Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh:
Basuki Dwi Sulistyo
NIM. 3101403021
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan di sidang ujian skripsi
pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Ketua Jurusan Sejarah
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Senin
Tanggal : 27 Agustus 2007
Penguji Skripsi
Anggota I Anggota II
Mengetahui,
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Implementasi
SMP Negeri 21 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan
Semarang.
2. Drs. H. Sunardi, M.M. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Jayusman, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
4. Drs. Subagyo, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran dan
5. Drs. Ba’in, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran dan
6. Drs. Hasan Budisulistyo selaku Wakil Kepala Sekolah SMP N 21 Semarang yang
vi
7. Dra. Lestari Nurmananik selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas VII SMP N
8. Supatemi, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas VIII SMP N 21
9. Anies Salamah selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas XI SMP N 21
penelitian ini.
11. Segenap karyawan dan staf tata usaha SMP N 21 Semarang atas bantuan dan
12. Kedua orang tua, kakakku serta adikku yang selalu memberikan dukungan moral
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang membangun
Penulis
vii
SARI
viii
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman guru IPS Sejarah di SMP
Negeri 21 Semarang mengenai KTSP sebagian besar masih terbatas hanya mengetahui
secara garis besarnya. Guru hanya mampu memahami konsep dasar KTSP secara
singkat seperti pengertian KTSP, SKL, SI, RPP serta perbedaan yang mendasar antara
KTSP dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Dalam kegiatan pembelajaran guru
IPS Sejarah telah menyusun program-program sesuai dengan acuan dalam KTSP,
program tersebut seperti program tahunan, program semester, program mingguan dan
harian, program pengayaan dan remedial, serta program pengembangan diri.
Pengembangan silabus oleh guru IPS Sejarah masih mengadopsi model silabus dari
Depdiknas, selanjutnya model silabus tersebut ditelaah dan disesuaikan dengan
kondisi sekolah. Dalam penyusunan silabus guru IPS Sejarah tidak mengalami
hambatan yang berarti karena dalam penyusunannya dikerjakan secara bersama-sama
dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah. Dalam hal
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru IPS Sejarah diberi
kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi
sekolah dan karakteristik peserta didik. Penyusunan RPP oleh guru IPS Sejarah
dilakukan secara sekaligus untuk beberapa pertemuan, hal ini disebabkan adanya
kesibukan. Pada awal pembelajaran guru IPS Sejarah melakukan kegiatan apersepsi,
namun tidak pernah mengadakan pre-test, guru masih menggunakan metode ceramah,
namun hanya untuk membantu siswa dalam memahami materi dan keaktifan siswa
sangat diprioritaskan. Dalam pembelajaran guru telah menerapkan berbagai metode,
sumber belajar serta media yang variatif. Evaluasi hasil belajar dilakukan guru melalui
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam aspek
penguasaan konsep dan penerapan konsep. Selain itu, guru telah menerapkan
pendekatan pembelajaran tuntas dengan mengadakan program remidi dan program
pengayaan.
Faktor pendukung dalam implementsi KTSP pada pembelajaran IPS Sejarah
di SMP Negeri 21 Semarang antara lain sarana prasarana pembelajaran secara
kuantitas maupun kualitas sudah cukup memadai, adanya program-program dalam
rangka implementasi KTSP seperti pembentukan kepanitiaan KTSP, adanya tim
pengembang dan penyusun KTSP, adanya evaluasi yang dikemas dalam briefing
setiap satu bulan sekali untuk mengevaluasi program-program yang sedang berjalan,
Adanya sistem penilaian kinerja terhadap guru dan siswa.
Faktor penghambat dalam implementasi KTSP pada pembelajaran IPS Sejarah
di SMP Negeri 21 Semarang antara lain lemahnya kemampuan guru dalam melakukan
penilaian secara mandiri, terbatasnya waktu, biaya serta tenaga dalam penggunaan
metode-metode pembelajaran, terjadinya integrasi (penggabungan) pada mata
pelajaran ilmu-ilmu sosial menjadi IPS terpadu, kurangnya kesiapan siswa untuk
belajar mandiri.
