Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
faktor guru saja, tetapi berbagai faktor lainnya juga berpengaruh untuk
menghasilkan out put proses pembelajaran yang bermutu. Namun pada hakikatnya
guru tetap merupakan unsur kunci utama yang paling menentukan, sebab guru
adalah salah satu unsur utama dalam sistem pendidikan yang sangat
sumber daya manusia ini maka, jajaran Departemen Pendidikan Kebudayaan telah
tidak lepas dari pelaku-pelaku pendidik itu sendiri yang dalam proses
menginginkan agar setiap materi ajar dapat dikuasai oleh siswa, begitu pula
sebaliknya, siswa menginginkan agar setiap materi yang diajarkan bisa diserap
dan dipahami oleh siswa itu sendiri, sehingga masalah yang terjadi
Secara garis besar, konsep-konsep dalam kimia dapat dibagi menjadi dua
eksperimen, seperti misalnya konsep tentang wujud zat, dan konsep asam basa.
2
menjelaskan suatu obyek, misalnya peristiwa abstrak seperti ionisasi dan solvasi.
dapat berlangsung dengan efektif dan efisiensi, maka perlu adanya media
pembelajaran berbasis flash yang di gunakan dengan tujuan agar konsep materi
mudah difahami dalam peningkatan hasil belajar. Salah satu media alternatif yang
kimia khususnya pada materi system koloid walaupun tidak lagi dengan
Selain strategi yang digunakan oleh guru sebagai pendidik, media juga
pembelajaran. Media yang tepat dan menarik perhatian tentunya akan lebih mudah
pun kian beragam. Terutama sejak teknologi multimedia meningkat pesat akhir-
akhir ini, maka pilihan media pun semakin beragam, terutama media yang
berbasis software komputer. Salah satu media yang sangat menarik dan konkret
adalah media berbasis Flash Macromedia Flash. Dengan media ini, maka proses
3
pembelajaran ini dapat menggantikan posisi guru masih merupakan tanda tanya
besar.
pemahaman konsepsi belajar siswa yang mandiri, epektif dan efisien serta
menyenangkan.
pembelajaran yang selama ini digunakan guru kimia masih kurang menumbuhkan
disajikan dalam bentuk pembelajaran langsung seperti ceramah, tanya jawab, dan
pendapat atau ide serta kurangnya kerja sama antar siswa serta interaksi antara
siswa dan guru. Pada observasi ini diperoleh data hasil belajar siswa pada konsep
sistem koloid di tahun ajaran 2006/2007 jumlah persentase kelulusan dengan nilai
dengan nilai ketuntasan 65 mencapai 49% (nilai asli). Meskipun kita ketahui
dibandingkan dengan materi yang lain, namun penguasaan konsep tentang materi
masih begitu rendah. Pada mata pelajaran sistem koloid yang pada dasarnya
mampu memahami konsep materi dengan baik. Ini tidak nampak dalam
makromedia flash, pola berpikir siswa dalam memahami konsep abstrak dari
materi sistem koloid dapat diingat dan mudah dipahami walaupun tanpa
1. Apakah untuk materi sistem koloid hasil belajar yang diajar dengan
menggunakan macromedia flash lebih tinggi dari pada yang diajarkan tanpa
2. Apakah untuk materi sistem koloid retensi hasil belajar yang diajar dengan
menggunakan macromedia flash lebih tinggi dari pada yang diajarkan tanpa
yaitu :
1. Mengetahui hasil belajar untuk materi sistem koloid yang diajarkan dengan
2. Untuk mengetahui retensi hasil belajar untuk materi sistem koloid yang
terhadap hasil belajar dan retensi hasil belajar siswa pada materi sistem
koloid.
6
Macromedia Flash
gerak partikel-partikel atom dan molekul yang tidak nampak dengan panca
dengan teori.
3. Retensi hasil belajar adalah kemampuan siswa mengingat materi yang telah
diajarkan oleh guru pada rentang waktu tertentu. Retensi hasil belajar siswa
dalam hal ini dinyatakan dalam skor tes retensi hasil belajar.
7
BAB II
proses pencerdasan siswa, maka guru harus berani bertindak dan mengemukakan
ide-ide yang inovatif untuk mampu mendorong tumbuhnya sikap kreatif siswa dan
guru juga dituntut tidak stagnan, melainkan terus secara dinamis mengembangkan
Dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien mengenai pada tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai tekhnik-
dalam tingkah laku seorang pelajar. Perubahan dilakukan seorang guru dengan
faktor guru saja, tetapi berbagai faktor lainnya juga berpengaruh untuk
menghasilkan keluaran atau out put proses pengajaran yang bermutu. Namun pada
hakekatnya guru tetap merupakan unsur kunci utama yang paling menentukan,
8
sebab guru adalah salah satu unsur utama dalam sistem pendidikan yang sangat
cara penyampaian informasi dalam suatu lingkungan yang sesuai dan cara siswa
Belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan tingkah laku. Hal ini
50) menyatakan bahwa adanya perubahan dalam pola perilaku inilah yang
sampai menjadi milik pribadi, makin bayak pula perubahayang telah dialami. Jadi
banyaknya kemampuan yang dimiliki sebagai hasil dari belajar sebanding dengan
mengalami dan dalam mengalami itu si pelajar menggunakan panca indera. Hal
ini senada dengan apa yang dikemukakan ioleh Winkel ( 1996 : 52 ) belajar terjadi
”suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
serta sikap ”.
yang selanjutnya disebut hasil belajar. Secara sederhana, kemudian Winkel (1996:
tertentu; kemampuan dinamik efektif yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi
tingkah laku yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku yang baru sebagai hasil
hasil belajar dapat dinyatakan dalam ukuran kualitatif dan kuantitatif. Secara
10
kualitatif hasil belajar dinyatakan dengan baik atau kurang baik, bagus atau
Ilmu kimia sama halnya dengan ilmu pengetahuan yang lainnya dibangun
Dengan pelajaran kimia diharapkan tercapainya sikap positif pada siswa terhadap
dunia spiritual ilmu pengetahuan kimia yang mendorong siswa untuk mampu
aktifitas belajar lebih banyak didasarkan pada data primer dan bahan manipulatif
kemampuan yang diperoleh dari mempelajari kimia atau hasl belajar kimia adalah
pengetahuan yang diperoleh dari proses abstraksi atau idealisasi dari fakta atau
fenomena alam yang kemudian darinya dibangun atau dirumuskan suatu model
teori.
11
2.3. Pembelajaran
kegiatan atau kecakapan baru pada orang lain. Sedangkan Nana Sudjana (1989:7)
dalam kurikulum kepada para siswa melalui interaksi belajar mengajar di sekolah.
Definisi lain dari Roeestiyah N.K. (1986 :41) Pembelajaran adalah (1)
belajar, (3) hubungan interaksi antara guru dan siswa, (4) proses interaksi siswa
serangkaian proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di dalam kelas
terjadi interaksi dua arah, yaitu guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa untuk
Tes ini diberikan kepada seluruh kelompok siswa yang secaara acak
dengan alokasi waktu yang sama yaitu sebanyak dua jam pelajaran, tetapi masing-
12
Herleni (1999:47).
Banyak penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli pendidikan yang
berkaitan dengan retensi, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Guskey &
Gates (1985), Hursh (1976), Kulik et, al., (1978 & 1990) (dalam Semb et, al.,
terhadap apa yang telah dipelajari di sekolah. Retensi dan lupa merupakan dua
Retensi mengacu pada tingkat dimana materi yang telah dipelajari masih
melekat dalam ingatan, sedangkan lupa mengacu pada porsi ingatan yang hilang.
Ilmuwan yang pertamakali meneliti tentang retensi adalah Ebbinghaus pada tahun
1885. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Ebinghaus adalah kurva retensi
yang menunjukkan bahwa retensi dapat berkurang dengan cepat setelah interval
waktu tertentu dan lupa atau berkurangnya retensi ini dapat terjadi beberapa jam
pertama setelah proses belajar berlangsung (James Dese, 1959: 241). Retensi
menerima informasi). Dalam tahap belajar terjadi proses internal dalam pikiran
Term Memory / STM) dan tinggal disana selama 20 detik, kecuali bila
diperlukan,
melihat proses internal yang terjadi dalam siswa, maka fase ke 3 dan 4
retensi.
tersebut dapat ditahan lebih lama melalui proses penyimpanan. Tentu saja yang
ini dapat diterima dan dikonstruksikan dan akhirnya disimpan dalam benak siswa.
