Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
• Ali Farhan ( 07530007 )
1
BAB I
PENDAHULUAN
Agama Hindu Berkembang kira-kira 1500 S.M. bersamaan dengan masuknya suku
Arya (Indo German) ke India utara. Mereka mula-mula menduduki daerah Sungai Indus,
yang kemudian bercampur dengan penduduk asli yang terdiri dari suku bangsa dravida
dan lain-lain. Suku-suku yang berdiam di India Utara. Kepercayaan bangsa Arya yang
berpadu dengan kepercayaan penduduk asli menjadi semacam Syincretisme yang
membentuk agama Hindu. Teori-teori keagamaan yang kemudian timbul dari agama
tersebut juga menggambarkan pengaruh kebudayaan bangsa Arya dan penduduk asli India
itu.
Dengan kata lain konsepsi-konsepsi kebudayaan yang di bawa bangsa Arya dalam
bentuk kepercayaan terhadap dewa-dewa alam yang banyak di pengaruhi oleh kebudayaan
Yunani itu, mengalami peleburan (Syincretisme) dengan kebudayaan asli yang berisi
kepercayaan tentang hal-hal gaib yang berbentuk animisme, dinamisme serta fatisisme di
samping pemujaan kepada naga, peri dan sebagainya.
Ternyata, di kemudian hari masing-masing anasir dari kedua kebudayaan tersebut,
tetap di pertahankan dalam agama Hindu India. Akan tetapi anasir agama dalam
Hinduisme ini selalu mengalami perkembangan menurut taraf perkembangan kebudayaan
masyarakat Hindu masa-masa selanjutnya, sehingga keadaan demikian membedakan
bentuk dan isi Hinduisme pada periode permulaan perkembangannya di banding dengan
taraf perkembangan lebih lanjut setelah budhisme muncul dan berkembang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Perkembangannya
Agama Hindu berasal dari India. Oleh orang pribumi sendiri agama Hindu disebut
Sanatana Dharma, yang berarti: agama yang kekal. Dengan ungkapan ini orang Hindu
menyatakan keyakinannya, bahwa agama tidaklah terikat oleh zaman. Agama berada
bersamaan dengan hidup, sebab agama adalah makanan rohani manusia. Selain itu disebut
Waidika-Dharma yang berarti agama weda. Dengan ungkapan ini dinyatakan, bahwa kitab
Weda menjadi kitab dasar agama Hindu.
Dr. Harun Hadiwijono berargumen agama Hindu bukanlah agama dalam arti yang biasa.
Agama Hindu adalah suatu bidang keagamaan dan kebudayaan, yang meliputi zaman sejak
kira-kira 1500 SM. Hingga zaman sekarang. Di dalam perjalanannnya di sepanjang abad
itu agama Hindu berkembang sambil berubah dan terbagi-bagi, sehingga memiliki ciri-ciri
yang bermacam-macam, yang oleh penganutnya kadang-kadang diutamakan, tetapi
kadang-kadang tidak diindahkan sama sekali. Berkaitan dengan itu, Govinda Das
mengatakan, bahwa agama Hindu sesungguhnya adalah suatu proses antropologis, yang
hanya karena nasib ironis saja diberi nama agama. Dengan berpangkal kepada Weda yang
mengandung di dalam dirinya adat istiadat, dan gagasan-gagasan.salah satu atau beberapa
suku bangsa, agama Hindu sudah berguling-guling terus di sepanjang abad hingga kini,
sebagai suatu bola salju, yang makin lam makin menjadi besar, karena menghisabkan adat
istiadat dan gagasan bangsa yang di juampainya dalam dirinya.1
1
Dr. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha, PT Bpk Gunung Mulia, Jakarta, 1993, hlm 11
3
1. Penduduk India
Penduduk Asli Yang Mendiami India Sekarang Bermukim Di Daerah Dataran Tinggi
Dekkan. Kehidupannya Masih Sangat Sederhana. Bangsa dravida berasal dari daerah asia
tengah (baltic) masuk ke india dan mendiami daerah sepanjang sungai sindhu yang subur.