Dari hasil penelitian tersebut maka disarankan, (1) guru hendaknya selalu
meningkatkan pemahamannya tentang KTSP dan menerapkannya secara profesional,
(2) guru hendaknya dapat mengembangkan kreatifitasnya sendiri dalam menyusun
silabus dengan menyesuaikan kondisi dan potensi sekolah, (3) guru harus lebih kreatif
dan inovatif dalam penggunaan metode pembelajaran, (4) bagi pihak sekolah
hendaknya secara berkala mengadakan kegiatan seminar, workshop serta rapat kerja
mengenai KTSP, sehingga pemahaman guru tentang KTSP akan semakin meningkat.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
E. Penegasan Istilah....................................................................... 9
x
4. Tujuan KTSP....................................................................... 20
1. Perencanaan......................................................................... 33
2. Pengorganisasian................................................................. 35
5. Pelaporan............................................................................. 43
3. Tujuan Pembelajaran........................................................... 47
xi
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 62
F. Keabsahan Data......................................................................... 70
H. Langkah-Langkah Penelitian..................................................... 78
2. Deskripsi Data....................................................................... 84
B. Pembahasan............................................................................... 106
A. Simpulan..................................................................................... 122
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang
dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia produktif. Di sisi lain,
pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial dalam
oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung
masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu,
pendidikan suatu bangsa. Kemajuan Bangsa Indonesia hanya dapat dicapai melalui
adalah era pasar bebas atau era globalisasi, sebagai era persaingan mutu
2
kualitas, siapa yang berkualitas dialah yang akan maju dan mampu
semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strateginya
agar sesuai dengan kebutuhan, dan tidak ketinggalan zaman. Penyesuaian tersebut
secara langsung mengubah tatanan dalam sistem makro, meso, maupun mikro,
acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara;
khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu, sejak Indonesia
bangsanya, sejak saat itu pula pemerintah menyusun kurikulum (Mulyasa 2006:4).
Masa depan Bangsa terletak dalam tangan generasi muda. Mutu bangsa
sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Apa yang
akan dicapai di sekolah, ditentukan oleh kurikulum sekolah tersebut. Maka dapat
dipahami bahwa kurikulum sebagai alat yang sangat vital bagi perkembangan
kurikulum tersebut.
3
pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai
Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang
kemajuan zaman. Dengan kurikulum yang sesuai dan tepat, maka dapat
diharapkan sasaran dan tujuan pendidikan akan dapat tercapai secara maksimal.
Salah satu inovasi terbaru yang dilakukan pemerintah saat ini adalah
Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Selain itu, juga berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan
19/2005.
Pada dasarnya kurikulum yang baru ini tidak ada perubahan dengan
baru ini ialah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai akrab
disebut Kurikulum 2006 yang diolah berdasarkan Standar Isi dan Standar
dalam kurikulum KTSP. Komponen yang dimaksud mencakup visi, misi, dan
adaptasi (modifikasi kurikulum yang ada), dan kreasi (mendesain kurikulum baru);
adalah bagaimana membuat siswa dan guru lebih aktif dalam pembelajaran. Selain
murid harus aktif dalam kegiatan belajar dan mengajar, guru juga harus aktif
dalam memancing kreativitas anak didiknya sehingga dialog dua arah terjadi
dengan sangat dinamis. Kelebihan lain KTSP adalah memberi alokasi waktu pada
kegiatan pengembangan diri siswa. Siswa tidak melulu mengenal teori, tetapi
memperhatikan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang
Dalam kurikulum baru ini guru diberi otonomi dalam menjabarkan kurikulum, dan
murid sebagai subyek dalam proses belajar mengajar. Dari situlah diharapkan
kurikulum, selalu tidak diperhitungkan dengan matang. Buktinya, saat ini berbagai
sejumlah sekolah saat ini berlangsung saat ini berlangsung uji coba kurikulum
2004. Dengan adanya dua-tiga kurikulum berbeda untuk generasi yang hampir
Semarang ini. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
Negeri 21 Semarang ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Pertama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru :
dapat :
Pendidikan (KTSP).
8
pelaksanaan KTSP.
Sejarah.
guru.
b. Bagi Siswa
Sejarah di SMP.
sekolah.
d. Bagi Peneliti
E. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul skripsi ini dan agar
tidak meluas sehingga skripsi ini tetap pada pengertian yang dimaksud dalam
1. Implementasi
KTSP dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan
Istilah kurikulum pada zaman Yunani kuno, berasal dari kata “Curere”
“jarak yang harus ditempuh dalam suatu perlombaan lari” atau “rara cource”.
sejumlah mata pelajaran dan materi yang harus dikuasai peserta didik untuk
dokumen tertulis yang memuat rencana untuk pendidikan peserta didik selama
2005:617).
pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi serta proses pendidikan
11
3. Pembelajaran Sejarah
yang berarti self instruction (dari internal) dan external instructionI (dari
kegiatan yang dilakukan guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa
berubah ke arah yang lebih baik. Arti pembelajaran secara khusus yakni secara
2000: 24).
tujuan pembelajaran.
12
asal usul (keturunan) silsilah, (2) kejadian dan peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo, cerita, (3) pengetahuan atau uraian
tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau (Tim
penyusun 2005:1011).
suatu studi yang telah dialami manusia di waktu lampau dengan dan yang
perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga masa
kini.
F. Sistematika Skripsi
Skripsi ini direncanakan terdiri dari 5 (lima) bab. Bab I merupakan bab
pendahuluan, di dalamnya terdiri dari antara lain latar belakang masalah, rumusan
skripsi.
Adapun landasan teori dipaparkan dalam bab II. Didalamnya terdiri dari
pelaksanaan KTSP.
