Professional Documents
Culture Documents
Excavator
Tugas Besar
State Politechnic Of Jakarta
DAFTAR ISI
Cover 1
Daftar Isi 2
Daftar Gambar 5
Daftar Tabel 7
Daftar Video 7
BAB I 8
PENDAHULUAN 8
BAB II 10
SEJARAH PERKEMBANGA N EXCAVATOR 10
BAB III 14
DASAR TEORI 14
3.1 Definisi Excavator 14
3.2 Komponen Excavator 18
3.3.1 Excavator Sebagai Alat Penggali 18
A. Alat Penggali Hidrolis 19
1. Front Shovel 19
3 DIV Jalan Tol | Politeknik Negeri Jakarta
Excavator-Bagus Juang Wiantoro 3
BAB IV 37
PRODUKSI EXCAVATOR 37
BAB V 43
5.5 Helm 45
5.8 Masker 46
5.9 Tangga 46
5.10 P3K 46
DAFTAR PUSTAKA 47
Daftar Gambar
Excavator Component
Gambar 3.
Gambar
Daftar Tabel
Tabel 3.2 produksi ideal power shovel dan tinggi gali optimal
Tabel 3.3 Faktor koreksi sudut putar dan % tinggi gali optimal pada produksi power shovel
Table 3.5 Produksi ideal dragline boom pendek dan gali optimal
Tabel 3.6 Faktor koreksi swing dan % dalam gali optimal dragline
Daftar Video
video(2).flv
video(3).flv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dar penulisan makalah ini adalah :
Memenuhi persyaratan mengikuti UAS
Mengetahui dengan rinci excavator
Mengetahui berbagai macam metode pengoperasan excavator
Mengetahui Produksi alat excavator berdasarkan kondisi excavator
Untuk mempermudah penulis dan para pembaca membaca makalah ini maka penulisan
makalah ini menggunakan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan latar belakang, tujuan, batasan masalah pada proses menentukan
produksi alat.
Pada bab ini aan dibahas tentang sejarah excavator yang dimulai dari awal perkembangan
excavator dibebarapa negara sampai saat ini.
Dasar teori merupakan bab yang berisikan dasar-dasar teoritis atau konsep-konsep yang
digunakan sebagai dasar pemikiran untuk membahas suatu hal yang ada hubungannya dengan
excavator.
Bab ini membahas tentang produksi excavator serta perhitungan HSP untuk alat ini.
BAB V KKK
Bab ini berisi alat kerja yang digunakan untuk mengamankan pekerja serta untuk mencapai
kesuksesan proyek berupa zero accident
BAB II
Excavator juga disebut sebagai penggali 360 derajat, kadang-kadang disingkat hanya
ke 360. Tracked excavator trackhoes kadang-kadang disebut dengan analogi dari
backhoe. Meskipun 'kembali' dalam backhoe mengacu pada tindakan ember (yang menarik
"kembali" ke arah mesin) dan bukan lokasi sekop, excavator juga kadang-kadang disebut
sebagai fronthoes atau bahkan hanya "cangkul". Di Amerika Utara, menggali excavator
kadang-kadang disebut sebagai "hi-cangkul" dan sering hanya sebagai "sekop".
Di Inggris, excavator beroda kadang-kadang dikenal sebagai 'Karet itik'.
Di Jepang, alias Yumbo adalah nama yang lebih populer untuk excavator. Pada tahun
1954 setelah hak paten ini diperoleh dari Italia,perusahaan Perancis
penggali SICAM menghasilkan model Yumbo S25. SICAM lisensi teknologi ini untuk banyak
perusahaan, seperti Drott diAmerika Serikat, Priestman di Inggris, dan Mitsubishi di Jepang
dan negara-negara lain pada awal tahun 1960-an. [3] penggali pertama dari Mitsubishi
menggunakan teknologi ini bernama Yumbo Y35 yang ditujukan untuk pasar internasional
pada tahun 1961. Sejak itu, Yumbo telah menjadi nama yang populer dan de facto standar di
Jepang karena digunakan dalam iklan Baris walaupun hal ini bukan
Excavator datang dalam berbagai ukuran. Yang lebih kecil disebut mini atau compact
excavator. mini terkecil beratnya 1610 kg (3549 lb) dan memiliki 19 hp, model terbesar
mereka berat 84.980kg (187.360 lb) dan 513 hp.