Oleh karena itu tidak mengherankan apabila banyak ilmuwan dibidang pendidikan
retensi siswa. Semb dan Elis (1992) (dalam Semb dan Elis, 1993: 305)
pengetahuan yang telah dipelajari dalam kelas adalah tingkat dari materi yang
individual.
gejala lupa mudah terjadi pada pengetahuan kognitif bila individu tidak berhasil
akan terjadi apabila materi yang dipelajari tidak menarik, tidak diperlukan
permanen. Penelitian yang dilakukan oleh Angelo (1991, dalam Susan Hanley,
bahwa kurang dari 20% dari siswanya dapat mengingat apa yang telah
siswa. Pembelajaran yang banyak melibatkan panca indra dalam proses berpikir
15
diajarkan. Untuk memenuhi hal tersebut guru sedapat mungkin melibatkan siswa
untuk memacu keterlibatan berpikir siswa sehingga siswa dapat menggunakan dan
terkait satu sama lain maka akan terbentuk pengetahuan yang bermakna yang
Tes ini diberikan kepada semua siswaa baik kelas eksperiment maupun
kelas control. Tes ini diberikaan tanpa adanya pemberitaahuan sebelumnya, hal ini
hassil belajar hasil belajar siswa pada saat perlakuan, bukan karena pengulangan
belajarnya. Pelaksaanaan tes retensi hasil belajar ini diberikan setelah dua minggu
yang sama, tetapi memanipulasi nomor soal dan nomor pilihan alternaatif jawaban
untuk setiap soal. Hal ini dilakukan untuk mengurangi timbulnya “carry over
effect” dan “practice effect”. Seperti halnya tes hasil belajar, tes retensi hasil
belajar juga dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan dengan alokasi waktu
disebut media pembelajaran (Azhar Arsyad, 2002: 4). Agar media pembelajaran
tersebut berfungsi dengan baik dan mampu membantu siswa maupun guru dalam
mencapai apa yang diharapkan. Maka dalam hal ini guru harus memahami teknik
penyajian pelajaran.
dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di
dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku
Media berbasis visual (buku, alat batu kerja, grafik, peta, gambar, transparan,
slide).
Media ini memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar.
dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antar
Salah satu hal yang penting yang diperlukan dalam media audio visual adalah
1. Sebagai alat Bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
isi pelajaran.
3. Memperkecil verbalisme.
harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran, karena
dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata & tulisan) maupun non-
penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise.
bidang grafis dan pengembangan web. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1992
dan telah berkembang pesat pada tahun 1990-an dan 2000-an. Pada Desember
2005 Macromedia diakui salah satu perusahaan saingannya yaitu Adobe Systems,
tetapi Adobe sementara ini masih tetap menggunakan nama Macromedia pada
sejumlah programnya.
sebuah plugin Director bagi penjelajah web serta pada tahun 1996 mengakui sisi
gif, dapat dikatakan bahwa Macromedia Flash adalah aplikasi pencipta objek
animasi yang powerful. Ditambah dengan pembuatan objek grafis vektor yang
animasi sejenis.
membuat animasi di web. Sejak keberadaannya pertama kali dan digunakan oleh
beberapa situs web untuk membuat animasi intro dan permainan, banyak orang
dibuat kagum olehnya. Ini disebabkan karena ukurannya yang begitu kecil tetapi
karena harus membwakan materi daan harus bertanggung jawab atas apa yang
disaampaikan oleh presenter. Salah satunya adalah karena media yang digunakan
1. Hasil akhir file flash memiliki ukuraan yang lebih kecil (setelah di publish)
2. Flash mampu mengimpor hampir semua file gambar dan file-file aaudio
4. Flash mampu membuat file executable (*.exe) sehingga dapat dijalankan pada
6. Gambar flash merupakan gambar vektor sehinggaa tidak akan pernah pecah
8. Hasil akhir dapat disimpan dalam berbagai macam bentuk, seperti *.avi, *.gif,
antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Untuk lebih memahami secara
Bila suatu zat di campurkan dengan zat lain, maka akan terjadi
penyebaran secara merata dari suatu zat kedalam zat lain yang disebut dengan
menjadi tiga kelompok, yaitu : larutan, koloid, dan suspensi. Secara sepintas
perbedaan antara suspense (sering Disebut campurab kasar) dengan larutan (sering
disebut larutan sejati) akan tampak jelas dari homogenitasnya, tetapi akan sulit
dibedakan antara larutan dengan koloid atau antara koloid dengan suspense. Jika
gula pasir dicampurkan ke dalam air, molekul gula segera larut dan terbentuklah
suatu larutan yang jernih. Ukuran partikel gula dalam air lebih kecil dari 10-4 dan
tidak dapat dipisahkan dari air dengan cara penyaringan. Jika pasir dicampurkan
ke dalam air, pasir dan air akan memisah ketika campuran ini didiamkan.
Campuran semacam ini disebut suspensi. Partikel pasir berukuran lebih besar dari
10-5 cm, dan dapat dipisahkan dari air dengan cara penyaringan.
terdapat sistem koloid. Sebagai contoh, jika tanah liat dicampurkan ke dalam air
yang mnegadung sedikit NaOH, tanah liat pecah menjadi sejumlah partikel kecil
campuran yang terbentuk tidak jernih. Tetapi partikel tanah liat tidak mengendap
23
jika didiamkan, dan juga tidak dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Partikel
tanah liat cukup kecil untuk mampu menembus kertas saring.tetapi cukup besar
pada tahun 1861. Sewaktu meneliti proses difusi sebagai zat dalam medium
cairan. Graham mengamati bahwa zat seperti kanji, gelatiu, getah, dan albumin
Kelompok zat ini lalu di namainya koloid.yang berarti seperti lem “(bahasa
Dewasa ini istila koloid di pakai untuk menyatakan ukuran partikel serta
berdiameter antara 10-5 cm sampai 10-7 cm.Yang di sebut “Koloid” adalah suatu
campuran zat di mana suatu zat tersebut merata dengan berukuran koloid dalam
Sebagaimana halnya larutan yang tersusun dari zat terlarut dan pelarut,
maka sistem koloid juga tersusun dari dua komponen, yaitu fase terdispersi, yaitu
zat tersebar merata serta fase pendispersi, yaitu zat medium tempat partikel-
Diameter partikel
2. Jernih Tidak jernih lebih besar dari 10-5
cm
Diameter partikel Diameter partikel
Diameter partikel antara
3. lebih kecil dari lebih besar dari 10-7
10-7 sampai 10 -5 cm
10-7 cm cm
Tidak dapat
4. Tidak dapat disarig Dapat disaring
disaring
Tidak memisah Tidak memisah jika tidak Memisah jika
5.
jika didamkan didiamkan dididihkan
Antara homogen,
6. Homogen Heterogen
heteogen
Baik fase terdispersi maupun pendispersi dalam suatu sistem koloid dapat
berupa gas, cair atau padat. Namun perlu segera dikemukakan bahwa campuran
gas dengan gas tidaklah membentuk sistem koloid, sebab semua gas akan
Dengan demikian kita mengenal delapan jenis sistem koloid, seperti yang
Fase Fase
Sistem koloid Contoh
terdispersi pendispersi
Buih sabun, ombak, limun, krem
Gas Cair Busa
kocok,
Batu apung, lava, karet, busa,
Gas Padat Busa padat
biskuit
Kabut, awan, pengeras rambut
Cair Gas Aerosol cair
(hairspray), obat semprot.
Susu, santan, minyak ikan,
Cair Cair Emulsi
mayonnaise
Keju, mentega, nasi, selai, agar-
Cair Padat Gel agar, lateks, mutiara, semir padat,
lem padat.
Padat Gas Aerosol padat Asap, debu, buangan knalpot
Kanji, cat, tinta, protoplasma, putih
Padat Cair Sol telur, air lumpur, semir cair, lem
cair
Tanah, kaca, permata, perunggu,
Padat Padat Sol padat
kuningan.
