You are on page 1of 4

Pengaruh Klas sosial dan status

Nama : Tri Ayu Widianingsih


Kelas : 3EA26
Npm : 17212445
Dosen : Ririn Yulianti
Tugas (pertemuan 10 softskill)







Program Sarjana Ekonomi
Universitas Gunadarma
2014
1. Jenjang sosial
Jenjang sosial selalu menjadi masalah sebuah negara, baik negara maju maupun bagi
negara yang sedang berkembang. Masalah jenjang sosial sampai saat ini belum
mendapatkan jalan keluar, mengingat masih banyak pengangguran dan juga
penghasilan masyarakat yang belum mampu menutupi kebutuhannya sehari-hari.
Karena itu, pemerintah mengharapkan adanya kerjasama dengan berbagai kegiatan
sosial, agar jenjang sosial ini dapat diminimalisir.
2. Pengertian jenjang sosial
Jenjang sosial merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat di kota maupun di desa. Hal ini di karenakan setiap manusia memiliki
keinginan untuk dihargai maupun di hormati lebih dari manusia manapun, sehingga
akan terbentuk jenjang sosial yang akan mengakibatkan adanya pembedaan sosial di
dalam masyarakat.
3. Faktor penentu klas sosial
Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau
stratifikasi) antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya.
Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial, namun tidak semua
masyarakat memiliki jenis-jenis kategori kedalam golongan sosial yang sama.
Berdasarkan karakteristik stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian
kelas atau golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional pemburu-
pengumpul, tidak memiliki golongan sosial dan seringkali tidak memiliki pemimpin
tetap pula. Oleh karena itu masyarakat seperti ini menghindari stratifikasi sosial.
Dalam masyarakat seperti ini, semua orang biasanya mengerjakan aktivitas yang
sama dan tidak ada pembagian pekerjaan.
4. Pengukuran klas sosial
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai
kategori yang luas, meliputi ukuran subyektif, ukuran reputasi, ukuran obyektif dari
kelas sosial.
1. Ukuran Subyektif
Untuk mengukur kelas sosial dengan pendekatan ini, para individu diminta untuk
menaksir kedudukan kelas sosial mereka masing-masing. Klasifikasi keanggotaan
kelas sosial yang dihasilkan didasarkan pada persepsi partisipan terhadap dirinya atau
citra diri partisipan. Kelas sosial dianggap sebagai fenomena pribadi yaitu
fenomena yang menggambarkan rasa memiliki seseorang atau identifikasi dengan
orang lain. Rasa keanggotaan kelompok sosial ini sering disebut kesadaran sosial.
2. Ukuran Reputasi
Pendekatan reputasi untuk mengukur kelas sosial memerlukan informan mengenai
masyarakat yang dipilih untuk membuat pertimbangan awal mengenai keanggotaan
kelas sosial orang lain dalam masyarakat.
3. Ukuran Obyektif
Ukuran obyektif terdiri dari berbagai variabel demografis atau sosioekonomis yang
dipilih mengenai individu yang sedang dipelajari. Ukuran obyektif kelas sosial
terbagi menjadi dua kategori pokok yaitu indeks variabel tunggal dan indeks variabel
gabungan.
5. Apakah klas sosial berubah?
Kelas sosial yang dimiliki oleh seseorang merupakan hasil kerja keras, dengan kerja
keras tentu kelas sosial akan meningat, namun untuk mempertahankannya pun butuh
perjuangan, bila tidak, maka kelas sosial yang sebelumnya dimiliki, akan mengalami
penurunan. Kelas sosial senantiasa akan berubah seiring dengan prestasi seseorang
dimasyarakat, untuk itu agar kelas sosial seseorang selalu terjaga, maka ia perlu
menjaganya dengan usaha yang keras.
6. Pemasaran pada segmen pasar berdasar klas sosial
Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, kita pertama kali harus terlebih
dahulu melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan kita jual. Segmentasi
pasar pada intinya membagi potensi pasar menjadi bagian-bagian tertentu; bisa
berdasar pembagian demografis, berdasar kelas ekonomi dan pendidikan ataupun juga
berdasar gaya hidup (psikografis).
Pembagian segmen yang paling lazim dilakukan adalah berdasar kelas sosial
ekonomi. Sebagai misal, pembagian yang sering dilakukan adalah membagi lapisan
pasar menjadi empat kelas : misal kelas C (kelas ekonomi rendah), kelas B
(menengah), dan kelas AB (menengah atas) dan kelas A (golongan atas).
Sebagai misal, produk kartu ponsel Esia yang murah meriah cenderung ditujukan
untuk golongan B dan golongan C. Sementara produk mobil mewah seperti BMW
atau produk tas Gucci ditujukan untuk segmen kelas atas.
Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah
melakukan targeting atau membidik target market yang telah kita pilih dalam analisa
segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang
dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju. Sebagai
misal produk-produk tas dan sepatu mewah seperti dengan merk Gucci atau Louis
Vuitton, maka mereka selalu memilih mal kelas atas seperti Plaza Senayan dan
Pacific Place untuk membuka outletnya; dan bukan di mal kelas menengah seperti
Plaza Jatinegara. Hal diatas dilakukan agar kegiatan promosi peasaran yang dilakukan
pas dan tepat sasaran dengan segmen pasar yang ditujunya.
Selain targeting, maka langkah berikutnya adalah melakukan positioning produk.
Langkah ini artinya adalah menciptpakan keunikan posisi produk dalam benak atau
persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik. Mobil mewah BMW selalu
mencitrakan dan memposisikan dirinya sebagai kendaraan mewah nan elegan. Pada
sisi lain Esia selalu mencoba memposisikan dirinya sebegai produk rakyat
kebanyakan yang murah dan tersedia dimana-mana.
Positioning yang pas ini menjadi sangat penting, sebab dengan begitu mereka bisa
meraih simpati dalam benak pelanggan. Dan selanjutnya hal ini bisa mendorong
mereka untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan.
Sumber :
http://irwointerparent.blogspot.com/
http://roykesiahainenia.i8.com/materi_sospol/materi_6.html
http://ameliaarletha.blogspot.com/2011/12/tugas-ke-3-perlaku-konsumen.html

You might also like