IPS, serta konsep pembelajaran terpadu dalam IPS. Kelima, tinjauan mengenai
mata pelajaran sejarah yang meliputi pengertian sejarah, tujuan dan fungsi mata
terdiri dari pendekatan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, fokus
penelitian, metode pengumpulan data, keabsahan data, analisis data serta prosedur
penelitian.
Dalam bab ini menguraikan tentang laporan hasil penelitian, terdiri atas hal-hal
Bab terakhir yaitu bab V merupakan bab penutup, dalam bab ini diuraikan
dengan saran-saran.
14
14
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Kurikulum
tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran,
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara
ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling
otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
2006:5).
Nasional (Sisdiknas)
ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal
35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal
muatan lokal.
2) Standar proses
6) Standar pengelolaan
7) Standar pembiayaan
1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7
ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10
ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3),
(4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17
ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.
Kompetensi Lulusan (SKL), dan Standar Isi (SI). SKL adalah kualifikasi
18
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
mengatur tentang standar isi yang mencakup lingkup materi dan tingkat
2) Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah;
19
standar isi;
menengah;
nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan
kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari yang telah ditetapkan,
20
Pendidikan (BSNP).
kurikulum.
satuan pendidikan dan peserta didik dengan mengacu pada tujuan pendidikan
nasional.
sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi
masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta
didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai
secara profesional untuk mencapai tujuan atau target yang telah disepakati
(KTSP)
dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah dengan
berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI)
lingkungannya
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
vokasional.
manusia seutuhnya.
(KTSP)
berikut :
peserta didik.
daerah.
mengisi.
hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat
penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang
g. Agama
taqwa serta ahlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan
umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum mata pelajaran harus
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakan oleh pasar bebas.
lain.
k. Kesetaraan jender
kurikulum.
sebagai berikut :
c. Kalender Pendidikan
efektif dan hari libur. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan
(KTSP)
: (a) belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu
melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama
dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan
hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing
teladan).
Pendidikan (KTSP)
pelaksanaan kurikulum secara nasional. Menurut Caldwell & Spinks dalam Susilo
mengatur kegiatan operasional dan hubungan kerja personil sekolah dalam upaya
evaluasi.
1. Perencanaan
secara lokal menjadi tugas Dinas Pendidikan Kabupaten. Namun dalam KTSP
guru harus mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) serta panduan penyusunan KTSP yang telah disusun oleh BSNP.
lain :
a. Program Tahunan
kompetensi dasar.
b. Program semester
program semester ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan yang hendak
ini dapat diketahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan yang perlu
diulang, bagi setiap peserta didik. Melalui program ini juga diidentifikasi
didik yang mendapat kesulitan dalam setiap modul yang dikerjakan, dan
peserta didik yang memiliki kecepatan belajar diatas rata-rata kelas. Bagi
peserta didik yang cepat bisa diberikan pengayaan, sedang bagi yang
dicapai.
terhadap tugas-tugas modul, hasil tes, dan ulangan dapat diperoleh tingkat
diulang, peserta didik yang wajib mengikuti remedial, dan yang mengikuti
program pengayaan.
2. Pengorganisasian
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam KTSP dan berbeda
seperti pengajaran remedial bagi siswa yang belum kompeten, pengayaan bagi
KBM selanjutnya
pembelajaraan berbasis KTSP mencakup tiga hal yaitu : pre tes, pembentukan
kompetensi, dan post test. Ketiga hal tersebut dijelaskan sebagai berikut ini :
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, pre tes memegang
peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Fungsi pre tes
pre tes maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus
mereka kerjakan.
pembelajaran.
khusus.
37
b. Pembentukan Kompetensi
pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil.
dalam waktu kurang dari alokasi atau kompetensi dalam waktu terjadwal,
KBM
Kompeten 75-85 %
berikutnya.
Akselerasi
c. Post test
halnya dengan pre tes, post tes juga memiliki banyak kegunaan, teutama
dikuasainya.
Evaluasi dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi oleh pihak dalam (guru
dan pengelola sekolah) yang selanjutnya disebut evaluasi diri dan evaluasi
oleh pihak luar (badan independen atau badan akreditasi sekolah). Sasaran
kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi,
a. Penilaian kelas
1) Ulangan harian
soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur
2) Ulangan umum
semester pertama.
3) Ujian akhir
kelas tinggi. Hasil evaluasi ujian akhir ini terutama digunakan untuk
d. Benchmarking
sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang
e. Penilaian program
5. Pelaporan
sebagai berikut :
a. Laporan guru
tentang hambatan yang dihadapi, upaya yang telah ditempuh, dan atau
kegagalan yang terjadi karena adanya hambatan yang tidak bisa diatasi.
Pencapaian
Kompetensi mata pelajaran
disampaikan kepada orang tua siswa dan siswa yang bersangkutan. Wali
pembinaan yang pernah dilakukan atau kasus yang terjadi dari kelas
Profil pencapaian
kompetensi per kelas Kepala sekolah
Laporan
Wali kelas
Pencapaian
Kompetensi per siswa Ortu & siswa
Pengakuan pengguna
lulusan Laporan Komite
Orang tua
Akreditasi
DinasPendidikan
1. Pengertian Pembelajaran
dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa menjadi
belajar.
belajar.
dipelajari.