Dari tabel di atas tampak jelas bahwa proses di alam sekitar kita banyak
berhubungan dengan sistem koloid. Kegunaan dari cabang ilmu “kimia koloid”
sistem koloid, sehingga kimia koloid diperlukan untuk menerangkan reaksi dalam
sel. Tanah juga merupakan sistem koloid, dan pemahaman tentang koloid sangat
koloid banyak dimanfaatkan pada pembuatan berbagai produk antara lain biskuit,
keju, mentega, hairspray, cat, tinta, keramik, sabun, semen, karet, obat-obatan,
26
kosmetika, insektisida, plastik dan tekstil, seluruh fakta ini menunjukkan betapa
Sistem koloid mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan
atau pun suspensi. Selanjutnya akan dibahas beberapa sifat-sifat khas dari system
koloid
A. Efek Tyndall.
Jika seberkas cahaya masuk ke dalam ruang gelap melalui celah, maka
berkas cahaya itu akan terlihat jelas, sebab partikel debu dalam ruangan yang
berukuran koloid akan menghamburkan cahaya tersebut. Demikian pula jika kita
berada di tengah hutan yang lebat pada pagi hari, cahaya matahari yang masuk
melalui sela-sela pepohonan akan tampak dengan nyata sebab cahaya itu
sebab hal ini mula-mula di terangkan oleh john tyndall (1820-1893), ahli fisika
bangsa Inggris.
larutan sejati. Partikel dalam larutan yang berupa molekul atau ion terlalu kecil
untuk menghamburkan cahaya, sehinga berkas cahaya dalam larutan tidak terlihat,
sebaliknya, cahaya yang melewati sistem koloid akan terlihat nyata. Partikel-
27
partikel koloid yang berukuran cukup besar akan menghamburkan cahaya itu
Efek tyndall dapat menerangkan mengapa langit pada sing hari berwarna
biru, sedangkan ketika matahari terbenam langit di ufuk barat berwarna jingga
atau merah. Ini di sebabkan oleh penghamburan cahaya matahari oleh partikel
koloid di angkasa, dan tidak semua frekuensi sinar matahari di hamburkan dengan
intensitas yang sama. Oleh karen intensitas cahaya yang di hamburkan berbanding
lurus dengan frekuensi, maka ketika matahari melintas di atas kita frekuesi paling
tingilah yang banyak sampai ke mata kita, sehinga kita melihat langit berwarna
biru. Ketika matahari terbenam, hamburan frekuensi rendah lebih banyak, sehinga
kita menyaksikan langiit berwarna jingga atau merah. Maha besar Allah yang
B. Gerak Brown
dan tidak memisah meskipun didiamkan? hal ini disebabkan oleh adanya gerak
terus-menerus secara acak tetapi gesit dari partikel koloid tersebut. Gerakan acak
dari partikel koloid dalm medium pendispersinya ini disebut gerak brown.
Berdasarkan nama ahli botani bangsa Inggris yang menemukan gerakan ini pada
tahun 1827, yaitu Robert Brown (1773-1858). Perlu juga diketahui bahwa
pengamatan gerakan partikel koloid tersebut ternyata merintis jalan bagi Robert
adalah akibat tabrakan antara partikel koloid dengan molekul pendispersinya dari
segala arah. Oleh karena momentum partikel koloid jauh lebih besar dari molekul
mediumnya, maka partikel koloid bergerak pada garis lurus sampai arah dan
Gerak brown akan semakin cepat jika ukuran partikel koloid makin kecil.
C. Adsorpsi Koloid
Peristiwa penyerapan suatu molekul atom ion pada permukaan suatu zat
partikel koloid memiliki permukaan yang sangat luas. Sipat adsorpsi dan koloid
a. Pada penyembuhan sakit perut oleh serbuk karbon (norit), campuran serbuk
karbon dengan cairan usus akan membentuk sistim koloid yang mampu
b. Pada proses pemurnian gula pasir, gula yang masih kotor (berwarna coklat) di
larutkan dalam air panas, lalu di alirkan melalui sistem koloid yang berupa
tanah diatom atau karbon kotoran pada gula akan teradsorpsi sehingga di
c. Deodoran dan anti pespiran (zat anti keringat) dapat menghilangkan bau badan
keringat, sehinga hanya sedikit keringat yang keluar. Hal ini karena ion
manusia terdapat kurang lebih dua juta kelenjar kerigat.penguapan air dari
cairan yang keluar dari kelenjar inilah yang mengatur suhu tubuh manusia.
yang keluar dari tubuh, dan dari pertumbuhan bakteri dalam kelenjar keringat.
mengoleskan tawas untuk dagu yang berdarah akibat pisau cukur.darah yang
keluar akan mengalami koagulasi sehinga menutup pori dan pendarahan akan
terhenti.
e. Daya adsorpsi dari koloid dalam tanah mampu menahan bahan makanan yang
di perlukan tumbuhan, sehingga tidak terbawa air hujan. Tanah juga mampu
30
tang) harus berjarak minimal delapan meter dari sumur, agar tanah dapat
penyerapan ion pada permukaan partikel koloid tersebut. Sebagai contoh, koloid
Fe(OH)3 dalam air akan menyerap kation sehingga bermuatan positif, sedangkan
juga disebabkan adanya muatan listrik pada permukaan partikel koloid. Gaya
positif akan menuju katode dan yang bermuatan negatif akan menuju anode.
2. Untuk memproduksi barang industri yang terbuat dari karet. Misalnya, pada
3. Untuk mengurai zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap
yang akan menarik dan mengumpulkan debu halus dalam asap buangan.
E. Koagulasi Koloid
a. Pada pengolahan karet dari bahan mentahnya (lakets), partikel karet dalam
b. Partikel lumpur dan tanah liat yang dikandung air sungai akan mengendap
c. Jika bagia tubuh kita mengalami luka, maka ion Al3+ atau Fe3+ segera
menjadi jernih.
a. Koloid liofil yaitu koloid yang “senang cairan” (bahasa Yunani: Iyo = cairan;
b. Koloid liopob, yaitu koloid yang “benci cairan” (phobia = benci). Koloid tidak
mengabsorbsi molekul cairan jika mediumnya air. Istilah yang dipakai adalah
hidrofob (benci air). Contoh koloid hidrofob adalah sol sulfida dan sol logam.
Koloid liofil lebih stabil dari pada koloid liofob. Untuk menggumpalkan
berkas liofil diperlukan eletrolit dalam jumlah banyak, sebab selubung yang
berfungsi sebagai pelindung harus dipecah dahulu. Adapun koloid liofob mudah
Pada pembuatan sol hidrofob, cairan yang akan dipakai sebagai medium
pendispersi harus dimurnikan dahulu dan elektrolit (ion) yang dapat mengganggu
dialistis. Koloid dimasukkan ke dalam kantung yang terbuat dari selaput semi
permiabel, yaitu selaput yang dapat melewatkan material atau ion tetapi tidak
dapat dilewati partikel koloid jika kantung yang berisi koloid itu dimasukkan ke
dalam air, maka ion pengganggu akan menembus selaput masuk ke dalam air
Beberapa koloid hidrofil, seperti gelatin dna gan Arab, bukan hanya
stabil terhadap koagulasi, tetapi juga ditambahkan itu disebut koloid pelindung,
dalam sol emal atau sol As2S3, maka sol itu sukar digumpalkan oleh elektrolit.
industri, misalnya film fotografi yang merupakan koloid AgBr dalam gelatin.
G. Emulsi.
cairan polar dan cairan non polar, mis: air dan minyak.
terjadilah campuran yang akan memisah kembali, setelah didiamkan agak lama.
yaitu senyawa organik yang mengandung kombinasi gugus polar dan nonpolar
34
sehingga mampu mengikat zat polar (air) dan zat nonpolar (minyak). Misalnya
sabun yang merupakan garam karboksilat. Molekul sabun tersusun dari “ekor”
alkil yang nonpolar (larut dalam minyak dan “kepala” ion karboksilat yang polar
pembersih. Ketika kita mandi atau mencuci pakaian, ekor nonpolar dari sabun
menempel kotoran dan kepala polarnya menempel pada air. Akibatnya, tegangan
permukaan air menjadi berkurang, sehingga air jauh lebih mudah menarik
kotoran.
Salah satu emulsi yang kita kenal sehari-hari adalah susu, dimana lemak
terdispersi dalam air. Dalam susu terkadung kasein suatu protein yang berfungsi
sebagai zat pengemulsi, jika susu menjadi masam, karena laktosa (gula susu)
terodksidasi menjadi asam laktat, kasein akan terkoagulasi dan tidak dapat lagi
emulsi. Dalam usus selalu terkandung larutan basa yang akan berreaksi dengan
digunakan dalam pembuatan berbagai produk, seperti salep, cream, lotion dan
minyak ikan.
