You are on page 1of 11

MANAJEMEN SAMAPTA

PENERAPAN PENANGANAN UNJUK RASA YANG AKAN TERJADI

DI GEDUNG DPRD CILACAP OLEH POLRES CILACAP

BERDASARKAN PERKAP NO 16 TAHUN 2006 DENGAN MENGEDEPANKAN

HAK ASASI MANUSIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gedung DPRD Cilacap merupakan tempat bagi wakil-wakil rakyat bagi


masyarakat Cilacap . DPRD merupakan lembaga legislatif yang dapat menampung
aspirasi rakyat yang menjadi tuntutan-tuntutan rakyat. Dan rakyat diberi hak
kemerdekaan dalam menyampaikan pendapat di muka umum untuk melakukan
tuntutan-tuntutannya.

Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum merupakan salah satu


hak dasar manusia yang mendapat jaminan dan perlindungan hukum dari Negara.
Secara Universal kemerdekaan menyampaikan pendapat dijamin dan dilindungi
oleh Declarasi of Human Rights (UDHR), utamanya dalam pasal 19 dan pasal 29
Kovenan Internasional tentang hak-hak sipil dan politik, khususnya pasal 19
(resolusi PBB No. 2200 A). Dan secara normatif pasal 28 UUD 1945 menegaskan “
kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang.” 1

1
Dr. H.R.Abdussalam,Sik,SH,MH ,2006, Kemerdekaan menyampaikan Pendapat dimuka umum, Jakarta,
Restu Agung
WARSONO / 6863 / BINKAM A / ANGKATAN LV Page 1
MANAJEMEN SAMAPTA

Dalam Era reformasi gejala penyampaian pendapat di muka umum semakin


marak, terutama dalam bentuk unjuk rasa / demonstrasi, dan hal ini merupakan
masalah bagi pemerintah yang perlu harus ditangani.

Penyampaian pendapat di muka umum tidak selalu dilakukan dengan cara


yang damai oleh kelompok orang yang akan menyampaikan pendapatnya,
terkadang tindakan tersebut dilakukan dengan cara anarkis sehingga menimbulkan
situasi yang tidak kondusif dan perlu segera ditangani.

Polri sesuai dengan tugas pokoknya yang diatur dalam Undang-Undang-


Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara republik Indonesia , memiliki
tugas pokok yang salah satunya adalah untuk melindungi, mengayomi dan
melayani masyarakat. Dengan maraknya kegiatan penyampaian pendapat dimuka
umum yang tidak menutup kemungkinan terjadinya kerusuhan massa / anarkis
karena adanya tuntutan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sangat merugikan
masyarakat bangsa dan negara Indonesia tersebut, maka Polri sesuai tugas, fungsi
dan perannya sebagai alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat telah melakukan berbagai upaya untuk
mengantisipasi dan menanggulangi kekerasan dan kerusuhan massa tersebut.

1.2. Permasalahan

Dalam pelaksanaan penanganan unjuk rasa selama ini Polri masih sering
dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang belum dapat memberikan
kontribusi yang positif, yang dapat menyelesaikan masalah dilapangan tanpa
adanya upaya kekerasan sehingga menimbulkan terjadinya pelanggaran HAM, oleh
karena itu penulis tertarik untuk membahas bagaimana penerapan penanganan
Unjuk rasa yang akan terjadi di gedung DPRD Cilacap dengan mengedepankan
Hak asasi Manusia ?

WARSONO / 6863 / BINKAM A / ANGKATAN LV Page 2


MANAJEMEN SAMAPTA

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Landasan Konseptual.

a. Penyampaian pendapat di muka umum.

Penyampaian pendapat dimuka umum adalah hak setiap warga negara utk
menyampaikan pikiran dengan lisan dan atau tulisan secara bebas dan
bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan perundang-undangan (UU No. 9
Tahun 1998).

b. Kerusuhan Massa.

Kerusuhan Massa adalah keadaan kacau disebabkan oleh massa yang


berkumpul, kemudian melakukan pelanggaran hukum sehingga mengganggu
ketertiban umum (melakukan pembakaran, pencurian, penganiayaan dan lain-
lain) yang masuk kategori tindak pidana.

c. Pengendalian massa.