Namun hal ini jauh dari excavator terbesar yang tersedia, adalah , beratnya lebih dari
550.000 kg, telah 3000hp dan memiliki ukuran ember 34,0 m³
Tugas utama mesin dalam Excavator adalah mendorong pompa hidrolik, biasanya ada
3 pompa, dua pompa utama adalah untuk memasok minyak pada sampai
5000 psi untuk domba jantan, membunuh motor, trek motor, dan aksesoris. Pompa ketiga
adalah untuk Pilot Control, ini adalah tekanan yang lebih rendah (700 psi) digunakan untuk
rangkaian kontrol katup spul, hal ini memungkinkan untuk mengurangi usaha yang
diperlukan saat mengoperasikan kontrol.
Boom utama menempel ke rumah, dapat menjadi salah satu dari 3 konfigurasi yang
berbeda, Sebagian besar Mono booming, ini tidak terlepas dari gerakan lurus ke atas dan ke
bawah, beberapa bagian lain memiliki Knuckle Boom yang juga dapat bergerak ke kiri dan
kanan sesuai dengan mesin, pilihan lain adalah engsel di dasar boom memiliki hydraulically
pivot hingga 180 ° independen ke rumah, namun hal ini umumnya tersedia hanya
untuk kompak excavator.
Melekat pada akhir Boom adalah Stick (atau ciduk lengan), tongkat penggalian
memberikan gaya yang dibutuhkan untuk menarik ember melalui tanah, tongkat panjang
adalah opsional, tergantung apakah mencapai tongkat atau break-out daya (lebih pendek
stick) diperlukan.Di ujung tongkat biasanya sebuah ember. Sebuah lebar, kapasitas besar
(Lumpur) ember dengan lurus canggih digunakan untuk membersihkan dan meratakan atau di
mana material yang akan digali adalah lembut, dan gigi yang tidak diperlukan. Tujuan umum
(GP) ember umumnya lebih kecil, lebih kuat, dan memiliki sisi keras dan gigi pemotong yang
digunakan untuk menembus tanah yang keras dan bebatuan.Ember memiliki berbagai bentuk
dan ukuran untuk berbagai aplikasi. Ada juga banyak lampiran lain yang tersedia untuk harus
terpasang ke excavator untuk membosankan, merobek, menghancurkan, memotong,
mengangkat, dll
Bobcat Company
Kasus CE
Caterpillar Inc
Doosan Infracore (sebelumnya Daewoo Heavy Industries & Machinery)
Hitachi Construction Machinery
Hyundai Heavy Industries
John Deere
JC Bamford (JCB)
Komatsu Limited
ThyssenKrupp
Kobelco
Kubota
Liebherr
Manitowoc Cranes
Mitsubishi Heavy Industries
New Holland
Orenstein & Koppel (O & K)
Poclain
ST Kinetics
TEREX Corporation
Volvo Construction Equipment
Compact excavator
Dragline penggali
Mesin keruk
Power shovel
Suction penggali
BAB III
DASAR TEORI
Excavator adalah alat-alat berat yang terdiri dari sebuah boom (backhoe), ember dan taksi di
platform yang berputar (dikenal sebagai House). Rumah duduk di atas sebuah bawah mobil
dengan trek atau roda.Semua gerakan dan fungsi penggali orang dilakukan melalui
penggunaan fluida hidrolik, baik itu dengan Rams atau Motors.
Penggunaan
parit, lubang
Material handling
Pekerjaan kehutanan
Pembongkaran
Umum grading / lansekap
Angkat berat, misalnya mengangkat dan menempatkan pipa
Pertambangan, khususnya, tapi tidak hanya penambangan terbuka
Pengerukan sugai
Gambar 3.1
b. Arm
Gambar 3.2
c. Bucket
Gambar 3.4
2. Cylinder
a. Boom Cylinder
Gambar 3.5
b. Arm Cylinder
Gambar 3.6
c. Bucket Cylinder
Gambar 3.7
3. Upper Structure
Gambar 3.8
4. Operator Cab
Gambar 3.9
5. Center Frame
Gambar 3.10
Gambar 3.11
7. Others
Gambar 3.12
Yang termasuk alat gali adalah backhoe, power shovel atau juga dikenal sebahai front
shovel, dragline, dan clamshell. Backhoe dan power shovel juga disebut alat penggali hidrolis
karena bucket digerakan secara hidrolis. Alat-alat penggali ini memiliki as diantara alat alat
penggeraknya dan badan mesin sehingga alat berat tersebut dapat melakukan gerak memutar
walaupun tidak ada gerakan pada alat penggerak.