35
Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan partikel
suspensi. Oleh karena itu, sistem koloid dapat dibuat dengan mengelompokan
(agregasi) partikel larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar
A. Cara Kondensasi.
Salah satu cara pembuatan sistem koloid adalah cara kondensasi, yaitu
berukuran koloid, partikel larutan yang berupa ion, atom, atau molekul dapat
sebagai berikut:
a. Pendinginan.
b. Penggantian pelarut.
Misalnya kita membuat sol belerang dari air; belerang sukar larut dalam
air, tetapi melarut baik dalam alkohol. Maka larutan jenuh belerang dalam alkohol
36
c. Pengembunan uap.
Misalnya; uap raksa dialirkan melalui air dingin, sehingga terbentuk sol
adalah melalui reaksi kimia. Adapun reaksi kimia tersebut antara lain sebagai
berikut:
a. Reaksi Penngendapan
b. Reaksi hidrolisis
menambahkan garam klorida ke dalam air mendidih dan garam itu terhidrolisis
c. Reaksi redoks
Sol logam seperti sol emas dapat diperoleh dengan mereduksi larutan
Sol belerang dan iodin dapat dibuat dengan mengoksidasi ion sulfida dan
iodida.
B. Cara Dispersi.
Selain cara kondensasi, suatu sistem koloid dapat dibuat melalui cara
dispersi, yaitu menghaluskan partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel
a. Cara Mekanik.
b. Cara Peptisasi.
(OH)3 dibuat dengan menambah FeCl3 dan sol NiS dibuat dengan menambahkan
H2S.
38
Cara ini khusus untuk membuat sol logam dengan cara dispersi. Dua kawat
kedua ujung kawat diberi loncatan listrik, sebagian logam clear mendebu ke
2. Retensi hasil belajar siswa pada materi sistem koloid yang pembelajarannya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini membuktikan hasil belajar untuk materi sistem koloid yang
diajarkan dengan menggunakan macromedia flash lebih tinggi dari pada yang
hasil belajar untuk materi sistem koloid yang diajarkan dengan menggunakan
macromedia flash lebih tinggi dari pada yang diajarkan tanpa menggunakan
macromedia flash.
pelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah post test only controle group
design. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pretest karena dianggap kemampuan
awal siswa sama berdasarkan rata-rata nilai rapor untuk mata pelajaran kimia
semester ganjil tahun ajaran 2008/2009. Untuk kelompok yang diajar dengan
macromedia flash disebut kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.
40
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Post Test Only Controle Group Design
KE X O1 O3
KK - O2 O4
Keterangan:
KE : Kelas Eksperimen
KK : Kelas Kontrol
O1 & O3 : Tes hasil belajar dan retensi hasil belajar kelas eksperimen
O2 & O4 : Tes hasil belajar dan retensi hasil belajar kelas kontrol
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tapa
pada tahun ajaran 2008/2009. Pada tahun ajaran tersebut terdapat 2 kelas dengan
XI IPA2 21 72,2
X=72.09
41
Pada penelitian ini 2 kelas yang bisa digunakan sebagai sampel yaitu
kelas XI IPA1 dan Kelas XI IPA2 yang merupakan kelas-kelas homogen karena
nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran kimia smester 1 yang diperoleh hampir
sama dengan rata-rata kelas keseluruhan. Untuk kelas XI IPA1 dikenai pengajaran
Instrumen penelitian yang digunakan untuk evaluasi tes hasil belajar dan
retensi hasil belajar berupa soal tes bentuk pilihan ganda dengan 1 (satu) jawaban
benar, 2 (dua) jawaban mengecoh dan 1 (satu) pilihan jawaban yang diberikan
sendiri oleh siswa jika tiga pilihan jawaban yang diberikan dianggap tidak benar.
pembimbing.
3.4.1. Validitas
kesahihan suatu intstrumen. Sebuah tes yang dikatakan valid apabila dapat tepat
mengukur apa yang diukur Arikunto (2002) Pengujian validitas untuk penelitian
ini adalah berdasarkan validitas isi (content validity) yang diperoleh melalui
pertimbangan satu dosen dan dua guru kimia SMA Negeri 1 Tapa. Dalam
validitas isi ini yang menjadi perhatian utama adalah keterwakilan konsep dengan
baik oleh setiap soal sesuai dengan apa yang diukur, serta pemakaian kalimat yang
digunakan sudah komunikatif atau belum. Soal diberi skor 2 jika telah mewakili
konsep dan kalimatnya sudah komunikatif. Soal diberi skor 1 jika telah mewakili
konsep saja tetapi kalimatnya belum komunikatif, atau belum mewakili konsep
dan kalimatnya sudah komunikatif. Sedangkan soal diberi skor 0 (nol) jika belum
diberikan oleh tiap penilai dikonfirmasikan antara satu dengan lainnya dan
…………(3.1)
penilai sebesar 100%. Dengan kata lain koefesien validitas tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 1 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lembar
lampiran.
43
3.4.2. Reliabilitas
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Dalam penelitian ini reliabilitas dari instrumen
……… (3.2)
Arikunto (2002)
Keterangan
s = standar deviasi
Kriteria yang digunakan dalam reliabilitas ini adalah semakin besar nilai
dari r11 maka reliabilitas suatu tes makin tinggi (Arikunto, 2001: 75). Untuk
a. Bila r11 antara 0,8 - 1,0 berarti reliabilitas tersebut cukup tinggi
e. Bila r11 antara 0,0 - 0,2 berarti reliabilitas tersebut agak rendah
44
Dari hasil perhitungan yang didapatkan pada uji relibilitas yaitu r11 = 0,69. Artinya
nilai yang diperoleh maka nilai reabilitas soal yang di gunakan tersebut tinggi.
antara siswa yang menjawab benar dengan jumlah peserta tes. Rumus yang
digunakan adalah:
………….(3.3)
Arikunto (2002)
Keterangan:
P = indeks kesukaran
untuk soal yang mudah =5; soal sedang = 21 dan soal yang sulit =2 total soal
45
keseluruhan sejumlah 28. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lembar lampiran
8.
Pada penelitian ini data diambil dengan jalan mengadakan perlakuan dan
tes. Tes dan perlakuan diadakan pada awal bulan Mei 2009. Pengajaran dilakukan
oleh peneliti sedangkan pengawasan ujian dilakukan oleh peneliti dan dibantu
oleh guru kimia untuk menjamin kejujuran siswa dalam mengerjakan soal
tersebut.
a. Uji Normalitas
mengetahui apakah data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Dalam
penelitian ini digunakan uji lilefors (Sudjana, 1998:466) dengan prosedur sebagai
berikut.
X1 X1
2
menggunakan rumus Z1
s ……………(3.4)
46
Dimana :
X = rata-rata sampel yang diperoleh dengan rumus
X
X 1
n …………..(3.5)
s
2
n1 X 1 X 1
2
n1 n1 1
…………(3.6)
Z1 , Z 2 ,......., Z n yang lebih kecil atau sama dengan Z i Jika proporsi ini dinyatakan
oleh S( Z i ), maka
4. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut.
47
Dari hasil perhitungan uji normalitas untuk skor hasil belajar kelas eksperimen
0,01 disimpulkan bahwa L0 < dari Ltabel artinya skor hasil belajar untuk kelompok
juga sebalikanya pada hasil perhitungan skor hasil belajar kelas kontrol
didapatkan L0 = 0,132652 dan Ltabel = 0,225, pada skor retensi hasil belajar untuk
kelas eksperimen diperoleh hasil L0 = 0,13791 dan Ltabel = 0,225 dan skor terensi
hasil belajar untuk kelas kontrol diperoleh L0 = 0,128043 dan Ltabel = 0,225 dari
hasil yang ada disimpulkan secara keseluruhan pada uji normalitas hasil belajar
tanpa menggunakan macromedia flash terdistribusi normal artinya nilai L0 < dari
b. Uji Homogenitas
………. (3.8)
Dimana:
macromedia flash
Kriteria pengujian:
Hasil uji homogenitas tidak lepas dari data yang diperoleh pada uji
c. Pengujian Hipotesis
…….. (3.9)
dengan:
flash.
flash.
NA= jumlah siswa kelas yang diajar dengan menggunakan macromedia flash.
macromedia flash.
macromedia flash.