2. Ciri-Ciri Pembelajaran
pembelajaran.
dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaaan antara sistem yang dibuat oleh
3. Tujuan Pembelajaran
pembelajaran suatu program atau bidang pelajaran itu ditinjau dari hasil belajar
48
akan muncul aspek psikologis atau “human ability”, fungsi pendidikan pada
(Sugandi 2006:23).
ability” dapat dibedakan atas potensi cognitive domain, affective domain, dan
physchomotor domain.
rendah sampai dengan tinggkat tinggi. Keenam kategori itu tersusun secara
hirarkis yang berarti tujuan pada tingkat diatasnya dapat dicapai apabila
ungkapannya sendiri.
elemen.
kategori yaitu :
1) Pengenalan (Receiving)
mematuhi dan ikut serta terhadap sesuatu gagasan, benda, atau sistem
nilai.
4) Pengorganisasian (Organization)
dipilih.
5) Pengamalan (Characterization)
yaitu :
51
1) Peniruan (Imitation)
otomatis, bahkan mungkin masih salah tidak sesuai dengan yang ditiru.
2) Manipulasi (Manipulation)
4) Artikulasi (Articulation)
5) Naturalisasi (Naturalization)
efisien.
secara sistematik ditarik dari berbagai disiplin ilmu sosial, seperti antropologi,
hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas
ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan
bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang
perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol
Sejarah
Ilmu Politik
Geografi Ekonomi
Ilmu
Pengetahuan
Sosiologi Sosial Psikologi
Sosial
Filsafat
Antropologi
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi
kebudayaan masyarakat.
masyarakat.
masyarakat.
serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Salah satu di antaranya adalah
dipelajarinya.
pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu
permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai disiplin atau
Geografi.
ekonomi.
57
Persebaran,
Sejarah kondisi fisik
perkembangan Sejarah Geografi daerah objek
daerah wisata
pariwisata
PENGEMBANGAN
PARIWISATA
Partisipasi Dampak
masyarakat Sosiologi Ekonomi terhadap
kesejahteraan
masyarakat
Pengaruh terhadap Politik
perkembangan
masyarakat di
sekitar objek wisata
Dasar yang terdapat pada beberapa disiplin yang tergabung dalam Ilmu
Pengetahuan Sosial.
ekonomi, sosial, dan budaya. Juga dapat dari faktor historis kronologis dan
PEMUKIMAN
KUMUH
Perilaku
terhadap aturan Faktor historis
tertentu.
masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga masa kini. Pada
sekolah menengah pertama, sejarah merupakan bagian dari mata pelajaran IPS.
Sebagai bagian dari mata pelajaran IPS, maka sejarah terkait dengan struktur
suatu bangsa tidak lepas dari masa lalunya, termasuk bangsa Indonesia.
Namun arti penting sejarah suatu bangsa banyak yang kurang menyadari. Kita
melupakan bahwa sejarah adalah dasar bagi identitas nasional yang merupakan
salah satu modal utama dalam membangun bangsa kita, baik dimasa kini
sejarah.
sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan.
61
keilmuan (sejarah)
bagian dari Bangsa Indonesia yang harus memiliki rasa kebanggaan dan
Oleh karena itu, pembelajaran sejarah sangat penting artinya untuk diajarkan
di sekolah-sekolah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka,
pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).
Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam
variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu
kebutuhan.
daripada generalisasi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(setting) Disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan
yang alamiah, obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya,
tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi
sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut diperoleh dengan metode
langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih
peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama
(Moleong 2002:9). Dalam hal ini, peneliti berusaha untuk masuk ke dalam dunia
konseptual para subyek yang diteliti sedemikian rupa sehingga mereka mengerti
64
apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar
B. Fokus Penelitian
yang disebut dengan fokus penelitian, yang berisi pokok masalah yang masih
adalah bahwa fokus penelitian merupakan domain tunggal atau beberapa domain
yang terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, gejala itu bersifat
sosial yang diteliti meliputi aspek tempat (places), pelaku (actor) dan aktivitas
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka yang menjadi
fokus dalam penelitian ini adalah pemahaman guru sejarah mengenai kurikulum
Sejarah serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi KTSP
2006/2007.
65
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
(1984:47) menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah
kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak
sekunder yang peneliti gunakan dalam penelitian ini berupa dokumen sekolah
bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
66
pertimbangan tertentu. Fokus dalam penelitian ini adalah pemahaman guru sejarah
pembelajaran IPS Sejarah serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
Dengan mengacu pada fokus penelitian tersebut, maka sampel sumber data
yang ditentukan adalah : guru-guru IPS sejarah di SMP Negeri 21 Semarang serta
para peserta didik. Adapun pertimbangan mengambil sampel sumber data tersebut
data yang pada awalnya jumlahnya sedikit lama-lama menjadi besar. Hal ini
dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit tersebut belum mampu
memberikan data yang lengkap, maka mencari orang lain lagi yang dapat
digunakan sebagai sumber data. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam
penelitian ini apabila informasi yang diperoleh dianggap belum lengkap, maka
peneliti akan mencari informan lain yang dianggap lebih menguasai dari
yang berkompeten.