Pemilihan alat tergantung pada kemampuan alat tersebut pada suatu kondisi lapangan
tertentu. Perbedaan setiap alat gali adalah pada benda yang dipasang pada bagian depan, akan
tetapi semua alat tersebut memiliki kesamaan pada alat penggerak yaitu roda ban ataw
crawler. Alat beroda crawler umumnya dipilih jika alat tersebut akan digunakan pada
permukaan kasar atau kurang padat. Selain itu juga karena alat tersebut dalam
pengoprasiannya tidak perlu melakukan banyak gerak.
1. Front Shovel
Front shovel digunakan untuk menggali material yang letaknya diatas permukaan
tempat alat tersebut berada. Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka
didapatkan alat yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali
tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan kedalam truck atau alat angkut
lainnya. Alat ini juga dapat membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling).
Pada umumnya power shovel ini dipasang diatas crawler mounted, karena
diperolehkeuntungan besar antara stabilitas dan kemampuan floatingnya.. Macam shovel
dibedakan dalam dua hal. Ialah dengan kendali kabel dan shovel denga kendali hidroliis.
Alat ini mempunyai kemampuan untuk menggali material yang keras. Jika material
yang akan digali bersifat lunak maka front shovel akan mengalami kesulitan, dengan
demikian waktu enggalian akan lebih lama. Sama halnya dengan kondisi dimana permukaan
yang akan digali tidak sesuai dari ketinggian minimum yang diperboehkan untuk mengisi
bucket. Maka dari itu ada faktor penggali untuk ketinggian penggalian dan pengaruh sudut
putaran yang harus diperhatikan dalam menentukan produktifitas front shovel.
Gambar 3.
Kapasitas bucket front shovel tergantung jenis material. Oleh sebab itu ada faktor
koreksi didalam menentukan kapasitas bucket. Faktor koreksi tersebut dkalikan dengan
kapasitas bucket (heaped capacity)
Tabel 3.1
Material BFF %
Tanah dan tanah organic 80-110
Pasir dan kerikil 90-100
Lempung keras 65-95
Lempung basah 50-90
Batuan dengan peledakan buruk 40-70
Batuan dengan peledakan baik 70-90
Dalam memilih front shovel sebagai alat penggali, ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan. Pertama adalah biaya penggalian, kedua adalah kondisi pekerjaan. Biaya
penggalian tergantung besarnya pekerjaan, biaya yang harus dikeluarkan untuk mengali. Jika
pekerjaan dilakukan dengan waktu yang relative singkat, maka dapat digunakan beberapa
front shovel kecil atau satu front shovel besar. Alat pengangkutan yang tersedia juga dapat
mempengaruhi pemilihan besarnya front shovel yang akan dipakai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus kerja front shovel adalah kapasitas muat bucket,
gerakan bucket dengan muatan, pembongkaran muatan, dan gerakan bucket kosong, untuk
bucket berukuran antara 2,3 samapai 3,8 m3, waktu siklus front shovel adalah sebagai berikut
:
a. Waktu muat 7-9 detik
b. Waktu berputar dengan muatan 4-6 detik
c. Waktu bongkar 2-4 detik
d. Waktu berputar kembali 4-5 detik
Tabel 3.2 produksi ideal power shovel dan tinggi gali optimal
Keterangan :
B. Ukuran Shovel
Ukuran shovel didasarkan pada besarnya bucket yang dinyatakan dalam m3 atau cu-yd
dan dibedakan dalam keadaan isi peres (stuck)
C. Produksi Shovel
1. Pengaruh tinggi tebing galian terhadap produksi shovel.
2. Pengaruh sudut putaran (swing) terhadap produksi shovel
3 DIV Jalan Tol | Politeknik Negeri Jakarta
Excavator-Bagus Juang Wiantoro 23
Tabel 3.3 Faktor koreksi sudut putar dan % tinggi gali optimal pada produksi power shovel
Optimum (%)
45 60 75 90 120 150 180
40 0.93 0.85 0.85 0.80 0.72 0.65 0.59
60 1.10 1.30 0.96 0.91 0.81 0.73 0.66
80 1.22 1.12 1.04 0.98 0.86 0.77 0.69
100 1.26 1.16 1..07 1.00 0.88 0.79 0.71
120 1.20 1.11 1.03 0.97 0.86 0.77 0.70
140 1.12 1.04 0.97 0.91 0.81 0.73 0.66
160 1.03 0.95 0.90 0.85 0.75 0.67 0.62
2. Backhoe
Backhoe sering juga disebut pull shovel adalah alat dari golongan shovel yang dibuat
khusus dibuat untuk menggali material dibawah permukaan tanah atau dibawah tempat
kedudukan alatnya. Galian dibawah permukaan permukaan ini misalnya parit, lubang untuk
pondasi bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe ini jika
3 DIV Jalan Tol | Politeknik Negeri Jakarta
Excavator-Bagus Juang Wiantoro 24
dibandingkan dengan dragline adalah dan clamshell ialah karena backhoe dapat menggali
sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena kekauan konstruksinya, backhoe
ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat dan memuat hasil galian
kedalam truk.
Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat kendali dan
undercarriagenya. Sebagai alat kendali dapat digunakan kabel (cable controlled) atau hidrolik
(hydraulic cable ), dan sebagai undercarriagenya dapat digunakan crawler mounted atau roda
karet. Pada umumnya alat kendali kabel jarang digunakan dan yang banayak dijumpai adalah
dengan kendali hidrolik.
Untuk mulai menggali, backhoe bucket dijulurkan kedepan tempat galian, bila bucket
sudah pada posisi yang diinginkan lalu bucket diayun kebawah seperti dicangkulkan,
kemudian bucket diputar kearah alatnya sehingga arah lintasannya seperti pada gambar xx.
Setelah bucket terisi penuh lalu diangkat dari tempat penggalian dan dilakukan swing, dan
pembuangan material hasil galian dapat dilakukan ke truk atau tempat yang lain. Pada
penggalian pari, letak track axcavator harus sedemikian rupa sehingga arahnya sejajar dengan
arah memanjang parit, kemudian backhoe berjalan mundur.
D. Produksi Backhoe
Untuk menghitung produksi backhoe, faktor yang mempengaruhi adalah kapasitas
bucket, dalamnya galian, jenis material yang digali, sudut swing, dan keadaan manajemen
atau medan. Produksi backhoe secara umum dapat ditentukan dengan rumus.
Produksi = 60 x BC x JM x FF (m3/jam)
T
Dimana :
3. Dragline
Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat angkut.
Pada umumnya power shovel sampai dengan kapasitas 2,5 cu-yd dapat diubah menjadi
dragline, dengan melepaskan boom shovel diganti boom dan bucket dragline. Untuk beberapa
proyek, power shovel atau dragline digunakan untuk menggali, tetapi dalam beberapa hal,
dragline memiliki keuntungan. Dragline biasanya tidak perlu masuk kedalam tempat galian
untuk melaksanakan pekerjaannya, dragline dapat bekerja dengan ditempatkan pada lantai
kerja yang baik, kemudian menggali pada tempat yang penuh air atau berlumpur. Satu
kerugian dalam menggunakan dragline untuk menggali ialah produksinya yang rendah, antara
70%-80% dibandingkan dengan power shovel untuk ukuran yang sama.
Penggalian dimulai dengan swing pada keadaan bucket kosong menuju keposisi
menggali, pada saat yang sama dragcable dan host cable dikendorkan, sehingga bucket jatuh
tegak lurus kebawah.
Setelah sampai dibawah maka drag cable ditarik, sementara hoist cable dimankan atau
digerak-gerakan agar bucket dapat mengisi permukaan tebing galian sehingga dalamnya
lapisan tanah yang tekikis dalam satu pass dapat teratur.
Setelah bucket terisi penuh, sementara drag cable masih ditarik, hoist cable dikunci
sehingga bucket terangkat lepas dari permukaan tanah. Hal ini untuk menjaga agar
permukaan tidak tumpah, juga dijaga posisi dump cable tetap tegang dan tidak berubah
kedudukannya. Kemudian dilakukan swing menuju tempat material dari bucket.
E. Ukuran Dragline
Ukuran dragline ditunjukkan dari ukuran bucketnya yang dinyatakan dalam cu-yd,
ada umumnya sama dengan ukuran bucket power shovel. Dragline dapat menggunakan lebih
dari satu ukuran bucket, tergantung dari panjang boom serta jenis tanah yang digali. Batasan
kapasitas angkut maksimal adalah beban yang menyebabkan miringnya alat, sehinga
diperlukan pengurangan ukuran bucket jika boom yang digunakan panjang atau jika
materialnya memiliki berat volume yang besar.
F. Produksi Dragline
Faktor-faktor yang mempengarui produksi dragline antara lain macam tanah yang
digali, dalamnya galian, sudut swing, ukuran bucket, panjang boom, keadaan medan tempat
kerja, keadaan manajemen, keterampilan operator, keadaan dragline serta truk-truk
pengangkutnya. Seperti pada halnya power shovel, produksi dragline dinyatakan dalam cu-yd
atau m3 dalam keadaan bank, serta ukuran bucket dinyatakan dalam keadaan kosong.