Kebudayaan mereka lebih tinggi dari penduduk asli. Bangsa arya juga berasal dari daerah
sekitar asia tengah, menyebar memasuki daerah- daerah iran (persia), mesopotamia, dan
juga masuk ke daerah eropa. yang sampai masuk ke india adalah merupakan bagian dari
yang pernah masuk ke iran. mereka masuk ke india dalam dua tahap di dua tempat yang
berbeda. pertama mereka masuk di daerah punjab yaitu daerah lima aliran anak sungai
yang disambut dengan peperangan oleh bangsa dravida yang sudah lebih dulu bermukim
di sana. karena bangsa arya lebih maju dan lebih kuat, bangsa dravida dapat dikalahkan.
tahap kedua bangsa arya masuk ke india melalui daerah dua aliran sungai yaitu lembah
sungai gangga dan lembah sungai yamuna, daerah ini dikenal dengan nama daerah doab.
kedatangan mereka tidak disambut peperangan, bahkan kemudian terjadi percampuran
melalui perkawinan. bangsa- bangsa inilah yang menjadi nenek moyang bangsa india
sekarang. untuk mengetahui sejarah perkembangannya haruslah juga dipelajari sejarah
perkembangan india meliputi aspek perkembangan penduduk maupun aspek
kebudayaannya dari jaman ke jaman. berdasarkan penelitian usia kitab- kitab weda, para
ahli sampai pada suatu kesimpulan bahwa agama Hindu telah tumbuh dan berkembang
pada sekitar 6.000 tahun sebelum tahun masehi. sebagai agama tertua, agama Hindu
kemudian berkembang ke berbagai wilayah dunia, termasuk asia tenggara dan indonesia.
4
guru rohani India, yaitu: Atmanam Mokshartam jagaddhitaya ca, yang berarti tujuan
agama adalah untuk mencapai kelepasan, kebebasan, atau kesempurnaan roh (moksa),
kesejahteraan umat manusia, kedamaian dan kelestarian dunia (jagaddhita).
Pengertian moksa itu sendiri adalah kebebasan roh dari ikatan duniawi atau
kelepasan, bebas dari dosa. Moksa juga mengandung pengertian manunggalnya roh
dengan Tuhan, Roh yang maha agung dengan Tuhan (Manunggaling Kawulo lan Gusti),
serta mengalami kebahagiaan batin berupa ketentraman ilahi, pengalaman hidup paling
mulia bagi ummat manusia. Jagaddhito sendiri mengandung pengertian kabahagiaan,
kesejahteraan, kemakmuran umat manusia, kelestarian serta kedamaian dunia dan lain
sebagainya. Inilah tujuan agama di turunkan kedunia oleh Tuhan Yang Maha Agung,
Maha Pengasih, dan Maha Penyayang, menurut ajaran agama Hindu.
b. Keimanan Hindu.
Jiwa dari agama adalah kepercayaan. Agama selalu mencakup masalah percya dan
dan kepercayaan. Ini adlah keiman dalam agama Hindu, iman di sebut dengan Sraddha. 2
Pokok-pokok keimanan dalam agana Hindu dapat di bagi dalam lima bagian, yang
di sebut Panca Sraddha, yang terdiri atas:
1. Percaya Terhadap Adanya Brahman (Sang Hyang Widhi))
Sang hyang Widhi ialah Ia yang kuasa atas segala yang ada di alam ini. Tidak ada
yang luput dari kemahakuasaan-Nya.
2. Percaya Terhadap Atma tattwa.
Atma tattwa merupakan kepercayaan bahwa terdapat jiwa dalam setiap makhluk
hidup. Dalam ajaran Hinduisme, jiwa yang terdapat dalam makhluk hidup
merupakan percikan yang berasal dari Tuhan dan disebut “Jiwatma”. Jiwatma
bersifat abadi, namun karena terpengaruh oleh badan manusia yang bersifat “Maya”,
maka Jiwatma tidak mengetahui asalnya yang sesungguhnya. Keadaan itu disebut
“Awidya”. Hal tersebut mengakibatkan Jiwatma mengalami proses reinkarnasi
berulang-ulang. Namun proses reinkarnasi tersebut dapat diakhiri apabila Jiwatma
mencapai moksha.