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian kualitatif, data
67
yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, maka metode yang digunakan untuk
1. Observasi Partisipatif
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
do, listent to what they say, and participates in their activities” maksudnya
mereka.
partisipasi pasif (passive participation), jadi dalam hal ini peneliti datang
ditempat kegiatan orang yang diamati, akan tetapi tidak ikut terlibat dalam
IPS Sejarah.
pada salah satu jawaban yang telah peneliti sediakan pada rambu-rambu
68
tersebut.
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
proses tanya jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan
secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan
langsung untuk berbagai jenis data sosial, baik yang terpendam (latent)
sejarah di SMP Negeri 21 Semarang, serta para peserta didik dan Wakil
69
Kepala Sekolah (apabila informasi yang diperoleh dianggap masih kurang oleh
adanya pencatatan data, dalam hal ini peneliti menggunakan tape recorder
tidak setiap informan suka dengan adanya alat tersebut karena merasa tidak
bebas ketika diwawancarai, maka peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada
buku catatan yang berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber
data. Selain itu juga berguna untuk membantu peneliti dalam merencanakan
dengan baik, dan peneliti memiliki bukti bahwa telah melakukan wawancara
kepada informan atau sumber data, maka peneliti menggunakan camera digital
informan atau sumber data. Dengan adanya foto ini, maka dapat meningkatkan
data.
3. Studi Dokumentasi
mengenai hal-hal atau variabe yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik
dan seni yang telah. Akan tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen
relevan dengan penelitian ini. Studi dokumen resmi yang dilakukan peneliti
F. Keabsahan Data
menggunakan teknik yang tepat, maka akan diperoleh hasil penelitian yang benar-
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
dua macam yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Dalam penelitian ini,
1. Triangulasi Teknik
mendapatkan data dari sumber data yang sama. Adapun trianggulasi teknik
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Hal ini dapat
Observasi
Partisipatif
Dokumentasi
2. Triangulasi Sumber
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Wawancara mendalam
diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Selain itu, dengan triangulasi
pendekatan.
Menurut Bogdan & Taylor, analisis data kualitatif adalah upaya yang
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong 2004:248).
kualitatif ialah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
lapangan. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika
mungkin, teori yang grounded. Namun dalam kenyataannya analisis data kualitatif
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
gambar berikut :
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
Kesimpulan-kesimpulan
Penarikan/verifikasi
analisis yang kedua yaitu model analisis interaksi atau interactive analysis models
berbagai jenis data dan bentuk data yang ada di lapangan, kemudian
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
Proses reduksi data dalam penelitian ini dapat peneliti uraikan sebagai
penelitian berlangsung yang masih bersifat kasar atau acak ke dalam bentuk
sederhana berkaitan dengan fokus dan masalah. Langkah ini dilakukan dengan
77
terlebih dahulu peneliti membaca dan mempelajari semua jenis data yang
kalimat faktual saja tetapi berupa paragrap penuh. Ketiga, setelah satuan
setiap satuan. Tujuan koding agar dapat ditelusuri data atau satuan dari
sumbernya.
sejenisnya. Selain itu, dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan
Penyajian data dalam penelitian ini peneliti paparkan dengan teks yang
penarikan kesimpulan atau Verification ini didasarkan pada reduksi data yang
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
H. Langkah-Langkah Penelitian
Perkiraan muncul dari hasil membaca berbagai sumber tertulis dan juga hasil
konsultasi dengan pihak-pihak yang berkompeten dalam hal ini yaitu dosen
2. Tahap Eksplorasi
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama
sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi
2007 sampai dengan hari Rabu, 30 Mei 2007. Atas persetujuan Wakil Kepala
Sekolah serta guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas VII, VIII dan IX, peneliti
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
jenuh.