Table 3.5 Produksi ideal dragline boom pendek dan gali optimal
Tanah
6 6.7 7.4 8 8.5 9 9.5 9.9 10.5
biasa, baik
Keterangan :
Untuk megurangi kerugian oleh berat bucket, maka setiap ukuran ada 3 macam bucket yang
disesuaikan pekerjaannya. Macam bucket tersebut adalah :
a. Heavy duty, bucket untuk pekerjaan berat misalnya menggali batu-batuan hasil
tambang.
b. Medium duty, bucket untuk pekerjaan sedang, misalnya menggali kerikil dan
lempung.
c. Light duty, bucket untuk pekerjaan ringan, misalnya menggali lempung berpasir, pasir,
dan lumpur.
Tabel 3.6 Faktor koreksi swing dan % dalam gali optimal dragline
Optimum (%)
30 45 60 75 90 120 150 180
4. Clamshell
Calmshell adalah alat gali yang mirip dengan dragline yang hanya tinggal menggali
bucketnya saja. Calmshell terutama digunakan untuk mengerjakan bahan-bahan lepas seperti
pasir, kerikil, lumpur, dan lain lainnya. Batu pecah dan batu bara dapat diangkat masal oleh
clamshell.
Clamshell bekerja dengan mengisi bucket, mengangkat secara vertical keatas,
kemudian gerakan swing dan mengangkatnya ditempat yang dikehendaki di
sekelilingnyauntuk kemudian ditumpahkan kedalam truk atau alat angkut lainnya. Cara
mengangkat dan membuang clamshell cocok untuk pekerjaan pengisian hopper yang lebih
tinggi letaknya.
D. Bucket clamshell
Bucket clamshell dibuat dalam berbagai ukuran, sma halnya seperti dragline, ukuran
bucket clamshell dibedakan dalam pemakaiannya. Untuk pekerjaan berat digunakan heavy
duty bucket, pekerjaan sedang atau umum digunakan medium weight bucket dan pekerjaan
ringan menggunakan light medium bucket.
E. Kemampuan clamshell
Kemampuan clamshell ditentukan oleh batas-batas gaya angkat crane yang diberikan.
Terutama mobile crane. Gaya angkat diberikan secara teliti untuk menghindari tergulingnya
alat. Biasanya gaya angkat maksimal diberikan atas dasar 75% kekuatan yang tersedia pada
mesin dan 85% dari beban yang dapat menggulingkan crane.
Gaya angkat clamshell berangsur-angsur turun dengan bertambahnya jarak jangkauan boom.
Maksimal panjang boom untuk clamshell hanya diperbolehkan 50 ft dengan ketentuan
sebagai berikut :
6. Single port hoist line untuk beban sampai dengan 8.000 lbs
7. Two part hoist line untuk beban sampai dengan 16.000 lbs
8. Three port hoist line sampai dengan 24.000 lbs
9. Four part hoist line untuk beban sampai dengan 32.000 lbs
10. Five part hoist line untuk beban sampai dengan 40.000 lbs
F. Produksi clamshell
Pertama-tama dipilih panjang boom dan sudut kerja boom yang paling
menguntungkan, hal-hal yang mempengaruhi antara lain gaya mampu crane, jatrak
penggalian, dan tinggi pembuangan. Pada table berikut (table 3.8 akan diberikan abeberapa
ukuran medium weight bucket (general purpose type clamshell bucket) yang umum
digunakan.
a. water level 8 12 16 23 28 33 38 47 52
b. plate line 11 16 22 32 38 44 52 60 75
c. heaved 13 19 28 37 46 55 65 74 90
Berat (lbs)
3 DIV Jalan Tol | Politeknik Negeri Jakarta
Excavator-Bagus Juang Wiantoro 33
a. bucket 1,662 2,120 2,920 3,870 4,400 5,310 5,440 6,000 7,775
b. katrol 230 300 400 400 400 500 500 600 600
c. rahang 180 180 180 180 180 190 266 300 390
d. berat ttal 2,072 2,600 3,500 4,450 4,980 6,000 6,206 6,900 8,765
Ukuran (ft)
a. lebar 2.50 2.50 3.00 3.00 3.47 9.75 4.00 4.25 4.50
tinggi membuka 1.08 7.83 9.08 9.75 10.25 10.75 10.25 11.50 13.00
c. tinggi
menutup 5.75 6.33 7.33 7.83 8.25 8.75 8.75 9.25 10.33
Gambar
Apabila crane diganti sebagai pengganti tower, maka angkur ujung dapat digantikan traktor
dengan crawler mounted, hal ini digunakan agar jangkauan operasi tidak terlalu besar. Perlu
diketahui bahwa cara ini memerlukan tenaga mesin crane 50% lebih besar dibandingkan
dengan tenaga crane untuk dragline.