2
Djam’annuri, Agama Kita (Perspektif Sejarah Agam-agama), Kurnia Kalam Semesta, Yogyakarta, 2008,
hlm 51
5
3. Percaya terhadap Hukum Karmapala.
5. jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya (baik atau buruk) yang belum sempat
dinikmati. Proses reinkarnasi diakhiri apabila seseorang mencapai kesadaran
tertinggi
3
http://seputar-bali.blogspot.com/2007/10/agama-Hindu.html
6
Kitab suci agama Hindu disebut Weda. Adapun kata Weda ini berasal dari bahasa
Sanskerta dari akar kata "Wid" berkembang menjadi kata WEDA atau WIDYA yang
berarti pengetahuan. Sebagai kitab suci kata Weda mengandung pengertian himpunan
ilmu pengetahuan suci yang bersumber dari Sang Hyang Widhi Wasa diterima atau
didengar oleh para Maha Resi dalam keadaan samadhi. Oleh karena itu disebut juga
Sruti yang berarti Sabda suci yang didengar (wahyu). Jadi Weda merupakan himpunan
wahyu- wahyu Tuhan.4
Agama Hindu mulai dengan politheisme dan berakhir dengan pantheisme. Semula
di dalam Weda Samhita diakui adanya dewa yang bermacam-macam. Dari cara orang
menguraikan sifat para dewa itu dapat di simpulkan, bahwa para dewa yang di sebutkan di
dalam kitab weda tidak lain adalah kekuatan alam yang di personifikasikan5
Konsepsi ketuhanan yang dapat kita lihat dalam ajaran agama Hindu secara pokok-
pokoknya dapat diterangkan sebagai berikut:
1) Dyaus Pitar sebagai Dewa Matahari, sama dengan dewa Mitra atau Surya dalam
agama Hindu lama. Nama Dewa Dyaus Pitar berasal dari dewa Yunani kuno
bernama Zeus yang dibawa oleh bangsa Arya (Indo German) ke dalam Hinduisme
ini.
4
http://www.babadbali.com/canangsari/Hindu.htm
5
Dr. Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha, PT Bpk Gunung Mulia, Jakarta, 1993, hlm 40
7
2) Vairuna sebagai dewa air, yang menurut Hindu lama disebut Varuna sebagai dewa
laut.
3) Indra sebagai dewa perang, yaitu dewa pelindung bangsa Arya dalam peperangan-
peperangan melawan suku-suku bangsa lain. Kemudian dewa indra ini dianggap
sebagai dewa hujan yang dapat mengalahkan naga Wertra yang mengisap air hujan
dilangit tinggi.
4) Yama sebagai dewa maut, yang mengingatkan kita kepada nama dewa Yamadipati
dalam cerita-cerita wayang Jawa.
5) Rudra sebagai dewa badai topan atau dewa yang mengejutkan yang terkenal
dengan suaranya yang menggeledek.
6) Vayu sebagai dewa angin, yang sering disebut juga dewa Bayu.
7) Soma sebagai dewa air soma (minuman yang digunakan dalam upacara kurban
soma yang memabukkan) yang kemudian dipandang sebagai dewa bulan.
8) Agni sebagai dewa api, yang dipandang sangat penting pada zaman Weda ini.
Dalam upacara-upacara, orang banyak menyebut nama dewa ini karena dewa ini
dianggap sebagai pengantar dewa-dewa dalam mengabulkan doa dan mantra-
mantra.
9) Perjaniya sebagai dewa awan dan pembawa hujan disertai petir dan kilat.