guru-guru IPS Sejarah kelas VII, VIII dan IX, selain itu untuk mengecek
analisis data selesai. Pada tahap ini peneliti juga melakukan pengecekan
terhadap hasil penelitian agar laporan hasil penelitian tersebut kredibel. Hasil
penelitian yang sudah tersusun maupun yang belum tersusun sebagai laporan
BAB IV
A. Hasil
resmi dari pihak sekolah, maka diperoleh mengenai profil dari sekolah yang
SMP Negeri 21 Semarang termasuk salah satu Sekolah Standar Nasional (SSN)
yang ada di Kota Semarang. Kedisplinan menjadi kunci keberhasilan SMP Negeri
21 Semarang dalam meraih prestasi terbaik dalam bidang akademik maupun non
akademik baik di tingkat lokal maupun tingkat nasional. Prestasi terakhir yang
diraih oleh SMP Negeri 21 Semarang dalam bidang akademik yaitu peringkat ke
dua tingkat Kota Semarang untuk nilai rata-rata komulatif seluruh mata pelajaran
SMP Negeri 21 Semarang memiliki visi dan misi sekolah, adapun visi dari
SMP Negeri 21 Semarang adalah “Handal Dalam Prestasi Santun Dalam Pekerti
1977. Sekolah ini terletak di jalan Karangrejo Raya No 12, Desa Srondol Wetan,
mengelilingi SMP Negeri 21 Semarang yaitu sebelah barat terdapat gedung SMA
sebelah utara terdapat gedung SMA Negeri 4 Semarang, sebelah selatan terdapat
Jalan Karangrejo Raya dan pertokoan (Sumber : Dokumen Tata Usaha SMP N 21
Semarang).
yang cukup kondusif dan sangat strategis, sehingga sangat baik untuk proses
kegiatan belajar mengajar. Adapun potensi lingkungan yang dimiliki sekolah ini
antara lain hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan orang tua atau
wali murid, sarana ibadah yang cukup memadai serta memiliki mushola yang
disekeliling sekolah telah dipagar tembok, memiliki gedung serbaguna yang dapat
Selain itu, untuk menuju ke SMP Negeri 21 Semarang banyak sekali akses yang
Semarang dengan pusat kota kurang lebih 15 km. Luas sekolah secara keseluruhan
sekolah ini adalah 14.922 M2, terdiri atas : luas bangunan 3.335 M2, luas ruang
(gedung sekolah) 3.921 M2, luas ruang teori kelas 2.798 M2 dan lain-lain sekitar
meliputi antara lain dua puluh dua ruang kelas, satu ruang laboratorium IPA, satu
ruang perpustakaan, satu ruang keterampilan, satu ruang BP/BK, satu ruang aula
kecil, satu ruang guru, satu ruang tata usaha, satu ruang UKS (unit kesehatan
sekolah), satu ruang laboratorium komputer, satu ruang kepala sekolah, satu ruang
wakil kepala sekolah, satu ruang urusan kurikulum, satu ruang OSIS, satu ruang
koperasi, satu ruang mushola, satu ruang pramuka, satu ruang aula, empat ruang
kantin, satu ruang laboratorium bahasa, satu ruang multimedia, empat belas ruang
kamar mandi / toilet, tiga ruang jaga atau penjaga sekolah, satu ruang tempat
SMP Negeri 21 Semarang juga memiliki sarana dan prasarana yang dapat
memiliki fasilitas internet, website, hot spot, mesin riso, komputer, mesin foto
copy, peralatan tata boga, lapangan olah raga (tenes lapangan, tenes meja, bola
voli, basket, dan foot shal), OHP, LCD, televisi, radio, tape, peta-peta, globe,
ekslusif yaitu kelas ICT (Information and Communication Technology), kelas ICT
83
dilengkapi dengan sarana dan prasarana belajar yang lengkap dan canggih yaitu
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dilengkapi dengan LCD dan OHP, serta
ruangan yang ber-AC. Jumlah siswa kelas ICT untuk saat ini hanya sebanyak 20
siswa dan terbatas hanya untuk kelas VII. Rencananya mulai tahun ajaran
2007/2008 kelas ICT akan ditambah menjadi dua kelas yaitu kelas VII dan kelas
VIII.
dengan rincian yaitu 43 orang sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), 2 orang
sebagai guru bantu, 3 orang sebagai guru TPHL, 4 orang sebagai guru tidak tetap
berijazah S1, 8 orang berijazah D3, 5 orang berijazah D2/D3. Untuk guru mata
pelajaran IPS Sejarah terdiri dari 4 orang guru yaitu Dra. Lestari Nurmananik
mengampu kelas VII, Supatemi, S.Pd mengampu kelas VIII, Anies Salamah, S.Pd
mengampu kelas XI serta Triyana, S.Pd mengampu kelas ICT. Sedangkan tenaga
karyawan sebagai pegawai tetap dan 9 karyawan sebagai pegawai tidak tetap
Jumlah siswa yang aktif belajar di SMP Negeri 21 Semarang pada tahun
ajaran 2006/2007 sebanyak 947 siswa yang terdiri dari kelas VII sebanyak 331
siswa, kelas VIII sebanyak 296 siswa, dan kelas IX berjumlah 320 siswa. Kondisi
orang tua siswa juga sangat beragam yaitu terdiri dari 40 % pegawai negeri, 15 %
84
swasta. Pendidikan para orang tua siswa juga sangat beragam meliputi 3 %
2. Deskripsi Data
pembelajaran IPS Sejarah serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
berikut ini disajikan hasil wawancara dengan beberapa informan dalam penelitian,
selain itu peneliti juga akan mendiskripsikan data dari hasil observasi dan studi
dokumentasi.