Dalam menangani suatu unjuk rasa atau demonstrasi Polri perlu melakukan
suatu tindakan yaitu pengendalian massa. Adapun yang dimaksud dengan
pengendalian massa tersebut berdasarkan Peraturan Kapolri No. Pol : 16 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengendalian Massa. Pengendalian massa adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh satuan Polri dalam rangka menghadapi
massa pengunjuk rasa. Pengendalian massa sering disebut dengan Dalmas.

d. Hak Asasi Manusia.

Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara,

WARSONO / 6863 / BINKAM A / ANGKATAN LV Page 3


MANAJEMEN SAMAPTA

hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan


harkat dan martabat manusia.

2.2. Tindakan Polres Cilacap dalam menangani Unjuk rasa yang akan terjadi Di
Gedung DPRD Cilacap berdasarkan Perkap No. 16 Tahun 2006.

Di dalam menangani suatu unjuk rasa atau demonstrasi Polri perlu melakukan
suatu tindakan yaitu pengendalian massa. Berdasarkan Peraturan Kapolri No. Pol :
16 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengendalian Massa, ada beberapa point yang
perlu diketahui yaitu :
1. Dalmas Awal
Adalah satuan Dalmas yang tidak dilengkapi dengan alat-alat
perlengkapan khusus kepolisian, digerakkan dalam menghadapi
kondisi massa masih tertib dan teratur/situasi hijau.
2. Dalmas Lanjut
Adalah satuan Dalmas yang dilengkapi dengan alat-alat
perlengkapan khusus kepolisian, digerakkan dalam menghadapi
massa sudah tidak tertib/situasi kuning.
3. Lintas ganti adalah kegiatan peralihan kendali dari satuan Kompi
Dalmas lanjut kepada satuan Kompi/Detasemen PHH Brimob.

Unjuk rasa yang akan dilakukan oleh masyarakat Cilacap (pedagang kaki Lima)
di gedung DPRD Cilacap memang sudah dipersiapkan sebelumnya. Hal tersebut
diketahui dari pemberitahuan secara tertulis yang diterima oleh Polres Cilacap.
Sesuai dengan pemberitahuan tersebut bahwa unjuk rasa atau demonstrasi akan
dilaksanakan di halaman Gedung DPRD Cilacap. Hal tersebut dilakukan dengan
suatu alasan adanya wacana bahwa akan ada penggusuran terhadap Pedagang
Kaki Lima yang berjualan di dalam Alun-alun Cilacap, dan masyarakat sangat
dirugikan karena kehilangan mata pencaharian mereka.

WARSONO / 6863 / BINKAM A / ANGKATAN LV Page 4


MANAJEMEN SAMAPTA

Untuk penanganan Unjuk rasa tersebut, Kapolres segera memerintahkan Kasat


samapta untuk melakukan koordinasi dengan satuan fungsi lain dan melakukan
persiapan pengamanan unjuk rasa yang akan dilakukan oleh kelompok masyarakat
Pedagang kaki Lima. Dalam penanganan Unjuk rasa tentunya terdapat prosedur
maupun tahapan-tahapan yang harus dilakukan, oleh karena itu sebagai Kasat
Samapta harus mengetahui, dan juga mampu mengatur jalannya penanganan
unjuk rasa tersebut. Beberapa Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Kasat Samapta
dalam penanganan unjuk rasa adalah sebagai berikut :

1. Prosedur
 Sat Dalmas bergerak atas perintah dan dalam ikatan satuan.
 Sat dalmas dilarang membawa sajam / senpi / amunisi.
 Anggota dalmas dilarang debat dengan massa.
 Gunakan tongkat “T” untuk mendorong massa bukan untuk memukul.
 Cek perlengkapan perorangan / satuan.
2. Tahapan-tahapan pengendalian massa di gedung berdasarkan Perkap No.
16 Tahun 2006.

 Tahap Persiapan
- Menyiapkan Surat Perintah
- Menyiapkan kekuatan Dalmas yang memadai untuk dihadapkan
dengan jumlah karakteristik massa.
- Melakukan pengecekan personel, perlengkapan / perlengkapan
Dalmas, konsumsi,kesehatan.
- Menyiapkan rute pasukan Dalmas menuju obyek dan rute
penyelamatan (escape) bagi pejabat VVIP/VIP dan pejabat penting
anggota DPRD Cilacap.
- Menentukan Pos Komando Lapangan / Pos aju yang dekat dan
terlindung dengan obyek unjuk rasa.