Untuk menghitung produksi, kita dapat menghitung cycle time yang diperlukan untuksetiap
kali menggali dan membuang, waktu yang diperlukan antara lain :
2. Meluncurkan bucket ketempat galian,
3. Menggali tanah,
4. Mengangkat dan menarik bucket
5. Membuang
Besarnya cycle time sangat bergantung pada keterampilan operator, kondisi medan, dan
kondisi manajemen serta ukuran bucket yang digunakan.
BAB IV
PRODUKSI EXCAVATOR
Dimana:
Pemilihan alternatif peralatan yang baik merupakan faktor yang sangat penting dan
sangat mempengaruhi berhasil tidaknya pelaksanaan suatu proyek. Pemilihan alat
dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
3 DIV Jalan Tol | Politeknik Negeri Jakarta
Excavator-Bagus Juang Wiantoro 36
Produksi loader dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini (Rochmanhadi, 1987):
Sumber: Rochmanhadi
Dimana:
3 DIV Jalan Tol | Politeknik Negeri Jakarta
Excavator-Bagus Juang Wiantoro 37
Sumber: Rochmanhadi
Waktu buang tergantung kondisi pembuangan material
Pot 14 = 29 m
= 616.803,81- 437.278,73
= 179.525,08 m3
Waktu siklus:
= 12 + (2 x 6) + 6
= 30 detik
q = q1 x K
= 0,95 x 0,90
= 0,86 m3
Q = 85,66 m3/jam
Q = 85,66 x 4
= 342,64 m3/jam
Lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan volume tanah yang dipindahkan adalah
T = Volume Pekerjaan
Produksi 4 buah excavator/ jam x 7
= 616.803,81 + 437.278,73
342,67 x 7
= 443 Hari
= 17 Bulan
Merk = Komatsu
Type/Model = PC 200
= 17 bulan
= Rp. 10.128.000,00
Biaya sewa satu bulan ( 26 hari kerja ), maka biaya dalam satu bulan:
= Rp. 43.888.000,00
= Rp. 746.096.000,00
Rp. 3.000.000,00
demobilisasi:
= Rp. 749.096.000,00
= Rp. 2.996.384.000,00
BAB V
Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi
seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam proses
konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalan suatu
lingkungan konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalam
suatu lingkungan konstruksi. Namun tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya
peralatan-peralatan ini untuk digunakan.
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh
karenanya, semua perusahaan konstraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan
peralatan/ perlengkapan perlindungan diri atau personal protective Equipment (PPE) untuk
semua karyawan yang bekerja, yaitu :
1. Pakaian Kerja
2. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja
konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-
mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah.
Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari
atas.
3 DIV Jalan Tol | Politeknik Negeri Jakarta
Excavator-Bagus Juang Wiantoro 44
3. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau
serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran
sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan
perlindungan. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas.
4. Sarung Tangan
Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama
penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dab tajam
selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah
mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti medorong gerobag
cor secara terus-meerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan
besi pada gerobag.
5. Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah
merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengar benar
sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari
atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas.
Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah
yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri.
6. Sabuk Pengaman
7. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh
mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya buat
jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.
8. Masker
9. Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pemilihan dan
penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus menjadi
pertimbangan utama.
10. P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerja
konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana
konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama.
Demikianlah peralatan standar k3 di proyek yang memang harus ada dan disediakan
oleh kontraktor, barangkali sifatnya wajib. Ingat tindakan preventif jauh lebih baik dan murah
ketimbang sudah kejadian.
Daftar Pustaka
Nursin, Afrizal. Alat Berat. Bandung: Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, 1995.
Fatena, Rostiyati, M.Sc, Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002.
Asiyanto. Manajemen Alat Berat untuk Konstruksi. Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 2008.
http:/www.youtube.com/excavator
http:/www.Wikipedia.com/excavator
Tugas Akhir Muhamad Rusli, Analisis Produktifitas Alat Berat, Universitas Islam Indonesia