10) Asvin adalah pasangan Dewa yang pada zaman weda ini belum belum mempunyai
fungsi tertentu.
11) Brahma sebagai dewa pencipta alam, yang dianggap sebagai dewa yang paling
tinggi, yang esa, pada masa kemudian.
12) Wisnu sebagai dewa yang pada saat itu belum diberi kedudukan atau tugas
tertentu. Baru kemudian hari dipandang sebagai dewa pemelihara alam ini.
Dari antara nama-nama dewa tersebut, yang paling banyak mendapatkan pujian ialah
dewa indra dan Agni (Api) di mana reg weda sendiri dalam pembukaannya merumuskan
nyanyian pujaan sebagai berikut: “Saya menghormati Agni, dewa pembawa sajian,
pendeta dan penyanyi yang memberi hadiah harta benda kepada kita, yang dimuliakan
8
oleh para reshi baik sekarang maupun dahulu. Mudah-mudahan Agni mengantarkan dewa
kepada kita.” 6
Pada dasarnya semua agama itu meyakini sesuatu yang paling tinggi, yakni Tuhan
yang esa. Dalam hal ini, ketuhanan ajaran Hindu bersifat Politheistis. Tentu saja
perubahan pemikiran tentang Tuhan dari monoteistis menjadi politeistis tidak terlepas dari
proses perubahan cara hidup dan budaya.7 Dalam hubungannya dengan ajaran Islam yaitu
al-Quran Surat al-Maidah ayat : 73-74
Artinya:
6
Prof, HM. Arifin M.Fd, Menguak Misteri Agama-Agama Besar, PT Golden Trayon Press. ,Jakarta, 1987,
hal 59.
7
AM. Hardjana, Penghayatan Agama: Yang Otentik dan tidak Otentik, PT Kanisius: Yogyakarta, 1993, hal
25.
9
jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang
kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
74. Maka Mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-
Nya ?. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dari ayat berikutnya, ada huruf ما نفيlalu ada من dalam tata bahasa hal ini
berfungsi sebagai تأ كيد الستغراقyang berarti mengukuhkan kesemuanya. Lalu مستثني منه
nya berupa isim nakirah yang berfungsi للتنويللعyakni untuk berjenis-jenis. Seandainya
didatangkan bentuk isim ma’rifat seperti ucapan “ ال ل للله الواحللدmaka tidak memberi
manfaat sesuatu apa yang dikehendaki hakekatnya tauhid. Maksudnya, sama sekali tidak
ada benda yang wujud dari jenis Tuhan kecuali Tuhan yang satu dzatnya, sama sekali
tidak menerima Tuhan berbilang, baik itu berbilang dzatnya maupun sifatnya. Seandainya
diucapkan “ وما من إله إل ال الوا حدmaka lafadz tersebut tidak dapat menolak perkataannya
Nasrani “” ان ال ثا للث ثلثلهkarena Nasrani tidak menginkari keesaan Allah, akan tetapi
mereka berkata “bahwa Allah itu dzat yang satu, sifat dari dzat yang satu itu ia tentukan
tiga, dengan kata lain, dari segi dzatnya satu, menurut esensi (hakekat) dzat itu sendiri
banyak.8
Dari Tafsiran di atas bisa dipahami agama Islam meyakini Tuhan itu satu dzatnya.
Hal ini konsep ketuhanan Hindu bertentangan dengan ajaran Islam. Agama Hindu
memiliki banyak Tuhan yang mereka sifati sehingga menurut ajaran Islam hal itu musyrik.
Sebagaimana firman Allah:
8
Muhammad Husain Ath-thabathaba’I, Al-Mizan Fi Tafsiril Quran, juz 6 (Darul fikri : Beirut, 1971), hal
71.
10
Dari ayat diatas Allah memberi ancaman bagi orang yang menyekutukannya yang
tidak mau bertobat dan minta ampun kepada Allah, haram masuk surga alias tempatnya
dineraka yang tidak ada seorangpun yang menolong.
11
BAB III
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13