WARSONO / 6863 / BINKAM A / ANGKATAN LV Page 5


MANAJEMEN SAMAPTA

- Menyiapkan system komunikasi ke seluruh Unit Satuan polri yang


dilibatkan.
Dalam tahap ini juga selaku Kasat Samapta perlu melaksanakan
Arahan Pimpinan Pasukan (APP) kepada seluruh anggota Dalamas
dengan menyampaikan :
a. Gambaran massa yang akan dihadapi oleh satuan Dalmas
(jumlah, tuntutan, alat yang dibawa serta kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi selama unjuk rasa)
b. Gambaran situasi obyek gedung DPDRD Cilacap.
c. Rencana urutan langkah dan tindakan yang akan dilakukan
oleh satuan Dalmas.
d. Larangan dan kewajiban yang dilakukan oleh satuan
Dalmas,yang meliputi :
Larangan :
- Tidak bersikap arogan dan terpancing perilaku massa
- Tidak melakukan tindakan kekerasan yang tidak sesuai
prosedur
- Membawa sajam dan peluru tajam.
- Keluar dari ikatan satuan dan melakukan pengejaran
massa.
- Mundur membelakangi massa.
- Mengucapkan kata-kata kotor, pelecehan
seksual/perbuatan asusila,dan maki-maki pengunjuk rasa.
- Melakukan perbuatan lainnya yang melanggar Undang-
undang.
Kewajiban :
- Menghormati HAM
- Melayani dan mengamankan pengunjuk rasa sesuai
ketentuan.

WARSONO / 6863 / BINKAM A / ANGKATAN LV Page 6


MANAJEMEN SAMAPTA

- Setiap pergerakan pasukan Dalmas selalu dalam ikatan


dan membentuk formasi tertentu.
- Melindungi jiwa dan harta benda.
- Tetap menjaga dan mempertahanklan situasi sampai
unjuk rasa selesai.
- Patuh dan taat pada pemerintah pimpinan.

 Tahap Pelaksanaan
Apabila Unjuk rasa dalam tingkatan situasi hijau maka cara bertindak
yang dilakukan dalam pengendalian massa adalah :
 Merekam jalannya unjuk rasa dengan video kamera
 Melakukan himbauan kepolisian kepada pengunjuk rasa.
 Melakukan perundingan yang dilakukan oleh negosiator polri
dengan Korlap untuk menampung dan menyampaikan aspirasi.
 Pasukan Dalmas sudah berada di area pengamanan diluar
pagar membentuk formasi lurus bersaf dengan sikap siaga
menggunakan tali Dalmas.
 Negosiator melaporkan kepada pimpinan tentang tuntutan
pengunjuk rasa untuk diteruskan pada pihak yang dituju.
 Negosiator mendampingi perwakilan pengunjuk rasa menemui
pihak yang dituju untuk menyampaikan aspirasi.
 Menggunakan mobil penerangan Dalmas yang berada
dibelakang pasukan dalmas untuk melakukan himbauan
kepolisian.
Dan apabila situasi meningkat menjadi situasi kuning, maka,
mengambil cara bertindak sebagai berikut :
 Menggunakan unit satwa dengan membentuk formasi lurus
bersaf didepan dalmas awal untuk melindungi saat melakukan
proses lapis ganti dengan Dalmas lanjut.