Ho dapat ditolak jika thitung > ttabel untuk taraf signifikan 0,01
50
BAB IV
Data skor rata-rata hasil belajar dan retensi hasil belajar siswa untuk
Tabel 4.1 skor tes hasil belajar dan retensi hasil belajar pada kelas
76,87 dan untuk kelompok kontrol sebesar 68,54 sedangkan rata-rata skor tes
sebesar 47,28 dan untuk kelompok kontrol sebesar 38,43. Jadi dibandingkan
dengan skor hasil belajar, maka retensi untuk kelompok eksperimen dan
analisis. Uji persyaratan analisis tersebut meliputi uji normalitas dan uji
homoginitas. Adapun pengujian hipotesis diperoleh informasi dari tabel 4.2 skor
tes hasil belajar dan retensi hasil belajar pada kelas eksperimen dengan
52
4.3.Prasyarat
a. Uji Normalitas
hasil penelitian yang terkumpul berdistribusi normal atau memiliki sebaran yang
normalitas data ini menggunakan uji liliefors dengan α = 0,01 dan dengan
kriterianya adalah tolak H 0 bahwa populasi berdistribusi normal jika L0 < Ltabel
Data yang akan diuji terdiri dari dua kelompok data yaitu data skor hasil
belajar siswa dan skor retensi hasil belajar siswa pada materi system koloid
dengan menggunakan macromedia flash dan data skor hasil belajar dan retensi
hasil belajar siswa pada materi system koloid yang diajarkan secara konvensional.
53
Tabel 4.2 Ikhtisar uji normalitas Untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Keterangan :
b. Uji Homogenitas
dengan harga pada Ftabel pada taraf kesalahan tertentu dengan dk pembilang dan
penyebut. Untuk itu digunakan taraf kesalahan 0,01 dengan dk pembilang maupun
penyebut. Jadi harga F dicari pada tabel F di peroleh F(0,99)(20,20) = 2,94. Ikhtisar
54
hasil homoginitas diberikan pada tabel 4.4 dan hasil perhitungan selengkapnya
Tabel 4.3 Ikhtisar Hasil Belajar dan Retensi hasil Belajar siswa untuk
lampiran 13 ringkasan hasil analisis seperti dalam table 4.8 iktisar skor tes hasil
belajar berikut.
55
Tabel 4.4 Ikhtisar Skor Tes hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
ttabel = t (1-0.01/2)(20-1)
Dari daftar distribusi pada taraf signifikan 0,01 diperolen nilai thitung =
3,93 > dari ttabel (0,995)(20) = 2,84 dan H0 di tolak sehingga dapat dinyatakan bahwa
macromedia flash secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang
kelompok eksperimen sebesar 76,87 dan nilai rata-rata untuk kelas kontrol sebesar
Hal ini dapat kita lihat pada Grafk 4.1 hasil belajar sebagai berikut.
Grafik 4.1 skor hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
100
80
60
Nilai
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Jumlah Responden
Keterangan:
macromedia flash
macromedia flash
Tabel 4.5 Ikhtisar Skor Tes Retensi Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan
Dari daftar distribusi pada taraf signifikan 0,001 diperolen nilai thitung =
3,29 > dari ttabel (0,995)(20) = 2,84 dan kriteria H0 ditolak sehingga dapat dinyatakan
menggunakan macromedia flash. Namun, secara riil dan bukan faktor kebetulan
rata hasil belajar untuk kelompok eksperimen sebesar 47,28 dan nilai rata-rata
untuk kelas kontrol sebesar 38,43 hal ini menunjukan bahwa pada pembelajaran
Hal ini dapat kita lihat pada Grafik 4.2 retensi hasil belajar sebagai
berikut.
Grafik 4.2 skor retensi hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
80
70
60
50
Nilai
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Jumlah Responden
Keterangan:
macromedia flash
macromedia flash
Ini kemudian diuji melalui hipotesis nol yang berbunyi untuk materi
sistem koloid hasil belajar dan retensi hasil belajar kelompok eksperimen yang
diajar dengan menggunakan macromedia flash lebih tinggi dari pada hasil belajar
dan retensi hasil belajar kelompok kontrol yang diajar tanpa menggunakan
macromedia flash. Ikhtisar hasil pengujian diberikan pada tabel 4.8 dan table 4.9.
4.5. Pembahasan
menyebabkan materi tersebut mudah untuk dipahami oleh siswa. Hal ini
terlihat. Disamping itu macromedia flash siswa akan terbantu dalam memahami
konsep materi dengan baik sehingga hasil belajar dan retensi hasil belajar
cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar dan retensi hasil belajar
berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada lampiran 13, uji-t diperoleh
dinyatakan secara umum berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar dan
retensi hasil belajar yang dibuktikan dengan skor hasil belajar dan retensi hasil
belajar. Pengaruh yang dimaksud adalah dapat meningkatkan hasil belajar dan
kembali informasi yang telahb tersimpan dalam memori, dan lupa adalah ketidak
bahwa informasi yang tersimpan dalam memori setelah selang waktu tertentu
sebagian telah dilupakan. Hal ini akan mudah dipahami apabila konsepsi retensi
Berkaitan dengan retensi tersebut, maka pengunaan macromedia flash akan dapat
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Untuk materi sistem koloid hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan macromedia flash lebih tinggi dari pada hasil belajar yang
2. Untuk materi sistem koloid retensi hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan macromedia flash lebih tinggi dari pada retensi hasil belajar
5.1. Saran
berikut:
dikalangan guru atau tenaga pendidik harus benar-benar relefan dengan materi
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta ; Erlangga
Santyasa.____.Model_Model_Pembelajaran.pdf+*.
pengertian+retensi+hasil+belajar&cd=8&hl=id&ct=clnk&gl=id
http://209.85.173.132/search?q=cache:orA9nxHWjhoJ:www.freew
ebs.com/
Sudarmo, unggul. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI.2. Jakarta. PHißETA
Lampiran 1
3. Di antara zat-zat di bawah ini, yang tidak dapat membentuk koloid liofil jika
didispersikan ke dalam air ialah....
a. Kanji d. Sabun
b. Belerang e. Agar-agar
c. Gelatin
4. Contoh koloid yang medium pendispersinya padat dan fase terdispersinya cair
adalah....
a. Asap d. Awan
b. Kuningan e. Mutiara
c. Batu apung
5. Dispersi zat cair atau zat padat dalam gas disebut ....
a. Sol d. Aerosol
b. Emulsi e. Suspensi
c. Bum
6. Gejala atau proses yang paling tidak ada kaitannya dengan sistem koloid
adalah....
a. Efek tyndall d. Emulsi
b. Dialysis e. Elektrolisis
c. Koagulasi
65
7. Proses penjernihan air dengan tawas berkaitan dengan sifat koloid, yaitu ....
a. Gerak Brown d. Koagulasi
b. Elektroforesis e. Adsorpsi
c. Efek Tyndall
8. Salah satu sifat penting dari dispersi koloid yang banyak dimanfaatkan dalam
bidang industri dan analisis biokimia adalah ....
a. Prinsip elektroforesis d. Homogenisasi
b. Efek Tyndall e. Peptisasi
c. Gerak Brown
9. Bila minyak kelapa dicampurkan dengan air, maka akan terjadi dua lapisan
yang tidak saling melarut. Suatu emulsi akan terjadi bila campuran ini dikocok
dan ditambahkan ....
a. Air panas d. Minyak tanah
b. Es e. Larutan garam
c. Air sabun
13. Salah satu perbedaan antara koloid dengan suspensi adalah ....
a. Koloid bersifat homogen, sedangkan supensi heterogen
b. Koloid menghamburkan cahaya, sedangkan suspensi
meneruskan cahaya
c. Koloid stabil, sedangkan suspensi tidak stabil
d. Koloid satu fase, sedangkan suspensi dua fase
e. Koloid transparan, sedangkan suspensi keruh
66
Keadaan Keadaan
No. Warna Sebelum Sesudah Larutan
Larutan Penyaringan Penyaringan Dikenakan Cahaya ;
16. Suatu contoh air sungai setelah disaring diperoleh filtrat yang tampak jemih.
Filtrat tersebut temyata menunjukkan efek Tyndall. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa air sungai
a. Tergolong lamtan sejati
b. Tergolong suspensi
c. Tergolong sol
d. Tergolong koloid
e. Mengandung partikel kasar dan partikel koloid
18. Proses elektrodialisis yang dilakukan terhadap sistem koloid bertujuan untuk....
a. Memisahkanjenis-jenis partikel koloid
b. Menggumpalkan partikel koloid
c. Mengukur dimensi partikel koloid
d. Membuang kelebihan ion-ion elektrolit dari koloid
e. Membuat larutan dari koloid
20. Aluminium hidroksida membentuk sol bermuatan positif dalam air. Di antara
elektrolit berikut, yang paling efektif untuk menggumpalkan koloid itu
adalah....
