Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yangh mana atas berkat dan
HUKUM ISLAM” ini dengan baik meskipun masih banyak terdapat kesalahan di sana
sini.
Dan tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang
khususnya mahsiswa dan mahasiswi yang mempelajari makalah ini. Semoga makalah
Penulis
Kelompok
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................ 1
Daftar isi......................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 3
A. latar belakang....................................................................... 3
B. Rumusan masalah................................................................. 3
B. Tujuan.................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................4
A. Kesinpuan................ ......................................................... 11
B. Saran.................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
secara individual maupun sosial. Syari'at dan hukum merupakan bagian dari
kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah
wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak
yang benar terhadap makna dan pesan yang dikandung ayat. Namun
dan surat-surat yang ada di dalam mushaf Al-Qur'an tidak berurutan berdasarkan
sejarah turunnya. Selain itu Al-Qur'an juga memakai bahasa dan sastra Arab yang
tinggi. yang tidak mungkin bisa dipahami dengan baik kecuali dengan penguasaan
bahasa Arab dan tata bahasanya, ilmu Balagah dan sastra Arab Jahiliyah.
Oleh karena itu, seseorang yang ingin mengambil istinbath hukum dari Al-Qur'an
dituntut untuk memenuhi beberapa persyaratan dan memakai metode dan kaedah
B. RUMUSAN MASALAH
3
3. apakah metode yang di gunakan dalam beristimbat?
C. TUJUAN
pembaca khususnya maha siswa dan maha siswi yang mempelajari makalah ini
tentang tentang istimbat hokum islam dan metodenya serta sejarahnya. Selain dari
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Istimbat
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa istinbath hukum Al-Qur'an adalah
Zarkasyi: "Tafsir adalah ilmu yang digunakan untuk memahami kitab Allah yang
merupakan bagian dari objek pembahasan ilmu tafsir. Karena itu metode umum
yang dipakai untuk tafsir Al-Qur'an juga mencakup metode istinbath hukum. Di
dalam ilmu tafsir, secara umum ada dua metode yang dipakai dalam memahami
makna dan isi kandungan ayat Al-Qur'an, yaitu metode tafsir bi an-Naql dan
Metode naqly adalah metode tafsir bi al-ma'tsur atau disebut juga dengan
tafsir bi ar-riwayat yang meliputi tafsir Al-Qur'an dengan Al-Qur'an, tafsir Al-
Qur'an dengan sunnah nabi Muhammad Saw., tafsir Al-Qur'an dengan riwayat
yang bersumber dari para sahabat dan tafsir Al-Qur'an dengan riwayat dari para
tabi'in.
5
Metode Naqly inilah yang umumnya dipakai oleh para shahabat dan tabi'in.
dan inilah metode yang terbaik dalam memahami pesan-pesan dan kandungan Al-
Adapun yang dimaksud dengan metode selain naql adalah tafsir al-aqly yang
mufassir. Para ulama juga menyebut metode tafsir al-aqly ini dengan tafsir bi ar-
Perlu diingat bahwa dua metode ini bukanlah metode yang saling bertolak
belakang. Karena kalau ditinjau dari sejarah dan syarat-syaratnya, metode tafsir
kaedah dan metode istinbath hukum. Sebab hukum di masa itu mereka
b. Periode Shahabat
6
Karena pengetahuan mereka terhadap kaedah, manhaj dan metode istinbat
berkat fitrah dan kecertdasan otak yang dimiliki membuat mereka mudah
an-nuzul, ayat nasikh dan mansukh, serta 'illat ayat dan hukumnya. Selain
maknanya dari Al-Qur'an sendiri dan riwayat shahih dari Rasulullah Saw.
mereka.
Arab.
7
Namun demikian, hingga akhir periode shahabat belum ada keadaan
c. Periode Tabi'in
hukum masih berlaku hingga masa tabi'in. Namun di masa ini – terutama
pada abad kedua dan ketiga – para mujtahid islam semakin banyak
metode istinbat hukum yang dikodifikasi dan diakui oleh semua kalangan.
Setelah masa tabi'in, pada abad kedua Hijriyah terjadi gerakan kodifikasi
Hadits. Para ulama tafsir – semisal Sufyan bin Uyainah (w.198 H), Waki' bin
tafsir ayat ahkam dan lainnya masih bercampur aduk, dan itu pun masih
terbatas pada kumpulan sanad yang berasal dari para shahabat, tabi'in dan
tabi'in tabi'in.
8
Metode istinbath hukum yang dipakai oleh para mufassirin di saat ini
Qur'an tersebut adalah Imam Syafi'i rahimahullah (150-204 H). Metode yang
ilmu ushul fiqh. Para ulama' – juga dari kalangan mufassirin – di masanya
Pada dasarnya, metode dan kaedah istinbath hukum yang dipakai oleh para
ulama tafsir sama dengan yang dipakai oleh para ulama fiqih. Dalam hal ini para
ulama Islam sepakat bahwa Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah Saw. adalah
modal yang paling utama. Untuk itu para ulama sepakat agar seseorang yang ingin
1. Bahasa Arab.
2. Nahwu
3. Sharaf
8. Ilmu Qira'at
9. Ilmu Tauhid
9
10. Ushul Fiqih
penulis disini hanya menggambarkannya secara ijmaly. Secara garis besar, hal-
hal yang harus diperhatikan sebelum mengambil istinbath hukum adalah sebagai
berikut:
- musytarak
beserta pembagian-pembagiannya.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa istinbat hukum secara metode
dan praktek telah ada sejak masa Nabi Muhammad Saw., kemudian dilanjutkan
oleh para shahabat dan tabi'in. Hanya saja belum dikodifikasi sebagai sebuah
disiplin ilmu. Para sahabat dan tabi'in mengambil istinbat istinbath hukum selalu
dari dalil-dalil naqly kecuali jika ada keadaaan yang menuntut mereka untuk
berijtihad. Metode dan kaedah shahabat inilah yang kemudian diambil dan
Wallahu a'lam…
B. SARAN
Terima kasih kami ucapakan kepada para pembaca makalah ini khususnya
maha siswa dan maha siswi yang mempelajari makalah ini semoga makalah ini
dapat bermampa’at bagi kita semua. Mungkin makalah ini masih banyak di
temukan kesalahan dan mungkin masih jauh dari sempurna. untuk itu kami
11
DAFTAR PUSTAKA
12