada tataran berikut terdapat kebutuhan akan harga
diri, mencakup pengakuan, penghayatan diri sebagai kemandirian,

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

kebutuhan akan status di tengah masyarakat dan kebutuhan akan orang-


orang lain. Pada puncaknya terdapat kebutuhan untuk beraktualisasi diri.
Individu-individu mempunyai tujuan-tujuan. Manusia tidak bisa
dimengerti secara psikologis lepas dari tujuan-tujuan individualnya,
karena proses mental dan aktivitas fisis yang selalu dihasilkannya selalu
berorientasi ke tujuan yang bagi si manusia terasa menawarkan berbagai
janji bernilai.
Individu-individu saling berelasi. Relasi mencerminkan kebutuhan
akan interaksi yang memungkinkan individu merealisasikan
kepribadiannya. Seperti dikatakan Paul Johnson, sangat sulit dibayangkan
bagaimana kepribadian manusia akan berkembang di tengah isolasi diri
dari orang-orang lain.
Individu memiliki kemerdekaan. Setiap insan punya hak inheren
untuk membuat keputusan dan melangsungkan suatu kehidupan pribadi.
Individu memiliki potensi untuk memilih secara arif dan menjalani
kehidupan yang diarahkan oleh dirinya sendiri, dipenuhi oleh dirinya
sendiri dan ditransendensi oleh dirinya sendiri. Bahkan manusia punya
hak untuk melakukan kesalahan, kendati hak itu bisa dikontrol oleh
institusi sosial, seperti pemerintah.
Individu mempunyai tanggung jawab. Setiap insan bertanggung
jawab atas pilihan pribadi yang telah dibuatnya. Manusia bertanggung
jawab atas kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap Tuhan serta
orang-orang lain atas setiap keputusan yang dibuatnya. Maka
sesungguhnya manusia bertanggung jawab untuk berpartisipasi dalam
relasi dengan Tuhan dan orang lain, serta bertanggung jawab untuk
memelihara relasi itu.
Individu bertumbuh kembang karena cinta kasih (kasih sayang). Selama
berabad-abad, cinta kasih (kasih sayang) selalu menjadi tema warta para
nabi, para guru dan para penyair di tengah dunia. Kini para saintis
perilaku meyakini betapa kehidupan tanpa cinta kasih (kasih sayang)
adalah cacat fatal. Anak yang tak diinginkan, kenakalan remaja, neurosis
pada orang dewasa dan problem insan lanjut usia, semuanya

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

merepresentasikan keputusasaan karena kondisi miskin cinta kasih (kasih


sayang).
Individu mempunyai jalan menuju relasi ilahi. Seiring dengan kian
diraihnya pemahaman tentang relasi antar insan, manusia pun makin
mungkin menyadari adanya potensi untuk menumbuhkembangkan relasi
personal dengan Tuhan. Rasa bersalah atau rasa berdosa bisa memotivasi
manusia mencari relasi seperti itu, karena pengampunan Tuhan yang
selalu terangkum di dalamnya.

21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ridwan & Elly Malihah, 2007. Pendidikan Lingkungan Sosial


Budaya dan Teknologi (PLSBT), Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek.
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
http://spiritual.8m.com/keajaiban_manusia.htm
http://prayudi.wordpress.com/2007/11/27/gaya-belajar-individu/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/pengaruh-lingkungan-
terhadap-individu/
http://pormadi.wordpress.com/2006/05/03/landasan-filosofis-individu-
manusia/
http://idb.siutao.com/2007/08/01/dampak-interaksi
individu/edwi.dosen.upnyk.ac.id/PSIKOM.2.05.doc
http://groups.google.co.id/group/soc.culture.indonesia/browse_thread/thre
ad/6f117acd3bfd260b/5361eeed5cd957ad?
hl=id&lnk=st&q=manusia+sebagai+makhluk+individu#5361eeed5cd
957ad
http://groups.google.co.id/group/soc.culture.indonesia/browse_thread/thre
ad/6f117acd3bfd260b/5361eeed5cd957ad?
hl=id&lnk=st&q=manusia+sebagai+makhluk+individu#5361eeed5cd
957ad
http://groups.google.co.id/group/alt.culture.indonesia/browse_thread/threa
d/1c006df8736f6c94/92760393d3a6a0d2?
hl=id&lnk=st&q=peran+manusia+sebagai+makhluk+individu#92760
393d3a6a0d

21

You might also like