a. NaCI d. Na3PO4
b. Fe2(SO4)3 e. Na2SO4
c. BaCl2
21. Kelebihan elektrolit dalam suatu dispersi koloid biasanya dihilangkan dengan
cara.
a. Elektrolisis d. Dekanasi
b. Elektroforesis e. Presipitasi
c. Dialisis
26. Pembuatan koloid berikut yang tidak tergolong cara kondensasi adalah…
a. Pembutann sol belerang dengan mengalirkan gas H2S kedalam larutan
SO2
b. Pembuatan sol emas dengan mereduksi suatu larutan garam emas
c. Pembuatan sol kanji dengan memanaskan suspense amilum
d. Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan hidrolisis larutan besi (III) klorida
e. Pembuatan sol As2S3 dengan mereaksikan larutan As2O3 dengan larutan
H2S
27. Diantara cara-cara pembuatan koloid berikut yang merupakan cara dispersi
adalah….
a. Pembuatan sol belerang dengan dialiri gas H2S dalam larutan SO2
b. Pebutan kanji dengan memanaskan amilum
c. Pembuatan sol emas dengan mereduksi larutan garam emas
d. Pembuatan sol Fe(OH)3 dalam air mendidih
e. Pembutan AgCl dengan mereaksikan larutan AgNO3 encer dengan
larutan NaCl encer
Lampiran 2
1. b 8. a 15. e 22. e
2. b 9. c 16. d 23. e
3. b 10. b 17. a 24. a
4. d 11. e 18. d 25. a
5. d 12. d 19. e 26. b
6. e 13. c 20. b 27. b
7. e 14. b 21. c 28. b
70
Lampiran 3
3. Di antara zat-zat di bawah ini, yang tidak dapat membentuk koloid liofil
jika didispersikan ke dalam air ialah....
a. Kanji
b. Sabun
c. Belerang
d. Agar-agar
e. Gelatin
5. Dispersi zat cair atau zat padat dalam gas disebut ....
a. Sol
b. Emulsi
c. Aerosol
d. Suspensi
e. Bum
6. Gejala atau proses yang paling tidak ada kaitannya dengan sistem koloid
adalah....
a. Efek tyndall
b. Emulsi
c. Dialysis
d. Elektrolisis
e. Koagulasi
8. Salah satu sifat penting dari dispersi koloid yang banyak dimanfaatkan dalam
bidang industri dan analisis biokimia adalah ....
a. Homogenisasi
b. Efek Tyndall
c. Peptisasi
d. Gerak Brown
e. Prinsip elektroforesis
9. Bila minyak kelapa dicampurkan dengan air, maka akan terjadi dua lapisan
yang tidak saling melarut. Suatu emulsi akan terjadi bila campuran ini
dikocok dan ditambahkan ....
a. Air panas
b. Minyak tanah
c. Es
d. Larutan garam
e. Air sabun
13. Salah satu perbedaan antara koloid dengan suspensi adalah ....
a. Koloid menghamburkan cahaya, sedangkan suspensi meneruskan
cahaya
b. Koloid bersifat homogen, sedangkan supensi heterogen
c. Koloid transparan, sedangkan suspensi keruh
d. Koloid stabil, sedangkan suspensi tidak stabil
e. Koloid satu fase, sedangkan suspensi dua fase
Keadaan
Keadaan
Warna Sesudah Larutan
Sebelum
No. Larutan Penyaringan Dikenakan Cahaya ;
Penyaringan
16. Suatu contoh air sungai setelah disaring diperoleh filtrat yang tampak jemih.
Filtrat tersebut temyata menunjukkan efek Tyndall. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa air sungai
a. Tergolong suspensi
b. Tergolong lamtan sejati
c. Tergolong sol
d. Mengandung partikel kasar dan partikel koloid
e. Tergolong koloid
20. Aluminium hidroksida membentuk sol bermuatan positif dalam air. Di antara
elektrolit berikut, yang paling efektif untuk menggumpalkan koloid itu
adalah....
a. NaCl2
b. Na3PO4
c. Na2SO4
d. Fe2(SO4)3
e. BaCl2
21. Kelebihan elektrolit dalam suatu dispersi koloid biasanya dihilangkan dengan
cara.
a. Elektrolisis
b. Dekanasi
c. Elektroforesis
d. Presipitasi
e. Dialisis
26. Pembuatan koloid berikut yang tidak tergolong cara kondensasi adalah…
a. Pembuatan sol kanji dengan memanaskan suspense amilum
b. Pembuatan sol As2S3 dengan mereaksikan larutan As2O3 dengan larutan
H2S
c. Pembutann sol belerang dengan mengalirkan gas H2S kedalam larutan
SO2
d. Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan hidrolisis larutan besi (III) klorida
e. Pembuatan sol emas dengan mereduksi suatu larutan garam emas
27. Diantara cara-cara pembuatan koloid berikut yang merupakan cara dispersi
adalah….
a. Pebutan kanji dengan memanaskan amilum
b. Pembuatan sol emas dengan mereduksi larutan garam emas
c. Pembutan AgCl dengan mereaksikan larutan AgNO3 encer dengan
larutan NaCl encer
d. Pembuatan sol belerang dengan dialiri gas H2S dalam larutan SO2
e. Pembuatan sol Fe(OH)3 dalam air mendidih
Lampiran 4
1. e 8. e 15. d 22. d
2. c 9. e 16. e 23. e
3. c 10. d 17. b 24. b
4. b 11. b 18. b 25. e
5. c 12. c 19. c 26. e
6. d 13. d 20. d 27. a
7. d 14. c 21. e 28. c
77
Lampiran 5
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
5 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1
7 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
9 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1
11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0
12 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1
13 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
14 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
15 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
16 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
17 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
18 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
19 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1
20 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1
21 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
22 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1
23 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0
24 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
25 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
26 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1
27 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1
18 18 21 18 18 12 16 19 17 19 19 12 19 19 23
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
78
Sambungan.
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Skor X
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 24 85,71
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 23 82,14
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 22 78,53
1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 22 78,57
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 21 75
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 21 75
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 20 71,43
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 20 71,43
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 20 71,43
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 20 71,43
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 20 71,43
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 19 67,86
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 19 67,86
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 18 64,29
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 18 60,29
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 18 64,29
1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 18 64,29
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 18 64,29
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 64,29
0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 17 60,71
1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 17 60,71
0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 17 60,71
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 17 60,71
1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 17 60,71
0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 16 57,14
0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 16 57,14
0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 16 57,14
19 20 24 20 24 21 17 19 20 17 15 16 13 512 1824,53
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
79
Lampiran 6.
Keterangan :
Penilai 1 : HAMZA YUSUF, S.Pd
Penilai 2 : NITA SULEMAN, S.T, M.T
Penilai 3 : MASRID PIKOLI, S.Pd, M.Pd
Perhitungan Validitas
Jumlah pemberian skor 2 (Skor yang telah relevan) dari penilai :
Penilai 1 : 28
Penilai 2 : 28
Penilai 3 : 28
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
80
Penilai 1
Penilai 2
Penilai 2
Diperoleh persentase untuk setiap penilai sebesar 100%. Dengan kata lain
koefesien validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
81
Lampiran 7
HASIL NILAI
Uji Validitas Soal SMA Negeri 4 Gorontalo
Kelas XI IPA 2
Perolehan Nilai
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖
No. Nama Siswa Skor 𝑥100
Nilai 28
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
82
Lampiran 8.
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
83
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah seluruh siswa
Kriteria
Jika P = 0,00 - 0,45 Adalah soal yang sukar
P = 0,45 – 0,75 Adalah soal yang Sedang
P = 0,75 – 1,00 Adalah soal yang mudah
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
84
Lampiran 9.
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
85
(Arikunto, 1997:81)
Keterangan :
r11 = Reliabilitas tes
∑p.q = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
S = Varians skor total
n = Banyaknya item tes
p = Banyaknya siswa yang menjawab benar item tes
q = Banyaknya siswa yang menjawab salah item tes (q =1- p)
n = 28
Σ P.q = 5.77
2 2
2 𝑋 512
𝑋 − 9834 − 9834 − 9362,29 471,71
𝑆2 = 𝑛 = 28 = =
𝑛 28 28 28
Sehingga:
28 4,112 − 5,77 28 16,89 − 5,77
𝑟11 = = = 1,04 0,66
28 − 1 4,112 27 16,89
Dari nilai yang diperoleh maka nilai reabilitas soal yang di gunakan tersebut
tinggi.