Pendidikan (KTSP)
hasil wawancara dengan guru-guru IPS Sejarah kelas VII, VIII dan IX.
Dra. Lestari Nurmananik selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas
Sementara itu, Supatemi, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah
Anis Salamah selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas IX SMP
1) Persiapan Pembelajaran
diketahui persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru IPS Sejarah SMP
a) Pengembangan Program
Program tahunan yang disusun oleh guru IPS Sejarah SMP Negeri 21
oleh guru IPS Sejarah SMP Negeri 21 Semarang berisikan tentang bulan,
semester dan program modul. Dari program ini dapat teridentifikasi siswa-
belajarnya.
hasil tes, dan ulangan. Hal ini berdasarkan pernyataan Supatemi, S.Pd selaku
guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas VIII SMP Negeri 21 Semarang sebagai
berikut :
89
sebagai berikut :
“Setiap ada siswa yang nilainya masih kurang, siswa akan dipanggil
oleh pihak sekolah untuk diberi pengarahan agar mengikuti program remedial
“ (wawancara tanggal 12 Mei 2007).
konselor, hal ini berdasarkan pernyataan Drs. Hasan Budisulistyo selaku wakil
Pembelajaran (RPP).
90
Dra. Lestari Nurmananik selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas
Sementara itu, Supatemi S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah
berikut:
pernyataan Dra. Lestari Nurmananik selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah
dengan Supatemi, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas XI SMP
dimulai pada tanggal 10 Mei 2007-30 Mei 2007 diketahui bahwa penyusunan
RPP yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS Sejarah SMP N 21
Semarang telah sesuai dengan acuan dalam KTSP. Guru telah diberi
dengan kondisi dan potensi sekolah serta dengan karakteristik peserta didik.
pada tanggal 20 Maret-30 Mei 2007 dapat diketahui bahwa kegiatan awal atau
persiapan bahan pembelajaran baik oleh guru atau siswa. Berikut hasil
Dra. Lestari Nurmananik selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas
Sementara itu, Supatemi S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah
melakukannya, hal ini karena waktu yang tersedia terbatas. Berikut hasil
wawancara dengan Dra. Lestari Nurmananik selaku guru mata pelajaran IPS
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Rani siswa kelas VII SMP N
21 Semarang mengatakan :
95
serta studi dokumentasi yang mulai dilakukan pada tanggal 27 Maret-30 Mei
2007 dapat diketahui kegiatan yang dilakukan pada proses pembelajaran IPS
akan lebih senang dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Selama ini
proses pembelajaran hanya dilakukan di ruang kelas dan perpustakaan.
Sebenarnya ada program untuk melakukan kegiatan belajar di luar ruang
kelas, namun karena terbatasnya waktu yang tersedia sehingga program
tersebut tidak dapat dilaksanakan secara optimal” (wawancara tanggal 10
Mei 2007)
wawancaranya.
97
berikut :
mengatakan bahwa :
2007) dapat diketahui bahwa selama proses pembelajaran IPS Sejarah guru
Budisulistyo menjelaskan :
Anis Salamah selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas XI SMP
N 21 Semarang mengemukakan :
dituntut untuk tidak hanya diam, oleh karena itu siswa harus mengetahui
terlebih dahulu materi yang akan dipelajari. Selain itu, guru memberikan
Berikut hasil wawancara (tanggal 10-30 Mei 2007) dengan guru mata
pelajaran IPS Sejarah, wakil kepala sekolah serta dari beberapa siswa SMP N
Dra. Lestari Nurmananik selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Rani, siswa kelas VII SMP N
“Bu Nani sering melakukan penilaian kelas seperti model uraian dan
test lisan (pertanyaan langsung). Bu Nani pernah mengadakan program remidi
yaitu setelah ulangan harian terprogram dan semester, selain itu juga
melakukan program pengayaan. penilaian kelas dilakukan sebanyak 2 – 3 kali”
(wawancara tanggal 12 Mei 2007)
Sementara itu, Supatemi S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah
“Model penilaian kelas yang saya lakukan misal dari keaktifan, test,
kekompakan, penguasaan meteri. Saya lebih mementingkan penilaian proses
102
tersebut.
Dra. Lestari Nurmananik selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas
Sementara itu, Supatemi S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah
Supatemi, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS Sejarah kelas VIII SMP
Sementara itu guru IPS Sejarah kelas VII SMP N 21 Semarang yaitu
Uraian serupa juga dikemukakan oleh guru IPS Sejarah kelas XI SMP
Semarang mengemukakan :
3. Pembahasan
Pendidikan (KTSP)
karakteristik para peserta didik. Selain itu, dalam pengembangan KTSP harus
(Permendiknas).
ketercapaiannya. Guru adalah figur yang sangat berperan dalam proses dan
hasil belajar siswa. Karakter guru perlu dibangun sesuai dengan kebutuhan dan
terbatas. Mereka hanya mengetahui secara garis besarnya. Guru hanya mampu
memahami konsep dasar KTSP secara singkat seperti pengertian KTSP, SKL,
SI, RPP serta perbedaan yang mendasar antara KTSP dengan kurikulum-
guru hanya sebagai “mesin pelaksana” dari paket kurikulum yang sudah
a) Pengembangan Program
lain :
dasar.
mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan akan dicapai dalam semester
penjabaran dari program semester dan program modul. Melalui program ini
dapat diketahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan yang perlu diulang bagi
pelengkap dan penjabaran dari program mingguan dan harian. Dari program
kecepatan belajarnya.
