You are on page 1of 23

PENGARUH PROSES HARDENING

DAN TEMPERING TERHADAP


KEKERASAN DAN STRUKTUR
MIKRO PADA BAJA KARBON
SEDANG JENIS SNCM 447
Sumiyanti Dan Abdunnaser
Latar Belakang
Dalam aplikasinya di industri, peralatan-
peralatan ataupun komponen mesin yang
terbuat dari baja diperlukan kekerasan
permukaan dan keuletan yang tinggi, untuk
memenuhi tujuan tersebut biasanya dilakukan
proses hardening agar diperoleh kekerasan
yang diinginkan sesuai kebutuhan. Baja
karbon sedang SNCM 447 banyak digunakan
pada komponen permesinan karena
mempunyai sifat yang keras dan ulet.
Tujuan
1. Melihat dan mengamati struktur baja
sebelumdan sesudah proses hardening
2. Melihat dan mengamati pengaruh
temperatur temper terhadap nilai kekerasan
3. Melihat dan mengetahui kekerasan baja
dengan 2 media pendingin yang berbeda.
Metode
1. Persiapan Spesimen Penelitian
Specimen batang bulat diameter 60 mm
panjang 10 mm dipecah jadi 9 dan 1 untuk uji
komposisi kimia. Data awal dilakukan
pengujian komposisi kimia, kekerasan vickers
dan struktur mikro.
2. Pengujian Spesimen Awal
Dilakukan pengujian komposi kimia untuk
mengetahui kandungan unsur-unsur yang
terkandung sebelum proses heat treathment
dengan alat Metorex.
3. Pemanasan Awal Spesimen
Memasukkan specimen ke dalam dapur
pemanas 500
o
C dengan waktu tahan 60 menit
lalu dipanasi kembali pada 900
o
C dengan
waktu tahan 120 menit. Berlaku untuk semua
specimen, setiap proses hardening terdapat 8
spesimen untuk masing-masing temperature
yang diberikan.
4. Pengujian Proses Pengerasan
a. Proses Pemanasan
b. Proses Pendinginan
c. Proses temper
a. Proses Pemanasan
Pada temperature 500
o
C dengan waktu
tahan 60 menit lalu dipanasi kembali 900
o
C
dengan waktu tahan 120 menit bertujuan
untuk mencegah terjadinya distorsi dan
menghilangkan tegangan sisa.
b. Proses Pendinginan
Mengeluarkan specimen dari dalam dapur.
Pada proses ini 4 buah specimen
menggunakan pendingin oli dan air
c. Proses temper
Salah satu specimen dilalukan proses
temper dengan temperature 300
o
C, 400
o
C,
500
o
C dengan waktu tahan 60 menit
kemudian didinginkan dengan membuka
penutup agar udara masuk.
5. Proses Pengujian Spesimen
a. Pengujian Struktur Mikro
b. Pengujian Kekerasan
a. Pengujian Struktur Mikro
Mengamati struktur mikro setelah proses
pemanasan untuk variable temperature dan
waktu yang berbeda.
b. Pengujian Kekerasan
Mengetahui distribusi kekerasan lapisan
hardenisasi dari permukaan sampai terngah.
Hasil
1. Analisa Komposisi Kimia
Data dari Pabrik Komposisi Kimia Baja SNCN 447 Bahan
Bji
(C 0.40-0.50%, Cr 0.60-1.00%, Mn 0.60-0.90%, Ni 1.60-
2.00%, Mo 0.15-0.35%)
Hasil Pengujian Komposisi Kimia Baja SNCN 447 Bahan Bji
( C 0.41%, Cr 0.76%, Mn 0.80%, Ni 1.68%, Mo 0.19%)
Analisa Struktur Mikro
Struktur mikro material asli memiliki ukuran
butir yang besar, terlihat kasar dan mempunyai
rata-rata kekerasan Vickers 216 HV
Struktur mikro pada temperature 900
o
C dengan
pendinginan air, nilai kekerasan Vickers naik
sebesar 648 HV, martensit menyebar ke
permukaan, perlit terbentuk sangat sedikit dan
ferit mempengaruhi kekerasan.