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
86
Lampiran 10
DAFTAR NILAI
Uji Tes Hasil Belajar Dan Retensi Hasil Belajar
SMA Negeri 1 Tapa
Kelas XI IPA 1 (Kelas Eksperimen)
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
87
Lampiran 11
DAFTAR NILAI
Uji Tes Hasil Belajar Dan Retensi hasil Belajar
SMA Negeri 1 Tapa
Kelas XI IPA 2 (Kelas Kontrol)
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
88
Lampiran 12.
Data Skor tes hasil belajar dan retensi hasil belajar pada kelas eksperimen
dengan menggunakan macromedia flash (X) dan kelas kontrol tanpa menggunakan
macromedia flash (Y).
Kelas Ekperimen
Kelas Kontrol
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
89
Lmpiran 13
ANALISIS DATA
1. Uji Normalitas
a. Skor Hasil Belajar
- Kelas Eksperimen
No.
Xi Zi F(Zi) S(Zi) │F(Zi) - S(Zi)│
Resp
1 64.29 -1.86647 0.0314 0.095238 0.063838095
2 64.29 -1.86647 0.0314 0.095238 0.063838
3 67.86 -1.3368 0.0918 0.142857 0.051057143
4 71.43 -0.80712 0.2119 0.333333 0.121433
5 71.43 -0.80712 0.2119 0.333333 0.121433
6 71.43 -0.80712 0.2119 0.333333 0.121433
7 71.43 -0.80712 0.2119 0.333333 0.121433333
8 75 -0.27745 0.3936 0.428571 0.034971
9 75 -0.27745 0.3936 0.428571 0.034971429
10 78.57 0.252226 0.5987 0.619048 0.020348
11 78.57 0.252226 0.5987 0.619048 0.020348
12 78.57 0.252226 0.5987 0.619048 0.020348
13 78.57 0.252226 0.5987 0.619048 0.020347619
14 82.14 0.781899 0.7823 0.857143 0.074843
15 82.14 0.781899 0.7823 0.857143 0.074843
16 82.14 0.781899 0.7823 0.857143 0.074843
17 82.14 0.781899 0.7823 0.857143 0.074843
18 82.14 0.781899 0.7823 0.857143 0.074842857
19 85.71 1.311573 0.9049 1 0.0951
20 85.71 1.311573 0.9049 1 0.0951
21 85.71 1.311573 0.9049 1 0.0951
∑ 1614.27 -6.1E-14 10.8104 12.28571 1.475314476
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
90
Diketahui:
𝑋𝑖 1614,27
𝑋 = = = 76,87
𝑛 21
𝑛 𝑋2 − 𝑋 2
21 124996,8573 − 1614,27 2
𝑆2 = =
𝑛 (𝑛 − 1) 21 (21 − 1)
2624934,003 − 2605867,633
𝑆2 =
420
19075,37
𝑆2 = = 45,42𝑆 = 45,42 = 6,74
420
L0 = 0,121433
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
91
- Kelas Kontrol
No.
Xi Zi F(Zi) S(Zi) │F(Zi) - S(Zi)│
Resp
Diketahui :
∑Xi = 1439,3 n = 21
𝑋𝑖 1439,3
𝑋 = = = 68,54
𝑛 21
2
𝑛 𝑋2 − 𝑋 2
21 99606,5512 − 1439,3 2
𝑆 = =
𝑛 (𝑛 − 1) 21 (21 − 1)
2091737,575 − (2073312,01)
𝑆2 =
21 (21 − 1)
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
92
18425,565
𝑆2 = = 43,87 𝑆 = 43,87 = 6,62
420
L0 = 0,132652
- Kelas Eksperimen
No.
Xi Zi F(Zi) S(Zi) │F(Zi) - S(Zi)│
Resp
1 -50 -2.00749 0.0228 0.047619 0.024819048
2 -42.85 -1.32131 0.0934 0.142857 0.049457
3 -42.85 -1.32131 0.0934 0.142857 0.049457143
4 -39.28 -0.9787 0.166 0.190476 0.02447619
5 -35.72 -0.63705 0.2643 0.285714 0.021414
6 -35.72 -0.63705 0.2643 0.285714 0.021414286
7 -35.71 -0.63609 0.2643 0.333333 0.069033333
8 -32.15 -0.29444 0.3859 0.380952 0.004947619
9 -32.14 -0.29348 0.3859 0.52381 0.13791
10 -32.14 -0.29348 0.3859 0.52381 0.13791
11 -32.14 -0.29348 0.3859 0.52381 0.137909524
12 -25.01 0.390778 0.6517 0.619048 0.032652
13 -25.01 0.390778 0.6517 0.619048 0.032652381
14 -25 0.391738 0.6517 0.714286 0.062586
15 -25 0.391738 0.6517 0.714286 0.062585714
16 -21.43 0.734348 0.7673 0.809524 0.042224
17 -21.43 0.734348 0.7673 0.809524 0.04222381
18 -17.86 1.076958 0.8577 0.904762 0.047062
19 -17.86 1.076958 0.8577 0.904762 0.047061905
20 -17.85 1.077918 0.8577 0.952381 0.094680952
21 -3.57 2.448359 0.9927 1 0.0073
∑ -610.72 -6.2E-15 10.4193 11.42857 1.149776905
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
93
Diketahui :
∑Xi = -610,72 n = 21
𝑋𝑖 −610,72
𝑋 = = = −29,08
𝑛 21
𝑛 𝑋2 − 𝑋 2
21 20063,58 − −610,72 2
𝑆2 = =
𝑛 (𝑛 − 1) 21 (21 − 1)
421335,18 − (372978,92)
𝑆2 =
21 (21 − 1)
48356,26
𝑆2 = = 115,13
420
𝑆= 115,13 = 10,72
L0 = 0,13791
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
94
- Kelas control
No.
Xi Zi F(Zi) S(Zi) │F(Zi) - S(Zi)│
Resp
Diketahui :
∑Xi = -632,19 n = 21
𝑋𝑖 −632,19
𝑋 = = = −30,10
𝑛 21
2
𝑛 𝑋2 − 𝑋 2
21 20424,01 − −632,19 2
𝑆 = =
𝑛 (𝑛 − 1) 21 (21 − 1)
428904,21 − (399664,1961)
𝑆2 =
21 (21 − 1)
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
95
29240,01
𝑆2 = = 69,62
420
𝑆= 69,62 = 8,34
L0 = 0,128043
2. Uji Homogenitas
Pada lampiran 13 uji normalitas diperoleh skor hasil belajar kedua kelompok adalah
sebagai berikut :
Diketahui ∶ N1 = 21; S1 = 6,74; S12 = 45,42; X1 = 76,87
Diketahui ∶ N2 = 21; S2 = 6,62; S22 = 43,87; X2 = 68,54
𝑆 2 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 45,42
F0 = 2 = = 1,04
𝑆 𝐾𝑒𝑐𝑖𝑙 43,87
Dapat disimpulkajn bahwa F0(hitung) = 1,04 < Ftabel = 2,94 dengan kriteria H0
diterima dan criteria pengujian adalah homogeny
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
96
Pada lampiran 13 uji normalitas diperoleh skor hasil belajar kedua kelompok adalah
sebagai berikut :
Diketahui ∶ N1 = 21; S1 = 10,73; S12 = 115,13; X1 = −29,08
Diketahui ∶ N2 = 21; S2 = 8,34; S22 = 69,62; X2 = −30,10
𝑆 2 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 155,13
F0 = 2 = = 1,65
𝑆 𝐾𝑒𝑐𝑖𝑙 69,62
Dapat disimpulkajn bahwa F0(hitung) = 1,65 < Ftabel = 2,94 dengan kriteria H0
diterima.
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
97
Perhitungan Uji-t untuk perbedaan hasil belajar anatara siswa yang diajar
dengan menggunakan macromedia flash kelas eksperimen (X) dengan yang tanpa
menggunakan macromedia flash kelas kontrol(Y).