109
konseling atau konselor kepada para siswa yang menyangkut pribadi, sosial,
mingguan dan harian yang disusun oleh guru-guru IPS Sejarah di SMP Negeri
21 Semarang telah disusun sesuai dengan acuan dalam KTSP. Para guru
yang berarti.
(1) Mendaftar kompetensi dasar pada setiap unit berdasarkan hasil pemetaan
(2) Mengisi jumlah jam pelajaran setiap unit berdasarkan hasil analisis
(4) Membagi habis jumlah jam pelajaran efektif ke semua unit pembelajaran
IPS Sejarah SMP N 21 Semarang sudah sesuai dalam konsep KTSP yaitu
berdasarkan teori belajar tuntas. Seorang peserta didik dipandang tuntas belajar
110
yang menyangkut pribadi, sosial, belajar, dan karier. Konsep ini sudah
belum dilaksanakan oleh guru IPS Sejarah di SMP Negeri 21 Semarang dalam
maka silabus tersebut akan direvisi atau disesuaikan dengan kondisi sekolah
yang ada. Namun sebaliknya apabila silabus dari Depdiknas ternyata sesuai
dengan kondisi sekolah, maka silabus tersebut akan digunakan oleh guru
tersebut.
111
(Muslich 2007:28-30)
dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah. Selain itu,
dalam KTSP mata pelajaran IPS Sejarah telah terintegrasi menjadi satu
kedalam IPS terpadu, dengan adanya hal tersebut akan semakin memudahkan
melaksanakan sesuai dengan konsep KTSP. Dalam konsep KTSP guru diberi
guru sebagai berikut : (1) ambilah satu unit pembelajaran (dalam silabus) yang
kompetensi dasar. (3) tentukan indikator (4) tentukan alokasi waktu (5)
tersebut, karena guru sudah mendapat acuan atau pedoman dalam penyusunan
RPP tersebut. Dalam penyusunan RPP guru diberi kebebasan untuk mengubah,
tetap berada pada diri siswa, dan guru hanya bertanggung jawab untuk
(Muslich 2007:48)
memahami materi.
kompetensi atau materi yang harus dikuasai siswa dan waktu yang tersedia.
penunjang dari beberapa penerbit, Lembar Kerja Siswa (LKS), serta dari
dan sesuai dengan materi pembelajaran. (4) sumber belajar atau media
2007:89)
belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri. Penilaian hasil belajar
penilaian program.
2007:89)
pembelajaran
sebagai berikut :
giat belajar.
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar itu dinilai, baik kognitif,
(8) Adil, yaitu tidak ada peserta didik yang diuntungkan atau dirugikan
21 Semarang meliputi dua model yaitu non tes dan tes. Model non tes
pembelajaran, sedangkan model tes meliputi tes lisan, tes tertulis (tes
yaitu seorang siswa dianggap tuntas belajar jika siswa tersebut mampu
belum mencapai nilai tersebut maka siswa tersebut dikatakan belum tuntas
Sejarah
Dari hasil deskripsi dan analisis data dapat disimpulkan bahwa faktor
antara lain :
propinsi.
terlaksananya KTSP.
(4) Setiap satu bulan sekali dilakukan evaluasi yang dikemas dalam
hukuman (punishment).
adanya sistem penilaian kerja untuk dapat mengukur hal tersebut. Sistem
Hasil penilaian kinerja berujung pada dua hal yaitu penghargaan atau
yang mendapat nilai 10 dalam setiap mata pelajaran yang diujikan dalam
120
reward semacam ini sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam belajar.
Dari hasil deskripsi dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa
Semarang sudah cukup tua dan banyak kesibukan yang harus dilakukan,
KTSP. Hal ini disebabkan karena guru dituntut untuk mengajar lebih dari
d) Banyak siswa yang kurang siap untuk mandiri dalam belajar, hal ini
karena siswa masih terbiasa dengan sistem konvensional yaitu siswa selalu
pasif dalam pembelajaran. Hal ini jelas sangat berbeda dengan KTSP, saat
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
konsep dasar KTSP secara singkat seperti pengertian KTSP, SKL, SI, RPP
sebelumnya.
2. Proses Pembelajaran
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Negeri 21 Semarang
B. Saran
selain itu, guru dituntut harus lebih inovatif dan kreatif dalam penggunaan
metode pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press.
Pusat Kurikulum. 2006. Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS). Jakarta : Balitbang Depdiknas.
Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang : UPT MKK Unnes Press.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.