Struktuk mikro pada temperature 900
o
C dengan
pendinginan oli menyebabkan rata-rata kekerasan
Vickers naik sebesar 504 HV, struktur martensit tidak
sekasar pendinginan air, struktur perlit halus sangat
banyak.
Struktur mikro specimen hardening pada
temperature 900
o
C dengan pendinginan air
dilanjutkan temper 300
o
C selama 60 menit, struktur
martensit lebih banyak sehingga kekerasan cukup
tinggi (nilai rata-rata kekerasan Vickers 637 HV).
Struktur mikro specimen hardening pada temperatur
900
o
Cdengan pendinginan oli dilanjutkan temper
300
o
C selama 60 menit, struktur martensit lebih
banyak sehingga kekerasan cukup tinggi dengan nilai
rata-rata kekerasan Vickers 548 HV, belum mencapai
kekerasan maksimum karena terdapat karbida.
Struktur mikro specimen hardening pada
temperature 900
o
C dengan pendinginan air
dilanjutkan temper 400
o
C selama 30 menit
struktur yang terbentuk ferit martensit temper
dan austenie sisa, mengalami penurunan
kekerasan sebesar 530 HV dikarenakan
dekomposisi austenite yang tertinggal.
Struktur mikro specimen hardening pada
temperature 900
o
C dengan pendinginan oli
dilanjutkan temper 400
o
C selama 60 menit
struktur yang terbentuk ferit martensit temper
dan austenie sisa, mengalami penurunan
kekerasan sebesar 484 HV dikarenakan
dekomposisi austenite yang tertinggal.
Struktur mikro specimen hardening pada
temperature 900
o
C dengan pendinginan air
dilanjutkan temper 500
o
C selama 60 menit
struktur yang terbentuk ferit, martensit,
mengalami penurunan kekerasan akibat
pemanasan dan temper yang lebih tinggi
menimbulkan kekerasannya 429 HV, martensit
temper bertransformasi menjadi perlit.
Struktur mikro specimen hardening pada
temperature 900
o
C dengan pendinginan oli
dilanjutkan temper 500
o
C selama 60 menit
struktur mikro yang terbentuk ferit, martensit
temper dan austenite, mengalami penurunan
kekerasan sebesar 403 HV.
Analisa kekerasan Vickers
Pada temperature 900
o
C dengan media pndinginan air
dan oli tingkat kekerasan lebih tinggi sebesar 658 HV
dan 504 HV dari material asli yang hanya 216 HV. Air
menyebabkan temperature lebih cepat turun sehingga
nilai kekerasan lebih besar dari pada oli.
Pada temperature 900 C dengan media pendinginan
ar dan temper 300 C diperoleh rata rata kekerasan
maksimum 637 HV, sehingga diperoleh kekuatan tinggi,
keuletan dan ketangguhan pada baja SNCM 447.
Disbanding pada temper 400 C, dan 500 C mengalami
kekerasan Vickers sebesar 530 HV dan 429 HV.
Kesimpulan
1. Nilai kekerasan Vickers tertinggi terjadi pada
temperature 900 C dengan pendingian air sebesar
658 HV dimana struktur terbentuk martensit. Nilai
kekerasan Vickers terendah adalah pada specimen
awal sebesar 216 HV dimana strukturnya ferrit dan
perlit.
2. Pada rata-rata nilai kekerasan Vickers tersebut
semakin tinggi temperature temper maka baja
semakin lunak.
3. Struktur mikro yang terbentuk dari media
pendinginan air terlihat lebih kasar, pada oli lebih
halus. Struktur yang terbentuk pada media air
maupun oli hamper sama, hanya pada air lebih
banyak struktur austenite sisa yang tidak sempat
berubah jadi martensite .

You might also like