Diketahui :
X 1614,27
X= = = 76,87 NX = 21
NX 21
NX X2 − X 2
21 124996,9 − 1614,27 2
SX2 = =
NX (NX − 1) 21(21 − 1)
2624934,9 − (2605867,633)
SX2 =
21( 21 − 1)
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
98
19067,27
SX2 = = 45,40
420
SX = 45,40 = 6,74
Diketahui :
Y 1439,3
Y= = = 68,54 NY = 21
NY 21
NY Y2 − Y 2
21 99606,55 − 1439,3 2
SY2 = =
NY (NY − 1) 21(21 − 1)
(2091736,5) − (2071584,49)
SY2 =
21( 21 − 1)
20152,01
SY2 = = 47,98
420
SY = 47,98 = 6,93
Uji-t
X− Y
t=
𝑁𝑋 − 1 𝑆𝑋2 + 𝑁𝑌 − 1 𝑆𝑌2 1 1
𝑁𝑋 + 𝑁𝑌 − 2 𝑁𝑋 + 𝑁𝑌
76,87 – 68,54
t=
21 − 1 45,40 + 21 − 1 47,98 1 1
+
21 + 21 − 2 21 21
76,87 – 68,54
t=
908 + 959,6
0,048 + 0,048
40
8,33
t=
1867,6
0,048 + 0,048
40
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
99
8,33
t=
(46,69) 0,096
8,33
t=
4,48
8,33
𝑡= = 3,93
2.12
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡 0,995 20
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,84
Dari hasil perhitungan diatas diketahui pada ttabel = 2,84 untuk taraf
signifikan 0,01 dengan dk = 40 ternyata thitung > ttabel maka hipotesis nol di tolak.
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
100
Perhitungan Uji-t untuk perbedaan hasil belajar anatara siswa yang diajar
dengan menggunakan macromedia flash kelas eksperimen (X) dengan yang tanpa
menggunakan macromedia flash kelas control (Y).
Diketahui :
X 992,84
X= = = 47,28 NX = 21
NX 21
NX X2 − X 2
21 49156,69 − 992,84 2
SX2 = =
NX (NX − 1) 21(21 − 1)
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
101
1032290.42 − (985731,27)
S2X =
21( 21 − 1)
46559,15
S2X = = 110,86
420
SX = 110,86 = 10,52
Diketahui :
Y 807,11
Y= = = 38,43 NY = 21
NY 21
NY Y2 − Y 2
21 31808.89 − 807,11 2
S2Y = =
NY (NY − 1) 21(21 − 1)
(667986,69) − (651426,55)
S2Y =
21( 21 − 1)
16560,14
S2Y = = 39,43
420
SY = 39,43 = 6,28
Uji-t
X− Y
t=
𝑁𝑋 − 1 𝑆𝑋2 + 𝑁𝑌 − 1 𝑆𝑌2 1 1
+
𝑁𝑋 + 𝑁𝑌 − 2 𝑁𝑋 𝑁𝑌
47,28 – (38,43)
t=
21 − 1 110,86 + 21 − 1 39,43 1 1
21 + 21 − 2 21 + 21
47,28 – (38,43)
t=
2217,2 + 788,6
0,048 + 0,048
40
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
102
8,85
t=
3005,8
0,096
40
8,85
t=
(75,15) 0,096
8,85
t= 𝑡 = 3,29
7,21
Dari hasil perhitungan diatas diketahui pada ttabel = 2,84 untuk taraf
signifikan 0,01 dengan dk= 40 ternyata thitung > ttabel maka hipotesis nol di tolak.
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
103
Lampiran 13
(Kelas Eksperimen)
Kelas/Semester : XI/II
IV. INDIKATOR
Menjelaskan perbedaan antara larutan, koloid dan suspense
Mengelompokan jenis koloid berdasarkan pase terdispersi dan medium
pendispersi
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai :
Mampu menjelaskan perbedaan antara larutan, koloid dan suspense
berdasarkan tampilan animasi macromedia flash
Mampu mengelompokan jenis koloid berdasarkan pase terdispersi dan
medium pendispersi bedasarkan tampilan animnasi macromedia flash
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
104
MATERI POKOK
SITEM KOLOID
Sistem Dispersi
a. Suspensi
b. Larutan
c. Koloid
I. Tatap muka
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
105
b. Sumber belajar :
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
106
V. PENILAIAN
a. Penilaian Proses : Penilaian pada saat proses belajar mengajar
Mengetahui,
Mengetahui,
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
107
(Kelas Eksperimen)
IV. INDIKATOR
Mendiskripsikan sifat-sifat koloid dengan menggunakan macromedia
flash (effek Tyndall, gerak brown, dialysis, elektroforosis, kestabilan
koloid)
menjelaskan proses penjernihan air dan kaitannya dengan sifat koloid
melalui macromedia flash
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa diharapkan mampu :
Untuk mendiskripsikan sifat-sifat koloid dengan menggunakan
macromedia flash (effek Tyndall, gerak brown, dialysis, elektroforosis,
kestabilan koloid)
Untuk menjelaskan proses penjernihan air dan kaitannya dengan sifat
koloid melalui macromedia flash
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
108
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
109
b. Sumber belajar :
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
110
IX. PENILAIAN
a. Penilaian Proses : Penilaian pada saat proses belajar mengajar
Mengetahui,
Mengetahui,
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
111
(Kelas Eksperimen)
IV. INDIKATOR
Mendeskripsikan cara pembuatan koloid dengan sederhana
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa diharapkan :
Mampu mendeskripsikan dan menjelaskan cara pembuatan koloid setelah
mengamati dari tampilan animasi makromedia flash
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
112
I. Tatap muka
Langka
h- Aktifitas guru Aktifitas siswa waktu
langkah
S k r i p s i J u r u s a n P e n d i d i k a n K I M I A O l e h M u s r i n S a l i l a
113
b. Sumber belajar :
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a
114
IX. PENILAIAN
a. Penilaian Proses : Penilaian pada saat proses belajar mengajar
Mengetahui,
Mengetahui,
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a
115
Lampiran 14
(Kelas Kontrol)
Kelas/Semester : XI/II
X. KOMPETENSI DASAR
5.1. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya
XI. INDIKATOR
Menjelaskan perbedaan antara larutan, koloid dan suspense
Mengelompokan jenis koloid berdasarkan pase terdispersi dan medium
pendispersi
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a
116
Sistem Dispersi
d. Suspensi
e. Larutan
f. Koloid
I. Tatap muka
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a
117
b. Sumber belajar :
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a
118
VIII. PENILAIAN
a. Penilaian Proses : Penilaian pada saat proses belajar mengajar
Mengetahui,
Mengetahui,
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a
119
(Kelas Kontrol)
XIII. INDIKATOR
Mendiskripsikan sifat-sifat koloid tanpa menggunakan macromedia flash
(effek Tyndall, gerak brown, dialysis, elektroforosis, kestabilan koloid)
menjelaskan proses penjernihan air dan kaitannya dengan sifat koloid
tanpa menggunakan macromedia flash
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a
120
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a
121
- Sifat-sifat koloid
e. Efek tyndall
f. Gerak brown
g. Adsorpsi
h. Koagulasi
- Kestabilan koloid
c. Stabilisator koloid
d. Proses dialisis
- Koloid liofil dan koloid liofod
d. Koloid liofil
e. Koloid liofob
f. Pemanfaatan sifat-sifat iofil dan lofob
MODEL PEMBELAJARAN
Ceramah Interaktif
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a
122
difahami.
- Diberikan kesempatan
kepada siswa yang lain
untuk menjawab - Siswa yang lain menjawab
pertanyaan yang di pertanyaan yang
sampaikan oleh disampaikan temannya.
temannya.
- Jika belum puas dengan
- Siswa memperhatikan
jawaban yang diberikan
jawaban yang ditambahkan
siswa, guru
oleh guru
menambahkan dan
meluruskan jawaban
yang dianggap masih
keliru.
- Memberikan quis pad
asiswa - Siswa menjawab quis
- Menyuruh siswa untuk - Siswa menyimpulkan materi
menyimpulkan materi
Penutup - Memberikan tugas
mandiri
12 menit
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a
123
b. Sumber belajar :
XVII. PENILAIAN
a. Penilaian Proses : Penilaian pada saat proses belajar mengajar
Mengetahui,
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a
124
Mengetahui,
(Kelas Kontrol)
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a
125
XIII. INDIKATOR
Mendeskripsikan cara pembuatan koloid dengan sederhana
Cara kondensasi
Pendinginan
Penggantian pelarut
Pengembunan
Cara dispersi
Dispersi mekanik
Peptisasi
Busur bredig
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a
126
V. Tugas Terstruktur
Mengerjakan latihan soal cara pembuatan koloid
b. Sumber belajar :
XVIII. PENILAIAN
a. Penilaian Proses : Penilaian pada saat proses belajar mengajar
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a
127
Mengetahui,
Mengetahui,
R P P K e l a s X I I P A S M A N e g e r i 1 T a p a