WARSONO / 6863 / BINKAM A / ANGKATAN LV Page 7


MANAJEMEN SAMAPTA

 Atas perintah pimpinan pasukan Dalmas lanjut maju dengan


cara lapis ganti membentuk formasi lurus bersaf dibelakang
pasukan Dalmas awal, kemudian saf kedua dan ketiga Dalmas
awal membuka kekanan dan kekiri untuk mengambil
perlengkapan Dalmas guna melakukan penebalan kekuatan.
 Setelah formasi terbentuk maka unit satwa ditarik kebelakang
untuk melakukan pengamanan diseputar gedung DPRD
Cilacap.
 Satuan pendukung melakukan tugas sesuai fungsi dan
perannya.
 Bila massa semakin menunjukkan perilaku yang menyimpang
maka pimpinan memberikan himbauan kepolisian.
 Bila massa semakin meningkat dan melempari petugas
dengan benda keras, Dalmas lanjut mengambil sikap
berlindung lalu pimpinan memerintahkan untuk melakukan
tindakan hukum sebagai berikut :
 Kendaraan taktis pengurai massa bergerak maju untuk
mengurai massa, dan pasukan Dalmas lanjut
melakukan pendorongan massa.
 Bila terjadi pembakaran maka segera untuk melakukan
pemadaman oleh petugas pemadam api.
 Melakukan tembakan gas air mata.
 Melakukan evakuasi terhadap pejabat VIP/pejabat penting
DPDRD Cilacap dengan menggunakan kendaraan taktis
penyelamat.
 Memasang kawat penghalang disesuaikan dengan sikon
gedung DPDRD Cilacap.
 Kasat Samapta selalu melaporkan setiap perkembangan
kepada Kapolres.

WARSONO / 6863 / BINKAM A / ANGKATAN LV Page 8


MANAJEMEN SAMAPTA

 Bila situasi meningkat Kapolres melaporkan kepada pimpinan


lebih tinggi agar dilakukan lintas ganti dengan
detasemen/kompi PHH Brimob.
Ketika situasi unjuk rasa menjadi situasi merah, maka tindakan yang
dilakukan adalah :
 Pimpinan memerintahkan PHH brimob untuk lintas ganti
dengan Dalmas lanjut.
 PHH Brimob maju membentuk formasi lurus bersaf untuk
mendorong massa, sedangkan Dalmas lanjut dan Rantis
pengurai massa tetap bertahan membantu mengurai massa
sampai massa melewati gedung DPDRD Cilacap.

 Tahap Konsolidasi (pengakhiran)


Setelah pelaksanaan kegiatan Dalmas, dilakukan konsolidasi dengan
melakukan pengecekan kekuatan dalam rangka mengakhiri tugas
yang dilakukan oleh pimpinan.

Beberapa tahapan tindakan tersebut diatas seyogya nya harus dilakukan dalam
kegiatan penanganan unjuk rasa, dan yang perlu diingat dalam melakukan kegiatan
pengendalian massa semaksimal mungkin menghindari terjadinya pelanggaran Hak
Asasi Manusia.

BAB III
WARSONO / 6863 / BINKAM A / ANGKATAN LV Page 9
MANAJEMEN SAMAPTA

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum merupakan


salah satu hak dasar manusia yang mendapat jaminan dan perlindungan
hukum dari Negara. Dalam menyampaikan pendapatnya tidak selalu dilakukan
dengan cara yang damai oleh kelompok orang yang akan menyampaikan
pendapatnya, terkadang tindakan tersebut dilakukan dengan cara anarkis
sehingga menimbulkan situasi yang tidak kondusif dan perlu segera ditangani.

Oleh karena itu di dalam melakukan penanganan unjuk rasa penerapan


Peraturan Kapolri No. Pol : 16 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengendalian
Massa sangat penting dimana dalam Peraturan Kapolri telah diatur bagaimana
cara pengendalian massa dalam penanganan kegiatan unjuk rasa.

3.2. Saran
Untuk menghindari terjadinya pelanggaran HAM saat kegiatan
penanganan unjuk rasa, maka disarankan bagi Polres Cilacap agar melakukan
Langakah-langkah tindakan sebagai berikut :
1) Melakukan sosialisasi terhadap anggota Dalmas Polres cilacap
mengenai UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM.
2) Melakukan sosialisasi terhadap anggota Dalmas Polres cilacap
mengenai Peraturan Kapolri Nomor 16 tahun 2006 tentang Dalmas.
3) Melakukan pelatihan mengenai cara pengendalian massa yang sesuai
prosedur dan tidak melanggar HAM.

DAFTAR PUSTAKA

WARSONO / 6863 / BINKAM A / ANGKATAN LV Page 10


MANAJEMEN SAMAPTA

Republik Indonesia, Undang-Undang No 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan


Menyampaikan Pendapat Dimuka Umum.

Peraturan Kapolri No. Pol : 16 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengendalian Massa.

Dr. H.R.Abdussalam,Sik,SH,MH ,2006, Kemerdekaan menyampaikan Pendapat dimuka


umum, Jakarta, Restu Agung.

WARSONO / 6863 / BINKAM A / ANGKATAN LV Page 11

You might also like